Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jumat: Musibah, Muhasabah, dan Mahabbah Bersamaan dengan datangnya tahun baru, Indonesia mengalami

berbagai musibah, mulai dari angin besar, banjir, tanah longsor,


OLEH : AL MUTHAHHIRI kecelakaan, dan lainnya. Yang perlu disikapi dari musibah ini adalah
mengembalikan semuanya kepada Yang Maha Memiliki, Allah
‫ق َعلَى‬ َ َ ‫ َو َج َع َل الضِّ يا‬، َ‫ب ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬ ِ ْ‫الح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ أَ ْنزَ َل ال َّس ِك ْينَةَ َعلَى قُلُو‬ َ subahanhu wata’ala. Bumi, langit, dan seisinya adalah milik Allah maka
َ‫ب ْال ُمنَافِقِ ْين‬
ِ ْ‫قُلُو‬ Allah berhak mau menjadikannya seperti apa. Bahkan seandainya
ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬.‫ق ْال ُمبِي ُْن‬ َ ‫ك ْا‬
ُّ ‫لح‬ ُ ِ‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ ْال َمل‬. َ‫َو ْال َكافِ ِر ْين‬ seluruhnya diluluhlantakkan manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa.  
‫صلِّ َو َسل ِّم َعلَى َسيِّ ِدنَا َو َموْ اَل نَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اللَّهُ َّم‬.‫ق ْال َو ْع ِد األَ ِمي ِْن‬ ُ ‫َو َرسُوْ لُهُ الصَّا ِد‬ Namun demikian, manusia juga harus bermuhasabah
‫صحْ بِ ِه َوالتَّابِ ِع ْينَ اَل َحوْ َل َواَل قُ َّوةَ إِاَّل بِاهللِ ْال َعلِ ِّي‬ َ ‫ث َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِم ْينَ َو َعلَى آلِ ِه َو‬ ِ ْ‫ال َم ْبعُو‬ (introspeksi), apakah musibah yang ia terima merupakan bentuk ujian,
.ِ‫َّاي بِتَ ْق َوى هللا‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َوإِي‬ِ ْ‫اضرُوْ نَ ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ َحفِظَ ُك ُم هللاُ أُو‬ ِ ‫لح‬ َ ‫ أَ َّما بَ ْع ُد أَيُّها َ ْا‬.‫ْال َع ِظي ِْم‬ peringatan, atau yang lain. Sehingga, manusia lebih berhati-hati dalam
menjaga amanah alam ini.  
ُ ‫ َويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬Q‫ق هَّللا َ َيجْ َعل لَّهُ َم ْخ َر ًجا‬
‫ْث اَل‬ ِ َّ‫ َو َمن يَت‬:‫الى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬ َ ‫ال هللاُ تَ َع‬ َ َ‫ق‬
    ُ‫يَحْ ت َِسب‬ Allah berfirman:

ِ ‫ت أَ ْيدِي ال َّن‬
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, ْ ‫ َظ َه َر ْال َف َسا ُد فِي ْال َبرِّ َو ْال َبحْ ِر ِب َما َك َس َب‬ 
‫ض الَّذِي َع ِملُوا‬
َ ْ‫اس لِ ُيذِي َق ُه ْم َبع‬
Khatib mengajak diri sendiri dan para jamaah sekalian untuk   )٤١( ‫ُون‬ َ ‫َل َعلَّ ُه ْم َيرْ ِجع‬
senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
subhanahu wata’ala, mempertajam kesadaran ilahiah, mempertebal perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sikap berserah diri kepada-Nya.   Hadirin, Tak ada manusia yang tak sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
membutuhkan rasa aman. Namun dalam realitas kehidupan, kesulitan, jalan yang benar).(QS. Ar-rum[30]: 41).
musibah, atau kondisi tak aman mustahil dihindari. Manusia memang
hidup dalam serba-dua kemungkinan: siang dan malam, sehat dan sakit,   Imam Jalaludin dalam Tafsir Jalalain menjelaskan lafal ‫اس‬ ِ ‫ت أَ ْيدِي ال َّن‬
ْ ‫ِب َما َك َس َب‬
hidup dan mati, aman dan taka man, dan sebagainya.   (karena perbuatan tangan manusia) dengan arti ‫م َِن ْال َم َعاصِ ى‬, yang berarti
“karena maksiat”.   Artinya bahwa kerusakan di bumi ataupun di langit
َ ‫ْن َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر‬
  )٤٩( ‫ُون‬ ِ ‫َو ِمنْ ُك ِّل َشيْ ٍء َخ َل ْق َنا َز ْو َجي‬ timbul karena ulah manusia, persisnya sebab kemaksiatan yang mereka
lakukan.  
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu Kemaksiatan di sini tentu bukan hanya berbentuk pelanggaran atas
mengingat kebesaran Allah” (QS Adz-Dzariat[51]: 49). norma “halal-haram” yang biasa kita dengar, seperti minuman keras,
berjudi, zina, atau sejenisnya. Selain berkenaan dengan urusan privat,
 Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan, ayat tersebut bermakna bahwa
kemaksiatan juga bisa berupa dosa yang berkaitan dengan masyarakat
pencipta segala yang berpasangan adalah satu, yakni Allah, maka
dan lingkungan. Segala bentuk perbuatan merusak alam adalah
sembahlah Allah (Syekh Jalaluddin, h. 377). Artinya, di balik
kemaksiatan. Karena dengan merusak alam secara tidak langsung telah
keberpasangan setiap kondisi tersebut ada Dzat Tunggal yang perlu
mengurangi keseimbangan alam, sehingga akan menyebabkan masalah
disadari. Allah subhanahu wata’ala adalah satu-satunya tempat
pada hari ini dan masa-masa yang akan datang.
bergantung, kembali, dan berserah diri.  
  Tanah longsor terjadi bisa jadi sebab adanya penebangan pohon Selain dari kebaikan-kebaikan yang bersifat relatif, kesabaran dalam
secara brutal. Banjir dating karena dipicu perilaku buang sampah menerima musibah adalah cara Allah menghapuskan dosa-dosa.  
sembarangan, sungai-sungai menyempit karena bangunan pemukiman,
area resapan air berkurang drastis akibat kian meluasnya aspal dan ‫اقُّهَا اِاَّل‬Q ‫ ْو َكةَ ي َُش‬Q ‫الش‬
َّ ‫ز ٍن َحتَّى‬Q
ْ Q‫ب َواَل هَ ٍّم َواَل ُح‬ َ ‫ب َواَل َو‬
ٍ ‫ص‬ َ َ‫ُصيْبُ ْال ُم ْؤ ِم َن ِم ْن ن‬
ٍ ‫ص‬ ِ ‫َماي‬
beton, dan lain sebagainya.   ‫َكفَّ َر هللاُ بِهَا ِم ْن َخطَايَاهُ رواه البخاري‬
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,   “Tidak ada yang menimpa seorang mukmin dari kelelahan, penyakit,
Orang yang berilmu dan beriman akan menjadikan musibah sebagai kesusahan, kesedihan, hingga duri yang menusuk tubuhnya, kecuali
momentum meningkatkan kebaikan. Baik kebaikan itu tertuju kepada Allah menghapus kesalahan-kesalahannya” (HR. Bukhari).  
Allah maupun kepada makhluk itu sendiri. Yang ditekankan dalam konteks musibah adalah kesabaran
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: menghadapinya. Memang, di kalangan ulama berbeda pendapat apakah
kesabaran atau musibah itu sendiri yang menyebabkan terhapusnya
  m‫َمنْ ي ُِر ِد هللاُ ِب ِه َخيْرً ا يُصِ بْ ِم ْن ُه رواه البخاري‬ dosa-dosa.   Menurut Syekh Izuddin bin Salam sebagaimana dijelaskan
dalam kitab Irsyadul Ibad, sesungguhnya musibah yang menimpa orang
  “Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan mukmin tidak mengandung pahala, sebab musibah bukanlah atas
memberikan musibah/cobaan” (HR Bukhari). usahanya.
  Segala musibah yang menimpa menjadi alat untuk berdzikir dan Akan tetapi, pahala itu terletak pada kesabaran atas musibah tersebut.
muhasabah diri, sehingga manusia dapat mengambil sisi positif terutama Namun, dijelaskan berikutnya bahwa musibah adalah pelebur dosa
dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah sekalipun orang mukmin yang ditimpanya tidak sabar, sebab tidak ada
subhanahu wata’ala. syarat bagi pelebur dosa untuk diusahakan oleh seorang mukmin.  
