Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1 P-ISSN 2598-0637

Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi E-ISSN 2621-5632


Revolusi Industri 4.0

GAYA BAHASA PADA PUISI “ASYHADU AN LAA IMROATA


ILLA ANTI” KARYA NIZAR QABBANI
Sofi Ghoniyah
Universitas Negeri Malang
sneveu96@gmail.com

ABSTRAK: Sastra adalah seni yang bermediakan bahasa, sedangkan


karya sastra merupakan produk imajinasi yang bermedium bahasa. Puisi
merupakan salah satu dari tiga macam karya sastra yang memiliki bahasa
padat akan simbol dan kias. Untuk menganalisis makna yang terkandung
dalam sebuah puisi diperlukan adanya telaah. Salah satu metode telaah
puisi adalah analisis stilistika. Analisis stilistika merupakan telaah terkait
gaya bahasa yang diigunakan pengarang dalam menciptakan sebuah karya
sastra. Pada artikel ini dibahas mengenai gaya bahasa yang digunakan oleh
Nizar Qabbani pada puisinya yang berjudul “Asyhadu An Laa Imroata Illa
Anti”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan macam-macam
gaya bahasa yang terdapat pada puisi “Asyhadu An Laa Imroata Illa Anti”
karya Nizar Qabbani. Metode yang digunakan pada analisis ini adalah
metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengarang menggunakan beberapa gaya bahasa dalam puisinya yang
meliputi: 1) simile atau tasybih, 2) metafora atau isti’arah, dan 3)
antonomasia atau kinayah, dan 4) sinekdoke.
KATA KUNCI: gaya bahasa, asyhadu an laa imroata illa anti, Nizar
Qobbani

Sastra menurut Sapardi adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa


sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan
gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.
Senada dengan itu, Plato mengemukakan bahwa sastra adalah hasil peniruan atau
gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan
peneladanan alam semesta sekaligus model kenyataan (Mahliatussikah, 2018:3).

Pengertian sastra berbeda dengan karya sastra. Sastra adalah jagat yang
diciptakan oleh pengarang. Sastra adalah refleksi sosial budaya suatu masyarakat.
Adapun karya sastra adalah produk imajinasi yang didasarkan pada konsep estetik,
bermedium bahasa dan terkait dengan realita. Realita dalam sastra dann dunia nyata
tidak harus sama. Fakta dalam karya sastra adalah fakta mental yang ada dalam
dirinya sendiri dan dunianya sendiri (Mahliatussikah, 2018:5)

Karya sastra berdasarkan genrenya dibagi menjadi 3, yaitu prosa, puisi, dan
drama. Diantara ketiga jenis karya sastra tersebut, puisi merupakan karya sastra
yang menarik untuk diteliti karena banyak memakai bahasa kias. Puisi memiliki

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 495
P-ISSN 2598-0637 Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
E-ISSN 2621-5632 Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0

bahasa yang lebih padat dan penuh simbolik daripada dua jenis karya sastra yang
lain (Zuhdy dan Masadi:2015)

Pradopo (1987) mengatakan bahwa puisi merupakan pernyataan sastra


paling inti. Segala unsur seni kesastraan mengental dalam puisi. Oleh karena itu
puisi merupakan pernyataan seni sastra yang paling baku di sepanjang masa. Puisi
selalu diminati oleh semua lapisan masyarakat dan mengalami perkembangan
seiring perkembangan waktu dan pola hidup dan budaya masyarakat.

Menurut Sudjiman, karya sastra tidak terlepas dari gaya bahasa yang
digunakan pengarang, baik sengaja maupun tidak untuk menciptakan efek-efek
tertentu pada pembaca karya sastra tersebut. Menurut Rukhiyatun, untuk
menciptakan efek tertentu, pengarang seringkali memanfaatkan perangkat fonologi,
semantik, gramatikal, dan leksikal. Oleh karena itu, untuk mengetahui gaya bahasa
yang digunakan pengarang dalam menciptakan karya sastra dibutuhkan suatu
metode analisis yang disebut stilistika (Mizan:2017).

Dalam bangsa Arab, ada adagium yang sangat terkenal, al-syi'ru diwân al-
'arab, puisi adalah rumah bangsa Arah. Maksudnya adalah, bangsa Arab sejak
zaman dulu menjadikan puisi tak hanya sebatas gubahan kata-kata dan sentuhan-
sentuhan puitis. Seolah puisi itu rumah, di dalamnya tentu memiliki banyak
"perabot" dan "perlengkapan"; mulai prinsip hidup, tatanan nilai, keyakinan,
sejarah, etika, perlawanan, patriotisme, romantisme yang tidak hanya dapat kita
jumpe dalam puisi-puisi mereka, melainkan memiliki daya puka dalam realitas
hingga meneguhkan siapa jati diri mereka. Sosok Nizar Qabbani menjadi ikon
penting dalam kesusastraan Arab modern. Kritikus sastra, Husain bin Hamzah
memberi gelar Nizar Qabbani sebagai “Presiden Republik Puisi”. Bahkan menurut
Ali Manshur, penyair asal Mesir, sosok Nizar Qabbani bisa dikatakan sebagai
“Umar bin Abi Rabi'ah modern”, penyair Quraisy dari bani Makhzum yang paling
piawai dalam menggubah syair-syair cinta dan erotisme (Rahman, 2018:14-15).

Salah satu karya Nizar Qabbani yang masyhur adalah puisinya yang
berjudul “Asyhadu An Laa Imroata Illa Anti”. Pada puisi ini Nizar menggunakan
banyak bahasa kias untuk menggambarkan sosok perempuan yang ia cintai dengan
bahasa yang indah dan sarat akan makna sehingga menari untuk diteliti.
Berdasarkan hasil telaah peneliti, hasil karya Nizar Qabbani telah beberapa kali
dianalisis dengan berbagai pendekatan diantaranya; Risalah Hubb (Zuhdy dan
Mahdi:2015), Uhibbuki Jiddan (Zuhdy:tanpa tahun), Sayabqa Al-Hubbu Ya Sayyidi
(Mizan:2017), Hina Akunu Asyiqan (Faishol, 2016), Kitabul Hubb (Asqi:2019), dan
Mansyūrātun Fidāiyyatun Alā Judrāni Isrāīl (A’yun:2018).

PENGERTIAN STILISTIKA

Menurut Kridalaksana, stilistika adalah (1) ilmu yang menyelidiki bahasa


yang dipergunakan dalam karya sastra, (2) ilmu interdisipliner linguistik pada

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


496 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1 P-ISSN 2598-0637
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi E-ISSN 2621-5632
Revolusi Industri 4.0

penelitian gaya bahasa. Slametmuljana mengemukakan bahwa stilistika itu


pengetahuan tentang kata berjiwa. Kata berjiwa itu adalah kata yang dipergunakan
dalam cipta sastra yang mengandung perasaan pengarangnya. Tugas stilistika
adalah menguraikan kesan pemakain susun kata dalam kalimat kepada
pembacanya. Penyusunan kata dalam kalimat menyebabkan gaya kalimat,
disamping ketetapan pemilihan kata, memegang peranan penting dalam cipta sastra.
Kesimpulannya, stilistika adalah ilmu mengenai gaya bahasa (Mahliatussikah,
2018:127)

Keraf membagi gaya bahasa menjadi dua bagian berdasarkan langsung atau
tidaknya makna. Yang pertama adalah gaya bahasa retoris dan yang kedua adalah
gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris merupakan gaya bahasa yang semata-mata
merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu.
sedangkan gaya bahasa kiasan merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan
imajinasi dengan mengiaskan atau mempersamakan satu hal dengan hal yang lain
supaya gambaran menjadi lebih jelas, menari, dan hidup (Pradopo dalam
Mahliatussikah, 2018:126). Beberapa bentuk gaya bahasa kiasan (majas) adalah
berikut ini:

1. Persamaan atau Simile

Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit,


maksudnya adalah bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang
lain. Oleh karena itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan
kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan
sebagainya (Keraf dalam A’yun:2018).

