Anda di halaman 1dari 31

PERTOLONGAN PERTAMA

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Sistematis dan Terstruktur dalam Mata Kuliah
Pendidikan Palang Merah

Dosen Pengampu: Eka Yusnaldi, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 3

ADE HAMIDAH SIREGAR (0306183222)

DAMA YANTI MILANIA RAMBE (0306183228)

ENDANG WAHYANA SARI (0306183187)

LISA APRIANI (0306183221)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“Pendidikan Palang Merah” dengan pembahasan “Pertolongan Pertama” tepat waktu.
Tujuan dari makalah ini agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca agar
lebih memahami mengenai Pertolongan Pertama sehingga diharapkan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 24 September 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan Masalah................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Pengertian Pertolongan Pertama......................................................................................3


B. Dasar-Dasar Pertolongan Pertama...................................................................................4
C. Anatomi Faal Dasar........................................................................................................7
D. Alat Pelindung Diri.........................................................................................................9
E. Penilaian Korban.............................................................................................................9
F. Mengenal Luka..............................................................................................................13
G. Mengenal Luka Bakar....................................................................................................15
H. Mengenal Patah Tulang.................................................................................................16
I. Mengenal Cedera System Lunak...................................................................................17
J. Mengenal Cedera System Otot Rangka.........................................................................18
K. Pemindahan Korban.......................................................................................................21
L. Kedaruratan Medis.........................................................................................................22
M. Keracunan......................................................................................................................23
N. Penyakit Mendadak........................................................................................................24
O. Pertolongan Pertama Untuk Palang Merah....................................................................25

BAB III PENUTUP...................................................................................................................26

A. Kesimpulan.....................................................................................................................26
B. Saran................................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................27

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertolongan pertama merupakan tindakan pertolongan ataupun bentuk perawatan


yang diberikan secara cepat dan tepat terhadap seorang korban dengan tujuan mencegah
keadaan bertambah buruk, cacat tubuh bahkan kematian sebelum korban mendapatkan
perawatan dari tenaga medis yang resmi sehingga pertolongan pertama bukanlah tindakan
pengobatan yang sesungguhnya dari suatu diagnosis penyakit agar si penderita sembuh dari
penyakit yang dialami.

Kegawat daruratan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja sudah menjadi tugas dari
petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut. Walaupun begitu, tidak menutup
kemungkinan kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi pada daerah yang sulit dijangkau oleh
petugas kesehatan. Peran serta masyarakat untuk membantu korban sebelum ditemukan oleh
petugas kesehatan menjadi sangat penting. Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai
situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa atau nyawa Pembahasan tersebut
dituangkan dalam makalah yang berjudul “Pertolongan Pertama ".

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan Masalah dari pembahasan ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Pertolongan Pertama?
2. Apa saja dasar-dasar Pertolongan Pertama?
3. Apa yang dimaksud dengan Anatomi Faal Dasar?
4. Apa saja Alat Pelindung Diri?
5. Apa yang dimaksud Penilaian Korban?
6. Bagaimana Mengenal Luka?
7. Bagaimana Mengenal Luka Bakar?
8. Bagaimana Mengenal Patah Tulang?
9. Bagaimana Mengenal Cidera Sistem Lunak?
10. Bagaimana Mengenal Cidera Sistem Otot Rangka?
11. Bagaimana Pemindahan Korban?
12. Bagaimana Kedaruratan Medis?

1
13. Apa itu Keracunan?
14. Bagaiamana Penyakit Mendadak?
15. Bagaimana Pertolongan Pertama untuk Palang Merah Remaja?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apa itu Pertolongan Pertama.
2. Untuk mengetahui dasar-dasar Pertolongan Pertama.
3. Untuk mengetahui Anatomi Faal Dasar.
4. Untuk mengetahui Alat Pelindung Diri.
5. Untuk mengetahui Penilaian Korban.
6. Untuk mengetahui apa itu Luka.
7. Untuk mengetahui apa itu Luka Bakar.
8. Untuk mengetahui apa itu Patah Tulang.
9. Untuk mengetahui apa itu Cidera Sistem Lunak.
10. Untuk mengetahui apa itu Cidera Sistem Otot Rangka.
11. Untuk mengetahui apa itu Korban.
12. Untuk mengetahui apa itu Kedaruratan Medis.
13. Untuk mengetahui apa itu Keracunan.
14. Untuk mengetahui Penyakit Mendadak.
15. Untuk mengetahui Pertolongan Pertama untuk Palang Merah Remaja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertolongan Pertama

Pengertian Pertolongan Pertama adalah Pemberian pertolongan segera kepada


penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pertolongan pertama yaitu tindakan yang di lakukan pertama kali, sedangkan penolong yaitu
orang yang mengetahui/ orang yang memberikan pertolongan pertama.

Pertolongan pertama (PP) merupakan, pemberian pertolongan segera kepada


penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk
mencegah terjadinya cacat atau bahkan kehilangan nyawa. Pertolongan Pertama atau biasa
disingkat PP, adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit/cedera/kecelakaan
yang membutuhkan pananganan medis dasar. Pertolongan pertama "PP" merupakan
pengembangan dari P3K "Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan".

Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan usaha pertolongan


segera kepada penderita sakit atau cedera di tempat kerja dengan penanganan medis dasar.
Medis dasar adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki
oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat
yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama (First Aider). First Aider tidak dapat
menggantikan tenaga medis, tetap hanya memberikan pertolongan awal terhadap korban yang
sakit atau cedera.

P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) ialah upaya pertolongan serta perawatan
untuk sementara agar korban kecelakaan keadaannya bisa lebih baik sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedic. P3K merupakan bantuan yang
dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke rujukan, Jika didefinisikan
lebih lanjut, P3K atau Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah upaya dalam
memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja atau kepada orang
lain, baik yang berada ditempat kerja, yang mengalami sakit atau yang mengalami cedera di
tempat kerja.1

1
https://upp.ac.id/blog/pengertian-p3k#:~:text=P3K%20(Pertolongan%20Pertama%20Pada
%20Kecelakaan,sempurna%20dari%20dokter%20atau%20paramedic.

3
P3K dilakukan dengan tujuan untuk memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lain yang
berhubungan. Tujuan P3K itu sendiri diantaranya adalah :

a) Menyelamatkan nyawa
b) Memperingan penderitaan korban, salah satunya adalah meringankan rasa nyeri
c) Mencegah cedera atau penyakit bertambah parah, yang salah satunya adalah
mencegah perdarahan yang berlanjut
d) Mempertahankan daya tahan atau imun korban
e) Menunjang dalam upaya penyembuhan
f) Mengusahakan pertolongan lebih lanjut

Tujuan utama pertolongan pertama yaitu, untuk Mempertahankan penderita tetap


hidup atau terhindar dari maut. Membuat keadaan penderita tetap stabil. Mengurangi rasa
nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas, Untuk menyelamatkan nyawa, mencegah bahaya,
dan mendorong pemulihan. Posisi pemulihan membantu meminimalkan cedera lebih lanjut.

Sifat dari P3K Ialah memberikan perasaan tenang, mencegah/mengurangi rasa takut
dan gelisah, mengurangi bahaya yang lebih besar.

B. Dasar-dasar Pertolongan Pertama

Dasar hukum, Beberapa pasal yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama antara
lain:

a. Pasal 531 KUHP

“Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai
memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat
diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang
lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp 4.500,. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan: KUHP 45,
165, 187, 304 s, 478, 525, 566”.

b. Pasal 322 KUHP

Tentang keharusan untuk menjaga kerahasiaan penderita yang ditolong.

4
Dasar - Dasar Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan
terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban
mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi.

Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan


sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang
dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan
secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh
bahkan kematian.

1) Prinsip Dasar Pertolongan Pertama

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut


diantaranya:

Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban,
periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.

Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan
sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan
dipahami oleh seluruh anggota.

Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan,
identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita
mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

2) Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah:

Jangan Panik, Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat
massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan
pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi
masih mungkin untuk ditolong.

5
Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya menjauhkan
dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan
memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi
korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat
membahayakan atau memperparah kondisi korban.

Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban. Bila pernafasan penderita berhenti
segera kerjakan pernafasan bantuan.

Pendarahan.Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian


dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan
tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat
pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi
luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

Perhatikan tanda-tanda shock. Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala


lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm
keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian
tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan
tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera
di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.

Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.Korban tidak boleh dipindahakan


dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali
bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut.
Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-
tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap
terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau
muntahan.

Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan


pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah
sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi

6
kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga
medis yang berkompeten.2

C. Anatomi Faal Dasar

Anatomi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran. Ilmu tentang struktur morfologis dari
organisme hidup ini mempelajari berbagai bagian, posisi mereka, serta saling keterkaitan satu
sama lain. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-
tiap jaringan tubuh atau bagian bagian dari alat-alat tubuh dan sebagainya. Tubuh manusia
memiliki lebih dari 10 sistem anatomi. Diantaranya:

1. Sistem rangka

Fungsi sistem rangka untuk bergerak, menopang dan memberikan bentuk tubuh,
melindungi organ-organ dalam, serta sebagai tempat melekatnya otot-otot.

2. Sistem otot

Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka yang terhubung dengan tulang, otot polos yang
ditemukan di dalam organ pencernaan, dan otot jantung yang ditemukan di jantung dan
membantu memompa darah.

3. Sistem peredaran darah

Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sekitar 5 liter darah
yang dibawa oleh pembuluh darah dan mempunyai fungsi: Mengedarkan O2 dan nutrisi ke
seluruh tubuh dan mengangkut CO2 menuju paru – paru, Melindungi tubuh melalui sel darah
putih dengan melawan patogen (kuman) yang telah masuk ke dalam tubuh, Mempertahankan
homeostasis (keseimbangan kondisi tubuh) pada beberapa kondisi internal. Pembuluh darah
membantu menjaga suhu tubuh yang stabil dengan mengendalikan aliran darah ke permukaan
kulit.

4. Sistem pencernaan

2
https://basecamppetualang.blogspot.com/2013/03/dasar-dasar-pertolongan-pertama-first.html

7
Sistem pencernaan adalah sekelompok organ yang bekerja untuk menerima makanan,
mengubah dan memproses makanan menjadi energi, menyerap zat gizi yang terdapat pada
makanan ke aliran darah, serta membuang sisa makanan yang tersisa atau tidak dapat dicerna
oleh tubuh.

5. Sistem endokrin
6. Sistem indra
7. Sistem saraf

Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ sensorik, dan semua
saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan bagian tubuh lainnya. Organ-organ ini
bertanggung jawab atas kendali tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya.

8. Sistem pernapasan

Ada tiga bagian utama dari sistem pernapasan yaitu saluran napas, paru-paru, dan
otot-otot respirasi. Saluran napas meliputi hidung, mulut, faring, laring, trakea, bronkus, dan
bronkiolus. Saluran ini membawa udara melewati hidung menuju paru-paru.

9. Sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus, dan patogen
lainnya yang mungkin berbahaya, dengan menjaga dan menyerang dari patogen-patogen
tersebut.

10. Sistem limfatik


11. Sistem ekskresi dan urinaria

Sistem yang mengatur proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna
lainnya Zat ini bisa berupa karbon dioksida, urin, urea, keringat dan senyawa–senyawa lain
yang bersifat toksik (racun).

12. Sistem reproduksi


13. Sistem integumen3
D. Alat Pelindung Diri

3
http://ksr-pmi.ukm.unair.ac.id/2020/06/16/anatomi-fisiologi-pertolongan-pertama-dan-bhd-rjp/

8
Alat Pelindung Diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.

Semua perlengkapan APD harus memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku,
seperti bersih, pas, dan nyaman dikenakan oleh pekerja, serta harus diganti secara berkala jika
sudah tidak berfungsi dengan baik dan sudah habis masa pakainya. Kewajiban mengenakan
APD ini sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia. Bentuk dari alat tersebut tergantung pada fungsinya, yakni:

Keamanan pertolongan merupakan hal yang sangat penting, maka sebaiknya


dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai alat perlindungan diri, antara lain:

1. Sarung tangan lateks


2. Masker penolong
3. Kaca mata pelindung
4. Masker Resusitasi Jantung Paru
5. Baju pelindung
6. Helm
7. Alat perlindungan diri minimal bagi seorang pelaku Pertolongan Pertama adalah
sarung tangan dan masker RJP.4

E. Penilaian Korban

Pelaku pertolongan pertama harus menilai penderita dan kaadaannya sedemikian rupa
sehingga dapat melakukan penatalaksanaan penderita dengan baik.

Langkah - langkah penilaian adalah sebagai berikut:

a. Penilaian Keadaan

Pada saat penolong mencapai tempat kejadian sebelum melakukan sesuatu hendaknya
dilakukan penilaian keadaan terlebih dahulu, ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
secara umum tentang kejadian yang sedang dihadapi, faktor-faktor yang akan mendukung
atau menghambat pertolongan pertama.
4
https://www.alodokter.com/mengenal-alat-pelindung-diri-dan-jenisnya

9
1. Bagaimana kondisi saat itu

Apa yang sedang dihadapi, berapa jumlah korban, bagaimana mekanisme


kecelakaannya, bagaimana keamanan lingkungannya, rencana pertolongannya, apa saja yang
bisa dimanfaatkan saat itu.

2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi

Bahaya apa yang mungkin terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi
penolong, penderita, dan orang - orang yang berada di sekitar kejadian, misalnya
kemungkinan ledakan, hubungan pendek arus listrik, tanah longsor, perkelahian, kebakaran,
dll

3. Bagaimana mengatasinya

Penolong melakukan langkah - langkah untuk mengamankan keadaan atau ancaman


bahaya dan menentukan tindakan pengamanan bila sesuatu terjadi. Cara-cara mengatasi
keadaan secara sederhana dan cepat sehingga bantuan pertolongan tidak akan mengalami
kesulitan. Apalagi di lokasi kejadian.

Pada saat tiba di lokasi kejadian penolong harus:

 Memastikan keselamatan penolong, penderita dan orang-orang di sekitar kejadian.


 Penolong harus memperkenalkan diri.
 Menentukan keadaan umum kejadian, memulai melakukan penilaian dini penderita.
 Mengenali dan mengatasi gangguan / cidera yang mengancam nyawa.
 Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
 Minta bantuan bila diperlukan.

Dalam melakukan tugas sebagai penolong, juga diperlukan berbagai informasi untuk
menunjang penilaian. Tahukah kamu, informasi dapat kita peroleh dari:

 Kejadian itu sendiri


 Penderita (bila sadar)
 Keluarga (Saksi)
 Mekanisme kejadian
 Perubahan bentuk yang nyata (cedera yang jelas)
 Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.

10
b. Penilaian Dini

Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang dapat
mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan sederhana.

Langkah - langkah penilaian dini:

1. Kesan umum

Tentukan terlebih dahulu penderita adalah kasus trauma atau kasus medis.

 Kasus trauma adalah kasus yang biasanya disebabkan oleh suatu ruda paksa/ trauma
yang jelas terlihat, tidak jelas terlihat, dan atau teraba, misalnya kasus perdarahan,luka
terbuka, patah tulang, penurunan kesadaran.
 Kasus medis adalah kasus yang diderita oleh seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa,
misalnya sesak nafas, nyeri dada dan lain - lain.
2. Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik

Cara menentukan keadaan jalan nafas tergantung dari keadaan penderita apakah ada
respon atau tidak.

a) Pasien dengan respon baik

Perhatikan pada saat penderita menjawab pertanyaan penolong. Adakah gangguan


dari suara atau gangguan berbicara.

b) Pasien yang tidak respon

Bila penderita tidak menderita / cidera spinal gunakan teknik angkat dagu tekan dahi.
Sebaliknya bila ada kecurigaan maka gunakan teknik perasat pendorongan rahang bawah.

3. Penilaian pernafasan

Periksa ada tidaknya nafas dengan cara lihat, dengar, dan rasakan selama 3-5 detik.
Ini bertujuan apakah nafas penderita cukup untuk dapat mempertahankan hidupnya, bila
ternyata penderita tidak bernafas maka segera lakukan nafas buatan.

4. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat

Menilai sirkulasi

11
 Penderita respon, periksalah nadi radial (pergelangan tangan), pada bayi periksalah
pada nadi brakial (bagian dalam lengan atas).
 Penderita tidak respon, periksalah nadi karotis (leher) selama lima sampai 10 detik.
Bila tidak ada nadi segera mulai tindakan resusitasi jantung paru. Jangan terpaku pada
cidera yang terlihat pastikan dahulu bahwa tidak ada perdarahan yang mengancam
nyawa termasuk perdarahan yang tidak terlihat.
5. Hubungi bantuan

Apabila dirasakan perlu segera minta bantuan rujukan, pesan yang disampaikan harus
singkat, jelas dan lengkap.

Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa sudah
harus ditanggulangi sebelum pemeriksaan fisik.

Dalam penilaian dini perlu dipertimbangkan prioritas transportasi penderita, apakah


harus sesegera mungkin atau dapat ditunda.

c. Pemeriksaan Fisik

Penata plaksanaan korban dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan fisik. Memang


dalam tutorial yang diberikan, penatalaksanaan korban dilakukan secara teratur dan berurutan
namun sering kali di lapangan keadaan korban yang menentukan cara anda sebagai penolong
untuk memeriksa.

Setiap kali penolong menemukan gangguan apalagi yang membahayakan nyawa,


maka saat itulah penanganan cedera harus dilakukan. Sebaiknya pemeriksaan korban
dilakukan dulu secara cepat dan prioritaskan penanganan cedera mana yang harus
didahulukan disusun. Jangan sampai penolong terjebak dalam menangani cedera yang tidak
penting walau itu adahal hal yang pertama kali ditemukan dan membiarkan cedera yang lebih
berat tanpa pertolongan atau terlambat.

Penilaian Terarah tujuannya adalah agar penolong dapat melakukan penatalaksanaan


yang terbaik sesuai dengan keadaan yang dihadapi, juga menunjukkan sikap profesional
dalam melakukan tindakan pertolongan secepatnya berorientasikan masalah yang dihadapi.

Pada kasus trauma penilaian korban harus lebih dititik beratkan pada hasil
pemeriksaan fisik, baik yang terarah sesuai dengan keluhan korban atau keterangan saksi,

12
mekanisme kejadian atau setelah seluruh pemeriksaan fisik secara menyeluruh selesai
dilakukan.

Tanda vital diperiksa dan bila memungkinkan baru dilakukan wawancara untuk
memperoleh riwayat korban. Pada umumnya tanda pada kasus trauma jelas terlihat dan
teraba, kecuali korban mengalami cedera dibagian dalam tubuh. Pada keadaan ini mekanisme
kejadian dan gejala harus dipelajari dan diteliti.5

F. Mengenal Luka

Luka adalah cedera yang disebabkan oleh hancurnya ikatan antar sel dan bisa
mengakibatkan kerusakan sel. Kondisi ini selanjutnya menghambat atau menghentikan fungsi
jaringan yang terdampak.

Luka internal terjadi akibat gangguan yang berhubungan dengan beberapa sistem di
dalam tubuh, seperti neuropati yakni kerusakan sistem saraf yang disebabkan oleh tingginya
kadar gula dalam darah (diabetes).Sementara luka eksternal disebabkan oleh faktor dari luar
tubuh atau berkaitan dengan lingkungan. Jenis luka ini dapat berupa luka terbuka dan
tertutup.

Luka internal tidak terlihat secara kasat mata dan penyebabnya cukup kompleks.
Itulah mengapa luka yang termasuk klasifikasi internal memerlukan diagnosis dokter untuk
mendeteksinya dan pengobatan medis untuk memulihkannya. Sebaliknya, Anda bisa melihat
luka eksternal secara langsung yang ditandai dengan keluarnya darah atau munculnya memar.
Perawatan luka secara mandiri dapat menyembuhkan luka eksternal yang ringan.

Jenis-jenis luka terbuka

Luka terbuka adalah luka yang mengenai lapisan kulit terluar sehingga membuat
jaringan di dalamnya terpapar udara.

Jenis luka ini biasanya ditimbulkan dari gesekan atau tusukan pada kulit dengan
permukaan benda yang kasar atau tajam.

Tidak hanya yang diakibatkan oleh kecelakaan, luka terbuka juga bisa berupa luka
yang berasal dari prosedur medis seperti halnya luka operasi.

Berikut ini adalah macam-macam luka terbuka beserta penjelasannya.


5
http://ashakima.blogspot.com/2016/04/penilaian-korban.html?m=1

13
1. Luka lecet

Luka lecet atau abrasi terjadi ketika kulit bergesekan dengan permukaan yang kasar
atau keras. Ciri-ciri luka lecet biasanya tidak mengeluarkan banyak perdarahan dan dapat
sembuh tanpa meninggalkan bekas.

Jenis luka ini termasuk ke dalam golongan luka superfisial, artinya hanya mengenai
lapisan kulit terluar saja. Meski demikian, luka lecet tetap perlu dibersihkan agar tidak terjadi
infeksi.

2. Luka robek

Dikenal juga dengan sebutan laserasi (vulnus laceratum), luka robek disebabkan oleh
kecelakaan ketika menggunakan pisau atau peralatan tajam lainnya. Tidak seperti luka lecet,
luka robek ini tidak melibatkan pengikisan lapisan terluar kulit (epidermis).

3. Luka Tusuk

Jenis luka ini biasanya disebabkan oleh benda tajam yang runcing seperti paku atau
jarum. Dibandingkan laserasi, luka tusuk umumnya mengenai jaringan kulit yang lebih
dalam. Terkadang luka tusuk bisa tidak mengeluarkan banyak darah, tdtapi tusukan yang
terlalu dalam bisa merusak organ atau jaringan di bawah kulit. Selain itu, risiko infeksi lebih
tinggi karena cenderung sulit dibersihkan. Area yang terluka juga lebih hangat dan lembab
sehingga dapat menjadi tempat yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Bila Anda ingin
melakukan perawatan pada jenis luka ini, cara yang sesuai adalah mencuci luka di bawah
aliran air.

Selanjutnya, oleskan obat merah atau larutan antiseptik (povidone iodine) dan balut
luka dengan perban. Hindari membalut luka tusuk terlalu ketat karena malah akan
meningkatkan risiko infeksi luka. Untuk lebih memastikan bahwa proses penyembuhan luka
tidak terganggu, sebaiknya Anda memeriksakan kondisi luka tusuk ke dokter. Pada kasus
dengan perdarahan luar yang besar, Anda perlu mendapatkan bantuan medis sesegera
mungkin untuk mengatasi luka tusuk.6

G. Mengenal Luka Bakar


6
Rini Susilowati, Jurus Rahasia Menguasai P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, (Jakarta : Penerbit
Gemilang, 2017). hlm. 40-41.

14
Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh yang terjadi akibat paparan api, air
panas, listrik, bahan kimia, radiasi, biang es dll. Kerusakan dari luka bakar ini dapat meluas
ke bagian sisi samping atau kearah dalam yang dapat menyertakan jaringan lain selain kulit.

Derajat keparahan luka bakar tergantung dari jenis, suhu dan lama paparan terhadap
sumber penyebab luka bakar. Bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka luka bakar
ini dapat lebih merusak jaringan tubuh dari seharusnya karena kerusakan ini akan terus
menembus jaringan yang lebih dalam meski sumber pen yebab luka bakar telah disingkirkan.

Pertolongan pertama saat terjadi luka bakar:

1. Hentikan proses bakar

Menghentikan proses bakar ini dengan cara menjauhkan / mematikan sumber panas.
Untuk luka bakar api dapat dipergunakan air, kain basah, berguling-guling di tanah. Untuk
luka bakar listrik dengan cara memutuskan sambungan listrik, jangan menyentuh bagian
tubuh korban dan jangan pergunakan cairan apapun untuk menyiram korban.

2. Dinginkan luka bakar

Siram dengan air mengalir selama 20 menit bermanfaat untuk mendinginkan luka,
mengurangi nyeri dan mengurangi bengkak. Jangan menggunakan bahan lain seperti kopi,
pasta gigi, kecap dll.

3. Obat anti nyeri

Bermacam obat yang mudah didapat dan biasa tersedia di rumah seperti paracetamol
dan ibuprofen, dapat diberikan kepada korban sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan
untuk mengurangi nyeri dan membantu membuat nyaman korban.

4. Menutup luka bakar

Balutan yang bersih dan steril harus dipakai untuk menutup luka agar dapat mencegah
terjadinya rasa kedinginan pada korban sebelum atau dalam perjalanan menuju penanganan
lebih lanjut dan juga dapat menurunkan resiko infeksi untuk luka bakar kecil pada perawatan
di rumah.

Luka bakar merupakan suatu luka yang menyebabkan kerusakan yang tidak hanya
melibatkan kerusakan jaringan tubuh seperti kulit, otot atau tulang saja, tetapi kerusakan

15
akibat luka bakar ini begitu rumitnya sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan dll
yang akhirnya dapat menyebabkan kerusakan organ-organ tubuh lainnya seperti ginjal, paru-
paru bahkan jantung.7

H. Mengenal Patah Tulang

Patah tulang umumnya disebut fraktur, yang digolongkan menjadi 2 macam, yaitu
fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Pada fraktur tertutup, tulang yang patah tidak sampai
keluar melewati kulit, sedangkan pada fraktur terbuka, sebagian atau keseluruhan tulang yang
patah terlihat menembus kulit atau ada bagian luka sobek didaerah lokasi patah tulang. Kasus
seperti ini diperlukan penanganan yang cepat karena korban kemungkinan kehilangan banyak
darah dan rawan infeksi.

Penyebab patah tulang, adalah:

 Insiden traumatis seperti cedera olahraga, kecelakaan dan jatuh.


 Kondisi seperti osteoporosis dan beberapa jenis kanker yang menyebabkan tulang
patah lebih mudah, yang berarti bahkan trauma ringan dan jatuh dapat menjadi serius.

Gejala patah tulang antara lain:

 Korban merasa atau mendengar bunyi patahan tulang.


 Bagian yang terluka terasa nyeri, terutama ketika disentuh atau digerakkan.
 Gerakan bagian tubuh yang terluka tidak normal atau tidak seperti biasanya.
 Terjadi pembekakan.
 Ujung tulang terlihat (bila menembus kulit).
 Terlihat ada perubahan bentuk.
 Bagian tubuh yang luka terlihat membiru.

Pertolongan pertama ketika terjadi patah tulang, antara lain:

 Berusahalah untuk tetap tenang.


 Jangan mencoba untuk mengembalikan posisi tulang, terutama tulang yang terlihat
keluar.
7
Rifan Eka Putra Nasution, Panduan Bantuan Hidup Dasar dan Pertolongan Pertama, (Surabaya : Cv.Utama,
2016), hlm. 56.

16
 Tutup luka secara perlahan dengan kain steril atau perban untuk menghentikan
pendarahan
 Kemudian pasanglah papan kayu, majalah yang dilipat dengan membungkusnya
dengan kain kasa atau kain lain pada bagian yang cedera, tujuannya agar tulang yang
patah tidak bergerak.
 Angkatlah daerah retak jika mungkin dan menerapkan kompres dingin untuk
mengurangi pembekakan dan rasa sakit.
 Jangan memberikan korban makanan atau minuman untuk dikonsumsi.
 Hubungilah tim medis atau bawalah korban ke rumah sakit untuk pertolongan lebih
lanjut.8

I. Mengenal Cedera Sistem Lunak

Cedera sistem/jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf
atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Cedera jaringaan lunak yang paling jelas di
antaranya ialah cedera pada kulit dan dalam bahasa sehari-hari cedera jaringan lunak dikenal
dengan istilah luka. Luka adalah rusaknya keutuhan jaringan lunak baik di luar naupun di
dalam tubuh (kulit). Komplikasi yang dapat terjadi di antaranta ialah perdarahan bahkan
kelumpuhan sesuai dengan luasan jaringan lunak yang terkena 9. Disini kita akan membahas
tentang perdarahan dan syok.

1. Perdarahan

Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan
oleh benturan (trauma/penyakit). Perdarahan yang besar merupakan penyebab syok yaitu
suatu kondisi dimana berapa sel dan alat tubuh tidak cukup mendapat aliran darah yang
mengandung oksigen (daerah yang adekuat).

Perdarahan dibagi menjadi 2 yaitu:

a) Perdarahan Luar (terbuka)

8
Kartono Mohamad, Pertolongan Pertama , ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm.67-68.
9
http://ksr-pmi.ukm.unair.ac.id/2019/07/16/perdarahan-dan-syok-cedera-jaringan-lunak/

17
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan
kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh. Berdasarkan pembuluh darah
yang mengalami gangguan perdarahan luar dibedakan menjadi:10

 Perdarahan arteri

Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut nadi
dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen.

 Perdarahan Vena

Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir, berwarna merah gelap karena
mengandung karbon dioksida.

 Perdarahan Kapiler

Berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes perdarahan ini sangat
kecil sehingga hampir tidak memiliki tekanan warnanya bervariasi antara merah
terang dan merah gelap.

b) Pengendalian dan Penanganan Perdarahan Luar:


 Tekan luka dengan jari atau telapak tangan (gunakan sarung tangan)
 Tinggikan anggota tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi
kehilangan darah.
 Tekan pada titik tekan, yaitu arteri di atas daerah yang mengalami perdarahan.
Ada beberapa titik tekan:
 Arteri Brakialis (arteri di lengan atas)
 Arteri Radialis (arteri di pergelangan tangan)
 Arteri Femoralis (arteri di lipatan paha)

2. Perdarahan Dalam (tertutup)

Benturan dengan benda tumpul merupakan penyebab utama cedera dalam dan
perdarahan dalam. Kehilangan darah pada perdarahan dalam tidak terlihat karena kulitnya
masih utuh dan mengingat perdarahan dalam tidak terlihat, kecurigaan adanya perdarahan

10
Usiono, Pendidikan Kepalang Merahani (Perdana Publishing: Medan 2021), Hal 48-49.

18
dalam harus dinilai dari pemeriksaan fisik lengkap termasuk wawancara dan menganalisa
mekanisme kejadian.

Beberapa perdarahan dalam yang dapat dikenali antara lain:

 Cedera pada bagian luar tubuh yang mungkin merupakan petunjuk bagian dalam juga
mengalami cedera.
 Adanya memar disertai adanya nyeri pada tubuh, pembekakan terutama di atas alat
tubuh penting
 Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak
 Nyeri tekan atau kekakuan pada dinding perut
 Muntah darah
 Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam
 Luka tusuk, khususnya pada batang tubuh
 Darah atau cairan mengalir dari hidung dan telinga
 Buang air kecil campur darah

3. Penanganan Perdarahan Dalam


 Baringkan penderita
 Periksa dan pertahankan Air Circulation (ABC)
 Periksa pernapasan dan nadi secara berkala
 Rawat sebagai Syok
 Jangan berikan makan atau minum
 Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat

4. Syok

Syok adalah suatu kondisi dimana beberapa sel dan organ tubuh vital (terutama otak,
jantung dan paru-paru) tidak cukup mendapat aliran darah yang mengandung oksigen dan
bahan nutrisi.

