Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik, saran serta masukan yang membangun sebagai
motivasi bagi penulis guna menyempurnakan makalah ini kedepannya.
ASMAWATI, SP
Nip. 197011052005012001
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI........................................................................ 7
2.2. Informasi....................................................................................... 7
2.3. Manajemen Resiko....................................................................... 10
2.4. Analisis SWOT.............................................................................. 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Banyak hal yang dapat dipengaruhi dengan adanya perkembangan
teknologi. Tidak hanya mempengaruhi sistem pelayanan akan tetapi
mempengaruhi juga terhadap sistem kerja staf/pustakawan perpustakaan. Dan hal
ini akan berpengaruh terhadap kebutuhan informasi pemustaka. Dimana terjadinya
perubahan dari generasi Y menuju ke generasi Z. pemustaka yang saat ini berada
pada generasi Z dimana mereka dapat mengakses informasi dalam satu waktu.
Yang dimaksud dengan generasi Z itu adalah orang-orang yang lahir digenerasi
internet dimana mereka sudah menikamati keajaiban teknologi usai kelahiran
internet. Oleh karna itu penting bagi perpustakaan untuk dapat mengikuti
perkembangan teknologi saat ini.
4
Adanya kerusakan ini dapat membuat sistem informasi tidak dapat mejalankan
fungsinya dengan baik atau sering error sehingga dapat menghambat proses
kegiatan pelayanan dan proses kerja pustakawan.
5
analisis SWOT untuk menilai risiko dalam kegiatan manajemen risiko pada
keamanan sistem informasi.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Informasi
Informasi adalah data yang sudah diolah dan memiliki potensi bermanfaat
bagi seseorang. Pengertian informasi dari dulu hingga sekarang pada dasarnya
sama, yakni sama dalam wujud, sifat, fungsi, dan manfaatnya, sedangkan
perbedaannya hanya pada kemasannya saja. Kalau dulu informasi diwadahi oleh
media yang masih tradisional atau konvensional sebagai alat penyimpanan data
dan informasi, yang kemudian berkembang menjadi media cetak (printed
materials) dan media nonbuku, maka sekarang media penyimpanan dan pembawa
informasi sudah sangat canggih dan bentuknya beragam. Dengan media berbasis
elektronik dan optik, ragam dan banyaknya informasi yang disimpannya menjadi
sangat besar, bahkan relatif tak terbatas.
7
perangkat lunaknya, masyarakat maju dapat menciptakan informasi dalam jumlah
yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat.
8
sehingga kerenanya pengetahuan masyarakat pada umumnya juga meningkat
sejalan dengan peningkatan kehidupannya. Semua anggota masyarakat di semua
lapisan dan tingkatannya mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa
memanfaatkan perpustakaan.
2. Ketepatan isi: informasi harus tepat isinya, atau harus akurat, tidak
mengandung kesalahan. Ketepatan isi juga selain berkaitan dengan
akurasi juga berkaitan dengan presisi. Akurat berarti tidak mengandung
kesalahan, sedang presisi menyatakan derajat kerincian informasi,
semakin rinci berarti semakin presisi.
9
informasi harus tersedia di jaringan dengan fasilitas akses yang aman
dari orang yang tidak berhak.
Kolaborasi antara sumber daya manusia dan teknologi yang terjadi saat ini
dapat dikatakan sebagai sistem informasi. Sistem informasi merupakan suatu
sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil
keputusan dan juga untuk menjalankan operasional perusahaan, di mana sistem
tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi, dan
prosedur-prosedur yang terorganisasi. Jadi, keandalan suatu sistem informasi
dalam organisasi/instansi terletak pada keseimbangan antarkomponen yang ada,
sehingga dapat dihasilkan dan didistribusikan suatu sistem informasi yang
berguna untuk lembaga yang bersangkutan.
10
Menurut Stoneburner (2002) bahwa “risk management encompasses
three processes : risk assesment, risk mitigation, and evaluation and
assessment”. Adanya perencanaan sebelum risiko itu terjadi, dimaksudkan agar
perpustakaan akan lebih siap mengatasinya. Mulai mengidentifikasi
kemungkinan risiko yang bisa terjadi, akan memudahkan perpustakaan dalam
mengelompokkan risiko sehingga dapat dilakukan pencegahan yang baik.
11
365.000 eksemplar koleksi bahan pustaka, dengan pertambahan setiap tahun
sekitar 8.500 eksemplar. Selain itu perpustakaan juga memiliki koleksi
elektronik yang terdiri dari jurnal dan bahan-bahan koleksi “local content”.
Jumlah e-journal yang dilanggan lebih dari 5.000 judul dalam berbagai disiplin
ilmu yang diperlukan terutama oleh sivitas akademika Universitas Riau.
Melakukan perubahan system kerjaan dengan menggunakan perangkat teknologi
disetiap titik layanan yang ada diperpustakaan. Perubahan system otomasi ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan permintaan informasi yang
sangat banyak.
12
2.3 Analisis SWOT
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa daur hidup suatu produk itu
besifat fluktuatif, seiring berjalannya waktu yang akan dilalui oleh institusi.
Adapun setiap fase tersebut adalah:
13
Pada fase pertama adalah masa perkenalan suatu institusi dalam
meluncurkan produk kepada pengguna. Pada tahap ini pengguna
mulai mengenal dan menilai kualitas dari suatu produk.
Pada fase kedua adalah masa pertumbuhan dimana suatu produk
sudah masuk ke pengguna dan mulai memiliki nilai perhatian lebih
dari pengguna. Dan pengguna mulai menyukai produk tersebut
untuk diminati dalam arti sudah terbentuk loyalitas dan akan
berlanjut kepada pengguna lainnya.
Pada fase ketiga adalah fase dimana suatu produk sudah memiliki
kualitas dan nilai terhadap pengguna.
Pada fase keempat adalah fase dimana nilai produk tersebut
menurun dan pengguna mulai merasa jenuh terhadap produk
tersebut, sehingga pada fase ini institusi harus melakukan berbagai
macam antisipasi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan.
14
Melakukan training and education secara lebih professional
dengan maksud agar karyawan menjadi lebih disiplin den
berdedikasi dalam bekerja, dengan tujuan utama mencapai visi dan
misi perusahaan
Pimpinan perusahaan dalam menyelesaikan setiap masalah harus
selalu menjunjung nilai-nilai profesionalisme dan sportivitas.
15
kuantitatif yaitu menempatkan angka-angka sebagai ukuran pembobotan nilai
dilakukan agar angka keakuratan dapat diperoleh secara baik.
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and
threats (O and P). dimana factor ini bersangkutan dengan kondisi-
kondisi yang terjadi diluar institusi yang mempengaruhi pembuatan
keputusan institusi.
b. Faktor Internal
Faktor Internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and
weaknesses (S and W). Dimana factor ini menyangkut kondisi yang
terjadi di dalam institusi. Yang mana ini turut mempengaruhi
terbentuknya pembuatan keputusan (decision making).
Suatu analisis SWOT yang baik dan tepat maka diperlukan suatu model
analisis yang representative, dimana kasus yang akan dikaji dilihat berdasarkan
ruang lingkup aktivitas kegiatannya atau den gan kata lain melakukan
penyesuaian analisa berdasarkan kondisi yang ada.
16
Gambar 2 : Diagram Analisis SWOT
BAB III
17
PEMBAHASAN
18
untuk transaksi peminjaman, perpanjangan dan pengembalian buku
dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan. Penerapan aplikasi
Pelayanan Mandiri ini sejak tanggal 30 Agustus 2013.
VISI
MISI
19
Untuk mencapai tujuan tidak akan luput dari risiko ancaman yang akan
menghambat tujuan tersebut. Oleh karna itu untuk mengidentifikasi risiko yang
akan dihadapi kita perlu mengetahui kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness),
Peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang dimiliki oleh Perpustakaan
Universitas Riau. Oleh karna kita perlu melihat atau melakukan analis internal dan
eksternal yang ada di Perpustakaan Universitas riau yang dapat dilihat dari
gambar dibawah ini:
20
local
21
Keterbatasan dana system tutorial dalam
Kurangnya perpustakaan penggunaan
pemahaman secara luas system
mengenai dilingkungan Membuat
pengembangan perguruan tinggi serangkaian
system Melaksanakan video panduan
Kurangnya simulasi yang dalam
partisipasi dari melibatkan menggunakan
pustakawan dan mahasiswa atau system
pengambil pengguna secara Membuat
keputasan teratur dalam kuisioner tentang
beberapa waktu implementasi
dalam rangka system
adaptasi dengan
system baru
Mengadakan
penelitian dengan
meyusun kuisioner
kepada beberapa
mahasiswa atau
pengguna yang
telah
menggunakan
system
Knowledge
sharing antara
pustakawan dan
staf khusus IT
22
mengatasi dan meminimalisir seluruh risiko yang akan dihadapi oleh
Perpustakaan Univeristas Riau baik itu dari internal maupun eskternal yang akan
dihadapi kedepannya.
BAB IV
PENUTUP
23
Proses manajamen risiko dengan metode analisis SWOT dengan melihat
faktor internal dan eksternal yang melihat dari analisa kekuatan (Strengths),
kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang
dimiliki oleh Perpustakaan Universitas Riau dengan membuat kuadran SO
atau strategi umum yang dilakukan untuk mengggunakan kekuatan
perpustakaan untuk menggambil setiap keuanggulan pada kekuatan yang ada.
Pada kuadran WO perpustakaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan
sebagai acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan.
Selanjutnya untuk kuadran ST yaitu perpustakaan menjadikan kekuatan untuk
menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diverifikasi untuk
menciptakan peluang. Kemudian pada kuadran WT yaitu perpustakaan
berusaha meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap
ancaman. Dengan begitu maka Perpustakaan Universitas Riau dapat
mangantisipasi setiap risiko-risiko yang akan dihadapi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
24
Arif Nurochman, 2014, Manajemen Risiko Sistem Informasi Perpustakaan
(Studi Kasus di Perpustakaan UGM Yogyakarta), Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
25
26