Anda di halaman 1dari 10

PENGUJIAN KEKUATAN MEKANIK HASIL SAMBUNGAN LAS

ALUMINIUM 5083 DENGAN METODE LAS GTAW (GAS TUNGSTEN


ARC WELDING)

JURNAL

Disusun Oleh :

Alpin Supandi
NIM. 2014030021

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
ABSTRAK

Nama : Alpin Supandi


NIM : 2014030021
Judul Skripsi : Pengujian Kekuatan Mekanik Hasil Sambungan Las Aluminium 5083
Dengan Metode Las Gtaw (Gas Tungsten Arc Welding)

Pengelasan Gas Tungsten Arc Welding atau lebih populer disebut dengan TungstenInert Gas
(TIG) adalah salah satu jenis pengelasan busur listrik dengan pelindunggas. Untuk
menghasilkan busur listrik, digunakan elektroda yang tidak terkonsumsi terbuat dari logam
tungsten atau paduannya yang memiliki titik lebur sangat tinggi. Alumunium 5083 atau Al-
Mg 5083 merupakan paduan alamunium dengan magnesium sebesar 4,5% dan termasuk
material yang tidak dapat diperlakukan panas namun dapat digunakan untuk proses
pengelasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik hasil pengelasan
tungsten inert gas (TIG) pada aluminium 5083 dengan menggunakan variasi kecepatan
pengelasan yang berbeda. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
kekuatan tarik tertinggi terdapat pada metrial hasil pengelasan kecepatan 1 mm/s dengan nilai
rata - rata kekuatan tarik sebesar 97.92 MPa. Sedangkan kekuatan tarik terendah terdapat
pada material hasil pengelasan kecepatan 16 mm/s dengan nilai rata – rata kekuatan tarik
sebesar 35,35 MPa.

Kata Kunci : Gas Tungsten Arc Welding,Tungsten Inert Gas, Alumunium


5083,kekuatan tarik.

BAB I pekerjaan yang amat penting dalam

PENDAHULUAN teknologi produksi dengan bahan baku


logam.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada sambungan – sambungan
Teknologi pengelasan merupakan
konstruksi mesin, banyak penggunaan
salah satu bagian yang tidak bias dipisahkan
teknik pengelasan karena dengan
dalam teknologi manufaktur. Secara umum
menggunakan teknik ini sambungan
pengelasan dapat diartikansebagai suatu
menjadi lebih ringan dan lebih sederhana
ikatan metalurgi pada sambungan logam
dalam pembuatannya sehingga biaya
atau logam paduan yangdilaksanakan pada
produksi dapat lebih murah.
saat logam dalam keadaan cair. Sekarang ini
pengelasan merupakan pelaksanaan
Gas Tungsten Arc Welding atau 3. Pengujian ini dilakukan dengan
lebih populer disebut dengan Tungsten Inert beberapa variasi kecepatan
Gas (TIG) adalah salah satu jenis pengelasan
pengelasan busur listrik dengan pelindung 4. Pengujian yang dilakukan adalah uji
gas. Sejak pertama kali ditemukan, TIG tarik dan uji impak
sudah menjadi bagian penting dalam 5. Spesifikasi uji tarik mengikuti standar
industri manufaktur. Pengelasan ini banyak ASTM E-8
diaplikasikan pada baja stainless
steel,alumunium, logam reaktif seperti 1.4 Tujuan Penelitian
magnesium dan titanium. 1. Untuk mengetahui pengaruh pengelasan
1.2 Rumusan Masalah GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
terhadap kekuatan mekanik.
Permasalahan yang akan dicari
2. Untuk mengetahui pengaruh pengelasan
penyelesaiannya dalam tugas akhir
terhadap uji impact.
ini
adalah sebagai berikut: 1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagaimana pengaruh pengelasan GTAW Manfaat dari penelitian ini adalah :