Cara bagaimana Menenganinya:

 Bawa penderita ketempat teduh dan aman


 Tidurkan telentang

19
 Tinggikan tungkai
 Longgarkan pakaian penderita
 Selimuti agar tidak kehilangan panas tubuh
 Jaga agar jalan nafas tetap baik
 Kontrol Perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
 Jangan beri makan dan minum
 Periksa tanda vital secara berkala
 Rujuk ke fasilitas kesehatan.

J. Mengenal Cedera Sistem Otot Rangka

Cedera otot rangka merupakan salah satu bentuk cedera yang paling banyak dijumpai
di lapangan, mulai dari yang ringan sampai yang mengancam nyawa. Tanpa memandang
berat atau ringannya kasus yang dihadapi, penangan yang baik dapat membantu mencegah
terjadinya cacat tetap. Supaya kita tidak salah dalam memberikan pertolongan, yang berikut
ini wajib dibaca11.

Secara umum cedera otot rangka dapat berupa:

1. Patah tulang (Fraktur)


Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang.
 Jenis Patah Tulang
 Patah tulang terbuka
 Patah tulang tertutup
2. Cerai sendi (Dislokasi)
Cerai sendi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi.
 Penyebab: Sendi teregang melebihi batas normal sehingga kedua ujung tulang
terpisah dan tidak pada tempatnya Jaringan ikat sendi bisa tertarik melebihi batas
normal dan mungkin sampai robek
 Waspadai Gejala dan Tandanya!:Secara umum berupa patah tulang yang terbatas
pada daerah sendi.
3. Terkilir otot (Strain)
Terkilir otot adalah robeknya jaringan otot pada ekor otot (Tendon), karena teregang
melebihi batas normal.
11
Usiono, Pendidikan Kepalang Merahani (Perdana Publishing: Medan 2021), Hal 50-54.

20
 Penyebab: Umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot
tertentu. Hal ini sering terjadi pada cedera olahraga.
 Waspadai Gejala dan Tandanya!: 1) Nyeri yang mendadak pada daerah otot yang
tertentu 2) Nyeri menyebar keluar disertal kejang dan kaku otot 3) Bengkak pada
daerah cedera
4. Terkilir sendi (Sprain)
Terkilir Sendi adalah robek atau putusnya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi
teregang melebihi batas normal.
 Penyebab : 1) Terpeleset, gerakan yang salah.
 Waspadai Gejala dan Tandanya!: Bengkak, Nyeri Gerak, Nyeri Tekan, Warna
kulit merah kebiruan
 Penanganan Terkilir:
 Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman, istirahatkan bagian yang
cedera
 Tinggikan bagian yang cedera
 Beri kompres dingin maksimum 3 menit, ulangi setiap jam bila perlu
 Balut tekan dan tetap tinggikan
 Rawat sebagai patah tulang.
 Rujuk ke fasilitas kesehatan

K. Pemindahan Korban

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita:

1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan


2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot
punggun dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan

Prinsip dasar pemindahan penderita:

1. Jangan dilakukan jika tidak perlu


2. Melakukan sesuai dengan cara yang benarKondisi pisik penolong harus baik dan
terlatih

21
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongkan
menjadi 2 bagian:

 Pemindahan Darurat
 Pemindahan Biasa

L. Kedaruratan Medis

Seseorang yang mengalami kasus medis atau dikenal dengan kedaruratan medis mung
juga dapat mengalami cedera sebagai akibat dari gejala gangguan fungsi tubuh, misalnya
kehilang kesadaran lalu terjatuh sehingga terjadi suatu luka. Penyebabnya antara lain infeksi,
racun, kegagalan satu atau lebih system tubuh.

Penanganan penderita yang paling penting adalah menjaga jalan napas dan memantau
tanda vital penderita saat teratur lalu segera merujuk penderita kefasilitas kesehatan

 Gejala: 1) Demam, 2) Nyeri, 3) Mual, muntah, 4) kuang air kecil berlebihan atau tidak
sama sekali, 5) Pusing perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat, 6) Sesak atau
merasa sukar bernapas, 7) Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut.
 Tanda: 1) Terubahan status mental (tidak sadar dan bingung), 2) Nada cepat atau
sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat Pernapasan tidak teratur, 3)
Perubahan keadaan kulit suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering
termasuk perubahan warna pada selaput lendir (pucat kebiruan dan terlalu merah), 4)
Perubahan tekanan darah 5) Pupil mata sangat lebar atau sangat kecil, 6) Bau khas
dari mulut atau hidung, 7) Terjadinya kejang atau kelumpuhan, 8) Mual, muntah,
diare.

Beberapa kasus umum yang mungkin ditemukan oleh seorang penolong:

1. Pingsan
2. Paparan Panas

M. Keracunan
1. Pengertian Racun

Suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan
reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian. Reaksi kimianya

22
merusak jaringan tubuh atau mengganggu fungsi tubuh. Harus dibedakan dengan reaksi obat
karena reaksi obat dalam tubuh memang diinginkan, namun ada kalanya terjadi reaksi obat
yang tidak diinginkan.

Beberapa contoh zat yang berupa racun: insektisida, sianida (pada singkong beracun),
racun binatang (ular, kalajengking, dan lain-lain). Keracunan pada manusia dapat terjadi
karena faktor-faktor berikut:

a. Sengaja (bunuh diri)


b. Tidak sengaja (makanan, minuman, udara beracun)
c. Penyalahgunaan obat

2. Bagaimana cara racun masuk ke dalam tubuh kita?

Berdasarkan jalur masuknya racun ke dalam tubuh manusia, keracunan dibagi


menjadi empat:

a. Keracunan melalui mulut/ alat pencernaan


b. Keracunan melalui pernapasan
c. Keracunan melalui kontak/ penyerapan (kulit)
d. Keracunan melalui suntik/ gigitan

3. Gigitan Ular

Bila seseorang penderita luka gigitan ular menunjukkan gejala dan tanda maka berarti
keadaannya serius dan perlu penanganan khusus.

Beberapa gejala dan tandanya:

a. Demam
b. Mual dan muntah
c. Pingsan
d. Lemah
e. Nadi cepat dan lemah
f. Kejang
g. Gangguan pernafasan

Cara menangani gigitan ular:

23
a. Amankan diri penolong dan tempat kejadian
b. Tenangkan penderita
c. Lakukan penilaian dini
d. Rawat luka, bila perlu pasang bidai
e. Rujuk ke fasilitas kesehatan
f. Alternatif lain yang bisa digunakan
g. Pemakaian pembalut elastic
h. Indentifikasi ular bila memungkinkan

N. Penyakit Mendadak

Gejala dan Tanda

Yang perlu kamu ingat bahwa gejala dan tandanya sangat beragam. Bisa khas maupun
tidak khas.

Gejala:

1. Demam
2. Nyeri
3. Mual
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut

Tanda:

1. Tidak sadar, bingung dan gelisah


2. Nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. Pernapasan tidak teratur
4. Pernapasan keadaan kulit: suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering
termasuk perubahan warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan dan terlalu merah)
5. Pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
6. Bau khas dari mulut atau hidung
7. Kejang, kelumpuhan
8. Muntah, diare

24
O. Pertolongan Pertama Untuk Palang Merah Remaja
1. Pertolongan Pertama untuk PMR Mula
a. Dasar-dasar pertolongan pertama
b. Tubuh manusia (Anatomi faal dasar)
c. Luka
d. Patah tulang
2. Pertolongan Pertama untuk PMR Madya
a. Pentingnya pertolongan pertama
b. Alat perlindungan diri yang perlu disiapkan
c. Mengenali anatomi dan Faal dasar
d. Penilaian korban
e. Lebih tahu tentang luka
f. Patah tulang
g. Luka bakar
h. Pemindahan korban
i. Penyakit mendadak
3. Pertolongan Pertama untuk PMR Wira
a. Pentingnya pertolongan pertama
b. Alat perlindungan diri yang perlu disiapkan
c. Mengenal anatomi dan Faal dasar
d. Pengenalan korban
e. Cedera sistem lunak
f. Cedera sistem otot rangka
g. Luka bakar
h. Pemindahan korban
i. Kedaruratan medis
j. Keracunan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

25
Pertolongan pertama (PP) merupakan, pemberian pertolongan segera kepada
penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar
untuk mencegah terjadinya cacat atau bahkan kehilangan nyawa. Pertolongan Pertama
atau biasa disingkat PP, adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita
sakit/cedera/kecelakaan yang membutuhkan pananganan medis dasar. Pertolongan
pertama "PP" merupakan pengembangan dari P3K "Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan".
P3K dilakukan dengan tujuan untuk memberikan perawatan darurat pada
korban, sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan oleh dkter atau petugas
kesehatan lain yang berhubungan.

Tujuan utama pertolongan pertama yaitu, untuk Mempertahankan penderita


tetap hidup atau terhindar dari maut. Membuat keadaan penderita tetap stabil.
Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas, Untuk menyelamatkan
nyawa, mencegah bahaya, dan mendorong pemulihan. Posisi pemulihan membantu
meminimalkan cedera lebih lanjut.

B. Saran
Agar tidak melakukan kesalahan saat melakukan pertolongan pertama ada
beberapa kesalahan yang harus di hindari, yaitu:

1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa

2. Mengoles mentega pada kulit bakar

3. Menghentikan berdarah dengan membuat sama yang bisa dikencangkan dan


dilonggarkan (torniket) diatas luka yang mengalami berdarah

4. Memberikan terapis panas pada kondisi keseleo otot tegang, atau patang tulang

5. Memindahkan korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain

6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata

DAFTAR PUSTAKA

Mohamad, K. (2005). Pertolongan Pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nasution, R. E. (2016). Panduan Bantuan Hidup dan Pertolongan Pertama. Surabaya: Cv. Utama.

26
Susilowati, R. (2017). Jenis Rahasia Menguasai P3K: Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Penerbit
Gemilang.

Usiono. (2021). Pendidika Kepalang Merahan. Medan: Perdana Publishing.

https://upp.ac.id/blog/pengertian-p3k#:~:text=P3K%20(Pertolongan%20Pertama%20Pada
%20Kecelakaan,sempurna%20dari%20dokter%20atau%20paramedic

https://basecamppetualang.blogspot.com/2013/03/dasar-dasar-pertolongan-pertama-first.html

http://ksr-pmi.ukm.unair.ac.id/2020/06/16/anatomi-fisiologi-pertolongan-pertama-dan-bhd-rjp/

https://www.alodokter.com/mengenal-alat-pelindung-diri-dan-jenisnya

http://ashakima.blogspot.com/2016/04/penilaian-korban.html?m=1

http://ksr-pmi.ukm.unair.ac.id/2019/07/16/perdarahan-dan-syok-cedera-jaringan-lunak/

27

Anda mungkin juga menyukai