Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PKL

SISTEM INFORMASI BARANG PERSEDIAN MASUK DAN


KELUAR PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA
BARAT

Oleh :

Nama : Elpina Sari Dewi Hasibuan


No BP : 181100051
Program Studi : Sistem Informasi
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)

YAYASAN AMAL BAKTI MUKMIN PADANG


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKAN DAN
KOMPUTER (STMIK) INDONESIA PADANG
2021

6
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PKL

SISTEM INFORMASI BARANG PERSEDIAN MASUK DAN KELUAR


PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT

Disusun Oleh:

Nama : Elpina Sari Dewi Hasibuan


No BP : 181100051
Program Studi : Sistem Informasi
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)

Disetujui dan disahkan sebagai


Laporan PKL
Padang, Agustus 2021

Dosen Pembimbing PKL Pembimbing Instansi PKL

Arman, M.Kom Arnas


NIDN: 1007097604 NIP. 198204262010012003

Ketua Prodi
Prodi Sistem Informasi

Nency Extise Putri, M.Kom


NIDN. 1026088801

7
ABSTRAK

SISTEM INFORMASI BARANG PERSEDIAN MASUK DAN KELUAR PADA


DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT

Sistem Informasi barang persediaan masuk dan keluar pada Dinas Sosial Provinsi
Sumatera Barat adalah sistem yang digunakan untuk menghasilkan informasi tentang
barang persediaan masuk dan keluar yang akurat, tepat guna, efektif dan efisien sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Penyimpanan data barang persediaan
masuk dan keluar merupakan hal yang pokok terutama dalam mencari, mengganti atau
memperbaharui data persediaan barang masuk dan keluar. Penelitian ini bertujuan untuk
dapat menghasilkan sistem informasi barang persediaan masuk dan keluar secara
komputerisasi dimana sistem barang persediaan masuk dan keluar sebelumnya masih
manual atau menggunakan Microsoft Excel dalam mengolah semua barang persediaan
masuk dan keluar, sehingga dengan adanya sebuah sistem dalam mengolah data barang
persediaan dapat lebih efisien dan optimal. Alat bantu perancangan sistem menggunakan
Context Diagram (CD), Data flow diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram
(ERD).

Kata Kunci : Sistem, Sistem informasi, Barang Persediaan, Barang Masuk, Barang
Keluar, CD, DFD, ERD

8
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “Sistem Informasi Barang
Persediaan Masuk dan Keluar Pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat”.

Adapun tujuan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk
memenuhi syarat lulus mata kuliah PKL pada semester VI di Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang.

Dalam pembuatan laporan PKL ini tidak mungkin akan terselesaikan tanpa ada bantuan
dari berbagai pihak. Namun dengan bimbingan, saran dan bantuan serta petunjuk yang
besar dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak, dapat mengurangi kendala-
kendala dalam penyusunan laporan PKL ini. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada :

1. Bapak Ismail Gusman, SE selaku Ketua Yayasan Amal Bakti Mukmin Padang,
STMIK Indonesia Padang.

2. Bapak Masyhuri Hamidi, S.E., M.Si., Ph.D., CFP selaku Ketua Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang.

3. Ibu Ilfa Stephanie, M.Si selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang.

4. Bapak Daniel Dahlan, SE, MM, selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang.

5. Bapak Sotar, M.Ag selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang.

6. Ibu Nency Extise Putri, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
STMIK Indonesia yang telah memberikan arahan dan pembekalan dalam tata
cara melaksanakan PKL.

9
7. Bapak Arman, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu disela kesibukan, serta telah sabar memberikan bimbingan,
arahan, serta dukungan kepada penulis selama proses pembuatan laporan PKL.

8. Seluruh Dosen STMIK Indonesia Padang yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat.

9. Bapak Arnes, selaku pembimbing PKL di Dinas Pertanian Kabupaten


Dharmasraya yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan PKL di tempat tersebut.

10. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dorongan,
semangat dan bantuan moril dan materil.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian Laporan PKL ini dengan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Semoga Laporan PKL ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi
semua pihak yang membaca dan memahaminya dan dapat bernilai ibadah di hadapan
Allah SWT. Amin.

Padang, 26 Juli 2021

Elpina Sari Dewi Hasibuan

10
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PKL.............................................................7

ABSTRAK........................................................................................................................8

KATA PENGANTAR......................................................................................................9

DAFTAR ISI...................................................................................................................11

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................14

DAFTAR TABEL..........................................................................................................14

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................15

1.1 Latar Belakang...............................................................................................15

1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.......................17

1.3 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan...........................................17

BAB II PROFIL DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT......................19

2.1 Sejarah Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat............................................19

2.2.1 Visi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat...........................................24

2.3 Tugas dan Fungsi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat...........................26

2.3.1 Dinas sosial..............................................................................................26

2.3.2 Kepala Dinas...........................................................................................27

2.3.3 Sekretariat...............................................................................................28

2.3.4 Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial............................................30

2.3.5 Bidang Rehabilitasi Sosial......................................................................33

2.3.6 Bidang Pemberdayaan Sosial................................................................36

2.3.7 Bidang Penanganan Fakir Miskin.........................................................39

2.4 STRUKTUR ORGANISASI DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA


BARAT.......................................................................................................................41

.........................................................................................................................................41

11
BAB III SISTEM INFORMASI BARANG PERSEDIAAN MASUK DAN KELUAR
PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT.......................................42

BAB IV KEGIATAN SELAMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN PADA DINAS


SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT................................................................43

BAB V PENUTUP..........................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................45

LAMPIRAN....................................................................................................................46

12
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya teknologi informasi mengubah manusia dalam menyelesaikan semua
pekerjannya. Dahulu manusia menyimpan semua informasi dan dokumen
menggunakan buku yang disimpan dalam lemari dokumen, maka sekarang berubah
menggunakan komputer untuk menyimpan data-data suatu perusahaan
(computerized) (Arifudzaki et al., 2010). Komputer merupakan salah perangkat keras
yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan para karyawan, seperti pendidikan,
instansi pemerintah, perusahaan, home industri dan lain-lain. Komputer dapat
melakukan pengolahan data menjadi lebih efisien dan efektif yang meminimalisasi
kesalahan sekaligus menghemat biaya operasional yang terjadi.
Dunia kerja pada saat ini membutuhkan profesional-profesional muda kompeten yang
mampu menjawab tantangan di era globalisasi dan dapat menghadapi persaingan di
dunia kerja, diantara sistem pendidikan tersebut ada suatu program yaitu Pratek Kerja
Lapangan (PKL) untuk mengenalkan kepada mahasiswa mengenai praktek untuk
bekerja di industri dan menggali pengetahuan mengenai apapun di industri tersebut.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini juga dimaksudkan untuk memberi wawasan
yang lebih luas dan praktek terhadap mahasiswa mengenai perkembangan lapangan
dalam dunia nyata.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis memilih Dinas Sosial Provinsi Sumatera
Barat sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) karena lokasi kantor dekat
dengan lokasi tempat tinggal serta ingin mengetahui bagaimana pengimplementasian
sistem informasi pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat. Dinas Sosial Provinsi
Sumatera Barat terletak di Jln. Khatib Sulaiman No.5, Flamboyan Baru, Kec. Padang
Barat, Kota Padang, Sumatera Barat. Selama melakukan PKL di Dinas Sosial
Provinsi Sumatera Barat penulis ditempatkan pada bagian Kasubag Umum dan
Kepegawaian.
Di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat pada bagian Kasubag Umum dan
Kepegawaian ini dalam pengolahan data barang persediaan telah terkomputerisasi,
namun penggunaannya masih standar umum yaitu menggunakan Microsoft word dan
Microsoft Excel, setiap data barang persediaan masuk, keluar dan transaksi disalin

14
satu per satu tentunya tidak terstruktur dengan baik yang menyebabkan banyaknya
penggandaan data, kehilangan data, serta sulitnya pencarian arsip terhadap barang
persediaan. Hal ini menyebabkan lamanya proses pengolahan data yang
mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian rekapan data barang persediaan
masuk dan keluar, dimana jika terjadi ketidaksesuaian akan dilakukan pengecekan
manual yang membuang banyak waktu.
Dari uraian permasalahan yang terjadi tersebut maka Dinas Sosial menginginkan
adanya sebuah sistem informasi untuk membantu dalam mengolah data serta
menyimpan data-data barang persediaan sehingga dapat mempermudah dalam
mengolah data persediaan barang yang ada di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat.
Sistem informasi Persediaan adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan
memelihara data menjelaskan mengenai persediaan barang, mengubah data tersebut
menjadi informasi dan melaporkan kepada pemakai (Mcleod, 2002) (Informasi et al.,
2015).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dengan judul “SISTEM INFORMASI BARANG PERSEDIAAN MASUK
DAN KELUAR PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT”.

1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera
Barat, yang berlokasi di jalan Khatib Sulaiman No.5, Flamboyan Baru, Kec. Padang
Barat, Kota Padang, Sumatera Barat. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan 1 (satu) bulan, yaitu di mulai dari tanggal 19 Juli 2021 s/d 20 Agustus
2021. Jam kerja hari Senin sampai Jum'at dengan jadwal masuk pukul 07.30 sampai
16.00 WIB. Kecuali hari jum’at sampai dengan pukul 16.30 WIB. Dalam
melaksanakan kegiatan PKL penulis ditempatkan pada Bagian Kasubag Umum dan
Kepegawaian.

1.3 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan pada Dinas Sosial
Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat mempunyai tujuan antara lain:

a. Menerapkan ilmu yang didapat selama berada di bangku perkuliahan pada


Dinas Sosial provinsi sumbar tepatnya di Bidang Kasubag Umum dan
Kepegawaian.

15
b. Untuk mengetahui sistem kerja yang ada didalam instansi pemerintahan
Dinas Sosial Provinsi Sumbar
c. Memupuk sikap disiplin kerja dengan mematuhi peraturan yang ditetapkan
oleh Dinas Sosial Provinsi Sumbar.
d. Dapat mengaplikasikan ilmu di bidang sistem informasi pada Dinas Sosial
Povisinsi Sumbar.
e. Dapat meningkatkan dan memperluas ilmu pengetahuan yang dimiliki
f. Mencari pengalaman dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
g. Dapat mengatasi masalah yang timbul di Dinas Sosial Provinsi Sumatera
Barat berdasarkan ilmu yang dimiliki

16
BAB II
PROFIL DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT

2.1 Sejarah Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat


Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat merupakan instansi Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Barat yang secara Organisatoris, teknis administrasi dan teknis
operasional berada di bawah Gubernur Provinsi Sumatera Barat. Dinas Sosial
Provinsi Sumatera Barat berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2003
tentang Perubahan Organisasi dan Tata Dinas di lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Barat. Sebelumnya dalam peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2001
Dinas sosial bergabung dengan Dinas Kesehatan dengan Nomenklatur Dinas
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial yang merupakan gabungan :

a. Kantor Wilayah Departemen Sosial


b. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan, dan
c. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

Adanya penggabungan ini merupakan konsekuensi diberlakukannya Undang-undang


Nomor 22 Tahun 1999, tentang otonomi daerah dan Perda No. 5 Tahun 2001 yang
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas (SOTK) dilingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Barat, dimana pada saat penyusunannya Abdulrahman
Wahid yang ditangkap oleh legislatif sebagai pembenar menjegal usulan tentang
Dinas Sosial.
Setelah berjalan 2 tahun lebih pemerintah mengevaluasi lagi SOTK dengan
pertimbangan efektifitas kinerja dengan mendengarkan saran-saran dari masyarakat
diusulkanlah perubahan SOTK oleh Gubernur dan akhirnya disetujui oleh DPRD
maka Perda tersebut diatas seefektif diperlakukan.
Dalam pengembangannya Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat telah mengalami
beberapa era. dan dari periode itu mempunyai nilai tertentu sesuai dengan kurun
waktu masing-masing, yakni sebagi berikut :

2.1.1 Era Jawatan Sosial


Sejak 17 Agustus 1945 secara yuridis telah berdiri Negara Republik Indonesia yang
mempunyai pemerintah yang baru berusaha melengkapi semua struktur organisasi

17
yang diperlukan dalam penyelenggaraan Negara hingga bisa mencapai tujuannya.
Pemerintah berpendapat untuk melaksanakan Undang-undang Dasar 1945
pemerintah membentuk Kabinet yang terdiri dari beberapa Kementerian salah satu
Departemen itu adalah Departemen Sosial yang bertujuan menangai masalah-
masalah sosial secara serius dan bersungguh-sungguh. Untuk mengurusi masalah-
masalah sosial diprovinsi dibentuklah unit organisasi sosial dengan nama Jawatan
Sosial Provinsi dan Keresidenan dibentuk pula unit organisasi Sosial dengan nama
Pejabat Sosial Negara R.I Keresidenan.
Pada saat itu Provinsi Sumatera Jawatan Sosialnya berkedudukan di Kota Pematang
Siantar, sedangkan pelaksanaan kegiatan sosial di daerah keresidenan Sumatera
Barat berkedudukan di Bukittinggi. Semenjak tahun 1946 Pejabat Keresidenan
Sumatera Barat telah mulai menangani permasalahan sosial yang timbul akibat
perang kemerdekaan. Pejabat sosial pertama di keresidenan Sumatera Barat adalah
Bagindo Muhammad Thahar kemudian dilanjutkan oleh Marah Kaharudin sampai
terbentuknya Provinsi Sumatera Tengah.
Pada tahun 1947 terbentuknya Provinsi Sumatera Tengah karena Provinsi dibagi
menjadi tiga (3) Provinsi yakni: Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumaterat
Selatan. Jawatan Sosial Provinsi baru tersebut, untuk Sumatera Tengah Jawatan
Sosial Provinsi berkedudukan di Bukittinggi dipimpin oleh A. Malik Ahmad,yang
wilayah kerjanya meliputi seluruh Provinsi Sumatera Tengah (Prov. Riau, Sumatera
Barat, Jambi dan Prov. Kepulauan Riau sekarang). Pada agresi Belanda ke II
kegiatan jawatan sosial Sumatera Tengah vakum karena saat itu semua kegiatan
pemerintahan diambil alih oleh militer (meliterisasi). Yang ada hanya Gubernur
Militer, Bupati, Wedana Militer, dan Wali Nagari Perang. Semua personil jawatan
sosial ikut aktif membantu militer dalam berbagai kegiatan.
Setelah berakhirnya agresi Belanda ke II tahun 1949, Jawatan Sosial Sumatera
Tengah yang berkedudukan di Bukittinggi kembali melaksanakan kegiatannya. Pada
tahun 1950 Jawatan Sosial Provinsi Sumatera Tengah dipindahkan ke Padang karena
Ibu Kota Provinsi Sumatera Tengah pindah ke Kota Padang.

2.1.2 Era Inspeksi Sosial


Pada tahun 1950 susunan organisasi dan tata kerja jawatan sosial tengah dirobah
menjadi susunan organisasi dan tata kerja Inpeksi Sosial Sumatera Tengah. Inspeksi
ini berada di bawah Inspeksi Sosial Sumatera yang berkedudukan di Medan.

18
Inspeksi Sosial Republik Indonesia Provinsi Sumatera Tengah aktif melaksanakan
kegiatannya sampai terjadi pergolakan Pemerintahan Revosioner Republik Indonesia
(PRRI) di Sumatera Barat tahun 1958. Setelah terjadi pergolakan PRRI berdirilah
Inspeksi Sosial Republik Indonesia Provinsi Sumatera Barat. Ini disebabkan
Pemekaran. Provinsi Sumatera Tengah menjadi Sosial Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Riau dan Provinsi Jambi.
Inspeksi Sosial Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh Abdul Muis dari tahun 1958
sampai tahun 1963, kemudian digantikan oleh Muhammad Hasan Byk Dt. Maradjo
yang dipindahkan dari Inspeksi Sosial Provinsi Kalimantan Selatan. Inspeksi Sosial
Provinsi Riau dipimpin oleh Khamardibrata dan Inspeksi Sosial Provinsi Jambi
dipimpin oleh A. Nawawi.

2.1.3 Era Kantor Wilayah Departemen Sosial


Indonesia dengan pedoman kepada keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1974
tentang pokok-pokok organisasi Departemen dan keputusan Presiden nomor 45
tahun 1974 tentang Susunan Organisasi Departemen, telah menetapkan bahwa
Jawatan Sosial Provinsi diganti nama menjadi Kantor Wilayah Departemen Sosial
Provinsi, hal ini tentu juga berlaku untuk Sumatera Barat maka berubah lah nama
Jawatan Sosial menjadi Kantor Wilayah Departemen Sosial Provinsi Sumatera
Barat.
Penetapan Kantor Wilayah Departemen Sosial Provinsi Sumatera Barat dikukuhkan
dengan Surat Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 16 tahun 1984.
Era Kantor Wilayah Departemen Sosial Provinsi ini berakhir setelah
diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah itu
hanya sekedar pelaksanaan proyek, kegiatan rutin yang biasanya datang dari
Departemen Sosial otomatis terhenti.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2001 maka terbentuklah Susunan
Organisasi Tata Kerja Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari
Sekretariat Daerah, Asisten I sampai IV, Biro-biro, Bagian-bagian dan Seksi
dilingkungan Kantor Gubernur, serta dinas-dinas terkait dilingkungan Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat. Diantara dinas-dinas teknis terkait itu adalah Dinas
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial yang diharapkan mampu mengkaper tugas-tugas
di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial di seluruh Sumatera Barat. Namun
dalam operasional harapan tidak semulus kenyataan, sektor sosial hanya terwakili

19
dalam sisi teknis operasional dalam bidang perencanaan dan ketatausahaan tidak
terwakili sama sekali, jadi timbul ketimpangan dalam pendistribusian, pekerjaan
sering terlambat atau justru tidak dikerjakan sama sekali akibat tidak keterwakilan di
Subdin Bina Program dan Bagian Tata Usaha tersebut.

2.1.4 Era Dinas Sosial


Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat berdiri berdasarkan peraturan Daerah Nomor 1
tahun 2003, menurut Perda ini Dinas sosial terdiri dari :
a. Kepala Dinas dibantu seorang Wakil
b. Bagian Tata Usaha
c. Sub Dinas Bina Program
d. Sub Dinas Pemberdayaan Sosial
e. Sub Dinas Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
f. Sub Dinas Bantuan dan Jaminan Sosial
g. Unit Pelaksana Teknis Daerah

2.2 Visi dan Misi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat


2.2.1 Visi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat
Pembangunan kesejahteraan sosial pada kurun waktu 5 tahun ke depan (2016–2021)
dilaksanakan berdasarkan pada Visi “Terwujudnya Keberfungsian Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) menuju Sumatera Barat
yang Sejahtera”. Dari Visi diatas dapat dijelaskan beberapa kata kunci yang
menjadi kekuatan Visi Dinas Sosial, yaitu :
Keberfungsian sosial mengacu pada cara yang dilakukan individu-individu atau
kelompok dalam melaksanakan tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhannya.
Konsep ini pada intinya menunjuk pada “kapabilitas” (capabilities) individu,
keluarga atau masyarakat dalam menjalankan peran-peran sosial di lingkungannya.
Baker, Dubois dan Miley (1992) menyatakan bahwa keberfungsian sosial berkaitan
dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar diri dan
keluarganya, serta dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Konsepsi ini mengedepankan nilai bahwa manusia adalah subyek dari segenap
proses dan aktifitas kehidupannya. Bahwa manusia memiliki kemampuan dan
potensi yang dapat dikembangkan dalam proses pertolongan. Bahwa manusia
memiliki dan/atau dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi asset dan

20
sumber-sumber yang ada di sekitar dirinya. Sejahtera berarti aman, sentosa, makmur
dan bebas dari ancaman serta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Visi ini lebih dalam mengandung pengertian bahwa :
a. Bahwa setiap warga masyarakat khususnya Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) memiliki hak hidup, hak mendapatkan
penghasilan, penghidupan yang layak, perlakukan yang baik, pengakuan dan
perlindungan sosial sehingga tercapainya tingkat keadilan dan pemerataan
pembangunan khususnya kesejahteraan sosial baik bagi individu, keluarga,
komunitas lokal menuju masyarakat yang semakin sejahtera lahir & bathin;
b. Bahwa pembangunan kesejahteraan sosial diselenggarakan tidak hanya oleh
pemerintah melainkan sebuah komitmen bersama seluruh stakeholders guna
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan memberikan pelayanan agar
seluruh Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial merasa tenang, adil dan
sejahtera lahir dan bathin berdasarkan nilai kemanusiaan yang bermartabat
serta berkeadilan sosial.
c. Melalui Pembangunan Kesejahteraan Sosial yang berkeadilan sosial akan
mampu menciptakan kondisi dan situasi kehidupan dan penghidupan sosial
yang kondusif dan saling menguntungkan semua pihak.
d. Keberfungsian sosial individu, keluarga, dan kelompok/komunitas lokal akan
memberi dampak yang signifikan terhadap terciptanya dinamika kehidupan
dan penghidupan yang baik menuju kepada masyarakat yang martabat dan
mandiri.

2.2.2 Misi
Agar pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat dapat
mencapai hasil yang optimal sesuai dengan visi yang telah ditetapkan, maka
ditetapkan pula misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas dan perluasan jangkauan pelayanan Usaha
Kesejahteraan Sosial, pengetahuan, keterampilan dan manajemen berusaha
kepada PMKS.
b. Meningkatkan Profesionalisme dan kualitas pelaku pembangunan dibidang
usaha kesejahteraan sosial melalui tanggung jawab sosial.
c. Mengembangkan Sistem Jaminan dan Perlindungan Sosial.

21
2.3 Tugas dan Fungsi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat
2.3.1 Dinas sosial
Dinas sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah
bidang sosial. Fungsi Dinas Sosial adalah:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang Sosial


b. Penyelenggaran urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Sosial
c. Pembinaan dan fasilitas bidang Sosial lingkup provinsi dan kabupaten/kota
d. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas
e. Pelaksanaan tugas di bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, rehabilitas
Sosial pemberdayaan Sosial, dan Penanganan Fakir Miskin
f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Sosial
g. Pelaksanaan tugas yang lain diberikan oleh Gubernur sesuai tugas dan
fungsinya.

2.3.2 Kepala Dinas


Tugas Kepala Dinas adalah:
a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas
kebijakan umum Pemerintah Daerah
b. Menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis Dinas sesuai dengan
kebijakan umum Pemerintah Daerah
c. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas
atas penyelenggaraan pemerintah Daerah di bidang Sosial
d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan
kesejahteraan Sosial
e. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan
program, kesekretarian, pemberdayaan sosial, Penanganan Fakir Miskin,
pelayanan dan rehabilitasi Sosial, Perlindungan dan Jaminan Sosial
f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi pemerintah,
swasta lembga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas
g. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan RPJMD Rencana Strategis,
LAKIP, LKPJ, dan LPPD Badan serta pelaksanaan tugas-tugas teknis serta
evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretarian, perlindungan dan

22
jaminan sosial, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, penanganan fakir
miskin
h. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis di bidang Sosial dan
pembinaan UPTD
i. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Kepala Dinas membawahi beberapa bidang:


a. Sekretariat
b. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial
c. Bidang Rehabilitas Sosial
d. Bidang Pemberdayaan Sosial
e. Bidang Penanganan Fakir Miskin
f. UPTD
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2.3.3 Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan dibidang program, keuangan, umum dan
kepegawaian.
Fungsi Sekretariat adalah:
a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program dinas
b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretaritan
c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, umum dan kepegawaian

Sekretariat terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Program dan Data

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan

23
pelaksanaan dibidang Umum dan Kepegawaian meliputi: pengelolaan
administrasi Kepegawaian, Hukum, Humas, Organisasi dan Tatalaksana,
ketatausahaan, Reformasi, pelayanan publik, rumah tangga dan perlengkapan
dilingkungan Dinas.
Fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan mutasi,
pengembangan karir, kesejahteraan dan disiplin pegawai dan
pengelolaan administrasi kepegawaian lainnya
b) Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan pembinaan
kelembagaan, ketatalaksanaan dan rumah tangga
c) Pelaksanaan administrasi, dokumentasi peraturan perundang-
undangan, kearsipan dan perpustakaan
d) Pelaksanaan tugas kehumasan dinas, Reformasi Birokrasi, dan
pelayanan publik
e) Pelaksanaan perlengkapan dinas.

2) Sub Bagian Keuangan


Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, Pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan
tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang
keuangan meliputi: pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan
akuntansi dilingkungan Dinas.
Fungsi Sub Bagian Keuangan adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan rencana anggaran belanja langsung
dan tidak langsung dinas
b) Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan teknis administrasi keuangan
dinas
c) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan keuangan pada UPTD.
3) Sub Bagian Program dan Data
Sub Bagian Program dan Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan
tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang
program meliputi: koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan dilingkungan dinas.

24
Fungsi Sub Bagian Program dan Data adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan perencanaan dan program kerja
sekretariat dan Sub Bagian Program dan Data
b) Pelaksanaan menghimpun, pengolahan, dan penyajian data
c) Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan koordinasi
perencanaan dan program dinas yang meliputi dibidang perlindungan
dan Jaminan Sosial, pelayanan dan nrehabilitasi sosial, pemberdayaan
sosial, serta penanganan Fakir Miskin
d) Pelaksanaan pengkoordinasian perencanaan dan program UPTD.

2.3.4 Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial


Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang bantuan sosial
korban bencana, bantuan sosial korban tindak kekerasan dan pekerja migran
terlantar, pengelolaan sumber dana sosial dan jaminan sosial.
Fungsi Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial adalah:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,


pemantauan dan evaluasi perlindungan dan jaminan sosial korban bencana
alam
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,
pemantauan dan evaluasi perlindungan dan jaminan sosial korban bencana
sosial
c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,
pemantauan dan evaluasi perlindungan dan jaminan sosial keluarga
d. Penyiapan bahan perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang
perlindungan dan jaminan sosial
e. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial membawahi:
a. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
b. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial
c. Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial Keluarga

25
1) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang bantuan sosial korban bencana alam, meliputi:
Penanggulangan korban bencana skala provinsi dan Penyediaan sarana dan
prasarana sosial skala provinsi.
Fungsi Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam adalah:
a) Pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kesiap siagaan dan
mitigasi.
b) Pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penanganan korban
bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial.
c) Pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kemitraan dan
pengelolaan logistik bencana.
2) Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana Sosial
Seksi Bantuan Korban Bencana Sosial mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang bantuan sosial korban bencana sosial, meliputi: penangulangan
korban bencana sosial skala provinsi dan penyediaan sarana dan prasarana
sosial skala provinsi.
Fungsi Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial adalah:
a) Penyiapan perumusan kebijakan dibidang pencegahan, penanganan
korban bencana sosial, politik, dan ekonomi, serta pemulihan sosial
dan reintegrasi sosial.
b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan dibidang pencegahan, penanganan
korban bencana sosial, politik, dan ekonomi, serta pemulihan sosial
dan reintegrasi sosial.
c) Penyiapan penyusuanan norma, standar, prosedur, dan kriteria
dibidang pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politok,
dan ekonomi, serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial.
d) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang
pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik, dan
ekonomi, serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial.

26
e) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dibidang
pencegahan, penanganan korban bencana sosial, polotik, dan
ekonomi, serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial.
f) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3) Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial Keluarga
Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial Kelusrga mempunyai tugas
melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan dibidang bantuan sosial korban bencana sosial, meliputi:
penanggulangan korban bencana sosial skala provinsi dan penyediaan sarana
dan prasarana sosial skala provinsi.
Fungsi Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial Keluarga adalah:
a) Melaksanakan, menghimpun, pengelolahan, dan penyajian data
b) Penyiapan perumusan kebijakan dibidang validasi dan terminasi,
bantuan sosial, kepesertaan, dan sumber daya jaminan sosial
keluarga
c) Penyiapan pelaksanaan kebijakan dibidang seleksi dan verifikasi,
kemitraan, penyaluran bantuan, serta pendampingan jaminan sosial
keluarga
d) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
dibidang validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan, serta
sumber daya jaminan sosial keluarga
e) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang
validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan, dan sumber daya
jaminan sosial keluarga
f) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
dibidang validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan, dan
sumber daya jaminan sosial keluarga
g) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan fungsinya

2.3.5 Bidang Rehabilitasi Sosial.


Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakn teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang rehabilitasi sosial anak dan
lansia, pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, pelayanan dan rehabilitasi

27
sosial tuna sosial, korban penyalahgunaan napza, dan rehabilitasi sosial korban
penyalahgunaan napza, dan perdagangan orang.
Fungsi Bidang Rehabilitasi Sosial adalah:
a. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan
evaluasi rehabilitasi sosial anak didalam panti dan lembaga
b. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan
evaluasi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas didalam panti dan
lembaga
c. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan
evaluasi rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang
didalam panti dan lembaga
d. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan
evaluasi rehabilitasi sosial lanjut usia didalam panti dan lembaga
e. Pengelolaan data pelaksanaan pencegahan dan rehabilitasi sosial orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada
kementrian sosial
f. Pengelolaan data pelaksanaan pencegahan dan rehabilitasi sosial korban
penyalahgunaan NAPZA untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada
kementrian sosial
g. Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang rehabilitasi
sosial
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.

Bidang Rehabilitasi Sosial membawahi:


1) Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia
Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
dibidang rehabilitasi sosial anak dan lansia, meliputi: Pemberian izin
pengangkatan anak antar WNI pengawasan atas pelaksanaan urusan
pemerintahan bidang sosial, dan kebijakan skala provinsi dan penyediaan
sarana dan prasarana sosial skala provinsi.
Fungsi Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia adalah:

28
a) Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program perlindungan rehabilitasi sosial
b) Pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis pengembangan dan
fasilitasi rehabilitasi sosial anak dan lansia.
2) Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan dibidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas, meliputi:
pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang disabilitas
fisik, intelektual, mental, dan sensorik serta penyediaan sarana dan prasarana
sosial skala provinsi.
Fungsi Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program rehabilitasi sosial penyandang disabilitas
b) Pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis pengembangan dan
fasilitasi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas.
3) Seksi Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza, Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang.
Seksi Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza, Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang
rehabilitasi sosial Korban Penyalahgunaan Napza, Tuna Sosial, dan Korban
Perdagangan Orang meliputi: penyelenggaraan kerjasama bidang sosial skala
provinsi, koordinasi pemerintahan dibidang sosial skala provinsi, dan
penyediaan sarana dan prasarana sosial skala provinsi.
Fungsi Seksi Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza, Tuna Sosial
dan Korban Perdagangan Orang adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program pelayanan Rehabilitasi Sosial Korban Napza, Tuna Sosial,
dan Korban Perdagangan Orang
b) Pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis pengembangan dan
fasilitasi pelayanan Rehabilitasi Sosial Korban Napza, Tuna Sosial,
dan Korban Perdagangan Orang

29
2.3.6 Bidang Pemberdayaan Sosial
Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pemberdayaan sosial
perorangan, keluarga, kelembagaan masyarakat, komunitas adat terpencil,
penyuluhan sosial, pengelolaan sumber dana bantuan sosial, kepahlawanan,
keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial.
Fungsi Bidang Pemberdayaan Sosial adalah:
a. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi
pemberdayaan sosial perorangan, keluarga kelembagaan masyarakat dan
komunitas adat terpencil
b. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi
penyuluhan sosial dan pengelolaan sumber dana bantuan sosial
c. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi
pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan, dan
restorasi sosial
d. Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang pemberdayaan
sosial
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
Bidang Pemberdayaan Sosial membawahi:
1) Seksi Pemberdayaan Sosial, Perorangan, Keluarga, Kelembagaan masyarakat
dan Komunitas Adat Terpencil
Seksi Pemberdayaan Sosial, Perorangan, Keluarga, Kelembagaan masyarakat
dan Komunitas Adat Terpencil mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang
pemberdayaan, meliputi: pelaksanaan program kegiatan bidang sosial skala
provinsi dan kerjasama antar kabupaten/kota dan penyediaan saran dan
prasarana sosial skala provinsi.
Fungsi Seksi Pemberdayaan Sosial, Perorangan, Keluarga, Kelembagaan
masyarakat dan Komunitas Adat Terpencil adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program pemberdayaan sosial, perorangan, keluarga, kelembagaan
masyarakat dan komunitas adat terpencil

30
b) Pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis pengembangan dan
fasilitasi pemberdayaan sosial, perorangan, keluarga, kelembagaan
masyarakat dan komunitas adat terpencil
2) Seksi Penyuluhan Sosial dan Pengelolaan Dana Sosial
Seksi Penyuluhan Sosial dan Pengelolaan Dana Sosial mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan dibidang penyuluhan sosial dan pengelolaan dana sosial,
meliputi: pengendalian dan pendayagunaan skala provinsi dan penyediaan
sarana dan prasarana sosial skala provinsi.
Fungsi Seksi Penyuluhan Sosial dan Pengelolaan Dana Sosial adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program penyuluhan sosial dan pengelolaan dana sosial
b) Pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis pengembangan dan
fasilitasi penyuluhan sosial dan pengelolaan dana sosial.
3) Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial
Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis
pembinaan dan pelaksanaan dibidang kepahlawanan, keperintisan,
kesetiakawanan, dan restorasi sosial meliputi: pelestarian nilai-nilai
kesetiakawanan sosial dan restorasi sosial sesuai pedoman skala provinsi.
Fungsi Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi
Sosial adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi
sosial
b) Pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis pengembangan dan
fasilitasi kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi
sosial.
4) Seksi Pemberdayaan Sosial, Perorangan, Keluarga, Kelembagaan masyarakat
dan Komunitas Adat Terpencil

2.3.7 Bidang Penanganan Fakir Miskin


Bidang Penanganan Fakir Miskin mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang penanganan fakir

31
miskin perdesaan, penanganan fakir miskin perkotaan, dan kepulauan meliputi:
pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi masyarakat rentan dan tidak
mampu.
Fungsi Bidang Penanganan Fakir Miskin adalah:
a. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi
penanganan fakir miskin perdesaan
b. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi
penanganan fakir miskin perkotaan
c. Pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi
penanganan fakir miskin pesisir dan kepulauan
d. Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang penanganan fakir
miskin
e. Pelaksanaan verifikasi dan validasi fakir miskin cakupan provinsi
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
Bidang Penanganan Fakir Miskin membawahi:
1) Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan
Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan mempunyai tugas melakukan
tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan penanganan fakir miskin perdesaan.
Fungsi Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan adalah:
a) Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program Penanganan Fakir Miskin Perdesaan
b) Pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis pengembangan dan
fasilitasi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan.
2) Seksi Penanganan Fakir Miskin Perkotaan
3) Seksi Penanganan Fakir Miskin Pesisir dan Kepulauan
5) Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan
6) Seksi Penanganan Fakir Miskin Pesisir dan Kepulauan.
7) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

32
33
2.4 STRUKTUR ORGANISASI DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA
BARAT

DINAS SOSIAL
H.Abdul Gafar, SE,
MM
Pembina Utama Madya
(IV/d)
1901225 198303 1 010
SEKRETARIS
Kelompok Jabatan Fungsional Ramawi, S.Pd
Pembina (IV/a)
Fungsional Pekerja Sosial 19621231 198901 1012
Fungsional Penyuluh Sosial = 1
Orang
SUB BAG SUB BAG UMUM & SUB BAG
PROGRAM KEPEGAWAIAN KEUANGAN
Siswati, SH Andra Rizki Syaiful, Bettin Armarita, SE
Penata (III/c) S.Sos Penata TK I (III/d)
19700826 199103 2 Penata TK I (III/d) 19641019 199103 2
002 19711112 199012 1 001 002
BIDANG REHABILITASI BIDANG PEMBERDAYAAN
BIDANG PERLINDUNGAN BIDANG PENANGANAN
SOSIAL SOSIAL
DAN JAMINAN SOSIAL FAKIR MISKIN
Drs. Suryono Hj. Esti Pratiwi, SH, MH
Irwan Basir, SH.MM Heny Yunida, SE
Pembina (IV/a) Pembina TK I (IV/b)
Pembina TK I (IV/b) Pembina TK I (IV/b)
19680425 199303 1 004 19620819 199003 2 003
19671021 199403 1 107 19680612 199403 2 009
Seksi Rehabilitasi Sosial Anak Seksi Pemberdayaan Sosial
Seksi Perlindungan Sosial dan Lanjut Usia Perorangan, Keluarga, Seksi Penanganan Fakir Miskin
Korban Bencana Alam Djefrizal Amir, S.Sos Kelembagaan, dan Komunitas Adat Perdesaan
Iskandar, S.Pd Penata TK I (III/d) Terpencil Jhonopa, SH, M.Si
Penata TK I (III/d) 19701213 199202 1 001 M. Sampurno, A.Ks Pembina (IV/a)
19700712 199303 1 007 Penata TK I (III/d) 19660815 198910 1 001
Seksi Rehabilitasi Sosial 19670106 198910 1 001
Seksi Penanganan Fakir Miskin
Seksi Perlindungan Sosial Penyandang Disabilitas Seksi Penyuluhan Sosial dan Perkotaan
Korban Bencana Sosial Sudrajat, S.Sos Pengolahan Dana Sosial Dra. Rosmasiti
Drs. Burhanuddin Penata TK I (III/d) Dra. Elvita Penata (III/d)
Penata TK I (III/d) 19641225 198801 1 001 Penata TK I (III/d) 19610310 198303 2 006
19670111 199303 1 004
19630301 199203 2 003
Seksi Rehabilitasi Korban
Seksi Penanganan Fakir Miskin
Seksi Perlindungan dan Penyalahgunaan NAPZA, Tuna Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Pesisir dan Kepulauan
Jaminan Sosial Keluarga Sosial, dan Korban Kesetiakawanan, dan Restorasi Nurdin, SE
Nanan Suryana, S.Sos Perdagangan Orang Sosial Penata (III/d)
Penata TK I (III/d) Supandi, A.Ks Embun Dini, SH 19631231 199303 1 060
19650309 199002 1 011 Penata TK I (III/d) Penata TK I (III/d)
19720908 199903 1 004 19621118 199102 2 001
UPTD

Gambar 1. Struktur Organisas Dinas Sosial Provinsi

34
BAB III
SISTEM INFORMASI BARANG PERSEDIAAN MASUK DAN KELUAR PADA
DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT

35
BAB IV
KEGIATAN SELAMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN PADA DINAS
SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT

36
BAB V
PENUTUP

37
DAFTAR PUSTAKA

38
LAMPIRAN

39

Anda mungkin juga menyukai