MAKALAH
Di Buat Oleh :
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas kasih-Nya bagi penulis sehingga
makalah ini dapat dikerjakan dalam perlindungan dan hikmat-Nya. Penulisan makalah ini
tentu tidak terlepas dari kekurangan penulis dan oleh karena itu Penulis berharap agar
pembaca dapat memberikan saran yang membangun demi mencapai kesempurnaan dari
maksud penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat dijadikan sebagai landasan
umat Tuhan dalam memahami tentang makna teologi Himne Gereja Kristen Protestan Injili
Indonesia (GKPII).
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
juga dalam seluruh kehidupan iman Kristen. Karena saat bernyanyi berarti jemaat juga
menyatakan dengan iman setiap lirik yang diucapkan, sehingga lewat nyanyian jemaat
merasakan kehadiran Allah dalam nyanyian. Dari sudut ilmu musik, nyanyian jemaat
digolongkan sebagai community singing yaitu, nyanyian bersama yang dapat dilakukan
secara massal. Sifat maupun tujuan nyanyian jemaat dalam hal ini Himne adalah
menyatukan seluruh pengakuan iman umat secara oukumenis dalam suatu persekutuan.
Isi nyanyian yang terutama bukan perasaan hati, tetapi kekudusan dan ketulusan pribadi
dalam mengakui dan menerima pengasihan Allah atas perbuatan-Nya yang besar
Seperti bangsa Israel yang menjadikan musik sebagai gaya hidup mereka yang
dimulai dari saat keluar dari Mesir, dalam perjalanan mereka yang jatuh-bangun
permainan musik. Mereka memainkan musik dalam peperangan (Kel.15), pada waktu
peletakan dasar bait suci (Ezra 3:8-13), dan pada waktu memberontak terhadap Allah
pun bangsa Israel bernanyi; menari; dan bermain musik (Kel. 32:17-18). Secara khusus
dari kacamata rohani, musik dapat memberikan dampak yang hebat dalam kehidupan
seseorang. Alkitab banyak memberikan contoh bahwa musik memiliki kekuatan dan
pengaruh yang besar dalam kehidupan umat manusia. Dengan musik, Daud
menyembuhkan raja Saul dari sakit gila yang disebabkan oleh roh jahat (1 Samuel
16:14-23), dengan musik Yosua dan bangsa Israel dapat menghancurkan tembok
1
Yerikho (Yosua 6:1-27) dan dengan nyanyian dan musik Paulus dan Silas dapat
Demikian juga Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia yang terus berupaya
untuk memuliakan Tuhan lewat pujian yang diciptakan sebagai jalan kesaksian
umat terhadap kemahakuasaan Allah dalam pribadi Yesus Kristus. Oleh karena itu
penulis merasa penting untuk menuliskan tentang makna Teologi lagu Himne
Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia, agar pembaca dapat dengan jelas
memahami dan mengetahui arti yang lebih dalam tentang kesaksian yang
terkandung dalam lagu Himne GKPII dengan berpatokan pada lirik asli dari lagu
tersebut.
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memahami makna
teologi dari lagu Himne Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia (GKPII)
- Makalah ini dapat dijadikan sebagai suatu refleksi bagi jemaat menghadapi dunia
- Makalah ini juga dapat menjadi pedoman umat dalam memahami akan bukti kasih
2
BAB II
PEMBAHASAN
Himne atau gita puja, yang disebut pula madah atau puji-pujian oleh umat
Krsiten, adalah nyanyian yang dikarang khusus untuk digunakan dalam nyanyian ini
lazimnya ditujukan kepada sesembahan. Kata “Himne” diserap dari bahasa Yunani
Hymnos “gita puja”, yang berasal dari akar kata Proto-Indo-Eropa “menyanyi dan
berkerabat dengan kata Hitit ishamai “ia menyanyi” dan Sansekerta saman “nyanyian”.
“HIMNE GKPII”
3
Pada lagu Himne GKPII Ayat pertama ini, dapat dimaknai sebagai suatu
penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan sebagai Allah yang menciptakan manusia.
