Anda di halaman 1dari 17

Pendapatan

Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan total biaya (TC), jadi

Pd = TR-TC. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan

harga jual. Biaya biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (Fixed

Cost) dan biaya variabel (Variabel Cost). Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap

jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau

sedikit. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi

yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (total cost) adalah

jumlah dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost), maka TC =

FC + VC, (Sujarno 2008, h.24).

Pendapatan adalah “arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah

entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu

periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang

merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung. (Dyckman

2002 h. 234)

Menurut Noor (2007: h.189) “pendapatan perusahaan berasal dari penjualan,

sementara itu nilai penjualan ditentukan oleh jumlah atau unit yang terjual

(quantity) dan harga jual (price), atau lebih sederhana dikatakan pendapatan fungsi

(quantity price) sedangkan pendapatan industri kecil diartikan sebagai hasil yang

diperoleh pengusaha dalam mengorganisasikan faktor produksi yang dikelolanya”.


Suatu usaha yang bergerak dalam sektor formal maupun informal dalam

penentuan tingkat produksi akan memperhitungkan tingkat pendapatan yang akan

dihasilkan dalam suatu produksi. Dengan efisiensi biaya produksi maka akan

mencapai profit/keuntungan yang maksimum karena profit merupakan salah satu

tujuan penting dalam berusaha.

Menurut Sukirno (2006,h.47) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik

harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Pengertian pendapatan didefinisikan

oleh Sofyan (2002,h.58) sebagai “kenaikan gross di dalam asset dan penurunan

gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari

kegiatan mencari laba”.

Berdasarkan dari beberapa pengertian pendapatan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa pendapatan merupakan suatu penghasilan arus masuk bruto

yang didapat dari penjualan barang atau jasa selama suatu periode tertentu.

Pendapatan Usaha

Dalam bisnis, pendapatan usaha adalah jumlah uang yang diterima oleh

perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada

pelanggan.

Menurut Ramlan (2006, h. 13) pendapatan usaha adalah hasil kerja dari

suatu usaha yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Menurut Ramlan

(2006 h.41) pendapatan dibagi dua yaitu pendapatan bersih dan pendapatan kotor.

Pendapatan bersih adalah pendapatan yang telah mengalami pengurangan dari hasil

produksi. Sedangkan pendapatan kotor yaitu pendapatan dari hasil usaha dikurangi
kebutuhan selama mengadakan usaha serta penggunaan bahan bakar dan tenaga

pembantu lainnya.

Analisis pendapatan berfungsi untuk mengulur berhasil tidaknya suatu

kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen

itu masih dapat ditingkatkan atau tidak. Surya (2009,h.12)

Pengukuran Pendapatan

Pengukuran pendapatan sangat penting untuk setiap transaksi yang

menimbulkan pendapatan. Pengukuran pendapatan juga dapat dinyatakan dalam

perolehan kas atau setara kas. Tanpa pengukuran yang tepat kinerja perusahaan

akan sulit diketahui, pendapatan sebagai suatu item yang sangat penting dalam

laporan keuangan khususnya laporan laba rugi perlu diukur dengan akurat.

Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah

pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau dapat diterima.

Namun, bila arus masuk kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan

tersebut tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau

yang dapat diterima.

Menurut Schroeder (2001,h.70), pengukuran adalah besarnya angka atau

jumlah atas objek atau kejadian berdasarkan aturan – aturan. Pengukuran juga

merupakan suatu proses perbandingan dalam rangka memperoleh informasi yang

lebih teliti untuk membedakan suatu alternatif dengan alternatif yang lain dalam

situasi pengambilan keputusan. Pengukuran dikaitkan dengan pendapatan akan

bermakna bahwa pengukuran pendapatan adalah penentuan besarnya pendapatan

dalam bentuk angka-angka.


Menurut Sofyan (2002 ,h.168) ada empat metode pengukuran pendapatan :

a. Historical Cost atau harga yang terjadi dari pertukaran perusahaan yang lalu,

yang merupakan dasar utama dalam melakukan pengukuran dalam laporan

keuangan dan biasanya digunakan dalam mengukur persediaan, aktiva tetap,

aset lainnya.

b. Current Purchase Exchange atau harga pertukaran pembelian sekarang,

digunakan misalnya dalam menerapkan metode penilaian persediaan nilai yang

terendah dari harga pokok dan pasar (LOCOM, Lower of Cost or Market).

c. Current Sale Exchange atau harga penjualan pertukaran sekarang yang dapat

digunakan misalnya dalam mengukur barang jenis logam yang memiliki harga

stabil yang tetap dimana tidak begitu ada biaya pemasarannya.

d. Future Exchange, harga didasarkan pada pertukaran dimasa yang akan datang.

