Anda di halaman 1dari 10

MAKNA TEOLOGI LAGU HIMNE

GEREJA KRISTEN PROTESTAN INJILI INDONESIA (GKPII)

MAKALAH

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Menjadi Seorang Pelayan Firman

Di Buat Oleh :

Jerson. Manufuri, S.Ag

Saumlaki, 12 Januari 2022


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas kasih-Nya bagi penulis sehingga

makalah ini dapat dikerjakan dalam perlindungan dan hikmat-Nya. Penulisan makalah ini

tentu tidak terlepas dari kekurangan penulis dan oleh karena itu Penulis berharap agar

pembaca dapat memberikan saran yang membangun demi mencapai kesempurnaan dari

maksud penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat dijadikan sebagai landasan

umat Tuhan dalam memahami tentang makna teologi Himne Gereja Kristen Protestan Injili

Indonesia (GKPII).

Saumlaki, 12 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………. 1

1.2. Tujuan Penulisan …………………………………………………………. 2

1.3. Manfaat Penulisan …………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………. 3

1.4. Pengertian Himne …………………………………………………………. 3

1.5. Makna Teologi Himne GKPII Pada Ayat Pertama …………………………... 3

1.6. Makna Teologi Himne GKPII Pada Ayat Kedua ………………………….. 4

1.7. Makna Teologi Himne GKPII Pada Ayat Ketiga ………………………….. 5

BAB III PENUTUP ………………………………………………………..... 6

1.8. Kesimpulan ………………………………………………………..... 6

1.9. Saran ………………………………………………………..... 6

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nyanyian adalah bagian yang amat penting bukan saja dalam ibadah, melainkan

juga dalam seluruh kehidupan iman Kristen. Karena saat bernyanyi berarti jemaat juga

menyatakan dengan iman setiap lirik yang diucapkan, sehingga lewat nyanyian jemaat

merasakan kehadiran Allah dalam nyanyian. Dari sudut ilmu musik, nyanyian jemaat

digolongkan sebagai community singing yaitu, nyanyian bersama yang dapat dilakukan

secara massal. Sifat maupun tujuan nyanyian jemaat dalam hal ini Himne adalah

menyatukan seluruh pengakuan iman umat secara oukumenis dalam suatu persekutuan.

Isi nyanyian yang terutama bukan perasaan hati, tetapi kekudusan dan ketulusan pribadi

dalam mengakui dan menerima pengasihan Allah atas perbuatan-Nya yang besar

terhadap dunia ciptaan-Nya dan Gereja.

Seperti bangsa Israel yang menjadikan musik sebagai gaya hidup mereka yang

dimulai dari saat keluar dari Mesir, dalam perjalanan mereka yang jatuh-bangun

mereka selalu mengungkapkan perasaan mereka melalui musik: nyanyian, tarian,

permainan musik. Mereka memainkan musik dalam peperangan (Kel.15), pada waktu

peletakan dasar bait suci (Ezra 3:8-13), dan pada waktu memberontak terhadap Allah

pun bangsa Israel bernanyi; menari; dan bermain musik (Kel. 32:17-18). Secara khusus

dari kacamata rohani, musik dapat memberikan dampak yang hebat dalam kehidupan

seseorang. Alkitab banyak memberikan contoh bahwa musik memiliki kekuatan dan

pengaruh yang besar dalam kehidupan umat manusia. Dengan musik, Daud

menyembuhkan raja Saul dari sakit gila yang disebabkan oleh roh jahat (1 Samuel

16:14-23), dengan musik Yosua dan bangsa Israel dapat menghancurkan tembok

1
Yerikho (Yosua 6:1-27) dan dengan nyanyian dan musik Paulus dan Silas dapat

terbebas dari penjara dengan cara yang ajaib (Kis 16:19-40).

Demikian juga Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia yang terus berupaya

untuk memuliakan Tuhan lewat pujian yang diciptakan sebagai jalan kesaksian

umat terhadap kemahakuasaan Allah dalam pribadi Yesus Kristus. Oleh karena itu

penulis merasa penting untuk menuliskan tentang makna Teologi lagu Himne

Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia, agar pembaca dapat dengan jelas

memahami dan mengetahui arti yang lebih dalam tentang kesaksian yang

terkandung dalam lagu Himne GKPII dengan berpatokan pada lirik asli dari lagu

tersebut.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memahami makna

teologi dari lagu Himne Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia (GKPII)

1.3. Manfaat Penulisan

Penulisan Makalah ini, memiliki manfaat yang terdiri dari :

- Makalah ini dapat dijadikan sebagai suatu refleksi bagi jemaat menghadapi dunia

yang penuh dengan jebakan iblis.

- Makalah ini juga dapat menjadi pedoman umat dalam memahami akan bukti kasih

Allah lewat suatu kesaksian Gereja terhadap kehendak bebas-Nya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.4. Pengertian Himne

Himne atau gita puja, yang disebut pula madah atau puji-pujian oleh umat

Krsiten, adalah nyanyian yang dikarang khusus untuk digunakan dalam nyanyian ini

lazimnya ditujukan kepada sesembahan. Kata “Himne” diserap dari bahasa Yunani

Hymnos “gita puja”, yang berasal dari akar kata Proto-Indo-Eropa “menyanyi dan

berkerabat dengan kata Hitit ishamai “ia menyanyi” dan Sansekerta saman “nyanyian”.