Oleh sebab itu hidup ini sesungguhnya akan lebih berdampak positif bagi orang
disekitar kita bahkan dunia ini ketika kita mau diproses oleh-Nya. Kesaksian Paulus
dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menyatakan bahwa ia manusia biasa. Penuh
kelemahan menghadapi berbagai aniaya dan kesulitan dalam pelayanan, tetapi justru
karena itulah sesungguhnya merupakan kehormatan yang luar biasa. Jika ia dipakai
memberikan analogi bahwa ia hanyalah tanah liat, sedangkan Allah adalah sang
penjunan yang mengerjakan semua hal yang telah dilakukannya. Kesaksian ini dapat
dijumpai dalam 2 Korintus 4:1-10 dan secara khusus dalam 2 Korintus 4:7 “Tetapi
harta ini kami punya dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang
Pada ayat kedua ini memiliki makna yang berkesinambungan dengan ayat
pertama, karena ketika diproses oleh Tuhan maka tentu manusia tidak akan terlepas dari
kasih Allah yang sungguh amat nyata dalam kehidupannya. Dengan kasih itulah Allah
beringkarnasi menjadi manusia (Yahanes 1:14) “Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaram” dan pada akhirnya kasih itu menjadi
landasan umat manusia yang percaya kepada-Nya dalam mengaplikasikan karya Tuhan
Yesus Kristus sebagai Allah yang memimpin dan menyucikan setiap umat-Nya dalam
4
mempersiapkan mereka yang percaya kepada-Nya untuk ada bersama dengan-Nya
dalam sorga yang baka (Yohanes 14:3b) “Aku akan datang kembali dan membawa
kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”
Pada lagu Himne ayat ketiga ini tidak terlepas dari makna lagu ayat-ayat
sebelumnya. Pada lagu Himne ayat ketiga ini dapat dimaknai sebagai suatu komitmen
sebagai anak-anak Tuhan yang mau menyerahkan hidupnya untuk melayani bukan
untuk dilayani. Pengabdian yang dilakukan oleh anak Tuhan tentu ini dinyatakan lewat
kesaksian hidup sehiari-hari. Amanat menjadi saksi Kristus bukan saja baru hari ini
tetapi sudah sejak dahulu kala Yesus berpesan kepada para murid-Nya (Kisah Para
Rasul 1:8) “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu dan
kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi. Selain itu Yesus juga menyampaikan suatu amanat bagi para
murid dalam Matius, 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Berdasarkan
hal inilah maka sebagai murid Tuhan, menjadi saksi adalah tugas pokok yang harus
dilakukan sambil menanti kedatangan Tuhan pada kali yang kedua. Hal bersaksi ini
sesungguhnya harus dimulai dari diri kita sendiri dengan tetap mempertahankan
identitas kita sebagai orang Kristen yang telah merdeka sehingga ketika orang melihat
5
BAB III
PENUTUP
1.8. Kesimpulan
Lagu Himne Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia (GKPII) memiliki makna
teologi yang saling melengkapi dari ayat pertama hingga ayatnya yang ketiga. Pada
masing-masing ayat memiliki makna teologi yang jika dipahami betul oleh umat dengan
saksama maka keseluruhan maksud dari hidup bergereja telah disaksikan dalam pujian
tersebut. Hidup yang mau diproses oleh Tuhan dalam dekapan kasih-Nya yang nyata
akan membawa kita menuju kepada suatu kesaksian iman yang dapat mempengaruhi
orang lain untuk datang pada Yesus Kristus, Anak Allah yang hidup.
1.9. Saran
Melalui penulisan makalah ini, penulis memberikan saran kepada Umat Tuhan
dalam lingkup Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia (GKPII) untuk mempertahankan
jati diri kita sebagai Gereja yang menginjili lewat kesaksian hidup kita sehari-hari, agar
pada saatnya nanti ketika Yesus datang, Ia masih menemukan Iman di dunia ini.
6
DAFTAR PUSTAKA
Michael Collins dan Matthew A. Price, The Story Of Christianity: Menelusuri Jejak
Kehidupan Beribadah dan Bergereja yang Kontekstual. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2007.
Vido Fransisco Pardede, “Kekuatan dan Pengaruh Musik,” diakses Pada 24 Desember
2021, http://majalahpraise.com/kekuatan-dan-pengaruh-musik-769.html