1. Mendapatkan hasil terbaik mengenai
(Gas Tungsten Arc Welding) terhadap
jenis pengelasan Gas Tungsten Arc
kekuatan mekanik?
Welding (GTAW).
2. Bagaimana pengaruh pengelasan
2. Mendapatkan rekomendasi teknis serta
terhadap uji impact?
alur penelitian yang teratur saat
melakukan las Gas Tungsten Arc
1.3 Batasan Masalah Welding (GTAW).
1.6 Metode Penelitian
Adapun batasan masalah yang
diberikan agar penelitian ini Pada penelitian ini dimulai dengan
lebih focus pengumpulan data-data yang dibutuhkan
dan terarah dalam hal penganalisaan yaitu dalam menganalisa bahan yang akan diuji
sebagai berikut: dengan proses las Gas Tungsten Arc
1. Jenis pengelasan yang digunakan Welding (GTAW). Untuk mendapatkan
adalah las tungsten inert gas(TIG) atau hasil perhitungan yang akurat dan
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW). maksimal, penulis melakukan beberapa
2. Material yang digunakan adalah metode pengumpulan data antara lain :
Aluminium 5083 dengan tebal 12 1. Metode literature yaitu dengan mencari
mm informasi dan menelusuri lewat tulisan
para ahli, catatan perkuliahan, dan buku Tinjauan pustaka
tehnik lainnya. berisikan tentang
2. Study Eksperimen teori yang
Pengambilan data-data pengujian berhubungan dan
dikoleksi dalam bentuk tabel dan grafik mendukung
untuk dilakukan analisa atau kajian masalah yang
secara ilmiah. diambil.
3. Study Pengolahan Data
BAB III METODOLOGI
Dari data-data pengujian kemudian
PENELITIAN
dianalisa berdasarkan kaidah ilmiah
dengan menggunakan rumus-rumus dari Terdiri atas hal-hal
bukureferensi dan jurnal ilmiah. yang berhubungan
dengan
1.7 Sistematika Penulisan
pelaksanaan
Agar diperoleh alur penulisan yang penelitian, yaitu
baik juga dapat memuat isi tulisan dengan tempat penelitian,
pokok-pokok bahasan yang berbeda, maka bahan penelitian,
penulis menyusun sistematika penulisan ini peralatan
sebagai berikut: penelitian,
BAB I PENDAHULUAN prosedur
pembuatan dan
Bab ini membahas
diagram alir
tentang latar belakang
pelaksanaan
penelitian, tujuan
penelitian.
penelitian, batasan
masalah, keselarasan BAB IV HASIL PENGUJIAN
karya tulis berupa DAN PEMBAHASAN
Skripsi topik modular,
Berisikan hasil
manfaat penelitian,
penelitian dan
dan sistematika
pembahasan dari
penulisan.
data-data yang
BAB II LANDASAN TEORI diperoleh setelah
pengujian.
BAB V KESIMPULAN DAN aluminium tembaga-lithium digunakan
SARAN sebagai bahan pembuat tangki bahan bakar
pada pesawat ulang-alik milik NASA. Uang
Berisikan hal-hal
logam juga terbuat dari aluminium yang
yang dapat
diperkeras. Hingga saat ini, sulit dicari apa
disimpulkan dan
bahan paduan untuk membuat uang logam
saran-saran yang
berwarna putih keperakan ini, kemungkinan
ingin disampaikan
dirahasiakan untuk mencegah pemalsuan
dari penelitian ini.
uang logam. Piston mobil juga
DAFTAR PUSTAKA menggunakan bahan aluminium yang
dipadu dengan magnesium, silicon, atau
LAMPIRAN - LAMPIRAN
keduanya, dan dibuat dengan cara ekstrusi
BAB II atau dicor. Beberapa jenis roda gigi
menggunakan paduan Al-Cu. Penggunaan
LANDASAN TEORI paduan Cu untuk mendapatkan tingkat

2.1 Aluminium 5083 kekerasan yang cukup dan memperpanjang


usia benda akibat fatigue
Aluminium paduan seri 5083 adalah
salah satu jenis aluminium paduan dengan 2.2 Klasifikasi Las

