Anda di halaman 1dari 24

Saidun Derani : Ulama Betawi … 217

Ulama Betawi Perspektif Sejarah


Saidun Derani1

Abstrak
Ulama Betawi telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam
pembangunan bangsa melalui transmisi keilmuan Islam sejak awal islamisasi
Bandar Calapa kemudian berubah namannya menjadi Jakarta. Peranan mereka
tetap tidak berubah mengajak rakyat beriman dan menjaga moral umat.
Perubahan yang ada sebatas dalam tataran metodologi sesuai tuntutan zaman
seperti terlihat ruang kreativitas pendidikan model Betawi Corner dan Pusat Studi
Hadis. Pada abad ke-21 persoalan neolibralisme, sekulerisme, pluralisme, dan
radikalisme dari aspek pemikiran serta gerakan globalisasi berimbas kepada
masalah ekonomi, penegakan hukum, pengangguran, lapangan kerja, upah buruh,
d kualitas SDM yang rendah, dan kemiskinan. Semua itu menimpa kaum muslim
lalu berpengaruh terhadap disintegrasi bangsa.

Kata Kunci: Ulama Betawi, jaringan ulama betawi, islamisasi

Abstract
Islamic Scholar of Batavia has contributed significantly in building the nation
through Islamic knowledge, since its name as Bandar Calapa until it is changed
into Jakarta. Their main role is never changed, that is to to keep the faith and
uphold morality. The changes accoured is just only in methodological way, as an
effort to adapt their selves with new condition. It could be seen fron Batavian
Corner and the Center of Hadits Study. In 21St century, the neoliberalism,
secularism, pluralism, radicalism, and globalization has affected the economic,
law enforcement, unemployment, field of work, labor salary, and law standar
quality of human resources. All of them have afflicted the muslim world and
threaten the disintegration of a nation.

Keywords: Batavian ulama,Batavian ulama network,Islamization

1
Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
218 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

Pendahuluan Mughni, MA, Dr. M. Muchlis Hanafi,


MA, Prof. Tutty Alawiyah AS.5 Jadi
Kata persepektif berasal dari kosa kalau diterima usulan Guru Besar
kata bahasa Inggris “perspective” yang Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN)
berarti dalam track atau thariqah yang Syarif Hidayatullah Jakarta ini, maka
sebenarnya, tetap melihat ke depan, atau diperlukan perluasan pengertian ulama
pemandangan.2 Sedangkan dalam Kamus Betawi yang tidak hanya terbatas alumni
Umum Bahas Indonesia kata pandangan lembaga pendidikan tradisional non-
atau pemandangan dimaknai penge- formal sebagaimana yang didefinisikan
tahuan dan ikhtisar tentang sesuatu hal dalam karya Kiki, dkk-nya di atas, tetapi
yang sifatnya mengandung penyelidikan mencakup juga lembaga pendidikan
ke depan.3 Dari pengertian dasar ini tinggi Islam formal sehingga memiliki
dapat dipahami, bahwa kata perspektif korelasi positif dengan fakta di lapangan.
mengandung arti menelaah subyek kajian Makalah ini ingin menjawab
dengan melihat jauh ke depan perjalanan pertanyaan bagaimana ulama Betawi
atau perkembangannya. dalam perspektif sejarah. Diharapkan
Adapun ulama Betawi yang studi ini dapat menjelaskan kiprah ulama
dimaksud di sini adalah mereka, baik Betawi sejak awal proses islamisasi
putra putri Betawi keturunan Hadrami dalam rentang waktu yang cukup
maupun bukan, yang menuntut ilmu-ilmu panjang bersifat kronologis sampai abad
keagamaan Islam langsung kepada ulama ke-20. Selain itu, makalah ini ingin
tertentu atau lembaga-lembaga mengemukakan teori islamisasi Bandar
pendidikan tradisional; halaqah, Calapa, proses ulama menjadi elite sosial
madrasah, majelis taklim-majelis taklim, Betawi, dan terbentuknya jaringan ula-
pondok pesantren, yang kemudian ma Betawi berkiprah di masyarakat.
dengan penguasaan ilmu-ilmu keislaman Pertanyaan-pertanyaan inilah hemat
(kalam, fiqh, tasawuf) itu mengabdi di penulis yang perlu dijawab sehingga
masyarakat, lalu diakui sebagai ulama.4 dapat memberi keterangan memadai
Hanya timbul pertanyaan, bagaimana yang selama ini menjadi pertanyaan
dengan putra-putri Betawi alumni sebagian besar masyarakat Nusantara
perguruan tinggi Islam formal semacam tentang keislaman orang-orang Betawi.
UIN, IAIN, Alazhar, Cairo, apakah
termasuk katagori ulama? Menurut
Azyumardi Azra, mereka juga termasuk Islamisasi Bandar Calapa
ulama sejauh keilmuan Islam yang
dimiliki mumpuni, integritas akhlak Sampai sekarang (makalah ini
memenuhi standar etika moral komunitas ditulis), sekurang-kurangnya ada dua
Islam, dan berkiprah di masyarakat, teori yang menjelaskan islamisasi
seperti Syaikh Dr. Nahrawi Abdus Salam Bandar Calapa, pertama, teori Syaikh
al-Indunisi, Dr. Ahmad Luthfi Fathullah Quro, dan kedua, teori Fatahillah. Kedua
teori ini masing-masing didukung
sumber yang cukup sahih,6 baik berita
2
Echols, John M., dan Hasan Shadily, Kamus
Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1983, cet.
ke-12, hal. 426.
3
Peorwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahas 5
Azra, Azyumardi, “Ulama Betawi Dinamika
Indonesia, diolah kembali Pusat Pembinaan dan Regenerasi”, dalam Rakhmad Jailani Kiki, dkk.,
Pengemabngan Bahasa Departemen Pendidikan Genealogi Intelektual Ulama Betawi, Melacak
dan Kebudayaan, Jakarta: PN Balai Pustaka, Jaringan Ulama Betawi Awal Abad ke-19 s/d
1993, cet. ke-13, 1993, hal. 701-103. Abad ke-21, hal. xiii-xx.
4 6
Kiki, Rachmad Jailani, dkk., Genealogi Kata sahih diambil dari tradisi ilmu hadis, layak
Intelektual Ulama Betawi, Melacak Jaringan digunakan untuk rujukan hukum maupun moral
Ulama Betawi dari awal Abad 19 sampai Abad kaum Muslim. Dalam konteks sejarah, kata
21, Jakarta: JIC, 2011, hal. xviii. sahih dimaknai dengan sumber primer yang
Saidun Derani : Ulama Betawi … 219

asing maupun sumber lokal; babad, 2. Teori Fatahillah, yang dipelopori Dr.
cerita rakyat, situs, dan artifact, yang Pangeran Aria Hossein
memang banyak ditemukan para Djajadiningrat, kemudian diikuti Prof.
arkeolog di tengah-tengah masyarakat Uka Tjandrasasmita, dan Prof. Hasan
Nusantara.7 Kedua teori dimaksud Muarif Ambary.9
adalah: Teori pertama menerangkan,
1. Teori Syaikh Quro, yang dipelopori bahwa islamisasi Bandar Calapa dan
sejarahwan Universitas Padjadjaran, sekitarnya sudah ada pra-penguasaan
Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, pasukan Fatahillah, yang dalam versi
kemudian diikuti budayawan Betawi Portugis disebut Fadhilah Khan atau
Ridwan Saidi, Dr. Nasim, serta Falatehan, tahun 1527 M. Jadi, tepatnya
sejarahwan dan budayawan 100 tahun lebih awal pra kedatangan
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa pasukan Demak, Cirebon, dan Banten,
Timur, Agus Sunyoto. 8 memukul mundur tentara Kerajaan
Katholik Portugis di teluk Bandar
Calapa. Mengutip J.C. van Leur,
“Indonesian Trade and Society”,
digunakan dan dapat dpertanggungjawabkan
Suryanegara mengatakan bahwa para
secara ilmiah melalui kritik sumber.
7
Lihat Abdurahman, Dudung, Metodologi pedagang muslim sudah lalu-lalang
Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, berdatangan dari wilayah Barat, terutama
2007, selanjutnya disebut Abdurrahman; Arab, sejak abad ke-7 Masehi ke
Kartodirdjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial pelabuhan-pelabuhan Nusantara,10
dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT.
berniaga ke China dan dalam jangka
Gramedia Pustaka Utama, 1992, selanjutnya
disebut Kartodirdjo. waktu lama melahirkan komunitas-
8
Suryanegara, Ahmad Mansur, Menemukan komunitas muslim di kota-kota
Sejarah, Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, pelabuhan itu. Teori ini dapat
Bandung: Mizan, 1995, hal. 95-99, Suryanegara, menjelaskan bahwa mengapa ada
Ahmad Mansur, Api Sejarah, Buku yang akan kantong-kantong komunitas Islam di
Menubah Drastis Pandangan Anda tentang
Sejarah Indnesia, jilid I, Bandung: Salamadani, wilayah Nusantara umumnya seperti
2009, hal. 113, selanjutnya disebut Suryanegara; Patani, Malaka, Sumatera, Champa di
Nasim, Jaringan Ulama Betawi Abad ke-20 dan Vietnam (Indo China). Dalam konteks
Perannya terhadap Perkembangan Lembaga inilah kuat dugaan, bahwa muslim
Pendidikan Islam di Jakarta, Bogor: Champa karena alasan politik dan
Pascasarjana Ibnu Khladun, 2010, hal. 29;
Wawancara dengan Ridwan Saidi di Jakarta, 6 agama, menurut Coedes, peneliti Pe-
Maret 2008. Hall, D. G. E., Sejarah Asia rancis, melakukan hijrah ke Jawa
Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, t.th., hal.
179-186; Coedès, Goerge, Asia Tenggara Masa
9
Hindhu-Budha, Gramedia, 2010, hal.317-324; Djajadiningart, Hossein, Tinjauan Kritis Tentang
Sunyoto, Agus, Wali Songo, Rekonstruksi Sejarah Banten, diterjemahkan KITLV dan LIPI,
Sejarah Yang Disingkirkan, Jakarta: Jakarta: Djambatan, 1983. Dalam bentuk aslinya
Transpustaka, 2011, hal.33-65, 246-249, bahasa Belanda karya disertasi ini diterbitkan
selanjutnya disebut Sunyoto. Diceritakan tahun pada tahun 1913 di Belanda. Pangeran Aria
1441 Champa mengalami chaos dan kaum Hosein Djajadiningrat adalah anak angkat
muslim dipimpin Syaikh Hasanuddin hijrah ke Christian Snouck Hurgronje dan mendapat
Jawa. Pendapat ini diperkuat juga dengan adanya beasiswa studi doktoralnya di Universitas Leiden,
jalinan kerja sama antara kerajaan Champa Belanda, dari pemerintah kolonial Hindia
dengan kerajaan Jawa Majapahit, yang semakin Belanda. Selanjutnya disebut Djajadiningrat.
10
meningkat pada pada ke-14 M dan disebut-sebut Nusantara yang penulis maksud adalah wilayah
dalam Babad Majapahit (Jawa) mulai adanya yang didiami masyarakat apa yang sekarang
Islam di wilayah Jawa Timur itu. Pada masa ini termasuk dalam persekutuan ASEAN, yang
telah terjadi di antara kedua kerajaan hubungan umumnya pada waktu itu merupakan tempat
diplomatik dan perdagangan, lalu Raja Che persinggahan para pedagang dari Barat menuju
Nang memilih Jawa sebaga tempat suaka politik Asia Timur (China)., misalnya Patani, Champa,
dari tekanan Vietnam terhadap pusat ibu kota Sulu, Tumasik, Vietnam, Pasai, Gresik, Tuban,
Champa. Trengganu.
220 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

