Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK PERANG DINGIM PADA

INDONESIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : REZA APRIADI TARIGAN
KELAS : XII IPS 1
M.PEL : SEJARAH PEMINATAN
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………... ii

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 1

1.3 Batasan Masalah ………………………………………………………………. 2

1.4 Tujuan Makalah ……………………………………………………………….. 2

1.5 Manfaat Makala ……………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… iii

2.1 Latar Belakang Perang Dingin ………………………………………………... 3

2.2 Faktor Faktor Utama yg Menyebabkan Perang Dingin …………………….. 4

2.3 Asal Mula & Berakhir Perang Dingin ………………………………………… 5

2.4 Pengaruh Perang Dingin Bagi Indonesia ……………………………………… 8

BAB III PENUTUP ………………………………………………………. iv

3.1 Saran kesimpulan ………………………………………………………………

3.2 Daftar Pustaka ………………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Timbulnya Perang Dingin sebagai akibat Perang Dunia II itu sendiri, sehingga bisa disebut latar
belakang yang besar timbulnya Perang Dingin ini disebabkan penyelesaian-penyelesaian
terhadap waktu pasca Perang Dunia II Sejarah Perang Dingin dimulai sehabis Perang Dunia II
berakhir. sehabis AS serta Uni Soviet bersekutu serta berhasil merusak Jerman Nazi dalam
Perang Dunia II, kedua pisah pihak lain hal pendapat mengenai kaya gimana metode yang tepat
buat membangun Eropa pascaperang. sepanjang sebagian dekade selanjutnya, persaingan di
antara keduanya menyebar ke luar Eropa serta merambah ke semua dunia ketika AS membangun
“pertahanan” pada komunisme dengan membentuk sebanyak aliansi dengan beragam negara,
terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, serta Asia Tenggara. sehabis Perang
Dunia II, antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet berlangsung perebutan efek yang
melahirkan Perang Dingin.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Sebagai berikut :

1. Apa yg melatar belakangi terjadinya perang dingin ?


2. Apa faktor faktor utama perang dingin ?
3. Bagaimana pengaruh perang dingin bagi indonesia ?
4. Apa manfaat perang dingin pada indonesia ?

1.3 Batasan Masalah

1. Latar Belakang Perang Dingin

2. Faktor Faktor Utama yg Menyebabkan Perang Dingin

3. Asal Mula & Berakhirnya Perang Dingin

4 Pengaruh Perang Dingin Bagi Indonesia

1.4 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui yang melatar belakangi perang dingin


2. Untuk mengetahui faktor utama perang dingin
3. Untuk mengetahui pengaruh perang dingin bagi indonesia
4. Untuk mengetahui manfaat perang dingin pada indonesia

1.5 Manfaat Makala

Adapun manfaat penulisan makalah ini untuk memper mudah pemahaman serta memperluas
wawasan pembaca mengenai sejarah hubungan perang dingin terhadap Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belalang Perang Dingin

Secara singkat ada 3 hal yang melatar belakanginya. Ini merupakan penyebab utama
kenapa tejadi perang dingin. Penyebabnya diantaranya adalah sebagai berikut;

 Amerika serikat punya kekuatan besar yang mana menjadi pemenang dari sekutunya
yakni Inggris dan juga Perancis. Hal ini karena memang Amerika punya kekuatan dan
peran dalam memajukan kehidupan beberapa negara di Eropa Barat dalam sistem
ekonomi.
 Kehadiran Uni Soviet nampaknya begitu berdampak besar bagi negara yang berapa di
Eropa Timur. Apalagi Uni Soviet ini banyak sekali membebaskan beberapa negara dari
cengkeraman Jerman. Pengaruh dari negara ini begitu besar untuk negara di Eropa Timur,
terutama dalam sistem ekonominya. Di beberapa negara seperti Albania, Hungaria
Rumania dan Bulgaria dibantu oleh Uni Soviet, tidak heran mereka mempunyai sistem
pemerintahan sama dengan Uni Soviet yakni negara komunis.
 Selain itu, penyebab lainnya ialah banyaknya negara yang baru muncul usai terjadinya
Perang Dunia II. Tidak hanya dalam lingkup Eropa saja justru yang di luar Eropa juga
sangat berpengaruh adanya perang dingin.
2.2 Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin

1. Penyebaran Ideologi. Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II
memiliki paham/ ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-
kapitalissedangkan Uni Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang
mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan
subur bertentangan dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa
paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena
negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya
untuk rakyat.
2. Keinginan untuk Berkuasa. AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di
dunia dengan cara-cara yang baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu negara-
negara yang sedang berkembang berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan
harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil
industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis. Masyarakat miskin
merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai kuat
ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan senjata
atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
3. Berdirinya Pakta Pertahanan. Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan
kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat
mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty
Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk mengimbangi
kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA
WARSAWA. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria,
Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
4. Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga,
ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok
timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia
sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara
demokrasi melalui ideologi komunisme.  Keadaan tersebut memicu ketegangan kian
memuncak sehingga muncullah persaingan senjata di antara kedua belah pihak. Masing-
masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin yang bahkan mengarah pada
terjadinya Perang Dunia III

2.3 Asal Mula & Berakhirnya Perang Dingin

Istilah “Perang Dingin” muncul pada tahun 1947 yang diperkenalkan oleh Bernard
Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat, sebagai interpretasi dari hubungan yang
terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Seperti yang kita ketahui Perang Dingin adalah
sebutan bagi sebuah Periode dimana terjadi berbagai konflik, ketegangan dan kompetisi antara
Amerika Serikat sebagai Blok Barat dan Uni Sovyet sebagai Blok timur pada 1947-1991.
Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang, yaitu koalisi militer, ideologi, psikologi,
industri, perkembangan teknologi, pertahanan, perlombaan Nuklir, persenjataan dan masih
banyak lagi. Yang ditakutkan dari peperangan ini adalah akan berakhir dengan perang Nuklir
meskipun pada akhirnya hal tersebut tidak terjadi.
Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet serta sekutu-sekutu mereka
berawal dari masalah pada masa penyelesaian perang Dunia II. Dalam Perang Dunia II,
keduanya mempunyai hubungan yang dapat dibilang harmonis sebagai satu sekutu dan
memenangkan perang atas Jerman, Italia dan Jepang. Kemenagan tersebut ternyata tidak diikuti
dengan perdamaian sejati, persekutuan keduanya akhirnya dinodai dengan perbedaan ideologi
yang sangat Kontras antara Kapitalis-Liberalis dan Komunis. Keduanya malah berseteru setelah
berhasil melawan Jerman, Italia dan Jepang. Konfrensi antara Stalin (Uni Sovyet), Roosevelt
(AS) dan Churchill (inggris) yang dikenal dengan Konfrensi Teheran pada November 1943,
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap peristiwa-peristiwa selanjutnya. Dalam
konfrensi tersebut, mereka menyatakan untuk menghancurkan Jerman dan mencari strategi
militer terbaik.

Pada konfrensi Pasca Perang di Postdam Juli 1945, perbedaan yang terpendam cukup
lama tentang Eropa Timur, akhirnya muncul kembali. Presiden USA, Harry S Truman, dia
mempunyai kebijakan yang berbeda dari pada pendahulunya, ia menginginkan diadakannya
pemilu yang bebas dikawasan Eropa Timur. Keinginan tersebut langsung ditentang oleh Stalin,
karena Stalin beranggapan bahwa jika hal tersebut diterpkan maka Eropa Timur akan
membentuk pemerintahan yang anti Sovyet maka dari itu Stalin tidak mengijinkanya.

Perbedaan pandangan antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat dalam konfrensi
Postdam tersebut dapat dibilang sebagai embrio dari Perang Dingin. Masyarakat Amerika Serikat
yang berada dalam pengaruh Perang Suci terhadap Hitler dan pandangan Politik Amerik yang
mendapat pengaruh dari jutaan Pemilih dari Eropa Timur, ingin pemilu yang bebas dinegara
yang telah diduduki oleh Uni Sovyet. Dilain pihak Stalin yang merasakan kehancuran negrinya
akibat serangan pasukan Nazi menginginkan keamanan militer yang total dari Jerman dan Eropa
Timur. Stalin percaya bahwa negara Komunis mampu menjadi kawan bagi Uni Sovyet maka dari
itu jika pemilu bebas diadakan maka akan menghasilkan pemerintahan yang bermusuhan dengan
Uni Sovyet.

Reaksi Amerika Serikat ternyata berlebihan, hal ini mulai nampak pada Mei 1945,
sebelum diselenggarakanya konfrensi Postdam, Truman mengusulkan bahwa semua bantuan kke
Uni Sovyet harus dihentikan. Pada Oktober Truman menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak
akan pernah mengakui sebuah pemerintahan jika pemerintahan tersebut didirikan secara paksa
dan mengabaikan aspirasi politik rakyatnya. Maret 1946, mantan PM Inggris, Churchill juga
menyatakan pada rakyat Amerika bahwa “Tirai Besi” telah digelar diseluruh daratan Eropa
dengan membagi Jerman dan Eropa dalam dua kubu yang berlawanan. Sikap saling mencela ini
akhirnya menjadi bagian dari kehidupan politik Amerika, Amerika sendiri merespon hal tersebut
dengan melakukan mobilisasi di berbagai bidang.

Hal ini semakin memanas saat agen-agen rahasia Sstalin menyatakan “ perjuangan
ideologi melawan imperialisme Kapitalis”. Partai Komunis Besar dengan agresif mnentang
pemerintahan mereka melalui cara-cara kekerasan dan pemogokan. Uni Sovyet juga melakukan
tekanan pada Iran dan Turki yang pro dengan Amerika. Perang Sipil yang didukung oleh
Amerika Serikat juga terjadi di Yunani dan Cina.

Untuk menaggapi Uni Sovyet, Amerika Serikat melakukan politik Containing atau
pengepungan terhadap komunisme di kawasan yang sudah dikuasai oleh Tentr Merah melalui
Doktrin Truman. Truman meminta Amerika Serikat untuk mengirim bantuan militer ke Yunani
dan Turki, agar negara-negara barat tidak jatuh ke tangan komunis, Amerika juga menawarkan
bantuan melalui Marshall Plan.

Marshall Plan akhirnya mendapat penolakan dari Stalin, sebagai reaksi dari itu Stalin
membentuk sistem Pemerintahan Sovyet, satu partai diktator komunis. Pendudukan
Cekoslovakia pada Februari 1948, merupakan jawaban Uni Sovyet atas Amerika Serikat.
Pendudukan tersebut menimbulkan kecemasan terhadap berkembangnya komunisme di Eropa
yang dimulai dari Eropa Timur dan Jerman. Ketika Stalin memblokade semua lalu lintas dari
zone pendudukan barat di Jerman ke Berlin Barat, sekutu meresponya dengan melakukan
“Jembatan Udara”, yang terbang ke Brlin Barat selama 324 hari yang mengangkut bahan
makanan ke Berlin sebagai bentuk dari politik Containing.

4 April 1949, Amerika Serikat berhasil membujuk negara-negara Eropa untuk menandatangani
pakta pertahanan yang diknal dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Segera
setelah itu pada 1955, Uni Sovyet juga mengikat negara-negara satelitnya di Eropa Timur dalam
Berakhirnya Perang Dingin

2.4 Pengaruh Perang Dingin Bagi Indonesia

Setelah Perang Dunia II berakhir, muncul dua kekuatan besar di dunia yang saling bersaing
dan bertentangan. Dua kekuatan tersebut adalah Amerika Serikat yang berpaham demokrasi-
kapitalis dan Uni Soviet yang mengusung paham sosialis-komunis. Kedua negara tersebut
berlomba-lomba menanamkan pengaruhnya di berbagai negara di dunia dengan berbagai cara
mulai dari pemberian bantuan ekonomi hingga bantuan persenjataan. Persaingan kedua negara
besar ini menimbulkan keprihatinan masyarakat internasional akan terjadi Perang Dunia III.
Selama perebutan pengaruh itu, kedua negara tersebut tidak pernah bertemu dan berhadapan
secara langsung , tapi hanya berada di belakang dengan memberikan dukungan kepada masing-
masing negara yang bersengketa seperti yang terjadi pada Perang Korea, Perang Vietnam. Oleh
karena itu disebut Perang Dingin.
Perang Dingin berdampak pada peta perpolitikan dunia pada saat itu. Negara-negara di
dunia terbagi-bagi setidaknya menjadi tiga kelompok yaitu negara-negara Blok Barat yang
menganut paham demokrasi-kapitalis, negara-negara Blok Timur yang berpaham sosialis-
komunis, serta negara-negara yang tidak memihak salah satu blok pun yang sering disebut
negara-negara non-blok. Negara-negara yang biasanya menjadi incaran perebutan pengaruh
kedua negara tersebut adalah negara-negara di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia.

1.Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Masa Perang Dingin

Pada tahun 1960-an ketika Indonesia menerapkan sistem demokrasi terpimpin pemerintah
mengarahkan pandangan politiknya ke negara-negara Blok Timur yang berhaluan komunis. Hal
ini disebabkan pengaruh kekuatan PKI yang saat itu mendominasi politik Indonesia. Selain itu
juga disebabkan negara-negara Barat terkesan enggan memberikan bantuan ekonomi dan
persenjataan dalam rangka perbaikan ekonomi dan perjuangan membebaskan Irian Barat. Puncak
kedekatan Indonesia dengan Blok Timur adalah pendirian Poros Jakarta-Hanoi-Pyong Yang-
Phnom Penh, menjadikan Indonesia dicap negara berhaluan komunis oleh masyarakat
Internasional. Kebijakan luar negeri pada waktu itu cenderung pada konfrontasi negara-negara
Barat yang dianggap sebagai simbol kolonialisme dan imperialisme.
Peristiwa pemberontakan G30S / PKI yang diduga didalangi PKI tahun 1965 menjadi titik
balik perubahan arah politik Indonesia. Peristiwa G30S / PKI ini diikuti oleh pergeseran
kekuasaan Orde Lama ke Orde Baru, dari Soekarno ke Soeharto. Perubahan tampuk kekuasaan
ini juga merubah halauan kebijakan luar negeri Indonesia. Komunis dinyatakan sebagai ajaran
terlarang di Indonesia sehingga semua hubungan dengan negara-negara komunis diputuskan.
2.    Peran Lembaga Keuangan Internasional dalam Kebijakan Ekonomi Indonesia di Masa
Orde Baru.
Dibawah pemerintahan Orde Baru, setahap demi setahap bisa keluar dari keterpurukan
ekonomi melalui bantuan dana negara-negara Barat. Bantuan yang didapat digunakan untuk
memperbaiki ekonomi dan melakukan pembangunan dalam bentuk Repelita (Rencana
Pembangunan Lima Tahun). Negara-negara pemberi bantuan dana itu tergabung dalam sebuah
konsorium yang dinamakan IGGI (Inter-Goverment Group on Indonesia) yang beranggotakan
Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jepang, Inggris, dan sejumlah negara Eropa
Barat.
Selain negara-negara tersebut, Indonesia juga mendapatkan pinjaman dana dari Bank
Internasional untuk Rekontruksi dan Pembangunan (IBRD / International Bank for
Recontruction and Development) atau Bank Dunia (World Bank). Bank dunia merupakan
lembaga keuangan yang mengurusi masalah-masalah yang bersifat struktural. Bank Dunia
memberikan bantuan dana kepada negara-negara yang membutuhkan melalui program
penyesuaian struktural (SAP / Structural Adjustment Program). Bank dunia juga berperan
melakukan perombakan terhadap sektor yang dipandang penting seperti sektor industri dan
perdagangan serta menyempurnakan kebijakan-kebijakan yang terkait sektor tersebut.
Tujuannnya adalah untuk meliberalisas sektor-sektor tersebut dengan menyingkirkan hambatan-
hambatan yang merintangi produktivitas perekonomian.
Disisi lain, untuk membenahi sektor moneter yang mengalami kekacauan pemerintah
Indonesia meminta bantuan dari IMF (International Monetary  Fund). Pemerintah perlu
meredam laju inflasi yang meningkat tajam de tahun 1965. IMF mempunyai tugas melakukan
intervensi (campur tangan) untuk mendapatkan kembali keseimbangan neraca perdagangan.
Keseimbangan neraca perdagangan dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank sentral dan menteri
keuangan. IMF memberikan saran-saran yang harus dilakukan pemerintah Indonesia untuk
menyehatkan perekonomiannya.
3.    Perkembangan Modal Asing Setelah Tahun 1906
Perekonomian Indonesia mulai membaik menuju ke arah stabil. Apalagi ketika
perekonomian pada tahun 1970-an terjadi “krisis minyak dunia” menguntungkan Indonesia
karena karena harga minyak dunia melambung tinggi. Hal ini memberikan keuntungan devisa
yang berlipat ganda bagi pemerintah Indonesia. Perekonomian Indonesia mulai pulih dan
beranjak stabil. Dengan cadangan devisa yang begitu besar, pemerintah berusaha mengejar
ketertinggalan Indonesia di bidang industri. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
membangun industri besar-besaran, mengingat selama ini Indonesia hanya berfokus pada bidang
pertanian, sedangkan industri belum digarap sungguh-sungguh karena keterbatasan dana.
Untuk membangun industri, pemerintah menerapkan prinsip keterbukaan bagi investor
asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan ikut serta dalam membangun
perekonomian Indonesia. Terlebih lagi setelah Orde Baru berkuasa, keamanan dalam negeri
sudah stabil dipandang cocok bagi investor asing sebagai tempat berinvestasi.
Para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dalam berbagai bentuk seperti
berikut :
a.    Pertambangan
Pemerintah menjalin kerja sama dengan negara-negara lain agar mau menanamkan
modalnya di bidang pertambangan menggali sumber kekayaan Indonesia agar bisa menjadi
devisa negara. Tercatat beberapa perusahaan dari Amerika Serikat dan Eropa tertarik membiayai
penggalian dan pengolahan barang tambang di Indonesia seperti pertambangan minyak di Aceh
oleh Exxon Mobile, pertambangan minyak di Riau oleh Caltex, pertambangan tembaga di
Mimika, Papua oleh Freeport Indonesia, dan pertambangan emas oleh Newmont.
b.    Otomotif
Pemerintah juga membuka ketertinggalan di bidang teknologi, pemerintah juga membuka
kesempatan kepada pengusaha asing untuk mengembangkan usahanya di bidang otomotif seperti
produksi mobil dan motor. Perusahaan asing yang bergerak dibidang ini baru sebatas perakitan
mobil dan motor dikarenakan teknologi dan prasarana yang belum endukung di Indonesia.
c.    Barang-barang Elektronik
Setelah tahun 1965, usaha dibidang barang-barang elektronik mengalami perkembangan
pesat. Barang-barang elektronik seperti televisi, radio, tape recorder, tidak lagi dikatakan sebagai
barang mewah sehingga permintaan terhadap barang-barang tersebut mengalami peningkatan.
Untuk itu dibutuhkan perusahaan yang mampu menyuplai peermintaan yang besar. Beberapa
perusahaan yang menanamkan modalnya dalam bentuk industri perakitan barang-barang
elektronik diantaranya Sony, Sharp, Samsung, dan perusahan-perusahaan lainnya.

