Outlook Perekonomian 2019
Outlook Perekonomian 2019
PEREKONOMIAN
INDONESIA 2019
Medan, 01 Juli 2019
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
1. PENDAHULUAN
v) KEBIJAKAN PRIORITAS
• Kondisi Eksternal
• Proyeksi Kebijakan Prioritas • Kondisi Domestik
Pertumbuhan lingkup Kemenko • Kebijakan Percepatan
Ekonomi dan Perekonomian Ekspor
Sektoral 2019
• Kebijakan Sektoral
dalam rangka
mendorong
pertumbuhan
ekonomi
4
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR
PEREKONOMIAN GLOBAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
MODERASI DI TENGAH KETIDAKPASTIAN DUNIA
Pertumbuhan PDB (%) US$, Miliar Penerbitan Obligasi di
Perekonomian global masih dipengaruhi 200 Negara-negara Berkembang
Ekonomi 2018 2019f
oleh kebijakan dan kondisi ekonomi AS,
Dunia 3,6 3,3 160 2015 2016
Kawasan Euro dan China. Pasar keuangan 2017 2018
terdampak oleh kebijakan moneter AS AS 2,9 2,3
sementara pasar komoditas dipengaruhi 120
Kawasan Euro 1,8 1,3
oleh penurunan produksi di negara-negara
industri. Sektor perdagangan juga Jepang 0,8 1,0 80
Sahara
Latin dan
Timur-
Selatan
dan Asia
Tengah
Pasifik
Amerika
Tengah
Afrika
Timur
Sub-
Karibia
Asia
Timur
Eropa
Asia
Sumber: IMF, 2019
100
Moderasi
pertumbuhan 80
pertumbuhan
Kawasan Euro 60
dan Tiongkok
Normalisasi 40
Kebijakan Konflik
Moneter AS 20
Perdagangan
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
AS-Tiongkok
8
tahun sebelumnya) kesehatan.
Sumber : Bank Indonesia dan Nota Keuangan APBN 2019 (Kementerian Keuangan)
TANTANGAN DAN PELUANG
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR
TANTANGAN DAN PELUANG BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
P E R E KO N O M I A N I N D O N E S I A
Tantangan Perekonomian Indonesia tahun 2019 masih cukup besar dan menjadi peluang yang dapat
dimanfaatkan.
INTERNAL EKSTERNAL
Ketegangan Hubungan
2 Tingginya Impor 2 Perdagangan AS - Tiongkok
10
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN SEKTORAL 2019
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR
12
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
3.37 2 World Bank: Proyeksi harga CPO meningkat menjadi 592 $/mt
3.87 3.88
3.75
KEBIJAKAN PENDORONG
60%
40%
5 Target peningkatan rehabilitasi jaringan irigasi
20%
0% Implementasi Reforma Agria yang terdiri dari Tanah Objek Reforma
2014 2015 2016 2017 2018 6 Agraria, Perhutanan Sosial, dan Moratorium Sawit
Perikanan
Peremajaan kelapa sawit melalui Program Sawit Rakyat (PSR) yang
Kehutanan dan Penebangan Kayu 7 ditargetkan seluas 200.000 ha dan peremajaan pohon karet yang
Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian ditargetkan seluas 50.000 ha per tahun
13
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
8
Pertambangan Penerbitan izin ekspor
6 Minyak, Gas dan Proyek revitalisasi dan
konsentrat tembaga PT
Panas Bumi ekspansi kilang minyak
Pertambangan Amman dan PT Freeport
4 yang masih berjalan
Batubara dan serta nikel untuk PT
Lignit
2 Pertambangan Antam
Bijih Logam
0
2014 2015 2016 2017 2018 Stabilisasi permintaan
Moderasi lifting minyak dengan adanya optimisme
bumi menjadi 775 ribu pertumbuhan ekonomi di
PERTUMBUHAN SEKTOR PERTAMBANGAN barel/hari dari 800 ribu Jepang dan India di tahun
4
DAN PENGGALIAN barel/hari 2019
1.81
2
Persen (%)
1. Tax Allowance (pemberian fasilitasi pajak pada sektor tertentu termasuk sektor
industri pengolahan. Pengurangan PPh sebesar 30% dari nilai penanaman modal
Trend Pertumbuhan dan Proyeksi 2. Tax Holiday (pemberian fasilitasi pajak sebesar 100% dengan jangka waktu yang
Sektor Industri Pengolahan (YoY) dan Proyeksi 2019 disesuaikan dengan nilai investasi)
dalam Persen (%)
3. Operasionalisasi KEK Sei Mangkei
4. Implementasi B20 dan Pasar Baru Produk CPO : India
5. Harmonisasi PPnBM untuk Sedan dan SUV
4,77
6. Fasilitasi PPn di Kawasan Berikat (Fasilitas Pengurangan Pajak Pertambahan nilai
Petumbuhan (%)
di Kawasan Berikat)
4.64
7. Industri Berorientasi Ekspor : Penyederhanan Prosedur Ekspor (Peniadaan
Laporan Surveyor)
4.33 4.29
4.26 8. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Dasar Pembiayaan Ekspor
Nasional (RPP KDPEN)
4.27
9. Kebijakan National Interest Account (NIA) yaitu kebijakan yang terkait
2014 2015 2016 2017 2018 2019F pembiayaan, penjaminan dan asuransi kepada badan usaha baik badan usaha
yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbentuk badan hukum termasuk
perorangan yang melakukan kegiatan baik langsung maupun tidak langsung
dalam rangka mengeluarkan barang dan/atau jasa dari wilayah Negara Republik
Indonesia
10. Prospek SKDU (Triwulan I 2019 SKDU untuk Sektor Industri Penglahan
diperkirakan sebesar 2,17 persen.)
11. Implementasi Trans Pacific Petrochemical Indonesia (TPPI)
15
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor Listrik dan Gas
Pembangunan Infrastruktur Transmisi Listrik
a. Transmisi Sumatera berkapasitas 500 kV,
Trend Pertumbuhan dan Proyeksi • New Aurduri, Jambi s.d. Perawang Riau sepanjang 404 km
• Lahat, Sum-Sel s.d. Padang Sidempuan, Sum-Ut sepanjang 896 km
a. Transmisi Jawa Barat – Jawa Tengah berkapasitas 500 kV,
• Tanjung Jati s.d TX (Ungaran s.d. Pendan) sepanjang 144 Km,
Pertumbuhan (%)
16
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Daur Ulang
7.07
6 5.46 5.93 Ha
5.24
4.6 Pembangunan 48 bendungan
4 3.6 (40 lanjutan, 8 baru)
2 Waduk Karian di Lebak, Banten, rampung di tahun 2019
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019f Rehabilitasi 26 embung
• kenaikan yang dialami oleh sektor produksi • Pengelolaan Air Limbah Sebanyak 167680KK
lain akan berdampak pada peningkatan • Pembangunan SPAM berbasis masyarakat 1930Liter/Detik
permintaan di sektor ini. • Pembangunan SPAM dikawasan khusus 245Liter/Detik
17
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor Konstruksi Penurunan Suku Bunga Kredit
Suku Bunga Kredit Investasi Sektor
Trend Pertumbuhan dan Proyeksi Konstruksi (%)
11.4
8
10.9
Pertumbuhan (%)
6.8 6.82
7 6.97 10.4
Septem…
Novem…
Novem…
Septem…
Desem…
Desem…
6.36
Mei
Mei
Maret
Oktober
Maret
Oktober
Januari
Januari
Agustus
Agustus
Februari
April
Juni
Juli
Februari
April
Juni
Juli
6
6.09
2017 2018
5 5.22
Penyelesaian Jalan
Trend Pertumbuhan dan Proyeksi
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
bagian Trans-Sumatera; Trans-
dan Motor (YoY) dan Proyeksi 2019 dalam Persen (%) Jawa;
5.18 5,47
4.46
4.97
Melanjutkan upaya debottlenecking regulasi
Pertumbuhan (%)
2014 2015 2016 2017 2018 2019F Fasilitasi perdagangan untuk ekspor manufaktur
dan impor bahan baku/penolong serta bahan
modal;
8.49
8.18
Peningkatan aktivitas perdagangan melalui peningkatan
7.36 7.45 pertumbuhan pada sektor perdagangan besar dan
7.01 eceran
6.71
Perkembangan Distribusi PDB Subsektor Pertumbuhan usaha e-commerce yang didukung melalui
Sektor Transportasi dan Pergudangan (persen) Road Map e-Commerce
100%
90% Pergudangan dan Jasa
80% Penunjang Angkutan
30%
Angkutan Darat Prioritas baik infrastruktur darat, laut, maupun udara
20%
10% Angkutan Rel
0%
2014 2015 2016 2017 2018
20
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor Akomodasi Makanan dan Minuman
AKTIVITAS PENDORONG
5.66
5.39
5.17 lulusan vokasi sehingga membantu meningkatkan pendapatan yang
berimbas pada peningkatan konsumsi.
21
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
3.6 3.62
3.5 3.52
3.5
Penyelesaian
Peningkatan literasi jaringan Palapa
3.4
2014 2015 2016 2017 2018 pemanfaatan Ring paket
broadband Tengah dan Timur
6
4
2
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019p
22
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
8.58 8.93
Peningkatan target indikator keuangan perbankan, seperti
6.43 pertumbuhan kredit dan pertumbuhan dana pihak ketiga
5.47
4.68
4.17
Perkembangan Distribusi PDB Subsektor Peningkatan target indikator pasar modal, seperti
Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi (persen)
penambahan emiten baru
100%
80%
Implementasi program Strategi Nasional Keuangan
60%
Inklusif (SNKI) yang menargetkan indeks keuangan
40% inklusif sebesar 75%
20%
0%
2014 2015 2016 2017 2018 Perkembangan financial technology (fintech)
Jasa Perantara Keuangan Asuransi dan Dana Pensiun
Jasa Keuangan Lainnya Jasa Penunjang Keuangan
23
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor Real Estate
Relaksasi Loan to Value (LTV) dari BI
Trend Pertumbuhan dan Proyeksi
Pertumbuhan (%)
5
4.69
4.11 3.97 Fasilitas rumah kedua dan Fasilitas kredit rumah pertama
3.66 3.58 berikutnya pada kisaran 80 diserahkan kepada masing-masing
s.d 90 % bank (DP dapat 0%, 5%, 10%)
24
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor Jasa Perusahaan
Aktivitas Pendukung Pertumbuhan Sektor
Trend Pertumbuhan dan Proyeksi
Peningkatan Paket
Wisata akibat hari raya
9.81 8.64 dan libur panjang
8.48
7.69
Pertumbuhan (%)
8.44
7.36
Permintaan Lembaga
Survei menjelang pilkada
25
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor ADM Pemerintah, Pertahanan dan Jamsos
APBN TA 2019
Trend Pertumbuhan dan Proyeksi ▪ Peningkatan dari Rp. 2.217,3 T menjadi Rp. 2.461,1 T
▪ Target penerimaan negara RP. 2.165, 1 T (defisit Rp. 296 T ditutup
dengan pembiayaan anggaran)
Pertumbuhan (%)
7.02
5.85 Anggaran Perlindungan Sosial
4.63 ▪ Jaminan perlindungan sosial khususnya bagi 40% penduduk
3.2 termiskin meningkat dari 291.7 T menjadi Rp. 387.3 T.
2.38 2.06 ▪ Peningkatan peserta PBI JKN menuju ke 96.8 juta jiwa
▪ Perkuatan program keluarga harapan target 10juta keluarga
▪ Program bantuan pangan non-tunai
2014 2015 2016 2017 2018 2019f ▪ Program Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS)
▪ Mendorong UMKM melalui penyaluran dana bergulir, insentif
perpajakan PPh final UMKM 0,5%, dan subsidi bunga KUR 12,8 juta
• Kontribusi terhadap PDB nasional debitur lama dan 4 juta debitur baru
sebesar 3.65% pada tahun 2018.
• Porsi APBN untuk sektor ini Transfer ke Daerah dan Dana Desa
▪ Penyaluran mencapai Rp. 826.8 T
memegang peranan penting.
• Tahun 2019 APBN didorong untuk Pertahanan
lebih efektif, efisien dan produktif. ▪ Pembangunan pertahanan Pancasila
▪ Pelaksanaan pertahanan
▪ Pembangunan postur Pertahanan
▪ Kerjasama Internasional
▪ Industri pertahanan 26
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor Jasa Pendidikan
Trend Pertumbuhan dan Proyeksi
Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan vokasi
7.33 melalui standarisasi mekanisme link and match antara
Pertumbuhan (%)
27
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Penguatan tren pertumbuhan menjadi 7,68% yang sejalan dengan kebijakan peningkatan kualitas SDM
1.03
Peningkatan belanja
pemerintah untuk
kesehatan (Rp123,1
triliun)
2014 2015 2016 2017 2018
28
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Sektor Jasa Lainnya
8.73
8.08
8.01
29
KEBIJAKAN PRIORITAS
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR
Kebijakan Prioritas BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
PP.5.1. Relaksasi Daftar Negatif Investasi PP.6.1. Kebijakan Satu Peta (PKSP) PP.7.1 Penyelesaian Perundingan Perdagangan
Bebas
PP.5.2. Sistem Online Single Submission
(OSS) PP.6.2. Pengembangan Kawasan PP.7.2 Penyelesaian Sengketa Perdagangan di
Ekonomi Khusus WTO
PP.5.3. Industri Berorientasi Ekspor
PP.6.3. Penyelesaian Proyek Strategis
PP.5.4. Ease of Doing Business (EoDB) Nasional melalui KPPIP PP.7.3 Peningkatan Kerja Sama Ekonomi
Internasional
PP.5.5. Pengembangan Logistik Usulan Program Penanggulangan Bencana
NasionaL Prioritas PP.7.4 Program Joint Crediting Mechanism (JCM)
PP.6.4.
31
KEBIJAKAN PERCEPATAN EKSPOR
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN PERCEPATAN EKSPOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Guna mendukung kinerja perekonomian Indonesia 2019
5 Industri Kimia
33
KEMENTERIAN KOORDINATOR
KEBIJAKAN PERCEPATAN EKSPOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Guna mendukung kinerja perekonomian Indonesia 2019
34
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR
RINGKASAN EKSEKUTIF BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Secara historis dalam 4 tahun terakhir pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan
1 yang relatif stagnan, pada kisaran 4,29%. Pertumbuhan tertinggi selama lima tahun terakhir sebesar 4,6% pada
tahun 2014.
Secara sektoral, hal tersebut disumbang oleh pelambatan beberapa subsektor industri, antara lain : industri
2 makanan dan minuman, Barang Logam Komputer, dan Kimia.
Secara spasial, terdapat 3 (tiga) provinsi yang Industri Pengolahannya mengalami pertumbuhan di bawah
nasional sehingga memberikan konstribusi terhadap stagnasi sektor industri pengolahan, yaitu Provinsi
3 Sumatera Utara, Banten, dan Jawa Tengah. Ketiga daerah ini memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap
sektor Industri Pengolahan.
Berdasarkan hasil analisis data Survei Industri Besar Sedang (IBS), sub sektor Industri Pengolahan yang
mendominasi dan menjadi unggulan dari sisi output dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
4 ▪ Sumatera Utara : Industri Makanan dan Industri Karet.
▪ Banten : Industri Bahan Kimia, Industri Karet dan Industri Makanan
▪ Jawa Tengah : Industri Pengolahan Tembakau, Industri Makanan, Pakaian Jadi, Tekstil,
Karet, Kayu, Bahan Kimia dan Furnitur
Berdasarkan kondisi tersebut, untuk mendorong pertumbuhan industri pengolahan pada level lebih tinggi,
5 menurut hemat di dalam jangka pendek Pemerintah (Pusat dan Daerah) perlu melakukan monitoring secara
ketat kinerja industri pengolahan pada daerah dan subsektor tersebut (critical area and sector) serta
implementasi dari kebijakan yang diarahkan pada daerah dan sektor tersebut.
Dalam simulasi yang kami lakukan, apabila critical area tersebut bisa ditingkatkan sebesar 0,5% atau setara
6 satu persen kenaikan di masing-masing subsektor unggulan,industri pengelolahan dapat ditingkatkan menjadi
4,56%. Atau lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalahu sebesar 4,29%.
35
Simulasi: Peningkatan Output Industri Unggulan 1% di Sumatera Utara, KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
Banten dan Jawa Tengah Memberikan dampak Pertumbuhan Industri REPUBLIK INDONESIA
3.00
2.00
1.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
37