Anda di halaman 1dari 21

ASKEP PADA STROKE

Sylvia, 2012
01
DEFINISI
.

Stroke atau Cerebro Vaskuler Ascident adalah kehilangan fungsi otak


yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah keotak. Stroke adalah
penyakit pada otak berupa gangguan fungsi sarafserebral yang
munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi saraf pada
stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan saraf tersebut menimbulkan gejala antara lain kelumpuhan
wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas, bisa
menimbulkan perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain

Riskesdas, 2013
02
Stroke adalah penyakit pada otak manusia yang berupa gangguan fungsi
syaraf seringkali timbulnya mendadak, prosesnya berjalan secara cepat,
dan progresif. Pada kasus stroke terjadinya gangguan fungsi syaraf
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan syaraf tersebut menimbulkan beberapa gejala antara lain:
kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar dan tidak jelas
(pelo), perubahan kesadaran, gangguan penglihatan
JENIS STROKE ( Price & Wilson,2006 )
Stroke stroke iskemik, yang terjadi Stroke Dapat terjadi apabila lesi vaskular
intraserebrum mengalami ruptur
Iskemik akibat obstruksi atau bekuan Haemoragigik sehingga terjadi perdarahan ke
I
di salah satu atau lebih dalam ruang subarachnoid atau
arteri besar pada sirkulasi langsung ke dalam jaringan otak.
serebrum Tipe-tipe perdarahan yang
mendasari stroke hemoragik
adalah : Intraserebral dan
subarachnoid
.
Jenis Stroke ( PT2TM Kemenkes )
Faktor Resiko
Yang tidak dapat dirubah
Keturunan

Jenis Kelamin
Ras

Umur
Faktor yang dapat dirubah

D Kelainan
A Hipertensi B Merokok C DM Jantung
Next........Faktor yang dapat dirubah

 Pola Diet

 Aktifitas & Olahraga

 Kegemukan

 Konsumsi alkohol
We Create
AWESOME Quality Professional
Tanda dan Gejala Stroke
Manifestasi stroke sangat bervariasi tergantung pada
arteri serebral yang terlibat dan area otak yang terkena.
Manifestasi yang ditimbulkan biasanya terjadi secara
mendadak, fokal dan mengenai satu sisi. Manifestasi
yang sering terjadi adalah kelemahan pada anggota
gerak dan wajah, kebas pada satu sisi, gangguan
penglihatan, gangguan berkomunikasi, sakit kepala dan
gangguan keseimbangan (LeMone & Burke, 2008)
Gejala Stroke ( P2TM Kemenkes )
P2TM
KEMENKES
PATOFISIOLOGI
Pemeriksaan Diagnostik
CT Scan
01 dilakukan untuk
Magnetic Resonance Imaging (MRI);
membedakan antara
untuk melihat lokasi dan luasnya injuri dalam otak; untuk
stroke iskemik dan
hemoragik
02 membedakan daerah iskemik dan infark serta dapat
menunjukkan area yang mengalami kelainan struktur
vaskular. Untuk mendiagnosa stroke digunakan dalam 72
jam pertama karena MRI dapat memperlihatkan area yan
iskemik dalam jam-jam pertama.
Cerebral Angiography
dilakukan pada penderita yang
03 dipertimbangkan akan dilakukan CEE, Electrocardiogram (ECG);
dimana dapat menggambarkan secara
digunakan apabila dicurigai terjadi
tepat prosentase terjadinya oklusi 04 stroke emboli kardiogenik atau
pembuluh darah.
penyakit arteri koroner.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1.Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan MRS, nomor register, dan diagnosis medis.

2. Keluhan utama
Sering menjadi alasan kleien untuk meminta pertolongan
kesehatan adalah kelemahan anggita gerak sebalah badan,
bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi,dan penurunan tingkat
kesadaran.
3. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
• Serangan stroke berlangsuung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan
aktivitas ataupun sedang beristirahat. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah,bahkan
kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi
otak yang lain.
b. Riwayat penyakit dahulu
• Adanya riwayat hipertensi, riwayat steooke sebelumnya, diabetes melitus, penyakit
jantung,anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan anti
kougulan, aspirin, vasodilatator, obat-obat adiktif, dan kegemukan.
c. Riwayat penyakit keluarga
• Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau adanya
riwayat stroke dari generasi terdahulu.
4. Riwayat psikososial dan spiritual
• Peranan pasien dalam keluarga, status emosi meningkat, interaksi meningkat, interaksi
sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak
harmonis, status dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam melakukan ibadah sehari-
hari.
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
• Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau riwayat
operasi.
b. Mata
• Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus
(nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III),
gangguan dalam memotar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam
menggerakkan bola mata kelateral (nervus VI).
c. Hidung
• Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus
olfaktorius (nervus I).
d. Mulut
• Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus vagus,
adanya kesulitan dalam menelan.
5. Aktivitas sehari-hari
a.Nutrisi
• Klien makan sehari-hari apakah sering makan makanan yang
mengandung lemak, makanan apa yang ssering dikonsumsi oleh pasien,
misalnya : masakan yang mengandung garam, santan, goreng-gorengan,
suka makan hati, limpa, usus, bagaimana nafsu makan klien.
b. Minum
• Apakah ada ketergantungan mengkonsumsi obat, narkoba, minum yang
mengandung alkohol.
c. Eliminasi

• Pada pasien stroke hemoragik biasanya didapatkan pola eliminasi BAB


yaitu konstipasi karena adanya gangguan dalam mobilisasi, bagaimana
eliminasi BAK apakah ada kesulitan, warna, bau, berapa jumlahnya,
karena pada klien stroke mungkn mengalami inkotinensia urine
sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih
karena kerusakan kontrol motorik dan postural.
Dada
• Inspeksi : Bentuk simetris
• Palpasi : Tidak adanya massa dan benjolan.
• Perkusi : Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup.
• Auskultasi : Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suara jantung I dan II murmur atau gallop.
Abdomen
• Inspeksi : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada.
• Auskultasi : Bisisng usus agak lemah.
• Perkusi : Nyeri tekan tidak ada, nyeri perut tidak ada
Diagnosa yang mungkin
muncul
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif b.d Penurunan kesadaran, Penurunan Refleks
batuk
2. Penurunan kapasitas adaftif intrakranial b.d Embolisme
3. Resiko Perfusi Serebral tidak efektif b.d Embolisme, hiperkolesteronemia
4. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kontraktur, kekauan
sendi
5. Gangguan menelan b.d gangguan serebrovaskular, gangguan saraf kranial
6. Resiko jatuh
7. Gangguan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi serebral
Luaran Keperawatan pasien Stroke
1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif : Mempertahankan jalan nafas tetap
paten dengan kriteria : Batuk efektif meningkat, sputum menurun,
wheezing menurun. Produksi sputum menurun

2. Penurunan kapasitas adaftif : Kestabilan mekanisme dinamika


Intrakranial dalam melakukan terhadap stimulus meningkat dengan
kriteria : tingkat kesadaran meningkat, fungsi kognitif meningkat, sakit
kepala menurun, TD membaik
Portfolio Presentation
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai