STROKE
DIBUAT OLEH :
NETTI YUNITA
NPM 2022207209120
FAKULTAS KESEHATAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
otak (GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa deficit
neurologis dan bukan sebagai akiat tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf
pusat.
mendadak atau tiba-tiba akibat dari sumbatan atau pecahnya pembuluh darah
otak. Tanpa oksigen dan nutrisi penting yang dialirkan bersama dengan darah,
Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan
suatu sindroma yang ditandai adanya perdarahan spontan ke dalam substansi otak
(Gilroy, 2000).
B. Klasifikasi Stroke
Stroke terbagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemorargik.
Perdarahan primer yang berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak.
Pembacaan:
Skor : < + 25: Infark (stroke non hemoragik)
> + - 5: Perdarahan (stroke hemoragik)
+ 14: Kemungkinan infark dan perdarahan 1 : 1
< + 4: Kemungkinan perdarahan 10%
Sensivitas: Untuk stroke hemoragik: 81-88%; stroke non hemoragik (infark) 76-82%.
Ketetapan keseluruhan: 76-82%
Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< -1: Infark otak
Sensivitas: Untuk perdarahan: 89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostik: 90.3%.
D. Etiologi
E. Faktor Risiko
7. Merokok
8. Stress, dll
F. Manifestasi Klinis
timbul mendadak,
hemisensorik)
menyebabkan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu yang singkat
kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan deficit sementara dan bukan
deficit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat
Setiap deficit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana
yang terkena. Daerah otak yang terkena akan menggambarkan pembuluh darah
otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik
adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna, deficit fokal permanen
dapat tidak diketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik otak total yang
dapat teratasi.
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena thrombus atau
Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat
cepat dan menimbulkan perubahan setempat serta iritasi pada pembuluh darah
otak.
trombosit dan oleh tekanan jaringan. Setelah 3 mingg, darah mulai direabsorbsi.
Rupture ulangan merupakan risiko serius yang terjadi sekitar 7-10 hari setelah
perdarahan pertama.
tertentu, menimbulkan iskemik fokal, dan infark jaringan otak. Hal tersebut
jaringan otak.
darah dapat mengiritasi pembuluh darah meningen,, dan otak. Darah dan
perfusi serebral. Spasme serebri atau vasospasme biasa terjadi pada hari ke 4
sampai ke 10 setelah terjadinya perdarahan dan menyebabkan konstriksi arteri
Hemoragik serebral
Penambahan massa
Kompresi
Edema TIK ↑
Defisit motorik Oblongata Kesadaran ↓ Refleks Ggn. fungsi Ggn. pusat Ggn. persepsi
batuk ↓ Metabolisme anaerob↑
tertekan motorik bicara sensori
Gerakan inkoordinasi
Apatis - Asam laktat ↑ Kelemahan Ggn. bicara Penglihatan ↓
Ggn. pola koma Ggn. bersihan anggota
Ggn. mobilitas fisik nafas jalan nafas gerak Peraba ↓
Nyeri Disfasia
Kematian Hemiplegi
Pendengaran ↓
disartria
Ggn. ADL Tirah
baring lama Ggn. rasa nyaman Ggn. Perubahan
Gg mobilitas
komunikasi nutrisi:
Dekubitus fisik
verbal kurang dari
kebutuhan
Ggn. integritas kulit
H. Pemeriksaan Diagnostik
mellitus)
risiko).
karena batuk).
Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral. Membantu menentukan penyebab stroke
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah rutin
2. Gula darah
3. Urine rutin
4. Cairan serebrospinal
5. Analisa Gas darah (AGD)
6. Biokimia darah
7. Elektrolit
I. Komplikasi
kardiovaskular
J. Pencegahan
kegemukan)
sayuran)
K. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
dosis kecil
hari.
10 hari
ascorbicum,
Profilaksis Vasospasme
– 14 hari)
- Awasi peningkatan tekanan darah sistolik klien 5-
pencegahan komplikasi.
jaringan otak
PO2, PCO2.)
Terapi Obat
1. Hindari hal-hal yang bisa menyebabkan nyeri, seperti mandi air hangat,
menggunakan pakaian ketat atau mudah berkeringat, dan tekanan pada
sisi tubuh yang terkena stroke.
2. Posisi atau belat melemah atau lumpuh lengan atau kaki untuk
mengurangi ketidaknyamanan.
3. Melakukan latihan-latihan sederhana yang ditentukan oleh terapis fisik
Anda.
4. Sambil duduk atau berbaring, sandarkan lengan yang lemah pada
sandaran tangan atau bantal untuk meredakan nyeri bahu akibat berat
lengan.
5. Gunakan dukungan bahu sambil berjalan untuk mengurangi nyeri bahu.
Perawatan medis
Pengobatan psikologis
Data dasar
Data pasien
Keluhan utama
a) Konsep Diri
- Body image /gambaran diri
Penyakit stroke memiliki berbagai dampak fisik maupun psikologis
- Peran Diri
Peran diri pasien stroke biasanya terganggu karena mereka merasa
- Harga diri
Menurut penelitian penderita stroke pada umumnya memandang
b) Kecemasan
Klien yang mengalami stroke dapat diiringi dengan rasa sakit dan
- Keadaan Ekonomi
Stroke dapat memberikan dampak yang besar dalam masalah ekonomi
tersebut akan menurun dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat stress
2. Pengkajian Fisik
1) Kesadaran
GCS : biasanya ada yang dapat tak terkaji karena kelemahan atau hal
yang lain.
2) Penampilan umum
3) TTV
Tekanan darah biasanya tinggi
4) Antropometri
1. Pemeriksaan kepala
2. Wajah
3. Mata
b) Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluaran dari kelenjar
lakrimalis
4. Hidung
5. Mulut
a) Inspeksi: Tidak ada lesi, Mukosa Bibir kering, terdapat lesi, Warna
Lidah Putih, Tidak ada gigi karies, terdapat mukositis, bengkak pada
6. Telinga
a) Inspeksi: Tidak ada lesi, Tidak ada peradangan, Tidak ada sekret
7. Leher
a) Inspeksi: Bentuk leher simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan
8. Dada/ Thoraks
simetris
9. Payudara
10. Jantung
11. Abdomen
a) Inspeksi: Bentuk simetris, Striae tidak ada, Lesi tidak ada
c) Palpasi: Nyeri tekan ada, Kandung Kemih distensi tidak ada, terdapat
acites
12. Ekstremitas
a) Inspeksi: Lesi tidak ada, Edema tidak ada, Deformitas tidak ada,
Clubbing Finger tidak ada, Sianosis tidak ada, Nadi perifer kuat.
Pergerakan: normal
b) Kekuatan otot : 5 5
5 5
a) Inspeksi: Lesi tidak ada, Hemoroid tidak ada, Keluaran dari vagina
14. Kulit
Nervus III, IV dan VI Gerakan bola mata pasien normal dapat mengikuti gerakan jari
Okulomotorius, Trochlearis dan pemeriksa, ukuran pupil dalam batas normal 3 mm, reflek
Abdusen cahaya baik, pasien dapat menggerakan mata ke bawah,
kedalam dan kesisi luar, dapat membuka dan menutup mata.
Nervus IX Pasien dapat membedakan rasa manis dan asin, pasien dapat
Glosofaringeus menggerakkan lidah ke atas, ke bawah dan ke samping.
Nervus XII Lidah pasien simetris, bisa digerakan dari sisi satu ke sisi yang
Hipoglosus satu lagi
Analisa Data
Penambahan massa
Metabolisme anaerob↑
Asam laktat ↑
Nyeri
Penambahan massa
Edema
Pada cerebelum
Defisit motorik
Gerakan inkoordinasi
Diagnosa keperawatan
1 Nyeri Akut b.d NOC: NIC: Manajemen Nyeri, Pemberian Analgesik, Peningkatan Koping,
perdarahan otak - Tingkat Nyeri Relaksasi otot Progresif, Monitor TTV, Pengetahuan: Manajemen
- Comfort Level Nyeri (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013)
- Nyeri: Respon Psikologis Tambahan
- Nyeri: Efek yang mengganggu
- Tanda-tanda vital
1) Lakukan pengkajian secara komprehensif (lokasi, karakteristik,
(Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2013)
durasi, frekuensi, kualitas dan factor pencetus, factor yang
memeprberat dan menurunkan nyeri )
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 x 2) Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan
24 jam, nyeri kronis pasien berkurang dengan 3) Kolaborasi analgetik untuk mengurangi nyeri: Parasetamol 3x500
kriteria hasil: mg
1) Menyatakan rasa nyaman meningkat 4) Gunakan strategi komunikasi terapeutik
2) Deviasi ringan dari kisaran nadi, frekuensi 5) Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien tentang nyeri
pernapasan, suhu, tekanan darah normal (Nadi: 6) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
60-100 x/menit, RR: 12-20 x/menit, Suhu: pasien terhadap ketidaknyamanan
36.5-37.5, TD: 100-130/70-90) 7) Dukung istirahat/ tidur yang adekuat
3) Tidak ada gangguan tidur 8) Monitor TTV
4) Tidak ada gangguan konsentrasi 9) Ajarkan teknik non farmakologi (biofeedback, relaksasi, apliaksi
5) Tidak ada gangguan hubungan interpersonal panas/ dingin, pijatan, terapi aktivitas, distraksi)
6) Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan
ungkapan secara verbal
2 Gangguan mobilitas NOC : NIC :
fisik
§ Joint Movement : Active Exercise therapy : ambulation
Berhubungan
dengan kelemahan § Mobility Level § Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon
anggota gerak pasien saat latihan
§ Self care : ADLs
§ Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi
§ Transfer performance
sesuai dengan kebutuhan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
§ Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan
selama….gangguan mobilitas fisik teratasi dengan
cegah terhadap cedera
kriteria hasil:
§ Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik
§ Klien meningkat dalam aktivitas fisik
ambulasi
§ Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
§ Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
§ Memverbalisasikan perasaan dalam
§ Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri
meningkatkan kekuatan dan kemampuan
sesuai kemampuan
berpindah
§ Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
§ Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk
kebutuhan ADLs ps.
mobilisasi (walker)
§ Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
· Knowledge : Health Hehavior · Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
Kriteria Hasil :
· Jelaskan patofisiologidari penyakit dan bagaimana hal ini
· Pasien dan keluarga menyatakan berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
pemahaman tentang penyakit, kondisi, tepat.
prognosis, dan program pengobatan
· Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,
· Pasien dan keluarga mampu melaksakan dengan cara yang tepat
prosedur yang dijelaskan secara benar
· Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
· Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim · Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara
kesehatan lainnya yang tepat
Setelah dilakukan asuhan selama …7 hari klien - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
§ Klien mampu mengidentifikasi dan prosedur
mengungkapkan gejala cemas
- Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
§ Mengidentifikasi, mengungkapkan dan takut
menunjukkan tehnik untuk mengontol
- Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
Dewanto, G., Suwono, W. J., & Taruna, B. R. (2007). Panduan Praktis Diagnosi dan Tata
Harsono, 1996. Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press
Lestari, H., & dkk. (2013). Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Barat 2013. Badan
Long C, Barbara, 1996. Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan
Smeltzer, S. C. (2017). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 12. Jakarta:
EGC.