Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan membaca terhadap kemampuan berbicara
bahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah survey untuk mengetahui pengaruh kebiasaan
membaca terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris. Data mengenai kebiasaan membaca diperoleh
melalui angket yang disusun oleh peneliti. Sedangkan data mengenai kemampuan berbicara bahasa
Inggris diperoleh dari hasil nilai peserta didik dari guru pengajar bahasa Inggris. Hasil analisis diperoleh
bahwa 1) terdapat pengaruh adanya pengaruh positif antara kebiasaan membaca terhadap kemampuan
berbicara peserta didik SMA Negeri 99 Jakarta. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi r hitung sebesar
0,739 yang mana lebih besar dari rtabel yaitu rxy = 0,739 > t 0,5 (1:30) = 0,349. Nilai t tersebut kemudian
dikonsultasikan pada tabel nilai t, dan hasilnya menunjukkan pada taraf 5% t tabel 0,5 (1:28) = 2,048. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa uji t lebih besar dari t tabel. 2) Pengaruh antara kedua variabel tersebut
dinyatakan dengan persamaan garis regresi linier dengan Ŷ = a + b X yaitu Ŷ = 18,90 + 0,92 X.
Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu unit skor variabel kebiasaan membaca (X)
terhadap kemampuan berbicara (Y) sebesar 18,90 pada konstatnta 0,92. 3) Upaya mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh variabel kebiasaan membaca terhadap variabel kemampuan berbicara dapat
dinayatakan dengan analisis regresi satu prediktor yang menghasilkan nilai sebesar 2,23. 4) Nilai
frekuensi tersebut dikonsultasikan dengan tabel Fisher (F) pada nilai yang dihasilkan oleh dkerror sebesar
12 dan dktc 16, dan hasilnya menunjukkan 2,60. Ini berarti hipotesa penulis bahwa ada pengaruh positif
antara kebiasaan membaca terhadap kemampuan berbicara peserta didik SMA Negeri 99 Jakarta telah
terbukti. Dengan demikian analisis dalam skripsi ini adalah signifikan.
Abstract
The purpose of its study was to determine reading habits toward English speaking skills. The research
method used was a survey to determine the effect of reading habits on English speaking skills. Regarding
data of reading habits were obtained through a questionnaire compiled by researcher. Meanwhile,
regarding data of English speaking skill was secondary, it obtained the results of the students' scores
from the English teacher. The results of the analysis show that 1) there is an effect of a positive influence
between reading habits on the speaking skills of students at SMA Negeri 99 Jakarta. This is indicated by
the correlation coefficient rcount of 0.739 which is more than the r table, namely rxy = 0.739> t 0.5
(1:30) = 0.349. The t value is then consulted on the t value table, and the results show at the 5% level t
table 0.5 (1:28) = 2.048. These results indicate that the t test is more than t table. 2) The effect of two
variables is expressed by the linear regression line equation with Ŷ = a + b X, namely Ŷ = 18.90 + 0.92
X. This equation shows that every one unit increase in the reading habit variable (X) scores on speaking
skill (Y) is 18.90 in the constant 0.92. 3) The effort to find out whether or not the reading habit variable
has an effect on the speaking skill variable can be shown by using one predictor regression analysis
which results in a value of 2.23. 4) The value of the frequency was consulted with the Fisher (F) table on
the value generated by the dkerror of 12 and dktc of 16, and the results showed 2.60. This means that the
hypothesis, there is a positive influence between reading habits on the speaking skill of students at SMA
Negeri 99 Jakarta has been proven. Thus, the analysis in this thesis is significant.
14
JMBK Vol. 1 No. 02, April-Oktober 2020
e-ISSN 2716-369X
DOI: - hlm.
15
Judul artikel
(Penulis)
perbedaan tersebut tidak hanya terjadi kelompok terhadap hasil belajar berbicara
pada dunia pendidikan saja, yang mana ini bahasa Inggris yang dapat diteliti sehingga
merupakan suatu kenyataan yang bersifat dapat diidentifikasi dalam masalah
atau berlaku dimana saja, dengan kata lain sebagai berikut:
dalam pembelajaran berbicara bahasa 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi
Inggris adanya peserta didik yang kebiasaan membaca peserta didik
memiliki kemampuan berbicara yang kelas XI SMA Negeri 99 Jakarta?
cukup baik dan kurang baik. 2. Bagaimana kebiasaan membaca
Banyak para peneliti yang peserta didik mempengaruhi
menjelaskan bahwa kebiasaan membaca kemampuan berbicara bahasa Inggris
pada peserta didik sangatlah lemah peserta didik kelas XI SMA Negeri
dikarenakan membaca adalah aktifitas 99 Jakarta?
yang sangat membosankan. Pada teks 3. Apa saja kendala yang dialami peserta
bacaan berbahasa Inggris para peserta didik ketika berbicara bahasa Inggris
didik membaca dengan menggunakan peserta didik kelas XI SMA Negeri
kata demi kata (word by word), bingung 99 Jakarta?
dengan kata kata yang tidak umum di 4. Cara apa saja yang dapat dilakukan
dengar oleh mereka, yang pada akhirnya oleh peserta didik untuk
para peserta didik tidak mendapatkan meningkatkan kebiasaan membaca
bahasan pokok dari apa yang dibacanya. sehingga berpengaruh terhadap
Membaca dapat dijadikan kemampuan berbicara bahasa Inggris
kebiasaan apabila kita menyadari akan peserta didik kelas XI SMA Negeri
banyaknya manfaat yang dapat kita 99 Jakarta?
peroleh dari segi informasi pengetahuan 5. Seberapa besar perbedaan hasil belajar
yang ada dalam isi bacaan tersebut. berbicara peserta didik dengan
Dengan banyak membaca akan dapat meningkatkan kebiasaan membaca
mengembangkan kemampuan berbahasa, peserta didik kelas XI SMA Negeri 99
menanambah pengetahuan, Jakarta?
memperbanyak kosa kata baru dan dapat 6. Apakah ketersediaan perpustakaan
mengembangkan cara berpikir untuk berpengaruh terhadap kemampuan
menghasilkan ujaran-ujaran yang berbicara peserta didik kelas XI di
digunakan dalam kegiatan berbicara. SMU Negeri 99 Jakarta?
Dengan membiasakan membaca dapat 7. Apakah terdapat pengaruh kebiasaan
membuat siwa mampu menggunakan membaca terhadap kemampuan
ujaran-ujaran berbicara dengan benar. berbicara peserta didik kelas XI di
Simpulannya adalah bahwa SMU Negeri 99 Jakarta?
dengan kebiasaan membaca dapat Maka perumusan masalah yang
meningkatkan kemampuan peserta didik akan di teliti adalah apakah terdapat
dalam mengembangkan kemampuan pengaruh yang signifikan dari kebiasaan
berbicara peserta didik. Oleh sebab itu membaca terhadap kemampuan berbicara
peneliti ingin meneliti tentang “pengaruh peserta didik kelas XI SMA Negeri 99
kebiasaan membaca terhadap kemampuan Jakarta?
berbicara peserta didik di SMU Negeri Membaca merupakan proses yang
99 Jakarta. dilakukan serta dipergunakan oleh
Berdasarkan latar belakang yang pembaca untuk memperoleh pesan yang
telah dipaparkan di atas, maka terdapat hendak disampaikna oleh penulis melalui
beberapa masalah yang teridentifikasi media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan,
dalam teknik pembelajaran investigasi 2008:7). Hal tersebut berarti bahwa
16
Judul artikel
(Penulis)
17
Judul artikel
(Penulis)
kali ia berada dalam situasi tertentu. akan berkembang. Oleh karena itu
Pengaruh lingkungan terhadap diperlukan usaha-usaha untuk
pembentukan kebiasaan sangat besar. meningkatkan minat dan kebiasaan
Adanya keuntungan atau imbalan yang membaca.
menyenangkan atas suatu perilaku Jadi, dapat disimpulkan bahwa
atau cara bereaksi bisa membuat kebiasaan membaca adalah suatu
perilaku cara bereaksi meneguh kegiatan yang dilakukan seseorang
menjadi kebiasaan. Lingkungan secara otomatis, mekanis dengan
kultural akan berusaha menumbuhkan sengaja atau terencana dan teratur atau
kebiasaan-kebiasaan baik pada berulang-ulang dalam rangka
individu (S.C. Utami, 1990: 28 ). memahami, menafsirkan, dan
Tampubolon (2008:227) memaknai isi suatu bacaan
menjelaskan bahwa kebiasaan adalah Kebiasaan membaca adalah
kegiatan atau sikap, baik fisik maupun suatu aktivitas yang rutin dilakukan
mental, yang telah membudaya dalam dalam proses penalaran untuk
suatu masyarakat. Kebiasaan itu mencapai pemahaman terhadap
merupakan bagian dari kebudayaan gagasan dan informasi yang
suatu masyarakat. Dia juga didapatkan melalui lambang-lambang
mengatakan kebiasaan berkaitan yang ada baik tertulis maupun tidak .
dengan minat, dan merupakan (http://burahkencana.blogspot.com/20
perpaduan antara keinginan dan 12/04 : diakses (2015:4;7).
kemauan yang dapat berkembang jika Aktivitas membaca tidak
ada motivasi. hanya membutuhkan mulut untuk
Kebiasaan membaca menurut mengeja dan mata untuk melihat, akan
Tampubolon (2008:228) ialah tetapi aktivitas membaca
kegiatan membaca yang telah membutuhkan otak untuk memahami
mendarah daging pada diri untuk melakukan aktivitas
seseorang.Dari segi kemasyarakatan, pemahaman. Yang mana otak dan
kebiasaan membaca adalah kegiatan aktivitas kognitifnya terletak jauh dan
membaca yang telah membudaya tersembunyi dari aktivitas mata dan
dalam suatu masyarakat.Yang perlu indera lainya. Hal ini menunjukkan
dicapai ialah kebiasaan membaca yang bahwa kebiasaan membaca merupakan
efesien, yaitu kebiasaan membaca aktivitas kognitif seseorang yang tidak
yang disertai minat yang baik dan dapat dilihat hanya dengan indera saja.
keterampilan membaca yang efesien Karena aktivitas kognitif tidak akan
telah sama-sama berkembang dengan bisa tampak jika kita tidak
maksimal. mendalaminya.
Dalam usaha pembentukan Menurut Furthermore, Reid
kebiasaan membaca, Tampubolon (2007:2)
mengatakan ada dua aspek yang perlu states that habits are our emotional
diperhatikan, yaitu minat (perpaduan regulators or comforters. Our
antara keinginan, kemauan, dan thinking and behavior follow the
motivasi) dan keterampilan membaca. grooves in our minds.
Yang dimaksudkan keterampilan Dengan kata lain kebiasaan
membaca ialah keterampilan mata dan adalah pengatur kenyamanan
penguasaan teknik-teknik membaca. emosional diri. Pemikiran dan perilaku
Kalau minat tidak berkembang, maka kita mengikuti alur dalam pikiran
kebiasaan membaca sudah tentu tidak kita.
18
Judul artikel
(Penulis)
19
Judul artikel
(Penulis)
20
Judul artikel
(Penulis)
fakta (reading for details or facts). lucu dalam cerita, atau apakah
Misalnya untuk mengatahui cerita itu benar atau tdak benar.
penemuan-penemuan yang telah f. Membaca menilai, membaca
dilakukan oleh sang tokoh; apa apa evaluasi (reading to evaluate)
yang telah dibuat oleh sang tokoh; seperti untuk menemukan apakah
apa yang telah terjadi pada tokoh sang tokoh berhasil atau hidup
khusus; atau untuk memecahkan denganukuran ukuran tertentu.
masalah-masalah yang dibuat oleh g. Membaca untuk
sang tokoh memperbandingkan atau
b. Membaca untuk memperoleh ide- mempertentangkan (reading to
ide utama (reading for main ideas). compare or contrast). Kegiatan
Misalanya untuk mengetahui membaca ini untuk menemukan
mengapa hal itu merupakan topik bagaimana cara sang tokoh
yang baik dan menarik, masalah berubah, bagaimana hidupnya
yang terdapat dalam cerita, apa apa berbeda dari kehidupn yang kita
yang dipelajari atau dialami oleh kenal, bagaimana dua cerita
sang tokoh, atau merangkum hal mempunyai persamaan ,
hal yang dilakukan oleh sang bagiamana san g tokoh
tokoh untuk mencapai tujuannya. menyerupai pembaca.
c. Membaca untuk mengetahui Maka tujuan akhir dari
urutan atau suasana , organisasi membaca intinya adalah memahami
cerita (reading for sequence or ide, kemampuan menangkap makna
organization). Seperti menemukan dalam bacaan secara utuh, baik dalam
atau mengetahui apa yang terjadi bentuk teks bebas, narasi, prosa
pada setiap bgaian cerita, apa yang ataupun puisi yang disimpulkan dalam
terjadi mula-mula, pertama, kedua, satu karya tulis ataupun tidak tertulis.
