Anda di halaman 1dari 36

PANDEMIK dan UPDATE COVID-19

Dosen Pengampu: Suhartini Ismail, S. Kp., MNS., Ph. D

Disusun untuk Memenuhi Tugas Program Studi Magister Keperawatan


Mata Kuliah Asuhan keperawatan Dewasa Akut dan Kritis

Disusun oleh :
1. Muhamad Ridlo 22020119410005
2. Imran Pashar 22020119410032
3. Noni Widiawatie 22020119410039
4. Hery Yuliani Astuti 22020119410040
5. Bagas Biyanzah D P 22020119410011
6. Richal Grace Zefanya U 22020119410023
7. Fuji Istiana 22020119410026
8. Dwi Puji Susanti 22020119410041

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


DEPARTMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Pada tanggal 30 Januari, 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ditunjuk wabah
dari Novel coronavirus tidak terlihat sebelumnya pada manusia ‘Public Health emergency of
international concern’ PHEIC); deklarasi pada pada11 Maret 2020. Severe Acute Respiratory
Syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), sebelumnya disebut sebagai 2019-nCoV, adalah virus
yang bertanggung jawab untuk menyebabkan Coronavirus penyakit 2019 (COVID-19). Pandemi
di laporankan cluster 27 kasus pneumonia yang tidak dapat dijelaskan pada akhir Desember 2019
berasal dari seafood dan pasar hewan hidup di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Agen penyebab
dianggap virus, dengan sebagian besar pasien melaporkan demam atau dyspnea. Dengan jumlah
belum pernah terjadi sebelumnya dari individu di bawah pembatasan perjalanan atau karantina,
penyebaran di seluruh dunia, dan tidak ada obat atau vaksin yang dikenal belum tersedia,
COVID-19 telah terbukti musuh tangguh.1
Adapun pandemic dan update COVID-19 dari beberapa negara di dunia antara lain:
A. COVID 19 DI CINA
Corona virus pneumonia (COVID-19) pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Cina.
Kini covid 19 sudah menjadi pandemi yang mempengaruhi pasien seluruh dunia. Wabah
2019 penyakit coronavirus baru (COVID-19) di Wuhan, Provinsi Hubei, China memiliki
penyebaran cepat secara nasional. Distribusi kasus di Wuhan pada provinsi Hubei 86,6 %.
Rasio perempuan dengan laki-laki yaitu 0.99 : 1 di Wuhan, 1,04 : di Hubei dan 1.06 : 1 di
Cina secara keseluruhan. total kasus pada tanggal 11 Februari 2020 yaitu berjumlah 44.672
kasus yang dikonfirmasi dilaporkan dari 1386 kabupaten dari 31 provinsi, daerah otonom, dan
kota dan Provinsi Hubei menyumbang 74,7% termasuk Wuhan. Kematian tercatat 1.023
kematian, mayoritas telah ≥ 60 tahun dan / atau memiliki yang sudah ada, kondisi
komorbiditas seperti hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes. Hingga tanggal 29 maret 2020
tercatat 82356 kasus termasuk 159 kasus baru dengan total kematian hingga saat ini yaitu
3306 kasus.2
Terdapat kegagalan dalam pengobatan selama pandemi di Wuhan. Khususnya populasi
dalam komunitas pasien yang memiliki resiko tinggi dan potensial mengalami kegagalan
pengobatan selama pandemik. SARS-COV-2 adalah beta coronavirus yang belum diketahui
penyebabnya. Saat ini diketahui bahwa virus yang ditransmisikan dari manusia ke manusia
melalui droplet dan kontak jarak dekat. COVID-19 memiliki masa inkubasi 1-14 hari dan
ketiadaan simtom juga bisa menjadi menandakan pasien telah terinfeksi. Pentingnya
melakukan kontrol pada pandemi. Dalam artikel ini komunitas perawat memberikan peran
dalam pengendalian dan pencegahan penyakit. Sebagai Negara yang pertama yang mengalami
wabah nasional, dibutuhkan bantuan dari komunitas farmasi untuk menangi wabah Covid 19
ini. Strategi dalam agar pasokan obat tetap stabil dan dapat digunakan pemerintah menetapkan
adanya komunitas farmasi yang melakukan kontrol obat kepada orang-orang yang
membutuhkan tanpa orang harus keluar dari rumah. Dengan demikian, tim manajemen
farmasi harus memastikan pasokannya3
Berdasarkan pengalaman Tiongkok, apotek dapat mendukung pasokan obat kronis.
pasien dengan penyakit kronis melalui pertukaran informasi mengenai pembelian obat dan
pemberian layanan obat. Apotek dapat berbagi informasi ketersediaan obat dan lokasi toko
online atau melalui aplikasi seluler untuk memandu pasien ketika mereka perlu membeli obat.
Untuk pasien tidak dapat mengunjungi apotek, pesanan melalui pos, atau layanan pengiriman
ke rumah dapat ditawarkan dengan bekerja bersama pekerjaan sosial, sukarelawan,
koordinator perawatan, atau perusahaan obat. Melalui kolaborasi erat dengan personel dan
organisasi seperti itu, apotek di Cina telah menjadi sangat terbantu dalam pencapaian untuk
memastikan pasokan obat yang memadai untuk pasien yang memerlukan. Misalnya, dalam
komunitas karantina di mana penghuni tidak diizinkan pergi ke luar, pekerja apotek dengan
staf komite lingkungan untuk menyediakan layanan pengiriman obat. Untuk pasien khusus
penyakit, seperti kanker, hepatitis dan penyakit usus yang rentan. Apotek bekerja sama
dengan perusahaan obat untuk memastikan pasokan obat mereka tersdia selama pandemi.
Farmasi memiliki tugas tambahan:3
1. Pemberian obat, skrining pasien dan rujukan selama pandemic COVID 19.
Di apotek pasien harus di skrining dengan pengukuran suhu tubuh apabila ada dugaan
pasien berdasarkan gejala klinis seperti batuk dan kelelahan dan riwayat epidemiologis
seperti perjalanan ke kota Wuhan atau sekitarnya dalam 14 hari terakhir pasien langsung
diisolasi dalam suatu ruangan dan apoteker harus mendukung pasien dalam melakukan
pencarian perawatan medis segera oleh lembaga yang ditunjuk.
2. Manajemen penyakit kronis
Apoteker memberikan instruksi kepada pasien untuk meminum obat tepat waktu dengan
dosis yang sama seperti biasa dan menekankan pentingnya kepatuhan dalam pengendalian
penyakit kronis dan menghindari kunjungan rumah sakit selama pandemic.
3. Pendidikan pasien
Selama wabah Covid 19, pendidikan pasien disediakan oleh komunitas apoteker mengenai
pencegahan penyakit, identifikasi dini covid 19, dan penggunaan obat yang tepat.
Terbatas pada pemilihan dan penggunaan masker yang tepat, kebersihan tangan,
kebersihan pernapasan, dan penggunaan produk desinfektan dan strategi pertlindungan
diri di luar ruangan.
4. Dukungan psikologis
Wabah covid 19 dan perubahan dari kehidupan sehari-hari bersama dengan ketakutan atau
kekhawatiran terinfeksi oleh SARS-CoV-2 dari siapa saja dapat menimbulkan emosi
masalah pada beberapa pasien . Jika pasien dianggap mengalami psikologis maka apoteker
komunitas memerlukan penilaian atau perawatan, rujukan ke psikiater. Selain itu untuk
meningkatkan kesehatan mental pasien selama pandemic, apoteker membantu masyarakat
untuk memahami situasi pandemic Covid 19 dengan benar dan menyesuaikan mereka
dalam keadaan psikologis dan penerimaan diri dari perspektif positif.
B. Pandemi dan Update COVID-19 di Italia
Pada tanggal 31 Desember 2019, Komisi Kesehatan Wuhan , Hubei , Cina , memberi
tahu WHO tentang sekelompok kasus pneumonia akut dengan asal yang tidak diketahui di
provinsi tersebut. Pada 9 Januari 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Tiongkok (CCDC) melaporkan identifikasi virus corona baru (yang kemudian diidentifikasi
sebagai SARS-CoV-2 ) sebagai penyebabnya. Pada akhir Januari 2020, setelah perkembangan
wabah COVID-19 di Cina daratan. Pada 3 Februari 2020, Italia membuat langkah-langkah
penyaringan yang ditingkatkan di bandara.4
Pandemi penyakit coronavirus yang sedang berlangsung di seluruh
dunia 2019 ( COVID-19 ), penyakit menular baru yang disebabkan oleh sindrom pernafasan
akut parah coronavirus 2 ( SARS-CoV-2 ). Pada 31 Januari 2020, dua kasus pertama COVID-
19 dikonfirmasi di Roma. Kasus tersebut pertama kali dipastikan menyebar ke Italia.
Sepasang suami istri dari Cina, yang berasal dari Wuhan, yang tiba di Italia pada 23 Januari
melalui Bandara Milan Malpensa , melakukan perjalanan dari bandara ke Verona , lalu ke
Parma, tiba di Roma pada 28 Januari. Sore berikutnya, mereka menderita batuk, dan pada
malam hari lelaki itu demam; pasangan tersebut dibawa ke Institut Nasional untuk Penyakit
Menular Lazzaro Spallanzani di mana mereka dinyatakan positif SARS-CoV-2 dan dirawat di
rumah sakit. 4
Pada tanggal 31 Januari, pemerintah Italia menangguhkan semua penerbangan ke dan
dari China dan menyatakan keadaan darurat dengan durasi enam bulan. Perdana
Menteri Giuseppe Conte mengatakan Italia adalah negara Uni Eropa pertama yang mengambil
tindakan pencegahan semacam ini. Pemerintah juga memperkenalkan pemindai termal dan
pemeriksaan suhu pada penumpang internasional yang tiba di bandara Italia. Pada 6 Februari,
seorang Italia yang dipulangkan dari Wuhan dinyatakan positif COVID-19, sehingga jumlah
total kasus di Italia menjadi tiga. Pada 22 Februari, orang Italia yang dipulangkan itu pulih
dan dipulangkan dari rumah sakit. Pada tanggal 22 dan 26 Februari, dua turis Tiongkok yang
sebelumnya terinfeksi dinyatakan negatif COVID-19 di Institut Nasional Lazzaro Spallanzani
di Roma. Sekelompok kasus kemudian terdeteksi, dimulai dengan 16 kasus yang dikonfirmasi
di Lombardy pada 21 Februari, dan 60 kasus tambahan dan kematian pertama pada 22
Februari 2020. Pada awal Maret, virus telah menyebar ke seluruh wilayah Italia.4
Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah italia Pada 22 Februari 2020
pemerintah mengumumkan dekrit baru yang memberlakukan karantina lebih dari 50.000
orang dari 11 kota berbeda di Italia Utara . Zona karantina disebut Zona Merah dan area di
Lombardy dan Veneto di luarnya disebut Zona Kuning. Hukuman untuk pelanggaran berkisar
dari denda € 206 hingga tiga bulan penjara. Badan-badan militer dan penegak
hukum Italia diinstruksikan untuk mengamankan dan menerapkan kuncian.4
Pandemi virus korona 2020 di Italia

Kasus yang dikonfirmasi per juta penduduk


menurut provinsi

Jumlah kasus yang dikonfirmasi berdasarkan


provinsi
(per 28 Maret):
  1-9 dikonfirmasi
  10–99 dikonfirmasi
  100–499 dikonfirmasi
  500–999 dikonfirmasi
  1.000–9.999 dikonfirmasi

Penyakit COVID-19

Strain virus SARS-CoV-2

Lokasi Italia

Wabah pertama Wuhan , Hubei , Cina

Kasus indeks tidak diketahui

Tanggal kedatangan 31 Januari 2020


(1 bulan, 4 minggu, dan
2 hari)

Kasus yang 97.689


dikonfirmasi

Kasus aktif 73.880

Kasus yang parah 3,906 

Dipulihkan 13.030

Kematian 10.779

Situs web resmi

www .salute .gov .Itu / nuovocoronavirus

C. Pandemi COVID-19 di Iran:2


Total kasus keseluruhan dikonfimasi sebanyak 35.408 kasus
Total kasus baru yang dikofimasi sebanyak 3076 kasus
Total kematian secara keseluruhan dilaporkan sebanyak 2517 orang
Total kematian yang terbaru sebanyak 139 orang

Jurnal yang saya ambil: Novel Screening and Triage Strategy in Iran During Deadly COVID-
19 Epidemic; Value of Humanitarian Teleconsultation Service.5

Wabah penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) saat ini setidaknya terjadi 156 negara telah
diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai global pandemic. Masa inkubasi yang
panjang dan tingkat keparahan penyakit yang rendah pada tahap awal berkontribusi terhadap
peningkatan cepat dalam jumlah kasus. Infeksi berkisar dari ringan hingga penyakit pernapasan
parah, berpotensi berkembang menjadi gangguan pernapasan akut sindrom (ARDS) pada 17%
-29% pasien. Pada 15 Maret 2020, jumlah total kasus yang terinfeksi di Iran telah mencapai
13.938 kasus dengan 724 kematian terkait (jumlah tertinggi selain dari Cina dan Cina dan Italia).
Saat ini, infeksi COVID-19 didiagnosis dengan real time Reverse Transcription-Polymerase
Chain Reaction (rRT-PCR) dari spesimen nasofaring swab. 
Apa yang dilakukan oleh pemerintah negara Iran?
Menanggapi kekurangan ahli radiologi toraks di Iran, pada 18 Februari 2020 Iranian
Society of Radiology (ISR), non-pemerintah, nirlaba organisasi yang mewakili lebih dari 3000
ahli radiologi, mengumpulkan pendapat kedua kelompok teleradiologi, Masyarakat Konsultan
Radiologi COVID-19 Iran (ISRCC) dengan mengundang ahli radiologi sukarela 7 di grup
terbuka WhatsApp mereka. Itu sebelas sukarelawan ISRCC yang berpartisipasi dalam radiologi
(9 di Iran, satu di Kanada, dan satu di AS) semua menerima pelatihan beasiswa sub spesialis dan
memiliki 4-24 tahun pengalaman dalam pemriksaan toraks. Akses ke grup pribadi sangat ketat
terbatas pada koordinator dan sukarelawan ahli radiologi, yang diperintahkan untuk mengakses
informasi tentang perangkat yang dilindungi kata sandi untuk memastikan kerahasiaan
informasi. Ketidaksepakatan pada kasus-kasus tertentu diselesaikan dengan consensus
kesepakatan melalui diskusi ahli radiologi di pos yang sama. Partisipasi dari ahli radiologi ahli di
zona waktu yang berbeda memungkinkan cakupan waktu yang efisien untuk meninjau gambar
yang dikirimkan. Koordinator meneruskan laporan akhir ke perujuk melalui WhatsApp atau
email. Informasi klinis tambahan disediakan termasuk usia pasien, keluhan utama, tanda-tanda
vital, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan program perawatan.
Hasil
Antara 18 Februari 2020 hingga 8 Maret 2020, ujian CT dari 1138 pasien (usia rata-rata, 53
tahun; kisaran, 18-86 tahun; 664 pria, 474 wanita) diunggah ke platform media sosial dari lebih
dari 65 kota (28/31 provinsi). Hampir 43% (489/1138) memiliki pola pencitraan yang
menunjukkan pneumonia dan virus dirujuk untuk pengujian dan/ atau isolasi rRT-PCR lebih
lanjut. 41% lainnya (467/1138) memiliki pola pemeriksaan yang tidak sesuai dengan pneumonia
virus dan dirujuk untuk manajemen diagnosis alternatif yang mendasarinya. Sekitar 16%
(182/1138) dikategorikan sebagai tidak tentu dan dirujuk untuk observasi dan / atau tindak lanjut

Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa menggunakan definisi yang lebih luas dari infeksi untuk
memasukkan semua kasus positif pada CT dada akan menghasilkan jumlah yang lebih tinggi
kasus positif palsu. Kami mengakui potensi tumpang tindih fitur pencitraan CT antara infeksi
COVID-19 dan pneumonia virus lainnya. Meskipun demikian, prioritas kami adalah untuk
mengidentifikasi sebagian besar kasus yang mencurigakan pada CT dada dan menggunakan rRT-
PCR menguji dengan cara yang lebih selektif untuk meminimalkan tenaga perawat . Sangat
penting untuk itu. Sementara kami dapat memenuhi kebutuhan saat ini dengan menggunakan 11
relawan, namun peningkatan permintaan untuk keahlian radiologi toraks mungkin melebihi
kapasitas media tradisional atau bahkan sosial memberikan layanan teleradiologi sebagai
sukarelawan negara asal mengalami masuknya kasus-kasus diagnostik dan mereka sendiri
menjadi subyek untuk infeksi. Terlepas dari manfaat penggunaan media sosial, kami sadar
kerugian dalam pengaturan layanan kesehatan sehubungan dengan keamanan data dan privasi
perlindungan dan penggunaan membutuhkan pelatihan dokter yang cermat dan memadai serta
ahli radiologi dan staf medis lainnya.
Berdasarkan literatur yang diterbitkan baru-baru ini tentang wabah saat ini di Wuhan, Cina
dan persediaan test kit yang sedikit di Iran, strategi triase berikut ini ditetapkan 2,4,8 (Gbr. 1).
Pasien dengan temuan klinis dan laboratorium awal yang mencurigakan. Infeksi COVID-19
harus menjalani CT dada yang ditafsirkan oleh jenderal local radiolog. CT scan pasien dengan
kelainan dirujuk ke teleradiologi grup seperti yang dijelaskan di bawah ini. Algoritma triase
pasien tambahan tergantung pada hasil CT scan dengan atau tanpa tes rRT-PCR dijelaskan pada
Gambar. 1 bawah.
Menggunakan situs web publik dan layanan perpesanan ISR, dokter dan ahli radiologi
umum di Iran didorong untuk menyerahkan CT dada abnormal ujian untuk pendapat
kedua. Sistem telekonsultasi mengharuskan pengarah untuk menyerahkan gambar CT anonim ke
koordinator jaringan relawan (dokter yang ditugaskan oleh ISR) menggunakan perangkat lunak
perpesanan media sosial, WhatsApp (Gbr 2). Begitu belajar (file gambar dalam format JPEG
atau klip cine dalam format MP4) telah dikirimkan, koordinator menetapkan nomor kasus dan
memposting gambar ke ISRCC pribadi Grup WhatsApp. Kemudian, salah satu relawan yang
tersedia menghasilkan laporan menggunakan format standar sebagai komentar pada posting.
D. Pandemi COVID-19 di Korea Selatan6 :
Total kasus keseluruhan dikonfimasi sebanyak 9583 kasus
Total kasus baru yang dikofimasi sebanyak 105 kasus
Total kematian secara keseluruhan dilaporkan sebanyak 152 orang
Total kematian yang terbaru sebanyak 8 orang
Jurnal : Transmission potential and severity of COVID-19 in South Korea7
Pandemik Covid-19 yang dikonfirmasi :
Kasus pertama di Korea selatan diidentifikasi pada 20 Januari 2020 diikuti oleh deteksi
satu atau dua kasus rata-rata pada hari-hari berikutnya. Namun jumlah kasus yang
dikonfirmasi dari SARS-Cov-2 infeksi mulai meningkat dengan cepat pada 19 februari 2020
dengan total 6284 kasus yang terkonfirmasi Covid-19 termasuk 42 kematian dilaporkan pada
6 Maret 2020 menurut Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC). Wabah
Covid-19 pertama kali diidentifikasi di kota Daegu, dengan populasi 2,5 juta orang, sekitar
150 mil selatan timur dari Seoul. Penyebaran cepat Covid-19 di Korea Selatan telah dikaitkan
dengan satu kasus terkait dengan acara superspreading yang telah menyebabkan lebih dari
3900 kasus sekunder yang berasal dari pelayanan gereja di kota Daegu. Hal ini telah
menyebabkan transmisi rantai berkelanjutan Covid-19 dengan 55% dari kasus yang terkait
dengan cluster gereja di Daegu. Selain itu, tiga cluster lainnya telah dilaporkan termasuk di
Rumah Sakit Chundo Daenam di Cungdo-gun, Gyeongsanggbuk-do (118 kasus), gym di
Cheonan, Chungchenongnam-do (92 kasus), dab salah satu ziarah ke Israel cluster dalam
Gyeongsanggbuk-do (49 kasus).
Penanganan Pemerintah Korea Selaran :

Penularan Covid-19 mewabah di gereja dan Rumah Sakit di kota Daegu. Wabah di Rumah
sakit sendiri melibatkan 118 individu termasuk 9 staf Rumah Sakit. Pemerintah Korea Selatan
kemudian menaikkan tingkat Covid-19 ke bahaya tertinggi (level 4) pada 23 Februari 2020
untuk memfasilitasi langkah-langkah jarak social yang komprehensif termasuk meningkatkan
langkah-langkag pengendalian infeksi di Rumah Sakit, membatasi transportasi umum,
membatalkan social event, dan menunda kegiatan sekolah.
Figure.1 peta yang menggambarkan distribusi 4 kelompok kasus terbesar Covid-19 di
Korea pada 8 Maret 2020

E. Pandemi dan Update COVID-19 di France


Pandemi virus korona 2019-20 dipastikan telah menyebar ke Prancis pada 24 Januari
2020, ketika kasus COVID-19 pertama di Eropa dan Prancis dikonfirmasi di Bordeaux. Kasus
COVID-19 melibatkan seorang warga negara Prancis berusia 48 tahun yang tiba di Prancis
dari Cina. Pada 22 Januari 2020, dirawat di Centre Hospitalier Universitaire de
Bordeaux. Lalu Service d'Aide Médicale Urgente mengambil alih dan pasien diisolasi di
rumah sakit. Pihak terkait mencoba untuk mengkonfirmasi pasien telah menginfeksi orang
yang melakukan kontak dengannya.8
Dua kasus dikonfirmasi di Paris pada 22 januari 2020, keduanya baru saja kembali dari
Tiongkok. Seorang pria berusia 31 tahun dan temannya yang berusia 30 tahun, keduanya
dari Wuhan, dinyatakan positif SARS-CoV-2 dan dirawat di rumah sakit di Rumah
Sakit Bichat-Claude Bernard. Pada 28 Januari 2020, seorang turis Tiongkok berusia 80 tahun
dari Provinsi Hubei dinyatakan positif dan dirawat di Rumah Sakit Bichat – Claude Bernard
di Paris. Pada 29 Januari 2020, putrinya yang berusia 50 tahun juga dinyatakan positif dan
dirawat di rumah sakit yang sama tempat ayahnya dirawat. Pada 30 Januari 2020, seorang
dokter dipastikan positif untuk COVID-19 di Paris. Seorang dokter tersebut, berhubungan
dengan seorang turis Tiongkok yang kontaminasinya dikonfirmasi ketika dia kembali ke
Cina.8
Pada 14 Februari, turis China berusia 80 tahun itu meninggal di Rumah Sakit Bichat –
Claude Bernard, menandai kematian pertama COVID-19 di Eropa dan Prancis. Pasien
COVID-19 yang meninggal merupakan pasien pertama COVID-19 yang terjadi di luar Asia.
Dari 31 Januari hingga 9 Februari, hampir 550 orang dipulangkan dari Wuhan dengan
serangkaian penerbangan evakuasi yang tiba di Pangkalan Udara Creil di Oise dan Pangkalan
Udara Istres-Le Tubé di Istres.8
Pandemi virus korona 2020 di Prancis

Kasus yang dikonfirmasi per juta penduduk


menurut wilayah

Wilayah Prancis dengan jumlah orang yang saat


ini dirawat di rumah sakit

  Dirawat di rumah sakit 1 ~ 9

  Dirawat di rumah sakit 10 ~ 99


  Dirawat di rumah sakit 100 ~ 499

  Dirawat di rumah sakit 500 ~ 999

  Rawat inap 1000 ~ 9999

Penyakit COVID-19

Strain virus SARS-CoV-2

Lokasi Perancis

Wabah pertama Wuhan , Hubei,


Cina

Kasus indeks Bordeaux

Tanggal kedatangan 24 Januari 2020


(2 bulan dan 6 hari)

Kasus yang dikonfirmasi 40.174 

Dipulihkan 5,700 

Kematian 2.606

F. Pandemi COVID-19 di Canada:2


Total kasus keseluruhan dikonfimasi sebanyak 4.757 kasus
Total kasus baru yang dikofimasi sebanyak 739 kasus
Total kematian secara keseluruhan dilaporkan sebanyak 55 orang
Total kematian yang terbaru sebanyak 16 orang

Jurnal yang saya ambil: Precautions and Procedures for Coronary and Structural Cardiac
Interventions during the COVID-19 Pandemic: Guidance from Canadian Association of
Interventional Cardiology.9

Pandemi ini telah memberi tekanan besar pada sumber daya dan penyedia
perawatan. Dokumen ini dari Canadian Association of Interventional Cardiology - Association
Canadienne de Cardiologie d'intervention, secara khusus membahas implikasi untuk perawatan
pasien di Cardiac Catheterization Laboratory (CCL) di Kanada selama pandemi COVID-
19. Prinsip-prinsip kunci dari dokumen ini adalah untuk mempertahankan hal yang esensial
perawatan kardiovaskular intervensi sambil meminimalkan risiko COVID-19 untuk pasien/ staf
dan sumber daya kesehatan secara keseluruhan. Sebagai pandemi COVID-19 terus berkembang,
prosedur akan ditingkatkan atau dikurangi berdasarkan tingkat pembatasan saat ini untuk layanan
perawatan kesehatan. Pandemi ini telah menempatkan banyak tekanan pada sumber daya dan
penyedia layanan kesehatan. Mengakui ketegangan pada seluruh sistem perawatan kesehatan,
dokumen ini secara khusus membahas implikasi untuk perawatan pasien dalam Laboratorium
Kateterisasi Jantung (CCL).

Dalam penelitian ini, kami memberikan panduan tentang manajemen prosedur sebagai
penurunan atau meredanya pandemi COVID-19. Eksekutif bekerja sama dengan subspesialisasi
dan ahli jantung umum di Kanada. Tujuannya menjelaskan prinsip-prinsip etika inti tentang
kesehatan masyarakat; saling menjaga; tidak saling menularkan, mampu bekerja sama, fleksibel
dan mengikuti prosedural yang ada.

1. Batasi seluruh penggunaan kapasitas sistem yang menuju ke jantung, terutama tempat tidur
rawat inap / ICU
2. Minimalkan risiko terhadap petugas kesehatan
3. Memaksimalkan pemakaian peralatan pelindung diri
4. Memaksimalkan kepatuhan dengan penjajaran sosial dan kesehatan
5. Minimalkan risiko tambahan pasien yang mendapatkan COVID-19 dengan komplikasi
terkena penyakit jantung
6. Pertahankan layanan intervensi kardiologi esensial bagi pasien dengan risiko tinggi kejadian
kardiovaskular dalam jangka pendek
7. Minimalkan hasil buruk untuk pasien kardiovaskular selama pandemi COVID-19
8. Memastikan keputusan dibuat secara konsisten
9. Pastikan keputusan dikomunikasikan secara transparan dan lebih mendalam.
Rekomendasi tersebut diuraikan dalam tabel 1 dalam artikel terkait. Sebagai pandemi COVID-
19 yang berkembang, prosedur akan ditingkatkan atau dikurangi berdasarkan tingkat pembatasan saat
ini terhadap jasa perawatan kesehatan. Rekomendasi juga berdasarkan pada kemungkinan COVID-19
dalam populasi di Australia untuk mengurangi risiko penularan kepada Pekerja Kesehatan (HCW)
dan pasien.
Beberapa pertimbangan tambahan yang penting:
1) Kami mendorong semua tim penelitian di Kanada untuk melacak hasil kardiovaskular
dengan hati-hati dalam beberapa bulan mendatang dan fokus pada kunci kesenjangan
penelitian yang baru diidentifikasi
2) Jika kami mendokumentasikan peningkatan yang besar dalam potensi mengurangi kematian
akibat jantung dan prosedurenya tidak tersedia. Perlu dibahas lagi untuk prosedur pada
pasien dengan kadiovaskular akan sangat penting.
3) Tenaga medis bagan kateterisasi jantung tertentu dengan komorbiditas yang terkait dengan
efek samping dalam pengaturan kontak dengan COVID-19 (usia> 60 tahun, diabetes,
hipertensi, atau yang sudah ada sebelumnya penyakit kardiovaskular) agar mampu menjaga
diri dari penyakit yang menular karena ketidaktersediaanya APD yang memadai. 
4) Penggunaan APD, memberikan penjelasan yang benar tentang penakaian scrub dengan
kemungkinan terjadinya COVID-19 dan menggant pakian dan alas kaki saat masuk dan
keluar dari RS selama kasus ini masih menjadi pandemic.
5) Tujuan pelepasan yang cepat tetapi aman dengan teleconference atau tindak lanjut telepon
harus dilakukan untuk memfasilitasi meminimalkan penggunaan kapasitas tempat tidur dan
menghindari paparan rumah sakit.
G. Pandemi COVID-19 di United Kingdom6 :
Total kasus keseluruhan dikonfimasi sebanyak 17093 kasus
Total kasus baru yang dikofimasi sebanyak 2546 kasus
Total kematian secara keseluruhan dilaporkan sebanyak 10119 orang
Total kematian yang terbaru sebanyak 260 orang

Jurnal : World Health Organization declares global emergency: A review of the 2019 novel
coronavirus (COVID-19)
Pandemik Covid-19 yang dikonfirmasi :

Kasus pertama Covid-19 di United Kingdom berawal saat perempuan berusia 50 tahun
memasuki Inggris pada tanggal 23 Januari 2020 dari provinsi Hubei China. Perempuan tersebut
mengalami gejala demam dan malaise disertai sakit tenggorokan dan batuk kering. Dia telah
melakukan perjalanan dengan pasangannya dan melaporkan tidak ada kontak menular sebelum
perjalanan. Pada tanggal 28 Januari 2020 gejala berkembang dengan demam (38,8 0C) diikuti
hari berikutnya myalgia dan batuk kering. Pasien kedua adalah laki-laki 23 tahun memasuki
inggris dari provinsi Hubei China tanggal 6 Januari 2020 kemudian segera mencari layanan
medis National Health Service (NHS) dari layanan NHS 111 dan didiagnosis kemungkinan
Covid-19 kemudian dirawat di Rumah Sakit penyakit menular Castle Hill, Hull Universit
Teaching Hospital untuk di isolasi10.

Pemerintah inggris pada tanggal 4 Maret 2020 melakukan tes dengan total sebanyak
16.659 untuk Covid-19 dengan total 86 kasus mengakibatkan risiko kesehatan pada masyarakat
dari rendah sampai sedang. Untuk mencegah penularan pemerintah inggris mengikuti pedoman
langsung dari Departmen of Health (DoH) untuk membatasi wisatawan baik masuk maupun
keluar negeri terutama bagi mereka yang melakukan perjalanan ke Wuhan China. Pemerintah
Inggris melalui NHS menekankan pentingnya alat pelindung diri (APD) karena semakin hari
kasus orang yang di isolasi dengan Covid-19 semakin bertambah termasuk di dua Rumah Sakit
inggris yaitu Royal Free Hospital di London dan Royal Victoria Infirmary di kota Newcastle.
Tanggal 12 Maret 2020 pemerintah inggris mengumumkan risiko pandemic dari level menengah
menjadi risiko tinggi (level 4)11.

H. Indonesia
World Health Organization (WHO) mengumumkan bahwa Covid 19 sebagai pandemic.
Keputusan badan kesehatan dunia ini dikeluarkan pada tanggal 11 maret 2020. Penyakit ini telah
meleawati fase wabah dan endemic. Laporan dari CNN Indonesia bahwa kasus 01 ad alah
perempuan (31), kontak langsung dengan warga negara Jepang yang ternyata kasus positif ke-24
di Malaysia. Kasus 02 adalah perempuan (64) yang mengalami kontak langsung dari kasus 01.
Dia adalah ibu dari pasien 01 dan tinggal serumah.
Sebelum menjadi pandemi, virus corona disebut sebagai wabah ketika menjangkiti
penduduk Wuhan, Tiongkok pada awal Januari 2020. Virus ini menyebabkan pneumonia
sehingga jumlah kasus penyakit tersebut langsung meningkat dengan signifikan.kemudian, virus
corona menyebar ke wilayah geografis lebih luas, seperti menginfeksi penduduk di luar Wuhan,
bahkan seluruh Tiongkok. Dengan begitu, virus ini ditetapkan sebagai epidemi. Penyebaran
epidemi yang berlanjut ke negara-negara lain, mengakibatkan penularan lokal dan menimbulkan
wabah di negara itu, disebut sebagai pandemi. Dalam kasus virus corona, Italia, Iran, dan Korea
Selatan kini memiliki kasus terbanyak setelah Tiongkok.12
Indonesia bukan negara pertama di Asia Tenggara yang terjangkit corona. Thailand telah
mengumumkan kasus corona pertama pada 21 Januari 2020 yang disusul Singapura dan Vietnam
tiga hari kemudian. Sementara Indonesia baru mengumumkan pada 2 Maret, yakni 41 hari
setelah kasus pertama di Thailand atau 61 hari setelah pandemi Covid-19 merebak di Wuhan,
Tiongkok. Meski paling belakang, tapi pertumbuhan kasus Covid-19 di Indonesia termasuk yang
tercepat. Indonesia hanya butuh 12 hari untuk mencapai 50 kasus pertama yang disebabkan
telatnya kesadaran pemerinta Indonesia untuk mengambil keputusan untuk mencegah virus
corona tersebar.
Update informasi kasus Covid 19 per tanggal 29 Maret 2020 di Indonesia adalah
Total confirm ed. cases = 1155
Total confirmed new cases = 109
Total deaths = 102
Total new deaths = 15
Sehingga dari data diatas ditemukan update terbaru kasus Covid 19 menurut data WHO
sebesar di Indonesia adalah Pasien Terkonfirmasi positif corona 1264 orang, meninggal dunia
117 orang dan data tambahan dari Kemenkes untuk pasien yang sembuh sebesar 64 orang.13,14
I. Germany

Peta negara dengan kasus coronavirus yang dikonfirmasi (per 28 Maret 2020):
  Dikonfirmasi 100–499
  Dikonfirmasi 500–999
  Dikonfirmasi 1000–9999
  Dikonfirmasi ≥10000

Penyakit : Covid 19

Strain virus : Sars-CoV-2

Lokasi : Jerman

Sumber Informasi : Robert Koch Institute

Pandemi virus korona 2019-2020 dipastikan telah ditransmisikan ke Jerman pada tanggal


27 Januari 2020, ketika kasus COVID-19 pertama dikonfirmasi dan terdapat di
dekat Munich , Bavaria. Mayoritas kasus COVID-19 pada bulan Januari dan awal Februari
berasal dari markas besar produsen suku cadang mobil di Munich. Kemudian, kluster baru
diperkenalkan oleh para pelancong dari Italia, Cina, dan Iran, dari penerbangan penumpang
dihentikan pada 18 Maret. Pada 25 dan 26 Februari, setelah wabah COVID-19 di Italia ,
beberapa kasus terkait wabah Italia terdeteksi di Baden-Württemberg . Kasus-kasus lain, yang
tidak terkait dengan kelompok Italia, terjadi di beberapa daerah termasuk Baden-
Württemberg, Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate. Cluster spesifik yang dibentuk
di Heinsberg dikaitkan dengan Karnaval di Gangelt.  Saat ini, jumlah kasus COVID-19 terbesar
di Jerman berada di negara bagian Rhine-Westphalia Utara.  Kematian pertama, seorang wanita
berusia 89 tahun di Essen dan seorang pria berusia 78 tahun di Heinsberg , dilaporkan pada 9
Maret.

Jerman memiliki Rencana Pandemi Nasional yang umum, yang menggambarkan tanggung
jawab dan tindakan para pelaku sistem perawatan kesehatan jika terjadi epidemi yang sangat
besar. Kontrol epidemi dilakukan baik oleh otoritas federal seperti Robert Koch Institute dan
oleh negara-negara Jerman. Negara-negara Jerman memiliki rencana epidemi mereka sendiri.
Pada awal maret, rencana nasional diperluas untuk penanganan pandemic corona virus yang
sedang berlangsung. Empat target utama termasuk dalam rencana ini:
a. mengurangi morbiditas dan mortalitas
b. memastikan perawatan orang yang terinfeksi
c. pemeliharaan layanan publik yang penting
d. informasi singkat dan akurat untuk pembuat keputusan, media dan publik
Rencana tersebut memiliki tiga tahap yang pada akhirnya mungkin tumpang tindih:
a. penahanan (keadaan kasus dan cluster khusus)
b. perlindungan (keadaan penyebaran infeksi lebih lanjut dan sumber infeksi yang tidak
diketahui)
c. mitigasi (keadaan infeksi yang meluas)
Pada tahap penahanan, otoritas kesehatan memfokuskan pada identifikasi orang-orang
yang dihubungi yang dimasukkan ke dalam karantina pribadi dan dipantau dan diuji. Karantina
pribadi diawasi oleh dinas kesehatan setempat. Dengan melakukan hal itu, pihak berwenang
berusaha untuk menjaga rantai infeksi tetap pendek, yang mengarah ke kluster yang
dibatasi. Pada tahap perlindungan , strategi ini akan berubah menjadi menggunakan tindakan
langsung untuk melindungi orang-orang yang rentan agar tidak terinfeksi. Tahap mitigasi pada
akhirnya akan mencoba untuk menghindari lonjakan perawatan intensif untuk mempertahankan
layanan medis.
Update informasi kasus Covid 19 per tanggal 30 Maret 2020 di Germany adalah
Total confirm ed. cases = 57298
Total confirmed new cases = 5137
Total deaths = 389
Total new deaths = 144

Sehingga dari data diatas ditemukan update terbaru kasus Covid 19 menurut data Robert
Koch Institute sebesar di Indonesia adalah Pasien Terkonfirmasi positif corona 62435 orang,
meninggal dunia 533 orang.15

J. Pandemi COVID 19 di wilayah United States of America


Total confirmasi ed* cases = 103321
Total confirmed new cases= 18093
Total deaths = 1668
Total new deaths = 425
Sejak 21 Januari hingga 4 Februari telah dilaporkan 15 kasus virus corona baru di wilayah
Amerika. 11 kasus di Amerika Serikat dan 4 di Kanada. Pada tanggal 21 Januari dan 2
Februari 2020, terdapat 11 kasus di Amerika Serikat dilaporkan dari 5 negara bagian yaitu
Arizona, California, Illinois, Massachusetts, dan Washington. Total kasus 9 memiliki sejarah
perjalanan ke Wuhan, Cina.16
Wabah penyakit pernapasan terbukti terinfeksi oleh coronavirus novel 2019 yang secara
resmi bernama Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang terjadi pertama kali di Wuhan,
Cina, dan kini telah menyebar dengan cepat di China dan ke bagian lain dunia. Data
epidemiologi saat ini menunjukkan bahwa penularan dari orang ke orang. Pada 30 Januari
2020 total kasus sekitar 9976 kasus telah dilaporkan setidaknya 21 negara. Kasus pertama
wabah coronavirus baru di America Serikat dilaporkan pada tanggal 20 Januari 2020.
Laporan kasus seorang pria usia 35 tahun dirawat diklinik Snohomish Country, Washington
dengan riwayat batuk dan demam selama 4 hari, selama pemeriksaan pasien menggunakan
masker diruang tunggu. Setelah menunggu sekitar 20 menit, pasien dibawa ke ruang
pemeriksaan dan menjalani evaluasi. Pasien mengatakan bahwa sebelumnya melakukan
perjalanan ke Wuhan, Cina mengunjungi keluarga pada tangga 15 Januari. Pasien mengatakan
telah melihat peringatan kesehatan dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit tentang
wabah coronavirus baru di Cina kemudian memutuskan untuk pergi memeriksakan diri.
Pemeriksaan fisik 37,2ºC tekanan darah 134/87mmHg, nadi 110x/menit, respirasi 16x/menit
dan saturasi oksigen 96%. Hasil pemeriksaan auskultasi paru didapatkan ronki dan hasil
radiologi dada tidak terdapat kelainan.17
Pasien dilakukan pemeriksaan spesimen swab nasofaring, spesimen dikumpulkan sesuai
dengan pedoman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setelah itu pasien
dipulangkan kerumah isolasi dengan pengawasan oleh departemen kesehatan setempat. Pada
tanggal 20 Januari 2020 CDC mengkonfirmasi bahwa pasien dinyatakan positif coronavirus
19 dengan uji real time reverse transcriptase polymerase chain reaction (rRT – PCR). Pasien
dirawat diunit isolasi Providence Regional Medical Center for Clinical Observation, saat
masuk pasien melaporkan batuk kering yang menetap dan riwayat mual dan muntah selama 2
hari, tanda-tanda vital dalam berada batas normal. Pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan
memiliki selaput lender kering, pasien diberikan normal saline 2 liter dan ondansetron. Pada
hari 2 hingga 5 (hari sakit 6 hingga 9) tanda-tanda vital sebagian besar tetap stabil, namun
demam intermiten disertai dengan takikardi. Pasien terus mengeluhkan batuk tidak produktif
dan tampak lelah. Pada hari kedua dirawat, pasien melaporkan sore BAB dan ketidaknyaman
diperut, kotoran tinjan dikumpulkan untuk uji rRT – PCR Bersama dnegan specimen
pernapasan tambahan (nasofaring andorofaring) dan serum. Pasien diberikan terapi antipiretik
650 mg acetaminophen setiap 4 jam dan 600 mg ibuprofen setiap 6 jam, 600 mg guaifenesin
untuk batuk dan sekitar 6 liter normal saline selama 6 hari pertama dirawat inap. Hasil
laboratorium pada rumah sakit hari ketiga dan lima (hari sakit ke 7 dan 9) mencerminkan
leukopenia, trombositopenia ringan dan peningkatan kadar kreatinin kinase, selain itu terdapat
perubahan hati seperti kadar alkaline phosphatase (68 U per liter), alanineaminotransferase
(105 U per liter), aspartate aminotransferase ( 77 U per liter) dan lactate dehydrogenase (465
U per liter) semua meningkat pada hari kelima. Rontgen dada pada hari ke 3 ruamh sakit (hari
sakit 7) tidak menunjukkan bukti infiltrate atau kelainan. Namun rontgen dada kedua pada
malam hari rumah sakit 5 (hari sakit 9) menunjukkan bukti pneumonia dilobus bawah paru
kiri dan terjadinya penurunan saturasi oksigen 90%, pasien diberikan kanula 2 liter/menit.
Pada hari ke 6 dirumah sakit (hari sakit ke 10) dilakukan rontgen dada ke empat hasil
menunjukkan kekeruhan basilar dikedua paru-paru dan hasil aukultasi didapatkan rales pada
kedua paru. Pengobatan dengan remdesivir intravena nukleotida dimulai pada malam hari 7,
dan tidak ada efek samping yang diamati. Vankomisin dan cefepime dihentikan pada malam
hari ke 7. Pada hari 8 (hari sakit 12), kondisi klinis pasien membaik,dan saturasi oksigen
meningkat menjadi 94 hingga 96%, rales lobus bawah bilateral tidak ditemukan lagi, namun
pada 30 Januari 2020 pasien tetap demam dan batuk. Sekuens genom lengkap dari spesimen
orofaringeal dan nasofaring identik satu sama dengan sekuens coronavirus, hanya ada 3
nukleotida dan 1 asam amino yang berbeda pada pasien ini.
K. Pandemi COVID 19 di Vietnam
Total confirmasi ed* cases = 179
Total confirmed new cases= 10
Total deaths =0
Total new deaths =0
Penelitian Lee et al mengatakan kasus COVID-19 pertama pada bayi pertama yang
diperoleh dari transmisi sekunder di Vietnam. Pada 11 Februari 2020 seorang pasien wanita
berusia 3 bulan di Rumah Sakit Anak Nasional Vietnam yang dipindahkan dari rumah sakit
setempat. Pasien adalah bayi yang cukup bulan sebelumnya sehat, tanpa komplikasi selama
kehamilan atau persalinan. Pasien disusui secara eksklusif dan imunasi. Pada tanggal 2
Februari hingga 5 Februari, bayi mengalami rhinorrhea dan hidung tersumbat. Bayi tidak
menderita batuk, demam, muntah, diare, mengi, atau dispnea, hanya bayi tampak cerewet.
Pada 6 Februari, bayi memiliki demam dengan suhu aksila 37 · 6 ° C yang dirawat di rumah
sakit Quang Ha, rumah sakit distrik di provinsi Vinh Phuc. Lee et al mengatakan bayi sudah
kontak dengan neneknya yang dipastikan memiliki COVID 19. Pada saat pemeriksaan fisik
auskultasi dada menunjukkan napas normal.18
Berdasarkan hasil penyelidikan bahwa bayi tersebut tinggal bersama orang tuanya dan
empat orang dewasa didesa Son Loi, provinsi Vinh Phuc. Pada tanggal 26 Januari bayi dan
orangutan berkunjung ketempat kakek dan nenek dari ibu. Keluarga tersebut tinggal dirumah
nenek hingga tanggal 28 Januari, kemudian berpindah mengunjungi kerabat lainnya dan
kembali kerumah pada tanggal 1 Februari 2020, sebelumnya nenek tersebut telah kontak
dengan seseorang yang berasal dari kota Wuhan yang kemudian dikonfirmasi bahwa
seseorang tersebut covid 19. Nenek mengalami gejala rhinorrhea ringan dan iritasi pada
tenggorokan tanpa demam.
L. Pandemic COVID-19 Jepang
Kasus COVID-19 dan kematian pada 29 Maret 2020 menurut WHO
Pandemi COVID-19 di Jepang19:
Total kasus keseluruhan dikonfimasi sebanyak 1.693 kasus
Total kasus baru yang dikofimasi sebanyak 194 kasus
Total kematian secara keseluruhan dilaporkan sebanyak 52 orang
Total kematian yang terbaru sebanyak 3 orang
Penyebaran COVID-19 di Jepang per pagi ini bertambah 101 pasien baru sehingga total
1.042 orang dan 45 orang wafat. Tokyo pada 27 Maret mencatat 267 kasus dan secara
kumulatif menjadi prefektur provinsi di Jepang dengan jumlah terpapar COVID-19 terbesar
melampaui Hokkaido (27 maret 2020). Wabah penyakit coronavirus 2019 (COVID-19)
sebelumnya dibuka di atas kapal Princess Cruises bernama Diamond Princess, tidak lama
setelah tiba di Yokohama, Jepang, kapal ini telah ditempatkan di bawah perintah karantina
sejak 5 Februari 2020, setelah seorang mantan penumpang dinyatakan positif mengidap virus
yang bertanggung jawab atas penyakit tersebut yaitu SARS-CoV-2, setelah mendarat di Hong
Kong. Dalam penelitian ini, kami melakukan analisis pemodelan statistik untuk
memperkirakan proporsi individu tanpa gejala di antara mereka yang dites positif SARS-
CoV-2 di kapal hingga 20 Februari 2020 termasuk, bersama dengan masa infeksi mereka.
Model ini memperhitungkan keterlambatan onset gejala dan juga untuk sensor yang benar,
yang dapat terjadi karena jeda waktu antara pemeriksaan pasien dan pengumpulan sampel dan
perkembangan penyakit.20
Pada 21 Februari 2020, 2 hari setelah karantina 2 minggu yang dijadwalkan berakhir,
total 634 orang termasuk satu petugas karantina, satu perawat dan satu petugas administrasi
dinyatakan positif SARS-CoV-2. Orang-orang ini ada di antara total 3.7 penumpang dan
anggota awak di atas kapal. Pengujian laboratorium oleh PCR telah dilakukan, dengan
memprioritaskan kelompok bergejala atau berisiko tinggi. Serangkaian hasil tes laboratorium
harian untuk SARSCoV-2 (baik positif maupun negatif), termasuk informasi tentang ada atau
tidak adanya gejala dari 5 Februari 2020 hingga 20 Februari 2020 diekstraksi dari sumber
sekunder. Jumlah orang yang dites positif oleh PCR . Tes laboratorium oleh PCR dilakukan
dengan kasus simptomatik terutama pada fase awal karantina. Jika ada kasus asimptomatik
yang terlewatkan, ini berarti kita telah meremehkan proporsi asimptomatik..
Mempertimbangkan bahwa sebagian besar penumpang berusia 60 tahun ke atas, sifat
distribusi usia dapat menyebabkan perkiraan yang terlalu rendah jika individu yang lebih tua
cenderung mengalami lebih banyak gejala. Proporsi asimptomatik yang distandarisasi usia
akan lebih sesuai untuk kasus itu. Adanya gejala pada kasus dengan COVID-19 dapat
berkorelasi dengan faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan usia termasuk kondisi
kesehatan sebelumnya seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan / atau penekanan
kekebalan. Oleh karena itu, data yang lebih rinci yang mendokumentasikan kesehatan awal
individu termasuk keberadaan penyakit atau komorbiditas yang mendasarinya akan berguna
untuk menghilangkan bias dalam estimasi proporsi asimptomatik.20
Dalam hal pengujian untuk virus misalnya, sementara di permukaan Jepang mungkin
hanya memiliki sejumlah kecil kasus yang dikonfirmasi pada saat ini, angka rendah ini
kemungkinan besar merupakan hasil dari tingkat pengujian yang sama rendahnya. Untuk
menyoroti betapa sedikitnya uji Jepang, negara bagian saya di Australia Selatan, dengan
perkiraan populasi 1,7 juta orang, pada saat penulisan ini, telah menguji 16.717 orang. Jepang
di sisi lain, dengan perkiraan populasi 126 juta orang, hanya menguji 16.484 individu.20
Serupa dengan itu, sementara para pemimpin dunia seperti Boris Johnson, Angela
Merkel, dan Emmanuel Macron telah merekam dengan memberi tahu penduduk relatif
mereka untuk tetap di rumah dan mempraktikkan jarak sosial, Perdana Menteri Jepang Shinzo
Abe hampir tidak terlihat di seluruh cobaan. Yoichi Masuzoe, mantan menteri kesehatan yang
bertugas selama krisis flu babi 2009, bahkan telah bertindak terlalu jauh dengan menyebut
penanganan virus Abe sebagai "bencana". Dan tidak ada hasil dari kurangnya kepemimpinan
ini lebih jelas daripada dalam bagaimana populasi Jepang merespons.20
Selama akhir pekan, meskipun sebagian besar dunia berada dalam keadaan mengunci
diri secara ketat, orang-orang Jepang berbondong-bondong dalam ribuan ke titik-titik bunga
sakura di Tokyo, untuk merayakan datangnya musim semi. Saya mengunjungi Taman
Nasional Shinjuku pada hari Minggu sore dan menyaksikan ribuan orang yang bersuka ria -
semua jalur kemacetan, berpose untuk berfoto, berpiknik, dan berbaur tanpa peduli - melawan
tren global jarak sosial dan isolasi diri yang berpihak pada tradisi. Demikian pula, pada Jumat
malam, persimpangan Shibuya sama sibuknya seperti sebelumnya, restoran dan bar penuh
dengan pelanggan yang periang, dan jalur menuju Shibuya Sky yang baru dibuka setidaknya
100 kuat, dengan sebagian besar pemirsa dipesan seluruhnya. Seperti Harumi Murakami
menggambarkannya untuk Forum Asia Timur: “Kontras antara Beijing dan Tokyo mencolok
dan tidak menarik bagi Jepang. Pusat kota Beijing sepi karena orang berusaha menghindari
penyebaran virus dengan tetap di rumah. Tokyo terlihat seperti bisnis seperti biasa, dengan
kereta api dan kereta bawah tanah masih penuh.20
M. Pandemic COVID-19 Singapore
Kasus COVID-19 dan kematian pada 29 Maret 2020 menurut WHO
Pandemi COVID-19 di Singapore19:
Total kasus keseluruhan dikonfimasi sebanyak 802 kasus
Total kasus baru yang dikofimasi sebanyak 70 kasus
Total kematian secara keseluruhan dilaporkan sebanyak 2 orang
Total kematian yang terbaru sebanyak 0 orang
Singapore General Hospital (SGH) mengonfirmasi kasus COVID-19 pertama di
Singapura pada tanggal 23 Januari 2020. Transmisi lokal kemudian dilaporkan dan pada 7
Februari 2020, Singapura menaikkan tingkat peringatan Sistem Penanggulangan Penyakit
Menular (DORSCON) menjadi oranye, menunjukkan bahwa penyakitnya parah dan
menyebar dengan mudah dari orang ke orang (tetapi tidak menyebar luas dan terkandung).
Pemahaman terkini tentang transmisi SARS-CoV2 didasarkan pada ekstrapolasi dari
pengalaman masa lalu dengan wabah SARS-CoV pada tahun 2003. Kemungkinan cara
penularan meliputi tetesan pernapasan, kontak, fomites, dan rute fecal-oral. Saat ini, tidak ada
bukti konklusif penularan SARSCoV-2 melalui udara, tetapi pengalaman masa lalu
menunjukkan bahwa SARS-CoV dapat ditransmisikan melalui aerosol-generasi prosedur,
intubasi trakea paling umum. Seperti kebanyakan virus pernapasan, itu dianggap paling
menular ketika pasien bergejala, tetapi SARS-CoV-2 telah ditransmisikan oleh individu tanpa
gejala. Data awal menunjukkan bahwa penularan SARS-CoV-2 adalah moderat, dengan
jumlah reproduksi dasar sekitarnya.
Penularan dalam fasilitas layanan kesehatan kepada petugas layanan kesehatan telah
didokumentasikan: 3,8% dari COVID-19 terjadi pada petugas layanan kesehatan,
menyebabkan lima kematian di China. Selama wabah SARS pada tahun 2003, ahli anestesi
juga mengontrak SARS dalam menjalankan tugasnya. Dengan menerapkan langkah-langkah
pengendalian infeksi, beberapa rumah sakit berhasil mengoperasi pasien dengan SARS tanpa
transmisi SARS-CoV dalam kompleks ruang operasi. Divisi Anestesiologi di SGH
mengembangkan langkah-langkah respon wabah penyakit dalam koordinasi dengan staf
bedah, keperawatan, dan sekutu kesehatan lainnya. Dua tujuan dari langkah-langkah ini
adalah untuk memfasilitasi perawatan pasien dengan COVID-19 yang diketahui atau diduga
membutuhkan pembedahan, dan untuk mengurangi risiko penularan virus perioperatif kepada
petugas kesehatan dan pasien lain. Pada saat penulisan, tidak ada pasien dengan COVID-19
yang memerlukan pembedahan, tetapi kami berharap ini akan berubah dalam waktu dekat
karena jumlah kasus meningkat secara global. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan
langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi tujuan ini, termasuk identifikasi dan
pengaturan ruang operasi isolasi (OR), modifikasi aliran kerja dan proses, manajemen staf,
dan perumusan pedoman klinis untuk manajemen anestesi.21
Salah satu negara pertama yang memberlakukan pembatasan pada siapa pun yang
memiliki sejarah perjalanan baru-baru ini ke Cina dan bagian dari Korea Selatan. Klinik ini
memiliki rejimen karantina rumah sakit dan rumah yang ketat untuk pasien yang berpotensi
terinfeksi dan secara ekstensif melacak siapa saja yang pernah mereka hubungi. Itu menagih
pasangan yang memberikan informasi palsu tentang riwayat perjalanan mereka dan
mengambil status tempat tinggal dari seseorang yang melanggar karantina, di antara tindakan
hukuman lainnya. Singapura "tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas" terhadap
pelanggar aturan, Menteri Hukum K. Shanmugam mengatakan dalam sebuah pernyataan
Kamis. "Pelanggaran aturan yang disengaja, dalam situasi saat ini, membutuhkan respons
yang cepat dan tegas."Negara itu memulai solusi perangkat lunak berbasis web teks dan
seluler pada 10 Februari melalui mana orang yang ditempatkan di bawah karantina rumah
dapat melaporkan lokasi mereka kepada pemerintah, menurut pernyataan Kamis dari Kantor
Perdana Menteri."Ini berfungsi sebagai tingkat pertama verifikasi kepatuhan untuk hampir
12.000 karyawan asing,"Sikap yang secara konsisten memaksa berbeda dengan negara-negara
Asia lainnya, yang meskipun lebih dekat secara geografis ke Cina, lebih lambat untuk
bertindak. Jepang dan Korea Selatan sama-sama menghadapi kritik atas tindakan
pengendalian yang lemah dan tertunda yang menyebabkan meningkatnya kasus virus. Ketika
epidemi yang muncul dari Tiongkok mengancam menjadi pandemi global yang dapat
menghapus $ 1 triliun dari produk domestik bruto dunia, Singapura menggunakan infeksi
awalnya untuk membangun sistem pelacakan kontak canggih.Sekarang menggunakan tes
serologis baru yang dikembangkan oleh Duke-NUS Medical School yang dapat membangun
hubungan antara kasus-kasus yang terinfeksi, yang akan memungkinkan pihak berwenang
untuk memetakan rantai penularan dan karena itu mencoba memutusnya. Peneliti lokal
sebelumnya telah berhasil membiakkan virus baru dalam waktu satu minggu setelah
Singapura mengkonfirmasi kasus pertamanya. Sebuah "pengawasan epidemiologi yang sangat
kuat dan kapasitas pelacakan kontak" secara historis di Singapura menghasilkan tingkat
deteksi yang tinggi pada awalnya, menurut sebuah studi peer-review yang belum diterbitkan
oleh para peneliti di Universitas Harvard.21
N. Pandemic COVID-19 di Australia
Pada tahun 2019-2020 coronavirus merupakan pandemi berlangsung dari penyakit
coronavirus 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Wabah pertama, yang berasal Desember 2019 di Wuhan,
ibukota provinsi Hubei, dan dengan cepat menyebar ke seluruh Hubei dan semua provinsi lain
di Cina. Australia mulai merasakan sebagian besar effects, dengan jumlah COVID-19 kasus
melintasi 1.000 pada 21 Maret 2020 dan tingkat pertumbuhan kejadian kumulatif konsisten di
atas 20%. Jika pandemi terus terjadi di Australia, penduduk kemungkinan akan mengalami
kehancuran sama seperti pada Negara lain sebelumnya. Total kasus hingga 29 maret 2020
dinyatakan positif sebnayak 2320, termasuk kasus baru 159 dengan jumlah kematian 16
kasus.2 Adapun strategi yang dilakukan oleh pemerintah Australia dalam menekan terjadinya
pandemic dengan cara22:

1. Basedlined
Pelajaran dari rekam jejak dengan tidak ada intervensi apapun dengan puncak epidemi yang
jelas di kedua insiden dan prevalensi jelas setelah 105-110 hari dari onset penyakit di Australia,
yaitu, terjadi sekitar pertengahan mei 2020 di tidak adanya intervensi. Skala dampaknya sangat
tinggi, menginfeksi hampir 50% dari populasi Australia. skenario baseline ini disediakan hanya
untuk perbandingan, dalam rangka untuk mengevaluasi dampak dari intervensi, beberapa di
antaranya sudah di tempat di Australia. Sebagai literatur, kami bertujuan untuk
mempertimbangkan skenario intervensi yang tepat waktu sesuai dengan situasi saat ini di
Australia, di mana jumlah confirmed COVID-19 1.000 kasus pada 21 Maret 2020, dan tingkat
pertumbuhan kejadian kumulatif C tinggal di atas 20% selama lebih dari seminggu. Kami
mengamati bahwa dasar simulasi menghasilkan 20% kejadian kumulatif meningkat
2. Case isolation ( Isolasi kasus)
Semua intervensi berikut termasuk pembatasan kedatangan internasional, karena sudah mencapai
1.000 kasus. Dua strategi mitigasi menarik minat segera: isolasi kasus dan penutupan sekolah,
dikombinasikan dengan isolasi kasus. Strategi kedua ini dengan durasi kombinasi strategi
(School closures dan isolasi kasus) ditetapkan 49 hari (7 minggu), dimulai setelah ambang batas
1.000 kasus tercapai pada hari ke 42 sejak awal. Pendekatan isolasi kasus, diterapkan tanpa
School Closures , menunda puncak epidemi dengan lebih dari seminggu, sambil mengurangi
keparahan pada waktu puncak sekitar 24% (puncak kejadian), dan 22% (puncak prevalensi).
Tingkat serangan keseluruhan, bagaimanapun, berkurang secara tidak signifikan, menunjukkan
isolasi kasus itu sendiri tidak akan efektif untuk menekan epidemi.
3. School closures(SC)
Menambahkan penutupan sekolah ke pendekatan isolasi kasus juga tidak mencapai pengurangan
yang signifikan dalam keseluruhan tingkat serangan. Sementara puncak dari kedua insiden dan
prevalensi tertunda sekitar dua minggu (15 hari untuk kejadian dan prevalensi), karena tingkat
pertumbuhan kumulatif yang lebih lambat, ukurannya praktis tetap sama. Kami juga menelusuri
dinamika yang dihasilkan dari strategi SC untuk dua kelompok umur spesifik: anak-anak dan
individu di atas 65 tahun. Dua minggu keterlambatan terjadinya puncak diamati di kedua
kelompok umur, menunjukkan bahwa ada yang kuat persetujuan pada penyakit ini menyebar ke
seluruh kelompok umur ini. Kami juga mengamati bahwa, di bawah strategi ini, ada tidak ada
perbedaan dalam besarnya puncak kejadian untuk kelompok usia yang lebih tua. Menariknya,
untuk anak-anak, para besarnya puncak kejadian meningkat sekitar 8% di bawah strategi SC
ditambah dengan isolasi kasus. Ini dapat dijelaskan oleh peningkatan interaksi anak-anak selama
berbagai rumah tangga dan percampuran sosial komunitas, ketika sekolah ditutup. Singkatnya,
satu-satunya manfaat nyata dari penutupan sekolah, ditambah dengan isolasi kasus, adalah
menunda insiden. Mengingat biaya sosial lainnya dari penutupan sekolah (misalnya, menarik
orang tua mereka bekerja di bidang kesehatan dan infrastruktur kritis lain yang jauh dari
pekerjaan), strategi ini mungkin kurang efektif daripada yang disarankan sebelumnya (misalnya,
penutupan sekolah dianggap sebagai bagian penting dari respons pandemi influenza).
4. Jarak sosial (Social Distancing)
Langkah kami selanjutnya adalah membandingkan strategi jarak sosial, ditambah dengan isolasi
kasus, berbeda tingkat kepatuhan. Tingkat kepatuhan rendah, ditetapkan kurang dari 70%, tidak
menunjukkan potensi untuk menekan penyakit dalam cakrawala waktu yang dianggap (28
minggu), sedangkan kuncian total, yaitu, sosial lengkap menjauhkan 100%, berhasil mengurangi
insiden dan prevalensi menjadi nol, setelah 49 hari mitigasi.
O. Pandemic Covid-19 In Africa
Afrika merupakan negera yang berisiko tinggi terhadap penyebaran virus covid-19
karena tingginya sektor penerbangan dan perdagangan dengan negara Cina yang merupakan
negara penyebaran pertama virus corona.23

Covid-19 teridentifikasi di negara Afrika pada tanggal 14 Februari 2020. Hingga saat
ini tanggal 29 Maret 2020 kasus covid-19 di Afrika Selatan total kasus lama yang telah
dikonfirmasi sebanyak 1187, kasus baru sebanyak 17, meninggal sebanyak 1 orang, baru
meninggal sebanyak 0 orang.13

Afrika merupakan negara dengan sistem perawatan kesehatan yang masih lemah,
sistem pengawasan yang tidak memadai, laboratorium yang terbatas serta tenaga kesehatan
yang tidak memadai sehingga hal ini menjadi ancaman untuk negara Afrika. Sebagai upaya
untuk mencegah penyebaran Covid-19 afrika mengambil kebijakan penundaan sistem
penerbangan yang berasal dari negara Cina atau menuju ke negara Cina. Upaya lain yang
dilakukan negara Afrika yaitu dengan mengembangkan startegi umum untuk melakukan
koordinasi yang efektif , kolaborasi dan komunikasi dengan Pusat pengendalian dan pencegah
penyakit Afrika, WHO, dan The Africa Taskforce for Coronavirus Preparedness and
Response (AFTCOR).23
DAFTAR PUSTAKA

1. Chavez S, Long B, Koyfman A, Liang SY. Coronavirus Disease (COVID-19): A primer


for emergency physicians. Am J Emerg Med [Internet]. 2020;183135. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.bbamem.2019.183135

2. WHO. Coronavirus disease 2019. World Heal Organ. 2020;2019(March):2633.

3. Zheng S, Yang L, Zhou P, Li H, Liu F, Zhao R. Recommendations and guidance for


providing pharmaceutical care services during COVID-19 pandemic: A China perspective.
Res Soc Adm Pharm. 2020;

4. Coronavirus pandemic in Italy [Internet]. 2020 [cited 2020 Mar 30]. Available from:
https://en.wikipedia.org/wiki/2020_coronavirus_pandemic_in_Italy

5. Davarpanah AH, Mahdavi A, Sabri A, Langroudi TF, Kahkouee S, Haseli S, et al. Novel
Screening and Triage Strategy in Iran During Deadly COVID-19 Epidemic; Value of
Humanitarian Teleconsultation Service. J Am Coll Radiol. 2020;

6. World Health Organization. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report-69.


2020;(March):2633.

7. Shim E, Tariq A, Choi W, Lee Y, Chowell G. Transmission potential and severity of


COVID-19 in South Korea. Int J Infect Dis. 2020;

8. Coronavirus pandemic in France [Internet]. 2020 [cited 2020 Mar 30]. Available from:
https://en.wikipedia.org/wiki/2020_coronavirus_pandemic_in_France

9. Wood DA, Sathananthan J, Gin K, Mansour S, Ly HQ, Quraishi A, et al. Precautions and
Procedures for Coronary and Structural Cardiac Interventions during the COVID-19
Pandemic: Guidance from Canadian Association of Interventional Cardiology. Can J
Cardiol. 2020;

10. Lillie PJ, Samson A, Li A, Adams K, Capstick R, Barlow GD, et al. Novel coronavirus
disease (Covid-19): The first two patients in the UK with person to person transmission. J
Infect. 2020;(February).

11. Sohrabi C, Alsafi Z, O’Neill N, Khan M, Kerwan A, Al-Jabir A, et al. World Health
Organization declares global emergency: A review of the 2019 novel coronavirus
(COVID-19). Int J Surg. 2020;76:71–6.

12. WHO, National Geographic, Rebecca Fischer. Covid-19 Dari Wabah Jadi Pandemi. 2020.

13. WHO. Coronavirus disease 2019. World Heal Organ. 2020;

14. KementrianKesehatanRI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease


(Covid-19). Pedoman kesiapan menghadapi COVID-19. 2020;0–115.

15. Robert Koch Institute. Pandemi virus korona 2020 di Jerman. 2020.

16. Summary GS. Epidemiological Update Novel coronavirus ( COVID-19 ) Risk assessment
for the Americas. Kisii Univ J. 2020;2(February):8.

17. Holshue ML, DeBolt C, Lindquist S, Lofy KH, Wiesman J, Bruce H, et al. First case of
2019 novel coronavirus in the United States. N Engl J Med. 2020;382(10):929–36.

18. Le HT, Nguyen L V, Tran DM, Do HT, Tran HT, Le YT, et al. Case Report The first
infant case of COVID-19 acquired from a secondary transmission in Vietnam. Lancet
child Adolesc Heal. 2020;1–2.

19. WHO. Coronavirus disease 2019. World Heal Organ. 2020;2019:1–10.

20. Mizumoto K, Kagaya K, Zarebski A, Chowell G. Estimating the asymptomatic proportion


of coronavirus disease 2019 (COVID-19) cases on board the Diamond Princess cruise
ship, Yokohama, Japan, 2020. Eurosurveillance. 2020;25(10):1–5.

21. Wong J, Goh QY, Tan Z, Lie SA, Tay YC, Ng SY, et al. Preparing for a COVID-19
pandemic: a review of operating room outbreak response measures in a large tertiary
hospital in SingaporeSe préparer pour la pandémie de COVID-19: revue des moyens
déployés dans un bloc opératoire d’un grand hôpital tertiaire au S. Can J Anesth Can
d’anesthésie. 2020;1–14.

22. Chang SL, Harding N, Zachreson C, Cliff OM, Prokopenko M. Modelling transmission
and control of the COVID-19 pandemic in Australia. 2020;

23. Nkengasong JN, Mankoula W. Looming threat of COVID-19 infection in Africa: act
collectively, and fast. Lancet. 2020;395(10227):841–2.

Anda mungkin juga menyukai