Panduan RS Mata Igd
Panduan RS Mata Igd
Mata adalah organ penglihatan yang sangat penting bagi kehidupan. otak lebih banyak
mendedikasikan akal untuk penglihatan daripada pendengaran,perasa, dan penciuman. Mata bekerja
dengan cara mendeteksi cahaya didalam pupil,difokuskan ke retina dibelakang mata,lalu retina
mengubahnya menjadi impuls listrik,dan dibawa ke otak melalui saraf optik
Sama halnya denan kesehatan tubuh lainnya, kesehatan mata juga perlu dijaga.sebab, kesehatan
mata yang diabaikan dapat menyebabkan gangguan pada mata.Mulai dari katarak,glaukoma,mata
merah,masalah refraksi, hingga kebutaan
Informasi penting yang diperlukan untuk membuat keputusan yang benar tentang
kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani rumah sakit,pemberian pelayanan yang efisien
kepada pasien,rujukan kepelayanan lain baik didalam maupun keluar rumah sakit dan pemulangan
pasien yang tepat ke rumah. Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah
sakit tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat
skrining pada kontak pertama.
1. DEFENISI
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah suatu unit integral dalam satu
r u m a h s a k i t dimana semua pengalaman pasien yang pernah datang ke IGD tersebut
akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah
Sakit itusebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima, menstabilkan dan mengatur
pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi - kondisi yang sif
atnya tidak gawat. IGD adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat
memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan
mengalami kecelakaan khusus mata, sesuai dengan standar.
Pasal 23 peraturan Menteri kesehatan No 159b/1955 Gawat darurat harus ada selama 24
jam.semua fasilitas yang tersedia di IGD semua dengan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan
akan pelayanan emegercy
3. SEMI GAWAT
Yang dimaksud dengan " SEMI GAWAT "Adalah keadaan atau kondisi pasien
memerlukan pengobatan yang harus diberikan dalam waktu beberapa hari atau minggu. Adapun
keadaan atau kondisi pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah
a Defisiensi adalah ( kekurangan Vitamin A)
b. Trakoma yang disertai dengan enterpion adalah keadaan kelopak mata yang terbalik atau
membalik kedalam tepi jaringan,terutama tepi kelopak bawah.Namun pada trakoma enterpion
terdapat dalam kelopak atas
c. Olfalmia simpatika adalah peradangan granulomatosa yang khas pada jaringan uvea,bersifat
bilateral dan didahului oleh trauma tembus mata yang biasanya mengenai badan siliar bagian
uvea yang lainnya atau akibat adanya benda asing
d. katarak Kongenital adalah ; kekeruhan lensa yang timbul sejak lahir dan merupakan salah satu
penyebab kebutaan pada anak yang cukup sering dijumpai. Gejalanya : leukokoria ( bercak putih)
fotopobia ( silau dapat disertai atau tanpa rasa sakit), Srabismus (Juling) Nigtagmus (pergerakan
bola mata yang involunter). invlolunter dimaksud adalah tanpa gejala diluar kemauan dapat teratur
dan bolak balik.
e. Glaucoma Kongenital
f. Glaucoma Simplek
g. Perdarahan bahan kaca
h. Retinoblastoma ( Tumor ganas retina)Yaitu tumor ganas mata yang berasal dari neuretina (sel
kerucut dan batang )
i. Neuritisoptika /papilitis
j. Eksofalmus ( bola mata menonjol keluar atau lagoftalmus (kelopak mata tidak dapat menutup
sempurna
k. Tumor Intraorbita
l. Perdarahan retrobulbar
IV. ALUR PENGAMBILAN TRIASE DI RS MATA SIANTAR
IGD
TRIAGE
RESISUTASI
TINDAKAN MEDIS
DAN
STABILISASI
Apotik
Kasir
PULANG
KAMAR JENAZAH
Penatalasanaan Pasien di Instalasi Gawat Darurat
Setiap IGD rumah sakit harus mempunyai Standar Prosedur Operasional (SPO)
mengenai penatalaksanaan pasien di IGD. penanganan penderita gawat darurat harusmengikuti
prinsip dasar yang sudah berlaku umum, yaitu berdasar pri oritas 3 A. (airway),
B (breathing ) , c ( circulation. Untuk langkah berikutnya yaitu D-E dan seterusnya Dapat
berlainan sesuai kasus yang dihadapi. Pada penderita gawat darurat, waktu sangat penting karena itu
diperlukan adanya suatu cara yang mudah dilaksanakan. Proses ini dikenal sebagai
Initial assessment ( penilaian awal) lalu kita harus melakukan primary survey, secondary survey,
dan terapi cairan.
Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dan petugas lapangan
Sebaiknya terdapat pemberitahuan terhadap rumah sakit sebelum penderita mulai
diangkut dari tempat kejadian.
Pengumpulan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti waktukejadian,
sebab kejadian, mekanisme kejadian dan riwayat penderita.
2. Triase
Triase berasal dari bahasa Perancis, trier , yang berarti " menseleksi"yaitu
teknik untuk menentukan prioritas penatalaksanaan pasien atau korban,
saat sumber daya terbatas. Perhatian dititik beratkan pada pasien atau korban dengan kondisi
medis yang paling urgent dan paling besar kemungkinannya untuk diselamatkan.
TUJUAN ; pada saat IGD penuh dan sumber daya terbatas maka dengan sumber daya yang
minimal dapat menyelamatkan korban sebanyak mungkin.
KEBIJAKAN :
1. M e m i l a h k o r b a n b e r d a s a r k a n :
Beratnya cidera
Besarnya kemungkinan untuk hidup
Fasilitas yang ada / kemungkinan keberhasilan tindakan
Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah metode S.T.A.R. atau
Simple Triage and rapid Treatment
metode ini membagi penderita menjadi 4 kategori
1 . S e g e r a ( Immediate)Merah
pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan dapat hidup bila
ditolong segera. Misalnya: tension pneumotoraks,cardiacarrest distress pernapasan dan perdarahan
hebat
2 T u n d a ( Delayed )Kuning
Pasien perlu tindakan detinitif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.pasien dapat
menunggu giliran pengobatan tanpa bahaya.Misalnya: Fraktur tertutup
p a d a ekstremitas (perdarahan terkontrol), trauma tulang belakang, trauma kepala tanpa
gangguan kesadaran.
3. Minor Hijau
Pasien mendapat cedera minimal dapat berjalan dan menolong diri sendiriatau
mencari pertolongan. Misalnya : laserasi minor, memar dan lecet.
4. Morgue Hitam
Pa s i e n m e n g a l a m i C e d e r a m e m a t i k a n d a n a k a n m e n i n g g a l m e s k i m r e n d a
p a t pertolongan. Misalnya :cedera kepala
Dua jenis keadaan triase dapat terjadi
a. Multiple causalties
Musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnyaperlukaan tidak m
e l a m p u i k e m a m p u a n r u m a h s a k i t . D a l a m k e a d a a n i n i p e n d e r i t a d e n g a n masalah
yang mengancam jiwa dan multi trauma akan dilayani lebih dahulu.
b.Mass Casualties
Musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya luka melampui rumah sakit. Dalam
keadaan ini yang akan dilayani terlebih dahulu adalah penderita
d e n g a n k e m u n g k i n a n survival
y a n g t e r b e s a r , s e r t a m e m b u t u h k a n w a k t u , perlengkapan dan tenaga paling sedikit
chin lift
Dilakukan dengan maksud mengangkat
o t o t p a n g k a l l i d a h k e d e p a n . caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk
memegang tulang dagu pasien kemudian angkat.
Head Tilt
Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien. caranya : letakkan satu
telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala menjadi
tengadah dan penyangga leher tegang dan lidah pun terangkat kedepan
menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidah pun terangkat kedepan.
Jaw thrust
C a r a n y a : s u d u t r a h a n g k i r i d a n k a n a n k e a r a h d e p a n s e h i n g g a barisan gigi
bawah berada di depan barisan gigi atas.
untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross Finger yaitu
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas
dan bawah. Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut
dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari. Kegagalan membuka nafas dengan cara
ini perlu dipikirkan hal lain yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah maring atau adanya
henti nafas (apnea) bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui
mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada sumbatan pada jalan nafas dan
dilakukan maneuver Heimlich.
i.M embers ihkan jalan nafas
Sapuan jari (Finger sweep) Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing
pada rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan
d a r a h , m u n t a h a n , b e n d a a s i n g lainnya sehingga hembusan nafas hilang.
Cara melakukannya :
Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur tulang leher)
kemudian buka mulut dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah bila otot rahang lemas.
Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau dibungkus
d e n g a n s a r u n g t a n g a n / k a s s a / k a i n u n t u k m e m b e r s i h k a n r o n g g a m u l u t denga
n gerakan menyapu.
ii.Mengatas i sumbatan nafas pars ial
Dapat digunakan teknik manual thrust :
Abdominal Thrust
Caranya : penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang korban
dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan s i s i
jempol tangan kepalan pada perut k orban, sedikit di atas pusar dan di atas
pusar dan
d i bawah ujung tulang sternum. Pegang erat kepalan tangan dengan tanganlainnya.Tekan kepalan
tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan
gerakan yang jelas.
Chest Thrust
Bila penderita sadar, lakukan chest thrust5 kali (tekan tulang dada dengan jari t e l u n j u k
atau jari tengah kira-kira satu j a r i d i b a w a h g a r i s i m a j i n a s i a n t a r a kedua
putting susu pasien). Bila penderita tidak sadar, tidurkan terlentang, lakukan chest thrust ,
tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan.
Back - Blow
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif atau berhenti,
lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar
belikat dengan tulang punggung(vertebrae)
e. Pengelolaan dengan alat
Cara ini dilakukan bila pengelolaan jalan nafas tanpa alat tidak berhasil denga
n sempurna dan fasilitas tersedia. Peralatan dapat berupa :
A. P e m a s a n g a n P i p a ( tube)
Dipasang jalan naFas buatan dengan pipa, bisa berupa pipa oroparing
(mayo), pipa nasofaring atau pipa endotrakea tergantung kondisi korban.
Penggunaan pipa oroparing dapat digunakan untuk mempertahankan jalan nafas
tetap terbuka dan menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke belakang yang dapat
menutup jalan na"as terutama bagi penderita tidak sadar.
Pemasangan pipa endotrakea akan menjamin jalan nafas tetap ter
b u k a , menghindari aspirasi dan memudahkan tindakan bantuan pernafasan.
Bila terdapat sumbatan jalan nafas oleh
b e n d a c a i r . P e n g i s a p a n dilakukan dengan alat bantu pengisap (pengisap
manual atau dengan mesin).
Pada penderita trauma basis cranii maka digunakan suction yang keras
untuk mencegah suction masuk ke dasar
tengkorak.
IGD adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan
pelayanandaruratkepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami
kecelakaan, sesuaidengan standar.Standar operasi onal prosedur dan alur pelayanan
:pelayanan triase, Ruang resusitasi, Ruang observasi, pelayanan rekam medik 24 jam, Standar
fasilitas medis, Standar tenaga kerja yang kompeten.
Penderita gawat darurat harus dievaluasi dengan cepat dan tepat agar dapat dilakukan prioritas
terapi baik primary survey m a u p u n secondary survey
harus dilakukan secara terus- menerus sehingga bisa memantau perubahan k ondisi
pasien agar dapat memberikanterapi yang sesuai. ketika penderita datang ke IGD,
penderita akan memasuki area triase dimana d okter akan dengan cepat dan tepat
menilai kondisinya sehingga dapat menentukan tindakan yang harus diambil.