“HIMNE GKPII”

1.5. Makna Teologi Himne GKPII Pada Ayat Pertama

“Kehendak Tuhan laksanakan, ku tanah liat kau penjunan

Jadikan Aku sesuka-Mu, aku menunggu dikaki-Mu”

3
Pada lagu Himne GKPII Ayat pertama ini, dapat dimaknai sebagai suatu

penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan sebagai Allah yang menciptakan manusia.

Oleh sebab itu hidup ini sesungguhnya akan lebih berdampak positif bagi orang

disekitar kita bahkan dunia ini ketika kita mau diproses oleh-Nya. Kesaksian Paulus

dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menyatakan bahwa ia manusia biasa. Penuh

kelemahan menghadapi berbagai aniaya dan kesulitan dalam pelayanan, tetapi justru

karena itulah sesungguhnya merupakan kehormatan yang luar biasa. Jika ia dipakai

Allah untuk menyatakan rahasia besar tentang keselamatan di dalam Kristus. Ia

memberikan analogi bahwa ia hanyalah tanah liat, sedangkan Allah adalah sang

penjunan yang mengerjakan semua hal yang telah dilakukannya. Kesaksian ini dapat

dijumpai dalam 2 Korintus 4:1-10 dan secara khusus dalam 2 Korintus 4:7 “Tetapi

harta ini kami punya dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang

melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.”

1.6. Makna Teologi Himne GKPII Pada Ayat Kedua

“Kasih-Mu saja memimpinku, sepanjang hari hidupku

Bawalah Aku t’rus sorga-Mu, sucikan aku oh Tuhanku”

Pada ayat kedua ini memiliki makna yang berkesinambungan dengan ayat

pertama, karena ketika diproses oleh Tuhan maka tentu manusia tidak akan terlepas dari

kasih Allah yang sungguh amat nyata dalam kehidupannya. Dengan kasih itulah Allah

beringkarnasi menjadi manusia (Yahanes 1:14) “Firman itu telah menjadi manusia,

dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal

Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaram” dan pada akhirnya kasih itu menjadi

landasan umat manusia yang percaya kepada-Nya dalam mengaplikasikan karya Tuhan

Yesus Kristus sebagai Allah yang memimpin dan menyucikan setiap umat-Nya dalam

4
mempersiapkan mereka yang percaya kepada-Nya untuk ada bersama dengan-Nya

dalam sorga yang baka (Yohanes 14:3b) “Aku akan datang kembali dan membawa

kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

1.7. Makna Teologi Himne GKPII Pada Ayat Ketiga

“Aku mengabdi bagi-Mu Hu, menjadi saksi nan setia

B’ritakan cinta kasih-Mu t’rus, sambil menanti Tuhan datang”

Pada lagu Himne ayat ketiga ini tidak terlepas dari makna lagu ayat-ayat

sebelumnya. Pada lagu Himne ayat ketiga ini dapat dimaknai sebagai suatu komitmen

sebagai anak-anak Tuhan yang mau menyerahkan hidupnya untuk melayani bukan

untuk dilayani. Pengabdian yang dilakukan oleh anak Tuhan tentu ini dinyatakan lewat

kesaksian hidup sehiari-hari. Amanat menjadi saksi Kristus bukan saja baru hari ini

tetapi sudah sejak dahulu kala Yesus berpesan kepada para murid-Nya (Kisah Para

Rasul 1:8) “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu dan

kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan

sampai ke ujung bumi. Selain itu Yesus juga menyampaikan suatu amanat bagi para

murid dalam Matius, 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-

Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah

mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepapadamu. Dan

ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Berdasarkan

hal inilah maka sebagai murid Tuhan, menjadi saksi adalah tugas pokok yang harus

dilakukan sambil menanti kedatangan Tuhan pada kali yang kedua. Hal bersaksi ini

sesungguhnya harus dimulai dari diri kita sendiri dengan tetap mempertahankan

identitas kita sebagai orang Kristen yang telah merdeka sehingga ketika orang melihat

kita, orang melihat Kristus hidup dalam kita.

5
BAB III
PENUTUP

1.8. Kesimpulan
Lagu Himne Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia (GKPII) memiliki makna

teologi yang saling melengkapi dari ayat pertama hingga ayatnya yang ketiga. Pada

masing-masing ayat memiliki makna teologi yang jika dipahami betul oleh umat dengan

saksama maka keseluruhan maksud dari hidup bergereja telah disaksikan dalam pujian

tersebut. Hidup yang mau diproses oleh Tuhan dalam dekapan kasih-Nya yang nyata

akan membawa kita menuju kepada suatu kesaksian iman yang dapat mempengaruhi

orang lain untuk datang pada Yesus Kristus, Anak Allah yang hidup.

1.9. Saran
Melalui penulisan makalah ini, penulis memberikan saran kepada Umat Tuhan

dalam lingkup Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia (GKPII) untuk mempertahankan

jati diri kita sebagai Gereja yang menginjili lewat kesaksian hidup kita sehari-hari, agar

pada saatnya nanti ketika Yesus datang, Ia masih menemukan Iman di dunia ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Michael Collins dan Matthew A. Price, The Story Of Christianity: Menelusuri Jejak

Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius, 1999, 19.

Darmaputra, Eka. Menyembah Dalam Roh dan Kebenaran: Khotbah-Khotbah Tentang

Kehidupan Beribadah dan Bergereja yang Kontekstual. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2007.

Vido Fransisco Pardede, “Kekuatan dan Pengaruh Musik,” diakses Pada 24 Desember

2021, http://majalahpraise.com/kekuatan-dan-pengaruh-musik-769.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Himne diakses Pada 24 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai