Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DAN GAYA BAHASA

PUISI KEUTAMAAN ILMU DI DALAM DIWAN IMAM SYAFI’I


Samah Afra Nuha/ B05200511,2
1
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2
Email: samahafranuha23@student.uns.ac.id

Abstract: This research aims to determine genetic structuralism and language style in literary works
of poetry in the Diwan Imam Syafi'i. The research method used is a qualitative descriptive research
approach. The type of qualitative descriptive research used in this study is intended to analyze the
poetry in the Diwan Imam Syafi'i. The result of this research is the genetic structuralism of the poem
in terms of social, political, and economic conditions during the Abbasid dynasty. The style of
language used in the primacy of science poetry in Imam Syafi'i's Diwan is euphemism, paradox,
personification and interminus contradiction.

Keywords: genetic structuralism, style of language, poetry in Diwan Imam Syafi’i..

‫ملخص‬

‫هتدف هذه الدراسة إىل حتديد البنيوية اجلينية وأسلوب اللغة يف األعمال األدبية الشعرية يف ديوان اإلما‬

‫ يهدف نوع البحث الوصفي النوعي‬.‫ منهج البحث املستخد هو منهج حبثي وصفي نوعي‬.‫السيايف‬

‫ نتج عن هذا البحث البنيوية اجلينية‬.‫املستخد يف هذه الدراسة إىل حتليل الشعر يف ديوان اإلما السيايف‬

‫ إن أسلوب اللغة‬.‫للقصيدة من حيث الظروف االجتماعية والسياسية واالقتصادية يف عهد األسرة العباسية‬

‫املستخد يف أسبقية الشعر العلمي يف ديوان اإلما الصيايف هو التعبري امللطف واملفارقة والتشخيص والتناقض‬

.‫بني األطراف‬

‫ الشعر يف ديوان اإلما الشافعي‬، ‫ أسلوب اللغة‬، ‫ البنيوية اجلينية‬: ‫كلمة املبحث‬

1
A. PENDAHULUAN sumber referensi untuk diambil nilai-nilai
bijaknya. Para akademisi menulis ulang syair-
Latar Belakang
syair tersebut untuk memotivasi dirinya sendiri
Sastra adalah suatu bentuk seni kreatif yang
juga masyarakat secara luas. Karena diyakini
objeknya adalah manusia dan kehidupannya
syair-syairnya mengandung ajaran yang sangat
dengan menggunakan bahasa sebagai
kondisional dan eternal untuk zaman sekarang
mediumnya (Semi, 1988:2). Sastra merupakan
ini.
seni kreatif yang menggunakan manusia dan
segala macam segi kehidupannya, sastra bukan
Di antara sekian banyak karya sastra terdapat
hanya sebagai suatu media untuk
Diwan al-Imam Syafii (204 H) dengan judul
menyampaikan ide dan teori tetapi sastra juga
asli ―Al-Jauhar an-Nafis fi Syi’ri al-Imam
merupakan media atau sebagai wadah untuk
Muhammad bin Idris atau dikenal dengan
menampung ide dan teori. Kelebihan sastra
Diwan Imam Syafii. Berdasarkan penelitian
sebagai karya seni kreatif terletak pada unsur-
awal syair-syair dalam Diwan tersebut sentuhan
unsur bahasa serta interaksi antara unsur-unsur
bahasanya sangat mendalam dan kata-kata di
tersebut dengan lingkungan di sekelilingnya.
dalam setiap bait ombak hurufnya mampu
menenggelamkan pembacanya akan keindahan
Salah satu bentuk karya sastra yang banyak
bait-bait setiap kata dan kalimatnya yang
dikaji adalah puisi. Lamusu (2010) mengatakan
disusun secara tematik. Imam Syafi’i sebagai
bahwa puisi adalah bentuk wacana yang sejak
penulis Diwan tersebut bukan hanya seorang
kelahirannya memiliki ciri khas tersendiri
ilmuwan dan ahli fikih saja, tapi dirinya juga
walaupun telah mengalami perkembangan dan
penyair dengan kata-katanya mampu
perubahan dari tahun ketahun. Puisi
mempesonakan setiap pembacanya.
dihubungkan dengan kehidupan manusia yang
diungkapkan melalui imajinasi yang hidup,
susunan ritmik dan bunyi yang menyenangkan. Rumusan Masalah
Al- Ma’ruf (2012) mengatakan bahwa puisi Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah
merupakan cermin yang menjadi representasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
dari realitas itu sendiri. Sama seperti halnya
1. Bagaimana analisis stukturalisme
karya sastra lainnya, puisi juga memiliki ciri
genetik dalam karya sastra puisi di
khas tersendiri. Kekhasan ini merupakan hasil
dalam Diwan Imam Syafi’i ?
dari proses seleksi, memanipulasi, dan
mengombinasikan kata-kata yang pada dasarnya 2. Bagaimana analisis gaya bahasa dalam

pilihan, kombinasi, adaptasi, asimilasi dan karya sastra puisi di dalam Diwan

inovasi. Hal tersebut menjadi kekuatan dalam Imam Syafi’i ?

menciptakan karya baru.

Tujuan Penelitian
Saat ini, puisi-puisi yang terkumpul di dalam
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Diwan Imam Syafi’i telah banyak menjadi
2
1. Mengetahui analisis stukturalisme yang digunakan dalam strukturalisme genetik
genetik dalam karya sastra puisi di adalah model dialek. Model ini mengutamakan
dalam Diwan Imam Syafi’i. makna koheren (saling berhubungan). Prinsip

2. Mengetahui analisis gaya bahasa dasar teknik analisis model dialek adalah

dalam karya sastra puisi di dalam adanya pengetahuan mengenai fakta-fakta

Diwan Imam Syafi’i. kemanusiaan akan tetap abstrak apabila tidak


dibuat konkret dengan mengintegrasikan di

Tinjauan Pustaka dalam totalitas. Hasil penelitian. Makna totalitas

Penelitian mengenai puisi di dalam Diwan dan subjek kolektif Imam Syafii ketika menulis

Imam Syafi’i sudah pernah dikaji oleh diwannnya adalah karena pengaruh situasi

Shofwatul Bariyyah (2019) dalam artikel ilmiah politik, social dan ekonomi pada zamannya.

yang berjudul Gaya Bahasa dalam Diwan Imam Landasan Teori


Syafi’i. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk a. Strukturalisme Genetik
mengetahui gaya bahasa pada Diwan Imam Stukturalisme genetik merupakan salah satu
Syafi’i tentang perintah mencari ilmu, dan paradigma aliran teori sastra yang muncul
untuk mengetahui fungsi gaya bahasa yang ada setelah era strukturalisme murni. Selain itu,
pada Diwan Imam Syafi’i tentang perintah kemunculan strukturalisme genetik tidak
mencari ilmu. Metode yang digunakan dalam terlepas dari elaborasi antara strukturalisme
penelitian ini berupa metode campuran yakni dengan Marxisme (Faruk, 1994). Teori
menggabungkan antara kualitatif. Hasil strukturalisme genetik inilah yang mengatasi
penelitian dari analisis yang telah dilakukan, kelemahan marxis yang reduksionis dan
ada 9 jenis gaya bahasa yang di temukan dalam simplistik dengan perspentif pandangan dunia
5 puisi pada Diwan Imam Syafi’i. Akan tetapi yang menjadi perantara sastra dengan
gaya bahasa yang lebih dominan dari 5 puisi masyarakat. Endraswara (2013: 55)
tersebut adalah gaya bahasa simile. menganggap bahwa peleburan stuktural dengan
penelitian yang memiliki aspek eksternal
Selain itu, penelitian mengenai puisi di dalam menjadi strukturalisme genetik lebih
Diwan Imam Syafi’i sudah pernah dikaji oleh dimungkinkan untuk mendapatkan makna teks
Muhandis Azzuhri (2015) dalam artikel ilmiah semakin kompleks. Secara ekstensif,
yang berjudul Strukturalisme Genetik dalam strukturalisme genetik dapat dikategorikan
Syair Cinta dan Ilmu Pengetahuan Imam Syafii sebagai paradigma Sosiologi Sastra karena
(Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik Diwan Imam memiliki hubungan dengan luar karya dunia
Syafii). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk sosial. Namun, berbicara mengenai kerangka
mengetahui makna totalitas dan subjek kolektif sejarah aliran Strukturalisme, maka aliran
pengarang ketika membuat syair Diwan Imam strukturalisme genetik juga dapat diletakkan
Syafii dan struktur intrinsik serta ekstrinsik dalam perkembangan strukturalisme.
syair Diwan Imam Syafii khususnya yang
bergenre Cinta dan Ilmu Pengetahuan. Metode Salah satu tokoh yang mengembangkan teori
3
strukturalisme genetik adalah Lucian kontinuitas. Bagi Goldmann, fakta kemanusiaan
Goldmann. Teori ini menganggap bahwa tidak menjadi kehidupan individu terutama penulis
hanya dari aspek struktural semata, tetapi yang dapat dikaji berdasarkan aspek ilmiah.
kehidupan pengarang dan realitas sosial turut
menentukan estetika karya. Kata ―genetik‖ Fakta kemanusiaan dapat bersumber dari
menunjukkan bahwa aspek asal usul karya kehidupan individu dan fakta sosial yang
sastra yang berasal dari pengarang, terjadi. Dalam melihat fakta individu dapat
historiografis, realitas sosial menjadi hal yang melalui aspek libididal (hasrat tubuh terhadap
tidak bisa dilepaskan dalam penciptaan karya. sesuatu), seperti citra, harga diri, mimpi.
Damono (1984: 37) menunjukkan ciri utama Sedangkan fakta sosial ini memiliki peran
strukturalisme genetik yaitu pada sisi keutuhan terhadap sejarah. Dalam bahasa Goldmann,
dan totalitas. Totalitas dan bagian bias fakta sosial diistilahkan dengan fakta-fakta yang
dipaparkan dengan baik bila dilihat dari berkaitan dengan kelas sosial (subjek kolektif)
hubungan yang ada di antara bagian lain. Oleh atau subjek transindividual yang bersifat
sebab itu, (Endraswara, 2013: 57) mengatakan kolektif. Dimensi sosial terutama terkait dengan
bahwa karya sastra kurang lengkap bila aspek kelas memberikan peran dalam
kehidupan masyarakat yang turut memproyeksikannya menjadi karya sastra.
mempengaruhi penulisnya tidak turut dikaji. Karya sastra tersebut akan bermakna dan
memiliki pengetahuan penulis.
Lebih lanjut, Damono (1984: 37) menunjukkan
ciri strukturalisme genetik tidak berhenti
Menurut Goldmann, pandangan dunia adalah
menganalisis teks sastra sekadar dipermukaan
perantara tatanan sosial dengan struktur atau
saja, tetapi struktur yang ada di balik itu turut
tatanan karya sastra. Faruk (1988: 74)
menjadi aspek empiris. Begitu juga proses
menginterpratasikan pandangan dunia
analisis dilakukan dengan cara sinkronis, bukan
Goldmann sebagai suatu istilah yang kompleks
diakronis. Struktur sinkronis tidak hanya
dari gagasan, inspirasi, ataupun perasaan yang
dengan proses historis saja, tetapi perlu melihat
menghubungkan secara kolektif serta
jaringan antar hubungan struktur yang ada serta
mempertanyakannya antar anggota kelompok
mendasarkan pada perubahan bentuk yang ada.
(kelas sosial). Pandangan dunia hadir tidak

Dalam teori strukturalisme genetik terdapat terlepas dari kesadaran kolektif dari situasi

empat aspek penting yang menjadi landasan sosial-ekonomi subjek kolektif (kelas sosial)

berpikir di dalamnya. Lima landasan berpikir yang ada. Dengan demikian, terjadilah interaksi

yang sering disebut oleh Goldmann yaitu, fakta subjek kolektif dengan situasi sekitar yang

kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi karya, menimbulkan (world view).

pandangan dunia (vision du monde), dan


dialektika pemahaman. 47 Kelima istilah itu Untuk mengungkap dimensi makna dari aspek

disebut Goldmann sebagai proses berpikir sosial-ekonomi atau latar belakang sejarah,

dalam strukturalisme genetik memiliki dibutuhkan metode dialektika. Menurut

4
Endraswara (2013: 61), metode dialektika tidak keluar dari wujud yang sudah diciptakan.
mengedepankan makna-makna yang koheren. Oleh karena itu, pemikiran dialektik tidak
Makna ini dapat berasal dan dan berakhir pada mengikuti alur lurus tetapi akan bergerak
teks sastra (Faruk, 1994). Metode ini dinamis untuk mencari makna.
mengadopsi aliran Marxis terutama yang
digunakan oleh Antonio Gramsci. Metode Stukturaliame genetik dapat diterapkan dalam
dialektik memiliki prinsip adanya pengetahuan kajian sastra dengan memulai kajian pada unsur
tentang fakta kemanusiaan yang harus instrinsik karya, baik sebagian maupun
terintegrasikan dalam tataran yang totalitas. keseluruhan. Setelah dilakukan telaah intrinsik,
peneliti dapat melakukan kajian kehidupan
Konsep dialektika yang diutarakan Goldmann sosial pengarang. Hal itu tidak terlepas bahwa
dapat berupa ―keseluruhanbagian dan komunitas masyarakat termasuk dalam bagian
―pemahaman-penjelasan. Proses ini karya. Di samping itu, perlu pula 49 menelaah
berlangsung secara spiral karena setiap bagian aspek sosial dan historis ketika karya itu ditulis
tidak dapat dipahami tanpa keseluruhannya. pengarang (Endraswara, 2013: 60). Kegiatan
Begitu pun sebaliknya, keutuhan tidak dapat tersebut dapat mengungkap pandangan dunia
dimaknai tanpa bagian. Proses tersebut tidak pengarang serta makna-makna yang ada secara
terlepas dari karya sastra yang memiliki sinkronis.
strukturasi pandangan dunia di dalamnya. b. Gaya Bahasa
Konsep pemahaman-penjelasan dalam metode Stilistika adalah ilmu tentang gaya bahasa dan
dialektik yang dipaparkan Goldmann dapat termasuk dalam cabang linguistik. Menurut
dipahami dengan masing-masing kata. Kridaklasana (1882:157), stilistika adalah (1)
Endraswara (2013: 61—62) mengartikan ilmu yang menyelidiki bahasa yang
pemahaman dalam suatu kegiatan untuk dipergunakan dalam karya sastra; ilmu
menyamoaikan struktur dari karya yang interdisipliner antara linguistik dan kesusastraan
dipelajari, sedangkan penjelesan merupakan (2) penerapan linguistik pada penelitian gaya
kegiatan menemukan makna struktur dengan bahasa. Menurut Sudjiman (1993:3) stilistika
menggabungkan struktur yang lebih besar. mengkaji cara sastrawan memanipulasikan atau
Dalam konsep pemahamanpenjelasan memiliki memanfaatkan unsur dan kaidah yang terdapat
usaha untuk memahami setiap identitas bagian dalam bahasa dan efek apa yang ditimbulkan
dan menjelaskan untuk menangkap makna dari oleh penggunaan bahasa dalam wacana sastra.
setiap bagian secara keutuhan yang lebih besar. Sedangkan Style menurut Abrams (1981:190—
191) adalah cara pengucapan bahasa dalam
Metode dialektik Goldmenn dapat berjalan prosa, puisi, atau bagaimana pengarang
dengan mengonstruksi model terlebih dahulu. mengungkapkan sesuatu yang akan
Model ini dapat berupa kecil atau besar, dari dikemukakan (dalam Nurgiantoro, 1998). Style
teks atau konteks. Sesudah itu, dapat dilakukan ditandai dengan oleh ciri-ciri formal kebahasaan
dengan mengecek secara spiral supaya teks seperti, diksi, struktur kalimat, bentuk-bentuk
5
bahasa figuratif, penggunaan kohesi dan penelitian ini menggunakan pendekatan non-
lainnya. Makna style menurut Leech dan Short empirik. Hal tersebut disebabkan karena
(1981:10) merupakan suatu hal yang pada penelitian ini tidak menggunakan alat ukur
umunya tidak lagi mengandung sifat. yang spesifik.

Gaya bahasa merupakan bahasa yang digunakan B. HASIL DAN PEMBAHASAN


secara khusus untuk menimbulkan efek tertentu, 1. Rincian Data
khususnya efek estetis pada sebuah karya sastra.
Diwan Imam Syafii ra memuat kurang lebih
Menurut (Ratna, 2009) dominasi penggunaan
130 syair sebagian besar syair ini memotret soal
bahasa khas dalam karya sastra diakibatkan oleh
moral, nasehat, cinta, pencarian ilmu dan
beberapa hal, yaitu : (1) Karya sastra
keutamaannya serta merupakan refleksi dari
mementingkan unsur keindahan, (2) Dalam
keadaan masyaraktnya saat itu. Penelitian ini
menyampaikan pesan karya sastra
difokuskan pada analisis tentang bait-bait syair
menggunakan cara-cara tak langsung, seperti:
imam Syafii yang bertemakan keutamaan ilmu.
refleksi, refraksi, proyeksi, manifestasi, dan
Seperti halnya syait berikut:
representasi. (3) Karya sastra adalah curahan
emosi, bukan intelektual.
‫تعهى فهيس انًرء يٕند عانًا * ٔنيس أخٕ عهى كًٍ ْٕ جاْم‬
Metode Penelitian ‫ٔإٌ كبير انقٕو ال عهى عُدِ صغير * إذا انتفت عهيّ انجحافم‬

Berdasarkan jenis datanya, pendekatan ‫ٔإٌ صغير انقٕو إٌ كاٌ عانًا كبير إذا ردت إنيّ انًحافم‬
penelitian yang digunakan dalam penelitian ―Belajarlah karena tidak ada seorangpun
ini adalah pendekatan penelitian deskripsi yang terlahir dalam keadaan berilmu, dan
kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu tidaklah orang berilmu seperti orang bodoh,
penelitian yang dimaksudkan guna sesungguhnya suatu kaum yang besar tetapi
memahami fenomena yang dialami oleh tidak mempunyai ilmu maka sesungguhnya
subjek penelitian tentang apa yang dialami kaum itu kecil apabila tidak terhadap
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, keagungan ilmu, dan sesungguhnya kaum yang
persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya, kecil jika memiliki ilmu maka pada hakekatnya
secara holistik (menyeluruh), dan dengan mereka kaum yang besar apabila perkumpulan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan mereka selalu dengan ilmu.”
bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkankan Selain itu, beliau juga menuliskan syair tentang
berbagai metode alamiah (Moleong, 2017:6). kerendahan hati yang harus dimiliki oleh para

Jenis penelitian deskripsi kualitatif yang penuntut ilmu, sebagaimana terdapat dalam bait

digunakan pada penelitian ini dimaksudkan syairnya:

untuk menganalisis pada puisi di dalam ‫كهًا أديُي اندْر أراَي َقص عقهي‬

Diwan Imam Syafi’i. Sehingga, karakteristik ‫ٔإذا يازددت عهًا زادَی عهًا بجٓهي‬

6
“Waktu telah mengajari dan memperlihatkan Dinasti Islam Abbasiyah luasnya terbentang
kepadaku akan kebodohanku, setiap bertambah dari Andalus di Barat dan India di Timur terdiri
ilmuku, maka tambahnya ilmu itu karena dari berbagai macam etnis, Arab, Parsi,
kebodohanku.” Hindustan, Sunni, Syiah, Kafir Dhhimni,
agama, tradisi, suku dan lain sebagainya.
2. Deskripsi Analisis Data Adanya perbedaan seperti ini tidak mustahil
Berikut ini analisis strukturalisme genetik puisi terjadi berbagai macam friksi, khususnya
di dalam Diwan Imam Syafi’I yang ditinjau dari perselisihan antara ras Arab dan Parsi, dimana
kondisi sosial, politik, dan ekonomi pada masa tradisi dan adat kebiasaan mereka bepengaruh
dinasti Abbasiyyah: pada masyarakat Abbasiyah, sehingga boleh
dikatakan bahwa daulah Abbasiyah adlah
Imam Syafii hidup di era khalifah Mansur
masyarakat Parsi tetapi tradisi Arab.
dinasti Abbasiyah mulai tahun tahun 150 H
(136 – 158 H) dan beliau meninggal di awal Masyarakat daulah Abbasiyah tenggelam dalam
khalifah Ma’mun tahun 204 H (198 – 208 H). kehidupan hedonis, saling mengyombongka diri
situasi politik dalam negeri di era Imam Syafii istana khalidah dan para sultan menjadi symbol
khususnya di awal era bani Abbasiyah sangat kewenang-wenangan dan hura-hura penuh
berbeda dibandingankan di era bani Umayyah. denga para penyanyi, para budak yang siap
Bani Umayyah lebih menekankan kekuasaan melayani. Bahkan diceritakan bahwa khalidah
pada orang Arab dibandingkan yang lain tetapi Harusn Ar-Rasyid mempunyai 2000 pembantu
sebaliknnya di era Abbasiyah dimana mereka yang siap menyanyi dan melayani minum
lebih mementikan ras Parsi dan memberikan dengan memamaki pakaian sebaik-baiaknya
kekuasaan yang luas kepda mereka. Hal ini dan mutiara yang terindah.
karena hutang budi Bani Abbasiyah kepada
Imam al-Asfihani berkata dalam kitabnya ‫األغاني‬
mereka karena ketika merebut kekuasaan berkat
ketika Harus arrasyid menjadi khalifah beliau
bantuan orang parsi khususnya orang-orang
sellau minum-minum setelah selesai
Khurasan.
menyelsaikan perkara hokum lalu mauk ke
Situasi politik dalam negeri di era awal bani dalam ruanganya bebera penyanyi diantaranya
Abbasiyah lebih stabil berbeda halnya di ea adalah Ibrahim al-Mosuli dengan
khalifah al-Amin dan Ma’mun dimana firnah mendenadakan syairnya:
merajella terjadi perang saudara, revolusi, di
‫إذا ظهى انبالد تحانتُا فٓارٌٔ اإلياو نٓا ضياء‬
beberbagai daerah sampai mengancam stabilitas
politik.1Pada umumnya era bani Abbasiyah ‫بٓارٌٔ استقاو انعدل فيُا ٔخاض انجٕر ٔانفسح انرجاء‬

masih relative baik khususnya di era zaman ‫رايت انُاس قد سكُٕا إنيّ كًا شكهت إنى انحرو انظباء‬
Khalifah Harun Ar-Rasyid dimana system ‫تبعت يٍ انرسٕل سبيم حق يشائك في األيٕر بّ اقتداء‬
politik sagat mendukung ilmu pengetahuan,
cinta kepada para ulama, fiqih, para fuqoha. Lalu muncullah khadim khalifah dengan
mengatakan: syair dan nyanyianmu begitu
7
merdu sambil mengeluarkan uang 20.000 ribu sedangkan dalam bentuk tidak langsung adalah
dirham. Menurut sumber Imam Thabari dalam karena proses penerjemahan dan transliterasi,
kitabnya ‫ تارخ األمم والملك‬menceritakan hampir ditambah adanya transfer ilmu pengetahuan
setiap hari Khalifah al-Mahdi memberikan seperti ilmu filsafat, kedokteran, logika, suatu
hadiah kepada siapapun khususnya untuk para ilmu yang membutuhkan pemikiran mendalam
keluarga dan jenderalnya dengan menyebutkan dan kajian ilmiah mendalam yang merupakan
nama-nama mereka dan memberikan uang hasil transformasi keilmuan dari ilmu agama
10.000 – 20.000 ribu dirham. dan syariat.

Para budak mendapatkan posisi tinggi di Bangsa Arab di era dinasti Umawiyah masih
masyarakat, masyarakat tidak memandangnya focus pada pengembangan Quranic studies
hina karena kebanyakan khalifah ibunya adalah seperi ilmu qiroati, ulumul quran, ilmu agama
para budak. Sedangkan ahlu Dzhimmah yaitu seperti ilmu fiqih, ilmu kalam, ilmu hadits,
Yahudi dan Nasrani mereka merasa hihdup tafsir dan linguistic sedangkan ilmu-ilmu seperti
aman karena adanya toleransi agama yang kedokteran, teknik sipil, matematika, ilmu alam,
begitu tinggi, kekhalifahan dinasti Abbasiyah ilmu kimia, ilmu music, ilmu falsafat tidak
tidak pernah mengurusi masalah syaiar agama mendapat perhatian serius. Ulama mujtahid
bahkan memerintahkan perlunya toleransi (ahli ijtihad) di bidang fikih dan salah seorang
agama bahkan Khalifah datang dalam acara hari dari empat imam mazhab yang terkenal dalam
raya mereka, ke tempat ibadahnya dan Islam. la hidup di masa pemerintahan Khalifah
memerintahkan untuk membangun tempat Harun ar-Rasyid, al-Amin, dan al-Ma’mun dari
ibadahnya dan merenovasinya Sesuatu yang Dinasti Abbasiyah.
positif di era Abbasiyah adalah perkembangan
Keadaan ekonomi di era Imam syafii sangat
ilmu pengetahuan yang begitu pesat, para ulama
stabil, segala kebutuhan pokok semuanya
fuqaha, sastrawa, penulis dan penyanyi
tersedia, semua para khalidah memfouskan
menempati strata social yang tinggi di
pada pembangunan ekonmi dengan
masyarakat, para khalifah sering memberikan
memmudahkan segala macam urusan perizinan
uang dan hadiah kepada mereka. Aktifitas ilmu
perdaganan laut dan darat, baghdat menjaid
pengetahuan terutama syair berkembang pesat
pusat bisnis dalam dan luar negeri, ekspor dan
di Iraq tetapi tidak demikian di Mesir, Hijaz
impor, para pebisnis berdatangan dari semua
(kawasan Mekkah, Madinah Jeddah), Syam
Negara sebagaimana para mahasiswa
(Suriah). Persinggungan budaya di era
berdatangan dari seluruh dunia. Khalifah juga
Abbasiyah adalah antara bangsa Arab dan Parsi
memikirkan dunia pertania dengan
dalam bentuk langsung yaitu adanya
meningkatkan produksi pertanian dengan
komunikasi dan percampuran komunitas dalam
memperbaiki irigasi, parit-parit mendirikan
satu lingkungan, banyak orang Arab menikah
jembatan-jembatan dan meningkatkan pertanian
dengan orang Parsi, sehingga bahasa, adat
di sekitar usngai Eufrat dan Dajlah yang
istiadat, sampai lagu dan musik semuanya sama,
merpakan daerah tersbur dalam era
8
pemerintahan Abbasiyah. Pada baris pertama penyair menggunakan gaya
Bahasa eufemisme, karena pada baris tersebut
Baghdad di era Imam Syafii terkenal dengan
penyair memperhalus kata dengan
industri, tercatat ada 400 alat tenun modern,
menggunakan ―tidak ada seorangpun yang
4000 pabrik pembuatan kaca dan 3000 pabrik
terlahir dalam keadaan berilmu‖. Jika
pengalengan daging kambing, 400 pabrik
diperjelas bisa saja penyair menggunakan kata
penggilingan tepung. Imam Thabari
―setiap orang terlahir dalam keadaan bodoh‖.
mengatakan pada tahun 161 H Khalifah
alMahdi memerintahkan untuk memperbaharui
‫ٔإٌ كبير انقٕو ال عهى عُدِ صغير * إذا انتفت عهيّ انجحافم‬
semua irigasi-irigasi, menggali sumur-sumur
sesungguhnya suatu kaum yang besar tetapi
artesis. Pada waktu itu bijih besi, minyak dan
tidak mempunyai ilmu maka sesungguhnya
tembaga sudah dieksploitasi untuk kepentinga
kaum itu kecil apabila tidak terhadap
industry, sehingga boleh dikatakan bahwa
keagungan ilmu,
Baghdad adalah kota pelajar, industry, pertanian
dan ekonomi. Imam Thabari juga menceritakan
Pada baris kedua penyair menggunakan gaya
bahwa pada tahun 161 H Khalifah al-Mahdi
Bahasa paradoks, karena pada baris tersebut
memerintahkan untuk membangun kantor pos
penyair menjelaskan bahwa orang yang besar
serta transportasi pengirimannya yang terdiri
bisa jadi ia kecil.
dari gerobak kuda yang membawa surat-surat
untuk dikirimkan ke beberapa kota dan Negara
‫ٔإٌ صغير انقٕو إٌ كاٌ عانًا كبير إذا ردت إنيّ انًحافم‬
sekitar Baghdad seperti Madinah, Mekkah,
dan sesungguhnya kaum yang kecil jika
Yaman, Banglades yang sebelumnya disana
memiliki ilmu maka pada hakekatnya mereka
belum ada kantor pos.
kaum yang besar apabila perkumpulan
mereka selalu dengan ilmu.”
Keuangan bani Abbasiyah di Era Harus Rasyid
begitu pesat dihasilkan dari pajak penghasilan
Pada baris ketiga penyair menggunakan gaya
warga, bahkan diceritakan bahwa financial yang
Bahasa paradoks, karena pada baris tersebut
dipunyai oleh Negara abbasiyah pada waktu itu
penyair menjelaskan bahwa orang yang kecil
adalah mencapai 42 juta dinar (1 dinar = 3
bisa jadi ia besar ihadapan ilmu.
Dollar Amerika kurs sekaran ini) selain harta
‫كهًا أديُي اندْر أراَي َقص عقهي‬
yang didapatkan dari zakat pertanian gandum
Waktu telah mengajari dan memperlihatkan

