Contoh Studi Kelayakan Tambang PDF Free
Contoh Studi Kelayakan Tambang PDF Free
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka turut serta mengembangkan sumber daya energi non migas khususnya
batubara, PT. CHARISMA BARITO COAL, suatu badan usaha swasta nasional
melaksanakan kegiatan Eksplorasi bahan galian Batubara didaerah desa Panaan dan
sekitarnya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong , Provinsi Kalimantan Selatan.
Pekerjaan studi kelayakan tambang meliputi analisis yang mencakup kajian geologi,
geoteknik, kualitas batubara dan rencana preparation plant, rencana tambang terbuka,
transportasi, K3 dan lingkungan dan kelayakan ekonomi, untuk menilai kelayakan
penambangan cadangan batubara tersebut.
Laporan ini merupakan laporan hasil kegiatan Eksplorasi Penyelidikan Kembali eksplorasi
terdahulu. Didalamnya memuat tentang data – data hasil kegiatan Eksplorasi terbaru
dibandingkan dengan penyelidikan sebelumnya, khususnya keterdapatan Batubara pada
wilayah kuasa pertambagan Eksplorasi PT. CHARISMA BARITO COAL dengan luas
areal penyelidikan kurang lebih 6.070 hektar.
Adapun maksud dan tujuan pekerjaan studi kelayakan tambang batubara diaerah konsesi
PT. Charisma Barito Coal ini adalah:
1. Mengkaji dan mengevaluasi data gologi, asil ekplorasi, kualitas batubara,
geoteknik, hidrologi/hidrogeologi, yang tersedia untk eperlua perencanaan
tambang berdasarkan data tersebut.
2. Membuat perencanaan tambang terbuka, perencanaan penanganan dan
pemanfaatan batubara dan menilai kelayakan ekonomi
b. Lingkup
- Evaluasi geometri lereng, penentuan batas tambang baik ke arah
lateral maupun vertikal dan perhitungan nisbah pengupasan.
- Penentuan metode penambangan
- Perencanaan jadwal produksi dan umur tambang
- Perencanaan penimbunan tanah penutup (waste disposal)
- Penentuan peralatan tambang
- Perencanaan fasilitas penunjang dan infrastruktur
- Perancangan sizing dan washing plant.
5. Kajian Transportasi
a. Tujuan
Kajian transportasi bertujuan untuk mengevaluasi kemungkinan pengangkutan
batubara dari tambang ke konsumen ditinjau baik dari aspek teknis maupun
ekonomis
b. Lingkup
Evaluasi kelayakan teknis jalur dan metode pengangkutan yang
memungkinkan.
prospek pemasaran batu bara PT. Kapuas Tunggal Persada, baik untuk pasar
domestik maupun pasar ekspor.
- Analisis ekonomi dengan menggunkaan konsep aliran diskonto (discounted
cash flow analysis) untuk alternatif pekerjaan penambangan dikerjakan
sendiri atau dikontrakkan, yang mencakup:
1) Perhitungan jenis, jadwal dan kebutuhan investasi
2) Perhitungan biaya operasi penambangan
3) Perhitungan biaya-biaya lain penambangan
4) Perhitungan aliran kas diskonto sebelum dan sesudah pajak
5) Penentuan kelayakan proyek dengan menggunakan analisis IRR
(Internal Rate of Return), NPV (Net Present Value) dan PBP (Pay Back
Period).
6) Analisis sensitivitas dengan perubahan variabel harga, biaya operasi
dan biaya kapital.
- Analisis finansial yang meliputi sumber pembiayaan proyek dengan
menggunakan dana sendiri dan pinjaman bank.
Tabel 1.1
BAB II
KEADAAN UMUM
Studi kelayakan PT. Charisma Barito Coal 6
PT CHARISMA BARITO COAL
Secara administratif wilayah konsesi PT. Charisma Barito Coal berada di daerah Desa
Panaan dan sekitarnya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong , Provinsi
Kalimantan Selatan. Sedangkan secara geografis daerah tersebut terletak antara
115o20’06.00” BT - 115025’15.00” BT dan 01047’58.00” LS 01”52’09.00” LS, dengan luas
wilayah kurang lebih besar 6.070 Hektar.
Lokasi
penelitian
Perekonomian masyrakat setempat masih tertinggal. Hal ini tergambar dari pola
hidup masyrakat sehari – hari dan tingkat pendidikan generasi mudanya sebagian
besar hanya merasakan progam pendidikan sembilan tahun (SLTP dan yang
sederajat). Jarang yang sampai melanjutkan ke SLTA.
2.3.2.1 Morfologi
Ditinjau dari Topografinya, bagian Tengah sampai bagian Timur merupakan dataran
tinggi dan bergunung-gunung bergelombang sedang-kuat sekitar 70 persen daerah
KP. Pada bagian Barat merupakan perbukitan bergelombang yang menempati
sekitar 30 persen daerah KP.
2.3.2.2 Iklim
Iklim di wilayah Kabupaten Tabalong yaitu beriklim tropis seperti umumnya daerah
lain di Indonesia. Iklim tropis tersebut terbagi menjadi 2 ( dua ) musin yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Musim hujan dimulai bulan Mei – Oktober. Keadaan
tersebut pada kenyataannya bisa lebih maju atau lebih mundur.
Kecepatan angin di Kabupaten tabalong tiap bulannya berkisar antara 0,1 – 11,3
Knot. Rata – rata penyinaran matahari yang dipantau pada pukul 06.00 – 18.00
terlihat intensitas tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu 90 persen dan intensitas
terendah terjadi pada bulan April yaitu 40 persen.
BAB III
KAJIAN GEOLOGI DAN DAERAH ENDAPAN BATUBARA
Daerah penyelidikan terletak disebelah timur aliran sungai Barito dengan jarak ± 60
Km. aliran sungai di daerah penyelidikan umumnya memperhatikan pola aliran yang
tidak teratur ( dendritik ) dan bermeander , dimana air yang berasal dari pergunungan
bermuara pada sungai Tabalong Kiwa sebagai sungai induk.
Topografi yang dominant adalah dataran dan perbukitan bergelombang lemah hingga
kuat. Ketinggian topografi berkisar 50 MSL hingga 300 MSL. Topograsfi demikian
merupakan hasil arah gaya dari berbagai aktifitas geologi yang menghasilkan
perlipatan, sesar, kekar, dan lain-lain.
3.1.2 Stratigrafi
Daerah penyelidikan secara regional merupakan bagian dari cekungan Barito yang
termasuk kedalam bagian timur dari peta geologi lembar Buntok ( P3 G, 1994 ).
Berdasarkan data geologi dari lembar peta tersebut diatas , litologi penyusunannya
adalah sebagai berikut :
Formasi Tanjung ( Tet ) : Bagian bawah perselingan antara batupasir, serpih, batulanau
dan konglomerat aneka bahan, sebagian bersifat gampingan. Komponen konglomerat
antara alin kuarsa, feldspar, granit, sekis, garbo, dan basalt. Didalam batupasir kuarsa
dijumpai komponen glaukonit. Bagian atas perselingan antara batupasir kuarsa bermika,
batulanau, batugamping dan batubara. Batulanau berfosil foram plangton yang
menunjukan umur Eosen _ Oligosen ( P16-N13 ), sedang batugampingnya berforam
besar berumur Eosen akhir ( Tb ). Formasi ini tidk selaras diatas batuan Mesozoikum ,
terlipat hamper utara – selatan dengan kemiringan lapisan umumnya 200, serta
mempunyai tebal sekitar 1.300 meter, serta tersebar didaerah perbukitan.
Berdasarkan peta geologi regional lembar Buntok, pada daerah perbukitan dibagian
timur lembar dijumpai beberapa unsur struktur pada batuan Mesozoikum , antara lain
berupa struktur terbreksikan, kelurusan yang berarah hampir utara – selatan, bongkah
dan blok disana sini. Dapat disimpulkan bahwa batuan ini telah mengalami deformasi.
Studi kelayakan PT. Charisma Barito Coal 12
PT CHARISMA BARITO COAL
Sedangkan pada batuan Tersier menunjukan struktur lipatan yang tidak ketat berarah
hamper utara – selatan dan diduga lipatan ini berkaitan erat dengan struktur batuan
Mesozoikum. Adapun kelurusan yang memotong struktur utama diduga terbentuk pada
deformasi kedua, dimana batuan Tersier telah terlipat dan termampatkan .
Kegiatan Eksplorasi yang telah dilakukan meliputi pemetaan geologi dan singkapan
batubara dengan melakukan pengamatan dan pendeskripsian singkapan batubara dan
singkapan batuan lain yang bisa jadi petunjuk penyeberan batubara. Selain itu juga
dilakukan pengukuran terhadap singkapan – singkapan yang dijumpai meliputi pengukuran
jurus ( strike ), kemiringan (dip) serta kekebalan dari lapisan.
Mengacu kepada Peta Geologi Regional lembar Buntok skala 1 : 250.000 yang diterbitkan
oleh pusat penelitian dan pengembangan Geologi Bandung ( 1994 ), satuan batuan yang
menyusun daerah studi ini dapat disebandingkan dengan formasi Tanjung ( Tet ) yang
berumur Eosen.