mencari perlindungan, yang saat itu Purwaka Caruban Nagari,13


Kerajaan Hindhu-Budha Majapahit Negarakretabhumi,14 dan sumber
masih kuat. Demikianlah, pada tahun China15 tentang Syaikh Quro terkait ke-
1412 muslim Champa ini, tiba di giatan dakwah islamiyah di Asia Teng-
Bandar Calapa dipimpin Syaikh gara berpusat di Champa, yang secara
Hasanuddin bin Yusuf Siddiq bergelar biologis masih keturunan Nabi
Syaikh Quro, dikaitkan dengan kemam- Muhammad Saw melalui putrinya
puan dan suaranya yang merdu dalam Fatimah. Karena persoalan politik di
membaca Al-Qur’an sebagai qari. negeri Indo China itu, akhirnya beliau
Persoalannya adalah siapakah mencari “tanah baru” yang dianggap
Syaikh Quro11 itu, dari mana asal usul- aman dan tenang untuk kegiatan
nya, kemudian apa corak kebera- keagamaan yang mendorongnya pindah
gamaannya dan kapan datang ke Bandar ke tanah Jawa. Selain itu sikap toleran
Calapa. Sumber-sumber sejarah lokal, (tasamuh) penguasa Majapahit yang
terutama sumber Cirebon dan Banten berkuasa pada waktu itu kepada pemeluk
tidak banyak memberikan informasi agama lain semakin memperkuat niatnya
kepada masyarakat sejarah Nusantara. melakukan rihlah keilmuan (menyebar
Kedua sumber tradisional Jawa Barat ilmu-ilmu keislaman) kepada rakyat
tersebut penekanan beritanya kepada Nusantara.
aktor sejarah seperti Syarif Hidayatullah, Keterangan di atas diperkuat karya
Fatahillah, dan Maulana Hasanuddin. Ridwan Saidi,16 “Peran Ulama Betawi
Pada sisi lain, sumber sejarah lokal dan Karya Tulisnya dari masa Revolusi
Parahiyangan Siksakandang dan Babad hingga Masa Orde Lama”17 yang
Pajajaran mencatat tentang islamisasi menyebutkan bahwa sekurang-kuran-
awal Jawa Barat dan Bandar Calapa gnya telah ada sekelompok orang di
dengan tokoh Syaikh Quro. wilayah pelabuhan Kerajaan Hindhu-
Sejauh ini keterangan yang Budha Pajajaran, Bandar Calapa,18
diberikan Carita Ratu Cirebon Girang,
Japura dan Singapura12, Carita Provinsi Jawa Barat “ SRI BADUGA”, 1999, hal.
102.
11 13
Baca Derani, Saidun, Maulana Hasanuddin Atja, Carita Purwaka Caruban Nagari :Karya
Peletak Dasar Kerajaan Islam Banten Bercorak Sastra Sebagai Sumber Pengetahuan Sejarah,
Islam, Jakarta: Fakultas Adab IAIN Syarif Bandung: Proyek Permusiuman Jawa Barat,
Hidayatulah Jakarta, 1988. Penulis menemukan 1986, hal. 31.
14
ada beberapa tempat Islam awal di Jawa Barat, Sunyoto, Wali Songo, Rekonstruksi Sejarah
seperti Karawang, pusat pendidikan yang Yang Disingkirkan, hal. 57-59.
15
dibangun Syaikh Quro, di Kerajaan Galuh yang Yuanzhi, Kong, Cheng Ho Muslim Tionghoa,
dikenal dengan Haji Purwa, lalu Syaikh Kahfi di Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta:
Cirebon, yang kemudian berkembang menjadi Yayasan Obor Indonesia, 2011; Suryadinata,
kekuatan politik di Kesultanan Islam Cirebon, Leo, (ed.), Laksamana Cheng Ho dan Asia
Banten, dan Jayakarta. Karena pertimbangan Tenggara, Jakarta: LP3ES, 2007.
16
keamanan, Syaikh Hasanuddin berlabuh Ridwan Saidi sekarang dikenal sebagai
pelabuhan Karawang, yang waktu tu masih budayawan Betawi. Mantan Ketua Umum
termasuk wilayah Kerajaan Pajajaran. Dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Indonesia
sinilah beliau memperkenalkan Islam secara ini suka “nyeleneh” atau bisa juga kritis
damai dan persuasif, yang dianggap Islam Betawi barangkali adalah sejarahwan non-profesional
pertama di Jakarta dan sekitarnya. Lihat Ekadjati, yang menghasilkan beberapa karya tulis terkait
Edi S., “Penyebaran Agamma Islam di Jawa dengan rakyat Betawi, salah satunya “Sejarah
Barat” dalam Sejarah Jawa barat di Masa Pra- Jakarta dan Peradaban Melayu Betawi” tahun
Sejarah Hingga Masa Penyebaran Agama Islam, 2010.
17
Bandung: Proyek Penunjang Peningkatan Makalah disampaikan pada Seminar
Kebudayaan Nasional Provinsi Jawa Barat, 1975, “Geneakologi Intelektual Ulama Betawi” 27 Mei
hal. 87, selanjutnya disebut Ekadjati. 2007, di Jakarta Islamiic Center (JIC)
12
Mulyati, Sri, Carita Ratu Cirebon Girang, diselenggarakan MUI Provinsi DKI Jakarta.
18
Japura dan Singapura, Transliter dan terjemahan Mengenai nama Jakarta yang bermetamorfosa
disertai kajian teks, Bandung : Museum Negeri dari Bandar Calapa, Jayakarta, dan Batavia,
Saidun Derani : Ulama Betawi … 221

melakukan usaha-usaha untuk mengajak sudah diperkenalkan di Bandar Calapa,22


masyarakat kepada Tuhan Yang Maha di mana masa itu sebagai pelabuhan
Esa, Yang Tungggal, penuh kelimpahan niaga (internasional) paling penting
kasih sayang, diidentifikasi sebagai Kerajaan Hindhu-Budha Pajajaran. Tim-
ulama, apakah pria maupun perempuan, bul pertanyaan, bagaimana metoda
memiliki pengetahun agama yang dalam dakwahnya sehingga dapat diterima dan
berbagai bentuknya, melayani kebutuhan tidak menimbulkan resistensi (penola-
spiritual umat,19 untuk membedakan kan) rakyat setempat.
dengan kepercayaan masyarakat setem- Jangan dibayangkan usaha dakwah
pat yang lebih menekankan kepada aspek islamiyah yang dilakukan perintis awal
ekspresi ketuhanan dalam bentuk simbol- di wilayah Kerajaan Hindhu Budha
simbol bersifat duniawi.20 Dengan Pajajaran ini sebagaimana yang ada
mengutip sumber lokal, Carios sekarang bersifat terorganisir.23 Untuk
Parahiyangan, Ridwan Saidi menduga menghindarkan konflik (resistensi)
bahwa ulama itu adalah Syaikh dengan penduduk setempat dakwah
Hasanuddin, yang lebih dikenal dengan dilakukan dengan cara-cara persuasif.
Syaikh Quro karena dikaitkan dengan Barangkali sumber Babad Cirebon ini
keahliannya di bidang tilawah al- dapat memberikan informasi bagaimana
Qur’an.21 Dalam konteks ini, argumen cara dakwah Islam awal di Nusantara.
teori pertama bisa dipahami bahwa Islam Dikatakan bahwa Ki M. A. Machfoed
menukil naskah milik Aki Mad Rais,
menceritakan:
lengkapnya dapat dibaca dalam Derani, Saidun,
Datanglah suatu hari, dengan
Kesultanan Jayakarta, Sejarah Sosial Politik,
Edisi Revisi, Jakarta: Adabia Pres, 2012, hal. 93- lampah bertatakrama hormatnya,
100, selanjutnya disebut Derani. Lihat juga Alwi seorang saudagar muslim asing
Shahab, Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia, dengan seorang pembantunya
“Jenderal Coen, Batavia, Dan Belanda Mabuk”,
Jakarta: Buku Republika, Februari, 2013, hal. 19-
22
20, selanjutnya disebut Shahab. Uraian cukup Deskripsi Bandar Calapa sebagai pelabuhan
panjang detail masalah ini dapat dilihat dalam dagang internasional yang paling penting bagi
Djajadiningrat, P.A. Hoessein, “Hari Lahirnya Kerajaan Pajajaran, dapat dibaca dalam
Djajakarta” dalam Bahasa dan Budaya, Majalah Tjandrasasmita, Tjandrasasmita, Uka, Arkeologi
Ilmiah Populer, Thn V, No.1, Oktober 1956, Islam Nusantara, Jakarta: Kepustakaan Populer
Lembaga Bahasa dan Budaja Fakultas Sastra UI, Gramedia, 2009, hal. 138-141, selanjutnya
Jakarta, hal. 3-11. Selanjutnya disebut disebut Tjandrasasmita. Baca juga Marwati
Jajadiningrat. Joened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto,
19
Bruinessen, Martin van, “Ulama dan Politik di Sejarah Nasional Indonesia, jilid II, Jakarta: PN
Indonesia”, Rakyat Kecil, Islam dan Politik, Balai Pustaka, 1984, hal. 368-376.
23
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, April Sejauh yang penulis ketahui ada beberapa ormas
1999, cet. ke-2, hal. 180. Selanjutnya disebut Islam, antara lain Persyarikatan Muhammadiyah,
Bruinessen. Nahdhatul Ulama (NU), dan Dewan Dakwah
20
Kepercayaan masyarakat Nusantara pra Islam Islam Indonesia (DDII) menyiapkan da’i khusus
terutama di Jawa menekankan aspek ritual dalam untuk masyarakat yang belum “Esa”, sebuah
bentuk sesembahan kepada Tuhan yang masyarakat yang perlu dibina dalam pengertian
diidentifikasi antropolog Barat, Taylor sebagai masih beragama politisme. Konsep agama
kepercayaan animisme dan dinamisme, yang mainstream ini terkadang dikritik tajam para
menurut Sunyoto pemberian nama kepercayaan penggiat paham pluralisme atas nama HAM,
itu merupakan suatu kesalahan yang sangat fatal yang dianggap diskriminatif dan dalam konteks
karena melihatnya dengan kaca mata dan cita ini ada keterlibatan negara di dalamnya. Lihat
rasa manusia Barat yang sekuler. Saidi, Anas, (ed.), Menekuk Agama, Membangun
21
Makalah disampaikan pada Seminar Tahta, Kebijakan Agama Orde Baru, sub-bab
“Geneakologi Intelektual Ulama Betawi”, hal. 2. “Agama Sebagai Variabel Sosial”, Depok:
Pendapat ini didukung sejarahwan dan Desantara, Juli 2004, hal. 23-25. Selanjutnya
budayawan Brawijaya, Agus Sunyoto. Lihat disebut Saidi. Qodir, Zuly, Sosiologi Agama,
Sunyoto, Agus, Wali Songo, Rekonstruksi Esai-Esai Agama di Ruang Publik, Yogyakarta:
Sejarah Islamisasi Jawa, Jakarta: Transpustaka, Pustaka Pelajar, 2009, hal. 101-106, dan hal. 227-
2011, hal.33-65, 246-249. 257.
222 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

bangsa pribumi memikul barang- sembah. Lebih heran lagi mereka


barang dagangannya sowan di melihat cara wuduk dan solat
pendopo Adipati Gebang yang saudagar Muslim dan
baru selesai urusan dinas pembantunya itu. Terjadi dialog
meneruskan istirahat bersama yang cukup panjang, yang semua
permaisuri dan para gadisnya itu dijawabnya dengan arif dan
diikuti Patih dan para Kuwu bijaksana. Singkat cerita, setahun
terdekat. Diterimanya pisowan kemudian, Adipati Gebang dan
saudagar itu. Diperiksanya para pengikutnya memeluk
bersama hadirin barang-barang agama Islam atas kesadaran
dagangan itu yang serba indah, sendiri.24
dan terdengar masalah tawar
menawar. Karena waktu sudah Cara-cara dakwah yang bersifat
masuk agak jauh lewat tengah persuasif ini, dalam kasus islamisasi
hari, maka saudagar itu tampak Nusantara, sudah diakui penulis asing
berulang kali melepaskan maupun para peneliti muslim Asia
pandangan mata ke luar Tenggara sendiri. Salah satu penulis
pendopo. Melihat hal ini, Adipati asing itu adalah Thomas Walker Arnold
Gebang curiga kemudian (w. 1930) berkebangsaan Inggris, teman
bertanya; apa maksud perbuatan baik filosof muslim abad ke-20 kelahiran
itu, yang kemudian dijawab Pakistan, Sir Muhammad Iqbal (w. 1938
dengan takzimnya bahwa hanya M), dalam bukunya “Sejarah Dakwah
ingin mengamati bayang-bayang Islam”25 yang terdiri dari 13 bab,
pohon di halaman sekitar menyimpulkan bahwa keberhasilan
pendopo untuk mengetahui islamisasi Nusantara karena faktor
apakah belum terlambat waktu individu muballigh tanpa lembaga
solat zuhur menghadap Tuhan. khusus dakwah sebagaimana pada agama
Akhirnya saudagar itu diizinkan Nasrani sehingga kedalaman
solat di bawah pohon di samping pengetahuan keislaman dan kehatian-
halaman pendopo. Kantong hatian menjadi ciri utamanya di tengah-
padat berisi uang dengan semua tengah masyarakat. Selain faktor
barang dagangannya yang serba individu, Arnold menyebutkan bahwa
emas dan kain dari sutera alam, kesederhanaan doktrin syahadat ikut
laken dan kampar ditinggalkan memberi andil terhadap gerakan massif
begitu saja berserakan. Ada yang rakyat masuk Islam.
masih di lantai dan ada yang Peneliti muslim Indonesia, Alwi
masih di tangan para Shihab,26 dalam karyanya “Islam
peminatnya. Sikap saudagar
Muslim yang demikian itu, cukup
mengherankan bagi hadirin
karena tidak mengerti. Adipati 24
Machfoed, M. A., Filsafat dakwah: Ilmu
menegurnya, tetapi dijawabnya Dakwah dan Penerapannya, Jakarta: Bulan
dengan senyum hormat; tak Bintang, 1975, hal.187-190. Selanjutnya disebut
Machfoed.
mengapa sebab harta dan jiwa 25
Arnold, Thomas Walker., The Preaching of
kita masing-masing, kapan dan di Islam (Sejarah Dakwah Islam), terj. A. Nawawi
mana saja, dijaga ketat para Rambe, Jakarta: Widjaya Jakarta, 1981, cet. ke-2,
Malaikat yang ditugaskan Allah, khusus bab 12 “Dakwah Islam di Indonesia dan
Tuhan kita sejak dulu, untuk Malaysia”, hal. 317-354. Selanjutnya disebut
Arnold.
selama hayat dikandung badan, 26
Shihab, Alwi, Islam Sufistik, Islam Pertama dan
yang seterusnya kami sembah, Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, diberi
dan kini sekali lagi hendak kami pengantar KH. Abdurrahman wahid, Bandung,
Mizan, April 2001. Selanjutnya disebut Shihab.
Saidun Derani : Ulama Betawi … 223

Sufistik” dan Agus Sanyoto,27 “Wali 1522 oleh Henrique Leme, wakil
Songo” mengakui hal ini. Shihab meng- Portugis di Dunia Timur utusan
inisiasi kepada muballigh sufi yang Gubernur Malaka Jorge d’Alburqueque
begitu toleran dalam doktrin Islamnya dengan Raja Pajajaran, Ratu Prabu Siam.
yang dapat begitu mudah berinteraksi Isi perjanjian itu adalah:
dengan budaya dan kepercayaan lokal
sehingga kedatangan Islam bukan 1. Portugis dapat mendirikan benteng di
dianggap sebagai ancaman bahkan Bandar Calapa,
diyakini mempertinggi sikap laku dan 2. Raja akan memberikan lada sebanyak
perenungan tentang kosmos ketuhanan Portugis perlukan, sebagai barter
yang sudah ada. Hal yang sama Sunyoto barang-barang kebutuhan Pajajaran.
temukan juga bagaimana para muballigh 3. Portugis wajib membantu Pajajaran
menyampaikan Islam tanpa harus dari serangan Demak atau lainnya.
berkonflik dengan kepercayaan rakyat 4. Sebagai rasa persahabatan, raja
setempat. Dalam konteks ini, para menghadiahkan 1000 karung (35
muballigh itu selain sangat menguasai sentener) lada setiap tahun kepada
ilmu-ilmu keislaman tetapi juga Portugis.30
memahami jiwa masyarakat yang Yang menjadi masalah adalah
menjadi sasaran dakwahnya. Demi- salah satu point isi perjanjian itu adalah
kianlah, general teory islamisasi (akan) menghancurkan eksisitensi
Nusantara bersifat persuasif ini dapat Demak sebagai sebuah kekuatan sosial
dibenarkan dan bukti-bukti itu masih politik. Entry point inilah mendorong
terlihat dalam budaya Islam pondok Demak mengambil langkah berperang.
pesantren sebagai kelanjutan budaya Dalam konteks ini bisa dipahami
Islam Nusantara yang telah diletakkan mengapa gabungan tentara Demak,
ulama penyebar Islam awal dasar- Cirebon, dan Banten dipimpin Fatahillah,
dasarnya berdamai dengan budaya lokal. asal Aceh dan menantu Trenggono, 22
Teori Fatahilah menerangkan Juni 1527 menghancurkan kapal-kapal
bahwa Islam baru diperkenalkan di perang Kerajaan Katolik Portugis di
Bandar Calapa setelah kekuasaan politik Bandar Calapa,31 yang sebelumnya
Islam berkuasa (eksis) di sini.28 Kisah ini sudah mengisolir eksistensi Kerajaan
berawal dari kerja sama Kerajaan Hindhu-Budha Pajajaran dengan
Hindhu-Budha Pajajaran dengan
Kerajaan Katholik Portugis berpusat di 30
Ambary, Hasan Muarif, dkk. (ed.), Sejarah
Malaka,29 ditandatangani 21 Agustus Kerajaan Banten dan Pemerintahan Serang dari
Masa ke Masa, Naskah, (naskah), Serang:
Panitia Hari Jadi Pemda Serang, tp.thn., hal. 8.
27
Sanyoto, Agus, Wali Songo, Rekonstruksi Lihat juga Djajadiningart, Tinjauan Kritis
Sejarah Yang Disingkirkan, dberi pengantar Prof. Tentang Sejarah Banten, hal. 79-80.
31
KH. Said Aqil Siraj, Jakarta: Transpustaka, Prof. Amirul Hadi menyimpulkan, bahwa
November 2011. Selanjutnya disebut Sanyoto. tentara-tentara Kerajaan Katholik Portugis terlalu
28
Djajadiningrat, Tinjauan Kritis Tentang Sejarah percaya diri karena telah berhasil menghancurkan
Banten, hal. 85. kekuatan Islam di Malaka, maka mereka pun
29
Banyak faktor Portugis berhasil menguasai dapat dengan juga berkuasa di Jawa melalui MoU
Malaka 29 Mei 1511, akhlak dan wawasan dengan Raja Hundhu-Budha Pajajaran ini. Faktor
kenegaraannya raja lemah, meninggalnya kepercayaan yang berlebhan inilah yang
Laksamana Hang Tuah, intrik politik, konflik menguburkan mereka di teluk Jakarta. Lihat
dengan negara-negara tetangga, seperti Aceh, Hadi, Amirul, “Pendudukan Portugis atas Malaka
Kelantan, dan Barus. Lihat Adil, Buyong, dan Kebangkitan Aceh”, Aceh, Sejarah, Budaya,
Sejarah Malaka dalam Zaman Kerajaan Melayu, dan Tradisi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Indonesia, 2010, hal. 1-11, selanjutnya disebut
1973, hal. 53-87; Sutrisno Kutoyo dan Mardanus Hadi. Uraian tentang sepak terjang kebijakan
Sofwan, Sultan Hasanuddin, Riwayat Hidup dan Portugis di Dunia Timur banyak dielaborasi dari
Perjuangannya, Jakarta: Mutiara, 1974, hal. 17, karya ini, sungguhpun ada beberapa tambahan
selanjutnya disebut Adil. dari sumber lain.
224 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

menguasai wilayah pantai utara Jawa 1492, maka pada tahun yang sama
Barat. diawali ekspedisi Christopher Columbus
Selain itu mengapa Portugis ke arah barat mendarat di Benua
gagal menanamkan kekuasaan sosial Amerika dan Portugis ke Dunia Timur,34
politiknya di Jawa karena ketidak- Afrika, India, dan terus ke Nusantara
mampuan memahami konflik politik di diekspresikan dalam bentuk penguasaan
Jawa atas dasar dorongan agama. Sebab propertinya, yang dibutuhkan bangsa
itu Portugis mau bekerja sama dengan Eropa misalnya rempah-rempah.35
Pajajaran karena faktor ini sangat Kesimpulan Prof. Amirul Hadi bahwa
penting dalam kebijakan politiknya petualangan Portugis di Dunia Timur
dalam konteks menghancurkan Islam. sangat kuat terkait dengan motif Gold
Menurut Bernard H.M. Vlekke, cara dan Glory, terutama God.36 Keterangan
pandang Portugis ini salah. Karena Hadi di atas diperkuat penjelasan Prof.
melihat kasus yang terjadi di Eropa Azyumardi Azra bahwa konflik-konflik
Selatan atau di negerinya disamakan kaum Nasrani dan Muslim yang
dengan di Jawa. Pada hal tidak demikian puncaknya pada abad ke-19 penguasaan
penguasa-penguasa Jawa memandang Barat terhadap Dunia Timur bersumber
konflik yang terjadi di antara mereka.32 dari latarbelakang teologi dan historis.37
Dengan demikian, Portugis gagal Menurut Azra, bahwa dari aspek teologi
memaknai perpecahan yang terjadi di Islam adalah bid’ah (penyimpangan)
kalangan elite Nusantara khusus di pulau agama Kristen dan karena itu harus
Jawa, yang berakibat pula salah “digembalakan” ke Tuhan Yesus. Dalam
mengambil kebijakan politik. konteks digembalaan ke haribaan Tuhan
Pertanyaan sebagian besar Yesus inilah muncul konflik, yang
masyarakat sejarawan Indonesia dan
34
umumnya Nusantara adalah mengapa Dunia Timur yang dimaksud adalah daerah-
Portugis terlibat aliansi meliter begitu daerah yang dilalui garis Katulistiwa dan
jauh dan jelas ditujukan kepada Islam mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti
Afrika Utara, Asia (Barat, Selatan, dan
sebagai kekuatan sosial politik, yang Tenggara). Yang pertama memakai istilah ini
baru muncul di Nusantara. Kisah ini adalah para ahli (apakah dari Timur atau Barat)
kalau dirunut ke belakang bersumber untuk objek kajian dalam konteks kepentingan
kepada pengalaman panjang hubungan kolonialisme. Lihat Harun Nasution “Sekapur
Islam dan Kristen di Andalusia selama Sirih” dalam Gustave E.von Grunebaum, (ed.),
Islam Kesatuan dalam Keragaman, Jakarta:
800 tahun (711-1492 M) di bawah Yayasan Pengkhidmatan, 1983, hal. xv-xix.
pemerintahan Islam dan abad 10-13 Ahmad Mansur Suryanegara malahan
Masehi dalam Perang Salib (1095- menyebutkan bahwa kedatangan bangsa Barat ke
1299) serta penguasaan Turki Usmani Timur, terutama bangsa Katholik Portugis
terhadap ibu kota Kerajaan Katholik dengan mengutip Prof. J. M. Remein dalam
bukunya “Aera Eropa” bukan berdagang apalagi
Timur Konstantinopel 29 Mei 1453 M mencari persahabatan dengan bangsa-bangsa
menyimpan “bara sejarah”.33 Lalu, Timur, melainkan tujuan kedatangannya untuk
kekuatan sosial politik Islam di Spanyol merampok. Lihat Suryanegara, Menemukan
diganti penguasa Katholik 2 Januari Sejarah, hal. 121.
35
Jack Tyrner, Sejarah Rempah, Dari Erotisme
sampai Inperialisme, (Spice, The History of A
32
Vlekke, “Muslim dan Portugis”, Bab IV, Temptation), terj. Julia Absari, Jakarta:
Sejarah Nusantara, hal. 109. Komunitas Bambu, 2011.
33
Baca Goddard, Hugh, Sejarah Perjumpaan Islam 36
Hadi, Amirul, “Pendudukan Portugis atas
dan Kristen, Titik Temu dan Seteru Dua Malaka dan Kebangkitan Aceh”, Aceh Sejarah,
Komunitas Agama Terbesar Dunia, Jakarta: PT. Budaya, dan Tradisi, hal. 3-4. Bandingkan
Serambi Ilmu Semesta, Januari 2013, selanjutnya dengan studi Prof, Ahmad Mansur Suryanegara,
disebut Goddard. Azra, Azyumardi, Pergolakan Menemukan Sejarah, Wacana Pergerakan Islam,
Politik Islam, sub bab “Citra Barat tentang Islam: hal. 120-124 pada catatan kaki nomor 42.
Keberlanjutan dan Perubahan”, Jakarta: 37
Azra, Azyumardi, Pergolakan Politik Islam,
Paramadina, Mei 1996, hal. 195-210. hal. 195-210, hal. 211-227, hal. 229-243.
Saidun Derani : Ulama Betawi … 225

terkadang konflik itu berdarah-darah 1415 dipimpin Pangeran Henry. Prestasi


ketika masuk kepentingan politik dan ini dianggap “tahap awal ekspansi
ekonomi di dalamnya yang dibungkus bangsa Eropa ke seluruh dunia.”42
atas nama Tuhan. Jadilah rumpun agama Sukses berikutnya diikuti Vasco da
Ibrahimi ini saling bunuh dan saling Gama berdasarkan keterangan Bato-
fitnah yang sampai sekarang masih lomeu Dias mengenai pelayarannya ke
terlihat jelas dalam kasus penghancuran kawasan paling selatan Afrika.43 Dia
Negara Irak atas nama keadilan Barat berhasil sampai di Calicut (India) dan
dipimpin Amerika tahun 2003 membuka pusat perdagangan di sana
dikomando oleh George W. Bush Jr atas tahun 1497 dan lima tahun kemudian
nama “Perang Salib”. (1502) ditaklukkannya.44 Tahun berikut-
Argumen ini diperkuat Bernard nya dilanjutkan Alfonso de Albuquerque
H. M. Vlekke, Guru Besar Sejarah Timur datang ke India dan akhirnya ditunjuk
Leiden, Belanda, yang menyebutkan sebagai Gubernur Jenderal yang
bahwa motif utama kedatangan Portugis menaklukkan Goa tahun 1510 sebagai
ke Nusantara adalah yang utama bukan pangkalan Portugis di India. Dari India,
kepentingan rempah-rempah yang Portugis menduduki Malaka 29 Mei
memang merupakan sumber peng- 1511.45 Prestasi gemilang yang diraih
hasilannya di kepulauan Timur Nusan- Portugal menguasai dua benua dalam
tara, tetapi motif semangat Perang satu abad memunculkan pertanyaan
Salib.38 Hal ini sangat berhubungan besar, bagaimana negeri kecil ini mampu
dengan berabad-abad Portugis berperang melakukan itu dalam waktu relatif
dengan orang “Moor”39 di negeri singkat.
mereka. Dan pasca keberhasilan me- Dalam berbagai diskusi46
ngusir orang-orang “Moor” dari bumi disimpulkan bahwa pada abad 16 M
Iberia, kemudian diteruskan melakukan kekuatan sosial politik Islam mengalami
serangan ofensif ke Afrika Utara. Bagi disintegrasi karena faktor konflik
Portugis di mana pun menemukan orang- internal sesama. Hal ini juga ikut
orang Islam adalah musuh yang patut memberi sumbangan terbesar
dilenyapkan dari muka bumi.40 kebangkitan Eropa Barat yang
Sebenarnya Kerajaan Katholik puncaknya terjadi pada awal abad 20
Portugis adalah sebuah negeri kecil dan menguasai hampir semua teritorial Dunia
lemah dari segi ekonomi tetapi mampu Timur. Dalam konteks inilah memahami
menjelajahi dunia dalam waktu singkat. kritik tokoh Islam Indonesia, Dr.
Prestasi ini didorong kebutuhan yang
besar terhadap emas dan perak di Eropa
42
ketika itu, baik untuk permintaan pasar C.R. Boxer, Four Cennturies of Portuguese
maupun memenuhi ambisi istana. Hal Expansion, 1415-1825: A Succinct Survey,
Berkeley and Los Angeles: University of
inilah menjadi faktor ekspansi Eropa California Press, 1969, hal. 5.
pertama,41 diawali menaklukkan Ceuta 43
Edgar Prestage, The Portuguese Pioneers,
terletak di barat laut Afrika Utara tahun London: Adam & Charles Black, 1966, hal.222-
6.
44
Edgar Prestage, The Portuguese Pioneers, hal.
38
Vlekke, Bernard H.M., “Muslim dan Portugis”, 248-269; C.R. Boxer, Four Cennturies, hal. 12-
Bab IV, Sejarah Nusantara., Jakarta: KPG, 2010, 14; G.R. Crone, The Discovery of the East,
cet. Ke-5, hal. 97, selanjutnya disebut Vlekke. London: Hamisih Hamilton, 1972, hal. 27-39.
39 45
Istilah yang dilekatkan kepada kaum Musim di G.R. Crone, The Discovery of the East, hal. 46-
Spanyol di bawah penguasa Katholik dalam 54.
46
konteks merendahkan harkat dan martabat, Diskusi dimaksud adalah kuliah-kuiah kelas
termasuk status sosialnya di masyarakat. Islam Asia Tenggara yang penulis asuh diikuti
40
Vlekke, “Muslim dan Portugis”, Bab IV, mahasiswa dengan berbagai latar belakang aliran
Sejarah Nusantara, hal. 107-108. keislaman pada Departemen Sejarah dan
41
P. Moon, Imperialism and World Politics, New Kebudayaan Islam pada Fakultas Adab dan
York: The Macmillan Company, 1964, hal. 9. Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
226 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

Mohammad Natsir, tentang dunia Islam, menyebutkan bahwa umumnya kaum


bahwa kondisi umatnya “ibarat buih bangsawan Eropa memiliki semangat
yang diterbangkan angin”.47 Crusaded dan jiwa petualangan.51 Dalam
Memang fakta lapangan konteks inilah Hadi menegaskan bahwa
menunjukkan bahwa ada beberapa faktor betapa besar komitmen keagaman bangsa
dibalik kesuksesan Portugis itu; Portugis, sehingga Pangeran Henry
kemajuan teknologi navigasi, konstruksi sendiri terlibat aktif dalam gerakan
kapal untuk tujuan-tujuan dagang dan missionaris Kristen.52 Demikianlah,
perang, serta teknologi senjata.48 Selain “maju-mundurnya kegiatan missionaris
itu juga faktor lebih penting adalah Kristen di Timur berhasil atau gagal
agama dan niaga, yang kedua hal ini sangat bergantung kepada para pendiri
dianggap kunci sukses ekspansi Portugis. kerajaan.”53 Kebijakan sosial dan
Penaklukkan Ceuta, mayoritas pendudu- keagamaan bangsa Portugis ini dikenal
knya muslim, misalnya, dimotivasi dengan istilah Parado “perang yang
semangat Crusade dan Trading. Dalam tidak mengenal belas-kasihan melawan
konteks ini J.H. Parry mengatakan: orang-orang Islam dan sikap bersahabat
Ceuta menawarkan beberapa serta toleran terhadap penyembah
keuntungan sebagai sebuah berhala.”54 Dikatakan Amirul Hadi
pangkalan untuk masuk ke wilayah bahwa hubungan antara kolonialisme
Maroko, atau menyerang Portugis dengan agama Katholik,
Giblartar, benteng lain milik kaum mengutip Laurence A. Noonan sebagai
Muslim di kawasan barat berikut:
Mediterania selain dibutuhkan Hampir tidak ada sejarawan yang
bagi eksplorasi dan perniagaan menyangkal bahwa agama
yang sistematis di Afrika. Dengan memainkan peran yang sangat
pendudukan Ceuta, ini artinya signifikan dalam perkembangan
bahwa gerak Perang Salib (1095- kolonialisme bangsa Portugis;
1299 M) memasuki fase modern di kemana saja mereka pergi,
mana perang terhadap Islam pendeta-pendeta mereka ikut
dimaknai dengan penyebaran serta; di mana saja mereka
agama Kristen, perniagaan dan tinggal, gereja bermunculan
senjata bangsa Eropa ke penjuru bersama dengan benteng dan
dunia.49 pusat perniagaan; dan membawa
Menyatunya unsur “perang suci” penduduk pribumi ke dalam
dan “niaga” bukan karakteristik ekspansi Kristen merupakan sebuah
Portugis saja,50 karena negara-negara kebahagiaan yang dirasakan para
Eropa lainya seperti Spanyol, misalnya pedagang dan juga pendeta.55
melakukan hal yang sama. Perry
Sukses menduduki Goa pada tahun
47
Natsir, Mohammad, Kebudayaan Islam dalam
1510, Albuquerque 2 Mei 1511
Perspektif Sejarah, Jakarta: Girimukti Pasaka, meninggalkan Cochin ke Malaka dengan
1988, hal. 280-282. Praktinya, A.W., (ed.), Pesan 18 kapal membawa 800 orang Portugis
Perjuangan Seorang Bapak, Percakapan antar
Generasi, Jakarta: Dewan Dakwah Islam
Indonesia dan Laboratarium Dakwah, 1989.
48 51
J.H. Parry, The Establishment of the European J.H. Parry, The Establishment, hal. 10-11.
Hegemony, 1415-1715, New York and Evanston: 52
Hadi, “Pendudukan Portugis atas Malaka dan
Harper Torchbooks, 1966, hal. 13-25. Kebangkitan Aceh”, hal. 4.
49 53
J.H. Parry, The Establishment, hal. 10-11. Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol.
50
C.R. Boxer, Four Cennturies of Portuguese I, Book I, hal. 229.
54
Expansion, hal. 5-6; Donald F. Lach, Asia of the Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol.
Making Europe, Vol. I, Book I, Chicago and I, Book I, hal. 233.
London: The Universiity of Chicago Press, 1965, 55
Lihat Hadi, “Pendudukan Portugis atas
hal. 50-52. Malaka, hal. 4.
Saidun Derani : Ulama Betawi … 227

dan 600 Malabar56 yang sebelumnya Jesuit pertama didirikan di Malaka pada
sudah dirintis Diogo Lopez de Sequeria tahun 1549 dan 9 tahun kemudian
11 september 1509. Setelah menguasai Malaka menjadi sebuah kota keus-
Malaka, Albuquerque kembali ke Goa kupan.60 Di sini terlihat jelas upaya
Desember 1511 dengan empat kapal serius Portugal menjalankan missi suci
layar. Diberitakan bahwa kapal-kapal ini yang tidak hanya mengkristenkan
dipenuhi berbagai jenis barang rampasan Malaka, akan tetapi juga wilayah
dan kekayaan Kesultanan Melaka, yang Nusantara, bahkan mencapai Jepang dan
dideskripsikan F.C. Danvers sebagai Cina.
”harta rampasan termahal yang pernah Berbeda dengan di Goa di mana
diperoleh Portugis sejak tiba di India.”57 missi kristenisasi sukses- Xavier
Dalam perjalana ke India, kapal tersebut menyebutnya ”sebuah kota yang secara
diterpa badai dan tenggelam di lepas keseluruhan Kristen”61, tetapi di Malaka
pantai Sumatera, dekat Aru. Dan dan sekitarnya mengalami kegagalan.62
akhirnya tiba juga di India bersama Akhirnya, kota pelabuhan ini hanya
dengan dua kapal lainya awal Februari berfungsi sebagai “pusat administrasi
1512.58 bagi gereja.”63 Jadi, entrepot ini hanya
Goa adalah tempat Portugis berperan sebagai batu loncatan bagi misi
meraih sukses dalam kegiatn missionaris. kristenisasi terutama Sulawesi, Maluku,
Untuk itu tahun 1534 Bishop Goa diberi Ambon, Ternate, Jepang, Cina, Filipina,
yurisdiksi keagamaan untuk wilayah dan Kamboja.64 Kekuasaan Portugis
yang membentang dari cape of good berakhir di Malaka 14 Januari 1641
hope di barat dan kepulauan China di akibatkan dikalahkan Belanda.65
timur.59 Dalam konteks sukses di Goa Faktor lain yang ikut berperan
inilah Portugal mencanangkan melemahka aktifitas perniagaan di
missionnaris Kristen di Malaka dengan Malaka adalah resistensi Jawa sebagai
membangun beberapa gereja besar dan pemasok utama beras. Blokade militer
megah serta mendatangkan para pen- dan ekonomi kerajaan-kerajaan di
dakwahnya. Misi kristenisasi pertama Nusantara juga memperburuk suasana.
tiba di kota ini sekitar 1545-1546 Selama Malaka dikuasai Portugis, para
dipimpin St. Francis Xavier. Kketika niagawan Muslim tidak berminat
dalam perjalanan ke Maluku, Jepang dan mengunjungi entrepot ini dan beralih ke
Cina, dia singgah di Malaka sebanyak berbagai pelabuhan lainnya di Nusantara;
dua kali tahun 1550 dan 1553. Sekolah Aceh, Johor, Deli, Perak, dan Bantam.
Selain itu, Portugis juga harus
56
Richard O. Winstedt, A History of Malaya,
Singapore: Marican and Sons, 1961, hal. 66. 60
I. A. Macgregor, “Notes on Portuguese in
Keterangan yang berbeda diberitakan R.S. Malaya, hal. 39.
61
Whiteway yang menyebutkan bahwa perjalanan Surat Francis Xavier kepada Loyola, Lisbon, 23
laut ini “berangkat pada tanggal 20 April 1511 Juli 1540 dalam Schurhammer dan Wicki, eds.,
dengan 18 kapal yang membawa 600 orang Epistolac S. Francisi Xavierii Aliaque eius
bersenjata selain para budak”. Lihat R.S. Scripta, I, Roma, 1945, dikutip dalam Donald F.
Whiteway, The Rise of the Portuguese Power in Lach, Asia of the Making Europe, Vol. I, Book I,
India 1947-1550, London: Susil Gupta, 1967, hal. 247. Lihat juga Amirul Hadi, “Pendudukan
hal. 141. Portugis atas Malaka dan Kebangkitan Aceh”,
57
F.C. Danvers, The Portuguese in India, Vol. I, hal. 7.
hal. 239. 62
I. A. Macgregor, “Notes on Portuguese in
58
F. J. A. Moorhead, A History of Malaya, Vol. I, Malaya, hal. 39.
63
hal. 175-176; Richard O. Winstedt, A History of Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol.
Malaya, hal. 71; R.S. Whiteway, The Rise of the I, Book I, hal. 287.
64
Portuguese Power in India 1947-1550, hal. 144- Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol.
145. I, Book I, hal. 286.
59 65
Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol. F. J. A. Moorhead, A History of Malaya, Vol. I,
I, Book I, hal. 235. hal. 234.
228 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

menghadapi serangan militer dari Aceh, Teori Guru Besar Sejarah Universitas
Johor, Jawa, dan Ternate,66 yang melihat Indonesia ini juga sudah penulis bantah,
bangsa Eropa (Selatan) ini sebagai bahwa kecil kemungkinan terjadi konflik
musuh ekonomi dan agama. Dalam Demak dan Majapahit serta kerajaan-
konteks semangat semacam inilah hemat kerajaan Nusantara bercorak Hindhu
penulis memahami mengapa tindakan Budha,69 karena sentimen agama sebagai
meliter yang diambil Demak terhadap diterminan utama. Sebab itu menurut
Bandar Calapa 22 Juni 1527 di atas.67 penulis buku-buku yang ada sekarang
Demikianlah, fakta sejarah terjadi sebagai bahan ajar menyangkut masalah
di pentas Nusantara, bahwa agama bukan ini perlu direvisi dan diberi interpretasi
menjadi faktor diterminan konflik. Akan baru sehingga tidak terjadi kesalahan
tetapi kenyataan lapangan ditemukan pahaman.
bahwa buku-buku atau bahan ajar baik Teori kedua ini umumnya diikuti
yang dipakai sekolah Dasar dan sejarawan Universitas Indonesia,70 antara
Menengah Kemenag maupun Kemen- lain Prof. Uka Tjandrasasmita, Prof.
dikbud dikisahkan latar belakang konflik Hasan Muarif Ambary, kemudian lebih
antara Demak dan Pajajaran, justru akhir diteruskan Prof. Azyumardi Azra
faktor agama terlihat menonjol. dan Prof. M. Dien Madjid.71 Bahkan dua
Bukankah sikap toleran begitu tinggi Guru Besar Sejarah dan Kebudayaan
misalnya kasus Kerajaan Hindhu-Budha
Majapahit melindungi Muslim Champa
dari kelalilam Raja Vietnam
69
Derani, Saidun, “Islam dan Budaya, Cara
KH.Ahmad Dahlan Merespons Perubahan Sosial
sebagaimana penulis katakan di muka.
Perspektif Historis”, Al-Turats, Mimbar Sejarah,
Dan hal ini sudah pernah dalam suatu Sastra, Budaya dan Agama, Vol. XVIII No. 1,
kesempatan lokal karya Penulisan Januari 2012, hal. 57-79. Islamisiasi di Jawa
Sejarah Islam Indonesia Kementerian lebih bersifat persuasif, maka pendekatan sufistik
Agama tahun 1990-an penulis yang lebih toleran diutamakan. Karena bersifat
mengusulkan supaya ada peninjauan sufistik, kecendrungan syahwat kepada
kekuasaan lemah.
ulang penulisan tentang beberapa subyek 70
Kedua beliau ini, yaitu Prof. Uka Tjandrasasmita
Sejarah Islam Indonesia masalah dan Prof. Hasan Muarif Mabry, diakhir karir
hubungan Islam dengan beberapa kependidikannya mengajar di IAIN Syarif
kerajaan yang bercorak Hindhu Budha Hidayatullah Jakarta.
71
sehingga tidak terjadi kesalahan Lihat Kartodirdjo, Sartono, dkk., Sejarah
Nasional Indonesia, Jaman Pertumbuhan dan
pemahaman generasi muda Indonesia Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia, ed.
mendatang. Salah contoh dapat dibaca Uka Tjandrasasmita, Jakarta: Balai Pustaka,
karya Prof. Slamet Mulyana yang 1977, hal. 84-127. Informasi yang penulis terima
menyebutkan, bahwa kejatuhan Kerajaan dari Prof. Uka sebelum wafat, bahwa SNI jilid 3
Majapahit karena agresivitas Islam.68 itu murni karya beliau. Tahun 2000 Menara
Kudus menerbit ulang dengan judul
“Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota
66
F. J. A. Moorhead, A History of Malaya, Vol. I, Muslim di Indonesia dari Abad ke-13 sampai
hal. 190-213. Abad ke-18”. Tjandrasasmita, Uka, Arkeologi
67
Derani, Sejarah Sosial Politik Kesultanan Islam Nusantara, Sub bab I, “Kedatangan Islam
Jayakarta, Jakarta: Adabi Pres, 2012, hal. 52. di Nusantara: Refleksi, hal. 11-36; Ambary,
68
Lihat Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hasan Muarif, Menemukan Peradaban Jejak
Hindu Djawa dan Timbulya Negara-negara Arkeologis dan Historis Islam Indnesia, Jakarta:
Islam di Nusantara, Djakarta: Bhratara, 1968; Logos Wacana Ilmu, Desember 1998, sub bab
Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu “Islamisasi Indonesia”, hal. 55-61. Selanjutnya
Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di disebut Ambary; Azra, Islam Nusantara,
Nusantara, Yogyakarta: LkiS, 2005 pengantar Jaringan Global dan Lokal, Bandung: Mizan,
Dr. Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI. 2002, hal. 13; Madjid, M. Dien, “Awal
Kesimpulan lain Prof. Slamet Muljana dalam Perkembangan Islam di Jakarta dan Pengaruhnya
karyanya ini bahwa tokoh penyebar Islam di Hingga Abad ke-17”Sunda Kelapa Sebagai
Jawa yang dikenal dengan “Wali Songo” adalah Bandar Jalur Sutera, ed. L.Z. Leirissa, Jakarta:
keturunan etnis Tionghoa. Depdikbud, 1977, hal. 51-67.
Saidun Derani : Ulama Betawi … 229

Islam Asia Tenggara di Fakultas Adab cara pemaksaan kepada penduduk untuk
dan Humaniora UIN Syahid Jakarta menganut Islam. Sejauh ini penulis tidak
tersebut tidak menyinggung masalah ini menemukan data-data pendukungnya.
dalam karya-karya mereka lebih Jadi, dalam konteks perspektif historis,
mendalam dan serius. Demikianlah, hal-hal yang penulis sebutkan itu masih
buku-buku ajar yang dipakai selama ini terus mengalir di Tatar Sunda itu sampai
di lingkungan Kementerian Agama sekarang, dan menemukan momen-
maupun Kementerian Pendidikan dan tumnya ketika berdiri kekuatan sosial
Kebudayaan Indonesia mulai dari politik Islam dikenal dengan Kesultanan
Tingkat Dasar dan Menengah, juga di Jayakarta. Atas dasar inilah argumen
Perguruan Tinggi, masih merujuk kepada teori kedua, bahwa islamisasi Bandar
pendapat (mazhab) Dr. Pangeran Aria Calapa baru dimulai abad 16.
Hossein Djajadiningrat di atas, bahwa Demikianlah, dalam studi sejarah
Islam baru diperkenalkan di Jakarta pada kebenaran sebuah teori akan bertahan
abad ke-16. sejauh belum ada bukti lain untuk
Pertanyaannya adalah manakah membantahnya. Dan kelahiran sebuah
kedua teori itu yang paling kuat dan teori sebagai landasan penjelasan fakta
menjadi pegangan masyarakat sejarah. lapangan akan diterima masyarakat
Hemat penulis, kedua teori di atas ada sejauh tidak ada mempersoalkannya.
benarnya karena sama-sama memakai
sumber sejarah, walaupun teori pertama Ulama Sebagai Elite Sosial Betawi
lebih mengandalkan sumber lokal dan Pada 30 Mei 1619 M VOC
China. Tetapi kalau diperhatikan tradisi- Belanda menghancurkan istana Kesul-
tradisi sosial dan keagamaan orang-orang tanan Jayakarta serta pranata sosial
Betawi yang masih eksis dan hidup keagamaan seperti masjid-masjid dan
sampai sekarang, maka tidak ada lembaga pendidikan Islam. 73 Akibat
kesimpulan lain bahwa benar ada lebih jauh dari peristiwa ini terjadi
kesamaan dengan tradisi keagamaan disintegrasi sosial politik umat Islam.
Muslim Champa. Ini artinya bahwa Tetapi dari aspek dakwah, Islam
islamisasi memang sudah ada berawal berkembang ke berbagai wilayah
dari ulama Islam asal Champa. pinggiran Jakarta sebagai penolakan
Demikianlah, sekurang-kurangnya Islam (resistensi) terhadap kolonial VOC
sudah mulai dikenalkan di bumi Sunda diikuti dengan lahirnya lembaga-lembaga
Kelapa, yang sekarang menjadi Jakarta keagamaan seperti masjid yang berfungsi
tanah orang-orang Betawi, pada abad 15 sebagai tempat ibadah juga untuk
Masehi dengan cara-cara yang persuasif
dan tidak menimbulkan penolakan rakyat 73
setempat sehingga menemukan momen- Cortessao, Armando, The Suma Oriental of
Tome Pires, 2 Vol, London: Hakluyt Society,
tumnya ketika berdiri kekuatan sosial 1944, hal.172; Zuhdi, Susanto, “VOC: Awal
politik Islam Kesultanan Jayakarta. Penjajahan di Indonesia”, dalam VOC di
Adapun teori kedua tidak ada argumen Kepulauan Indonesia, Berdagang dan Menjajah,
lain, memang sumber Barat dan lokal Andi Lolo, (ed.), Den Haag: Kedubes RI, 2002,
jelas memberitakannya, bahwa islamisasi hal. 1-27; Gonggong, Anhar, “Perjumpaan
Nusantara-Indonesia dengan Belanda, dari VOC-
Bandar Calapa menggunakan politik.72 Hindia Belanda sampai Republik”, dalam VOC di
Teori ini juga sah saja dipakai, memang Kepulauan Indonesia, Berdagang dan Menjajah,
fakta sejarahnya demikian. Tetapi, Andi Lolo, (ed.), Den Haag: Kedubes RI, 2002,
apakah Fatahillah menggunakan cara- hal.35-54; Luhulima, C.P.F., Motif-Motif
Ekspansi Nederland dalam Abad 16, No. II/14,
Jakarta: LIPI, t.thn.; Boxer, C.R., Jan Kompeni,
72
Derani, Saidun, Kesultanan Jayakarta, Sejarah Sejarah VC dalam Perang dan Damai 1602-
Sosial Poitik, sub bab “Berdirinya Pemerintahan 1799, Jakarta: Sinar Harapan, 1983. Uraian dan
Jayakarta”, Jakarta: Adabi Press, 2012, hal. 39- analisis tentang VOC Belanda berikut ini
68, selanjutnya disebut Derani. besumber dari berbagai karya di atas.
230 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

pembinaan umat.74 Demikianlah, sejak orang Betawi sebagai sebuah komunitas


awal abad ke-17 umat Islam Jayakarta yang memiliki kesadaran untuk meru-
diperkenalkan dengan ideologi kolo- muskan jati dirinya yang berdiri sama
nialisme, sebuah paham yang menem- tegak dengan etnis-etnis lain di
patkan rakyat sebagai budak di mana hak Nusantara.77
ekonominya dieksploitasi dan hak Keterpurukan harkat dan
politiknya direndahkan harkat dan martabat masyarakat Betawi ini akibat
martabatnya.75 Sejak itu kaum muslim penjajahan baik ekonomi dan kejiwaan
menyingkir ke pinggiran Jakarta, semakin parah abad 19. Dari aspek
terutama ke wilayah selatan dan timur ekonomi, mereka diekploitasi habis-
dikenal Jatinegara Kaum yang sampai habisan zaman penjajahan di bawah
sekarang masih eksis tradisi-tradisi Daendels (1801-1811 M) dan diteruskan
peninggalan dari keturunan Pangeran periode Gubernur Jenderal Rafles (1811-
Jayakarta seperti budaya muludan, 1816 M) melalui penyewaan dan
ratiban, shalawatan, dan zikiran. Dalam penjualan tanah dikenal dengan tanah
konteks ini kaum muslim kehilangan partikelir (sewa beli tanah) kepada
pemimpin formal seiring dengan company dagang (kelompok) atau pun
kejatuhan kekuatan sosial politik Islam perorangan. Van Delden menyebutkan
berpusat di Keraton Jayakarta. Barulah bahwa tanah-tanah yang ada di Jakarta,
kemudian pada paruh akhir abad ke-19 Tangerang, dan Bogor dikuasai 304 tuan
M kepemimpinan sosial Betawi tanah partikelir, terdiri dari orang-orang
dipegang elite agama. Eropa, China, dan Arab. Di wilayah
Kisah ini berawal dari lahirnya Meester Cornelis (sekarang Jatinegara)
kelompok terpelajar Betawi studi ke saja, yang merupakan bagian wilayah
Timur Tengah menuntut ilmu-ilmu Batavia, terdapat 48 tuan tanah Eropa, 73
keislaman, terutama ke Haramain, yaitu China, dan 21 Arab. Yang menjadi
Makkah dan Madinah pada akhir abad masalah bahwa rakyat yang mendiami
ke-18, dan semakin meningkat pada abad tanah yang dikuasai itu wajib kerja rodi
ke-19 Masehi, seiring dengan dibukanya (paksa) untuk kepentingan pemerintah
terusan Suez.76 Dr. Adian Husaini kolonial dan tuan tanah pemilik tanah
menyebutkan bahwa kelahiran kelompok sewa itu. Dalam konteks ini rakyat
terpelajar (creative minority) ini dapat Betawi termiskinkan secara struktutal
mengangkat harkat dan martabat orang- dan dari aspek kejiwaan (psikis) mereka
terhina dan dihina harga dirinya karena
74
Di antara masjid-masjid itu adalah Masjid diperlakukan sewenang-wenang tanpa
Assalafiah di Pulo Gadung (1620 M), Masjid Al hukum yang berkeadilan. Dalam jangka
Atiq, Kebon Baru-Cawang (1630-an M), Masjid waktu lama keresahan hati yang
Al Makmur Tanah Abang (1620-an M), Masjid terpendam ini membutuhkan penolong
Angke (April, 1761 M), Masjid Jami’ Tambora
(1762 M), Masjid Istiqomah (1805 M) dan tetapi kemana harus mangadu dan
Masjid Istikmal (1875 M) di Tegal Parang berlindung, sedangkan pihak pemerintah
(Mampang Prapatan). Chair, Abdul, kolonial (pengadil) justru berpihak
Perkembangan Agama Islam di Jakarta Abad kepada pemilik modal, para pengusaha
XVII-XIX, laporan penelitian, Jakarta: P3M IAIN penyewa tanah partikelir tersebut. Jadi,
Jakarta, 1995.
75
al-Attas, Hossien, Mitos Pribumi Malas, Citra rakyat Betawi melihat elite agama adalah
Orang Jawa, Melayu, dan Philifina dalam satu-satunya tempat mengadu,
Kapitalisme Kolonial, Jakarta: LP3ES, 1988, berlindung, dan melepaskan beban yang
hal. 1-3. dirasakan demikian berat. Dalam konteks
76
Studi mendalam tentang kisah perjalan pelajar
Nusantara ke Haramain, dapat dibaca Madjid, M.
Dien, Berhaji di Masa Kolonial, Jakarta: CV. 77
Husaini, Adian, “Indonesia Masa Depan:
Sejahtera, 2008; Putuhena, M. Saleh, Perspektif Peradaban Islam”, Tri Shubhi
Historiografi Haji Indonesia, Yogyakarta: LKiS, Abdillah, (ed.), Membangun Peradaban Dengan
2007. Ilmu, Depok: Kalam Indonesia, 2010, hal. 64.
Saidun Derani : Ulama Betawi … 231