Adapun analisis gaya bahasa pada puisi Imam kepadaku akan kebodohanku,

Syafi’i yaitu, Pada baris pertama puisi kedua, penyair


menggunakan gaya bahasa personifikasi, karena
‫تعهى فهيس انًرء يٕند عانًا * ٔنيس أخٕ عهى كًٍ ْٕ جاْم‬
pada baris tersebut penyair menjelaskan bahwa
Belajarlah karena tidak ada seorangpun yang
waktu yang seolah-olah dapat melakukan hal
terlahir dalam keadaan berilmu, dan tidaklah
seperti manusia; mengajarkan dan
orang berilmu seperti orang bodoh,
memperlihatkan.
9
Moleong, L.J. 2017. Metodologi Penelitian

‫ٔإذا يازددت عهًا زادَی عهًا بجٓهي‬ Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Agik, N.E. 2020. Kritik Sastra: Pengantar
setiap bertambah ilmuku, maka tambahnya
Teori, Kritik, dan Pembelajarannya. Madza
ilmu itu karena kebodohanku.”
Media. Malang

Pada baris kedua puisi kedua, penyair


Satoto, Soediro. 2012. Stilistika. Penerbit
menggunakan gaya bahasa kontradiksi
Ombak. Yogyakarta
interminus, karena pada baris tersebut penyair
menjelaskan bahwa bertambahnya ilmu bukan
Keraf, G. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa.
karena kepandaian, namun karena kebodohan.
Jakarta: Gramedia.

C. KESIMPULAN
Mahliatussikah, H. 2015. Pembelajaran Puisi
Makna totalitas dan subjek kolektif Imam Syafii
Teori dan Penerapannya dalam Kajian Puisi
ketika menulis diwannnya adalah karena
Arab. Malang: Universitas Negeri Malang.
pengaruh situasi politik, social dan ekonomi
pada zamannya, dimana sistem politik dalam
Ratna, N. K. 2009. Stilistika : Kajian Puitika
negeri di era Imam Syafii khususnya di awal era
Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta.
bani Abbasiyah sangat berbeda dibandingankan
Pustaka Belajar.
di era bani Umayyah. Bani Umayyah lebih
menekankan kekuasaan pada orang Arab
dibandingkan yang lain tetapi sebaliknnya di era
Abbasiyah dimana mereka lebih mementikan
ras Parsi dan memberikan kekuasaan yang luas
kepda mereka. Hal ini karena hutang budi Bani
Abbasiyah kepada mereka karena ketika
merebut kekuasaan berkat bantuan orang parsi
khususnya orang-orang Khurasan.

Adapun gaya bahasa yang digunakan pada puisi


keutamaan ilmu di dalam Diwan Imam Syafi’i
yaitu eufemisme, paradoks, personifikasi dan
kontradiksi interminus.

Daftar Pustaka

Salim, M. I. Diwan Imam Syafii almusamma al-


Jauhara fi Syi’ri alImam Muhammad bin Idris.
Maktabah Ibnu Sina. Kairo.

10

Anda mungkin juga menyukai