Anda di halaman 1dari 2

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Adab dan Humaniora Melaksanakan

Program Student Mobility di Universitas Negeri Malang

(UINSA.AC.ID) – Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia semester III & V


melaksanakan Student Mobility di Universitas Negeri Malang (UM) selama dua pekan yang
didampingi oleh Kaprodi Sastra Indonesia Bpk Haris Shofiyuddin,, M.Fil.l, Sekertaris Prodi
Sastra Indonesia Bu Rizki Endi Septiyani, M.A. beserta dosen-dosen pengampu yang turut
serta membantu dalam kelancaran kegiatan antara lain Bu Novia Adibatus Shofah, S.S.,
M.Hum., Bpk Guntur Sekti Wijaya, S.S., M.A. dan staff-staff lainnya yang bertugas.
Kegiatan Student Mobility di UINSA ini diberikan kepada mahasiswa pada semester ganjil,
yaitu semester III & V. Pada dasarnya kegiatan Student Mobility ini lebih diprioritaskan
kepada mahasiswa yang mendekati semester akhir, yakni semester V. Mengapa demikian?
ada beberapa alasan salah satunya ialah setidaknya sebelum mereka sibuk mengerjakan
skripsi dan kelulusannya, mereka diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru
dengan cara belajar di kampus-kampus lainnya.
Program Student Mobility prodi Sastra Indonesia UINSA sendiri memberangkatkan total
sebelas mahasiswanya, dengan rinican delapan orang dari semester V, serta tiga orang dari
semester III. Kegiatan ini dilaksanakan pada 16 – 30 Oktober 2023. Tujuan utama dari
adanya kegiatan seperti ini tidak lain yaitu agar mahasiswa saling berbagi pengalaman baru
antara satu sama lainnya. Hal itu meliputi relasi, suasana, dan juga ilmu baru yang belum
pernah didapatkan di UINSA, begitupun sebaliknya.
Dengan adanya hubungan timbal balik dan saling berbagi ini dapat mempererat tali
silaturahmi yang lebih baik lagi antara UINSA dengan UM. Perlu diketahui bahwa prodi
Sastra Indonesia di UINSA sendiri termasuk ke dalam prodi yang masih baru atau masih
muda, sehingga dengan adanya kegiatan Student Mobility di UM, kita dapat belajar kepada
mereka terkait penerapan dan perkembangan prodi Sastra Indonesia sendiri. Terlebih prodi
Sastra Indonesia di UM sudah berdiri cukup lama, yakni sejak tahun 1969.
Mata kuliah yang dipilih oleh mahasiswa Prodi Sastra Indonesia UINSA total berjumlah tujuh
mata kuliah, antara lain : Filologi, Sastra Populer, Menulis Naskah Drama, Kurasi Sastra,
Videografis, Penulisan Biografi, dan Penulisan Ensiklopedia. Mata kuliah yang dipilih
diprioritaskan pada mata kuliah yang belum pernah didapat selama belajar di UINSA,
sehingga mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan sesuatu yang baru.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah
yang sama.
Mata Kuliah Kurasi Sastra yang diampu oleh Prof. Dr. Wahyudi Siswanto, M.Pd.
Dalam mata Kuliah Kurasi Sastra ini, kami diajarkan untuk membuat puisi, juga terkait
promosi dan desain dari karya-karya sastra yang telah kita buat. Beliau menjelaskan jika
promosi itu sangat penting untuk eksistensi kita. Mengapa demikian? karena tujuan utamanya
yaitu karya kita akan dikenal oleh banyak orang. Semakin dikenal, karya tersebut akan
memiliki identitas yang mencerminkan diri kita. Dalam artian ketika seseorang membaca
tulisan kita, mereka akan mengetahui identitas kita, dan karya kita akan dikenang selamanya.
Kemudian ada suatu hal yang sangat mengena di hati kami. Kalimat itu terdengar klise tapi
memiliki makna yang sangat baik bagi kehidupan kita. Ketika salah satu dari kami
(mahasiswa UINSA) bertanya terkait konteks seorang “Perfectionist”, Beliau menjawab :
“Ada satu rumus yang ingin saya sampaikan kepada saudara sekalian, rumus ini sangat
ampuh dan coba terapkan dalam kehidupan kalian.” Beliau melanjutkan : “Coba kalian buka
buku atau kertas kalian, tulis sebesar-besarnya agar kalian tidak lupa.” kemudian beliau
menekankan perkatannya secara perlahan : “E, G, P.”
Sebenarnya apa maksud dari perkataan beliau tersebut? E G P, kata yang sederhana namun
sebenarnya memiliki makna yang mendalam. Beliau menjelaskan, dimana E G P merupakan
singkatan dari “Emang Gue Pikirin”. Kalimat itu telah lama dipegang oleh beliau, sehingga
menjadikan pribadinya menjadi lebih baik sampai saat ini. Beliau berpesan agar jangan selalu
menuntut menjadi sempurna pada diri kita, karena kesempurnaan hanyalah milih Tuhan
semata. Beliau yang dulunya introvert menjadi pribadi yang lebih percaya diri setelah
menerapkan rumus E, G, P tersebut.

Anda mungkin juga menyukai