paduan utama magnesium (Mg) 4.5 %. pada waktu ini banyak sekali cara-
Paduan seri 5000 adalah tipe paduan cara pengklasifikasian yang digunakan
aluminium yang tidak dapat diperbaiki sifat dalam bidang las, ini disebabkan karena
mekaniknya dengan pelakuan panas belum adanya kesepakatan dalam hal
sehingga dinamakan non heat treatable tersebut. Secara konvensional cara-cara
alloy. Aluminium paduan seri 5083 adalah pengklasifikasian tersebut dapat dibagi
jenis aluminium yang banyak digunakan dalam dua golongan yaitu: klasifikasi
dalam dunia industri, karena mempunyai berdasarkan cara kerja dan klasifikasi
sifak mekanik ( mechanical Properties ) dan
Berdasarkan energi yang
kemampuan las (weldability ) yang baik.
digunakan. Klasifikasi yang pertama
Paduan aluminium-magnesium umumnya
membagi las dalam kelompok las cair, las
digunakan sebagai bahan pembuat badan
tekan, las patri dan lain-lain. Sedangkan
kapal. Paduan lainnya akan mudah
klasifikasi yang kedua membedakan
mengalami korosi ketika berhadapan dengan
adanya kelompok-kelompok seperti las
larutan alkali seperti air laut. Paduan
listrik, las kimia, las mekanik dan lain-
lain. Bila diadakan klasifikasi yang lebih Pada proses pengelasana las tungsten
terperinci lagi, maka kedua klasifikasi inert gas (TIG) atau GTAW ada beberapa
tersebut di atas akan terbaur dan akan peralatan umum yang digunakan.
terbentuk kelompok-kelompok yang
2.6 Variabel Proses Pengelasan TIG
banyak sekali.
Variabel utama pada pengelasan TIG
2.3 Jenis-Jenis Pengelasan
adalah tegangan busur tegangan busur (arc
Dari sekian banyak jenis atau length), arus pengelasan, kecepatan gerak
klasifikasi pengelasan, cara pengelasan pengelasan (travel speed), dan gas lindung.
yang banyak digunakan saat ini adalah Jumlah energi yang dihasilkan oleh busur
pengelasan cair dengan busur dan dengan sebanding dengan arus dan tegangan,
gas. Adapun dari kedua jenis tersebut sedangkan jumlah bahan las yang
akan dijelaskan sebagai berikut. dideposisikan per satuan panjang
berbanding terbalik dengan kecepatan gerak
2.4 Las Gas Tungsten Arc Welding
pengelasan. Busur yang dihasilkan dengan
(GTAW) / Tungsten Inert Gas (TIG)
gas pelindung helium lebih dalam dari pada
Las gas tungsten arc welding
dengan gas argon.
(GTAW) adalah jenis pengelasan dengan
memakai busur nyala api yang 1.6 Pengumpan kawat las (wire feed)

menghasilkan elektroda tetap yang terbuat Cara pengumpanan kawat las ke


dari tungsten (wolfram), sedangkan bahan dalam kolam las menentukan jumlah lajur
penambah terbuat dari bahan yang sama yang terproduksi dan tampak luarnya. Pada
atau sejenis dengan bahan yang dilas dan mesin las GTAW yang otomatis, kecepatan
terpisah dari torch. Untuk mencegah pengumpanan kawat las menentukan bahan
oksidasi, maka dipakai gas pelindung yang tambahan las yang terdeposisi persatuan
keluar dari torch biasanya berupa gas argon panjang sanbungan las. Mengurangi
dengan kemurnian mencapai 99,99%. Pada kecepatan pengumpanan akan
proses pengelasan ini peleburan logam memperdalam penetrasi dan meratakan
terjadi karena panas yang dihasilkan oleh bentuk permukaan (contour) lajur las.
busur listrik antara elektroda dan logam Pengumpanan kawat las yang terlalu lambat
induk. Proses pengelasan gas tungsten arc cenderung akan menghasilkan undercut
welding (GTAW) dapat dilihat seperti pada (luruhnya sisi kampuh), retak sumbu lajur
Gambar 2.2. dan kekurangan pengisian (lack of jouint
fill). Pengumpanan yang cepat akan
2.5 Peralatan Las TIG
mendangkalkan penetrasi dan menyebabkan diperhitungkan sebelumnya, karena
bentuk lajur cembung (convex). perencanaan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan kualitas hasil las yang
2.8 Klasifikasi Sambungan Las
kurang baik. Dengan demikian pengetahuan
Sambungan las dalam kontruksi baja metalurgi las dan ditambah dengan keahlian
pada dasarnya terbagi dalam sambungan dalam operasi pengelasan dapat ditentukan
tumpul, sambungan T, sambungan sudut, prosedur pengelasan yang baik untuk
dan sambungan tumpang. Sebagai menjamin hasil las-lasan yang baik.
perkembangan sambungan dasar tersebut
BAB III
diatas terjadi sanbungan silang, sambungan
dengan penguat dan sambungan sisi. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Proses Penelitian
2.9 Posisi Pengelasan
Agar penelitian dalam tulisan ini
Posisi atau sikap pengelasan yaitu tidak keluar dari tujuannya, maka perlu
pengaturan posisi atau letak gerakan dibuat acuan kerangka kerja berupa diagram
elektroda las. Posisi pengealasan yang alir sebagaimana digambarkan di bawah ini:
digunakan biasanya tergantung dari letak Tempat Penelitian
kampuh-kampuh atau celah-celah benda Penelitian dilakukan dilaboraturium
kerja yang akan dilas. Posisi-posisi PT. PJ-TEK Mandiri:
pengelasan terdiri dari posisi pengelasan di 1. Pembuatan spesimen dilakukan di
bawah tangan (down hand position), posisi laboratorium PT. PJ-TEK Mandiri.
pengelasan mendatar (horizontal position), 2. Proses pengelasan dilakukan di PT. PJ-
posisi pengelasan tegak (verticalposition), TEK Mandiri.
dan posisi pengelasan di atas kepala (over 3. Pengujian tarik dilakukan di
head position). laboratorium HI-TEST.
2.10 Metalurgi Las 4. Pengujian ini dilakukan di pj-tek

