Anda di halaman 1dari 8

28 Master Bahasa Vol. 5 No.

1; Januari 2017:28−35

ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI SYAIR TARI RABBANI WAHID

oleh
Nia Azharina*
Ramli**

ABSTRAK

Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah struktur dan fungsi syair Tari Rabbani Wa-
hid? Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini
adalah buku yang ditulis oleh Aslam Nur, dkk. berjudul Rabbani Wahid Bentuk Seni Islam Di
Aceh. Teknik pengumpulan data adalah kajian pustaka dengan cara membaca dan mema-
hami teks syair Rabbani Wahid untuk menemukan struktur dan fungsi yang terdapat dalam
teks tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik anali-
sis kualitatif dengan cara mendeskripsikan data sesuai dengan masalah penelitian. Syair
Rabbani Wahid dibentuk oleh struktur fisik dan batin. Struktur fisik meliputi penggunaan
diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, dan rima dan ritma. Selain itu, struktur
batin meliputi tema, perasaan, nada dan suasana, dan amanat. Di samping itu, Syair Rab-
bani Wahid berfungsi meliputi informasional, ekspresif, estetis, dan edukatif.

Kata kunci: Struktur Syair, Fungsi Syair, Syair Tari Rabbani Wahid.

ABSTRACT

The problem of this research is how the structure and function of the dance poetry Rab-
bani Wahid? The method used is a qualitative descriptive method. The data source of this
research is the book written by Aslam Nur, et.al. entitled Rabbani Wahid the Art Forms of
Islam in Aceh. The data collection technique used is literature review by reading and under-
standing the text of the poetry Rabbani Wahid to find the structure and function contained in
the text. The data analys technique used in this study is a qualitative technique by describing
the data according to the research problem. Poetry Rabbani Wahid is formed by the physical
and mental structures. The physical structure includes the use of diction, imaginary, con-
crete words, figurative language, and diversification. In addition, the inner structure includes
themes, mood, tone and atmosphere, and the mandate. In addition, the poetry Rabbani Wa-
hid also serves informational, expressive, aesthetic, and educational function.

Keywords: Poetry Structure, Poetry Function, Dance Poetry Rabbani Wahid.


*Mahasiswa MPBSI PPs Unsyiah
**Dosen Tetap pada Prodi PBSI FKIP Unsyiah
Analisis Struktur Dan... (Nia Azharina dan Ramli) 29