Misalnya, digunakan untuk menaksir biaya yang akan datang jika diakui hasil

berdasarkan persentase siap.

Pengakuan Pendapatan

Menurut Kieso (2002,h. 3) “pengakuan adalah proses untuk secara formal

mencatat atau memasukkan suatu pos di dalam akun dan laporan keuangan entitas”.

Pengakuan mencakup uraian pos dalam kata – kata dan angka, dengan jumlah

tercakup dalam laporan keuangan. Pengakuan tidak sama dengan realisasi,

meskipun keduanya kadang – kadang digunakan bergantian di dalam literatur dan

praktek akuntansi. Realisasi adalah proses pengubahan sumber daya bukan kas dan

hak menjadi uang dan paling tepat digunakan dalam akuntansi dan pelaporan

keuangan untuk penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas.

Menurut Smith (2002, h.232) “pengakuan adalah pencatatan suatu item

dalam akun – akun dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan,
beban, keuntungan, atau kerugian”. Pengakuan termasuk penggambaran suatu item

baik dalam kata – kata maupun jumlah, di mana jumlah mencakup angka-angka

ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Menurut Dyckman (2002, h.237) terdapat empat kriteria mendasar yang

harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui, yaitu :

1. Definisi (definition) Suatu item atau informasi tertentu memerlukan definisi

operasional yang jelas untuk bisa dimasukkan ke dalam elemen laporan

keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan

kerugian).

2. Dapat diukur (measurability) Suatu item tertentu harus dapat diukur dengan

atribut yang relevan untuk menentukan keandalan daya ujinya, yaitu

karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. Contohnya

adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat

direalisasi, dan nilai sekarang bersih.

3. Relevan (relevanace), Apabila digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan, informasinya mampu menghasilkan manfaat tertentu.

4. Keandalan (reability) Informasi mengenai tersebut dapat disajikan secara wajar,

dapat diuji dan netral.

Menurut Dyckman (2002 : 238), selain empat kriteria pengakuan umum

tersebut, prinsip pendapatan menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam

laporan keuangan ketika :

1. Pendapatan dihasilkan, Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara

mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan

menerima manfaat dari pendapatan yang terkait. Secara umum, pendapatan

diakui ketika proses menghasilkan laba diselesaikan atau sebenarnya tidak


diselesaikan selama biaya – biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses

menghasilkan laba dapat diestimasi secara andal.

2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi, Pendapatan direalisasi ketika kas

diterima untuk barang atau jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasi

ketika klaim nonkas atas kas (misalnya, aktiva nonkas seperti piutang usaha atau

wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam

jumlah kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu

komoditas, seperti emas atau gandum, di mana ada pasar publik untuk jumlah

tidak terhingga dari produk tersebut yang dapat dibeli atau dijual pada harga

pasar yang telah diketahui.

Menurut Smith (2002, h.297) Dilihat dari segi kegiatan dan peristiwa yang

mendukung terjadinya pendapatan, waktu pengakuan pendapatan untuk penjualan

produk antara lain :

a) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan

Menurut Smith (2002, h.297) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan

didasarkan kepada :

1. Harga jual telah dapat ditentukan dengan agak pasti.

2. Produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu

asset yang lain.

3. Untuk kebanyakan perusahaan, penjualan merupakan peristiwa keuangan

yang paling penting dalam kegiatan ekonominya.

4. Kebanyakan biaya produksi atau pengadaan produksi tersebut telah

dikeluarkan atau dapat ditentukan dengan mudah.

Smith (2002, h.297) menambahkan Ada tiga masalah yang ditimbulkan dari

pelaksanaan pengakuan pendapatan pada saat penjualan, yaitu :


1. Penjualan dengan persetujuan pembelian kembali, bila sebuah perusahaan

menjual produknya dan setuju untuk membelinya kembali dalam periode

akuntansi selanjutnya, maka persetujuan pembelian kembali dilakukan pada

harga tertentu dan harga tersebut menutupi semua biaya persediaan ditambah

biaya penyimpanan yang berkaitan dengan persediaan dan kewajiban yang

berkaitan tetap ada di pembukuan penjual. Dengan kata lain tidak terjadi

penjualan.

2. Penjualan dimana terdapat retur, Ada tiga metode pengakuan pendapatan

alternatif pada penjual menghadapi resiko kepemilikan dengan adanya retur,

yaitu :

a) Tidak mencatat penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya

b) Mencatat penjualan, tetapi menguranginya dengan taksiran retur mendatang

c) Mencatat penjualan dan memperhitungkan retur sewaktu terjadinya.

3. Trade Loading dan Channel Stuffing, Merupakan keputusan dan tindakan dari

kebijakan manajemen dan pemasaran yang melambungkan penjualan,

mengganggu hasil operasi, dan menghias laporan keuangan. Pada akhir periode,

penyesuaian-penyesuaian akuntansi tidak dibuat untuk mengurangi dampak

jenis penjualan ini terhadap hasil operasi.

b) Pengakuan pendapatan selama masa produksi

Ini terlihat pada kontrak-kontrak konstruksi yang bersifat jangka panjang.

Pendapatan dapat diakui selama masa produksi jika :

1. Harga kontrak adalah tetap dan dapat ditentukan.

2. Total biaya produksi dapat diestimasi secara meyakinkan.


3. Biaya yang dikeluarkan selama periode akuntansi berjalan atau persentase

penyelesaian produksi diketahui atau dapat ditaksir secara meyakinkan.

Metode akuntansi yang digunakan untuk mengakui pendapatan selama masa

produksi pada kontrak konstruksi jangka panjang disebut metode persentase

penyelesaian.

Jika ketiga kondisi diakui di atas tidak terpenuhi selama masa produksi, maka

pendapatan diakui pada saat selesainya produksi, yang dikenal metode kontrak

selesai. (Smith 2002, h. 297)

c) Pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai

Hal ini dijumpai pada produksi mineral yang bernilai tinggi seperti emas dan

perak, dan beberapa komoditas pertanian seperti padi dan jagung. Kriteria utama

untuk pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai adalah :

1. Adanya harga pasar yang relatif stabil dan aktif.

2. Tidak ada biaya pemasaran atau penjualan yang besar.

3. Adanya kemungkinan penukaran unit – unit fisik tanpa pengaruh apa-apa

terhadap harga jual, misalnya suatu balok emas dapat ditukarkan dengan

balok emas lainnya untuk berat yang sama. (Smith 2002, h.297)

d) Pengakuan pendapatan pada saat kas tak tertagih

Penerimaan tunai sesudah saat penjualan memberikan pengukuran yang

verifiabel, tetapi sebenarnya tidak ada alasan untuk menunda pengakuan penjualan

sampai saat diterima. Namun demikian, apabila salah satu dari dua kriteria yang

berikut dipenuhi, penundaan pengakuan pendapatan sampai saat kas tertagih

memang dapat dibenarkan. (Smith 2002,h. 297) :

1. Apabila tidak mungkin mengukur nilai aktiva yang diterima secara cukup

tepat maka harus di ukur melalui biaya material lain.


2. Apabila masih ada biaya-biaya yang material jumlahnya yang masih harus

dikeluarkan, dan biaya-biaya ini tidak dapat ditaksir jumlahnya secara tepat.

Jika penjualan dilakukan dengan cicilan, pendapatan terkadang diakui

sebagaimana kas tertagih. Dua metode pengakuan pendapatan jika penjualan

dengan kredit yaitu metode cicilan (installment method) dan metode

perolehan kembali biaya (cost recovery method). Pada metode cicilan,

sebagian kas tertagih dinyatakan sebagai perolehan kembali biaya dan

sebagian lagi dinyatakan sebagai laba. Pada metode perolehan kembali biaya,

tidak ada laba yang diakui hingga jumlah kas yang diterima sama dengan

biaya perolehan harta yang terjual

Hasil Produksi Sebagai Faktor Pendapatan

Tingkat pendapatan dapat kita jelaskan pengertiannya ialah “Pendapatan

adalah suatu hasil yang di dapatkan oleh seseorang setelah melakukan pekerjaan

walaupun hasil yang dicapainya masih rendah ataupun sudah cukup tinggi yang

nantinya digunakan untuk mencukupi suatu kebutuhan ataupun mengkonsumsi

suatu barang dan jasa”.(http://firdaaprilianto.blogspot.com/2014/12/i-hubungan-

antara-tingkat-pendapatan. html // diakses tanggal21/07/2014).