Dalam ilmu balaghah, persamaan atau simile ini serupa dengan istilah
tasybīh. Makna tasybīh secara bahasa adalah menyamakan atau menyerupakan.
Adapun secara istilah adalah menyamakan suatu hal dengan hal lain dalam suatu
makna dengan menggunakan perabot yang diketahui (Zamroji dan Huda,
2018:300).

2. Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara


langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Oleh karena itu, sebagai perbandingan
langsung metafora tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dan
sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua
(A’yun:2018).

Dalam ilmu balaghah, metafora serupa dengan isti’ārah. Isti’ārah secara


bahasa adalah meminjam. Adapun secara istilah adalah menggunakan suatu lafadz
untuk selain aslinya yang ditetapkan karena ada persesuaian keserupaan antara arti

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 497
P-ISSN 2598-0637 Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
E-ISSN 2621-5632 Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0

yang dipindahkan dan arti yang dipakai, serta terdapat pertanda yang memalingkan
dari menghendaki makna aslinya (Zamroji dan Huda, 2018:300).

3. Antonomasia

Antononomasia merupakan sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang


berwujud penggunaan sebuah epita untuk menggantikan nama diri, gelar resmi,
atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Antonomasia dalam ilmu balaghah
serupa dengan istilah kināyah. Kināyah secara istilah berarti penyembunyian makna
dengan menyebutkan tanda atau petunjuk tentang makna tersebut (A’yun:2018).

4. Sinekdoke

Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan


sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte).31
Dalam ilmu balaghah, sinekdoke serupa dengan majāz mursal kulliyyah dan majāz
mursal juz’iyyah. Adapun definisi majāz mursal kulliyyah adalah menyebutkan
keseluruhan dari sesuatu namun maksudnya hanya pada sebagian dari sesuatu
tersebut(A’yun:2018).

5. Ironi, Sinisme, dan Sarkasme

Sebagai bahasa kiasan, ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin
mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang
terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Adapun menurut Keraf, ironi
merupakan suatu upaya literer yang efektif karena menyampaikan impresi yang
mengandung pengekangan yang besar dan entah disengaja atau tidak, rangkaian
kata-kata yang dipergunakan itu mengingkari maksud yang sebenarnya. Sedangkan
sinisme diartikan sebagai suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Adapun sarkasme
merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme, yakni suatu acuan
yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir (A’yun:2018).

GAYA BAHASA DALAM PUISI “ASYHADU AN LAA IMAROATA ILLA


ANTI” KARYA NIZAR QOBBANI

Pada puisi ini Nizar Qabbani menggunakan beberapa gaya bahasa

Simile

‫أشهد أن ال إمرأة‬

‫تشبنهي كصورة زيتية‬

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


498 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1 P-ISSN 2598-0637
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi E-ISSN 2621-5632
Revolusi Industri 4.0

‫في الفكر و السلوك إال أنت‬

‫و العقل و الجنون إال أنت‬

‫و امللل السريع‬

‫و التعلق السريع‬

‫إال أنت‬
“Aku bersaksi tiada perempuan

Yang menyerupaiku seperti lukisan minyak

Dalam pikiran dan tindakan, selain engkau


Dalam kewarasan dan kegilaan, selain engkau
Dalam lekasnya bosan dan akasnya pertautan selain engkau”

Pada bait puisi diatas terdapat penyamaan (simile) yang tergolong tasybih
mursal mufasshal karena adat tasybih dan wajhussyibhi-nya disebutkan. Adapun
maknanya adalah bahwa tidak ada seorang wanitapun yang benar-benar mirip
dengan penulis dari segi pemikiran, kecerdasan, dan tabiat selain wanita yang ia
cintai.
‫َا‬
‫أشهد أن ال ْام َرأة‬
‫ا‬
‫كانت معي كريمة كالبحر‬
َ
‫َراق َب ُه كالشعر‬
ْ َ َ ََْ
‫َو َدللت ِّني ِّمثل َما ف َعل ِّت‬
ْ َ َ ََ َ
‫أفسدت ِّني ِّمثل َما ف َعل ِّت‬ ‫و‬

