Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal
Disusun oleh
otak (GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa deficit
neurologis dan bukan sebagai akiat tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf
pusat.
mendadak atau tiba-tiba akibat dari sumbatan atau pecahnya pembuluh darah
otak. Tanpa oksigen dan nutrisi penting yang dialirkan bersama dengan darah,
Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan
suatu sindroma yang ditandai adanya perdarahan spontan ke dalam substansi otak
(Gilroy, 2000).
B. Klasifikasi Stroke
Stroke terbagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemorargik.
Perdarahan primer yang berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak.
Pembacaan:
Skor : < + 25: Infark (stroke non hemoragik)
> + - 5: Perdarahan (stroke hemoragik)
+ 14: Kemungkinan infark dan perdarahan 1 : 1
< + 4: Kemungkinan perdarahan 10%
Sensivitas: Untuk stroke hemoragik: 81-88%; stroke non hemoragik (infark) 76-82%.
Ketetapan keseluruhan: 76-82%
Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< -1: Infark otak
Sensivitas: Untuk perdarahan: 89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostik: 90.3%.
D. Etiologi
E. Faktor Risiko
7. Merokok
8. Stress, dll
F. Manifestasi Klinis
timbul mendadak,
hemisensorik)
G. Patofisiologi
menyebabkan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu yang singkat
kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan deficit sementara dan bukan
deficit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat
Setiap deficit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana
yang terkena. Daerah otak yang terkena akan menggambarkan pembuluh darah
otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik
adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna, deficit fokal permanen
dapat tidak diketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik otak total yang
dapat teratasi.
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena thrombus atau
Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat
cepat dan menimbulkan perubahan setempat serta iritasi pada pembuluh darah
otak.
Perdarahan biasanya berhenti karena pembentukan thrombus oleh fibrin
trombosit dan oleh tekanan jaringan. Setelah 3 mingg, darah mulai direabsorbsi.
Rupture ulangan merupakan risiko serius yang terjadi sekitar 7-10 hari setelah
perdarahan pertama.
tertentu, menimbulkan iskemik fokal, dan infark jaringan otak. Hal tersebut
jaringan otak.
darah dapat mengiritasi pembuluh darah meningen,, dan otak. Darah dan
perfusi serebral. Spasme serebri atau vasospasme biasa terjadi pada hari ke 4
Hemoragik serebral
Penambahan massa
Kompresi
Edema TIK ↑
Defisit motorik Oblongata Kesadaran ↓ Refleks Ggn. fungsi Ggn. pusat Ggn. persepsi
tertekan batuk ↓ Metabolisme anaerob↑ motorik bicara sensori
Gerakan inkoordinasi
Apatis - Asam laktat ↑ Kelemahan Ggn. bicara Penglihatan ↓
Ggn. pola koma Ggn. bersihan anggota
Ggn. mobilitas fisik nafas jalan nafas gerak Peraba ↓
Nyeri Disfasia
Kematian Hemiplegi Pendengaran ↓
disartria
Ggn. ADL Tirah
baring lama Ggn. rasa nyaman Ggn. Perubahan
Gg mobilitas
komunikasi nutrisi:
Dekubitus fisik
verbal kurang dari
kebutuhan
Ggn. integritas kulit
H. Pemeriksaan Diagnostik
mellitus)
risiko).
karena batuk).
Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral. Membantu menentukan penyebab stroke
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah rutin
2. Gula darah
3. Urine rutin
4. Cairan serebrospinal
5. Analisa Gas darah (AGD)
6. Biokimia darah
7. Elektrolit
I. Komplikasi
kardiovaskular
J. Pencegahan
kegemukan)
sayuran)
K. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
d. Neurologis
dosis kecil
hari.
10 hari
ascorbicum,
Profilaksis Vasospasme
- Calcium-channel antagonist (Nimotop 50 ml [10
– 14 hari)
pencegahan komplikasi.
jaringan otak
PO2, PCO2.)
Terapi Obat
1. Hindari hal-hal yang bisa menyebabkan nyeri, seperti mandi air hangat,
menggunakan pakaian ketat atau mudah berkeringat, dan tekanan pada
sisi tubuh yang terkena stroke.
2. Posisi atau belat melemah atau lumpuh lengan atau kaki untuk
mengurangi ketidaknyamanan.
3. Melakukan latihan-latihan sederhana yang ditentukan oleh terapis fisik
Anda.
4. Sambil duduk atau berbaring, sandarkan lengan yang lemah pada
sandaran tangan atau bantal untuk meredakan nyeri bahu akibat berat
lengan.
5. Gunakan dukungan bahu sambil berjalan untuk mengurangi nyeri bahu.
Perawatan medis
Pengobatan psikologis
Data dasar
Data pasien
Keluhan utama
a) Konsep Diri
- Body image /gambaran diri
Penyakit stroke memiliki berbagai dampak fisik maupun psikologis
- Peran Diri
Peran diri pasien stroke biasanya terganggu karena mereka merasa
- Harga diri
Menurut penelitian penderita stroke pada umumnya memandang
b) Kecemasan
Klien yang mengalami stroke dapat diiringi dengan rasa sakit dan
c) Spiritual
Pemenuhan kebutuhan spiritual sangat penting bagi pasien stroke,
- Keadaan Ekonomi
Stroke dapat memberikan dampak yang besar dalam masalah ekonomi
tersebut akan menurun dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat stress
2. Pengkajian Fisik
1) Kesadaran
GCS : biasanya ada yang dapat tak terkaji karena kelemahan atau hal
yang lain.
2) Penampilan umum
3) TTV
4) Antropometri
1. Pemeriksaan kepala
3. Mata
b) Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluaran dari kelenjar
lakrimalis
4. Hidung
5. Mulut
a) Inspeksi: Tidak ada lesi, Mukosa Bibir kering, terdapat lesi, Warna
Lidah Putih, Tidak ada gigi karies, terdapat mukositis, bengkak pada
6. Telinga
a) Inspeksi: Tidak ada lesi, Tidak ada peradangan, Tidak ada sekret
7. Leher
a) Inspeksi: Bentuk leher simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan
8. Dada/ Thoraks
a) Inspeksi : Bentuk Simetris, Retraksi otot bantu nafas tidak ada,
simetris
9. Payudara
10. Jantung
11. Abdomen
c) Palpasi: Nyeri tekan ada, Kandung Kemih distensi tidak ada, terdapat
acites
12. Ekstremitas
a) Inspeksi: Lesi tidak ada, Edema tidak ada, Deformitas tidak ada,
Clubbing Finger tidak ada, Sianosis tidak ada, Nadi perifer kuat.
Pergerakan: normal
b) Kekuatan otot : 5 5
5 5
c) Palpasi: CRT <2 detik
a) Inspeksi: Lesi tidak ada, Hemoroid tidak ada, Keluaran dari vagina
14. Kulit
Nervus III, IV dan VI Gerakan bola mata pasien normal dapat mengikuti gerakan jari
Okulomotorius, Trochlearis dan pemeriksa, ukuran pupil dalam batas normal 3 mm, reflek
Abdusen cahaya baik, pasien dapat menggerakan mata ke bawah,
kedalam dan kesisi luar, dapat membuka dan menutup mata.
Nervus IX Pasien dapat membedakan rasa manis dan asin, pasien dapat
Glosofaringeus menggerakkan lidah ke atas, ke bawah dan ke samping.
Nervus XII Lidah pasien simetris, bisa digerakan dari sisi satu ke sisi yang
Hipoglosus satu lagi
Analisa Data
Penambahan massa
Metabolisme anaerob↑
Asam laktat ↑
Nyeri
Penambahan massa
Edema
Pada cerebelum
Defisit motorik
Gerakan inkoordinasi
Ggn.
Pada
Defisit
mobilitas
Gerakan fisikGgn. mobilitas fisik
cerebelum
motorik
inkoordinasi Ruptur
Edemapembuluh darah
Hipertensi
Penambahan
Hemoragik serebral
serebral
massa
3 DS: Defisit
Keluarga Pengetahuan
menyatakan
Gerakan inkoordinasi
Diagnosa keperawatan
1
- Nyatakan dengan jelas ha
A. LAPORAN PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. D Pukul : 14:05
Tanggal Lahir : 01 / 01 / 1955
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Cijagra I No. 57
2
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Nomor RM : 884159
Diagnosa Medis : Sroke Iskemik
Tanggal Pengkajian : 30 November 2023
Tanggal Masuk RS : 29 November 2023
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien mengeluh penurunan kesadaran sejak sore ( 7 jam sebelum masuk RS), bibir
pelo dan tidak bisa bicara, tubuh bagian kanan lemah.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Desember 2023 keluarga klien mengatakan klien
sudah sadar, mengerti perintah, tapi bicara tidak bisa, sisi tubuh bagian kanan masih
lemah, makan dan minum masih lewat selang NGT.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut keluarga klien mempunyai riwayat penyakit Hipertensi sudah 10 tahun tapi
tidak minum obat hipertensi secara teratur dan pernah riwayat stroke sebelah kiri 8 th
yang lalu dan sudah sembuh. Riwayat penyakit DM dan jantung tidak ada.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
3
Data Psikologis
-
Data Sosial
-
Data Spiritual
Praktik ibadah saat di rumah
Keluarga mengatakan klien rajin melaksanakan solat lima waktu
Praktik ibadah saat di rumah sakit
Keluarga klien mengatakan klien keterbatasan melakukan pratik ibadah saat di rumah
sakit
4
Perawatan rambut 2 hari sekali 1 kali sehari
Ketergantungan Mandiri Belum keramas
Keluhan/gangguan Tidak ada Ketergantungan
Badan terasa lengket
dan rambut kusam
Pemeriksaan Fisik
Status Kesehatan Umum
Kesadaran : Soporo Comatus - GCS 11 (E4M6V1)
Tanda-tanda : TD = 170/90 mmHg
vital RR = 22 kali/menit
N = 84/menit
S = 36,5 OC
Status : BB = 80 kg
Antopometri TB = 156 cm
1. Sistem Pernapasan
Hidung pasien bersih, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak ada
penggunaan otot bantu napas tambahan, bentuk dada simetris, irama napas reguler,
pengembangan dada seimbang, vocal fremitus seimbang kanan kiri.
2. Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva terlihat merah muda, tidak anemis. Tidak terdapat peningkatan JVP,
tidak terlihat kebiruan pada bagian dada/jantung, tidak terdapat kardiomegali, saat
di perkusi pada daerah lapang jantung terdengar suara dullness, Akral pasien
hangat. CRT < 2 detik.
3. Sistem Pencernaan
Warna bibir merah muda, lidah klien bersih, tidak ada luka pada daerah bibir, bentuk
bibir tidak simetris, gigi klien tidak lengkap. Abdomen datar lembut, suara perkusi area
lambung tympani, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada hepar dan lien,
tidak terdapat asites, pasien tidak merasa kembung dan mual, bising usus 12 kali/menit.
4. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening
5. Sistem Perkemihan
5
Kandung kemih tidak distensi, tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada rasa nyeri, tidak
terjadi inkontensia urine, terpasang dower kateter
6. Sistem Persarafan
N1 (Olfaktorius): pasien dapat membedakan bau kopi.
N2 (Optikus): pasien tidak mampu membaca papan nama perawat dalam jarak 30 cm
tanpa mengguanakan alat bantu.
N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): Gerak bola mata ke segala arah,
respon pupil miosis (mengecil)
N5 (Trigeminus): mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas yang diusapkan pada
kelopak mata, klien tidak dapat membedakan sensasi kasar, halus, tajam, dan tumpul
pada area wajah. Reflek mengedip (+).
N7 (Fasialis): wajah simetris, ada kelumpuhan di muka
N8 (Auditorius): kemempuan mendengar (+)
N9 dan N10 (Glosofaringeus): klien tidak dapat menelan dengan baik saat minum
N11 (Asesorius): klien tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri dengan normal.
N12 (Vagus): klien tidak dapat menggerakan lidahnya ke segala arah dengan bebas.
7. Sistem Muskuloskeletal
Atas : tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka ataupun lesi dibagian extremitas atas,
kulit teraba hangat. Tangan kanan tidak dapat bergerak. Tangan kiri dapat bergerak
penuh tanpa hambatan.
Bawah : simetris kiri dan kanan tidak ada luka lecet dan nyeri tekan pada
ekstremitas bawah. Tidak ada Piting Edema. Kaki kanan tidak dapat digerakkan, kaki
kiri dapat bergerak penuh tanpa hambatan.
8. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kebersihan kulit bersih, kulit kepala bersih, rambut rontok
saat di sisir dan terlihat lepek, turgor kulit elastis tidak kering tidak ada lesi/ dekubitus.
9. Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada area genital
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan Laboratorium
6
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Tanggal 1 Desember 2023
FAAL GINJAL
Asam Urat 4,8 2,3 ~ 6,1 mg/dL
LEMAK
Kolesterol 164 <=200 mg/dL
Trigliserida 118 40 ~ 140 mg/dL
LDL kolesterol 86 <130 mg/dL
HDL kolesterol 54 30 ~ 85 mg/dL
Program Terapi
Tanggal 30 Desember 2023
Pantoprazole 2x1
Sulcralfat 3 x 10 cc (via NGT)
Paracetamol 3 x 1
Neorobion 1x1
NACL 1500/24 jam
B. ANALISA DATA
No. Data Subjektif Etiologi Masalah
1. DS: Terjadi pengerasan Risiko perfusi
Keluarga klien dinding pembuluh serebral tidak
mengatakan klien darah arteri efektif
masih lemah, tubuh ↓
bagian kanan lemah Peningkatan tekanan
7
tidak dapat digerakkan pada dinding
Keluarga klien pembuluh darah
mengatakan repon ↓
bicara klien tidak ada Suplai o2 ke otak
menurun
Keluarga klien
↓
mengatakan klien
Penurunan kekuatan
belum bisa makan
otot pada ekstremitas
melalui mulut.
kanan atas dan kanan
DO: bawah
GCS 11(E 4, V 1, M 6) ↓
Extremitas kanan
lemah tidak dapat
digerakkan
DO: ↓
Hilangnya refluks
Terpasang NGT
↓
Reflek menelan (-)
Disfagia
Gangguan pada saraf ↓
glosofarengeus dan
Anoreksia
vagus.
↓
Gangguan menelan
9
3. Gangguan menelan berhubungan dengan paralisis selebral d.d klien tidak dapat
menelan.
10
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.D Ruangan : Arafah
No. Medrek : 884159 Diagnosa Medis : Stroke Iskemik
11
Monitor PAP
Monitor ICP
Monitor CPP
Monitor gelompang ICP
Monitor status pernapasan
Monitor intake dan output
cairan
Monitor cairan serebro-
spinalis (mis. Warna,
konstitensi)
Terapeutik
Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Berikan posisi semi fowler
Hindari maneuver valsava
Cegah terjadinya kejang
Pertahankan suhu tubuh
normal
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
sedasi dan antikonvulsan,
jika perlu
12
Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis, jika
perlu
Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika perlu
Collaborative
Monitoring dan lakukan
pemeriksaan AGD dan
pulse oximetry
Berikan terapi oksigen
sesuai indikasi
Kolaborasi pembeiran
opioid jika diperlukan
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Dukungan mobilisasi
berhubungan dengan penurunan 3 x 24 jam di harapkan mobilitas fisik Observasi:
kekuatan otot d.d klien meningkat dengan kriteria: Identifikasi adanya nyeri
mengatakan klien lemah, sisi 1. Pergerakan ekstremitas meningkat (5) atau keluhan fisik lainnya
tubuh kanan tidak dapat 2. Kekuatan otot meningkat (5) Identifikasi toleransi fisik
digerakkan 3. Gerakan terbatas meningkat (1) melakukan pergerakan
4. Kelemahan fisik meningkat (1) Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
13
memulai mobilisasi
Monitor kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik:
Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di
14
tempat tidur)
Gangguan menelan berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Dukungan Perawatan Diri:
dengan paralisis selebral d.d 3 x 24 jam di harapkan mobilitas fisik Makan/minum
klien tidak dapat menelan. meningkat dengan kriteria: Observasi:
1. Reflek menelan meningkat (5) Identifikasi diet yang
2. Mempertahankan makanan di mulut (5) dianjurkan
3. Frekuensi tersedak meningkat (1) Monitor kemampuan
4. Batuk meningkat (1) menelan
Monitor status hidrasi
pasien, jika perlu
Terapeutik:
Ciptakan lingkunagn yang
menyenangkan selama
makan
Atur posisi yang nyaman
untuk makan/minum
Lakukan ral hygiene
sebelum makan, jika perlu
Letakkan makanaan disisi
15
mata yang sehat
Sediakan sedotan untuk
minum, sesuai kebutuhan
Siapkan makanan dengan
suhu yang meningkatkan
nafsu makan
Sediakan makanan dan
minuman yang disukai
Berikan bantuan saat
makan/minum sesuai
tingkat kemandirian, jika
perlu
Motivasi untuk makan
diruang makan, jika
tersedia
Edukasi
Jelaskan posisi makanan
pada pasien yag
mengalami gangguan
penglihatan dengan
menggunakan arah jarum
16
jam (mis.sayur dijam 12,
rending dijam 3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
(missal.analgesik,
antiemetic), sesuai indikasi
Pencegahan aspirasi
Observasi:
Monitor tingkat kesadaran,
batuk, muntah dan
kemampuan menelan
Monitor status pernapasan
Monitor bunyi napas,
terutama setelah
makan/minum
Periksa residu gaster
sebelum memberi asupan
oral
Periksa kepatenan selang
nasogastric sebelum
17
memberi asupan oral
Terapeutik
Posisikan fowler (30-45
derajat) 30 menit sebelum
memberi asupan oral
Pertahankan posisi semi
fowler (30-45 derajat )
pada pasien tidak sadar
Pertahankan kepatenan
jalan napas (mis.teknik
head tilt chin lift, jaw
thrust, in line)
Pertahankan
pengembangan balon
endotracheal tube (ETT)
Lakukan penghisapan
jalan napas, jika produksi
secret meningkat)
Sediakan suction
diruangan
Hindari memberi makan
18
melalui selang
gastrointestinal, jika residu
banyak
Berikan makanan dengan
ukuran kecil atau lunak
Berikan obat oral dalam
bentuk cair
Edukasi
Anjurkan makan secara
perlahan
Ajarkan strategi mencegah
aspirasi
Ajarkan teknik
mengunyah atau menelan,
jika perlu
19
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Pasien : Ny.D Ruangan : Arafah
No. Medrek : 884159 Diagnosa Medis : Stroke Iskemik
20
Hari/Tanggal DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
14.30 5. Berikan posisi semi fowler A : Risiko perfusi selebral tidak efektif
6. Mengidentifikasi kemampuan dalam dan gangguan mobilitas fisik masih
melakukan pergerakan belum teratasi terlihat dari pasien masih
7. Memonitor keadaan umum melakukan terlihat lemah di bagian tubuh kanan
mobilisasi dan tidak dapat digerakan, TD 170/90
14.40 8. Libatkan keluarga untuk membantu mmHg
pasien P : Lanjutkan intervensi
9. Anjurkan untuk melakukan gerakan
secara perlahan
10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
bisa di lakukan seperti duduk ditempat
tidur,miring kanan miring kiri, dan
latihan rentang gerak (ROM)
21
Hari/Tanggal DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
3. Memonitor intake dan output kanan
4. Memonitor status neurologis dengan : TD : 170/90 mmHg, Nadi
GCS 84/menit, suhu36,8 C, RR
5. Berikan posisi semi fowler 20X/menit
6. Mengidentifikasi kemampuan dalam A : Risiko perfusi selebral tidak efektif
melakukan pergerakan dan gangguan mobilitas fisik teratasi
7. Memonitor keadaan umum sebagian terlihat dari pasien sudah
melakukan mobilisasi sedikit mengerakan bagian tubuh kanan,
8. Libatkan keluarga untuk membantu TD 162/85 mmHg
pasien P : Lanjutkan intervensi
9. Anjurkan untuk melakukan gerakan
secara perlahan
10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
bisa di lakukan seperti duduk
ditempat tidur,miring kanan miring
kiri, dan latihan rentang gerak
(ROM)
22
Hari/Tanggal DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
Sabtu, 14.00 1. Mengintifikasi diet yang dianjurkan Diagnosa Keperawatan 3
2 Desember 2. Memonitor kemampuan menelan S : Keluarga Pasien mengatakan pasien
2023 3. Memonitor status hidrasi pasien, jika masih belum bisa makan secara mandiri
perlu : TD : 165/87 mmHg, Nadi
4. Memonitor tingkat kesadaran, batuk, 84/menit, suhu36,8 C, RR
muntah dan kemampuan menelan 20X/menit
14.15 5. Memeriksa kepatenan selang A : Gangguan menelan belum teratasi
nasogastric sebelum memberi asupan terlihat dari pasien masih menggunakan
oral NGT, TD 162/85 mmHg
6. Posisikan fowler (30-45 derajat) 30 P : Lanjutkan intervensi
menit sebelum memberi asupan oral
14.19 7. Mempertahankan posisi semi fowler
(30-45 derajat ) pada pasien tidak
sadar
17.30 8. Menghindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal, jika residu
banyak
9. Memberikan obat oral dalam bentuk
cair
10. Ajarkan teknik mengunyah atau
23
Hari/Tanggal DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
menelan
24
25