ketiga dan seterusnya. Setiap tahap 4. Pentingnya kebiasaan membaca
dibuat utuk memecahkan suatu Hal yang paling mudah kita
masalah , adegan, dan kejadian lakukan untuk mengembangkan
buat dramatisasi. keterampilan dalam belajar adalah
d. Membaca untuk menyimpulkan, dengan banyak membaca. Meluangkan
membaca inferensi (reading for waktu sedikitnya satu atau dua jam
inference) seperti menemukan dan sehari untuk membaca buku
mengetahui mengapa para tokoh merupakan satu kebiasaan yang baik
merasakan seperti cara mereka itu, untuk memulai pengembangan diri.
apa yang hendak diperlihatkan Menurut Mujiran dalam
oleh sang tokoh berubah, kualitas Wiranto(2008;122) menyatakan
kualitas yang dimiliki para tokoh bahwa membaca sebenarnya tidak
yang membuat mereka berhasil lebih sebagai kebiasaan yang lama-
atau gagal. lama menjadi kebutuhan bagi
e. Membaca untuk seseorang. Jika mengikuti alur teori
mengelompokkan, membaca untuk motivasi membaca diawali dengan
mengklarifikasikan (reading for adany akebutuhan akan ilmu
classify) misalnya untuk pengetahuan. Setelah itu ada upaya
menemukan serta mengetahui apa memenuhi apa yang bisa diwujudkan
saja yang tidak biasa, tidak wajar dengan mendatangi perpustakaan
mengenai seorang tokoh, apa yang untuk mendapatkan buku-=buku yang
dikehendaki.
21
Judul artikel
(Penulis)
22
Judul artikel
(Penulis)
23
Judul artikel
(Penulis)
24
Judul artikel
(Penulis)
25
Judul artikel
(Penulis)
26
Judul artikel
(Penulis)
(skala Likert) yang terdiri dari pilihan yang diberikan yakni terdiri dari
jawaban yakni Always (selalu), Often 20 pernyataan positif mengenai
(Sering), Sometimes (kadang- kebiasaan membaca, pernyataan
kadang), Seldom (jarang), dan Never tersebut telah melalui uji validasi
(tidak pernah). dari 25 pernyataan yang diberikan
b. Data Sekunder untuk Variabel (Y) kepada anggota populasi selain
Kemampuan berbicara sampel.
Data sekunder adalah data yang 3. Data sekunder untuk
diperoleh/ dikumpulkan dan kemampuan berbicara
disatukan oleh studi-studi Data sekunder adalah data
sebelumnya atau yang diterbitkan yang diperoleh peneliti dari
oleh berbagai instansi lain. Data yang sumber yang sudah ada yakni
diambil oleh peneliti adalah data nilai nilai yang ada pada guru mata
hasil peserta didik mengenai pelajaran bahasa inggris untuk
berbicara yang didapat dari kemampuan berbicara peserta
Pendidik/Guru Bahasa Inggris kelas didik SMA Negeri 99 Jakarta.
XI SMA Negeri 99 Jakarta. Mengacu kepada variabel
B. Teknik Pengumpulan Data dari kebiasaan membaca dan
1. Observasi kemampuan berbicara peserta
Observasi adalah teknik didik maka peneliti
pengumpulan data yang tidak menggunakan teknik
hanya terbatas pada orang saja pengumpulan data dengan
namun bisa pada segala bidang. menggunakan Angket dan Hasil
Adapun teknik yang dilakukan nilai speaking yang dilakukan
oleh peneliti yakni observasi oleh Guru bahasa Inggis kelas XI
nonpartisipan dan terstruktur SMA Negeri 99 Jakarta.
yang mana peneliti tidak secara
langsung meneliti objek yang HASIL DAN PEMBAHASAN
akan diteliti namun hanya Instrumen tes diberikan kepada
memperhatikan apa yang akan seluruh anggota populasi yang tidak
diteliti yang telah dirancang termasuk angota sampel.
secara sistematis, tentang apa Setelah hasilnya dicocokan dengan
yang akan diamati. nilai koefisiensi “r” product moment, baik
2. Angket untuk kebiasaan pada pada taraf signifikasi 5%. Karena
membaca jumlah sampel dalam penelitian ini
Angket atau disebut juga sebanyak 30 peserta didik, jika rhitung lebih
dengan Kuisioner merupakan besar dari rtabel maka korelasinya dianggap
teknik pengumpulan data yang signifikan. Namun jika rhitung lebih kecil
dilakukan dengan cara memberri dari rtabel maka korelasinya tidak
seperangkat pertanyaan atau signifikan atau H0 diterima dan H1 ditolak.
pernyataan tertulis kepada Diketahui bahwa batas terendah dari
responden untuk dijawab. Dalam nilai koefisien Cornbach Alpha adalah
penelitian ini penulis 0,70 maka apabila > 0,70 dikatakan
menggunakan angket tertutup reliabel sedangkan apabila < 0,70
atau closed questioner dengan maka dikatakan tidak valid.
