Anda di halaman 1dari 17

JMBK Vol. 1 No.

02, April-Oktober 2020


e-ISSN 2716-369X
DOI: - Hal. 14-30

PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA TERHADAP


KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS
SMA NEGERI 99 JAKARTA
Rofiq Noorman Haryadi

Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Syariah Bina Mandiri


rofiqnoorman91@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan membaca terhadap kemampuan berbicara
bahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah survey untuk mengetahui pengaruh kebiasaan
membaca terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris. Data mengenai kebiasaan membaca diperoleh
melalui angket yang disusun oleh peneliti. Sedangkan data mengenai kemampuan berbicara bahasa
Inggris diperoleh dari hasil nilai peserta didik dari guru pengajar bahasa Inggris. Hasil analisis diperoleh
bahwa 1) terdapat pengaruh adanya pengaruh positif antara kebiasaan membaca terhadap kemampuan
berbicara peserta didik SMA Negeri 99 Jakarta. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi r hitung sebesar
0,739 yang mana lebih besar dari rtabel yaitu rxy = 0,739 > t 0,5 (1:30) = 0,349. Nilai t tersebut kemudian
dikonsultasikan pada tabel nilai t, dan hasilnya menunjukkan pada taraf 5% t tabel 0,5 (1:28) = 2,048. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa uji t lebih besar dari t tabel. 2) Pengaruh antara kedua variabel tersebut
dinyatakan dengan persamaan garis regresi linier dengan Ŷ = a + b X yaitu Ŷ = 18,90 + 0,92 X.
Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu unit skor variabel kebiasaan membaca (X)
terhadap kemampuan berbicara (Y) sebesar 18,90 pada konstatnta 0,92. 3) Upaya mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh variabel kebiasaan membaca terhadap variabel kemampuan berbicara dapat
dinayatakan dengan analisis regresi satu prediktor yang menghasilkan nilai sebesar 2,23. 4) Nilai
frekuensi tersebut dikonsultasikan dengan tabel Fisher (F) pada nilai yang dihasilkan oleh dkerror sebesar
12 dan dktc 16, dan hasilnya menunjukkan 2,60. Ini berarti hipotesa penulis bahwa ada pengaruh positif
antara kebiasaan membaca terhadap kemampuan berbicara peserta didik SMA Negeri 99 Jakarta telah
terbukti. Dengan demikian analisis dalam skripsi ini adalah signifikan.

Kata Kunci: kebiasaan membaca, kemampuan berbicara.

Abstract
The purpose of its study was to determine reading habits toward English speaking skills. The research
method used was a survey to determine the effect of reading habits on English speaking skills. Regarding
data of reading habits were obtained through a questionnaire compiled by researcher. Meanwhile,
regarding data of English speaking skill was secondary, it obtained the results of the students' scores
from the English teacher. The results of the analysis show that 1) there is an effect of a positive influence
between reading habits on the speaking skills of students at SMA Negeri 99 Jakarta. This is indicated by
the correlation coefficient rcount of 0.739 which is more than the r table, namely rxy = 0.739> t 0.5
(1:30) = 0.349. The t value is then consulted on the t value table, and the results show at the 5% level t
table 0.5 (1:28) = 2.048. These results indicate that the t test is more than t table. 2) The effect of two
variables is expressed by the linear regression line equation with Ŷ = a + b X, namely Ŷ = 18.90 + 0.92
X. This equation shows that every one unit increase in the reading habit variable (X) scores on speaking
skill (Y) is 18.90 in the constant 0.92. 3) The effort to find out whether or not the reading habit variable
has an effect on the speaking skill variable can be shown by using one predictor regression analysis
which results in a value of 2.23. 4) The value of the frequency was consulted with the Fisher (F) table on
the value generated by the dkerror of 12 and dktc of 16, and the results showed 2.60. This means that the
hypothesis, there is a positive influence between reading habits on the speaking skill of students at SMA
Negeri 99 Jakarta has been proven. Thus, the analysis in this thesis is significant.

Keywords: reading habit, speaking skills.

14
JMBK Vol. 1 No. 02, April-Oktober 2020
e-ISSN 2716-369X
DOI: - hlm.

PENDAHULUAN pembinaan untuk meningkatkan


Bahasa adalah alat komunikasi keterampilan, minat sejak dini.
penting di kehidupan sehari-hari Untuk mengetahui makna bacaan
masyarakat karena dengan bahasa dapat diperlukan pemahaman, baik yang tersurat
melakukan aktifitas-aktifitas sosialnya maupun tersirat. Begitu pentingnya
yang dapat mengungkapkan pengalaman, membaca maka sebagai guru haruslah
perasaan, keinginan dan pendapat dapat memberikan contoh dan dukungan
seseorang. Alat komunikasi mencakup kepada peserta didik untuk sering
suatu sistem pola dari suara yang di membaca. Karena melalui membaca,
mengerti dan berbagi dengan orang lain informasi bisa didapatkan dan membuka
dari berpikir, emosi dan keinginan. cakrawala pandangan serta pemikiran.
Dengan demikian bahasa sangatlah Dalam pembelajaran bahasa Inggris,
berguna pada semua aspek. Tanpa bahasa keterampilan berbicara (speaking skill)
kita tidak akan bisa melakukan sangat penting di banding dengan
komunikasi dan tanpa komunikasi kita keterampilan lainnya. Keterampilan
tidak bisa mengetahui segala sesuatu. khusus dalam berbicara yaitu berupa
Bahasa Inggris merupakan bahasa penguasaan kosa kata, penguasaan
Internasional dan keberadaannya sangat grammar, keberanian memulai berbicara,
dibutuhkan di segala bidang baik di latihan berbicara secara berkelanjutan,
lingkungan pekerjaan hingga berpegang pada konsep pemandu tertentu,
kepemerintahan. Bahasa Inggris berperan kefasihan dalam ucapan dan kelancaran
penting di segala aspek kemasyarakatan, dalam berbicara maka diperlukan
diantaranya adalah aspek komunikasi, kebiasaan membaca untuk memperoleh
tekhnologi, politik, pendidikan, kata demi kata.
perdagangan, media dan banyak aspek Peserta didik terkadang takut
lainnya. untuk berbicara bahasa Inggris, karena
Bahasa Inggris wajib diajarkan di takut ditertawakan oleh temannya, tidak
sekolah mulai dari tingkat menengah percaya diri, dan sedikitnya waktu mereka
hingga perguruan tinggi. Keempat untuk belajar bahasa inggris. Untuk
keterampilan tersebut yakni listening, mengatasi ketidak mampuan peserta didik
speaking, reading dan writing dengan berbicara bahasa Inggris secara lancar dan
tujuan membangun komunikasi peserta mengurangi kekhawatiran dalam membuat
didik dengan baik dan benar melalui kesalahan, guru harus memberi
grammar, vocabulary, pronounciation, kesempatan untuk meningkatkan
dan spelling kemampuan mereka.
Membaca juga sebagai Kesulitan-kesulitan atau kendala
penghubung antara manusia, pengetahuan, yang dihadapi peserta didik dalam belajar
dan ilmu baik klasik maupun modern berbicara (speaking skill), yang mana
sebagai salah satu keterampilan berbahasa dalam kegiatan berbicara yang terpenting
yang memiliki peran sangat penting dalam adalah tersampainya pesan dengan jelas
kehidupan manusia. Secara umum dan tepat untuk mengungkapkan bunyi-
kebiasaan membaca masyarakat Indonesia bunyi
masih rendah. Jika seseorang mempunyai Perbedaan dalam kemampuan dan
kebiasaan dan minat membaca yang keterampilan (individu) kaitannya dengan
tinggi, maka membaca akan menjadi berbicara, baik secara langsung maupun
sebuah kegemaran. Mengingat besarnya tidak ini merupakan bukti adanya kendala
peran membaca pada keberhasilan atau hambatan yang dirasakan oleh guru
seseorang, maka diperlukan upaya dalam pembelajaran di kelas, tentunya

15
Judul artikel
(Penulis)

perbedaan tersebut tidak hanya terjadi kelompok terhadap hasil belajar berbicara
pada dunia pendidikan saja, yang mana ini bahasa Inggris yang dapat diteliti sehingga
merupakan suatu kenyataan yang bersifat dapat diidentifikasi dalam masalah
atau berlaku dimana saja, dengan kata lain sebagai berikut:
dalam pembelajaran berbicara bahasa 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi
Inggris adanya peserta didik yang kebiasaan membaca peserta didik
memiliki kemampuan berbicara yang kelas XI SMA Negeri 99 Jakarta?
cukup baik dan kurang baik. 2. Bagaimana kebiasaan membaca
Banyak para peneliti yang peserta didik mempengaruhi
menjelaskan bahwa kebiasaan membaca kemampuan berbicara bahasa Inggris
pada peserta didik sangatlah lemah peserta didik kelas XI SMA Negeri
dikarenakan membaca adalah aktifitas 99 Jakarta?
yang sangat membosankan. Pada teks 3. Apa saja kendala yang dialami peserta
bacaan berbahasa Inggris para peserta didik ketika berbicara bahasa Inggris
didik membaca dengan menggunakan peserta didik kelas XI SMA Negeri
kata demi kata (word by word), bingung 99 Jakarta?
dengan kata kata yang tidak umum di 4. Cara apa saja yang dapat dilakukan
dengar oleh mereka, yang pada akhirnya oleh peserta didik untuk
para peserta didik tidak mendapatkan meningkatkan kebiasaan membaca
bahasan pokok dari apa yang dibacanya. sehingga berpengaruh terhadap
Membaca dapat dijadikan kemampuan berbicara bahasa Inggris
kebiasaan apabila kita menyadari akan peserta didik kelas XI SMA Negeri
banyaknya manfaat yang dapat kita 99 Jakarta?
peroleh dari segi informasi pengetahuan 5. Seberapa besar perbedaan hasil belajar
yang ada dalam isi bacaan tersebut. berbicara peserta didik dengan
Dengan banyak membaca akan dapat meningkatkan kebiasaan membaca
mengembangkan kemampuan berbahasa, peserta didik kelas XI SMA Negeri 99
menanambah pengetahuan, Jakarta?
memperbanyak kosa kata baru dan dapat 6. Apakah ketersediaan perpustakaan
mengembangkan cara berpikir untuk berpengaruh terhadap kemampuan
menghasilkan ujaran-ujaran yang berbicara peserta didik kelas XI di
digunakan dalam kegiatan berbicara. SMU Negeri 99 Jakarta?
Dengan membiasakan membaca dapat 7. Apakah terdapat pengaruh kebiasaan
membuat siwa mampu menggunakan membaca terhadap kemampuan
ujaran-ujaran berbicara dengan benar. berbicara peserta didik kelas XI di
Simpulannya adalah bahwa SMU Negeri 99 Jakarta?
dengan kebiasaan membaca dapat Maka perumusan masalah yang
meningkatkan kemampuan peserta didik akan di teliti adalah apakah terdapat
dalam mengembangkan kemampuan pengaruh yang signifikan dari kebiasaan
berbicara peserta didik. Oleh sebab itu membaca terhadap kemampuan berbicara
peneliti ingin meneliti tentang “pengaruh peserta didik kelas XI SMA Negeri 99
kebiasaan membaca terhadap kemampuan Jakarta?
berbicara peserta didik di SMU Negeri Membaca merupakan proses yang
99 Jakarta. dilakukan serta dipergunakan oleh
Berdasarkan latar belakang yang pembaca untuk memperoleh pesan yang
telah dipaparkan di atas, maka terdapat hendak disampaikna oleh penulis melalui
beberapa masalah yang teridentifikasi media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan,
dalam teknik pembelajaran investigasi 2008:7). Hal tersebut berarti bahwa

16
Judul artikel
(Penulis)

membaca memberikan respon terhadap reading is bringing meaning to and


segala ungkapan penulis sehingga mampu getting meaning from printed or written
memahami materi bacaan dengan baik material. Mereka berpendapat bahwa
dari suatu proses yang menuntut agar mebaca adalah memetik serta memahami
kelompok kata yang merupakan suatu arti atau makna yang terkandung dalam
kesatuan akan terlihat dalam suatu bahan tertulis. Hal ini diperkuat oleh St.
pandangan sekilas dan makna kata kata Y. Slamet (2008:68) yang mengatakan
secara individual akan dapat diketahui. bahwa hakikat atau esensi membaca
Jazir Burhan dalam St.Y.Slamet, adalah pemahaman.
(2008:67) juga mengatakan bahwa Dari berbagai pengertian membaca
membaca adalah perbuatan yang diatas maka dapat ditarik kesimpulan
dilakukan berdasarkan kerja sama bahwa kegiatan membaca adalah
beberapa keterampilan, dan pemikiran. memahami isi, ide atau gagasan baik yang
Berdasarkan teori-teori diatas tersurat maupun tersirat dalam bahan
dapat di simpulkan bahwa kegiatan bacaan.dengan demikian pemahaman
membaca merupakan penangkapan dan menjadi produk yang dpaat diukur dalam
pemahan ide, aktifitas pembaca dalam kegiatan membaca, bukan perilaku fisik
menghayati makna bacaan. Proses dalam membaca.
membaca diawali dari aktifitas yang 1. Kebiasaan membaca
bersifat mekanis yakni aktifitas indra mata Kebiasaan atau habit
bagi yang normal dan indra perasa bagi merupakan salah satu dari istilah-
tuna netra. Setelah proses tersebut maka istilah teknis dalam psikologi.
nalar dan institusi yang bekerja, berupa Menurut J.P. Chaplin (2000:219) arti
proses pemahaman dan penghayatan. habit atau kebiasaan sebagai berikut:
Selain itu aktifitas membaca juga a. suatu reaksi yang diperoleh atau
mementingkan ketepatan dan kecepatan dipelajari
juga pola kompetensi atau kemampuan b. suatu kegiatan yang menjadi relatif
bahasa, kecerdasan tertentu dan otomatis setelah melewati praktik
pengetahuan kehidupan yang luas. yang panjang
Tarigan (2008:8) mengatakan c. pola pikiran atau sikap yang relatif
membaca dapat diartikan sebagai suatu tetap terus menerus
metode yang kita gunakan untuk d. suatu bentuk karakteristik dari
berkomunikasi dengan diri kita sendiri tingkah laku, ciri, dan sifat
dan terkadang dengan orang lain yaitu e. suatu dorongan yang diperoleh
mengkomunikasikan makna yang atau dipelajari, seperti kecanduan
terkandung atau tersirat pada lambang- obat bius.
lambang tertulis. Burghard (dalam Muhibin
Dengan membaca kita mampu Syah, 2000:118) menyatakan bahwa
mengetahui apa yang menjadi pesan dari kebiasaan timbul karena proses
isi atau informasi yang ada dari bacaan penyusutan kecenderungan respons
tersebut menurut Tarigan (2008:7) dengan menggunakan stimulasi yang
“Membaca adalah suatu proses yang berulang-ulang. Karena proses
dilakukan serta dipergunakan oleh penyusutan atau pengurangan inilah
pembaca untuk memperoleh pesan yang muncu l suatu pola bertingkah laku
hendak disampaikan oleh penulis melalui baru yang relatif menetap dan
media kata-kata atau bahasa tertulis”. otomatis.
Selain itu Finochiaro dan Bonomo Kebiasaan adalah perilaku
dalam Tarigan (2008:9) mengatakan tetap individu yang akan tampil setiap

17
Judul artikel
(Penulis)

kali ia berada dalam situasi tertentu. akan berkembang. Oleh karena itu
Pengaruh lingkungan terhadap diperlukan usaha-usaha untuk
pembentukan kebiasaan sangat besar. meningkatkan minat dan kebiasaan
Adanya keuntungan atau imbalan yang membaca.
menyenangkan atas suatu perilaku Jadi, dapat disimpulkan bahwa
atau cara bereaksi bisa membuat kebiasaan membaca adalah suatu
perilaku cara bereaksi meneguh kegiatan yang dilakukan seseorang
menjadi kebiasaan. Lingkungan secara otomatis, mekanis dengan
kultural akan berusaha menumbuhkan sengaja atau terencana dan teratur atau
kebiasaan-kebiasaan baik pada berulang-ulang dalam rangka
individu (S.C. Utami, 1990: 28 ). memahami, menafsirkan, dan
Tampubolon (2008:227) memaknai isi suatu bacaan
menjelaskan bahwa kebiasaan adalah Kebiasaan membaca adalah
kegiatan atau sikap, baik fisik maupun suatu aktivitas yang rutin dilakukan
mental, yang telah membudaya dalam dalam proses penalaran untuk
suatu masyarakat. Kebiasaan itu mencapai pemahaman terhadap
merupakan bagian dari kebudayaan gagasan dan informasi yang
suatu masyarakat. Dia juga didapatkan melalui lambang-lambang
mengatakan kebiasaan berkaitan yang ada baik tertulis maupun tidak .
dengan minat, dan merupakan (http://burahkencana.blogspot.com/20
perpaduan antara keinginan dan 12/04 : diakses (2015:4;7).
kemauan yang dapat berkembang jika Aktivitas membaca tidak
ada motivasi. hanya membutuhkan mulut untuk
Kebiasaan membaca menurut mengeja dan mata untuk melihat, akan
Tampubolon (2008:228) ialah tetapi aktivitas membaca
kegiatan membaca yang telah membutuhkan otak untuk memahami
mendarah daging pada diri untuk melakukan aktivitas
seseorang.Dari segi kemasyarakatan, pemahaman. Yang mana otak dan
kebiasaan membaca adalah kegiatan aktivitas kognitifnya terletak jauh dan
membaca yang telah membudaya tersembunyi dari aktivitas mata dan
dalam suatu masyarakat.Yang perlu indera lainya. Hal ini menunjukkan
dicapai ialah kebiasaan membaca yang bahwa kebiasaan membaca merupakan
efesien, yaitu kebiasaan membaca aktivitas kognitif seseorang yang tidak
yang disertai minat yang baik dan dapat dilihat hanya dengan indera saja.
keterampilan membaca yang efesien Karena aktivitas kognitif tidak akan
telah sama-sama berkembang dengan bisa tampak jika kita tidak
maksimal. mendalaminya.
Dalam usaha pembentukan Menurut Furthermore, Reid
kebiasaan membaca, Tampubolon (2007:2)
mengatakan ada dua aspek yang perlu states that habits are our emotional
diperhatikan, yaitu minat (perpaduan regulators or comforters. Our
antara keinginan, kemauan, dan thinking and behavior follow the
motivasi) dan keterampilan membaca. grooves in our minds.
Yang dimaksudkan keterampilan Dengan kata lain kebiasaan
membaca ialah keterampilan mata dan adalah pengatur kenyamanan
penguasaan teknik-teknik membaca. emosional diri. Pemikiran dan perilaku
Kalau minat tidak berkembang, maka kita mengikuti alur dalam pikiran
kebiasaan membaca sudah tentu tidak kita.

18
Judul artikel
(Penulis)

Membiasakan membaca membaca semakin banyak informasi


adalah satu proses yang tidak mudah yang diperolehnya. Hal ini merupakan
dan membutuhkan waktu yang cukup pendorong bagi peserta didik untuk
lama dan memerlukan beberapa mengekspresikan kembali informasi
latihan dan motivasi yang kuat dari yang diperolehnya antara lain melalui
pembaca untuk membaca bacaannya. berbicara.
Kebiasaan membaca dapat dimulai Menurut Tarigan (2008:4)
dengan membaca buku buku bacaan mengatakan bahwa hubungan-
yang menurut pembaca sangatlah hubungan antara bidang kegiatan lisan
menarik seperti buku fiksi maupun dan membaca telah dapat diketahui
buku yang bukan fiksi. dari beberapa telaah penelitian, antara
Seperti yang diutarakan oleh lain :
Grellet pada Anggoro (2013:25) a. Performansi atau penampilan
Reading to understand or grasp membaca berbeda sekali dengan
information can be obtained from kecakapan berbicara.
fiction and non-fiction books, b. Pola-pola ujaran orang yang tuna
articles or newspapers whereas aksara mungkin mengganggu
reading to get entertainment or pelajaran membaca bagi anak.
amusement can be taken from c. Kalau pada tahun-tahun awal
novels, comics or magazines. sekolah, ujaran membentuk suatu
Membaca untuk memahami dasar bagi pelajaran membaca,
informasi dapat diperoleh dari buku maka membaca bagi anak-anak
fiksi dan non-fiksi, artikel atau Koran kelas yang lebih tinggi turut
sedangkan membaca untuk membantu meningkatkan
mendapatkan hiburan dapat diambil keterampilan berbicara mereka.
dari novel, komik atau majalah. d. Kosakata khusus mengenai bahan
Berdasarkan pengertian diatas bacaan haruslah diajarkan secara
maka dapat disimpulkan bahwa langsung. Apabila muncul kata-
kebiasaan membaca adalah suatu kata baru dalam buku bacaan
kegiatan yang dilakukan seseorang peserta didik , maka guru
secara otomatis, mekanis dengan hendaknya mendiskusikannya
sengaja atau terencana dan teratur atau dengan peserta didik agar
berulang-ulang untuk memahami, mereka memahami maknanya
menafsirkan, dan memaknai isi suatu sebelum mereka mulai
bacaan. membacanya.
2. Hubungan membaca dengan Keterampilan membaca sangat
berbicara mendukung ketermpilan seseorang
Berbicara dan membaca dalam berbicara. Semakin banyak
berbeda dalam sifat, sarana, dan seseorang membaca, semakin banyak
fungsi. Berbicara bersifat produktif, informasi yang didapatnya dan
ekspresif melalui sarana bahasa lisan biasanya akan lebih mudah dan
dan berfungsi sebagai penyebar terampil menyampaikan informasi
informasi. Membaca bersifat reseptif yang diketahuinya. Keterampilan
melalui sarana bahasa tulis dan tersebut mencakup ujaran yang jelas
berfungsi sebagai penerima informasi. dan lancar, kosa kata yang luas dan
Bahan pembicaraan sebagian beraneka ragam, penggunaan kalimat-
besar didapat melalui kegiatan kalimat lengkap serta sempurna bila,
membaca. Semakin sering orang perbedaan pendengaran yang tepat,

19
Judul artikel
(Penulis)

dan kemampuan mengikuti serta c. Mampu membaca secara cepat


menelusuri perkembangan urutan dan mampu mencatat gagasan-
suatu cerita, atau menghubungkan gagasan utama
kejadian-kejadian dalam urutan yang Rivers dan temperly (1978)
wajar serta logis mengatakan bahwa terdapat tujuh
(http://dunianyasiska.blogspot.com/20 tujuan utama dalam membaca yaitu :
13 : 5:5:2015 ; 13.00) a. Memperoleh informasi untuk suatu
Membaca dan berbicara yang tujuan atau merasa penasaran
baik dan benar akan membantu proses tentang suatu topik. Dalam hal ini
pendidikan untuk mencapai guru perlu mengethaui dan
tujuannya, maka kehadiran memberikan peserta didik bacaan
membaca dan berbicara menentukan yang menarik dan mampu
keberhasilan pendidikan sebab peserta membuat peserta didik penasaran
didik akan mudah memahami isi untuk selalu membaca isi dari
bacaan, memahami tujuan berbicara. bacaan terebut.
Dalam keadaan bagaimanapun b. Memperoleh berbagai petunjuk
membaca dan berbicara tidak bisa tentang cara melakukan suatu
dilepas begitu saja karena merupakan tugas bagi pekerjaan atau
bagian dari kebutuhan hidup kehidupan sehari-hari, misalnya
manusia yang tak dapat dipisahkan. ingin mengetahui cara kerja dari
Peranan membaca dan berbicara suatu alat, baik peralatan rumah
pada peserta didik sangat penting tangga ataupun peralatan
terutama untuk berpikir dan bernalar. perkantoran yang belum pernah
3. Tujuan Membaca ditemui sebelumnya.
Membaca tentunya memiliki c. Berakting dalam sebuah drama,
tujuan tertentu, karena apabila bermain game atua menyelesaikan
seseorang yang membaca dengan satu teka-teki.
tujuan maka cenderung lebih d. Berhubungan dengan teman-teman
memahami isi dan makna bacaan baik dalam surat menyurat atau
dibndingkan dengan mereka yang untuk memahami surat-surat
tidak memiliki tujuan dari apa yang bisnis.
dibacanya e. Mengetahui kapan dan dimana
Tujuan membaca secara umum sesuatu akan terjadi atau apa yang
yaitu mampu membaca dan tersedia.
memahami teks pendek dengan cara f. Mengetahui apa yang sedang
lancar atau bersuara beberapa kalimat terjadi atau telah terjadi, misalnya
sederhana dan membaca puisi membaca media informasi seperti
(Depdiknas ; 2004:15). Dan Koran, majalah, atau laporan
sebagiamana yang tercatat dalam g. Memperoleh kesenangan atau
(kurikulum 1994:18) yang hiburan.
menjelaskan tujuan membaca yakni : Maka tujuan utama dari
a. Mampu memahami gagasan yang membaca adalah untuk mencari serta
didengar secara langsung atau mempeorleh informasi mencakup isi,
tidak langsung. paham akan isi bacaan. Lanjut Tarigan
b. Mampu membaca teks bacaan dan (2008:9) mengemukakan tujuan
menyimpulkan isinya dengan kata- membaca :
kata sendiri. a. Membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-

20
Judul artikel
(Penulis)

fakta (reading for details or facts). lucu dalam cerita, atau apakah
Misalnya untuk mengatahui cerita itu benar atau tdak benar.
penemuan-penemuan yang telah f. Membaca menilai, membaca
dilakukan oleh sang tokoh; apa apa evaluasi (reading to evaluate)
yang telah dibuat oleh sang tokoh; seperti untuk menemukan apakah
apa yang telah terjadi pada tokoh sang tokoh berhasil atau hidup
khusus; atau untuk memecahkan denganukuran ukuran tertentu.
masalah-masalah yang dibuat oleh g. Membaca untuk
sang tokoh memperbandingkan atau
b. Membaca untuk memperoleh ide- mempertentangkan (reading to
ide utama (reading for main ideas). compare or contrast). Kegiatan
Misalanya untuk mengetahui membaca ini untuk menemukan
mengapa hal itu merupakan topik bagaimana cara sang tokoh
yang baik dan menarik, masalah berubah, bagaimana hidupnya
yang terdapat dalam cerita, apa apa berbeda dari kehidupn yang kita
yang dipelajari atau dialami oleh kenal, bagaimana dua cerita
sang tokoh, atau merangkum hal mempunyai persamaan ,
hal yang dilakukan oleh sang bagiamana san g tokoh
tokoh untuk mencapai tujuannya. menyerupai pembaca.
c. Membaca untuk mengetahui Maka tujuan akhir dari
urutan atau suasana , organisasi membaca intinya adalah memahami
cerita (reading for sequence or ide, kemampuan menangkap makna
organization). Seperti menemukan dalam bacaan secara utuh, baik dalam
atau mengetahui apa yang terjadi bentuk teks bebas, narasi, prosa
pada setiap bgaian cerita, apa yang ataupun puisi yang disimpulkan dalam
terjadi mula-mula, pertama, kedua, satu karya tulis ataupun tidak tertulis.
ketiga dan seterusnya. Setiap tahap 4. Pentingnya kebiasaan membaca
dibuat utuk memecahkan suatu Hal yang paling mudah kita
masalah , adegan, dan kejadian lakukan untuk mengembangkan
buat dramatisasi. keterampilan dalam belajar adalah
d. Membaca untuk menyimpulkan, dengan banyak membaca. Meluangkan
membaca inferensi (reading for waktu sedikitnya satu atau dua jam
inference) seperti menemukan dan sehari untuk membaca buku
mengetahui mengapa para tokoh merupakan satu kebiasaan yang baik
merasakan seperti cara mereka itu, untuk memulai pengembangan diri.
apa yang hendak diperlihatkan Menurut Mujiran dalam
oleh sang tokoh berubah, kualitas Wiranto(2008;122) menyatakan
kualitas yang dimiliki para tokoh bahwa membaca sebenarnya tidak
yang membuat mereka berhasil lebih sebagai kebiasaan yang lama-
atau gagal. lama menjadi kebutuhan bagi
e. Membaca untuk seseorang. Jika mengikuti alur teori
mengelompokkan, membaca untuk motivasi membaca diawali dengan
mengklarifikasikan (reading for adany akebutuhan akan ilmu
classify) misalnya untuk pengetahuan. Setelah itu ada upaya
menemukan serta mengetahui apa memenuhi apa yang bisa diwujudkan
saja yang tidak biasa, tidak wajar dengan mendatangi perpustakaan
mengenai seorang tokoh, apa yang untuk mendapatkan buku-=buku yang
dikehendaki.

21
Judul artikel
(Penulis)

Menumbuhkan kebiasaan 5. Faktor kebiasaan membaca


membaca haruslah dimulai dari Kebiasaan bukanlah hal yang
keluarga, dalam hal ini adalah orang datang dengan mudah, hal ini
tua berperan penting dlam membutuhkan proses yang cukup
menumbuhkan kegemaran membaca panjang untuk membangun kebiasaan
buku untuk anak-anaknya. Untuk dari membaca. Berbagai faktor yang
menjadikan anak gemar membaca mempengaruhi kebiasaan diantara lain
tidaklah mudah semudah kegemaran, motivasi, dan lingkungan.
membalikkan telapak tangan, seperti Faktor-faktor tersebut saling berkaitan
pepatah Inggris yang bernama John sehingga itu semua tidak dapat
Dryden mengatakan “we first make dipisahkan satu sama lain.
our habits, then our habits make us”. Utami Munandar (1982: 59-
Sebuah watak akan muncul bila kita 67) mengungkapkan konsep kebiasaan
membentuk kebiasaan terlebih dahulu. membaca menjadi dua belas aspek.
Membaca juga dapat menambah daya Kedua belas aspek itu dapat
nalar dan melatih konsentrasi. Nurdin dipergunakan untuk memperoleh data
(wiranto, 2008:29) mengatakan bahwa yang berkaitan dengan kebiasaan
kebiasaan membaca disuatu negara membaca, yaitu (1) kesenangan
merupakan cerminan tingkat membaca, (2) keseringan membaca,
kemmajuan sebuah bangsa. Sebab (3) jumlah buku yang dibaca dalam
membaca dapat meningkatkan nilai waktu tertentu (4) asal buku bacaan
tambah seseorang menjadi yang diperoleh, (5) keseringan
berwawasan luas, ilmu pengetahuan mengunjungi perpustakaan, (6) macam
bertambah, dan bijak dalam bertindak. buku yang disenangi, (7) keseringan
Maka dari beberapa pengertian membaca, (8) hal berlangganan
pentingnya kebiasaan membaca diatas majalah, (9) bagian surat kabar yang
dapat ditarik kesimpulan bahwa begitu disenangi untuk dibaca, (10) hal
banyak manfaat yang dapat diperoleh berlangganan majalah, (11) jenis
dari kebiasaan membaca yang antara majalah yang dilangganani, dan (12)
lain untuk meningkatkan konsentrasi majalah yang paling disenangi dibaca.
yang mana otak akan secara tidak Faktor yang mempengaruhi
langsung akan terstimulasi untuk kemampuan membaca setidak-
berpikir secara sistematis agar maksud tidaknya ada dua hal yakni faktor
isi ataupun pesan yang terkandung internal dan faktor eksternal. Faktor
dalam buku tersebut dapat dipahami, internal merupakan faktor yang
sebagai sumber inspirasi untuk berasal dari dalam diri individu itu
memperoleh informasi lain dari isi sendiri. Untuk memperoleh
bacaan, dan memperluas wawasan kemampuan berbicara, peserta didik
karena dengan sering membaca buku harus mempunyai keinginan untuk
secara otomatis wawasan pun akan belajar dan berlatih secara terus
meluas sehingga meningkatkan menerus. Didalam belajar dan berlatih
kemampuan kita untuk menjawab harus didukung oleh kemampuan,
berbagai pertanyaan dengan didukung kemauan, kekuatan, dan keuletan agar
fakta lebih akurat yang didapatkan apa yang diharapkan dapat tercapai
dari membaca buku yang sebagaimana dengan baik. Sedangkan faktor
kita ketahui bahwa buku adalah eksternal merupakan faktor yang
jendela dunia. berasal dari luar individu. Interaksi
individu secara garis besarnya

22
Judul artikel
(Penulis)

meliputi lmgkungan keluarga, 6. Kemampuan berbicara


sekolah dan masyarakat. Mempelajari bahasa inggris
Jika seseorang ingin sangatlah penting diera sekarang untuk
mengembangkan dan membiasakan mampu bersaing dengan negara lain.
kebiasaan dari membaca, mereka Pada dasrnya salah seorang ahli
dapat memulai dengan memilih buku bahasa yang mengaggap pentingnya
atau bacaan yang menurut mereka bahaa inggris dibidang speaking
menaqrik untuk dibaca. Dengan adalah Scot Thombury (2005:1) yang
demikian maka pembaca akan mengatakan bahwa :
meluangkan waktu mereka unutk Speaking is so much a part of
membaca bacaan yang mereka minati, daily life that we take it for
jika kegiatan atau aktifitas ini granted.The average person
dilakukan dengan sering maka dengan produces tens of thousands of
otomatis kebiasaan membaca dapat words a day, although some
dicapai dengan baik sebaliknya people-like auctioneers and
apabila bacaan yang dibacanya adalah politicians – may produce even
bacaan yang tidak menarik untuk more than that.so natural integral
dibaca maka akan sulit untuk is speaking that we forget how we
menumbuhkan dan membangun once struggled to achive this skill
kegiatan untuk membaca walaupun – until, that is, we have to learn
hanya sejenak. how to do it all over again in a
Apabila kita tidak merasa foreign language.
nyaman akan lingkungan atau tempat Yang mengartikan bahwa
dimana kita membaca maka pikiran berbicara adalah bagian dari
dan cara berpikir kita untuk keseharian yang mana berbicara
memahami isi dan makna dari bacaan adalah bagian terbesar dari kehidupan
tersebut tidak akan tercapai.. Dengan sehari-hari yang kita lakukan secara
kita membiasakan membaca maka alami. Biasanya orang menghasilkan
informasi-informasi yang ada puluhan ribu kata setiap harinya,
disekeliling kita dapat kita ketahui dari bahkan bagi seorang politisi dan juru
membaca. lelang akan menghasilkan kata lebih
Seperti hal nya yang sudah dari itu. Oleh karena itu untuk
disebutkan diatas bahwa kebiasaan mendapatkan kemampuan tersebut
membaca adalah suatu aktifitas yang membutuhkan usaha dan upaya yang
rutin dilakukan dalam proses keras.
penalaran untuk mencapai pemahaman Berbicara secara umum dapat
terhadap gagasan dan informasi yang diartikan suatu penyampaian maksud
didapatkan melalui lambing-lambang (ide, pikiran, gagasan atau isi hati)
yang ada baik tertulis maupun tidak. seseorang kepada orang lain dengan
Maka aktifitas membaca tidak hanya menggunakan bahasa lisan sehingga
membutuhkan mulut untuk mengeja maksud tersebut dapat dipahami oleh
dan mata untuk melihat, akan tetapi orang lain. Berbicara adalah
aktifitas membaca membutuhkan otak kemampuan mengucapkan bunyi
untuk memahami apa yang sedang bunyi artikulasi atua kata kaya untuk
dibaca. mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran , gagasan, dan
perasaan (Suhartono, 2005:20)

23
Judul artikel
(Penulis)

Selanjutnya dalam Kamus pikiran, gagasan, atau isihati keoada


Besar Bahas Indonesia (KBBI, orang laindengan menggunakan
2005:165) mengatakan bahwa bahasa lisan yang dpat dipahami oleh
berbicara adalah beromong, bercakap, orang lain dengan baik. Para peserta
berbahasa, mengutarakan isi pikiran, didik tentu sudah memiliki
melisankan sesuatu yng dimaksudkan. pengetahuan sebagai modal dasar
Bicara merupakan bentuk komunikasi dalam bertutur karena peserta didik
yang paling efektif, penggunaannya berada dalam suatu lingkungan social
paling luas dan paling penting. yang menuntutnya untuk paham kode
Dengan berbicara kita mampu linguistik.
mengungkapkan isi hati dan pikiran 7. Faktor kemampuan berbicara
kita akan apa yang kita ingin Permendiknas No.81-A Tahun
sampaikan kepada orang lain. Maka 2013 mengamanatkan bahwa kegiatan
dengan ini Haryadi dan Zamzani pembelajaran harus berprinsip pada: (1)
(Suhartono 2005:20) mengatakan berpusat pada peserta didik; (2)
berbicara pada hakikatnya merupakan mengembangkan kreatifitas; (3)
suatu proses berkomunikasi, sebab menciptakan kondisi yang
didalamnya terjadi pesan dari suatu menyenangkan dan menantang; (4)
sumber ke tempat lain. bermuatan nilai, etika, logika dan
Hal terpenting dalam berbicara kinestika; dan (5) menyediakan
adalah peserta didik mampu pengalaman belajar yang beragam
berbicara sesuai dengan konteks. melalui penerapan berbagai strategi dan
Berbicara harus berorientasi pada metode pembelajaran yang
aspek penggunaan bahasa bukan pada menyenangkan, kontekstual, efektif,
atruran pemakaiannya. Pegayasa efisien dan bermakna.
(2004:43) mengatakan bahwa Menurut Suhartono (2005:21)
keterapilan berbicara adalah berbicara merupakan bentuk perilaku
kemmapuan mengungkapkan pendapat manusia yang memanfaatkan faktor
atau pikiran dan perasaan kepada faktor fisik, psikologis, neorologis,
seseorang atau sekelompok orang semantik, dan linguistik.
secara lisan baik dengan berhadapan a. Faktor fisik
maupun dengan jarak jauh. Alat ucap untuk menghasilkan
Kompetensi berbicara juga bunyi bahasa seperti kepala ,
berhubungan dengan kemampuan tangan, dan roman muka yang
social dan menginterprestasikan dimafaatkan dalam berbicara.
bentuk bentuk linguistik, Ibrahim b. Faktor psikologis
(2001:36) memberikan pengertian Yakni faktor yang dapat
bahwa kemampuan berbicara adalah mempengaruhi terhadap
kemampuan bertutur dan kelancaran berbicara, oleh karena
menggunakan bahasa sesuai dengan itiu stabilitas emosi tidak hanya
fungsi, situasi, serta norma norma berpengaruh terhadap kualitas
berbahasa dalam masyarakat yang suara tetapi berpengatrur juga
sebenarnya. terhadap keruntuhan dalam
Berdasarkan pengetian diatas berbicara.
maka dapat disimpulkan bahwa c. Faktor neorologis
kemampuan berbicara adalah Yaitu jaringan saraf yang
kemampuan untuk mengekspresikan, menghubungkan otak kecil dengan
menyatakan, serta menyampaikan ide, mulut, telinga, dan organ tubuh

24
Judul artikel
(Penulis)

lain yang ikut dalam aktivitas penting dalam mendukung


berbicara. kemampuan berbicara anak.
d. Faktor semantik Seorang anak akan menalar dari
Yaitu faktor yang berhubungan apa yang didengar olehnya baik itu
dengan makna. perkataan baik atau perkataan yang
e. Faktor linguistik tidak baik. Dengn kata lain apabila
Yakni faktor yang berkaitan anak berada dalam suatu
dengan struktur bahasa. Bunyi lingkungan yang tidak baik akan
yang dihasilakn harus disusun tutur katanya maka kemampuan
menurut aturan tertentu agar anak untuk berbicara pun
bermakna, jika kata-kata yang mengikuti cara perkataan yang
disusun itu tidak mengikuti aturan didengarkan olehnya.
bahasa maka akan berpengaruh Kemampuan membaca yaitu untuk
terhadap pemahaman makna oleh memperoleh informasi baik dari media
lawan bicaranya. cetak maupun media elektronik. Manusia
Perkembangan bahasa dan tidak pernah lepas dari informasi.
berbicara akan berhasil apabila Informasi dapat diperoleh dengan
didukung oleh faktor kesiapan atau membaca media cetak ataupun media
kematangan. Lanjut Sajaah dan elektronik. Setiap hari disajikan informasi
Sukarja mengatakan bahwa faktor yang berupa pengetahuan, fakta, hasil
faktor yang mempengaruhi kesiapan penelitian, liputan suatu peristiwa, dan
adalah faktor psikologis, faktor lain sebagainya yang disajikan melalui
fisiologis, dan faktor lingkungan. media cetak ataupun media elektronik.
a. Faktor psikologis Begitu pentingnya kemampuan membaca
Faktor ini menyangkut aspek bagi setiap orang maka pembelajaran
intelijensi, minat akan apa yang membaca harus diperhatikan. Pemerintah
dilihat, dirasakan, dikehendaki, pun memperhatikan pentingnya
didengar dan perlu dikemukakan pembelajaran kemampuan membaca
kepada orang lain. Kesanggupan tersebut sampai-sampai dalam SNP
meniru dan menyimpan apa yang (Standar Nasional Pendidikan) pasal 25
didengar, kesanggupan menata ayat 3dijelaskan bahwa kompetensi
pikiran dan perasaan terhadap apa lulusan pada mata pelajaran bahasa
yang dimaksud. menekankan pada kemampuan membaca
b. Faktor fisiologis dan menulis sesuai jenjang pendidikan.
Faktor ini menyangkut Kemampuan membaca seseorang
masalah ketajaman pendengaran, sangat ditentukan oleh faktor kuantitas
susunan saraf yang berfungsi baik membacanya. Maksudnya kemampuan
untuk mengandalikan gerakan membaca seseorang itu sangat
otot-otot alat bicara dan keadaan dipengaruhi oleh jumlah waktu yang
alat alat bicara yang baik. digunakan untuk melakukan aktivitas
c. Faktor lingkungan membaca. Semakin banyak waktu yang
Faktor ini menyangkut membaca setiap hari, besar kemungkinan
masalah keterlibaan orang orang semakin tinggi tingkat komperhensinya
yang berbahasa dan atau berbicara atau semakin mudah memahami bacaan.
dengan baik, sedia member Keseringan membaca ini akan menjadi
rangsangan berbicara kepada anak sebuah kebiasaan. peserta didik yang
yang menanggapi pembicaraan terbiasa membaca akan memiliki
anak lainnya. Faktor ini sangat pengetahuan dan pengalaman yang lebih