Pendahuluan tian ini adalah bagaimanakah struktur dan


Penelitian ini dilakukan pada salah satu kha- fungsi teks Syair Rabbani Wahid?
sanah kebudayaan Aceh, yaitu syair. Di se-
tiap daerah di Aceh, hidup syair, baik dalam Kajian Pustaka
bahasa Aceh maupun dalam bahasa daerah Syair adalah salah satu bentuk folklor yang
lainnya. Syair Rabbani Wahid adalah syair ada di Indonesia. Syair tergolong ke dalam
yang berasal dari pesisir Aceh yang dikem- folklor lisan. Folklor lisan adalah folklor
bangkan pada tahun 1989 oleh T.M. Daud yang bentuknya memang murni lisan. Sela-
Gade di Kampong Sangso, Samalanga, Ka- in itu, menurut Damayanti (2013:102) syair
bupaten Bireun (Nur, dkk., 2012:50). Tarian adalah salah satu bentuk puisi lama. Syair
tersebut baru menonjol ke masyarakat luas berasal dari Persia dan dibawa masuk ke
sejak era 1990-2000-an. Nusantara bersama dengan masuknya Is-
Syair adalah salah satu jenis puisi lama lam ke Indonesia. Selanjutnya, Di samping
yang berasal dari Arab dan telah dibawa ma- itu, syair memiliki beberapa ciri-ciri
suk ke Nusantara bersama-sama dengan ke- (1) setiap baris terdiri dari empat baris,
datangan Islam. Syair dalam kesusastraan (2) setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata,
Melayu merujuk pada pengertian puisi se- (3) biasanya bersajak a-a-a-a,
cara umum. Akan tetapi, dalam perkemban- (4) semua baris merupakan isi, dan
gannya syair tersebut mengalami perubahan (5) bahasanya biasanya kiasan (Damayan-
dan modifikasi sehingga menjadi khas Me- ti, 2013:102).
layu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra
di negeri Arab. Di Aceh, syair didefinisikan Di Aceh, syair didefinisikan sama den-
sama dengan definisi syair pada umumnya. gan definisi syair pada umumnya. Namun,
Syair yang berkembang di Aceh memiliki ci- banyak syair yang berkembang di Aceh ti-
ri-ciri meliputi bersajak a-a-a-a dan mem- dak semuanya memenuhi ciri-ciri syair di
punyai 8-12 suku kata dalam satu baris. antaranya bersajak a-a-a-a dan mempunyai
Syair Rabbani Wahid sangat menarik 8-12 suku kata dalam satu baris. Walaupun
diteliti karena isi syair tersebut banyak men- demikian, syair itu tetap dinamakan sebagai
gandung puji-pujian terhadap Allah dan Ra- syair, seperti Syair Rabbani Wahid. Penama-
sulullah, dan nasihat-nasihat serta cerita-ce- an sebagai syair dikarenakan cara penya-
rita yang semuanya bertujuan untuk men- jiannya dalam bentuk nyanyian dan
dekatkan diri kepada Allah swt. yang sangat mengandung nilai serta pesan moral di da-
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. lamnya. Di samping itu, kedudukannya da-
Tarian ini juga merupakan salah satu usaha lam masyarakat sudah dijadikan sebagai
masyarakat Aceh dalam mempertahankan salah satu karya sastra lisan yang kemu-
budaya Aceh yang diceritakan dalam syair dian dibukukan. Dengan begitu, Syair
tersebut dengan dimodifikasikan dengan ta- Rabbani Wahid merupakan syair yang sama
rian. Dengan adanya Syair Rabbani Wahid dengan syair pada umumnya. Namun, syair
ini, generasi penerus akan selalu mengenal Rabbani Wahid juga sering disebut sebagai
budaya dan bahasa Aceh melalui syairnya. syair meugrob karena Rabbani Wahid me-
Kajian tentang Syair Rabbani Wahid rupakan nama baru dari syair meugrob.
yang dilakukan oleh Nur, dkk. Pada tahun Adapun yang dimaksud dengan meugrob
2012 hanya berkenaan dengan analisis hu- adalah gerakan melompat-lompat yang dila-
bungan Syair Rabbani Wahid dengan se- kukan oleh sekelompok remaja atau orang
ni-seni Islam yang mengakar dan berkem- dewasa dengan saling bergandengan tangan
bang di Aceh. Nur,dkk. juga meneliti tentang sambil membaca ” Allahu” dan “La Illaha Il-
pengaruh nilai-nilai sufistik dalam tarian ter- lallah ” secara berulang sampai mencapai si-
sebut. Selain itu, Nur,dkk. juga meneliti ten- tuasi dan kondisi “puncak”.
tang makna-makna yang terkandung dalam Dari uraian di atas, konsep syair seca-
simbol-simbol gerak Syair Rabbani Wahid ra konkret adalah puisi lama yang berkem-
dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial bang dalam masyarakat berbentuk prosa
budaya masyarakat. Artinya, penelitian ter- dan terdiri atas empat baris yang setiap ba-
sebut masih terlalu umum. Sepengetahuan risnya terdiri atas delapan sampai sepuluh
penulis masih belum ada yang meneliti le- suku kata. Syair tidak terbagi atas sampiran
bih dalam tentang struktur dan fungsi Syair dan isi, tetapi semuanya merupakan isi dan
Rabbani Wahid tersebut. Berdasarkan bebe- umumnya beruntun karena dipakai me-
rapa hal itu maka rumusan masalah peneli- lukiskan cerita. Di Aceh, syair juga didefini-
30 Master Bahasa Vol. 5 No. 1; Januari 2017:28−35