Upaya dalam meninjau pengaruh peningkatan produksi dan pendapatan

didalam kegiatan ekonomi maka dapat dijelaskan pada faktor pertumbuhan

ekonomi yang mana tergatung pada modal, tenaga kerja dan teknologi, sedangkan

komponen pertumbuhan ekonomi dari semua bangsa di dunia yaitu:

a. Akumulasi modal.

b. Pertumbuhan Penduduk.

c. Kemajuan Teknologi.
Akumulasi modal (Capital accumulation) terjadi apa bila sebagian

pendapatan ditabungan dan investasi kembali dengan tujuan memperbesar output

dan pendapatan kemudian hari. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan

kerja dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan

ekonomi, karena pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar

domestik lebih besar. Kemajuan teknologi adalah ditemukan cara baru atau

perbaikan cara lama dalam mengenai pekerjaan tradisional. (Amalia,2007, h.23-24)

Teori ekonomi pendapatan atau penerimaan keuntungan mempunyai arti

yang sedikit berbeda dengan pengertian keuntungan dari segi pembukuan. Ditijau

dari sudut pandangan perusahaan atau pembukuan seperti telah diterangkan di atas,

keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan

seluruh biaya yang dikeluarkan. Keuntungan menurut pandangan pembukuan,

apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya tesembunyi, akan menghasilkan

keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (Pure profit). (Sukirno, 2011.h. 384)

Yuwanta (2007, h. 13), “Sebagai usaha peningkatan pendapatan di daerah

kemiskinan dan sekaligus mengubah kemiskinan menjadi sumber produksi ternak

dengan kualitas tinggi”. Maksudnya peningkatan pendapatan usaha budi daya ikan

nila harus bisa menentukan kualitas produksi.

Daniel (2004, h.138-139) lebih lanjut menjelaskan bahwa “Perubahan

tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi.

Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Namun

bertambahnya pendapatan suatu usaha sangat mempengaruhi permintaan akan

barang” Maka hal ini perlu melihat berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan

antara lain:
a. Harga

b. Harga barang lain

c. Selera

d. Jumlah penduduk

e. Tingkat pendapatan.

Penulis mencoba merintis faktor ini memberikan gambaran dalam suatu

peningkatan pendapatan, setiap dalam usaha yang mana keadaan harga suatu barang

mempengaruhi jumlah permintaan barang (Produksi) tersebut, harga barang lain

juga memberikan dampak dari perubahan harga yang mempegaruhi terhadap

permintaan barang lain. Sedang selera memberikan pengaruhi terhadap besar

kecilnya permintaan. Pertumbuhan penduduk makin meningkat makin besar pula

barang yang dikonsumsi, dan tingkat pendapatan juga akan terjadi pengaruh

terhadap banyaknya konsumsi.

Pendapatan usaha dibandingkan dengan biaya produksi, namun yang

diarahkan pada suatu tujuan bisnis memang sudah semestinya berorientasi pada

pasar dan mengharapkan keuntungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

Banyak hal yang ikut berperan dan berpengaruh terhadap pendapatan usaha

dalam kegiatan usahanya ini diantaranya, modal usaha/biaya produksi, lokasi usaha.

Semakin besar selisih antara nilai produksi dengan biaya, maka akan memberikan

keuntungan semakin besar pula.

a. Modal Usaha

Nugraha (2011: 9) mengemukakan bahwa “modal usaha adalah uang yang

dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya;
harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk

menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini

dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan

kegiatan-kegiatan bisnis.

Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-

galanya dalam sebuah bisnis. namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah

usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya

modal, karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana

mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan

lancar (Amirullah,2005, h.7).

Sutrisno (2007, h.87), menyatakan bahwa modal usaha adalah dana yang

dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan

sehari-hari seperti, pembeli bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang

dan pembayaran lainnya.

Menurut Anoraga (2007:198), sumber dana perusahaan (modal) dibagi

menjadi dua yaitu :

1. Sumber dana dari dalam perusahaan itu sendiri meliputi :

a. Penggunaan laba perusahaan

b. Penggunaan cadangan

c. Penggunaan laba yang ditak dibagi

2. Sumber dana dari luar perusahaan meliputi :

a. Dari pemilik, dalam bentuk saham, dan

b. Dari pinjaman (baik pinjaman pendek maupun jangka panjang).


b. Harga Jual

Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan “harga adalah jumlah

moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas

barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”

Menurut Mulyadi (2005:78) Harga adalah besarnya harga yang akan

dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi

ditambah biaya non produksi dan laba yang diharapkan

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah

biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa

ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk

mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan

untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat

untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan

kualitas produk suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan bagi

para pembeli.

Dalam menentukan harga jual keputusan-keputusan penempatan harga

menjadi semakin rumit apabila perusahaan memproduksi sebuah lini dari beberapa

model atau gaya dimana calon pelanggan menganggap memiliki keterkaitan satu

sama lain. Dalam kasus seperti ini perusahaan seharusnya menyesuaikan harga dari

barbagai model untuk merefleksikan persepsi pelayanan dari nilai relatif mereka.

Hal terbaik yang dapat dilakukan para manajer adalah menetapkan harga setiap

produk secara terpisah lalu menyesuaikan harga itu untuk merefleksikan

kecenderunan bahwa pelanggan akan menaikkan harga atau menurunkan dan akan

memandang harga dari produk terkait adalah wajar dan layak. (Boyd at, al

2000,h.27)
Ada beberapa langkah dalam penetapan harga menurut kotler dan Kevin

(2007: 84) yaitu :

1. Memilih tujuan penetapan harga

Perusahaan tersebut memutuskan dimana memposisikan tawaran pasarnya.

2. Menentukan permintaan

Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu

mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu

perusahaan

3. Memperkirakan biaya

Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan

untuk produknya.

4. Menganalisis biaya, harga, dan tawaran bersaing

Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan

pasar dan biaya perusahaan, perusahaan tersebut harus memperhitungkan biaya

harga dan kemungkinan reaksi harga pesaing

5. Memilih metode penetapan harga

Perusahaan-perusahan memilih metode penetapan harga yang menyertakan

suatu atau lebih diantara ketiga pertibangan ini (permintaan pekerja, fungsi

biaya dan harga pesaing)

6. Memilih harga akhir

Dalam memilih harga akhir ini, perusahaan tersebut akan mempertimbangkan

faktor-faktor tambahan, yang meliputi dampak dari kegiatan dari perusahaan

lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi laba

dan risiko dan dampak harga terhadap pihak lain.


c. Lokasi Usaha

Dalam membuat rencana bisnis, pemilihan lokasi usaha adalah hal utama

yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan

sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Banyak hal yang harus

dipertimbangkan dalam memilih lokasi, sebagai salah satu faktor mendasar, yang

sangat berpengaruh pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap maupun biaya

variabel. Lokasi usaha juga akan berhubungan dengan masalah efisiensi

transportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai

konsumen. Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga

kenyamanan Anda sebagai pemilik usaha, (arsipbisnis.wordpress.com, diakses

tanggal 2 November 2014)

Hubungan Modal dengan Pendapatan

Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung

maupun tak langsung dalam proses produksi untuk menambah output. Masalah

modal dapat ditinjau dari dua aspek yaitu kekurangan dalam alat-alat modal dan

kekurangan dana modal untuk membiayai pembentukan modal yang baru.

Terbatasnya modal dalam usaha dagang dapat dilihat dari terbatasnya jumlah

prasarana dan terbatasnya alat-alat modal yang modern yang dapat digunakan dalan

kegiatan produksi. Hal ini merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan

tingkat pendapatan.

Modal adalah sejumlah uang yang digunakan untuk mengelola dan

membiayai usaha dagangan setiap bulan/setiap hari. Di mana di dalamnya terdapat

ongkos untuk pembelian sumber-sumber produksi yang digunakan untuk

memproduksi suatu output tertentu/opportunity cost dan untuk menggunakan input

yang tersedia. Kemudian didalam ongkos juga terdapat hasil atau pendapatan bagi
pemilik modal yang besarnya sama dengan seandainya pedagang menanamkan

modalnya di dalam sektor ekonomi lainnya dan pendapatan untuk tenaga kerja

sendiri. Sehingga keuntungan merupakan hal yang sangat berat bagi seorang

pedagang.

Modal juga akan digunakan sebagai biaya dalam pembelian suatu sumber-

sumber produksi yang dikatakan sebagai biaya usaha. Biaya usaha ini biasanya

diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

(variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang 23elative tetap jumlahnya dan

terus dikeluarkan walaupun barang yang dijual banyak atau sedikit. Biaya variabel

(VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh barang yang dijual,

contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap

(FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Manurung, 2006, h.98)

Hubungan Harga Jual dengan Pendapatan

Harga jual sangat berkaitan dengan pendapatan di karenakan jika harga juala

meningkat maka pendapatan sebuah perusahaan akan ikut meningkat. Maka dari itu

Harga jual merupakan sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan

selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual

dan boleh memperoleh laba yang maksimal. Hansen dan Mowen (2001, h. 633)

mendefinisikan “harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit

usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau

diserahkan”. Menurut Mulyadi (2001:78) “pada prinsipnya harga jual harus dapat

menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan

biaya produksi ditambah mark-up”.


Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang

dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan

persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang

diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat

konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang

terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu

barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen

Anda mungkin juga menyukai