53
Jurnal Sasi Vol. 17 No. 3 Bulan Juli-September 2011
ABSTRACT
dengan kontrak. dalam pasal 1 angka 22 di dalam bidang hukum, khususnya hukum
Perpres 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa keperdataan, karena subjek hukum itulah
yang dimaksudkan dengan kontrak adalah nantinya yang dapat mempunyai wewenang
perjanjian tertulis antara Pejabat Pembuat hukum (rechtsbevoegheid). Didalam
Komitmen (PPK)1 dengan Penyedia berbagai literatur di kenal 2 (dua) macam
Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola. subjek hukum yaitu manusia
Secara sederhana kontrak dapat (naturlijkperson) dan badan hukum
digambarkan sebagai suatu perjanjian antara (rechtperson).
dua atau lebih pihak yang mempunyai nilai Pada Dasarnya manusia mempunyai
komersial tertentu. Sebagaimana layaknya hak sejak di lahirkan, namun tidak semua
sebuah perjanjian, dalam sebuah kontrak manusia mempunyai kewenangan dan
para pihak yang mengikatkan diri adalah kecakapan untuk melakukan perbuatan
subjek hukum. Adapun yang dimaksud hukum. Orang yang dapat melakukan
dengan subjek hukum disini adalah subjek perbuatan hukum adalah orang-orang yang
hukum perdata. Apabila telah di pahami telah dewasa dan/atau sudah kawin.
bahwa yang dimaksud para pihak dalam Sedangkan orang yang tidak cakap
kontrak adalah subjek hukum perdata, maka melakukan perbuatan hukum adalah orang
timbul pertanyaan apakah mungkin yang belum dewasa, orang yang di taruh di
pemerintah yang tidak biasanya di bawah pengampuan dan seorang wanita
persepsikan sebagai subjek hukum perdata yang bersuami (Pasal 1330 BW). Tapi
tetapi subjek hukum publik dapat menjadi dalam perkembangannya seorang istri dapat
salah satu pihak dalam sebuah kontrak juga mealakukan perbuatan hukum sendiri,
pengadaan barang atau jasa? baik untuk membuat perjanjian maupun
untuk menghadap ke pengadilan.3
Selain naturlijkperson sebagai subjek
B. PEMBAHASAN hukum, maka subjek hukum lainnya adalah
badan hukum rechtperson. Ketentuan
1. Subjek Hukum perdata tentang badan hukum dalam BW hanya
terdapat dalam 13 pasal yakni pasal 1653
Manusia adalah pendukung hak dan sampai dengan pasal 1665 BW. Dalam
kewajiban. Lazimnya dalam hukum di kenal pengaturannya tidak ada satu pasal pun yang
dengan istilah subjek hukum. Tetapi memberikan pengertian badan hukum.
manusia bukanlah satu-satunya subjek Pengertian badan hukum hanya dapat di
hukum. Karena masih ada subjek hukum lihat dalam doktrin ilmu hukum. Menurut
lainnya yaitu segala sesuatu yang menurut Rochmat Soemitro rechtperson adalah
hukum dapat mempunyai hak dan suatu badan yang dapat mempunyai harta
kewajiban, termasuk apa yang di sebut kekayaan, hak serta kewajiban seperti orang
badan hukum.2 Istilah subjek Hukum berasal pribadi.4 Menurut Sri Soedewi Masjchoen
dari terjemahan rechsubject (Belanda) atau sebagimana di kutip dari Salim H. S
law of subject (Inggris). berpendapat bahwa yang di maksudkan
Subjek Hukum mempunyai dengan badan hukum adalah Kumpulan
kedudukan dan peranan yang sangat penting orang-orang yang bersama-sama bertujuan
untuk mendirikan suatu badan, yaitu (1)
1
Beradasarkan ketentuan pasal 1 angka 7 Perpres
3
54 Tahun 2010, maka yang dimaksudkan dengan Lihat SEMA Nomor 3 tahun 1963 jo Pasal 31
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung Perkawinan
4
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan Terbatas,
2
Chidir Ali, Badan Hukum, Alumni, Bandung, Yayasan dan Wakaf, Eresco, Bandung,1993,
2005, hal.4 hal.10
Sarah S. Kuahaty, Pemerintah Sebagai Subjek Hukum …………………. 55
Jurnal Sasi Vol. 17 No. 3 Bulan Juli-September 2011
akui sebagai demikian, entah pula badan dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis
hukum itu di terima sebagai yang di yakni: kontrak komersial (commercial
perkenankan atau telah didirikan untuk contract) dan kontrak kebijaksanaan
suatu maksud tertentu yang tidak (beleidsoverenkomst). Kontrak komersial
bertentangan dengan undang-undang dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni
atau kesusilaan”. kontrak pengadaan barang dan jasa
Cara pendirian badan hukum tersebut (procurement contract) dan kontrak non
yang digariskan oleh pasal 1653 BW, maka pengadaan (non-procurement contract).10
menurut Chidir Ali ada 3 (tiga) bentuk Keterlibatan pemerintah dalam kontrak
badan hukum, yaitu:9 sebagai upaya melaksanakan pelayanan
(a) Badan hukum yang diadakan oleh publik dalam bentuk pembangunan
kepentingan umum (pemerintah atau infrastruktur tergolong dalam kontrak
negara), termasuk di dalamnnya badan- komersial, karena pembangunan
badan hukum publik seperti propinsi, infrastrukstur merupakan bagian dari
daerah swapraja, kabupaten dan kontrak pengadaan barang dan jasa
sebagainya; (procrument contract).
(b) Badan hukum yang diakui oleh Dalam pengadaan barang barang atau
kekuasaan umum; jasa, pemerintah akan membingkai
(c) Badan hukum yang diperkenankan dan hubungan hukum dengan penyedia barang
yang didirikan dengan tujuan tertentu atau jasanya dalam sebuah kontrak
yang tidak bertentangan dengan pengadaan barang atau kontrak pengadaan
undang-undang atau kesusilaan. jasa. Dengan kata lain pemerintah menjadi
Dari ketiga jenis badan hukum yang salah satu pihak dalam sebuah kontrak.
disebutkan, bentuk yang ketiga ini disebut Kedudukan pemerintah dalam pergaulan
juga badan hukum dengan konstruksi hukum keperdataan tidak berbeda dengan
keperdataan. subjek hukum privat lainnya yakni orang
Selanjutnya pemerintah selaku badan maupun badan hukum, Sebagai subjek
hukum dapat melakukan tindakan perdata hukum perdata pemerintah dapat
sebagimana di tegaskan dalam pasal 1654 mengikatkan dirinya dengan pihak ketiga
BW, yang menyebutkan: dalam hal ini penyedia barang ataiu jasa.
“ Semua badan hukum yang berdiri dengan Hak dan kewajiban dari masing-masing
sah, begitu pula orang-orang swasta, pihak, sampai kepada prosedur
berkuasa untuk melakukan perbuatan- pelaksanaannya harus diatur secara jelas dan
perbuatan perdata, tanpa mengurangi dituangkan dalam bentuk kontrak.
perundang-undangan yang mengubah Kedudukan Pemerintah dalam
kekuasaan itu, membatasi atau kontrak juga tidak memiliki kedudukan yang
menundukkannya kepada tata cara istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam
tertentu”. sengketa keperdataan dengan kedudukan
Sebagai subjek hukum perdata yang sama dengan seseorang atau badan
pemerintah dapat mengikatkan dirinya hukum perdata dalam peradilan umum.
dengan pihak ketiga dalam hal ini penyedia
barang ataiu jasa. Hak dan kewajiban dari
masing-masing pihak, sampai kepada
prosedur pelaksanaannya harus diatur secara
jelas dan dituangkan dalam bentuk kontrak.
10
Jenis kontrak yang melibatkan Yohanes Sogar Simamora, Pembentukan Dan
pemerintah sebagai salah satu pihak pada Pelaksanaan Kontrak Pengadaan, Seminar
Nasional Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa
Oleh Pemerintah, Fakultas Hukum Universitas
9
Chidir Ali, Op. cit, h. 60 Airlangga, 2006, h.1.
Sarah S. Kuahaty, Pemerintah Sebagai Subjek Hukum …………………. 58
Jurnal Sasi Vol. 17 No. 3 Bulan Juli-September 2011