sikan seperti definisi syair pada umumnya makna. Kata atau bahasanya bermakna
dan syair Rabbani Wahid sama dengan kias atau lambang (Waluyo, 1987: 83). Sela-
Syair Meugrob, tetapi dikatakan Syair Meu- in itu, Versifikasi (rima dan ritma) disebut
grob apabila syair itu sedang dinyanyikan juga dengan bunyi. Bunyi dalam puisi men-
dengan cara melompat-lompat. ghasilkan rima dan ritma. Pradopo (dalam
Syair dibentuk oleh struktur. Salah sa- Musfirah, 2012:21), menjelaskan bahwa da-
tunya adalah struktur fisik yang merupakan lam puisi bunyi bersifat estetik, merupakan
struktur yang terlihat dengan kasat mata. unsur puisi untuk mendapatkan keindahan
Menurut Waluyo (1987:72-97), struktur fisik dan tenaga ekspresif. Bunyi tidak hanya se-
meliputi diksi, kata konkret, pengimajian, bagai hiasan saja dalam puisi, tetapi juga di-
bahasa figuratif, Versifikasi (rima dan ritma) gunakan untuk memperdalam ucapan,
dan tipografi. Selain itu, menurut Aminudin menimbulkan rasa, bayangan angan yang
(2002:134), struktur fisik syair terdiri atas jelas, dan suasana yang khusus.
diksi, pengimajinasian/pencitraan, majas, Struktur batin adalah struktur yang
kata kongkret, ritma, dan tipografi. Jadi, ka- membangun sebuah puisi. Struktur batin
rena terdapat perbedaan unsur dari kedua disebut juga struktur makna atau makna
pendapat di atas, struktur fisik syair yang yang terkandung di dalam puisi yang tidak
akan dibahas dalam penelitian ini adalah dapat langsung dihayati. Waluyo (1987:106)
diksi, pengimajian/citraan, kata kongket, menyebutkan bahwa pembahasan tentang
bahasa figuratif, rima, dan ritma. hakikat puisi (struktur batin) ada empat un-
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang surnya, yakni: tema (sense), perasaan pe-
mengandung suatu gagasan dan memben- nyair (feeling), nada atau sikap penyair
tuk pengelompokan kata-kata yang dapat terhadap pembaca (tone), dan amanat (inten-
mengungkapkan suatu dalam situasi ter- tion).
tentu. Ada 3 unsur diksi yang akan diurai- Syair memiliki fungsinya tersendiri da-
kan, yaitu perbendaharaan kata, urutan lam penggunaannya dalam masyarakat. Me-
kata, dan daya sugesti. Siswanto (2008:114) nurut Harun (2006:92), fungsi puisi terbagi
mempertegas diksi adalah pemilihan ka- atas 5 fungsi, yaitu fungsi informasional, ek-
ta-kata yang dilakukan oleh penyair dalam spresif, direktif, estetif, dan edukatif.
puisinya.
Pradopo (2000:79) juga menge- Metode Penelitian
mukakan bahwa citraan ialah gambar-gam- Pendekatan struktural menjadi pendekatan
bar dalam pikiran dan bahasa yang dalam penelitian ini karena asumsi-asum-
menggambarkannya, sedang setiap gambar si dasar yang dijadikan pegangan dalam
pikiran disebut citra atau imaji (image). Pen- memandang suatu objek (Semi, 1993:63).
gimajinasian dalam syair dapat diartikan se- Metode dalam penelitian ini adalah metode
bagai diri penyair untuk menciptakan atau deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kua-
menimbulkan imaji dari para pembacanya, litatif bertujuan untuk menguraikan atau
sehingga pembaca tergugah untuk meng- menggambarkan objek penelitian dengan
gunakan mata hatinya. cara mendeskripsikan fakta-fakta yang ke-
Siswanto (2008:119) mengemukakan mudian disusul dengan analisis. Jenis pe-
bahwa kata konkret berhubungan erat den- nelitian ini adalah tinjauan pustaka. Sum-
gan imaji. Kata konkret adalah kata-kata ber data dalam penelitian ini adalah buku
yang ditangkap dengan indra. Kata konkret Rabbani Wahid Bentuk Seni Islam Di Aceh
akan memungkinkan imaji muncul. Jika karya Aslam Nur, dkk. Buku yang diterbit-
imaji pembaca merupakan akibat dari pen- kan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Ban-
gimajian yang diciptakan penyair, maka ka- da Aceh pada tahun 2012 ini terdiri atas 168
ta konkret ini merupakan syarat atau sebab halaman dan terbagi dalam 5 bab. Data da-
terjadinya pengimajian itu. Dengan kata lam penelitian ini adalah Syair Rabbani Wa-
yang diperkonkret, pembaca dapat mem- hid yang dikumpulkan oleh Aslam Nur, dkk.
bayangkan secara jelas peristiwa atau kea- Data itu masih berupa teks asli. Syair-syair
daan yang dilukiskan oleh penyair (Waluyo, yang dijadikan sebagai data itu meliputi (1)
1987:81). Saleum(salam), (2) Deungön Bismillah (den-
Bahasa figuratif ialah bahasa yang di- gan bismillah), (3) Hattahiyatôn (hattahya-
gunakan penyair untuk mengatakan sesua- tun), (4) Sulthan (sultan), (5) Shalatullah (sa-
tu dengan cara yang tidak biasa, yakni latullah), (6) Allah Rabbani (Allah Rabbani),
secara tidak langsung mengungkapkan (7) Din Awai Din (awal mula agama), (8) Af-
Analisis Struktur Dan... (Nia Azharina dan Ramli) 31