“Aku bersaksi tiada perempuan

Yang amat dermawan padaku bak lautan

Jernih bagai puisi

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 499
P-ISSN 2598-0637 Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
E-ISSN 2621-5632 Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0

Yang memanjakanku sebagaimana yang kau lakukan

Dan merusak diriku seperti yang kau perbuat”

Pada bait puisi diatas terdapat simile yang tergolong tasybih mujmal mursal
karena tidak disebutkan wajhussyibhi-nya akan tetapi disebutkan adat tasybihnya.
Adapun maksud dari penyamaan itu adalah seorang wanita itu sangat dermawan
sehingga diibaratkan sebagai lautan yang luas. Wanita itu juga diibaratkan sebagai
puisi yang selalu disukai oleh orang karena puisi selalu membuat orang tersentuh
dengan kata-katanya dan menjadi candu bagi para pecintanya.

Metafora
َ َ ‫َ ْ ّا‬ َ
‫الع ْين ْي ِّن‬ ‫أيتها البح ِّرية‬
ََ ُّ
‫اليد ْي ِّن‬ ‫َوالشمعيه‬
َ ‫الح‬ َ ‫ائعة‬ ُ ّ َ
‫ضو ِّر‬ ‫والر‬

‫البيضاء كالفضة‬ َ ‫َأيتا‬


َْ
‫كالبلو ِّر‬ ‫وامللساء‬
‫َا‬
‫أشهد أن ال ْام َرأة‬
َ
، ‫َعلى ُمحيط حصرص َها‬

‫ص ُو ُر‬ َ ‫َت ْج َتم ُع‬


َ ‫الع‬
ِّ
َ َ َْ َْ
‫َوألف ألف ك ْوك ِّب َي ُدو ُر‬

“Wahai perempuan bermata samudra

Yang kedua tangannya bercahaya

Yang kehadirannya memesona

Wahai yang putih seputih perak


Dan berkilauan bagaikan kristal

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


500 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1 P-ISSN 2598-0637
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi E-ISSN 2621-5632
Revolusi Industri 4.0

Aku bersaksi tiada perempuan

Pada samudera dekapannya, berkumpul segala masa

Ribuan galaksi berotasi”

Pada bait puisi di atas terdapat metafore atau istiarah. Maksud dari bait
tersebut adalah bahwasanya siapapun yang memandang pada mata perempuan itu
akan tenggelam dalam pesona kecantikannya. Kehadirannya selalu menjadi pusat
perhatian karena kecantikan yang ia miliki. Orang yang sedang jatuh cinta akan
selalu memikirkan orang yang ia cintai sehingga seakan-akan hidupnya hanya
penuh dengan perempuan yang ia cintai dan dunia akan berhenti jika tidak bersama
perempuan tersebut.

.....‫أشهد أن ال إمرأة إال أنت‬

........‫ إال أنت‬.....‫تحررت من حكم أهل الكهف‬

.......‫و كسرت أصنامهم‬

........‫و بددت أوهامهم‬

.........‫ إال أنت‬......‫و أسقطت سلطة أهل الكهف‬


“Aku bersaksi tiada perempuan

Yang terbebas dari hukum Ahlul Kahfi kecuali dirimu

Dan menghancurkan berhala-berhala mereka

Menghancurkan angan mereka

Serta meluluhlantakkan kerajaan Ahlul Kahfi kecuali dirimu”

Perempuan disini diibaratkan sebagai perempuan yang terbebas dari aturan


Ahlul Kahfi yang mana pemuda-pemuda itu dahulu terkena murka Raja Romawi
karena beriman kepada Allah dan tidak mau menyembah berhala. Namun,
perempuan ini justru menghancurkan berhala mereka dan ilusi mereka tanpa harus
melarikan diri seperti para pemuda Ashabul Kahfi.