inilah penulis melihat mengapa rakyat pujian atau mengingatkan kesalahan


Betawi begitu menghormati para ulama seseorang (semacam tausiyah) dijiwai
sebagai pemimpin mereka. Jadi, faktor dengan ruh Islam. Semua itu merupakan
sejarah yang menyebabkan elite agama ekspresi dari pengagungan Asma Allah
menduduki posisi signifikan rakyat swt dan sekaligus sebagai peneguhan
Betawi yang terus eksis sampai sekarang. jati diri orang-orang Betawi sebagai
Demikianlah, dasar-dasar muslim.
islamisasi rakyat Betawi telah diletakkan Pendapat di atas diperkuat studi
ulama. Dalam konteks inilah menurut Zafar Iqbal menjelaskan bahwa ruh dari
penulis memaknai penegasan Buya kebudayaan Betawi dijiwai ajaran Islam
Hamka (w. 1981 M), seorang ulama terlihat dari dialek bahasanya yang
Indonesia kelahiran Sumatera Barat, egaliter, seni budaya, foklore, adat
yang begitu disegani pemerintah Orde istiadat, dan prosesing ritual pernikahan,
Baru (1967-1998) bahwa betapa kuatnya pembuatan rumah, dan pranata sosial
orang Betawi memegang agama dan keagamaan yang dibangun dalam
tradisi Islam. Selama 350 tahun dijajah konteks mengidentifikasikan rasa kede-
Belanda tetapi jarang sekali terdengar katan dengan Sang Pencipta.81 Dalam
anak Betawi masuk Serani,78 hubungan ini, Abdul Chaer, Budayawan
sungguhpun hidup dalam kemiskinan Betawi, kelahiran Tanah Abang,
dan kekurangan ilmu pengetahuan tetapi menjelaskan bahwa Foklore Betawi itu
jika masuk Serani (Kristen) merupakan begitu hidup di tengah-tengah rakyat
sebuah aib yang besar. Jadi, fakta historis Betawi dan menjadi kosmologi kehi-
ini menolak anggapan yang berkembang dupan mereka. Bahkan dikatakan bahwa
di masyarakat, bahwa kemiskinan lebih adat-istiadat yang tumbuh dan
mudah mendorong seseorang menjadi berkembang itu merupakan bagian dari
murtad.79 Kenyataan ini semakin dinamika budaya yang ada. Disebutkan
diperkuat pengakuan budayawan dan bahwa tanpa Foklore, maka rakyat
politisi Betawi, Ridwan Saidi, bahwa Betawi keahilangan makna.82
kekentalan orang-orang Betawi dengan
Islam sudah berlangsung lama sejak
zaman penjajahan VOC Belanda.80 81
Iqbal, Muhammad Zafar, Islam di Jakarta: Studi
Begitu kuat ruh Islam merasuk ke dalam Sejarah Islam dan Budaya Betawi, Disertasi
jiwa rakyat terlihat dari pembacaan zikir, Doktor, Jakarta: Program Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syahid Jakarta,
Ratiban, Manâkiban Syaikh Samân, 2002.
Mulûdan, Isrâ’an, Barzanjian, dan 82
Folklor berasal dari kata folk berarti rakyat, dan
Nibâan, begitu semarak dilaksanakan di kata lor berarti adat dan pengetahuan, ketika
tengah-tengah masyarakat. Belum lagi digabung menjadi folklor berarti adat dan
aspek seni budaya di dalam bentuk pengetahuan tentang rakyat. Tetapi sebagai
sebuah istilah, folklor mengandung konsep “adat
pantun dan prosa dikaitkan dengan istiadat tradisional dan cerita rakyat yang
diturunkan secara turun temurun, tetapi tidak
dibukukan. Adapun yang dimaksud dengan adat
78
Hamka, “Beberapa Perhatian tentang istiadat tradisional adalah tata kelakuan yang
Perkembangan Islam di Jakarta” dalam Ridwan merupakan kebiasaan di dalam suatu masyarakat
Saidi, Orang Betawi dan Modernisasi Jakarta, yang diwariskan dari satu generasi kepada
Jakarta: LSIP, 1994, hal. 210-213. Selanjutnya generasi berikutnya. Sedangkan cerita rakyat
disebut Hamka. adalah cerita yang ada dan berkembang di
79
Murtad adalah seorang Muslim yang melakukan kalangan rakyat tanpa diketahui siapa
konversi (pindah atau ke luar) dari Islam pengarangnya maka bersifat anonim. Sebab itu
kemudian memeluk agama lain, misalnya sebagai folklor cerita rakyat itu tidak dituliskan
konversi ke Katholik atau Protestan. atau dibukukan, tetapi tetap sebagai cerita lisan.
80
Saidi, Ridwan, Profile Orang Betawi, Asal Lihat Chaer, Abdul, Folklor Betawi, Kebudayaan
Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya, Bab dan Kehidupan Orang Betawi, Depok: Masup
VI, “Seni dan Tradisi”, Jakarta: PT. Gunara Kata, Jakarta, November 2012, hal. 1. Selanjutnya
2004, hal. 113-169. Selanjutnya disebut Saidi. disebut Chaer.
232 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

Berkelindannya Islam dalam utama rakyat Betawi bertindak dan


kebudayaan rakyat Betawi ini tentu saja bersikap. Untuk memperkuat argumen
tidak dapat dipisahkan dari peran ulama. ini, penulis mengamati kasus-kasus
Sekitar 200 tahun lalu pada masa sosial (public issues) seperti tawuran
pemerintahan Inggris (1808-1816), Sir antar warga yang terjadi di Johar Baru,
Thomas Stanford Raffles memuji Jakarta Pusat, DKI misalnya karena tidak
kegigihan perjuangan ulama Betawi melibatkan ulama, maka belum juga
memajukan rakyatnya. Pujian ini dapat diatasi akar masalahnya secara
disampaikan dalam peringatan ulang tuntas.85 Begitu pula hal yang terkait
tahun Bataviasch Genootschap, sebuah dengan pelaksanaan kebijakan
lembaga kesenian beranggotakan warga pemerintah Keluarga Berencana (KB)
Kristen. Prihatin terhadap keberhasilan yang banyak dicemaskan pengamat
dakwah ulama Betawi, dia meminta demografi sebagai “bom waktu” jumlah
lembaga itu belajar dari mereka. Masih pertambahan penduduk yang tidak
menurut pendiri Singapura itu bahwa terkendali sangat sulit diterima rakyat
awal abad ke-19 al-Qur’an sudah kalau tidak mengikutsertakan ulama.86
menjadi bacaan di kampung-kampung. Demikianlah, kedudukan ulama87 dikenal
Jika saat itu dikatakan sebagian besar
masyarakat Nusantara buta huruf Latin, 85
Kiki, Rakhmad, “Percayakan Kepada Ulama”,
tidak demikian dengan huruf Arab Jawi Republika, Dialog Jumat, 27 Mei 2011, hal. 9.
86
yang merupakan bacaan dalam bahasa Peran ulama dikaitkan dengan pemberdayaan
Malayu. “Jika sukses para muballigh ini masyarakat pendekatan sosiologis dapat dibaca
laporan studi diberi pengantar Taufik Abdullah,
dibiarkan, mungkin dapat menimbulkan
yang menyebutkan bahwa kontribusi ulama
hal-hal yang berbahaya bagi begitu signifikan di masyarakat karena
kelangsungan penjajahan”, kata Raffles. kedudukan mereka sebagai ”jembatan” antara
Seperti layaknya meneruskan perang tradisi besar dan tradisi kecil. Lihat Abdullah,
Salib, sekalipun Belanda tidak sekeras Taufik, (ed.), Agama dan Perubahan Sosial,
Spanyol, tetapi tetap menunjukkan Jakarta: CV. Rajawali kerja sama dengan
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial (YIIS), 1983.
kebencian terhadap ulama dan Selanjutnya disebut Taufik.
83
mubaligh, demikian kesimpulan Alwi 87
Penulis melihat secara sosiologis di masyarakat
Shahab, wartawan senior Republika dan Indonesia ada empat katagori ulama, yaitu ulama
penulis produktif masalah-masalah yang meninggal, kedua, ulama yang
kebetawian. meninggalkan, ketiga, ulama yang ketinggalan,
keempat, ulama yang ditinggalkan. Ulama yang
Dalam konteks inilah menurut meninggal, yaitu ulama yang menekuni ilmunya
penulis memahami pernyataan Christian mendidik umat dan umumnya mereka banyak
Snouck Hurgronje (w. 1936 M), arsitek melahirkan generasi penerusnya serta menjadi
utama Islam Politik Hindia Belanda, panutan umat. Adapun ulama yang
bahwa orang-orang Betawi sangat meninggalkan, yaitu ulama yang ke luar dari
pakemnya sebagai ulama dan lebih cendrung ke
fanatik dengan Islamnya sebagai dunia politik praktis sehingga meninggalkan
penghalang utama Belanda (penjajah) dunianya “sebagai pewaris Nabi”, misalnya kita
menanamkan pengaruhnya di tanah lihat pernah dialami KH. Zainuddin MZ lalu
Betawi.84 Jadi, temuan di atas sangat kembali ke khittahnya sebagai ulaman. Ada lagi
jelas menempatkan Islam menjadi kehancuran wibawa Pondok Pesantren
Sribandung, Sumatera Selatan, karena faktor
pondasi yang mengakar kuat rujukan keterlibatan pendirinya ke politik praktis. Ketiga,
ulama yang ketinggalan, yaitu ulama yang
83
Shahab, Alwi, “Para Ulama Abad ke-19 dan 20”, memberi fatwa tentang suatu masalah di
Republika, Kamis 2 Agustus 2012/ 13 masyarakat tanpa ilmu yang mendalam dan
Ramadhan 1433, hal. 20. Selanjutnya disebut konprehensif, atau memberi fatwa untuk
Shahab. kepentingan penguasa yang korup atau untuk
84
Lihat testemoni tentang Islam di Hindia Belanda kepentingan kelompoknya saja, misalnya fatwa
Hurgronje, Christian Snouck, Islam di Hindia tentang rebonding dan rokok. Keempat, karena
Belanda, Jakarta: Bhratara Aksara Kata, 1983. ketinggalan zaman cara berfikirnya, maka
Selanjutnya disebut Hurgronje. akhirnya ulama ditinggalkan umatnya. Jadilah
Saidun Derani : Ulama Betawi … 233

