Anda di halaman 1dari 19

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH TENTANG

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KOTA


TULUNGAGUNG

DOSEN PENGAMPU : Dra. Nunun Nurhajati, M.Si.

NAMA KELOMPOK:
1. SHEILA KRISMONICA DWIPALUPI (1861404100002)
2. PRISMA SUGANDA (1861404100005)
3. DERA DZULFA N.M (1861404100006)
4. YOGA PRATAMA (1861404100015)
5. SAMSAN YUSUP SADEWO (1861404100046)
6. ANGGIT SURYA PRAYOGI (1861404100052)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
2021
7.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Implementasi kebijakan adalah suatu rangkaian kegiatan dalam
rangka membawa kebijakan kepada penerima kebijakan sehingga
kebijakan tersebut dapat menghasilkan hasil sebagaimana yang diharapkan
sebelumnya (Gaffar, 2009). Implementasi kebijakan merupakan kajian
tentang pelaksanaan sebuah kebijakan publik yang mana dalam proses
pembuatan kebijakan publik itu melalui tahapan perumusan dan diakhiri
dengan persetujuan, langkah berikutnya adalah bagaimana agar kebijakan
tersebut dapat mencapai tujuan dan sasaran. Implementasi dari suatu
kebijakan melibatkan policy maker (pembuat keputusan) untuk
mempengaruhi birokrat pelaksana agar bersedia melaksanakan kebijakan
dengan memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran
kebijakan (Subarsono, 2013).
Pencemaran lingkungan merupakan suatu keadaan dimana kondisi
asal yang telah berubah menjadi kondisi yang buruk akibat adanya bahan-
bahan polutan yang ikut tercampur (Palar, 2008). Lingkungan dapat
dikatakan telah tercemar apabila tatanan lingkungan yang sudah berubah
tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, hal tersebut akibat dari masuknya
suatu zat berbahaya yang masuk kedalam tatanan lingkungan. Kondisi ini
mengakibatkan dampak buruk terhadap makhluk hidup yang ada,
lebihlanjut pencemaran lingkungan tersebut dapat membunuh bahkan
menghapuskan suatu makhluk hidup.
Pencemaran lingkungan berdasarkan tempat terjadinya dapat
dibagi menjadi pencemaran udara, tanah dan air (Sastrawijaya, 2009) .
Pencemaran air adalah masuknya bahan pencemar ke dalam air yang
mengakibatkan berubahnya tatanan air sehingga kualitas air menurun pada
tingkat tertentu yang mengakibatkan disfungsi air tidak lagi sesuai dengan
peruntukannya, secara garis besar pencemaran air disebabkan oleh
pembuangan limbahlimbah cair dan limbah padat yang dibuang ke media
air, baik itu laut, sungai, maupun kali (Sulistyorini, 2009).
Limbah cair (waste water) merupakan buangan yang bersifat kotor
yang berasal dari rumah tangga dan juga berasal dari industri, air tanah, air
permukaan serta buangan lainnya, dengan demikian air buangan tersebut
merupakan sesuatu yang bersifat kotoran umum (Sugiharto, 2014).
Kebutuhan akan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke
waktu, baik guna memenuhi kebutuhan dasar manusia maupun untuk
sumber daya yang diperlukan dalam pembangunan ekonomi seperti
kegiatan pertanian, industri dan pariwisata dimana sebagian besar air yang
digunakan adalah sumber air permukaan, khususnya air sungai, sementara
ketersediaan sumber daya air sungai cenderung semakin menurun
kuantitasdan kualitasnya, hal ini terjadi dikarenakan semakin langkanya
catchment area (daerah tangkapan air) dan adanya pencemaran air di
sungai (Aulia, 2014).
Sungai dapat dilihat sebagai sebuah sistem alami yang menjadi
tempat berlangsungnya proses-proses biofisik hidrologis maupun kegiatan
sosial-ekonomi dan budaya masyarakat yang kompleks sehingga
pencemaran air di sungai dapat menyebabkan dampak yang sangat besar.
Pengelolaan limbah cair di Kabupaten Tulungagung diatur dalam
peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Tulungagung No. 14 Tahun 2018
tentang pengelolaan air limbah domestic. Dinas Lingkungan Hidup Kota
Tulungagung selaku pelaksana teknis kebijakan teknis dibidang
lingkungan hidup memiliki peranan penting dalam mengimplementasikan
kebijakan peraturan daerah tentang pencemaran lingkungan. Oleh karena
itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi kebijakan
yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung dalam
mengelola lingkungan hidup di Kabupaten Tulungagung .

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka selanjutnya di peroleh rumusan
masalah sebagai berikut :
Bagaimana implementasi kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup di kabupaten tulungagung ?

C. TUJUAN SURVEY
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan dari
survey ini sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan implementasi kebijakan perlindungan dan pengelolan
lingkungan hidup di kabupaten tulungagung.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kebijakan lingkungan

MANFAAT SURVEY
1. MANFAAT TEORITIS
Survey ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis bagi
perkembangan ilmu dan kajian strategi kebijakan pemerintah dalam
melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2. MANFAAT PRAKTIS
a. Bagi Pemerintah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
bermanfaat bagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten tulungagung
dalam rangka mengkaji dan membenahi proses perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini dilakukan guna menyelesaikan tugas mata kuliah
kebijakan lingkungan prodi administrasi publik, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Tulungagung.
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI
1. PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK
Kebijakan publik adalah setiap keputusan yang dibuat oleh negara,
sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan negara, kebijakan publik
juga merupakan strategi untuk menghantar masyarakat pada masa
awal, memasuki, masyarakat pada masa transisi untuk menuju
masyarakat yang dicita-citakan (Nugroho, 2017).
Kebijakan publik menurut Easton dalam (Santosa, 2008), adalah
pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota
masyarakat. Laswell dan Kaplan dalam (Nugroho, 2017), juga
mendefinisikan kebijakan publik sebagai suatu program pencapaian
tujuan, nilai-nilai dalam praktek-praktek yang terarah sehingga
kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan
praktik sosial yang ada di masyarakat. Eyestone dalam (Agustino,
2008), mengartikan kebijakan publik sebagai “hubungan antara unit
pemerintah dengan lingkungannya”. Pendapat yang senada juga
disampaikan oleh Woll dalam (Tangkilisan, 2003), yang menyebutkan
bahwa kebijakan publik merupakan sejumlah aktivitas pemerintah
untuk memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung
maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat.
Kebijakan publik yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya
berupa aktivitas-aktivitas semata, sebagaimana menurut Dye dalam
(Islamy, 2009) yang mendefinisikan kebijakan publik sebagai “is
whatever government choose to do or not to do” yang berarti
apapunyang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak
dilakukan, sehingga ketika pemerintah tidak melakukan sesuatu atau
diam itu juga merupakan salah satu kebijakan. Pendapat yang senada
diutarakan (Dunn, 2003), kebijakan publik sebagai pola
ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang
saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak
bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah. Pengertian
tersebut menegaskan bahwasanya kebijakan publik adalah mengenai
perwujudan “tindakan” dan bukan merupakan pernyataan keinginan
pemerintah atau pejabat publik semata. Di samping itu pilihan
pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga merupakan suatu
kebijakan publik karena mempunyai pengaruh dampak yang sama
dengan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu.
Kebijakan publik sebagai “the autorative allocation of values for
the whole society”, yang berarti hanya pemilik otoritas dalam sistem
politik (pemerintah) yang secara sah dapat berbuat sesuatu pada
masyarakatnya dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu diwujudkan dalam bentuk pengalokasian
nilai-nilai (Agustino, 2008). Hal tersebut dikarenakan pemerintah
termasuk ke dalam “authorities in a political system” yaitu para
penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam urusan sistem
politik sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab dalam segala
sesuatu masalah dimana pada suatu titik mereka diminta untuk
mengambil keputusan di kemudian hari kelak diterima serta mengikat
sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu. Kebijakan
publik mempunyai lingkup yang sangat luas karena mencakup
berbagai sektor, seperti kebijakan publik di bidang pembangunan,
pendidikan, perekonomian, pertanian, transportasi, kesehatan,
pertahanan, pencemaran dan sebagainya (Subarsono,2013). Selain itu
kebijakan publik jika dilihat dari hirarkinya, kebijakan publik dapat
bersifat nasional, regional, maupun local seperti Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Propinsi, Peraturan Pemerintah
Kabupaten/Kota, Keputusan Bupati/Walikota.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau
tidak dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu
guna memecahkan masalah-masalah publik atau demi kepentingan
publik dan untuk menuju masyarakat yang dicitacitakan. Kebijakan
untuk melakukan sesuatu biasanya tertuang dalam ketentuan-ketentuan
atau peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah sehingga
memiliki sifat yang mengikat dan memaksa. Kebijakan publik tersebut
berisi nilai-nilai yang harus sesuai dengan nilai-nilai yang hidup di
masyarakat sehingga kebijakan publik harus mampu mengakomodir
nilai-nilai dan praktik-praktik yang hidup di masyarakat, apabila tidak
maka kebijakan publik yang diimplementasikan akan mendapatkan
resistensi.

2. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK


a. PENGERTIAN
Implementasi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam
rangka membawa kebijakan kepada penerima kebijakan sehingga
kebijakan tersebut dapat menghasilkan hasil sebagaimana yang
diharapkan sebelumnya (Gaffar, 2009) Rangkaian kegiatan yang
dimaksud mencakup seperangkat peraturan lanjutan yang
merupakan interpretasi dari kebijakan tersebut, misalnya dari
Undang-Undang yang memunculkan sejumlah Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dan sebagainya. Kemudian
rangkaian tersebut diimplementasikan oleh instansi yang diberi
kewenangan yang secara penuh bertanggung jawab melaksanakan
kebijakan tersebut.
Implementasi merupakan suatu proses yang dinamis, yang
mana dalam pelaksanaan kebijakannya melalui kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan
publik. Implementasi kebijakan merupakan kajian tentang
pelaksanaan sebuah kebijakan publik itu sendiri yang mana dalam
proses pembuatan kebijakan publik melalui tahapan perumusan
dan diakhiri dengan persetujuan, Langkah berikutnya adalah
bagaimanaagar kebijakan tersebut dapat mencapai tujuan dan
sasaran.
Implementasi dari suatu kebijakan melibatkan policy maker
(pembuat keputusan) untuk mempengaruhi birokrat pelaksana agar
bersedia melaksanakan kebijakan dengan memberikan pelayanan
dan mengatur perilaku kelompok sasaran kebijakan (Subarsono,
2013). Untuk kebijakan yang bersifat mikro, implementasi hanya
melibatkan satu badan atau instansi yang bertugas sebagai
implementator, sedangkan untuk kebijakan yang bersifat makro,
misalnya kebijakan pengurangan kemiskinan di pedesaan, maka
usaha implementasi akan melibatkan berbagai badan atau instansi
(Subarsono, 2013). Suatu kebijakan tidak selalu dapat dilaksanakan
dengan lancer ataupun sesuai dengan tujuan dan sasaran. Menurut
(Agustino, 2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu kebijakan, yaitu faktor penentu pemenuhan
kebijakan dan factor penentu penolakan atau penundaan kebijakan.
Faktor pemenuhan kebijakan terdiri atas kepatuhan anggota
masyarakat pada otoritas dan kepuasan pemerintah, adanya
kesadaran untuk menerima kebijakan, adanya sanksi hukum,
adanya kepentingan publik, adanya kepentingan publik dan
masalah waktu. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor penentu
penolakan atau penundaan kebijakan yang bertententangan dengan
nilai-nilai yang ada, tidak ada kepastian hukum, adanya
keanggotaan seseorang dalam suatu organisasi, serta adanya
konsep ketidakpatuhan selektif terhadap hukum.Kebijakan yang
telah dibuat dengan sebaik-baiknya dan direkomendasikan oleh
policy maker (pembuat keputusan) bukanlah jaminan sebuah
kebijakan pasti berhasil dalam pengimplementasiannya.
Kompleksitas implementasi bukan saja ditunjukan oleh
banyaknya aktor atau unit organisasi yang terlibat, akan tetapi
dikarenakan proses implementasi dipengaruhi oleh berbagai
variabel yang kompleks, baik variabel yang individual maupun
variabel organisasional, dan masing-masing variable pengaruh
tersebut juga saling berinteraksi satu sama yang lain (Subarsono,
2013).
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa implementasi kebijakan publik adalah hasil sebuah
perumusan masalahyang dilaksanakan oleh birokrat yang
berwenang melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan kepada
penerima kebijakan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran
yang dibuat oleh pembuat kebijakan.

b. MODEL IMPLEMENTASI KEBIJAKAN


Dalam mengimplementasikan kebijakan publik, ada
beberapa model yang perlu digunakan untuk menjadi pedoman
atau penuntun agar pada saat pelaksanaan, kebijakan tersebut tidak
akan menyimpang dari apa yang sebelumnya telah dirumuskan.
Model implementasi kebijakan merupakan kerangka dalam
melakukan analisis terhadap proses implementasi kebijakan
sebagai alat untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi
setelah ditetapkannya kebijakan tersebut, sehingga perilaku yang
terjadi di dalamnya dapat dijelaskan. Oleh karena itu, penggunaan
model implementasi kebijakan sangat diperlukan untuk melakukan
studi implementasi kebijakan.
Ada beberapa model implementasi kebijakan menurut para
ahli yang seringkali diterapkan. Pada umumnya ,model-model
tersebut menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasi kebijakan yang diarahkan pada pencapaian
kebijakan. Pendekatan implementasi kebijakan publik yang
dikemukakan oleh Grindle dikenal dengan “Implementation as a
Political and Administrative Process”. Menurut Grindle,
keberhasilan implementasi suatu kebijakan publik dapat diukur
dari proses pencapaian hasil akhirnya (outcomes) yaitu tercapai
atau tidaknya tujuan yang ingin diraih. Pengukuran keberhasilan
tersebut dapat dilihat dari 2 (dua) hal yaitu:
Prosesnya Kebijakan, apakah pelaksanaan kebijakan telah
sesuai dengan yang ditentukan dengan merujuk pada aksi
kebijakannya. Pencapaian tujuan kebijakan impact atau efeknya
pada masyarakat secara individu dan kelompok, tingkat perubahan
yang terjadi dan juga penerimaan kelompok sasaran. Selain itu,
keberhasilan suatu implementasi kebijakan publik juga sangat
ditentukan oleh tingkat keterlaksanaan kebijakan yang terdiri atas
isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi
(context of implementation) Isi kebijakan meliputi: (1) interest
affected, yaitu kepentingan yang dapat mempengaruhi
implementasi kebijakan, (2) type of benefits, yaitu jenis manfaat
yang menunjukan dampak positif yang dihasilkan, (3) extend of
change envision, yaitu seberapa besar perubahan yang hendak atau
ingin dicapai melalui suatu implementasi sehingga harus
mempunyai skala yang jelas, (4) site of decision making, yaitu,
letak pengambilan keputusan dari suatu kebijakan yang akan
diimplementasikan, (5) program implementer, yaitu implementasi
kebijakan atau program yang harus didukung oleh adanya
pelaksana yang berkompeten, dan (6) resources commited, yaitu,
sumber daya yang harus mendukung agar implementasi kebijakan
dapat berjalan dengan baik.
Isi implementasi meliputi : (1) power, interest and strategy
of actor involved, yaitu kekuasaan, kepentingan dan strategi dari
aktor yang terlibat; (2) institution an regime characteristic, yaitu,
karakteristik lembaga dan rezim yang sedang berkuasa sebagai
lingkungan di mana implementasi kebijakan dijalankan, dan (3)
compliance and responsiveness, yaitu sejauh mana tingkat
kepatuhan dan respon dari para pelaksana dalam menanggapi
implementasi kebijakan yang dilakukan.
B. HASIL SURVEY
1. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah yang digunakan dalam pengendalian pencemaran
lingkungan di Kabupaten Tulungagung adalah Peraturan Daerah
Kabupaten Tulungagung Nomer 14 Tahun 2018 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Hasil Survey
a. Peraturan yang dilanggar
Masyarakat kabupaten tulungagung tidak mentaati peraturan yang
ada sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Hal ini
dibuktikan :
Menurut Bapak Suroso,S.E (Kepala Bidang Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup) : “banyak
masyarakat yang tidak patuh pada peraturan, contohnya membuang
sampah sembarangan di sungai, membakar sampah, membuang
limbah rumah tangga yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku
sesuai Perundang – Undangan. Dan juga sangat kurangnya
kesadaran diri di masyarakat untuk menjaga kelesatarian
lingkungan sekitar. Kurangnya rasa segan terhadap petugas
kebersihan yang di tugaskan oleh Dinas Lingkungan Hidup,
sehingga masyarakat sangat menyepelekan dan menghiraukan apa
yang selalu dihimbaukan petugas seperti saat membuang sampah di
TPS terdekat dengan sembarangan.
b. Sebab pelanggaran
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan,
kurangnya fasilitas dan peralatan untuk menunjang kebersihan
lingkungan.
c. Akibat pelanggaran
Pencemaran sangat minim untuk diatasi jika masyarakat tidak
menyadari, contoh limbah restoran seperti lemak & sisa minyak
dikeluarkan lewat saluran irigasi akan mengendap lama-lama
mengeras akan menyumbat saluran irigasi,
d. Pelaksanaan peraturan
Pemerintah sudah membuat peraturan secara maksimal dan
mengupayakan agar masyarakat selalu menjaga kelestarian
lingkungan tapi income dari masyarakat sangat tidak mematuhi dan
selalu melanggar aturan yang dibuat.
3. Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung
No.14 Tahun 2018
Dalam survey ini, kami menggunakan teori implementasi kebijakan
dari Merilee S. Grindle. Sesuai dengan konsep perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Variabel isi kebijakan :
a. Interest Affected (Kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi)
Interest Affected berhubungan dengan berbagai kepentingan dalam
pelaksanaan kebijakannya sangat berpengaruh terhadap jalannya
suatu kebijakan. Kemudian merujuk pada indicator yang
dikemukakan oleh Grindle menyatakan bahwa kebijakan yang
dilaksanakan itu tentunya akan melibatkan banyak berbagai
kepentingan, Dan hal itu pastinya akan berdampak pada sejauh
mana kepentingan itu dapat memberikan pengaruh terhadap skema
implementasi yang berjalan.
Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 14 Tahun 2018
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
merupakan persetujuan bersama oleh DPRD Kabupaten
Tulungagung dan Bupati Tulungagung untuk memberikan
perlindungan hukum serta mengatur pengelolaan terhadap
lingkungan hidup. Namun dalam pembahasannya tentu melibatkan
berbagai stakeholder. Oleh karena itu, kepentingan-kepentingan
dari stakeholder dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup tersebut termuat dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Tulungagung Nomor 14 Tahun 2018.
Kepentingan dari pemerintah terhadap implementasi kebijakan ini,
menjalankan tupoksinya dengan cara melalui program dan kegiatan
yang sudah dibuat dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Adapun pada masyarakat kepentingan dari
adanya peraturan daerah ini agar mengendalikan pemanfaatan
sumber daya alam secara bijaksana.
b. Tipe manfaat kebijakan
Pada poin ini, di dalam suatu kebijakan terkait tipe manfaat
kebijakan merupakan suatu kebijakan yang harus dapat memiliki
sebuah kebermanfaatan dan keberhasilan yang memberikan
dampak positif dalam pengimplementasian kebijakan yang hendak
dilaksanakan. Manfaat dari PERDA Kabupaten Tulungagung no 14
tahun 2018 yaitu :
1) Melindungi wilayah daerah dari pencemaran da/atau kerusakan
lingkungan hidup
2) Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia
3) Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan
kelestarian ekosistem
4) Menjaga kelestarian lingkungan hidup
5) Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan
generasi masa depan
6) Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan
hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia.
7) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana
8) Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
9) Mengatasi isu lingkungan global
c. Derajat Perubahan yang Diinginkan
Dalam implementasi kebijakan tentunya mempunyai sebuah dasar
kebijakan yang berfokus dalam menginginkan adanya perubahan
pada suatu bentuk maupun situasinya, implementasi yang baik
pastinya dapat memberikan suatu output yang baik mengenai
jangka waktu yang bertahap dan panjang yang dilakukan dengan
terus menerus dan teratur.
Pada peraturan daerah no 14 tahun 2018 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, perubahan yang diinginkan adalah
dapat terjaminnya perlindungan serta pengelolaan terhadap
lingkungan hidup. Dan juga dapat berkurang pencemaran
lingkungan atau kerusakan pada lingkungan.
Upaya yang dilakukan pemerintah terhadap perubahan yang
dilakukan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sudah terlaksana sesuai prosedur baik sosialisasi maupun proses
pengelolaan lingkungan hidup.
Temuan yang di dapatkan di lapangan terkait dengan derajat
perubahan yang diinginkan dari implementasi peraturan daerah ini
yaitu :
1) Setelah adanya perda dalam melakukan segala sesuatunya itu
sudah ada peraturan yang melindunginya.
2) Adanya bentuk keseriusan pada pemerintah dalam pengelolaan
lingkungan serta mengurangi pencemaran lingkungan
3) Diharapkan dapat berkurangnya pencemaran lingkungan agar
tercipta lingkungan yang bersih, nyaman dan sehat.
d. Letak Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan berhubungan dengan berbagai kepentingan
yang ada dari internal maupun eksternal serta siapa yang berhak
dalam melakukan penindakan dari adanya pelanggaran peraturan
daerah. Tentu dalam hal ini mengarah pada kepentingan dari
institusi, pembuat kebijakan dan kelompok sasaran di dalam
kebijakan tersebut. Implementasi peraturan daerah ini terkait
pengambilan keputusan dilakukan oleh pemerintah yang
merupakan pelaksana kebijakan. Letak pengambilan keputusan
dalam kebijakan ini berada di Dinas Lingkungan Hidup yang
merupakan sebagai leading sector (pelaksana kebijakan yang
utama).
e. Pelaksana Program
Dalam pelaksana program ini juga menjelaskan tentang siapa saja
yang menjadi pelaksana program secara lebih jelas. Dimana untuk
melaksanakan suatu kebijakan itu tentunya harus dapat di dukung
dengan adanya pelaksana program tersebut. Adapun stakeholder
yang terlibat untuk menjalankan kebijakan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup terdiri atas beberapa kelompok.
Dimana kelompok-kelompok itu dimulai dari penyelenggara
hingga ke yang akan bertindak sebagai pelaksana di lapangan.
Pada tingkat pelaksana kebijakan nya melibatkan pemerintah
daerah yakni Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung
yang merupakan leading sector dalam kebijakan penyelenggaraan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ini. Selanjutnya
pada pelaksana program implementasi kebijakan peraturan daerah
dalam penelitian ini terdapat di bidang kebersihan Dinas
Lingkungan Hidup, organisasi lingkungan hidup serta masyarakat.
f. Sumber Daya yang Digunakan
Untuk mengimplementasikan kebijakan pastinya tentunya harus
ada sumber daya. Yang mana sumber daya itu bukan hanya sumber
daya manusianya tetapi juga fasilitas yang nantinya sebagai factor
pendukung dalam pelaksanaan kebijakan supaya dapat berjalan
dengan baik.
Dalam pelaksanaannya sumber daya yang digunakan adalah
sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang meliputi
tempat sampah, TPA, sarana pembuangan air limbah, dll.

Variabel isi implementasi :


a. Kekuasaan, Kepentingan, dan Strategi dari Aktor Kebijakan
Kekuasaan dan kepentingan merupakan sebuah aspek yang bias
menunjukkan ke arah mana implementasi itu berjalan. Terutama
pada kebijakan penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup ini terdapat pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan yang beragam dan serta strategi dan kekuatan yang
bisa untuk mempengaruhi jalannya suatu kebijakan.
Kekuasaan dalam implementasi kebijakan perda no 14 tahun 2018
ini berada di pemerintah daerah yang mempunyai kedudukan
dalam pelaksanaan kebijakan ini. Maka pemerintah daerah sebagai
pelaksana kebijakan dalam menjalankan kewenangannya tersebut
mempunyai tugas untuk menetapkan kebijakan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup agar dapat melindungi lingkungan
dari kerusakan. Kemudian juga menciptakan lingkungan yang
bersih, nyaman dan sehat.
Dalam implementasi peraturan daerah sangat diperlukannya
strategi untuk melaksanakan peraturan daerah agar dapat berjalan
dengan efektif. Pada pelaksanaan perda tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup ini masih belum memiliki strategi
yang berarti terhadap pelaksanaannya.
b. Karakteristik Lembaga
Karakteristik lembaga menjelaskan tentang bagaimana karakteristik
pelaksana kebijakan itu dapat untuk menangani pencemaran
lingkungan. Karakteristik lembaga ini tercermin dari adanya
kewenangan dan tupoksi dari masing-masing lembaga. Adapun
karakteristik lembaga yang di dalamnya memberikan upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan
hidup yakni Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung.
c. Kepatuhan dan Adanya Respon dari Pelaksana
Poin selanjutnya dalam pengimplementasian kebijakan perda no. 14
tahun 2018 adanya tingkat kepatuhan dan respon dari pelaksana.
Sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan yang menjelaskan sejauh
mana tingkat kepatuhan dan respon pelaksana dalam merespon
kebijakan tersebut.
Tingkat kepatuhan dari pelaksana belum sesuai dengan yang
diharapkan. Dikarenakan masih banyak masyarakat yang mencuri-curi
waktu untuk dapat melanggar peraturan serta masih kurangnya
kesadaran masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemerintah sudah membuat peraturan secara maksimal dan
mengupayakan agar masyarakat selalu menjaga kelestarian lingkungan tapi
income dari masyarakat sangat tidak mematuhi dan selalu melanggar aturan
yang dibuat. Pencemaran sangat minim untuk diatasi jika masyarakat tidak
menyadari. Penyebab pelanggarannya yaitu Kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, kurangnya fasilitas dan
peralatan untuk menunjang kebersihan lingkungan, sehingga banyak
masyarakat yang tidak patuh pada peraturan Dan juga sangat kurangnya
kesadaran diri di masyarakat untuk menjaga kelesatarian lingkungan sekitar.
Kurangnya rasa segan terhadap petugas kebersihan yang di tugaskan
oleh Dinas Lingkungan Hidup, sehingga masyarakat sangat menyepelekan
dan menghiraukan apa yang selalu dihimbaukan petugas seperti saat
membuang sampah di TPS terdekat dengan sembarangan.

B. SARAN
Dalam pengimplementasian kebijakan Peraturan Daerah Nomer 14
tahun 2018 adanya tingkat kepatuhan dan respon dari pelaksana. Sangat
penting dalam pelaksanaan kebijakan yang menjelaskan sejauh mana tingkat
kepatuhan dan respon pelaksana dalam merespon kebijakan tersebut.
Tingkat kepatuhan dari pelaksana belum sesuai dengan yang
diharapkan. Dikarenakan masih banyak masyarakat yang mencuri-curi
waktu untuk dapat melanggar peraturan serta masih kurangnya kesadaran
masyarakat. Dalam suatu kebijakan terkait tipe manfaat kebijakan
merupakan suatu kebijakan yang harus dapat memiliki sebuah
kebermanfaatan dan keberhasilan yang memberikan dampak positif dalam
pengimplementasian kebijakan yang hendak dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Tulungagung No. 14 Tahun 2018


https://www.google.co.id/url?q=http://eprints.umm.ac.id/35915/3/jiptummpp-gdl-
haryatikam-49116-3-
bab2.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiRhfXP9un0AhVgS2wGHfcXDCoQFXoECAE
QAg&usg=AOvVaw1TSAffzGBNMvX7UUlPYkCt

Anda mungkin juga menyukai