Anda di halaman 1dari 4

Apple dan Intel Membuktikan Teori Disrupsi

Apple dan intel telah membuktikan teori disrupsi yang dikeluarkan oleh Clayton
Christensen 26 tahun yang lalu. Jadi seperti apa sih teori disrupsi itu?, serta apa
peran Apple dan Intel dalam kisah ini?, kita akan jelaskan pada pembahasan kali
ini.

Dua puluh enam tahun yang lalu, tepatnya pertengahan tahun 90-an Clayton
Cristensen menjabarkan teori disrupsinya pada Andy Grove (CEO & CO Founder
Intel pada saat itu) Andy langsung terinspirasi.

Jadi apasih teori disrupsi itu?, Clay menggambarkan disrupsi sebagai proses
dimana perusahaan yang lebih kecil dengan sumber daya yang lebih sedikit dapat
berhasil menantang bisnis yang sudah mapan. Secara khusus karena pemain yang
sudah mapan itu fokusnya pada peningkatan produk dan layanan meraka pada
pelanggan yang paling menguntungkan dan cenderung mengabaikan kebutuhan
segmen segmen lainnya. Sedangkan pemain baru yang lebih kecil tadi mulainya
justru dengan menargetkan segmen yang diabaikan pemain mapan tadi, mereka
menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen tersebut dengan harga
yang biasanya lebih rendah. Sementara itu pemain mapan atau sering disebut
incumbent sibuk mengejar profitabilitas yang lebih tinggi di segmen yang lebih
menuntut. Mereka akhirnya mengabaikan pemain kecil tadi, pemain kecil tadi
lama kelamaan akhirnya naik kelas dengan teknologinya lebih baik, kinerjanya
lebih baik, kualitas produknya akhirnya bisa memuaskan pelanggan mainstream
yang digarap oleh sang incumbent. Nah ketika sang pelanggan mainstream mulai
mengadopsi produk pemain kecil tersebut dalam jumlah besar, saat itulah terjadi
disrupsi.

Contonya yaitu Netflix, Netflix itu diluncurkan pada tahun 1997, pada saat itu
bentukna adalah sewa DVD lewat pos. Layanan awalnya itu tidak menarik bagi
sebagian besar pelanggan Blockbuster (perusahaan penyewaan video terbesar pada
saat itu). Pelanggan Blockbuster itu biasanya menyewa video dengan mencari yang
new rilis, dan itu spontan, dan mereka pengen cepet langsung nonton kan. Nah
model layanan Netflix yang mengandalkan pengiriman DVD lewat pos itu,
membutuhkan beberapa hari untuk sampai ke tangan si pelanggan, nah jadikan
nggak menarik, maka layanan sewa video lewat pos ini hanya menarik bagi
sebagian kelompok pelanggan, yaitu penggemar film yang gak peduli dengan new
rilis, mereka biasanya pengguna awal dari pemutar DVD dan pelanggan online,
nah Blockbuster akhirnya mengabaikan pesaing ini. Selain merasa enggak
terancam oleh layanan Netflix, logikanya kedua perusahaan itu memenuhi
kebutuhan yang sangat berbeda untuk pelanggan yang berbeda. Namun karena
kemudian teknologi berkembang, akhirnya memungknkan Netflix beralih ke video
streaming melalui internet, dan perusahaan tersebut pada akhirnya dapat menarik
para pelanggan Blockbuster. Kenapa?, karena Netflix menawarkan pilihan konten
yang lebih luas dengan tontonan sepuasnya, sesuai permintaan, kualitasnya tinggi,
mudah, nyaman diakses, dan harganya rendah. Akhirnya semua pelanggan
Blockbuster pindah ke Netflix. Blockbuster gagal merespon secara efektif
proyeksi pengembangan produk dan layanan Netflix, itulah yang jadi penyebab
runtuhnya raja penyewaan video tersebut

Okay, sekarang kembali ke Intel dan Andy grove. Terinspirasi oleh teori disrupsi,
Grove mendorong Intel untuk melakukan sesuatu yang jarang dilakukan oleh
perusahaan, yaitu meluncurkan produk dengan marjin rendah yang mengkanibal
produk produknya sendiri di kelas yang diatas. Tapi akhirnya Intel melakukannya,
mereka memperkenalkan prosessor Celeron pada tahun 1958, dan itu memang
mengkanibal prosessor Pentium mereka sampai pada tahap tertentu. Tapi juga
memungknkan mereka untuk menangkap 35% tempat mereka bersaing, mungkin
lebih penting lagi Celeron berhasil menghalau ancaman dari segmen yang ada
dibawah. Nah bermula sebagai produk yang inferior, kemampuan daya komputasi
Celeron meningkat secara drastic sejalan dengan waktu, hingga akhirnya mampu
melampaui kinerja produk incumbent, itulah yang memungkinkan Intel
memenangkan pasar computer yang lebih luas. Nah intel berhasil membuktikan
teori disrupsi yang Andy grove pelajari langsung dari Clayton Christensen.

Sekarang keadaannya berbalik. Tahun 2005 Intel mendapat kesempatan membuat


chip prosessor untuk produk Apple yang kini kita kenal dengan iPhone, namun
Intel menolaknya saat itu. Bagi Intel margin yang diperoleh untuk membuatkan
chip untuk iPhone itu telalu rendah, lagipula Intel juga tidak yakin iPhone akan
dapat terjual dalam jumlah yang banyak. Ini saat dimana yang Clay sebut
“Innovator’s Dilema”, sebuah konsep yang menjadi jantung dari tori disrupsi.
Dilema innovator ini terjadi pada perusahaan incumbent atau penguasa pasar di
industrinya. Mereka harus memilih antara terus focus pada produk dan pelanggan
yang saat ini jelas memberikan margin yang besar atau harus berinvestasi pada
inovasi baru untuk mengejar peluang pasar masa depan yang saat ini jelas tidak
memberikan keuntungan yang berarti. Dan riset dari Clay akhirnya kebanyakan
perusahaan incumbent memilih pilihan yang pertama, demikian juga Intel,
akhirnya Apple mendesain chipnya sendiri.

Perjalanan Apple dimulai dengan chip A series yang pertama kali masuk ke iPhone
4 dan iPad generasi pertama. Dan ditahun tahun berikutnya semakin lama chip chip
itu semakin kuat, semakin cerdas, dan semakin mampu melakukan tugas tugas
yang rumit. Dan meskipun telah jadi sangat powerful, hebatnya chip Apple itu
adalah punya kebutuhan daya baterai yang minim.

Pada tahun 2018 Apple mengumumkan bahwa mereka akan membagun chipnya
sendiri untuk digunakan di seri produk Mac. Pada November 2020 Apple
mengumumkan Apple Silicon, prosessor Apple sendiri yang pada akhirnya
menggantikan semua chip intel yang selama 16 tahun terakhir telah menjadi
jantung semua produk laptop dan desktop Apple. Hebatnya hasil benchmark
independen menunjukkan bahwa kemampuan komputasi Apple M1 (versi pertama
dari Apple Silicon) jauh melampaui kemampuan prosessor terbaik Intel. Semua
pihak memproyeksikan kesenjangan daya komputasi itu akan semakin besar
sejalan dengan waktu. Sekarang anda lihat grafik berikut ini
Ini adalah perbandingan kinerja prossor Apple vs Intel dalam 8 tahun terakhir, teori
disrupsi terbukti lagi kan?. Bahkan disini ceritanya Intel yang dulu dijadikan
contoh sebagai disruptor industry mikro prosessor malah justru kini terkena
disrupsi oleh Apple.

Anda mungkin juga menyukai