3.2.1 Litostratigrafi
3.2.1.2 Litologi Formasi Tanjung (Seam B,C,D dan E, Prospek Blok Tengah dan
Blok Timur)
Pada formasi ini disusun oleh tiga satuan litologi, yakni satuan litologi konglomerat,
satuan batupasir, dan satuan batulempung. Yang menjadi cirikhas formasi ini adalah
keterdapatan batuan Konglomerat setempat-setempat dan berada pada bagian paling
atas. Di bawah satuan litologi ini diikuti satuan Batupasir kuarsa bermika, dengan
sisipan batulanau, batulempung, dan batubara. Batulempung berwarna putih keabuan,
sebagian bersifat karbonan (untuk batulempung yang terdapat disekitar singkapan
batubara ), berlapis, terdapat sebagai sisipan pada batupasir. Terlipat hampir utara –
selatan dengan arah jurus 200-250 serta kemiringan lapisan umumnya 5- 25. Ciri-ciri
Studi kelayakan PT. Charisma Barito Coal 15
PT CHARISMA BARITO COAL
Berdasarkan hasil plotting terhadap singkapan batubara, sifat fisik, ketebalan serta
bantuan pengapitnya, maka diperkirakan didaerah penyelidikan terdapat lebih kurang
5 ( lima ) buah lapisan ( seam ) batubara yaitu seam A,B,C,D dan seam E.
Seam A adalah Seam batubara yang ditentukan berdasarkan singkapan
batubara dengan nomer kode singkapan 6,7,8 dan 9 dan 24,25,26,27 memiliki
arah sebaran relatif timur laut – barat daya dengan kemiringan kearah barat
laut. Seam ini memiliki ketebalan rata – rata sekitar 1.5 M. Secara stratigrafis
posisi dari seam A ini berada pada bagian Barat blok kuasa pertambangan.
Seam B adalah seam batubara yang ditentukan berdasarkan singkapan batubara
dengan nomor kode singkapan 14,16 dan 23 memiliki arah sebaran relative
timur laut barat daya dengan kemiringan kearah barat laut. Seam ini memiliki
ketebalan rata – rata sekitar 83,3 cm.
Dibawah dari seam B adalah seam C yang ditentukan berdasarkan singkapan
batubara dengan nomor kode singkapan 3,11 dan 17. Seam ini memiliki arah
sebaran kurang lebih sama dengan kemiringan kearah barat laut. Ketebalan
rata – rata dari seam C ini kurang lebih 103 cm.
Dibawah dari Seam C adalah seam D yang ditentukan berdasarkan singkapan
batubara dengan nomer kode singkapan 2 dan 10. seam ini memiliki arah
sebaran relative sama dengan seam lainnya dengan ketebalan rata – rata kurang
lebih 65.5 cm. Ketiga seam ini berada pada bagian Tengah Blok studi
Seam E berada pada bagian Timur Blok studi, dengan ketebalan kurang lebih
80 cm dengan kode singkapan CBC 12, 13, dan 15 dengan memutar ke arah
tenggara.
Tabel 3.1
Kuantitas cadangan batubara di daerah eksplorasi detail, dihitung berdasarkan data hasil
evaluasi data ketebalan, sudut kemiringan, korelasi data singkapan yang ada, serta
kesinambungan pelamparannya dalam arah sejajar jurus/ kemiringan lapisan batubara
serta berdasarkan posisi dengan menggunakan metode Volumetric sederhana.
Table 3.2
Tabel penghitungan Cadangan Batubara eksplorasi
278,600 0 0 579,488 0 0
Hasil analisis laboratorium diatas menunjukkan ada 4 sample hasil pengeboran seamA,
yakni sampel BH 01, BH 04, BH 04 core dan BH 03, sedangkan kelima sampel lain
meruakan sampel singkapan. BH 07 dan BH08 dari seam A, MS 17 dari Seam B, MS 18
dari seam C dan FM 05 dari Seam E.
Hasil pengujian menunjukkan secara umum sampel seam A yang memiliki kalori diatas
6100 Kcal/Kg, dengan pengecualian pada BH 03 dimana nilai kalorinya hanya 4,963
Kcal/Kg dan kandungan ash mencapai 20.28%. Hal ini kemungkinan terjadi karna
kontaminasi selama pengambilan sampel. Hal itu terjadi pada sampel FM 05. Pada seam
B kalorinya mencapai 7.000 Kcal/Kg dan pada seam C sekitar 5.400 Kcal/Kg.
Karena keterbatasan sampel yang diujikan ke laboratorium sampel D belum diujikan.
Cadangan tertambang (minable reserve) adalah bagian dari cadangan geologi yang
dapat ditambang secara menguntungkan berdasarkan kondisi teknis dan ekonomis saat
ini. Berdasarkan hasil eksplorasi diketahui sumberdaya geologi sebesar 657,150 metrik
ton.
Perhitungan cadangan tertambang akan dibatasi oleh stripping ratio (nisbah
pengupasan), ketebalan minimum lapisan batubara dan recovery penambangan pada
Seam yang telah dilakukan eksplorasi detil.
1. Stripping ratio
Stripping ratio atau nisbah pengupasan adalah perbandingan antara volume overburden
yang harus dikupas untuk mendapatkan satu unit berat batubara. Angka stripping ratio
diperoleh dari hasil perhitungan ekonomi meliputi biaya-biaya dan harga jual batubara,
dihitung menggunakan formula sebagai berikut:
SR = (A - (B+C)) / D
Keterangan:
SR = Angka Stripping Ratio
A = Harga jual per-ton batu bara
B = Biaya produksi per-ton batubara meliputi biaya penambangan,
pengangkutan, preparasi, dan lain-lain (diluar biaya pengupasan
overburden).
C = Keuntungan minimal yang diharapkan dari setiap ton batubara
D = Biaya pengupasan overburden
Angka stripping ratio ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi saat ini, naiknya harga jual
batubara akan meningkatkan angka stripping ratio yang pada akhirnya akan
meningkatkan jumlah cadangan tertambang. Di lain pihak jika ongkos produksi
meningkat maka akan memperkecil angka stripping ratio sehingga akan mengurangi
jumlah cadangan tertambang.
Dalam penentuan jumlah cadangan tertambang, data yang digunakan sebagai acuan
adalah:
- Peta topografi
- Data-data ketebalan lapisan batubara dari singkapan dan hasil pemboran.
- Nisbah pengupasan (stripping ratio) maksimal yang digunakan adalah 1 : 7.25
Metode perhitungan yang digunakan adalah metode penampang, yaitu penentuan luas
overburden dan batubara pada masing-masing penampang. Sedangkan penentuan
volume antara dua penampang digunakan rumus mean area (luas rata-rata antara dua
penampang dikalikan dengan jarak antar penampang), sehingga tonase batubara dapat
dihitung dengan cara mengalikan volume terhadap berat jenis batubara (digunakan 1,3
ton/m3).
Berdasarkan metode perhitungan cadangan tersebut di atas maka jumlah cadangan
tertambang batubara dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL 3.4
Jumlah cadangan tertambang ini merupakan jumlah cadangan yang sudah layak untuk
di eksploitasi, sembari menunggu untuk dilakukan studi yang lebih detil untuk Blok
Tengah dan Blok Timur. Jumlah Cadangan ini bersal dari seam A dengan luas KP
eksploitasi 97.70 Ha.
Berikut batas-batas penyiutan daerah KP yang akan dieksploitasi seluas 97.70 Ha. Blok
ini merupakan bagian dari Seam A yang telah layak untuk ditambang.
Gambar 3.11 Peta Analisa Prospek Penambangan Seam A (Blok Barat, Eksploitasi)
Tabel 3.5
BAB IV
KAJIAN GEOLOGI TEKNIK
Studi kelayakan PT. Charisma Barito Coal 30
PT CHARISMA BARITO COAL
Pengujian geoteknik bertujuan untuk menentukan sifat fisik dan mekanik baik
batuan yang menyusun overburden, interburden dan batuan dasar, maupun lapisan
batubara. Hasil pengujian diperlukan untuk perancangan tambang terutama dalam
penentuan geometri lereng yang mantap berupa tinggi lereng dan sudut lereng.
3. Lereng Timbunan
BAB V
RENCANA COAL PREPARATION PLANT
Kualitas endapan batubara yang ada umumnya baik dengan nilai kalori 6.100
kcal/kg – 7.000 kcal/kg, kelembaban berkisar 5 – 15 %, kadar abu 2 – 20 %, Sulfur 0,74
– 3,44 %, nilai Volatile Matter relatif tinggi dan Hardgrove Grindability Index berkisar
43 –68.
Apabila diinginkan seluruh potensi batubara yang ada harus diambil, maka
disarankan untuk dibuat sarana pencucian batubara. Berdasarkan kondisi endapan
batubara diatas, maka diusulkan preparation plant seperti terlihat pada gambar 5.1 dan
gambar 5.2
BAB VI
TAHAP KEGIATAN OPERASIONAL PERTAMBANGAN
PT. CHARISMA BARITO COAL didalam mengelola olie bekas adalah dengan cara
menampung oli bekas pada drum – drum dan selanjutnya oli bekas tersebut dijual
kepara penampung. Olie bekas ini juga banyak dibeli oleh perusahaan pengergajian
kayu yang banyak tersebar dilokasi tambang.
Proses longsoran atau penurunan permukaan tanah dapat terjadi oleh kegiatan
pengupasan tanah dapat terjadi oleh kegiatan pengupasan tanah penutup, pebuangan
tanah penutup maupun kegiatan pembuatan jalan. Usaha – usaha yang dilakukan untuk
mencegah atau mengurangi terjadinya longsoran atau penurunan tanah tersebut adalh
sebagai berikut:
Lereng pada disposal area dibentk berjenjang dengan dimensi dan
sudut tertentu yang mengarah kedalam ( arah toe )
Permukaan tanbang diatur dengan system berjenjang ( bench ) serta memperhatikan
kestabilan lereng untuk menghindari atau mengurangi longsoran dan memudahkan
pengendalian air tambang.
Pengaturan air larian tambang dengan membuat paritan sehingga air tidak masuk ke
tempat – tempat yang stabil
6.4. REKLAMASI
Rencana kegiatan reklamasi pada tahun PT. CHARISMA BARITO COAL adalah
dengan menata lahan areal bekas penambangan atau areal bekas sarana dan prasarana.
Secara umum rencana tersebut dilaksanakan setelah lahan yang digali atau dipakai
selesai diambil batubaranya langsung kami timbun kembali dengan tanah pucuk atau
tanah kupasan yang sudah kami sediakan disampingnya
BAB VII
RENCANA KEGIATAN PERTAMBANGAN
II. ENGINEERING
1. Mine Engineer 3 4.000.000 144.000.000
2. Geologist 2 4.000.000 96.000.000
3. Environment Engineer 2 4.000.000 96.000.000
4. Computer Analyst 1 4.000.000 48.000.000
5. Foreman 4 2.000.000 96.000.000
6. Mechanic 2 2.000.000 48.000.000
7. Electrician 2 1.800.000 43.200.000
8. Surveyor 3 1.800.000 64.800.000
9. Welder 1 1.800.000 21.600.000
10. Drafter 1 1.200.000 14.400.000
11. Operator 5 1.200.000 72.000.000
12. Technical Staff 3 2.000.000 72.000.000
III. ADMINISTRATION
1. Accountant 1 3.000.000 36.000.000
2. Warehouse supervisor 1 1.800.000 21.600.000
3. Purchasing agent 1 2.000.000 24.000.000
4. Administration staff 2 2.000.000 48.000.000
5. Secretary 3 1.500.000 54.000.000
Total 38 2.080.000.000
Kegiatan persiapan penambangan di kawasan hutan yang diajukan izin pinjam pakai
terdiri dari beberapa hal, mulai dari lahan untuk tambang ( PIT ). Daerah tambang
( Disposal Area ) jalan angkut untuk kepenampungan batubara ( Stock Pile ), dan untuk
jalan angkat menuju logpond atau pelabuhan yang berjarak ± 87 km. kami mengunakan
jalan Pemda Tabalong dengan sistim menbayar Fee seperti penambang lainnya.
BAB VIII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN
pelumas
g. Penampung besi –
besi / suku cadang bekas
h. Pemadam api
i. Kotak P3K
j. Pembersih tumpahan
minyak
a. Helm pengaman /
4 Instalasi Pencucian
Safety Helmet
b. Sepatu pengaman /
safety shoes
c. Sarung tangan kulit /
leather gloves
d. Masker + ear plug
e. Jas laboratorium
f. Pemadam api
g. Kotak P3K
No Kegiatan Uraian
1 Patroli Keamanan a. peninj
auan / pengecekan untuk
penertiban sesuai peraturan K – 3
b. penert
iban sesuai peraturan K – 3
c. melap
orkan secara lisan / tertulis
kepada supervisor bagi pelanggar
peraturan
d. mengo
ntrol batas kecepatan
kendaraan tambang
2 Inspeksi Keamanan a. cek kondisi pemadam api,
melakukan
inventarisasi dan pengisian kembali
jika perlu
b. cek kondisi fasilitas transportasi
c. cek kondisi fasilitas bengkel
d. cek kondisi dan penataan gudang
e. cek kondisi dan penataan camp
utama dan lokasi kerja.
pembelajaran,
mengedarkan slogan, leaflet, dsb.
b. evaluasi
5 Pelindung Keamanan a. inventarisasi Alat Pelindung Diri
(APD)
b. cek kelengkapan pengaman alat –
alat
c. cek kelengkapan rambu –rambu
d. melengkapi kekurangan
B. LINGKUNGAN
1. Pengelolaan Lingkungan
a. Tahap Pra Operasi.
Komponen Kegiatan.
1) Dampak Survey Lapangan
- Menghindari penebangan pohon yang tidak perlu terutama pohon
budidaya penduduk
- Melakukan sosialisasi kegiatan kepada masyarakat
- Menyertakan masyarakat setempat
- Meminta ijin dan memberikan ganti rugi kepada pemilik apabila
harus menebang pohon budidaya penduduk
- Menghindari terjadinya kebakaran hutan dan lahan
2. Pemantauan Lingkungan
a. Tahap Pra Operasi
Komponen Kegiatan.
1) Dampak Survey Lapangan
- Persepsi masyarakat
- Perubahan pendapatan masyarakat
- Perubahan pola hidup masyarakat
2) Dampak Pembebasan lahan
- Persepsi masyarakat
- Perubahan pola hidup masyarakat
- Perubahan mata pencaharian masyarakat
3) Dampak Perekrutan Tenaga Kerja
- Persepsi masyarakat
- Perubahan pendapatan masyarakat
- Perubahan pola hidup masyarakat
4) Dampak Mobilisasi alat dan bahan
- Gangguan transportasi sungai
- Laju erosi pada dermaga pendaratan
5) Dampak Pemasangan / instalasi fasilitas pengolahan
- Laju erosi
- Kebisingan
- Penurunan kualitas air
- Penurunan kualitas udara
Metode Pemantauan
- Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan analisis data
- Pengambilan data dilakukan dengan cara:
# Memperoleh data primer dengan melakukan survey
# Memperoleh data sekunder berupa laporan dari Kantor Desa
maupun data terdahulu.
Tolok ukur pemantauan
- Perubahan kualitas komponen lingkungan
- Intensitas perubahan komponen lingkungan
b. Tahap Operasi.
Komponen kegiatan
1) Dampak Pembersihan lahan (land clearing)
- Suhu udara
- Laju erosi
- Sedimentasi
- Perilaku satwa
- Kualitas air permukaan
- Kualitas udara
2) Dampak pengupasan tanah pucuk
- Suhu udara
- Laju erosi
- Sedimentasi
- Perilaku satwa
- Kualitas air permukaan
- Kualitas udara
3) Dampak Pengupasan tanah penutup
- Suhu udara
- Laju erosi
- Sedimentasi
- Perilaku satwa
- Kualitas air permukaan
- Kualitas udara
4) Dampak Penggalian Batubara
- Suhu udara
- Laju erosi
- Sedimentasi
- Perilaku Satwa
- Kualitas air permukaan
- Kualitas udara
- Sistem hidrologi permukaan dan bawah tanah
5) Dampak Penimbunan batubara / stockpile
- Suhu udara
- Laju erosi
- Sedimentasi
- Kualitas air permukaan
- Kualitas udara
6) dampak pengangkutan batubara
- Suhu udara
- Laju erosi
- Sedimentasi
- Kualitas air permukaan
- Kualitas udara
Metode Pemantauan
- Pengukuran parameter kualitas udara, air, limbah dan tanah
- Melakukan pengamatan dan penelitian langsung di lapangan,
minimal 1 kali sebulan.
- Melakukan analisis dan pengumpulan data lapangan
- Persepsi masyarakat
- Keinginan Pemerintah Daerah
Metode Pemantauan
- Pengamatan langsung dilapangan
- Pengumpulan data dan analisis
BAB IX
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA
A. BENTUK ORGANISASI
Pelaksanaan pekerjaan penambangan dirancang sesederhana mungkin tetapi
memiliki otonomi yang cukup untuk menjamin kelancaran kegiatan penambangan,
baik dari aspek teknis maupun non teknis. Bentuk / struktur organisasi yang
diterapkan adalah organisasi fungsi dimana kegiatan penambangan dibagi menjadi
fungsi – fungsi yang terpisah tetapi masih tetap dapat bekerja sama.
Secara organisatoris kegiatan penambangan di PTCharisma Barito Coal
dipimpin oleh seorang Project Manager yang bertanggung jawab kepada Direksi.
Project Manager membawahi Safety Officer dan empat Manager, masing – masing
yaitu: Mine Manager, Admin Manager, Marketing Manager dan Environment
manager, masing – masing manager didukung oleh divisi – divissi untuk kelancaran
pekerjaan. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 7.1
Dalam struktur organisasi dapat dijelaskan bahwa:
1. Penanganan K – 3 secara umum ditangani oleh Safety
Officer yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan K – 3 demi
kelancaran kegiatan penambangan, oleh karena itu posisi Safety Officer secara
organisatoris ditempatkan langsung dibawah Project Manager.
2. Urusan penanganan karyawan (rekruitment and training),
keuangan, akuntansi termasuk administrasi, serta system informasi ditangani
oleh Admin manager.
3. Urusan Penambangan yang ditanganai oleh Mine Manager
sebagai bagian inti kegiatan penambangan didukung oleh tiga divisi yaitu; Coal
Preparation Lant, Mine Operation dan Plant & Machinery.
4. Urusan pemasaran ditangani oleh Marketing Manager, yang
juga melakukan analisis perkembangan pasar, harga dan pengapalan (shipping)
termasuk barging.
B. TENAGA KERJA
BAB X
ANALISIS INVESTASI DAN KELAYAKAN
tambang sampai tambang ini dapat mulai beroperasi dan memperoleh pendapatan
dari produksinya, sehingga dapat digunakan untuk membiayai kegiatannya sendiri.
a) Modal Tetap
Modal tetap tambang batubara PT.Charisma Barito Coal dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Biaya pra-penambangan, merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan,
sebelum kegiatan penambangan positif dilakukan.
b) Modal Kerja
Modal kerja adalah modal yang dibutuhkan untuk membiayai
kelangsungan operasi pada awal penambangan sebelum tambang tersebut
mampu membiayai sendiri operasinya. Besarnya modal kerja untuk
proyek penambangan batubara PT Charisma Barito Coal adalah biaya
2. Sumber Dana
Sumber dana untuk pembiayaan proyek ini adalah dari dana pinjaman bank
dan modal perusahaan sendiri. Besarnya pinjaman bank adalah US $ 7,697,389.53,
sedangkan sisanya sebesar US $ 3,500,000.00 adalah modal perusahaan.
Pengembalian pinjaman dijadwalkan sebagai berikut:
Jumlah pinjaman : US $ 7,697,389.53
Jangka waktu : 5 tahun
Tingkat bunga : 15%
B. Analisis Kelayakan
Untuk mengetahui gambaran prospek ekonomi proyek penambangan dan
pengolahan batubara di wilayah KP PT Charisma Barito Coal, dievaluasi
berdasarkan nilai ekonomi proyek, yaitu besarnya keuntungan (laba) yang dapat
diperoleh perusahaan selama jangka waktu (life time) proyek.
a). Pendapatan Penjualan
- Pendapatan dari penjualan utama
Adalah hasil penjualan batubara yang jumlahnya 400.000 ton pada tahun I ;
US$ 18,000,000
C. Evaluasi Ekonomi
Untuk melakukan evaluasi ekonomi pada proyek penambangan oleh PT
Charisma Barito Coal ini digunakan parameter ekonomi Discounted Cash Flow Rate
of Return (DCFRoR) atau Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV),
Pay Back Period dan Break Event Point (BEP). Parameter – parameter tersebut di
atas akan diperoleh dengan bantuan diagram aliran uang tunai (cash flow).
Aliran Uang Tunai (Cash Flow)
Salah satu langkah dalam menentukan prosedur evaluasi proyek dan merupakan
langkah yang sangat menentukan dalam pengambilan keputusan, yaitu menganalisa
terhadap pola aliran uang tunai yang terjadi oleh adanya rencana kegiatan proyek
tersebut. Perolehan kumulatif kas bersih pada akhir umur tambang adalah US$
18,313,262.63, perhitungan dari aliran uang tunai (cash flow) dapat dilihat pada
tabel 10.11
Tabel 10.11 Aliran Kas Uang Tunai (Cash Flow) Proyek Pertambangan Batubara PT Charisma Barito Coal (US$)
Net income before tax 4,019,995.85 10,524,470.85 8,176,345.85 8,144,885.85 8,110,279.85 12,583,413.35
Tax (PPH = 35%) 1,148,570.24 3,518,356.80 2,861,721.05 2,850,710.05 2,838,597.95 4,404,194.67
Net Income after tax 2,871,425.61 7,006,114.05 5,314,624.80 5,294,175.80 5,271,681.90 8,179,218.68
Depreciation of mine equipment 538,200.00 538,200.00 538,200.00 538,200.00 538,200.00 538,200.00
Deplecion 409,286.10 409,286.10 409,286.10 409,286.10 409,286.10
Amortization 53,400.00 53,400.00 53,400.00 53,400.00 53,400.00
Reclamation (13,580.00) (27,160.00) (40,740.00) (40,740.00) (13,580.00)
Safety and health (15,000.00) (15,000.00) (15,000.00) (15,000.00) (15,000.00)
Community development (120,000.00) (240,000.00) (360,000.00) (360,000.00) (360,000.00) (130,110.00)
Cash Flow 3,737,311.71 7,738,420.15 5,913,350.90 5,879,321.90 5,856,828.00 8,573,728.68
Pay loan (2,694,086.33) (2,463,164.65) (2,232,242.96) (2,001,321.28) (1,770,399.59)
Capital 3,500,000.00
Cummulative Cash Flow (11,774,693.74) (10,731,468.36) (5,456,212.86) 1,775,104.92 5,653,105.54 9,739,533.95 18,313,262.63
Tahun Cash Flow P/A, i, n P/F, i, n Nilai P/A, i, n P/F, i, n Nilai Sekarang
i = 13% i = 13% Sekarang i = 20% i = 20%
B Biaya Tetap
1 Royalti 1,120,000.00 2,240,000.00 3,360,000.00 3,360,000.00 3,360,000.00 1,214,360.00
2 Asuransi alat 134,550.00 134,550.00 134,550.00 134,550.00 134,550.00 134,550.00
3 Gaji Karyawan 208,000.00 228,800.00 251,680.00 276,848.00 304,532.80 334,986.08
4 Depresiasi 538,200.00 538,200.00 538,200.00 538,200.00 538,200.00 538,200.00
5 Angsuran 2,694,086.33 2,463,164.65 2,232,242.96 2,001,321.28 1,770,399.59
Total 4,694,836.33 5,604,714.65 6,516,672.96 6,310,919.28 6,107,682.39 2,222,096.08
C Biaya Variabel
1 Operating cost 1,500,000.00 3,000,000.00 4,500,000.00 4,500,000.00 4,500,000.00 1,500,000.00
2 Maintenance 153,250.00 153,250.00 153,250.00 153,250.00 153,250.00 153,250.00
Total 1,653,250.00 3,153,250.00 4,653,250.00 4,653,250.00 4,653,250.00 1,653,250.00
D BEP 32.72 19.43 15.03 14.56 14.09 14,16
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa alternatif kerja I dan II sama – sama memberikan
keuntungan pada investasi yang dilakukan, hal ini ditunjukkan oleh nilai IRR yang
melebihi discount rate (15%), namun nilai NPV alternatif I bernilai positif dan alternatif II
bernilai negatif. Jadi alternatif I lebih menguntungkan. Oleh karena itu untuk melakukan
kegiatan penambangan PT Charisma Barito Coal direkomendasikan melakukan
penambangan dengan sebagian peralatan diadakan secara sewa.
BAB XII
KESIMPULAN
Dari kajian – kajian yang telah diuraikan pada bab – bab sebelumnya yang berkaitan
dengan rencana proyek penambangan batubara oleh PT Charisma Barito Coal di wilayah.
Desa Panaan dan sekitarnya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong , Provinsi
Kalimantan Selatan dapat disimpulkan:
Berdasarkan data geologi, topografi, singkapan dan pemboran ekplorasi, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Seam A adalah Seam batubara yang ditentukan berdasarkan singkapan
batubara dengan nomer kode singkapan 6,7,8 dan 9 dan 24,25,26,27 memiliki
arah sebaran relatif timur laut – barat daya dengan kemiringan kearah barat
laut. Seam ini memiliki ketebalan rata – rata sekitar 1.5 M. Secara stratigrafis
posisi dari seam A ini berada pada bagian Barat blok kuasa pertambangan.
Seam B adalah seam batubara yang ditentukan berdasarkan singkapan batubara
dengan nomor kode singkapan 14,16 dan 23 memiliki arah sebaran relative
timur laut barat daya dengan kemiringan kearah barat laut. Seam ini memiliki
ketebalan rata – rata sekitar 83,3 cm.
Dibawah dari seam B adalah seam C yang ditentukan berdasarkan singkapan
batubara dengan nomor kode singkapan 3,11 dan 17. Seam ini memiliki arah
sebaran kurang lebih sama dengan kemiringan kearah barat laut. Ketebalan
rata – rata dari seam C ini kurang lebih 103 cm.
Dibawah dari Seam C adalah seam D yang ditentukan berdasarkan singkapan
batubara dengan nomer kode singkapan 2 dan 10. seam ini memiliki arah
sebaran relative sama dengan seam lainnya dengan ketebalan rata – rata kurang
lebih 65.5 cm. Ketiga seam ini berada pada bagian Tengah Blok studi
Seam E berada pada bagian Timur Blok studi, dengan ketebalan kurang lebih
80 cm dengan kode singkapan CBC 12, 13, dan 15 dengan memutar ke arah
tenggara.
Arah (strike) dan kemiringan (dip) lapisan batubara secara umum adalah Barat
Laut - Tenggara, dengan kemiringan rerata 25º
Hasil perhitungan cadangan tertambang dengan kedalaman 0 – 50 meter (SR = 1 : 7)
adalah : Batubara ± 4.800.000 Metrik Ton dan Overburden ± 33.600.000 BCM
Berdasarkan hasil kajian geoteknik/analisa kemantapan lereng:
Untuk lereng tunggal FK = 1,584
Untuk lereng keseluruhan (overall pit slope) FK > 1,5
Untuk lereng timbunan FK = 1,542
Dari kajian kualitas batubara dan rencana preparation plant:
Studi kelayakan PT. Charisma Barito Coal 71
PT CHARISMA BARITO COAL
Nilai kelembaban (moisture content dibawah 15%, sehinggga tidak perlu dilakukan
blending.
Nilai Volatile Matter yang relatif tinggi, maka yang harus diperhatikan jangan sampai
terlalu banyak terdapat fraksi halus (fine coal), karena mudah terbakar sehingga perlu
penanganan ekstra dan penyimpanan jangan terlalu lama.
Batubara yang mempunyai nilai HGI < 45 dikategorikan batubara keras sehingga perlu
penanganan dalam memilih tipe pulverizernya.
Di pelabuhan batubara akan dipreparasi menggunakan crusher dengan kapasitas 500
ton/jam.
Rencana penambangan:
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka metode penambangan batubara
yang diterapkan oleh PT Charisma Coal adalah tambang terbuka (surface mining) dengan
menggunakan kombinasi peralatan mekanis yaitu kombinasi antara excavator sebagai alat
gali-muat dan dump truck sebagai alat angkut. Sedangkan untuk pengupasan tanah penutup
digunakan cara “back filling”.
Dengan jumlah cadangan tertambang sekitar 600.000 Metrik Ton untuk tahap awal, dengan
target produksi 400.000 Metrik Ton pada tahun pertama.
Pengangkutan batubara:
Pengangkutan batubara dari tambang ke ROM stockpile menggunakan dump truck dengan
kapasitas 40 metrik ton.
Pengangkutan batubara dari stockpile ke pelabuhan berjarak 87 km. Dari pelabuhan
menuju vessel menggunakan tongkang berkapasitas 5000 ton.