Metalurgi dalam pengelasan, dalam mandiri pada tanggal 17-27 Februari

arti yang sempit dapat dibatasi hanya pada 2019

logam las dan daerah yang dipengaruhi 3.3. Alat dan Bahan

panas atau HAZ (Heat Affected Zone). Alat yang digunakan untuk

Karena dengan mengetahui metalurgi las, penelitian ini adalah sebagai berikut :

memungkinkan meramalkan sifat-sifat dari 1. Elektroda

logam las. Aspek-aspek yang timbul selama Elektroda yang digunakan pada

dan sesudah pengelasan harus benar-benar pengelasan TIG adalah jenis elektroda
tungsten yang berfungsi menciptakan Setelah proses pengelasan selesai
busur nyala yang digunakan untuk dilakukan tahap selanjutnya adalah
mencairkan kawat las dan benda yang pembuatan spesimen uji tarik yang sesuai
akan disambung. Elektroda yang dengan standar. Standar yang digunakan
digunakan ER70S-6 dan diameter untuk pengujian tarik ini adalah ASTM E-8.
elektroda yang digunakan pada Pada gambar 30 ditunjukkan dimensi dari
penelitian ini adalah 2,4 mm spesimen uji tarik.
3.4 Persiapan Spesimen Uji 3.7 Analisis
Persiapan spesimen uji merupakan Dari pengujian tarik diperoleh data-
langkah awal dari penelitian ini. Ada dua data yang berupa nilai tegangan tarik
tahap dalam melakukan persiapan spesimen (tensile strength), tegangan luluh (yield
uji yakni pemilihan material yang akan strength) dan perpanjangan (elongation)
digunakan dan pembuatan kampuh las. serta grafik tegangan regangan. Data-data
3.5 Proses Pengelasan tersebut dapat dianalisis dengan cara melihat
Dalam penelitian ini jenis las yang hubungan tegangan tarik , tegangan luluh,
digunakan adalah gas tungsten arc welding dan regangan yang terjadi pada spesimen uji
(GTAW) atau Tungsten inert gas (TIG). berdasarkan variasi atau parameter yang
Sebelum proses pengelasan dimulai, logam digunakan pada saat pengelasan. Data dari
induk yang sudah dibuat kampuh las tiap-tiap spesimen dirata-atakan dan
tersebut harus dibersihkan dari kotoran dimasukkan kedalam tabel data hasil uji
seperti debu, minyak, oli atau gemuk, karat, tarik untuk keperluan analisis. Sedangkan
air dan lain sebagainya untuk menghindari pada pengujian foto mikro, diperoleh data-
terjadinya cacat las. Selanjutnya aluminium data berupa hasil uji foto mikro yang
dilas dengan las tungsten inert gas (TIG) kemudian dilakukan analisa untuk
dengan prosedur dan cara pengelasan yang mengetahui struktur mikro dan juga sifat
sesuaiserta bedasarkan parameter-parameter mekaniknya.
yang sudah ditentukan yaitu: BAB IV
1. Pengelasan kampuh V tunggal dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
arus 100 Ampere.
4.1 Data Hasil Pengelasan
2. Pengelasan kampuh V ganda dengan
Hasil pengelasan pada Aluminium
arus 100 Ampere.
tipe 5083 dilihat pada Table 4.1 dibawah ini.
3. Pengelasan kampuh tirus tunggal dengan
Masukan Panas (heat input) adalah
arus 100 Ampere.
panas yang dihasilkan dari proses
3.6 Pembuatan Spesimen Uji Tarik
pengelasan yang sedang berjalan, percobaan dengan pemdinginan yang
perhitungan ini dilakukan dengan mencari berbeda.
minimum dan maksimum untuk batasan 5.2 Saran
toleransi atau range yang ada pada hasil las. Dari hasil penelitian dan percobaan

Hasil Uji Impact tentang pengelasan GTAW terhadap


aluminium ini selaku peneliti menyarankan
Uji impact ini dilakukan dengan
kepada pihak Universitas :
beberapa percobaan untuk melihat
1. Untuk penelitian selanjutnya
perbandingan kekuatan antara spesimen
diharapkan
dengan beberapa variasi temperatur.
ketersediaan/kelengkapan peralatan
Ukuran dan suhu yang di gunakan pengujian dari pihak universitas,
pada pengujian Impact charpy ini agar mahasiswa lebih mudah dan
menggunakan Standar ASME B3.13 lebih cepat dalam melakukan
(Piping Prosedure) penelitian.
2. Selain mempermudah mahasiswa
BAB V
dalam hal penelitian, tersediannya
KESIMPULAN DAN SARAN alat uji penelitian diharapkan
mampu memunculkan ide-ide
5.1 Kesimpulan kreatif setiap mahasiwa.
Berdasarkan hasil pengujian mekanis 3. Untuk penelitian selanjutnya
sambungan las aluminium 5083 yang diharapkan para dosen membimbing
dilakukan uji tarik dan uji impak dapat para mahasiwa untuk berpikir lebih
disimpulkan sebagai berikut : jauh atas apa yang telah
1. Dari hasil pengelasan GTAW pada dilakukannya dalam penelitian.
aluminium 5083 percobaan tersebut
menghasilkan kekuatan tarik dengan DAFTAR PUSTAKA
beban tarik akhir mencapai 83,94 kN dan 1. Alip, M. 1989. Teori Dan Praktik Las.
84.69 dan kekuatan tekanan maksimum Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

mencapai 468 N/mm² dan 470 N/mm².


2. Aljufri. 2008. Pengaruh Variasi Sudut
2. Dari hasil pengelasan GTAW pada Kampuh V Tunggal Dan Kuat ArusPada
percobaan uji impact menghasilkan Sambungan Aluminium Terhadap
Kekuatan mekanik.
kekuatan impact charpy menghasilkan
nilai rata-rata 292,3 Joule dari beberapa
3. Althouse, dkk. 1984. Modern Welding. The 14. Sonawan H. 2003. Pengelasan Logam.
Goodheart-Willcox Company.Inc. Illinois. Bandung: Alfabeta.

4. Standar ASME V material Aluminium 15. Suratman, D. 1994. Panduan Proses


Perlakukan Panas. Bandung: Lembaga
5. Bastomi,Yazit. 2006. Pengaruh Kecepatan penelitian ITB.
Las Terhadap Tegangan GeserSambungan
Plat Aluminium Dengan Las Gas Tungsten 16. Surdia, T. 1985, Pengetahuan Bahan
Arc Welding (GTAW).Jurnal Universitas Teknik. Jakarta: Pradnya Paramita.
Indonesia (UI)

17. Syamola, Eric. 2007. Skripsi Sarjana:


6. Bintaro, G.A. 2000. Dasar-Dasar Pengaruh Waktu Pembersihan Terak
Pekerjaan Las. Yogyakarta: Kanisius Terhadap Kekuatan Sambungan Las bahan
Aluminium Pada Multipass Welding.
Jurusan Teknik Mesin–
7. Cary, H. B., 1993, Modern Welding UniversitasPamulang. Tangerang Selatan.
Technology, A Simon & Schuster
Company, Englewood Cliffs, New
18. Tim Penyusun, Fakultas Teknik Mesin
Jersey.
UNPAM. 2017. Mengelas Dengan proses
LasGas Tungsten Arc Welding dan
Sheilded Metal Arc Welding.
8. Dowling E, Norman. 1999. Mechanical
nd
Behavior Of Materials. 2 adition.
Printed in the united states of America. 19. Widharto, Sri. 2006. Petunjuk Kerja Las.
Cetakan Ke 6. Jakarta: Pradnya Paramita.

9. Groover, Mikell P. 1996. Fundamental Of


Modern Manufacturing,Material, Proses 20. Wiryosumarto, H Dan Okumura, T. 2000.
And System. Penerbit Prentice-Hall Inc. Teknologi Pengelsan Logam (Cetakan Ke
USA. 8). Jakarta: Pradnya Paramita.
10. Hamid, Nur Ismail. Skripsi Sarjana:
Analisa kekuatan hasil pengelasan pada
bahan aluminium. Skripsi. Pamulang: 21. ASME IX, Welding, Brazing dan Fusing
Universitas Pamulang. Qualification (cetakan 2014).
22.
11. Hidayat, Saeful. 2009. Pengaruh
Kecepatan Pelasan Dan
GeometriElektrode Terhadap Hasil Las
Pada Pengelasan GTAW/TIG.. Pusat
penelitian bahan dan lasan –PJ-Tek
Mandiri.

12. Mitchell, Pat “Welding Secret Revealed”.

13. Sack, Raymond J. I”Welding: Principles


and Prantices”. Mc Graw Hill.USA.

Anda mungkin juga menyukai