dengan panggilan Guru, Mu’allim, melahirkan kesadaran baru sebagai anak


Kiai88, Habib, Sayyid89, dan Ustad90, rantau di mana negeri mereka dijajah
menduduki posisi penting di tengah bangsa Eropa yang Serani. Kesadaran
rakyat Betawi bermasyarakat dan “kosmopolit” inilah yang mendorong
bernegara. begitu kuat rasa senasib dan kesatuan
yang pada akhirnya menumbuhkan
Terbentuknya Jaringan Ulama Betawi solidarity kuat diikat intelektual keaga-
Lahirnya kelompok terpelajar maan yang ditransmisi ulama Haramain,
Betawi abad ke-19 dan awal abad ke-20 terutama dua ulama karismatik, Syaikh
Masehi, menunjukkan bahwa sejak abab al-Qusyasyi (w.1661 M) dan Syaikh al-
ke-17 dan ke-18 menempatkan pusat Kurani (w.1733). Kepada kedua ulama
studi Islam di Timur Tengah, terutama inilah ulama kosmopollt mengikat diri
Haramain, Makkah dan Madinah, dalam hal genealogi intelektual ilmu-
mengalami peningkatan luar biasa ilmu keagamaan.91
dengan kedatangan pelajar Islam dari Dalam jaringan ulama
berbagai manca negara, seperti anak kosmopolit dengan mengusung tema
benua India, Afrika, Melayu-Nusantara, sentral “harmonisasi antara syariah dan
yang pada waktu itu imperialisme dan tasawwuf” yang selama ini berkonflik,
kolonialisme sedang marak-maraknya di menyebar dan melahirkan ulama lain,
wilayah mayoriti berpenduduk Islam. yang nantinya mentransmisikan ilmu-
Jadilah Haramain ruang (space) ilmu keislaman kepada kaum muslim di
kebebasan tempat persemaian berbagai negeri tempat mereka berasal, seperti
budaya yang dibawa masing-masing asal Melayu-Nusantara, misalnya Syaikh
pelajar dalam proses akulturasi sehingga Daud Patani (w. 1847 M) di Kerajaan
Melayu Patani, Thailand Selatan, Syaikh
Abd Shomad al-Palembani (w. 1789 M)
katagori ulama tipe ini hanya simbol yang di Sumatera Bagian Selatan, khsusnya di
bersorban dan berjubah besar dikenal “ulama Palembang, dan Syaikh Arsyad al-
lebay”. Lihat tulisan yang bersifat reflektif dari
Mashuri, “Ketika Ulama Ditinggalkan Umat”, Banjari (w. 1812 M) di Kalimantan
Republika, Senin, 26 Maret 2012, hal. 12; Maarif, Selatan, Syaikh Junaid al-Betawi (w.
Ahmad Syafii, “Di Mana Ulama?, Republika, 1840 M), Syaikh Nawawi al-Bantani
Selasa, 27 Maret 2012, hal. 12. (w.1897 M).
88
Panggilan Kiai kepada seseorang yang Azra menyebutkan bahwa karak-
menguasai ilmu-ilmu keislaman di Betawi pada
generasi awal belum dikenal dan umumnya teristik ulama kosmopolit ini adalah:
mereka disebut Syaikh, Guru, atau Muallim. Kuat 1. Tema sentral wacana intelektual
dugaan panggilan Kiai mulai memasyarakat di keagamaan adalah kembali kepada
Betawi sampai sekarang pada generasi ketiga, ortodoksi (al-Qur’an dan as-Sunnah)
mungkin pengaruh dari santri Jawa dan ormas (pembaharuan/tajdid) dengan doktrin
Islam NU.
89
Panggilan Sayid dan Habib umumnya diberikan yang lebih skripturalistik. Persoalan
kepada ahli agama yang masih terkait dengan pokoknya bagaimana mendamaikan
keturunan Nabi Muhammad Saw. Lihat Saqaf, konflik sufisme dan syariah masa-
M. Hasyim, Derita Putri-Putri Rasulullah, Studi
Historis Kafaah dan Syarifah, Bandung: Remaja
91
Rosda Karya, 2000; al-Masyhur, Idrus Ali, Lihat Studi Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama
Keturunan Nabi Muhammad Saw, Sejarah Timur Tengah dan Kepulauan Nusantaara Abad
Silsilah dan Gelar, Jakarta: saRaz Publishing, 17 dan 18: Melacak Akar-Akar Pembaharuan
2010. Pemikiran Islam di Indonesia, Bandung: Mizan,
90
Ustad panggilan yang diberikan kepada 1994. Lihat juga edisi revisinya, Azra,
seseorang (laki-laki) yang mengajarkan ilmu- Azyumamrdi, Jaringan Ulama Timur Tengah
ilmu keislaman yang bersifat elementer, seperti dan Kepulauan Nusantaara Abad 17 dan 18:
mengajar qira’at al-Qur’an, tauhid, tarikh, akhlaq, Melacak Akar-Akar Pembaharuan Pemikiran
dan fiqih di tingkat anak-anak maupun orang Islam di Indonesia, Jakarta, Kecana, 2004.
dewasa. Sedangkan untuk perempuan dipanggil
Ustazdah.
234 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

masa sebelumnya. Tasawuf dalam Zainuddin MZ (w. 2011 M) dengan


wacana intelektual keagamaan ini kalimat asah, asih, dan asuh. Terkait hal
disebut dengan “neosufisme” ini, penulis memberi contoh bagaimana
2. Adanya kebebasan mengikuti ulama Betawi menerjemahkan makna
berbagai pemikiran dan aliran Islam jihad di lapangan misalnya keterlibatan
yang berbeda, baik kalam, fiqh, KH. Noer Ali melawan penjajah Belanda
maupun tasawuf. Tradisi ini di Kerawang-Bekasi pada masa revolusi
melahirkan banyak pembaharu di fisik Indonesia (1945-1949 M)94 dan
kalangan masyarakat muslim manca aktif di Parlemen (Anggota
negara. Para tokoh ulama jaringan Konstituante), serta mendirikan lembaga
kosmopolit, misalnya al-Qusyasyi pendidikan untuk pemberdayaan
dan al-Kurani, menekankan masyarakat Ujung Harapan Bekasi dari
pembaharuan itu bersifat evolusi kebodohan, kemiskinan, dan kejumudan.
tetapi pasti. Hal yang sama dapat diketahui juga
3. Karakteristik ketiga ada tema jihad, kiprah KH. Abdullah Syafi’i ketika jadi
baik dalam arti praksis maupun Ketua Umum MUI DKI mengkritisi
ruhnya (dorongan, semangat, anjuran) kebijakan Ali Sadikin Gubernur DKI
dalam karya tulis mereka. Penulis masa itu, yang dipandang dari kaca mata
mengambil contoh karya al-Palembani agama tidak menguntungkan jangka
yang mengirim surat kepada Raja panjang untuk pembangunan bangsa
Mataram Islam di Jawa untuk berjihad lebih berorientasi fisik dari pada
melawan penjajahan Belanda, tetapi pembangunan umat yang berkarakter.
utusan yang membawa suratnya Selain itu kiai Betawi yang energik ini
ditangkap Belanda,92 lalu Syaikh juga begitu aktif dalam berbagai kegiatan
Abdullah Daud al-Patani menyisipkan pemberdayaan masyarakat Islam melalui
semangat jihad dalam kitab-kitabnya dakwah dan pendidikan, mengadakan
untuk melawan kekuasan penjajahan found study untuk anak-anak miskin dan
Kerajaan BudhaThailand terhadap yang dimiskinkan, anak yatim, janda-
aneksasi bumi Kerajaan Melayu Islam janda, orang tua jompo, dan seterusnya.
Patani.93 Demikianlah, proses keterlibatan
Menurut penulis ketiga hal itulah ulama anak Benua India, Afrika, dan
yang menjadi karakteristik jaringan Melayu-Nusantara dalam jaringan ulama
ulama Haramain, kemudian ketiga hal itu Haramain dengan kecendrungan
pula menjadi prototipe umumnya ulama intelektual keagamaan yang berkembang
di anak Benua India, Afrika, dan Melayu dalam jaringan ulama kosmopolit
Nusantara, khususnya jaringan ulama “Kembali kepada Al-Qur’an dan
Betawi ketika berkiprah di masyarakat, Sunnah” tersebut. Dan penulis juga telah
yang dikenal dalam bahasa ulama menyinggung keterlibatan ulama Betawi,
kondang Betawi “da’i sejuta umat” KH. seperti Syaikh Junaid di Makkah, yang
nantinya menjadi rujukan ulama Betawi
92
Lihat Jamaluddin, Wan, Pemikiran Neosufisme belakangan menuntut ilmu di Haramain
Abd Shmad al-Palembani, Kajian Naskah sehingga melahirkan jaringan ulama
“Tuhfah al-Raghibin” dan “Bade Bacan”, Betawi berkiprah dalam dakwah
Jakarta: Pustaka Irfan, 2005, hal. 125-127;
bandingkan dengan karya Thohir, Ajid, Gerakan
Politik Kaum Tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah
94
di Jawa, Jakarta: Pustaka Hidayah, 2002. Kiprah jihad ulama Betawi dalam Revolusi Fisik
93
Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Indonesia dapat dibaca studi Darta, Peran Ulama
Kepulauan Nusantaara, hal. 287-288. Abdullah, Betawi Pada Masa Revolusi Fisik (1945-1949) di
Wan Mohd Shaghir, Silsilah Ulama Sejagat Jakarta, Jakarta: Fakultas Adab IAIN Syarif
Dunia Melayu, Jilid 10, Kuala Lumpur: Hidayatullah Jakarta, 1990; Juhairiyah, Darip:
Persatuan Pengkajian Khazanah Klasik Ulama dan Pejuangan Kemerdekaan, Jakarta:
Nusantara dan Khazanah Fathaniyah, 1999, hal. Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
13-27. 1994.
Saidun Derani : Ulama Betawi … 235

islamiyah di bumi Abang Jampang yang Ketapang, dan KH.M. Syafi’i


dikenal sekarang ini. Hadzami, pendiri Perguruan Islam a-
Dalam hubunganan ini, studi Syirotiyyah, Kebayoran Lama.
Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan 3. KH.Ahmad Khalid Gondangdia (w.
Kebudayaan Islam, IAIN Syarif 1946 M), dikenal panggilan “Guru
Hidayatullah Jakarta, memberikan infor- Khalid”, ahli hadis dan tasawwuf. Di
masi bahwa akhir abad ke-19 M dan antara murid-muridnya adalah KH.
awal abad ke-20 M telah terbentuk Yahya Suhaimi Gondangdia, KH.
jaringan ulama Betawi, yang Ya’kub Kebon Sirih, KH. Ilyas
pengaruhnya melingkupi bumi Betawi.95 Cikini, KH. Najib Tanah Abang, KH.
Disebutkan ada enam ulama Rahab Citayem, KH. Ma’mun Karim
Betawi, yang sangat populer masa itu: Rawabelong, KH. Tabrani Paseban,
1. K.H.Mohammad Mansur (w. 1967 KH. Muchtar Siddiq Kemayoran, KH.
M), dari kampung Sawah, Jembatan Abd Rahman Bojonggede, KH.
Lima, dikenal panggilan “Guru Rahmatullah Siddiq dan KH.M.
Mansur”, ahli ilmu Falak, kakek Syafi’i Hadzami Kebayoran Lama.
buyut dari Ustad Yusuf Mansur, da’i 4. KH. Mahmud Ramli Menteng
kondang sekarang ini, memiliki murid (w.1959 M), dikenal panggilan “Guru
antara lain K.H. Abdul Hamid, K.H. Mahmud”, mufassir. Di antara murid-
Roji’un Pekojan, K.H. Firdaus, muridnya adalah KH.Thabrani
Kebayoran Lama, dan K.H. Muhajirin Paseban, KH. Abdul Hadi Pisangan,
Amsar al-Dary pendiri Perguruan KH. Muhammad Cakung, KH. Syafrie
Islam al-Nida Bekasi Kota, KH. Kemayoran, KH. Abdullah Syafi’i,
Abdullah Syafi’i Bali Matraman, KH. Fathullah Harun, dan KH.
KH.Abdul Rasyid Tugu Selatan, M.Syafi’i Hadzami.
Jakut, KH.M. Syafi’i Hadzami 5. KH. Ahmad Marzuki Jatinegara (w.
Kebayoran Lama, dan KH. Abdul 1934 M), dikenal panggilan “Guru
Chair Krendang Jakbar. Marzuki”, ahli tafsir dan tasawwuf. Di
2. K.H.Abdul Majid Pekojan, Jakbar (w. antara murid-muridnya adalah KH.
1947 M), dikenal pangilan “Guru Abdul Jalil Tambun, KH. Mukhtar
Majid”, mufassir dan ahli tasawwuf. Thabrani Kaliabang Bekasi, KH.
Murid-muridnya antara lain Abdul Malik Jatinegara, KH.
KH.Thabrani Paseban, KH.Abd Rojak Muhammad Amin Kalibata, KH.
Ma’mun Tegal Parang, KH. Abd Muhammad Na’im Cipete, KH.
Rahman Petunduan, KH. Abd Ghani Abdullah Syafi’i, KH. Noer Ali,
Basmol, KH. Nursan Batu Ceper, Ujung Harapan Bekaksi, KH. Aspas
KH.Abdullah Syafi’i, KH. Sholeh Malaka Cilincing, KH. Ahmad
Koja, KH.M. Najihun Kosambi, KH. Mursyidi dan KH. Hasbiyallah
Nahrowi Kuningan, KH.Saidi Ciputat, Klender, KH.Abdul Hadi Cipinang
KH.Muhajirin Amsar al-Dary, Kebembem, KH.Tohir Jam’an
KH.Thohir Rohili Kampung Melayu, Cipinang Muara, KH. Thohir Rohili,
KH. Najib Tanah Abang, KH.Baqir KH.M. Zainal Arifin Sumatera, KH
Rawa Bangke, KH. Abd Rahman Ishak Jatinegara, Habib Usman bin
Bekasi, KH. Bakar Tambun, KH. Usman Banasan Pondok Bambu, KH.
Abdullah Cakung, KH. Muh.Ali Duri Muhammad Tanbih Kranji, Bekasi,
Kosambi, KH. Mas’ud Pesalo KH. Shodri Pisangan Lama, KH.
Basmol, KH. Azhari Kampung Khatib Ahmad Lemah Abang Bekasi,
KH. Ilyas Palembang, KH.
95
Peneliti, Team, Ulama-Ulama Betawi Alumnus Mohammad Baqir Rawabangke, KH.
Mekah 1900-1950 dan Kiprah Mereka Dalam Abdul Mu’thi Buaran Bekasi, dan
Penyiaran Islam di Jakarta, Jakarta: Fkultas KH. Abdul Ghafur Jetibening, Bekasi.
Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1998.
236 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