dalul Insan (Afdalul insan), (9)Hasan Tsumma digunakan dalam Syair Rabbani Wahid. As-
Husen (Hasan dengan Husen), (10) Syailellah salamualaikum (Assalamualaikum), saleum
(syailellah), dan (11) Allahu (Allahu). Teknik (salam), Alhamdulillah (alhamdulillah), Ilahi
pengumpulan data yang digunakan dalam (Ilahi), Allah (Allah), ranup lampuan (daun
penelitian ini adalah kajian pustaka. Teknik sirih dalam puan/cerana), jaroe ngӧn gaki
analisis data yang digunakan dalam peneli- (tangan dengan kaki), dan hatée bek ria (hati
tian ini adalah teknik analisis kualitatif den- jangan ria) adalah kata-kata yang dipilih un-
gan pendekatan struktural. tuk memberikan daya sugesti. Daya sugesti
yang ditimbulkan dapat menimbulkan mak-
Hasil Penelitian dan Pembahasan na dan tingkat perasaan serta suasana batin
Dalam hasil penelitian ini, Syair Rabbani yang berkaitan dengan latar belakang sosial
Wahid dianalisis struktur dan fungsi. Syair budaya penyair.
Rabbani Wahid itu meliputi (1) Saleum (sa- Citraan atau imaji terdapat dalam Syair
lam), (2) Deungön Bismillah (dengan bismil- Rabbani Wahid. Citraan yang ditemukan
lah), (3) Hattahiyatôn, (4) Sulthan (sultan), (5) berupa gambaran dalam pikiran atau gam-
Shalatullah (salat), (6) Allah Rabbani (Allah baran angan penyair. Citraan penglihatan
Rabbani), (7) Din Awa iDin (awal mula aga- adalah citraan yang ditimbulkan oleh inde-
ma), (8) Afdalul Insan (Afdalul Insan), (9) Ha- ra penglihatan (mata). Citraan ini digunakan
san Tsumma Husen (Hasan dengan Husen), oleh penyair dalam Syair Rabbani Wahid.
(10) Syailellah (syailellah), dan (11) Allahu (Al- Syair citraan penglihatan terlihat pada larik
lahu). Struktur yang akan dianalisis meliputi Citraan pendengaran hanya terdapat
struktur fisik (diksi, pengimajian, kata kon- pada Syair Rabbani Wahid. Dalam syair itu,
kret, bahasa figuratif, rima, dan ritma) dan citraan pendengaran terdapat pada larik ‘oh
struktur batin (tema, perasaan, nada dan lheueh lôn pujoe sidroe Ilahi (Setelah saya
suasana, dan amanat). Selain itu, dalam ha- puji sang Ilahi). Citraan pendengaran juga
sil penelitian ini, fungsi Syair Rabbani Wahid terdapat pada larik nyan yang phôn neukhe-
juga akan dianalisis. un (itu yang pertama dikatakan), dilèe lé Al-
Diksi dianalisis dengan melihat 3 un- lah (yang pertama Allah). Citraan gerak,
sur, yaitu perbendaharaan kata, urutan yaitu jaroe dua blah ateuh jeumala (dua tan-
kata, dan daya sugesti dari kata-kata. Per- gan di atas kepala). Gambaran tentang sesu-
bendaharaan kata menggunakan kata-ka- atu yang seolah-olah dapat bergerak, yaitu
ta yang berhubungan dengan religius. Kata jaroe (tangan) yang menyebabkan larik ini
yang digunakan itu meliputi Assalamualai- dikatakan sebagai citraan gerak. Citraan pe-
kum (assalamualaikum), saleum (salam), Al- rasaan terdapat dalam syair, yaitu Cut Laila
hamdulillah (Alhamdulillah), Ilahi (Ilahi), dan cuken beungèh keu raja (Cut Laila cantik
Allah (Allah). Perbendaharaan kata dalam marah kepada raja). Larik ini merupakan
diksi kaya dengan kata-kata yang dapat me- ungkapan perasaan penyair.
nyampaikan maksud penyair. Urutan kata Kata konkret berhubungan erat dengan
syair D1 sifatnya beku. Pada baris keem- imaji. Kata konkret adalah kata-kata yang
pat, urutan itu terlihat jelas bahwa urutan ditangkap dengan pancaindra. Pengguna-
kata yang telah disusun oleh penyair tidak an kata konkret jaroe tamumat tanda mulia
dapat ditukar-tukar dan itu berlaku untuk (tangan digenggam tanda mulia). Kata tamu-
semua kata dalam syair ini. Mulia waréh mat (digenggam) membangun imaji pembaca
ranup lampuan (mulia saudara sirih dalam pada sebuah keakraban ketika dua orang
puan/cerana) merupakan cuplikan urutan berjumpa. Kata ini sangat konkret dalam
kata yang sulit diubah posisi kata-katanya. syair ini. Di samping itu, kata konkret juga
Hal ini dikarenakan sifatnya beku. Selain digunakan pada kata tapujoe (dipuji). Kedua
itu, Syair Rabbani Wahid juga mengandung kata itu sangat tegas dan menimbulkan imaji
urutan kata, misalnya permulaan haqiqi, per- pada pembaca.
mulaan idhafi. Kedua frasa ini dapat diubah Bahasa figuratif yang ditemukan ber-
posisinya, tetapi karena sifatnya telah baku, macam-macam dalam Syair Rabbani Wahid.
maka sulit sekali ini ditukar letaknya. Selain Majas litotes adalah majas yang memisalkan
itu, neupeujeut langèt ka deungӧn bumoe (di- sesuatu yang baik menjadi kurang baik den-
jadikan langit dengan bumi) ini merupakan gan tujuan untuk merendahkan diri. Dalam
larik yang sudah terurut dengan sendiri- Syair Rabbani Wahid ditemukan majas lito-
nya karena kata-katanya bersifat antonim. tes, yaitu jaroe dua blah ateuh jeumala (dua
Daya sugesti muncul pada setiap kata yang belas tangan di atas kepala). Majas repetisi
32 Master Bahasa Vol. 5 No. 1; Januari 2017:28−35

juga ditemukan dalam syair itu, yaitu neupe- raja akan menikahi Cut Laila juga disampa-
ujeut langèt meutabu bintang (menjadikan ikan oleh penyair dalam syair ini.Keindahan
langit penuh dengan bintang’), neupeujeut surga yang digambarkan dalam syair D3,
awan bermacam warna (menjadikan awan yaitu Hattahiyatôn membangkitkan perasa-
bermacam warna’), neupeujeut laôet bakat an penyair sendiri terhadap keindahan sur-
meugulông (Menjadikan laut yang bergelom- ga itu sendiri. Hal ini dikarenakan perasaan
bang). Syair Rabbani Wahid juga mengguna- keindahan timbul ketika seseorang menga-
kan majas simile, yaitu ka tubôh nabi that mati sesuatu yang indah.
sangat indah seolah-olah buleuen purnama Dalam Syair Rabbani Wahid, nada yang
(Tubuhnya nabi yang begitu indah, bagaikan timbul, yaitu nada romantik. Hal ini dikare-
bulan purnama’ ). nakan syair Saleum (salam), Deungön Bismil-
Rima yang digunakan dalam Syair lah (dengan bismillah), Hattahiyatôn (hatta-
Rabbani Wahid ada beberapa rima. Rima ber- hiyaton), Sulthan (sultan), Shalatullah (salat),
dasarkan bunyi, yaitu rima sempurna, rima Allah Rabbani, Din Awai Din (awal mula aga-
tidak sempurna, rima aliterasi, rima asonan- ma), Afdalul Insan (afdalul insan), Hasan
si, dan rima disonansi. Rima berdasrakan tsumma Husen (Hasan dengan Husen), Syai-
letak kata dalam baris meliputi rima awal, lellah (Syailellah), dan Allahu (Allahu) men-
rima tengah, rima akhir, dan rima kembar. ggambarkan suasana hati yang tenang dan
Dalam Syair Rabbani Wahid, ritma juga menyenangkan. Tekanan suara agak tinggi
dapat ditemukan. Ritma yang terdapat da- dan diselangi oleh tekanan suara rendah dan
lam syair ini meliputi ritma berbuhu genap perlahan.
(4, 6, 8, 10, dan 12), rima berbuhu ganjil (5, Syair Rabbani Wahid mengandung
9, 7, dan 11). amanat. Amanat setiap syair berbeda-beda.
Terdapat dua jenis tema dalam Syair Syair D1 menyampaikan amanat untuk me-
Rabbani Wahid, yaitu tema ketuhanan dan rendahkan diri (tawadhu’). Sifat yang sangat
tema kemanusiaan. Tema ketuhanan dite- terpuji di hadapan Allah ini dan juga di ha-
mukan pada keseluruhan syair. Kata-kata dapan seluruh makhluk-Nya teramanah da-
ketuhanan digunakan untuk mempertegas lam syair Saleum (salam). Kerendahan diri itu
tema yang diciptakan oleh penyair. Kata-kata tersimpan dalam larik jaroe dua blah ateuh
itu meliput: Assalamualaikum warahmahtul- jeumala (dua tangan di atas kepala). Sifat ter-
lah (Assalamualaikum warahmahtullah), Al- puji ini mencakup dan mengandung banyak
hamdulillah (Alhamdulillah), Allah (Allah), Is- sifat terpuji lainnya, yaitu seperti menjaga
eulam (Islam), Ilahi (Ilahi), dan Rabbi (Rabbi), perkataan mulia rakan mameh suara (mu-
sedangkan tema kemanusiaan terdapat da- lia saudara santun ucapan). Di samping itu,
lam syair D9, yaitu syair Hasan Tsumma Hu- tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebe-
sen (Hasan dengan Husen). Kisah percintaan naran dan menerimanya dari siapapun da-
dan pengkianatan manusia tergambar den- tangnya baik ketika suka atau dalam keada-
gan jelas dalam syair ini. an marah. Selain itu, syair ini mengingatkan
Perasaan cinta dalam syair Saleum bahwa sebagai hamba jangan pernah lupa
(Salam) muncul dari penggunaan kata yang pada Pencipta.
bernuansa cinta. Ucapan Assalamu’alaikum Syair Rabbani Wahid berfungsi sebagai
Warahmatullohi Wabarakatuh yang berar- fungsi informasional untuk menyampaikan
ti secara harfiah “Semoga diberikan kese- tentang penghormatan. Fungsi penghorma-
lamatan atasmu, dan rahmat Allah serta tan itu tergambar dalam larik jaroe dua blah
berkah-Nya juga kepadamu”. Larik ini me- ateuh jeumala (dua tangan di atas kepala). Di
nunjukkan perasaan cinta kepada sesama samping itu, syair ini menjadi syair pembu-
dan kepada Allah swt. Di Samping itu, kare- ka yang penuh dengan pujian kepada Allah
una saleum Nabi kheun sunat (karena salam swt. dan Nabi Muhammad saw. serta keluar-
Nabi katakan sunat) merupakan larik untuk ganya. Fungsi ekspresif terdapat dalam syair
menyatakan cinta kepada Nabi Muhammad Rabbani Wahid. Fungsi ekspresif tercermin
saw.Kesedihan dalam syair D9, yaitu Ha- dalam larik, seperti sembahyang limöng me-
san Tsumma Husen (Hasan dengan Husen) ubèk tatinggai (Salat lima waktu janganlah
kisahan tentang Cut Laila yang membunuh tinggal), meunyang keuh pangkai meunyang
Husen karena termakan bujuk rayu raja. that raya (Itulah modal yang paling utama).
Penyair menggambarkan perasaan sedih itu Dalam larik-larik itu ungkapan perasaan
dengan menceritakan akhir dari penyesalan atau sikap (emosi) yang menandakan fung-
Cut Laila setelah membunuh suami. Janji si ekspresif penyair tuangkan secara nyata.
Analisis Struktur Dan... (Nia Azharina dan Ramli) 33

Fungsi ekspresif ini juga mencerminkan pri- Maulid Nabi Muhammad saw. dan acara per-
badi penyair, termasuk sikapnya terhadap kawinan, penggunaan kata serapan Arab ini
pendengar. Semua syair dalam Rabbani Wa- menjadi baik. Dengan begitu, nilai religi tim-
hid juga mengandung fungsi estetis. Hal ini bul karena penggunaan diksi yang tepat, pe-
karena syair Rabbani Wahid sebagai media nataan diksi yang rapi, dan penyerapan diksi
yang indah untuk menyampaikan pesan. dari bahasa Arab.
Keindahan ini terletak pada rangkaian rima Penggunaan citraan penglihatan, pen-
dan ritma yang tersusun rapi sehingga me- dengaran, gerak, dan perasaan dalam Syair
nimbulkan satu efek estetis. Syair Rabbani Rabbani Wahid menunjukkan bahwa pe-
Wahid mengandung fungsi pendidikan. Nilai nyair telah mampu memanfaatkan citraan
pendidikan itu mengajarkan tentang pem- secara baik dan tepat sehingga dapat men-
bukaan yang bijak dalam memulai apapun. ciptakan suasana kepuitisan. Di samping
Niat dan langkah yang baik akan mendapat- itu, keempat citraan itu erat hubungannya
kan hasil yang baik. Di samping itu, syair ini dengan kekonkretan gambaran, kejelasan,
mengajarkan tentang kerendahan diri dan dan hidupnya gambaran sehingga pembaca
menghargai orang lain. Kompleksitas nilai atau penikmat dapat turut merasakan dan
pendidikan yang tersimpan dalam syair Sa- hidup dalam pengamatan batin penyair.
leum (salam) sehingga dapat digunakan se- Kekongkretan kata dalam Syair Rabbani
panjang masa dan untuk setiap kalangan, Wahid memberikan nilai plus pada penyam-
remaja, muda, sampai tua. paian maksud dan mampu melahirkan imaji
pada pembaca. Di samping itu, maksud yang
Pembahasan terkandung dalam syair ini mudah dipaha-
Rabbani Wahid merupakan salah satu tarian mi dan tidak memunculkan ambiguitas dan
yang berkembang di Aceh sejak tahun 1989. kebingungan. Syair ini harus diakui bahwa
Tari ini memiliki perbedaan yang khas dari makna yang dibawa oleh setiap syair sangat
sisi syair dan gerak dibandingkan dengan ta- dalam. Terkadang perlu pengulangan bebe-
rian-tarian lain di Aceh. Gerakan yang paling rapa kali supaya maknanya dapat dipahami.
menonjol adalah meugrob (melompat seraya Namun, pengulangan pembacaan itu dila-
menghentakkan kaki) dan pada gerakan ini, kukan bukan karena kata-kata yang digu-
kata Allahu (Allahu) dan Laillaaha Illa (Lailla- nakan tidak konkret, tetapi disebabkan oleh
ha Illa) diucapkan. kayanya makna yang diciptakan oleh penyair
Dalam Syair Rabbani Wahid, isinya ma- pada syair Rabbani Wahid, seperti pada syair
nifestasi zikir sufistik tarekat yang pernah D3, yaitu Hattaiyatôn.
berkembang di pesisir Aceh, termasuk wi- Penggunaan gaya bahasa dalam Syair
layah Samalanga. Hal ini terlihat dari makna Rabbani Wahid sangat bervariasi. Kevaria-
simbolik yang muncul, yaitu simbol berja- sian ini dilakukan untuk menimbulkan efek
maah, terpimpin, dan saling membantu. Di tidak bosan dan untuk dapat mengeluarkan
samping itu, syair ini juga menyimpan mak- gagasan, keinginan, dan hasrat penyair ter-
na yang berkenaan dengan salat, patriotik, hadap pembaca melalui syair ini. Majas lito-
kepahlawanan, keceriaan, saling menghar- tes terdapat dalam syair ini. Majas ini digu-
gai, makna kehidupan, iman, hubungan ma- nakan untuk merendah diri supaya penyair
nusia, keagungan dan keesaan Allah swt., tidak ingin dikatakan menggurui oleh pem-
tentang Nabi Muhammad saw., dan ratapan baca sehingga gaya bahasa merendah digu-
manusia kepada Khalik. nakan dalam syairnya. Di samping itu, syair
Diksi Syair Rabbani Wahid sudah tepat. Rabbani Wahid menggunakan majas repeti-
Ketepatan ini menyebabkan makna yang si supaya penyair dapat melalukan pengu-
muncul pada setiap syair dapat dipahami langan beberapa kali guna terciptanya rima
dengan baik. Syair ini juga menggunakan dan ritma yang menarik. peringatan; dan po-
kata serapan Arab pada larik-larik tertentu. in-poin yang dianggap penting diulangi ber-
Kata serapan ini menyebabkan kesulitan da- kali-kali dengan menggunakan gaya bahasa
lam pemahaman makna bagi selain penutur repetisi. Dalam syair ini, majas metafora dan
bahasa Arab. Namun, kesulitan pemahaman personifikasi juga digunakan. Penggunaan
makna itu hanya bagian kecil dari pengguna- majas ini bertujuan untuk mengumpamakan
an diksi itu. Penyerapan diksi Arab dalam sesuatu dengan ungkapan dan benda-ben-
setiap syair pada Rabbani Wahid dapat me- da lain sehingga pembaca dapat membagun
nimbulkan nilai religi. Sesuai dengan fungsi daya nalarnya. Selain itu, syair ini juga men-
syair yang sering digunakan pada perayaan ggunakan majas simile yang berguna untuk
34 Master Bahasa Vol. 5 No. 1; Januari 2017:28−35

perbandingan. Penyampaian suatu maksud bait-bait syair dikarenakan oleh rima. Ritma
dengan membandingkan dapat mempermu- dalam Syair Rabbani Wahid menyatakan
dah pembaca memahami suatu maksud. bunyi-bunyi yang berulang, pergantian yang
Dengan begitu, majas pada dasarnya digu- teratur, dan variasi-variasi bunyi yang me-
nakan oleh penyair untuk memperoleh dan nimbulkan suatu gerak yang teratur. Gerak
menciptakan citraan, menarik perhatian, yang teratur tersebut biasanya disebut irama
menimbulkan kesegaran, menghidupkan atau rhythm. Timbulnya irama ketika diden-
syair, dan terutama menimbulkan kejelasan dangkan karena adanya perulangan bunyi
angan atau imaji. berturut-turut dan bervariasi, misalnya sajak
Pengulangan bunyi (rima) juga terdapat akhir, asonansi, dan aliterasi serta pola ritma
dalam Syair Rabbani Wahid. Dengan pengu- dalam setiap syair yang disebabkan oleh te-
langan bunyi tersebut, syair menjadi merdu kanan-tekanan kata yang bergantian keras
bila dibaca. Rima yang digunakan dalam lemah serta panjang pendeknya kata.
syair ini, yaitu rima sempurna, rima tidak Sesuatu yang ingin diungkapkan oleh
sempurna, rima aliterasi, rima asonansi, dan penyair atau sesuatu yang didengar oleh
rima disonansi. Di samping itu, rima yang le- pembaca disebut dengan tema. Gagasan
taknya di awal, tengah, akhir, dan rima kem- atau ide pokok atau sering pula disebut po-
bar juga terdapat dalam syair ini. Semua je- kok persoalan terdapat dalam Syair Rabbani
nis rima itu digunakan untuk menimbulkan Wahid. Setiap syair Rabbani Wahid mengan-
permainan bunyi. dung pokok persoalan yang hendak disam-
Aliterasi berfungsi untuk mennghar- paikan. Pokok persoalan tersebut dapat dira-
moniskan kata-kata. Selain itu, aliterasi sakan langsung, seperti tentang ketuhanan,
menekankan struktur ritmik sebuah larik salat, surga, kemanusiaan, dan kehidupan.
dan memberi tekanan tambahan pada ka- Uniknya, dalam syair ini, penyampaian tema
ta-kata yang bersangkutan. Di samping itu, dengan bahasa yang tidak langsung. Syair
rima asonansi merupakan perulangan bunyi bertema ketuhanan muncul apabila terdapat
vokal. Rima ini berfungsi untuk mengulang desakan yang kuat berupa hubungan pe-
bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan nyair dengan Tuhan. Jika desakan yang kuat
persamaan bunyi-bunyi konsonan. Pengu- tersebut berupa rasa keprihatinan penyair
langan bunyi vokal ini karena adanya per- dengan persoalan umat manusia, syair-syair
bedaan pada konsonan akhir dan memiliki yang disusunnya itu bertema kemanusiaan.
konsonan awal yang sama, atau berbeda, Hai ini ditemui dalam Syair Rabbani Wahid.
atau tidak ada konsonan awal. Tampaknya Amanat merupakan efek yang ingin
yang ditekankan ini adalah pengulangan diungkapkan oleh penyair. Amanat yang di-
bunyi vokal kata-kata yang berima terse- sampaikan dalam Syair Rabbani Wahid ek-
but. Pada rima akhir, bunyi-bunyi yang be- spresi dari tema setiap syair. Amanat me-
rima ditemukan pada akhir baris, sedangkan rupakan hal yang mendorong penyair untuk
rima tengah terjadi manakala kata-kata yang menciptakan syair dan tersirat di balik ka-
mengandung rima ditemukan pada kata-ka- ta-kata yang disusun dan juga di balik tema
ta yang terdapat di dalam larik syair. Sebuah yang diungkapkan. Hal ini ditemukan dalam
kata yang berada di tengah larik berima den- setiap syair. Untuk menyampaikan sesua-
gan kata atau bunyi akhir pada larik. tu, penyair sering menyelipkan maksudnya
Ternyata rima memiliki nilai estetik. pada kata-kata kiasan. Di samping itu, ama-
Rima menghasilkan efek-efek yang me- nat yang hendak dikemukakan oleh penyair
nyejukkan dan efek-efek yang dapat menye- Rabbani Wahid banyak berhubungan den-
nangkan (pleasurable) dalam Syair Rabbani gan pandangan hidup dan keyakinan yang
Wahid. Rima tidak pernah terlepas dari mak- dianut penyair.
na syair secara keseluruhan karena pada ha- Fungsi Syair Rabbani Wahid sebagai Is-
kikatnya karya sastra adalah urutan bunyi lamisasi nilai dalam aspek sosial budaya di
yang menghasilkan makna. Efek bunyi tidak Aceh dalam bentuk kesenian. Hal ini terlihat
dapat dipisahkan dari makna. Rima mem- dari fungsi informasional yang semua fun-
punyai makna dan sangat terlibat dalam gsi syair berkenaan dengan Islam. Syair ini
membentuk ciri syair secara keseluruhan. berfungsi dalam menyambung silaturahmi
Kata-kata disatukan, dipersamakan, atau di- seperti pada syair D1, yaitu Saleum (Salam).
kontraskan oleh rima. Di samping itu, syair ini berfungsi untuk
Munculnya ritma berarti gerakan yang menjadi media pelestarian adat istiadat dan
teratur dari kata-kata atau frasa-frasa dalam sebagai hiburan dalam rangka perayaan hari
Analisis Struktur Dan... (Nia Azharina dan Ramli) 35

besar Islam. Syair Rabbani Wahid juga ber- DAFTAR PUSTAKA


fungsi sebagai edukatif dalam bingkai sosial
budaya yang berhubungan dengan ibadah, Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi
keesaan Allah, dan dakwah. Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Simpulan Damayanti, D. 2013. Buku Pintar Sastra In-


BahwaSyair Rabbani Wahid dibentuk oleh donesia (Puisi, Saja, Syair, Pantun,
struktur fisik dan batin. Struktur fisik me- dan Majas). Yogyakarta: Araska.
liputi penggunaan diksi, pengimajian, kata
konkret, bahasa figuratif, dan versifikasi. Harun, Mohd. 2006. Struktur, Fungsi, dan Ni-
Selain itu, struktur batin meliputi tema, pe- lai Hadih Maj: Kajian Puisi Lisan Aceh.
rasaan, nada dan suasana, dan amanat. Di Disertasi. Malang: Program Pascasar-
samping itu, Syair Rabbani Wahid berfungsi jana Universitas Malang.
sebagai informasional, ekspresif, estetis, dan
edukatif. Nur, Aslam, dkk. 2012. Rabbani Wahid Ben-
tuk Seni Islam Di Aceh. Banda Aceh:
Saran Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Mata rantai penelitian pada Syair Rabbani
Wahid tidak terputus pada kajian struktur Pradopo, Rachmat Djoko. 2000. Pengkajian
fisik dan batin dalam syair itu, melainkan ini Puisi (Analisis Sastra Norma dan Anali-
adalah awal dari kajian yang dilakukan pada sis Struktural dan Semiotik). Yogyakar-
syair tersebut. Syair ini adalah ekspresi dari ta: Gadjah Mada University Press.
kekayaan nilai, kearifan lokal, dan amanat di
dalamnya sehingga mampu bertahan sampai Semi, Atar M. 1993.Metode Penelitian Sastra.
sekarang. Oleh sebab itu, ketiga hal itu (nilai, Bandung: Angkasa.
kearifan lokal, dan amanat) perlu dikaji lebih
dalam oleh peneliti yang lain. Dalam struktur Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori
fisik dan batin Syair Rabbani Wahid, peneli- Sastra. Jakarta: PT.Grasindo.
ti menemukan banyak hal. Temuan ini lebih
terarah pada sisi edukatif dan religius. Kai- Waluyo, Herman. J. 1987. Teori dan Apresia-
tan ke semua aspek lebih dekat pada kedua si Puisi. Jakarta: Erlangga.
struktur itu. Dalam pendidikan karakter, ke-
dua hal tersebut menjadi landasan utama.
Siswa perlu mengetahui dan mengimplemen-
tasi syair ini dalam kehidupan sehari-hari-
nya karena manfaatnya sangat banyak. Den-
gan demikian, sastra lama ini perlu dikemas
dalam bentuk bahan ajar sehingga mampu
dicerna oleh siswa dan mempermudah guru
ketika mengajar.

Anda mungkin juga menyukai