Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

VESIKOLITHIASIS
DIRUANG BEDAH RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Studi Pendidikan Profesi


Ners Pada Stase Keperawatan Medikal Bedah

OLEH :

MERIE, S.ST
NIM : 21.300.0193

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK
2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN VESIKOLITHIASIS


DIRUANG BEDAH RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
OLEH :
MERIE, S.ST
NIM. 21.300.0193

Palangka Raya,

Mengetahui,

Preseptor Akademik/CT Preseptor Klinik/CI

(Ria Anggara Hamba, S.Kep., Ners., M.MKes) (Dorma Simbolon, S. Kep., Ners)

LAPORAN PENDAHULUAN

VESIKOLITHIASIS

A. Pengertian

Menurut Smeltzer (2002:1460), Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria
ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam
urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal
mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin
Menurut Wikipedia, batu saluran kemih merupakan kondisi dimana terbentuknya batu di
saluran keluarnya urin. ia dapat berada di ginjal, ureter, kandung kemih maupun uretra.

Menurut Corwin (2009:715), Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat dimana
saja disaluran kemih. Batu yang sering di jumpai tersusun dari Kristal-kristal kalsium.

B. Etiologi

Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut Smeltzer (2002:1460) batu kandung kemih
(Vesikolitiasis) adalah

1. Batu Kalsium

Batu ini paling banyak dijumpai dari seluruh jenis batu saluran kemih. Batu klasium
terdiri atas batu kalsium oksalat maupun batu kalsium fosfat. faktor terjadinya batu ini
adalah terjadinya:

a. hiperkalsiuria (kadar kalsium di dalam urin lebih besar dari 250-300 mg/24 jam),
b. Hiperoksaluria (Hiperoksaluria adalah eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram per
hari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami
gangguan pada usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang
banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan oksalat, diantaranya adalah:
teh, kopi instan, minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran
berwarna hijau terutama bayam),
c. Hiperurikosuria (Hiperurikosuria adalah kadar asam urat di dalam urin yang
melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urin bertindak
sebagai inti batu untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat
di dalam urin berasal dari makanan yang mengandung banyak purin maupun
berasal dari metabolisme endogen),
d. Hipositrauria (Hipositraturia merupakan sitrat yang bereaksi dengan kalsium
yang berada di dalam urin membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi
ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat),
e. Hipomagnesuria (Hipomagnesuria merupakan kondisi dimana magnesium
berada dalam kondisi rendah di urin).

2. Batu Asam Urat

Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-pasien penyakit gout,
penyakit mieloproliferatif, dan banyak mempergunakan obat urikosurik. Sumber
asam urat berasal dari diet yang mengandung purin.

3. Batu Sistein

Batu sistein didapatkan karena kelainan metabolisme sistein, uyaitu


kelainan dalam absorbsi sistein di mukosa dinding usus.
4. Batu Xanthin

Batu Xanthin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi enzim


xanthin oksidase yang mengkatalisis perubahan hipoxanthin menjadi xanthin dan
xanthin menjadi asam urat.

C. Pathofisiologi

Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena infeksi,
pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering menyebabkan
bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang
disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan metabolisme dapat
menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis
urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan
mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu.

Pathway :
D. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dilaboratorium yang meliputi pemeriksaan :

1. urine
a. PH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organism dapat
berbentuk batu magnesium ammonium phospat, PH yang rendah
menyebabkan pengendapan batu asam urat.
b. Sedimen = sel darah meningkat (90%), ditemukan pada penderita dengan
batu, bila terjadi infeksi makasel darah putih akan meningkat.
c. Biakan urine = untuk mengetahui adanya bakteri yang berkonstribusi dalam
proses pembentukan batu saluran kemih.
d. Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah
terjadi hiperekskresi.
2. Darah
a. Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
b. Leukosit terjadi karena infeksi.
c. Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
d. Kalsium,fosfat, dan asam urat.
3. Radiologi
a. foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi
bendungan atau tidak.
b. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan
ini dapat dilakukan retrogad prelografi atau dilanjutkan antegrad prelografi
tidak memberikan informasi yang memadai.

E. Manifestasi Klinis

Menurut Smeltzer (2002:1461), Batu yang terjebak di kandung kemih


biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin
atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam
kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan
perut kembung.

Batu yang terjebak dikandung kemih menyebabkan gelombang nyeri luar


biasa, akut dan kolik yang menyebar kepala obdomen dan genitalia. Klien sering
merasa ingin kemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasi batu gejala ini disebabkan kolik ureter.
(http://smart-pustaka.blogspot.com/)
Berikut beberapa gejala umum yang sering terjadi pada penderita batu ginjal:

1. Nyeri

Gejala utama dari penyakit batu ginjal adalah nyeri yang parah, terutama di punggung atau pinggang. Hal ini
terjadi karena saluran kemih mengalami kekejangan akibat batu menyumbat saluran tersebut. Biasanya penderita akan
mulai kram dan berlanjut hingga merasakan nyeri yang sangat parah.