d.    Perkebunan
Untuk membangkitkan perekonomian Indonesia, pemerintah sejak tahun 1965 mulai
menggenjot sektor perkebunan, mengingat bangsa Indonesia merupakan bangsa Agraris. Upaya
pembukaan perkebunan besar-besaran ini terganjal oleh masalah dana. Untuk mengatasi masalah
ini pemerintah mengundang investor asing untuk menggarap lahan-lahan perkebunan seperti
perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara, perkebunan teh di Jawa Barat, perkebunan tembakau
di Sumatra.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejatinya perang dingin yang terjadi antar dua negara besar disebabkan oleh beberapa faktor.
Perang tersebut sebenarnya tidak pernah sekalipun mengalami konflik militer seperti perang
pada umumnya. Namun lebih pada bentuk persaingan di berbagai bidang guna menunjukkan
kepada dunia siapa yang terbaik. Dengan demikian, secara tidak langsung dunia akan menilai
siapa yang paling cocok menjadi negara super power.

3.2 Saran

Dengan penjelasan mengenai sejarah perang dingin, diharapkan masyarakat mampu mengambil
manfaat dan segala hal positif dari peristiwa sejarah tersebut. Hal-hal negatif dari Perang Dingin
sebaiknya dihindarkan agar tidak terjadi lagi di masa mendatang.
3.3 Daftar Pustuka
* https://www.amazine.co/39023/bagaimana-perang-dingin-berakhir-ini-5-faktor-pendorongnya/

* http://crazyfrog41.blogspot.com/2013/04/pengaruh-perang-dingin-terhadap.html

* https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dingin

* http://guruwan.blogspot.com/2014/01/latar-belakang-perang-dingin.html

* http://ipospedia.com/latar-belakang-perang-dingin/

* http://alessacoldwar.blogspot.com/2017/08/dampak-cold-war-bagi-indonesia.html

* http://umaam.blogspot.com/2012/05/asal-mula-perang-dingin-amerika-serikat.html

* http://putranhs.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai