Anda di halaman 1dari 8

NAMA : CINDY MARCELINA

NIM : P07120119015

PRODI : D-III KEPERAWATAN / IIIB

M. KULIAH : KMB II

Dosen Pembimbing : Bapak Dr. Agus Rachmadi, A. Kep, M.Si.Med

Tugas Mandiri

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stroke, dan jenisnya ?


2. Sebutkan 3 penyakit yg sering bisa menyebabkan stroke dan jelaskan bagaimana patofisiologinya
3. Jelaskan perbedaan 2 jenis stroke dengan melihat gejalanya
4. Jelaskan pemeriksaan Hasanudin skoring
5. Sebutkan dan jelaskan diagnose keperawatan stroke
6. Jelaskan 1 diagnose keperawatannya lengkap dengan, intervensi dan evaluasi yg dinilai
7. Jelaskan pengobatan masing2 ke 2 jenis stroke tersebut

Jawaban

1. Stroke atau CVA ( Cerebrovaskular Accident ) adalah kerusakan jaringan otak yang di
sebabkan karena berkurangnya atau terhentinya suplay darah secara tiba-tiba, stroke juga
merupakan keadaan darurat medis yang perlu ditangani secepatnya, dikarenakan sel otak
dapat mati hanya dalam hitungan menit. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang
dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Tindakan
penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan
mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak disebabkan terjadinya
gangguan peredaran darah otak yang terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Gejala stroke
yang muncul sangat bergantung pada bagian otak yang terganggu, gejala kelemahan
sampai kelumpuhan anggota gerak, bibir tidak simetris, bicara pelo atau tidak dapat
berbicara (afasia), nyeri kepala, penurunan kesadaran, dan gangguan rasa nyaman ( misal
kebas di salah satu anggota gerak ). Sedangkan stroke yang menyerang cerebelum akan
memberikan gejala pusing berputar (vertigo).
Stroke yang terjadi ketika asupan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat
penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa
darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada
sebagian area otak akan mati.

2. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya Stroke :

a. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah kaku di daerah otak dan jantung. Bila
pembuluh darah yang kaku pecah di area otak, akan menyebabkan stroke. Bila
pembuluh darah tekanan tinggi di area jantung, akan menyebabkan jantung bengkak
(kongestif). Dan dibawah ini adalah hasil CT Scan penderita stroke, pembuluh darah
di otaknya pecah disebabkan oleh tekanan darah tinggi (hipertensi).

b. Diabetes dapat menyebabkan stroke jika gula darah tidak terkontrol dengan baik.
Kadar gula darah yang terlalu tinggi dalam darah dapat menyebabkan terbentuknya
sumbatan dan deposit lemak di pembuluh darah. Ketika pembuluh darah tersumbat,
suplai oksigen dan darah ke otak akan terganggu sehingga terjadilah penyakit stroke.

c. Obesitas bisa meningkatkan risiko stroke lewat berbagai cara. Pertama-tama, obesitas
dapat meningkatkan risiko stroke akibat peradangan jaringan tubuh akibat lemak
berlebih. Kondisi ini dapat memicu masalah aliran darah dan peningkatan risiko
penyumbatan darah. Obesitas juga bisa meningkatkan risiko stroke melalui masalah
berat badan. Seseorang yang memiliki berat badan berlebih memiliki kemungkinan
peningkatan pembesaran sisi kiri jantung, yang dikenal dengan hipertrofi ventrikel
kiri adanya hipertrofi ventrikel kiri dan tekanan darah tinggi adalah prediktor
penyakit jantung dan stroke pada anak-anak dan orang dewasa.

3. Jenis Stroke yaitu ;

a. Stroke Iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke
otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang.
Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis,
stroke trombotik dan stroke embolik. Gejala Pada Stroke Iskemik yaitu mengalami
kelumpuhan atau rasa kebas di sebagian tubuh terutama, terutama pada wajah a salah satu
tangan an kaki kesulitan berbicara sulit mengendalikan gerakan mata, kesulitan melihat
dengan kedua mata, kesulitan berjalan, sulit mengkoordinasikan gerakan tubuh, kehilangan
keseimbangan, pernafasan tidak teratur, hilang kesadaran, sakit kepala, dan muntah.
Sedangkan.
b. Stroke Hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan
perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi
pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya
dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri
dari dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid.
Gejala yang muncul karena serangan stroke hemoragik dapat berbeda-beda, tergantng
seberapa besar jaringan yang terganggu, lokasi serta tingkat keparahan pendarahan yang
terjadi. Gejala Stroke Hemoragik Inrserebral ( Pendarahan Otak ) diantaranya yaitu :
Sakit kepala berat, mual dan mutah, penurunan kesadaran, kejang. Gejala yang lainnya adalah
lemah, kelumpuhan pada satu sisi tubuh, gangguan berbicara, matatidak dapat digerakkan
menuju arah tertentu, gangguan penglihatan dan terlihat bingung.
Sementara itu, stroke hemoragik subaracnoid ( Pendarahan Subaracnoid ) ditunjukan dengan
gejala awal berupa penglihatan ganda dan sakit kepala yang terjadi tiba-tiba. Gejala terseut
sebelum pembuluh darah pecah. Setelah pecahnya pembuluh darah, beberapa gejala yang
dapat muncul antara lain, nyeri di daerah wajahatau sekitar mata, penglihatan kabur, leher
kaku, penurunan kesdaran.

4. Hasanudin Skoring
- NB : Nilai terendah = 2 ; Nilai tertinggi = 44
- Penggunaan Skor Hasanudin turut dilakukan dalam membantu mendiaknose stroke pada
sebelum dan sesudah atau tanpa adanya CT Scan.

NO Kriteria Skor
1. Tekanan Darah
Sistole > 200 ; Diasole > 110 7,5
Sistole < 200 ; Diasole < 110 1
2. Waktu Serangan
Sedang bergiat 6,5
Tidak sedang bergiat 1

3. Sakit Kepala
Sangat hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak ada 0
4. Kesadaran Menurun
Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah onset 10
1 jam s/d 24 jam setelah onset 7,5
Sesaat tapi pulih kembali 6
> 24 jam setelah onset 1
Tidak ada 0
5. Muntah Proyektil
Langsung, beberpa menit s/d 1jam setelah onset 10
1 jam s/d 24 jam setelah onset 7,5
> 24 jam setelah onset 1
Tidak ada 0
Interpensi:
< 15 = NHS

> 15 = HS

5. Beberapa diagnosa keperawatan stroke ;


a. Perubahan perfusi jaringan otak b/d adanya sumbatan pembuluh darah otak, vasospasme
serebral, edema otak.
Tujuan : Klien menunjukan fungsi neurologis normal, dampak neurologis teratasi, sirkulasi
otak dalam batas normal. Pada kriteria pengkajian : GCS dan deskripsi kesadaran, kekuatan
motorik, kemampuan berbicara/bahasa (aphasia/dyspasia).
b. Gangguan aktivitas dan gerak b/d adanya kelemahan, kelumpuhan, menurunnya
presepsi/kognitif.
Tujuan : Klien menunjukan tindakan untuk meningkatkan aktifitas. Pada kriteria pengkajian
fokus : tangan dominan, fungsi motorik, rentang gerak, dan kekuatan tangan dan kaki. Pada
mobilitas ; kemampuan berbalik, duduk, berdiri, berpindah dan ambulasi.
c. Ketidakmampuan merawat diri b/d kelemahan, hilangnya koordinasi, penurunan kognitif.
Tujuan : Kebutuhan kebersihan diri (mandi, oral higine, berpakaian) terpenuhi. Pada kriteria
pengkajian fokus : Klien bersih dan rapi, mulut dan gigi tidak berbau.
d. Potensial Komplikasi; Peningkatan TIK, Peneumonia, atelektasis, kejang, perdarahan, GI
Sindrom Hipotalamik.
Tujuan : Meminimalkan komplikasi, tanda-tanda komplikasi tidak terjadi. Pada kriteria
pengkajian fokus : Tingkat kesadaran pupil, TTV, sesak nafas, demam, batuk, bunyi nafas,
peses, urine pada klien.

6. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d interupsi aliran darah: gangguan oklusif, hemoragi:
vasospasme serebral, edema serebral.
Definisi : Ketidakefektifan pefusi jaringan serebral adalah keadaan ketika individu mengalami
penurunan sirkulasi jaringan serebral.
Tujuan dan Kriteria Hasil:
- Status neurologis dalam batas normal : GCS ( E4V5M6), Sensorik; mampu berbicara dengan
jelas, motorik: 5 1 , reflek : normal.
5 1
- Tanda-tanda vital dalam keadaan normal.
TD = < 200/120 mmHg
N = 60-80 x/menit
T = 36-37 C
R = 20 x/menit
SPO2 = 95-100%
- Kemampuan kongnitif pasien meningkat : Klien mampu berbicara jelas dengan perawat atau
orang lain.

Intervensi Rasional
1) Berikan penjelasan kepada keluarga 1) Keluarga lebih berpartisipasi dalam
klien tentang sebab-sebab terjadinya proses penyembuhan klien.
peningkatan TIK dan akibatnya. 2) Pada keadaan normal, otoregulasi
2) Monitor tanda-tanda vital. mempertahankan keadaan tekanan
3) Monitor tanda-tanda status darah sisteamik berubah secara
neurologis dengan GCS. fluktuasi. Kegagalan otoreguler akan
4) Monitor asupan dan pengeluaran. menyebabkan kerusakan vaskuler
5) Anjurkan klien untuk menghindari serebri yang dapat dimanifestasikan
batuk dan mengejan berlebihan. dengan penigkatan sistolik diikuti
6) Ciptakan lingkungan yang tenang dan olehpenurunan teakanan diastolik,
batasi pengunjung. sedang kan peningkatan suhu dapat
7) Berikan cairan per infus dengan menggambarkan perjalanan infeksi.
perhatian yang ketat. 3) Dapat mengurangi kerusakan otak
lebih lanjut.
4) Hipertermi dapat menyebabkan
pningkatan IWL dan meningkatkan
resiko dehidrasi terutama pada klien
yang tidak sadar, mual menurunkan
asupan per oral.
5) Aktivitas ini dapat meningkatka
tekanan intrakranial dan intra
abdomen. Mengeluarkan napas
sewaktubergerak atau mengubah
posisi dapat melindungi daro efek
vaslava.
6) Rangsangan aktivitas yang
meningkat dapat meningkatkan TIK.
Istirahat total dan ketenangan
mungkin iperlukan untuk
pencegahan terhadap perdarahan
dalam kasus stroke.
7) Meminimalkan fluktuasi pada beban
vaskulaer, dan tekanan intrakarnial,
retriksi cairan, dan cairan dapat
menurunkan edema serebri.

Implementasi Evaluasi
1) Mengobservasi TTV klien DS : Klien mengatakan tangan kiri tidak
2) Mengobservasi tanda-tanda status bisa digerakkan, serta bicara cedal dan klien
neurologis dengan GCS. mengatakan pusing.
3) Mengajarkan pasien cara batuk DO : Keadaan umu lemah.
4) Menganjurkan keluarga klien untuk TTV
berpartipasi membatu dalam TD : 170/100 mmHg
penyembuhan klien kaloborasi N : 85 x/menit
dengan dokter. SPO2 : 97 %
T : 36,5 C
R : 24 x/menit
Composmentis
Akral hangat, kering dan merah
Terpasang infus 14 tpm.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi Keperawatan dilanjutkan
- Kontrol Neurologi

7. Pengobatan masing-masing ke 2 jenis strok tersebut, sbb :


Pengobatan stroke iskemik
Pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Penggunaan obat
Pengobatan utama yang biasa diberikan untuk mengatasi stroke iskemik adalah pemberian tissue
plasminogen activator (TPA). Obat stroke ini dapat memecah gumpalan darah yang menghalangi
aliran darah menuju otak. Biasanya, dokter akan memberikan obat ini dengan cara
menyuntikkannya di pembuluh vena pada lengan pasien. Obat ini dapat bekerja efektif jika
diberikan dalam kurun waktu kurang lebih tiga jam saat gejala muncul.
Fungsi dari obat ini adalah menghentikan pembentukan gumpalan darah atau mencegahnya
berubah menjadi lebih besar. Efek samping dari penggunaan obat ini adalah perdarahan

2. Prosedur medis
Selain penggunaan obat, Anda juga bisa menjalani prosedur medis untuk membuka arteri yang
tersumbat dan mengembalikan aliran darah ke otak. Ada beberapa cara untuk melakukannya:

- Trombektomi, untuk mengeluarkan gumpalan darah dari pembuluh darah.


- Angioplasti dan prosedur stenting, untuk membuka arteri yang tersumbat.

Pengobatan untuk stroke hemoragik


Pengobatan yang dapat dilakukan, termasuk:
1. Penggunaan obat
Obat untuk darah tinggi biasanya diberikan oleh dokter untuk membantu menurunkan
tekanan darah dan regangan pada pembuluh darah yang terdapat di otak. Klien juga akan
disarankan untuk berhenti mengonsumsi obat antikoagulan atau obat pengencer darah yang
berpotensi memicu perdarahan.
2. Prosedur medis
Ada pula beberapa prosedur medis yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi stroke
hemoragik, seperti:

 Transfusi darah.

 Aneurisma clipping, untuk mencegah aneurisma dari pembuluh darah di otak.


 Embolisasi koil, untuk menyumbat aliran darah atau mencegah aneurisma.

 Mengeringkan kelebihan cairan di dalam otak.

 Operasi atau radiasi untuk memindahkan atau menyusutkan malformasi arteriovena.

 Operasi untuk memindahkan darah yang berkumpul.

 Operasi untuk mengangkat sebagian dari tengkorak untuk sementara jika pasien
mengalami pembengkakan.

Anda mungkin juga menyukai