25
Judul artikel
(Penulis)

banyak dengan peserta didik yang jarang 1. Populasi


membaca. Pengetahuan dan pengalaman Menurut Sugiyono yang
yang diperolehnya dari membaca ini akan dikutip oleh Suseno (2013:31)
membantunya memahami isi dari bacaan mengatakan bahwa populasi
yang dibacanya. Berdasarkan penjelasan adalah wilayah generalisasi yang
tersebut, dapat dikatakan bahwa peserta terdiri atas: obyek/subyek yang
didik yang memilki kebiasaan membaca mempunyai kualitas dan
akan memiliki kemampuan memahami isi karakteristik tertentu yang
bacaan dengan baik. Berdasarkan konsep- ditetapkan oleh peneliti untuk
konsep teori yang telah dijabarkan dan dipelajari dan kemudian ditarik
dijelaskan tersebut maka diduga ada kesimpulannya. Maka jumlah
hubungan positif antara kebiasaan populasiadalah keseluruhan
membaca dengan kemampuan memahami peserta didik kelas XI yang
bacaan. berjumlah 360 peserta didik.
Berbicara adalah suatu kemampuan 2. Sampel
yang berkembang yang didahului oleh Menurut Fraenkle dan
perkembangan kemampuan menyimak. Norman (2003:97) mengatakan
Dan dari kemampuan mendengar berbagai sampling refers to the process of
macam kosa kata, seseorang kemudian selecting individuals. Dengan kata
mengekspresikannya dalam berbicara. lain pengambilan sampel mengacu
Oleh sebab itu, kemampuan berbicara juga kepada proses dari pengambilan
berhubungan erat dengan perkembangan jumalh yang telah terseleksi
kosa kata. Jumlah kosa kata yang dikuasai dengan menggunakan teknik
seseorang berbeda satu dengan yang teknik yang telah ditetapkan.
lainnya dan hal ini dipengaruhi oleh Maka, peneliti menggunakan
kebiasaan membaca seseorang. Semakin teknik Random Sampling atau
sering seseorang membaca semakin sampel acak karena peneliti
banyak perbendaharaan kosa kata yang menganggap populasi yang hendak
mereka miliki dan secara otomatis diteliti sangat luas yakni terdiri
kemampuan berbicara merekapun akan dari beberapa kelas yang
semakin berkembang. berjumlah 360 peserta didik. Maka
Maka berdasarkan kerangka dengan menggunakan tabel
berpikir diatas diharapkan akan Krejcie dengan taraf kesalahan 5%
memperoleh pengaruh yang positif dari maka jumlah sampel yang diambil
kebiasaan membaca terhadap kemampuan oleh peneliti berjumlah 30 peserta
berbicara para peserta didik didik.
Sumber data dalam penelitian
METODE PENELITIAN adalah subjek dari mana data dapat
Penelitian ini mengacu pada diperoleh. Peneliti mengambil beberapa
pengaruh kebiasaan membaca terhadap sumber data sebagai penunjang penelitin
kemampuan berbicara peserta didik. Yang ini yakni :
berarti penelitian yang digunakan terdiri a. Angket untuk variabel (X) Kebiasaan
dari variabel X (kebiasaan membaca) Membaca
sebagai varibel bebas dan variable Y Peneliti memberikan angket
(kemampuan berbicara) sebagai variabel kepada peserta didik yang berisikan
terikatnya. Metode yang akan digunakan beberapa pertanyaan untuk dijawab
adalah metode survey. oleh para peserta didik. Angket yang
A. Populasi dan Sampel dilakukan menggunakan Likert scale

26
Judul artikel
(Penulis)

(skala Likert) yang terdiri dari pilihan yang diberikan yakni terdiri dari
jawaban yakni Always (selalu), Often 20 pernyataan positif mengenai
(Sering), Sometimes (kadang- kebiasaan membaca, pernyataan
kadang), Seldom (jarang), dan Never tersebut telah melalui uji validasi
(tidak pernah). dari 25 pernyataan yang diberikan
b. Data Sekunder untuk Variabel (Y) kepada anggota populasi selain
Kemampuan berbicara sampel.
Data sekunder adalah data yang 3. Data sekunder untuk
diperoleh/ dikumpulkan dan kemampuan berbicara
disatukan oleh studi-studi Data sekunder adalah data
sebelumnya atau yang diterbitkan yang diperoleh peneliti dari
oleh berbagai instansi lain. Data yang sumber yang sudah ada yakni
diambil oleh peneliti adalah data nilai nilai yang ada pada guru mata
hasil peserta didik mengenai pelajaran bahasa inggris untuk
berbicara yang didapat dari kemampuan berbicara peserta
Pendidik/Guru Bahasa Inggris kelas didik SMA Negeri 99 Jakarta.
XI SMA Negeri 99 Jakarta. Mengacu kepada variabel
B. Teknik Pengumpulan Data dari kebiasaan membaca dan
1. Observasi kemampuan berbicara peserta
Observasi adalah teknik didik maka peneliti
pengumpulan data yang tidak menggunakan teknik
hanya terbatas pada orang saja pengumpulan data dengan
namun bisa pada segala bidang. menggunakan Angket dan Hasil
Adapun teknik yang dilakukan nilai speaking yang dilakukan
oleh peneliti yakni observasi oleh Guru bahasa Inggis kelas XI
nonpartisipan dan terstruktur SMA Negeri 99 Jakarta.
yang mana peneliti tidak secara
langsung meneliti objek yang HASIL DAN PEMBAHASAN
akan diteliti namun hanya Instrumen tes diberikan kepada
memperhatikan apa yang akan seluruh anggota populasi yang tidak
diteliti yang telah dirancang termasuk angota sampel.
secara sistematis, tentang apa Setelah hasilnya dicocokan dengan
yang akan diamati. nilai koefisiensi “r” product moment, baik
2. Angket untuk kebiasaan pada pada taraf signifikasi 5%. Karena
membaca jumlah sampel dalam penelitian ini
Angket atau disebut juga sebanyak 30 peserta didik, jika rhitung lebih
dengan Kuisioner merupakan besar dari rtabel maka korelasinya dianggap
teknik pengumpulan data yang signifikan. Namun jika rhitung lebih kecil
dilakukan dengan cara memberri dari rtabel maka korelasinya tidak
seperangkat pertanyaan atau signifikan atau H0 diterima dan H1 ditolak.
pernyataan tertulis kepada Diketahui bahwa batas terendah dari
responden untuk dijawab. Dalam nilai koefisien Cornbach Alpha adalah
penelitian ini penulis 0,70 maka apabila > 0,70 dikatakan
menggunakan angket tertutup reliabel sedangkan apabila < 0,70
atau closed questioner dengan maka dikatakan tidak valid.
kata lain responden memberikan Sedangkan melalui perhitungan yang
jawaban pada pilihan yang telah menggunakan Cornbach Alpha
disediakan. Adapun isi angket menunjukkan bahwa seluruh instrumen

27
Judul artikel
(Penulis)

dinyatakan realiabel yakni 0,806. Karena (F) pada nilai yang dihasilkan oleh
0.806 > 0.70, maka data reliable. dkerror sebesar 12 dan dktc 16, dan
Deskripsi data yang akan disajikan hasilnya menunjukkan 2,60. Ini berarti
dari hasil penelitian ini adalah untuk hipotesa penulis bahwa ada pengaruh
memberikan gambaran secara umum positif antara kebiasaan membaca
mengenai penyebaran data yang diperoleh terhadap kemampuan berbicara
dilpangan. Data yang disajikan berupa peserta didik SMA Negeri 99 Jakarta
data mentah yang diolah menggunakan telah terbukti. Dengan demikian
teknik statistik deskripsi. Adapun yang analisis dalam skripsi ini adalah
disajikan dalam deskripsi data ini berupa signifikan.
nilai rata-rata, mean, median, dan standar
deviasi. SIMPULAN
Sebagai hasil penelitian setelah Berdasarkan hasil pengolahan dan
dilakukan analisa data dengan analisis data diperoleh simpulan sebagai
menggunakan metode statistik maka dapat berikut
dideskripsikan hasil penelitian tersebut 1. Diperoleh nilai positif dan pengaruh
sebagai berikut: yang signifikan dari kebiasaan
1. Pengujian hipotesis menyimpulkan membaca terhadap kemampuan
bahwa adanya pengaruh positif antara berbicara peserta didik yang dapat
kebiasaan membaca terhadap dilihat dari hasil Fhitung sebesar 2,23
kemampuan berbicara peserta didik lebih kecil dari Ftabel sebesar 2,60,
SMA Negeri 99 Jakarta. Hal ini maka Ho ditolak.
ditunjukkan oleh koefisien korelasi 2. Terdapat pengaruh yang signifikan
rhitung sebesar 0,739 yang mana lebih dari kebiasaan membaca terhadap
besar dari rtabel yaitu rxy = 0,739 > t 0,5 kemamapuan berbicara peserta didik
(1:30) = 0,349. Nilai t tersebut yang dapat dilihat dari hasil yang
kemudian dikonsultasikan pada tabel diperoleh yakni thitung lebih besar dari
nilai t, dan hasilnya menunjukkan ttabel sebesar 7,67 > 2,048.
pada taraf 5% ttabel 0,5 (1:28) = 2,048. Berdasarkan interpolasi yang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa uji dicocokan dengan hasil perhitungan angka
t lebih besar dari ttabel. indeks korelasi “r” product moment
2. Pengaruh antara kedua variabel dimana rxy sebesar 0,739 yang besar
tersebut dinyatakan dengan persamaan letaknya adalah 0,349 . Ini berarti antara
garis regresi linier dengan Ŷ = a + b X kebiasaan membaca dan kemampuan
yaitu Ŷ = 18,90 + 0,92 X. Persamaan berbicara peserrta didik kelas XI SMA
ini menunjukkan bahwa setiap Negeri 99 Jakarta tahun pelajaran
peningkatan satu unit skor variabel 2014/2015 terdapat korelasi yang cukup
kebiasaan membaca (X) terhadap tinggi dengan kontribusi sebesar 54,61%
kemampuan berbicara (Y) sebesar sedangkan sisanya dijelaskan oleh
18,90 pada konstatnta 0,92. variabel lainnya.
3. Upaya mengetahui ada atau tidaknya Berdasarkan hasil penelitian yang
pengaruh variabel kebiasaan membaca telah dilaksanakan di SMA Negeri 99
terhadap variabel kemampuan Jakarta, pengaruh kebiasaan membaca
berbicara dapat dinayatakan dengan terhadap kemampuan berbicara peserta
analisis regresi satu prediktor yang didik ternyata cukup signifikan. Oleh
menghasilkan nilai sebesar 2,23. karena itu peneliti memberikan saran
4. Nilai frekuensi tersebut kepada:
dikonsultasikan dengan tabel Fisher 1. Guru bahasa inggris

28
Judul artikel
(Penulis)

Kebiasaan membaca memiliki Martiningsih. September . 2008.


nilai positif dan signifikasn Mengapa Kebiasaan Membaca
pengaruhnya terhadap kemampuan Masih Belum Berkembang?.
berbicara peserta didik. Ini berarti, Jakarta: Jurnal Pendidikan Dan
peneliti menyarankan kepada seluruh Kebudayaan.
pengajar bahasa Inggris untuk terus Muhibin Syah. 2000. Psikologi
memberikan motivasi kepada peserta Pendidikan,Bandung: Remaja
didik untuk dapat terus Rosda Karya
mengembangkan kebiasaan membaca Pangeyasa, W. 2004. Peningkatan
untuk kemampuan berbicara bahasa Kemampuan Berbicara Siswa
Inggris. Kelas I Mts Sunan Kalijogo
2. Peserta didik Malang Melalui Strategi Pemetaan
Peneliti menyarankan kepada Pikiran. Tesis. Malang:
para peserta didik untuk membiasakan Pascasarjana Universitas Negeri
membaca setiap hari karena dengan Malang.
membaca akan memberikan banyak Permendiknas. 2013 Tentang
manfaat akan informasi dan Implementasi Kurikulum
pengetahuan. Dengan membiasakaan Reid Furthermore. 2007 A Practical
membaca para peserta didik akan Guide To The Teaching Of English
mudah mengerti dan memahami isi As A Second Or Foreign Language
informasi yang mereka peroleh dari Rivers And Temperly. 1978. A Practical
membaca juga hal ini akan Guide To The Teaching Of English
memudahkan peserta didik untuk As A Second Or Foreign
berbicara atau berdiskusi tentang hal Language.
apa saja yang telah mereka baca Santoso. Doni Anggoro Ari. 2013. Thesis
sebelumnya. The Effect Of Reading Habit And
3. Peneliti lain Vocabulary Mastery Toward
Bagi para peneliti selanjutnya Student’s Speaking Skill
diharapkan dapat melakukan penelitian Scot Tornbury . 2005. How To Teach
lanjutan dengan mengeksplorasi lebih Speaking
lanjut penelitian ini dengan melibatkan Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor-
variabel-variabel lain yang berkaitan Faktor Yang Mempengaruhi
dengan kebiasaan membaca seperti St Y Slamet. 2008. Dasar-Dasar
motivasi, disiplin, minat baca dan lain- Pembelajaran Bahasa Dan Sastra
lain guna mendapatkan pengaruh lain Indonesia Di Sekolah Dasar.
untuk meningkatkan kemampuan Surakarta: Uns Press.
berbicara bahasa inggris peserta didik. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
DAFTAR PUSTAKA Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Ibrahim, A.S. 2001. Pengantar Bandung: Alfabeta.
Sosiolinguistik:Sajian Bunga Suhartono. 2005. Pengembangan
Rampai. Malang: Universitas Keterampilan Bicara Anak Usia
Negeri Malang. Dini. Jakarta: Depdiknas.
J.P. Chaplin. 2000. Kamus Lengkap Suseno, Imam. 2013. Pengantar Statistik.
Psikologi. Jakarta: Rajagrafindo Unindra Press.
Persada Tarigan. Henry Guntur. 2008. Membaca:
Kbbi. 2005. Kamus Besar Bahasa Sebagai Suatu Keterampilan
Indonesia Berbahasa. Bandung: Angkasa.

29
Judul artikel
(Penulis)

Wiranto (Editor). 2008. Perpustakaan Mahasiswa Dalam Pembelajaran


Dalam Dinamika Pendidikan Dan Membaca: Upaya Meningkatkan
Kemasyarakatan. Semarang : Efektivitas Membaca. Yogyakarta:
Unika. Litera Fbs Uny.
Http://Burahkencana.Blogspot.Com/2012/ Http://Dunianyasiska.Blogspot.Com/2013/
04/Kebiasaan-Membaca.Html 10/Hubungan-Antara-
:7:4:2015 : 21.30 Keterampilan-
Zamzani, Suhardi. 2005. Strategi Berbicara.Html : 5:5:2015 ; 13.00
Pendayagunaan Skemata

30

Anda mungkin juga menyukai