2. Mual dan Muntah

Nyeri sangat parah akibat batu ginja bisa menyebabkan rasa mual bahkan muntah.

3. Darah pada Urin

Terkadang kristal batu ginjal merusak saluran kemih saat melewatinya, sehingga darah mungkin ikut keluar
bersama dengan urin.

4. Sering Berkemih

Saluran kemih yang teriritasi membuat penderita merasa ingin berkemih lebih sering.

5. Demam dan Menggigil

Iritasi saluran kemih akibat batu ginjal dapat menimbulkan infeksi. Jika kondisi ini terjadi, maka penderita
akan mengalami demam dan menggigil karena kedinginan akibat demam.

8
f. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan kontraksi ureteral.

2. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu dan obstruksi
mekanik.
3. Ansietas berhubungan dengan pronosis pembedahan, tindakan infasi diagnostik
4. Definisi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan rutin pasca informasi

9
g. Intervensi Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Nyeri akut NOC: NIC:
Definisi : pengalaman sensori dan 1. Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
emosional yang tidak menyenangkan yang Kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
muncul akibat kerusakan jaringan yang  Melaporkan bahwa nyeri berkurang komperhensif termasuk lokasi,
aktual atau potensia ataudigambarkan dengan menggunakan manajemen karakteristik, durasi frekuensi,
dalam hal kerusakan sedemikian rupa nyeri kualitas dan factor presipitasi.
(international association for the study of  Mampu mengenali nyeri (skala, 2. Observasi reaksi nonverbal dari
pain) : awitan yang tib-tiba atau lambat intensitas, frekuensi dan tanda ketidaknyamanan.
dari intensitas ringan hingga berat dengan nyeri) 3. Gunakan teknik komunikasi
akhir yang dpat diantisipasi atau terapeutik untuk mengetahui
diprediksi dan berlangsung <6 bulan. 2. Pengendalian Nyeri pengalaman nyeri pasien.
Batasan karasteristik : Kriteria hasil: 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
 Perubahan selera makan  Mampu mengontrol nyeri (tahu lampau.
 Perubahan tekanan darah penyebab nyeri, mampu 5. Kontrol lingkungan yang dapat
 Perubahan frekwensi jantung menggunakan tehnik mempengaruhi nyeri seperti suhu
 Perubahan frekwensi pernapasan nonfarmakologi untuk mengurangi ruangan, pencahayaan dan
 Laporan isyarat. nyeri, mencari bantuan kebisingan berulang).

10
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
 Perilaku distraksi (mis, berjalan 3. Tingkat Kenyamanan 6.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
mondar mandir mencari orang lain dan Kriteria hasil: menentukan intervensi.
atau aktifitas lain, yang berulang).  Menyatakan rasa nyaman setelah 7. Ajarkan tentang tekniknon
 Mengekspresikan perilaku (mis, mata nyeri berkurang farmakologi
kurang bercahaya, tmpak kacau, 8. Berikan analgetik untuk mengurangi
gerakan mata berpencar atau tetap nyeri
pada satu focus meringis) 9. Tingkatkan istirhat.
 Sikap melindungi area nyeri
 Focus menyempit
 Perubahan posisi untuk menghindari
nyeri.
 Sikap tubuh melindungi
 Melaporkan nyeri secara verbal.
Perubahan eliminasi urin: NOC: NIC:
Definisi : pengosongan kandung kemih 1. Eliminasi Urine Manajemen Eliminasi Urine
tidak komplit Kriteria hasil : 1. Monitor intake dan output
Batasan karasteristik :  Pengeluaran urine tanpa nyeri, 2. Monitor penggunaan obat
 Disuria kesulitan di awal, atau urgensi antikolionergik
 Sensasi kandung kemih penuh  Bau, jumlah dan warna urine dalam 3. Monitor derajat distensi bladder.
 Distensi kandung kemih rentang yang diharapkan 4. Instruksian pada pasien dan
 Urine menetes keluarga untuk menctat output
 Inkontinensia 2. Kontinensia Urine urine.
 Urine residu Kriteria hasil: 5. Sediakan privacy untuk eliminasi.
 Eliminasi secara mandiri 6. Stimulacy refles bladder dengan
 Haluaran urine sering dan sedikit atau
ompres dingin pada abdomen.

11
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
tidak ada  Mempertahankan pola berkemih 7. Kateterisasi jika perlumonitor tnda
yang dapat diduga dan gejala ISK.
Ansietas NOC : NIC :
Definisi : perasaan tidak nyaman atau 1. Tingkat Kecemasan Pengurangan Kecemasan
kekhawatiran yang samar disertai respon Kriteria hasil: 1. Gunakan pendekatan yang
autonom (sumber sering kali tidak spesifik  Postur tubuh, ekspresi wajah, menenangkan
atau tidak diketahui oleh individu) ; bahasa tubuh dan tingkat aktivitas 2. Observasi tanda-tanda vital.
perasaan takut yang disebabkan oleh menunjukan berkurangnya 3. Jelaskan semua prosedur dan apa
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini kecemasan yang dirasakan selama prosedur.
merupakan isyarat kewaspadaan yang  Vital sign dalam batas norman 4. Pahami perspektif pasien terhadap
memperingatkan individu akan adanya situasi stress.
bahaya dan memampukan individu untuk 2. Pengendalian-Diri Terhadap 5. Temani pasien untuk memberikan
bertindak menghadapi ancaman. Kecemasan eamanan dan mengurangi takut.
Batasan karasteristik : Kriteria hasil: 6. Dorong keluarga untuk menemani
 Perilaku  Mengindentifikasi, pasien laukan back/neck rub
- Gerakan yang ireleven mengungkapkan dan menunjukan 7. Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gelisah tehnik untuk mengontrol cemas 8. Identifikasi tingkat kecemasan
- Melihat sepintas 9. Bantu pasien mengenal situasi yang
- Insomnia 3. Koping menimbukan kecemasan.
- Kontak mata buruk Kriteria hasil: 10. Dorong pasien untuk
- Mengekspresikan kekhawatiran  Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapan perasaan, ketakutan,
karena perubahan dalam peristiwa mengungkapkan gejala cemas persepsi.
hidup. 11. Instruksikan pasien menggunakan
 Affektif teknik relaksasi.berikan obat untuk
- Gelisah, distress, Ketakutan mengurangi kecemasan.

12
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
- Perasaan tidak adekuat
- Bingung, menyesal, Khawatir
 Fisiologis
- Wajah tegang
- Suara bergetar
 Simpatik
- Anoreksia
- Jantung berdebar-debar
Defisiensi pengetahuan NOC : NIC:
Definisi : ketiadaan atau efisiensi 1. Pengetahuan : Proses Penyakit Pendidikan Kesehatan
informasi kognitif yang berkaitan dengan Kriteria hasil : 1. Berikan penilaian tentang tingkat
topik tertentu.  Pasien dan keluarga menyatakan pengetahuan pasien tentang proses
Batasan karasteisrik: pemahaman tentang penyakit, penyakit yang spesifik.
 Perilaku hiperbola. kondisi, prognosis dan program 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
 Ketidakakuratan mengikuti perintah pengobatan dan bagaimana hal ini berhubungan
 Ketidakakuratan melakukan tes  Pasien dan keluarga mampu dengan anatomi fisiologi, dengan
 Perilaku tidak tepat (misalnya histeria, menjelaskan kembali apa yang cara yang tepat.
bermusuhan, agitasi, apatis) dijelaskan perawat/tim kesehatan3. Gambarkan tanda dan gejala yang
 Pengungkapan masalah lainnya biasa muncul pada penyakit
4. Sediakan informasi pada pasien
2. Pengetahuan : prilaku sehat tentang kondisi.
Kriteria hasil : 5. Diskusikan pilihan terapi atau
 Pasien dan keluarga mampu penanganan.
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, Henny Suzana Mediani, Teuku Tahlil,


(2018-2020), NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi, Ed. 11, Jakarta : EGC.

Buntaram dkk, 2014. Hubungan Angka Kejadian Batu Saluran


Kemih Pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Al-
Islam Tahun 2014. Universitas Islam Bandung
( Tidak di publikasikan)

Brunner & Suddarth. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2.
Jakarta : EGC
Deswani. 2014. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta:
Salemba Medika

J. Ackley, B. Ladwig Gail, (2015), Nursing Diagnosis


Handbook, Mosby Elsevier, America

Kusuma,H & Amin H. N. (2015). Asuhan Keperawatan


Praktis Nanda Nic Noc dalam berbagai kasus. Jogjakarta :
Mediaction

Marya. 2013. Buku Ajar Patofisiologi. Tanggerang Selatan : Binarupa Aksara

Muttaqin A & Sari K, 2015. Asuhan Keperawatan Gangguan


System Perkemihan.
Jakarta : Salamba Medika.

Nahdi, 2015. Nefrolithiasis dan Hidronefrosis Sinistra


dengan Infeksi Saluran Kemih Atas. Lampung.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

NANDA International. 2012. Diagnosa Keperawatan :


Definisi & Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Nurjannah dan Tumanggor Roxsana. 2016. Nursing


Interventions Classification (NIC). Edisi Bahasa
Indonesia. Edisi keenam. Yogyakarta. Mocomedia

Nurjannah dan Tumanggor Roxsana. 2016. Nursing Outcomes


Classification (NOC). Edisi Bahasa Indonesia.
Edisi kelima. Yogyakarta. Mocomedia
Nurlina. 2018. Faktor-faktor risiko kejadian batu saluran
kemih pada laki-laki. (Studi kasus di RS. Dr. Kariadi, RS
Roemani, dan RSI Sultan Agung Semarang. Semarang

Potter & Perry. 2015. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC,
jakarta.

F. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan


kontraksi ureteral.
2. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih
oleh batu dan obstruksi mekanik.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah dan pemasangan
kateter.

Anda mungkin juga menyukai