‫أشهد أن ال امرأة‬

‫تختل نفس ي أطول اختالل‬


َ
‫َوأ ْس َعد اختالل‬

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 501
P-ISSN 2598-0637 Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
E-ISSN 2621-5632 Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0

ّ ‫تزرعني وردا ِّد َم‬


‫شقيا‬

‫ونعناعا‬

‫َوبر ُتقال‬
“Aku bersaksi tiada perempuan

Yang menduduki jiwaku begitu lama


Begitu indah

Menanamiku

Mawar Damaskus

Mint

Dan jeruk”

Maksud dari puisi ini adalah perempuan itu selalu berada di hati orang yang
mencintainya sehingga hatinya senang berbunga-bunga.

Antonomasia

........‫أشهد أن ال إمرأة‬

...........‫استقبلت بصدرها خناجر القبيلة‬

.........‫و اعتبرت حبي لها‬

.......‫خالصة الفضيلة‬
“Aku bersaksi tiada perempuan

Yang menghadapkan dadanya pada pisau kabilah


Dan aku anggap cintaku padanya

Sebagai inti kebaikan”

Maksud dari bait puisi ini adalah bahwasanya perempuan itu siap dicela oleh
masyarakat sebab dicintai oleh seorang lelaki yang dianggap tidak pantas untuknya.

Sinekdoke

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


502 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1 P-ISSN 2598-0637
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi E-ISSN 2621-5632
Revolusi Industri 4.0

‫و إن في سرتها‬

‫مركز هذا الكون‬


“Dan meski pada pusarnya

Berpusat alam semesta”

Sinekdok pada bait ini adalah majaz mursal juz’iyyah yang menyebutkan
kata pusar untuk memaknai seluruh jiwa dan raga perempuan. Maksudnya adalah
bahwa manusia itu lahir dari rahim seorang perempuan, dididik oleh perempuan,
perempuan sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya, sehingga perempuan
menjadi penentu kemajuan peradaban.

PENUTUP

Berdasarkan hasil telaah puisi “Asyhadu An Laa Imroata Illa Anti” karya
Nizar Qobbani, ditemukan beberapa macam gaya bahasa yakni simile, metafora,
antonomasia, dan sinekdoke. Pada puisi ini tidak ditemukan adanya ironi, sinisme,
dan sarkasme.

DAFTAR RUJUKAN

A’yun, L.K. 2018. Gaya Bahasa Kiasan Dalam Puisi “ Mansyūrātun Fidāiyyatun
„ Alā Judrāni Isrāīl”. Jurnal Arabiyatuna.
https://www.researchgate.net/publication/330164638

Faishol, Ahmad. 2016. Sy’ir Hiina Akunu Asyiqon Karya Nizar Qabbani (Analisis
Semiotik Riffaterre). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FAIB UINSUKA

Mahliatussikah, Hanik. 2018. Pembelajaran Prosa: Teori dan Penerapan dalam


Kajian Prosa Arab. Malang: UM Press

Mahliatussikah, Hanik. 2018. Pembelajaran Puisi. Malang: UM Press

Mahliatussikah, Hanik. 2019. Stilistika Puisi Arab: Kajian terhadap Diwan Al-
Jadawil karya Iliya Abu Madhi. Malang:UM Press

Mizan, A.N. 2017. Kompleksitas Penggunaan Gaya Bahasa dalam Antologi Puisi
“ Sayabqa Al - Hubb Sayyidi ” Karya Nizar Qabbani (Analisis Stilistika).
Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga

Pradopo, R.D. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 503
P-ISSN 2598-0637 Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
E-ISSN 2621-5632 Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0

Rahman, Musyfiqur. 2018. Aku Bersaksi Tiada Perempuan Sealin


Engkau.Yogyakarta:Penerbit Basabasi

Zuhdy, H. & Masadi M.A. 2015. Analisis Form Puisi-Puisi Nizar Qabbani dalam
Antologi Puisi 100 Risalah Hubb. E-Journal UIN MALIKI.
http://ejournal.uin- malang.ac.id/index.php/humbud/article/view/3247

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020


504 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai