PENDAHULUAN
Dalam Al-Qur‘an, terdapat 6 isi pokok kandungan yang terkandung di dalamnya, salah
satunya ialah tentang sejarah – sejarah atau kisah umat masa lalu. Sejarah tersebut bukan
hanya sekedar cerita atau dongeng semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‛ibrah
(pelajaran) bagi kita umat Islam.
Sebagai seorang muslim hendaknya kita harus mengetahui kisah para nabi dan rasul
Allah SWT., salah satunya ialah nabi Harun a.s. Kita tidak hanya harus mengetahui kisah
beliau, namun kita juga perlu menjadikan kisah – kisahnya sebagai pelajaran dalam
menjalankan kehidupan sehari – hari agar senantiasa sesuai dengan petunjuk dan
keridhaan Allah SWT.
Al-Qur‘an telah banyak menggambarkan tentang kisah nabi Harun a.s. mulai dari awal
kelahiran, diutus menjadi seorang nabi, hingga peristiwa kematian-nya sendiri. Kisah –
kisah tersebut diharapkan agar menjadi contoh – contoh umat – umat yang taat kepada
Allah SWT. Dan menghindari perbuatan maksiat.
B. Rumusan Masalah
Berikut ialah rumusan masalah dari makalah ini :
1. Bagaimana latar belakang atau biografi dari Nabi Harun a.s.?
2. Bagaimana bukti kisah kenabian Nabi Harun a.s. ?
3. Bagaimana proses pengutusan Nabi Harun a.s. menjadi seorang nabi ?
4. Bagaimana wafatnya Nabi Harun a.s. ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui latar belakang atau biografi dari Nabi Harun a.s.
2. Untuk mengetahui bukti kisah kenabian Nabi Harun a.s.
3. Untuk mengetahui proses pengutusan Nabi Harun a.s. menjadi seorang nabi
4. Untuk mengetahui wafatnya Nabi Harun a.s.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Peristiwa – Peristiwa yang Dialami
Nabi Musa dan Harun hidup di negeri Mesir yang dipimpin oleh raja yang zalim dan
kejam dikenal dengan sebutan “Fir’aun,” ia memperbudak kaumnya dan menindas
mereka, bersikap sewenang-wenang di bumi, dan menjadikan penduduknya berpecah
belah, dengan menindas segolongan dari mereka dan mempekerjakan mereka dengan
kerja paksa. Mereka yang tertindas adalah bani Israil; suatu kaum yang nasab mereka
sampai kepada Nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Bani Israil menempati negeri Mesir ketika
Nabi Yusuf ‘alaihissalam menjabat sebagai menterinya.
Suatu ketika Fir’aun bermimpi, bahwa ada sebuah api yang datang dari Baitul Maqdis
lalu membakar negeri Mesir selain rumah-rumah Bani Israil. Kemudian ia meminta
peramal dan pesihir untuk mentakwilkan mimpinya itu, lalu mereka memberitahukan
bahwa akan lahir seorang anak dari kalangan Bani Israil yang akan menjadi sebab
binasanya penduduk Mesir. Maka Fir’aun merasa takut terhadap mimpi tersebut, ia pun
memerintahkan untuk menyembelih anak-anak laki-laki Bani Israil karena takut
terhadap kelahiran orang tersebut.
Fir’aun adalah seorang yang kejam dan berlaku zalim terhadap Bani Israil,
sehingga Nabi Musa dan Nabi Harun berdoa kepada Allah agar menyelamatkan
3
keduanya dari tindakan aniaya dari Fir’aun, lalu Allah Ta’ala berfirman meneguhkan
hati keduanya,
“Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku
mendengar dan melihat”.–Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan
Katakanlah, “Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah
Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami
telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan Kami) dari Tuhanmu.
Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.–
Sesungguhnya telah diwahyukan kepada Kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas
orang-orang yang mendustakan dan berpaling.” (QS. Thaahaa: 46-48).
b. Perlawanan Nabi Musa a.s. dengan Para Penyihir dan Masuk Islamnya Para Penyihir
Ketika ditunjukkan bukti-bukti itu, Fir’aun malah menuduhnya sebagai penyihir, lalu
ia meminta untuk dikumpulkan para penyihirnya dari segenap tempat untuk
melawan Musa. Kemudian para penyihir melempar tali dan tongkat, dan tali tersebut
berubah menjadi ular sehingga orang-orang takut, bahkan Nabi Musa dan Harun merasa
takut terhadapnya, lalu Alllah memberikan wahyu kepada Musa agar ia tidak takut dan
melempar tongkatnya, maka Nabi Musa dan saudaranya (Nabi Harun) tenang karena
perintah Allah itu.
Nabi Musa pun melempar tongkatnya, maka tongkat itu berubah menjadi ular yang
besar yang menelan tali para penyihir dan tongkat mereka. Ketika para penyihir melihat
apa yang ditunjukkan Nabi Musa ‘alaihissalam, maka mereka pun mengakui, bahwa itu
adalah mukjizat dari Allah dan bukan sihir. Kemudian Allah melapangkan hati mereka
4
untuk beriman kepada Allah dan membenarkan apa yang dibawa Nabi Musa
‘alaihissalam, mereka pun akhirnya hanya bersujud kepada Allah sambil menyatakan
keimanan mereka kepada Tuhan Musa dan Harun.
Beliau pun pergi ke gunung yang Beliau pernah mendapat wahyu pertama kali ketika
Beliau pulang dari Madyan ke Mesir dan pada saat itulah diturunkan kepada Beliau
kitab Taurat.
5
“Untuk mengikutiku ke gunung Sinai bersama-sama dengan orang yang beriman?
Apakah engkau sengaja melanggar perintahku?" (Qur'an surat Thaahaa 93)
Harun menjawab, “Wahai putera ibuku! Janganlah direnggut janggut dan rambut di
kepalaku! Aku sungguh takut kau akan berkata : “Kau telah memecah belah Bani
Israil, dan tak mengindahkan perkataanku lagi.” (Qur'an surat Thaahaa 94)
Beliau juga memberitahukan Nabi Musa bahwa kaumnya hampir saja membunuhnya,
maka Musa pun meninggalkannya dan pergi mendatangi Samiri; orang yang membuat
patung tersebut dan bertanya tentang alasannya, lalu Samiri memberitahukan alasannya,
kemudian Musa membakar patung itu hingga habis dan membuang ampasnya ke laut.
Kemudian Nabi Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Sesungguhnya
kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu
(sembahanmu), maka bertobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah
dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka
Allah akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang.” (Q.S. Al Baqarah: 54).
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla memberitahukan kepada Musa, bahwa Harun telah
berlepas diri dari mereka dan ia telah berusaha keras untuk menjauhkan mereka dari
menyembah patung anak sapi, maka hati Nabi Musa pun tenang karena ternyata
saudaranya tidak ikut serta dalam perbuatan dosa itu, maka Nabi Musa ‘alaihissalam
menghadapkan dirinya kepada Allah ‘Azza wa Jalla memintakan ampunan untuk
dirinya dan saudaranya. Beliau berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku
dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang
di antara para penyayang.” (Q.S. Al A’raaf: 151)
Kemudian Nabi Musa ‘alaihissalam memilih tujuh puluh orang yang terbaik dari
kalangan mereka untuk pergi bersamanya ke sebuah tempat yang ditentukan
Allah‘Azza wa Jalla. Pada saat mereka telah sampai di tempat tersebut, mereka malah
meminta untuk melihat Allah secara nyata, maka Nabi Musa marah kepada mereka
dengan keras, dan Allah menurunkan halilintar yang membinasakan mereka hingga ruh-
ruh mereka melayang. Lalu Nabi Musa ‘alaihissalam berdoa kepada Allah dan
merendahkan diri kepada-Nya meminta agar Dia memberikan rahmat kepada mereka
itu. Maka Allah mengabulkan permohonan Nabi Musa ‘alaihissalam danm Dia
menghidupkan mereka yang mati karena tersambar halilintar agar mereka bersyukur
kepada Allah ‘Azza wa Jalla karena telah menghidupkan mereka setelah matinya (lihat
Al Baqarah: 55-56).
Kemudian Nabi Musa as membawa mereka kembali kepada kaumnya dan
membacakan kitab Taurat kepada mereka serta menerangkan nasihat dan hukum-
hukum yang terkandung di dalamnya. Beliau juga mengambil perjanjian dari mereka
untuk mau mengamalkan isinya, mereka pun mau berjanji dengan terpaksa setelah
Allah mengangkat gunung di atas mereka.
6
tetapi tidak mentaati.” Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan
menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah, “Sangat jahat perbuatan
yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada
Taurat).” (QS. Al Baqarah: 93)
2. Mukjizat Nabi Harun a.s.
Ketika berbicara tentang nabi dan rasul Allah SWT. Pasti tidak lepas dari
mukjizat – mukjizat kenabian – Nya. Untuk Nabi Harun a.s. adapun mukjizatnya
seperti :
Allah SWT. telah mengkaruniakan kemampuan bahasa yang baik kepada Nabi
Harun sehingga Nabi Musa memohon kepada Allah SWT agar kakaknya tersebut
mendampinginya dalam menyampaikan ajaran-ajarannya kepada bani Israil.
Nabi Harun memiliki kemampuan berdakwah dengan gemilang.
Nabi Harun memiliki kepandaian tersendiri dalam berdakwah menyeru kepada
ajaran Allah.
3. Kisah Nabi Harun a.s. dalam Al-Qur‘an
Di dalam Al-Quran, nama Harun a.s., disebutkan sebanyak 20 kali, antara lain
seperti berikut ini.
Pada Surat Al-A'raaf (Al-A'raf) [7]: ayat 142, Firman Allah SWT :
Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga
puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi),
maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan
berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin)
kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang
membuat kerusakan".
Pada Surat Thaahaa (Thaha) [20] : ayat 25-36, Firman Allah SWT :
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku,
dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku,
teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya
kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya
Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami". Allah berfirman: "Sesungguhnya telah
diperkenankan permintaanmu, hai Musa."
Pada Surat Thaahaa (Thaha) [20] : ayat 42-50, Firman Allah SWT :
Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu
berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya
dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". Berkatalah mereka
berdua: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami
atau akan bertambah melampaui batas". Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua
khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". Maka
datanglah kamu berdua kepadanya (Firaun) dan katakanlah: "Sesungguhnya kami
berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan
7
janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan
membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan
kepada orang yang mengikuti petunjuk. Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami
bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling.
Berkata Firaun: "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa ? Musa berkata: "Tuhan
kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya,
kemudian memberinya petunjuk.
Pada Surat Thaahaa (Thaha) [20] : ayat 59-73, Firman Allah SWT :
Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan
hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik". Maka
Firaun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang.
Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan
kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan
sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. Maka mereka
berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka dan mereka merahasiakan
percakapan (mereka). Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-
benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan
hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama. Maka himpunkanlah segala daya
(sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris. dan sesungguhnya
beruntunglah oran yang menang pada hari ini. (Setelah mereka berkumpul) mereka
berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah
orang yang mula-mula melemparkan?" Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian
melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada
Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut
dalam hatinya. Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang
paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia
akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu
adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari
mana saja ia datang". Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya
berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa". Berkata Firaun:
"Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu
sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu
sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu
sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib
kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui
siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya". Mereka berkata: "Kami
sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat),
yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka
putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat
memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. Sesungguhnya kami telah beriman kepada
Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu
paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal
(azab-Nya)".
8
Pada Surat Thaahaa (Thaha) [20] : ayat 85-89, Firman Allah SWT :
Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu
tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri. Kemudian Musa kembali kepada
kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah
Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama
masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu
menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?". Mereka berkata: "Kami
sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami
disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah
melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya", kemudian Samiri
mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara,
maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". Maka
apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi
jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan
tidak (pula) kemanfaatan?
Pada Surat Thaahaa (Thaha) [20] : ayat 90-94, Firman Allah SWT :
Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku,
sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya
Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah
perintahku". Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini,
hingga Musa kembali kepada kami". Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi
kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, (sehingga) kamu tidak mengikuti aku?
Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?" Harun menjawab' "Hai
putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku;
sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah
memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku".
Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Ia ditugaskan berdakwah kepada
para Firaun Mesir dan Bani Israil di Sina, Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 20 kali di
dalam Al-Quran dan wafat di Tanah Tih. Salah satu ayat menyebutkan tentang kenabian
Nabi Harun a.s. :
َو َوہَ ۡبنَا لَ ٗہ ِم ۡن ر َّۡح َمتِن َۤا اَخَاہُ ٰہر ُۡونَ نَبِیًّا
Artinya :
“Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya,
Harun menjadi seorang nabi.” (Q.S. Maryam ayat 53 )
Harun adalah seorang Nabi yang diutus kepada bangsa Israil, bersama dengan
saudaranya Musa yang seorang Nabi juga. Kisah perjalanan Harun tak lepas dari kisah
Musa, baik dalam Al-Kitab (khususnya Perjanjian Lama) maupun dalam Al-Qur’an.
Tugas yang diemban Harun sangat berat, bersama Nabi Musa ia harus membebaskan
Bani lsrail dari penindasan. Yang harus dilawan adalah Fir’aun. Seorang penguasa Mesir
9
yang sangat kejam. Pengangkatan Harun menjadi nabi sesungguhnya atas permintaan Nabi
Musa. Ketika itu Nabi Musa memohon agar diberi seorang pendamping. Pendamping yang
akan menjadi teman seperjuangannya. Pilihannya jatuh kepada Harun, saudaranya.
Harun adalah orang yang tepat. Selain karena masih saudara, Harun juga memiliki suatu
kelebihan. Harun sangat fasih berbicara. Kata-katanya sangat runtut dan jelas.
Kemampuannya dalam berdebat bisa diandalkan. Kelebihan ini sangat dibutuhkan dalam
berdakwah.
Musa dan Harun adalah dwitunggal. Musa dan Harun sangat kompak, masing-masing
punya kelebihan. Keduanya saling melengkapi, Musa seorang yang tegas dan pemberani.
Jiwa kepemimpinannya sangat kuat Tapi, Musa kurang fasih dalam berbicara.
Saat masih kanak-kanak, Musa mengalami kecelakaan. Musa pernah memasukkan bara
api ke dalam mulutnya dan akibatnya sangat fatal, Musa tak bisa berbicara dengan jelas.
Di pihak lain, Harun kurang berbakat dalam memimpin. Sikapnya kurang tegas. Tapi, ia
sangat mahir berbicara. Harun bisa menjelaskan masalah yang pelik bisa jadi mudah.
Persoalan yang susah bisa jadi gampang. Dengan mudah, orang akan memahami
penjelasannya. Harun juga pintar berdiplomasi. Kiranya kedudukan Harun itu sangat tepat
sebagai juru bicara. la bisa meyakinkan orang dengan kata-kata. Dan berkat kefasihannya
itu dakwah bisa berjalan lancar. Dalam berbagai kesempatan, Harun selalu menjadi wakil
Nabi Musa, manakala Nabi Musa bepergian, Harunlah yang ditunjuk menjacii
penggantinya.
D. Wafatnya Nabi Harun a.s.
Di Padang Tih, bertahun – tahun hidup di sana, Nabi Musa dan Nabi Harun bertambah
lanjut. Bani Israil benar – benar dibersihkan dari orang – orang fasik, yang disebutkan
dalam doa Nabi Musa. Kemudian, lahirlah generasi baru yang Insha Allah lebih baik dari
orang – orang fasik tersebut.
Harun, seperti Musa, tidak diizinkan masuk tanah Kanaan, karena kesalahan mereka di
mata air Meriba, kota Kadesh. Setelah mereka berangkat dari Kadesh, sampailah segenap
umat Israel ke gunung Hor, di perbatasan tanah Edom. Ketika itu imam Harun naik ke
gunung Hor bersama Eleazar, putranya, dan Musa sesuai dengan titah. Musa
menanggalkan pakaian imam yang dipakai Harun dan mengenakannya kepada Eleazar.
Lalu matilah Harun di puncak gunung itu, kemudian Musa dengan Eleazar turun dari
gunung itu. Ketika segenap umat itu melihat, bahwa Harun telah mati, maka seluruh orang
Israel menangisi Harun tiga puluh hari lamanya. Harun mati pada tahun ke-40 sesudah
orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada bulan yang kelima, pada tanggal 1 bulan ke-5
(bulan Ab). Dicatat kemudian bahwa daerah tempat Harun mati dan dikuburkan disebut
"Mosera".
Nabi Harun a.s. sendiri wafat pada tahun 1408 SM di Moserot. Beliau wafat 11 bulan
sebelum Nabi Musa a.s. wafat. Setelah Nabi Musa wafat, bani Israil baru merasakan buruk
dan bodohnya perbuatan serta tingkah laku mereka kepada Nabi Musa. Karena itu, mereka
mengangkat Yusya' bin Nun sebagai Raja. Dialah yang kemudian membawa mereka
menyeberangi sungai Jordan (asy-Syari'ah) menuju kota Ariha dan tinggal di sana.
10
Setelah Harun dan Musa meninggal dunia, Bani Israel dipimpin oleh Yusya’ bin Nun.
Namun, setelah Yusya’ mati, sebagian besar dari mereka meninggalkan ajaran Taurat.
Malah, ada kalangan mereka yang mengubah hukum di dalam kitab tersebut, sehingga
menimbulkan perselisihan dan perbedaan pendapat, akhirnya menyebabkan perpecahan
Bani Israil.
11
E. KISAH NABI ZULKIFLI AS.
Basyar tinggal di negeri Syam yang saat itu dipimpin oleh seorang raja bijaksana yang
sudah sangat tua. Raja tersebut tidak memiliki keturunan. Sehingga, ia membuat
sayembara untuk mencari penggantinya sebagai seorang raja.
Raja tersebut memberikan syarat yang cukup berat untuk manusia biasa. Ia
menginginkan penggantinya kelak adalah orang yang sabar dan bertakwa kepada Allah
SWT.
Raja itu mengatakan barangsiapa yang berpuasa siang hari, beribadah malam hari, dan
sanggup tidak marah, ia akan diangkat menjadi raja.
Tidak ada seorangpun dari rakyatnya yang sanggup menjalankan syarat yang
diberikan, kecuali satu orang yang bernama Basyar.
Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa Nabi Zulkifli AS menepati janjinya
kepada Raja Syam ketika sayembara.
Pada siang hari, Nabi Zulkifli AS berpuasa, mengurus penduduk, dan beristirahat.
Beberapa riwayat mengatakan, istirahat yang dilakukan Nabi Zulkifli AS merupakan
sebuah ibadah.
Sementara itu, pada malam hari Nabi Zulkifli AS terus beribadah. Allah SWT
berfirman dalam Q.S Al-Anbiya ayat 85-86,
َّ ٰ ) َوأَ ْد َخ ْل ٰنَهُ ْم فِى َرحْ َمتِنَآ ۖ إِنَّهُم ِّمنَ ٱل85( َصبِ ِرين
)86( َصلِ ِحين َّ ٰ يس َو َذا ْٱل ِك ْف ِل ۖ ُك ٌّل ِّمنَ ٱل َ َوإِ ْس ٰ َم ِع
َ يل َوإِ ْد ِر
Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-
orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami.
Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.
Seperti kisah ayahnya, Nabi Zulkifli AS juga menerima godaan dari Iblis selama
menjadi raja. Iblis datang menemui Nabi Zulkifli AS dalam berbagai wujud salah satunya
menjadi rakyat jelata.
Baca juga:
Kisah Nabi Yusuf AS: Dibuang Saudaranya hingga Digoda Istri Majikan
Namun demikian, hal itu tidak menggoyahkan keimanan dan kesabarannya. Allah
SWT memasukkan Nabi Zulkifli AS sebagai golongan orang sabar dan paling baik.
Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya dalam Surat Shad ayat 48,
ِ ََو ْٱذ ُكرْ إِ ْس ٰ َم ِعي َل َو ْٱليَ َس َع َو َذا ْٱل ِك ْف ِل ۖ َو ُك ٌّل ِّمنَ ٱأْل َ ْخي
ار
12
Artinya: "Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang
yang paling baik."
Kenabian Zulkifli AS dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya, Tafsir al-Quran
al-'Azhim. Dalam tafsir nomor 431 menerangkan bahwa Zulkifli adalah seorang nabi.
Tidak ada seorangpun yang disebut namanya berderetan dengan nabi kecuali ia
merupakan seorang nabi.
Sementara itu, selama menjadi raja, Nabi Zulkifli AS tetap tampil sederhana. Ia adil,
bijaksana, dan memuliakan seluruh rakyatnya termasuk rakyat jelata.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa para nabi dan rasul Allah SWT. Itu adalah
manusia terpilih yang diutus untuk menyampaikan wahyu, seperti kisah Nabi Harun
a.s.yang harus membantu tugas saudaranya, Nabi Musa a.s. yang harus membebaskan
Bani Israil dari penindasan yang dilakukan oleh Fir’aun, seorang penguasa Mesir yang
sangat kejam. Karena itulah, alasan mengapa Nabi Harun a.s. diangkat menjadi seorang
nabi yang sangat fasih dalam berbicara dan saudaranya Musa yang tegas dan pemberani.
Di mana, mereka berdua harus saling melengkapi kekurangan masing – masing dalam
melawan Fir’aun. Dan dengan perjuangan yang keras serta Iman yang kuat, mereka
berhasil mengalahkan dan membebaskan Bani Israil penindasan kejam yang dilakukan
oleh Fir’aun.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dengan
menguasai ilmu agama yang Insha Allah akan mengantarkan kita ke jannah-Nya. Oleh
karena itu, kritik serta saran yang membangun saya harapkan dari para pembaca sebagai
bahan evaluasi untuk ke depannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://risalahmuslim.id/quran/maryam/19-53/
https://www.kuwaluhan.com/2018/02/kumpulan-mukjizat-nabi-harun-as-dalam.html
https://amaliyah.net/kisah-25-nabi-dan-rasul/nabi-harun/
http://satupedang.blogspot.com/2015/02/sejarah-islam-kisah-nabi-harun-as.html
http://dunia-nabi.blogspot.com/2014/11/kisah-lengkap-nabi-harun-as.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Harun
https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2014/05/kisah-nabi-harun-alaihissalam.html
15