6. KH. Abdul Mughni Kuningan (w. KH. Nurul Anwar, Lc, KH. Ahmad
1935 M), dikenal panggilan “Guru Rasyidi, KH. Muh. Nasir, Dr.KH.
Mughni”, ahli fiqh dan tafsir. Di Masykur Hakim, KH. Madrais Hajar,
antara murid-muridnya adalah KH. KH. Abid Marzuki, MPd, KH. Aca
Abdul Rahman Pondok Pinang, KH. Satibi, dan KH. Komarudin. Untuk
Ishak Yahya Gandaria Selatan mengangkat harkat dan martabat
(pendiri Perguruan Islam Manarat al- kaum Muslim Bekasi, beliau
Islam dan Pondok Pesantren Miftah mendirikan Perguruan Islam al-
al-Ulum, Gandaria Selatan), KH. Taqwa Bekasi. Barangkali perlu juga
Mughni Lenteng Agung, KH. ditambahkan, bahwa murid-murid
Muhammad Na’im Cipete, KH. alumni Perguruan Islam at-Taqwa
Hamim Cipete, KH. Raisin Cipete, Bekasi sudah banyak berkiprah
KH. Ilyas Karet Tengsin, Guru Ismail sebagai dosen di berbagai perguruan
Pedurenan. KH. Ali Sibromalisi, KH. tinggi Islam, baik negeri maupun
Hasan Basri, dan salah seorang swasta, seperti UIN Jakarta, misalnya.
cucunya sekarang aktif di masyarakat 2. KH. Ali Sibromalisi Kuningan (w.
mengikuti jejak kakek buyutnya 1996 M), dikenal sebagai ahli fiqh
adalah Dr.KH. Ahmad Luthfi, fakar dan hadis. Pendiri Perguruan Islam
hadis. Dar as-Sa’adah Poncol Kuningan
Kemudian kiprah dakwah islmiyah di Barat Jakarta Selatan, di antara
Jakarta sekitarnya diteruskaan jaringan murid-muridnya adalah KH.
ulama Betawi abad ke-20 M96 yang Marzuki Ali, Dr. Ustazah Faizah
sangat populer pada masa ini: Ali, Dr.KH. Ahmad Luthfi
1. KH. Noer Ali Ujung Harapan Bekasi Fathullah, MA, KH. Siddiq Umar
(w. 1992 M), dikenal sebagai ulama dan KH. Siddiq Jaelani Buncit,
pejuang dan ditetapkan Pahlawan KH. Fauzi Fatmawati, KH. Ahmad
Nasional tahun 2006 M oleh Naeran Cinere, KH. Ahmad Shadri
Pemerintah RI. Pernah aktif sebagai Jakarta Timur, dan KH. Bakra
komandan batalyon Hisbullah- Asy’ari Kebayoran Baru.
Sabilillah wilayah Kerawang-Bekasi 3. KH. Thohir Rohili Kampung
mempertahankan kemerdekaan Melayu (w. 1999 M), ahli fiqh.
Indonesia dari kejahatan NICA Selain sebagai ulama beliau juga
Belanda dibonceng tentara Sekutu di seorang politisi. Pernah menjabat
mana tentara Inggris sebagai kekuatan sebagai anggota DPR RI. Pendiri
intinya, aktif sebagai anggota Perguruan Islam at-Thahiriyah ini,
Konstituante RI, dan seorang yang cabangnya sudah
organisator serta politisi yang ulung. berkembanga di seantero Jakarta,
Di antara murid-muridnya yang sudah bahkan di Timur Tengah. Di antara
berkiprah di masyarakat, antara lain murid-muridnya adalah KH.
Ahmad Satiri, KH. Moh. Thahir,
Dr.Ust. Hj. Suryani Thahir.
96
Informasi rincian lebih mendalam untuk 4. KH. Muhajirin Amsar al-Dary
mengetahui ulama Betawi Abad 20 dapat dibaca Cakung Jakarta Timur (w.2003)
studi Kiki, Rakhmad Jailani, dkk., Genealogi
Intelektual Ulama Betawi Abad ke-19-2, Jakarta: dikenal dahli Ilmu Falak. Beliau
Jakarta Islamic Center, 2011; Fadli, Ahmad HS, produktif menulis tidak kurang
Jaringan Ulama Betawi dan Kontribusinya Abad karyanya ada 31 buah. Pendiri
ke-19-20, Jakarta: Manhalun Nsyi-In Press, 2011, Perguruan Islam al-Nida Bekasi ini
Nasim, Jaringan Ulama Betawi Abad XX Dan memiliki murid antara lain KH.
Peranannya Terhadap Perkembangan Lembaga
Pendidikan Islam di Jakarta, disertasi Program Maulana Kamal Yusuf, KH.
Pascasarjana, Universitas Ibnu Khaldun (UIK), Ahmad Shodri, KH. Mahfudz
Bogor, 2010. Asirun, KH. Zuhri Yakub, KH.
Saidun Derani : Ulama Betawi … 237

Syafi’i Cakung, KH. Syarifuddin Islamic Center (JIC), serta dakwah lisan
Abdul Ghani. yang marak melalui tabligh akbar dan
5. KH. Abdullah Syafi’i Bali media elektro.
Matraman (w. 1985) dikenal ulama
energik dan tiada hari tanpa Penutup
belajar. Dakwah Islamiyahnya, Uraian-urain di muka menjawab
memadukan antara dakwah bil pertanyaan masyarakat bahwa ulama
lisan dan bil hal. Pendiri Perguruan Betawi telah memberikan kontribusi
Islam as-Syafi’iyah ini adalah salah yang cukup signifikan dalam
seorang ulama yang sangat pembangunan bangsa melalui transmisi
disegani baik kalangan politisi keilmuan Islam sejak awal islamisasi
maupun birokrat, baik kalangan Bandar Calapa kemudian berubah
meliter dan polri. Di antara murid- namannya menjadi Jakarta. Tupoksi
muridnya adalah Prof.Dr. Tutty mereka tetap tidak berubah mengajak
Alawiyah AS, KH. Abd Rasyid rakyat beriman dan menjaga moral umat.
AS, Syaikh KH.Saifuddin Amsir, Perubahan yang ada sebatas dalam
Abuya KH. Abdurrahman Nawi, tataran metodologi sesuai tuntutan zaman
KH. Rahmat Abdullah, KH. A. seperti terlihat ruang kreativitas
Syanwani, dan KH. Muhammad pendidikan model Betawi Corner dan
Hasan Shohibi. Pusat Studi Hadis.
6. KH. M. Syafi’i Hadzami Pada abad ke-21 persoalan
Kebayoran Lama (w. 2006 M), neolibralisme, sekulerisme, pluralisme,
dikenal dengan ulama Betawi yang dan radikalisme dari aspek pemikiran
santun dan menghasilkan beberapa serta gerakan globalisasi (sebagai sebuah
kitab yang dipakai baik di dalam paham) berimbas kepada masalah
maupun luar negeri. Murid- ekonomi, penegakan hukum, pe-
muridnya tersebar luas di seantero ngangguran, lapangan kerja, upah buruh,
Jakarta melalui majelis taklim- dan kualitas SDM yang rendah,
majelis taklim yang diasuh tidak kemiskinan, yang umumnya semua itu
kurang ada 38 buah. Pendiri menimpa kaum muslim (Dunia dan
Perguruan Islam as-Sirathiyah ini, Indonesia), lalu memengaruhi ke
muridnya yang sudah berkiprah di masalah disintegrasi bangsa, menjadi
masyarakat antara lain Syaikh KH. pekerjaan rumah yang sangat menantang.
Abdullah Amsyir. KH. Sabilar
Rasyad, KH. A. Sukmadibrata,
KH. M. Ali Samman, KH. M. S. KEPUSTAKAAN
Zawawi, KH. Bunyamin, Ust. M.
Husni Thamrin, MA. Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur
Demikianlah, kontribusi ulama Tengah dan Kepulauan Nusantaara Abad
Betawi dalam mencerdaskan dan 17 dan 18: Melacak Akar-Akar
Pembaharuan Pemikiran Islam di
menjaga moral anak bangsa dalam Indonesia, Bandung: Mizan, 1994.
perspektif sejarah bangsa Indonesia,
kemudian diteruskan murid-muridnya Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat
yang memang menjadi tupoksi mereka. Betawi, Jakarta: Logos Wacana
Ke depan sesuai tuntutan zaman abad ke- Ilmu, 2002.
21, murid-murid mereka mulai mengem- Ahmad Fadli, Ulama Betawi (Studi
bangkan pendidikan Islam model Tentang Jaringan Ulama Betawi
Zawiyah atau Jakarta Corner dipelopori Dan Kontribusinya Terhadap
Syaikh Saifuddin Amsir, berdiri Pusat perkembangan Islam Abad ke-19
Studi Hadits diinisiasi kepada Dr.KH. dan 20), Jakarta: Manhalun
Ahmad Muflih Fathullah, MA, Jakarta Nasyi-in Press, 2011.
238 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

Muhammad Zafar Iqbal, Islam di ______, Kesultanan Jayakarta, Sejarah


Jakarta: Studi Sejarah Islam dan Sosial Politik , Edisi Revisi,
Budaya Betawi, Disertasi Doktor, Jakarta: Adabi Pres, 2012.
Jakarta: Program Pascasarjana ______, “Jaringan Ulama Betawi, Studi
Institut Agama Islam Negeri Dakwah Islam Abad XX
(IAIN) Syarif Hidayatullah Perspektif Historis”, Jurnal Bina’
Jakarta, 2002. al-Ummah, Vol. VII, No. 1,
Ridwan Saidi, Orang Betawi dan Januari 2012, Fakultas Dakwah
Modernisasi Jakarta, Jakarta: IAIN Raden Intan Lampung, hal.
LSIP, 1994. 1-36.
_________, Profil Orang Betawi: Asal
Muasal, Kebudayan dan Adat Nasim, Jaringan Ulama Betawi Abad XX
Istiadatnya, Jakarta: Gunara Dan Peranannya Terhadap
Kata, 2004. Perkembangan Lembaga
Rackhmat Zailani Kiki, dkk., Genealogi Pendidikan Islam di Jakarta,
Intelektual Ulama Betawi, disertasi Program Pascasarjana,
Melacak Jaringan Ulama Betawi Universitas Ibnu Khaldun (UIK),
Abad 19 – Abad 21, Jakarta: Bogor, 2010.
Jakarta Islamic Center, 2011.
Saidun Derani, Kekerasan Dalam Nouval as-Saqaf, Pemikiran
Organisasi Masyarakat Studi Keagamaan Sayyid Usman bin
Kasus Terhadap Forum Betawi Yahya (1822-1914): Respons dan
Rempug, Jakarta: Lemlit UIN Kritik terhadap Kondisi Sosial
Jakarta, 2010. Keagamaan di Indonesia,
______, Jaringan Keilmuan Ulama disertasi Sekolah Pascasarjana
Betawi, Latar Belakang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Pembentukan Pranata Sosial 2008.
Keagamaan Rakyat Betawi, Hurgronje, Christian Snouck, Pan
Laporan Penelitian, Jakarta: Islamisasme dari Mekkah, Jilid
Lemlit UIN Syarif Hidayatullah VI, terjemahan dari Verspeid
Jakarta, 2011. geschriften Van C. Snouck
______, Kesultanan Jayakarta, Studi Hurgronje oleh Soedarso
tentang Perkembangan Islam di Soekarno, Jakarta: INIS, 1996.
Bandar Sunda Kelapa (1527- ______, “Petunjuk Uthmân bin
1619 M), Laporan Penelitian, ‘Abdallah Untuk Dewan-Dewan
Jakarta: Lektur Keagamaan Ulama”, dalam Kumpulan
Kementerian Agama, 2011. Karangan Snouck Hurgronje VII,
______, Jaringan Ulama Betawi Bekasi, Jakarta: INIS, 1989.
Studi KH. Makmun Nawawi ______, Mekka in The Latter Part of The
dalam Pengembanan Islam di 19th Century, Translation J.H.
Bekasi Abad ke-20, Laporan Monahan, Leiden: E.J. Brill,
Penelitian, Jakarta: FAH UIN 1931.
Syahid Jakarta, 2012. Madjid, M. Dien, “Interelasi Sayyid
______, Jaringan Ulama Betawi, Utsman dan Holle, Kasus Politik
Melacak Jejak Langkah Dakwah Islam Kolonial Akhir Abad ke-
Islam Ulama Betawi di Jakarta, 19”, dalam Alturāš, Vol. 9, No.1,
Orasi Ilmiah pada Wisuda Edisi Mei 1998, Fak. Adab dan
Sarjana ke XII Sekolah Tinggi Humaniora, UIN Syahid, Jakarta.
Agama Islam Attaqwa Bekasi, ______, Berhaji di Masa Kolonial, Jakarta: CV.
Sejahtera, 2008.
Rabu, 26 Oktober 2011 di Islamic
______, “Kedudukan Sayyid Utsman,
Center KH. Noer Ali, Bekasi.
Ulama Arab Betawi”, dalam
Saidun Derani : Ulama Betawi … 239

Mimbar Agama dan Budaya, No.


17, Thn. VIII, 1990-1991,
Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat IAIN
Syahid Jakarta, 1990.
______, “Jejak Rekam Kaum Sayid di
Melayu Nusantara Masa Kolonial
Abab XIX: Kiprah Sayid Usman
bin Yahya dalam Meredesain
Islam sebagai Ruang Publik”,
makalah disampaikan dalam
Seminar Peranan Habib di
Nusantara tanggal 19 Oktober
2012 di Jakarta.

______ dan Darmiati, Pergolakan


Daerah Pada Awal
Kemerdekaan, terj., Jakarta: PT.
Pustaka Utama Grafiti, 1990; M.
Dien Madjid dan Darmiati,
Jakarta-Karawang-Bekasi Dalam
Gejolak Revolusi, Perjuangan
Moefrini Moe’min, Jakarta:
Keluarga Meofrini Meo’min,
1999.

Anda mungkin juga menyukai