kata lain responden memberikan Sedangkan melalui perhitungan yang
jawaban pada pilihan yang telah menggunakan Cornbach Alpha
disediakan. Adapun isi angket menunjukkan bahwa seluruh instrumen
27
Judul artikel
(Penulis)
dinyatakan realiabel yakni 0,806. Karena (F) pada nilai yang dihasilkan oleh
0.806 > 0.70, maka data reliable. dkerror sebesar 12 dan dktc 16, dan
Deskripsi data yang akan disajikan hasilnya menunjukkan 2,60. Ini berarti
dari hasil penelitian ini adalah untuk hipotesa penulis bahwa ada pengaruh
memberikan gambaran secara umum positif antara kebiasaan membaca
mengenai penyebaran data yang diperoleh terhadap kemampuan berbicara
dilpangan. Data yang disajikan berupa peserta didik SMA Negeri 99 Jakarta
data mentah yang diolah menggunakan telah terbukti. Dengan demikian
teknik statistik deskripsi. Adapun yang analisis dalam skripsi ini adalah
disajikan dalam deskripsi data ini berupa signifikan.
nilai rata-rata, mean, median, dan standar
deviasi. SIMPULAN
Sebagai hasil penelitian setelah Berdasarkan hasil pengolahan dan
dilakukan analisa data dengan analisis data diperoleh simpulan sebagai
menggunakan metode statistik maka dapat berikut
dideskripsikan hasil penelitian tersebut 1. Diperoleh nilai positif dan pengaruh
sebagai berikut: yang signifikan dari kebiasaan
1. Pengujian hipotesis menyimpulkan membaca terhadap kemampuan
bahwa adanya pengaruh positif antara berbicara peserta didik yang dapat
kebiasaan membaca terhadap dilihat dari hasil Fhitung sebesar 2,23
kemampuan berbicara peserta didik lebih kecil dari Ftabel sebesar 2,60,
SMA Negeri 99 Jakarta. Hal ini maka Ho ditolak.
ditunjukkan oleh koefisien korelasi 2. Terdapat pengaruh yang signifikan
rhitung sebesar 0,739 yang mana lebih dari kebiasaan membaca terhadap
besar dari rtabel yaitu rxy = 0,739 > t 0,5 kemamapuan berbicara peserta didik
(1:30) = 0,349. Nilai t tersebut yang dapat dilihat dari hasil yang
kemudian dikonsultasikan pada tabel diperoleh yakni thitung lebih besar dari
nilai t, dan hasilnya menunjukkan ttabel sebesar 7,67 > 2,048.
pada taraf 5% ttabel 0,5 (1:28) = 2,048. Berdasarkan interpolasi yang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa uji dicocokan dengan hasil perhitungan angka
t lebih besar dari ttabel. indeks korelasi “r” product moment
2. Pengaruh antara kedua variabel dimana rxy sebesar 0,739 yang besar
tersebut dinyatakan dengan persamaan letaknya adalah 0,349 . Ini berarti antara
garis regresi linier dengan Ŷ = a + b X kebiasaan membaca dan kemampuan
yaitu Ŷ = 18,90 + 0,92 X. Persamaan berbicara peserrta didik kelas XI SMA
ini menunjukkan bahwa setiap Negeri 99 Jakarta tahun pelajaran
peningkatan satu unit skor variabel 2014/2015 terdapat korelasi yang cukup
kebiasaan membaca (X) terhadap tinggi dengan kontribusi sebesar 54,61%
kemampuan berbicara (Y) sebesar sedangkan sisanya dijelaskan oleh
18,90 pada konstatnta 0,92. variabel lainnya.
3. Upaya mengetahui ada atau tidaknya Berdasarkan hasil penelitian yang
pengaruh variabel kebiasaan membaca telah dilaksanakan di SMA Negeri 99
terhadap variabel kemampuan Jakarta, pengaruh kebiasaan membaca
berbicara dapat dinayatakan dengan terhadap kemampuan berbicara peserta
analisis regresi satu prediktor yang didik ternyata cukup signifikan. Oleh
menghasilkan nilai sebesar 2,23. karena itu peneliti memberikan saran
4. Nilai frekuensi tersebut kepada:
dikonsultasikan dengan tabel Fisher 1. Guru bahasa inggris
28
Judul artikel
(Penulis)
29
Judul artikel
(Penulis)
30