Bukan sebaliknya: saling menghujat, saling menyalahkan antarsesama, Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa apa pun
rakyat dengan pemerintahnya, atasan dengan bawahannya, dan bentuknya musibah adalah sebuah cobaan dari Allah untuk makhluknya
sebagainya. Namun benar-benar menjadikan musibah sebagai yang di dalamnya mengandung maksud dan tujuan baik bagi yang
pembenahan terhadap diri dan lingkungan agar tercipta kehidupan yang menerimanya. Tinggal bagaimana menyikapinya: sabar atau justru
lebih baik, aman, dan tenteram.   ingkar.   Dengan demikian, musibah adalah sarana untuk mengingat
Sebagaimana kisah Rabiah Al-Adawiyah yang selama hidupnya sang pemberi musibah, upaya untuk meningkatkan kualitas keimanan,
mengalami kesulitan demi kesulitan, dengan dasar iman maka diraihlah yang pada akhirnya menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada
ahwal hubb atau kecintaan kepada Allah yang tiada tara. Hal ini Allah setelah merasakan kenikmatan di balik musibah yang menimpanya.
membuktikan bahwa di setiap musibah atau kesulitan ada kebaikan yang Mahasuci Allah yang senantiasa memberikan yang terbaik untuk
Allah selipkan di dalamnya. Hanya orang-orang yang sadar dan sabarlah makhluk-Nya.  
yang akan meraih kebaikan tersebut. Dengan bahasa lain, musibah pun Semoga kita semua senantiasa dijadikan orang-orang yang mampu
bisa memicu mahabbah (rasa cinta).   menyikapi segala musibah sebagai sarana peningkatan iman dan takwa.
‫‪Sehingga hilangnya musibah berbekas kebahagiaan baik untuk dunia‬‬
‫‪maupun akhirat. Wallahu a’lam bish shawab.  ‬‬
‫لى تَ ْوفِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ‪ِ Q‬ه‪َ .‬وأَ ْش ‪Q‬هَ ُد أَ ْن الَ اِلَ ‪Q‬هَ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َعل َى إِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ َ َع َ‬
‫آن ْال َك ِري ِْم َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا ِ‬
‫ت َوال ِّذ ْك ِر‬ ‫بَا َركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫أن َس ‪Q‬يِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب‪ُ Q‬دهُ َو َر ُس ‪ْ Q‬ولُهُ‬ ‫ْك لَ ‪Q‬هُ َوأ ْش ‪Q‬هَ ُد َّ‬ ‫إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ ‪َ Q‬دهُ الَ َش ‪ِ Q‬ري َ‬
‫الس‪ِ QQ‬م ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم َوأَقُ‪QQ‬وْ ُل قَ‪QQ‬وْ لِي هَ‪َ QQ‬ذا‬
‫ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَ‪QQ‬هُ إِنَّهُ هُ‪َ QQ‬و َّ‬ ‫ص ‪َ Q‬حابِ ِه‬ ‫َ‬
‫ص ‪Q‬لِّ َعلَى َس ‪Q‬يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ‪ِ Q‬ه َوأ ْ‬ ‫اعى‪ Q‬إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫ال َّد ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َو َسلِّ ْ‪Q‬م تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا أ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّق‪QQ‬وا هللاَ فِ ْي َم‪QQ‬ا أ َم‪َ Q‬ر َوا ْنتَهُ‪Qْ Q‬وا َع َّما‬
‫ُ‬
‫َّحيْم ‪ ‬‬ ‫فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم إِنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر ِ‬ ‫نَهَى َوا ْعلَ ُم ْوا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَ‪َ Q‬دأَ فِ ْي‪ِ Q‬ه بِنَ ْف ِس‪ِ Q‬ه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ‪ِ Q‬ه ِبقُ ْد ِس‪ِ Q‬ه‬
‫ص‪Q‬لُّ ْوا‬ ‫ُصلُّ ْو َن َعل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ‪Qْ Q‬وا َ‬ ‫ال تَعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ ي َ‬ ‫َوقَ َ‬
‫ص‪Q‬لَّى هللاُ َعلَ ْي‪ِ Q‬ه َو َس‪Q‬ل ْ‪Q‬مِّ‬ ‫ص‪Q‬لِّ َعلى َس‪Q‬يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬
‫َعلَ ْي ِه َو َسل ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫ض‬ ‫ك َو َمآلئِ َك‪ِ Q‬ة ْال ُمقَ‪َّ Q‬ربِي َْن َوارْ َ‬ ‫ُس‪Q‬لِ َ‬ ‫‪Q‬ك َور ُ‬ ‫آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئِ َ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫‪QQ‬ر َو ُع َم‪QQ‬ر َو ُع ْث َم‪QQ‬ان َو َعلِى َو َع ْ‪Q‬ن بَقِيَّ ِة‬ ‫َّاش‪ِ QQ‬دي َْن أَبِى بَ ْك ٍ‬ ‫اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَ‪QQ‬ا ِء الر ِ‬
‫ض‬ ‫‪Q‬و ِم ال ‪ِّ Q‬دي ِْن َوارْ َ‬ ‫ان اِلَى يَ‪ْ Q‬‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِعي َْن َوتَ‪QQ‬ابِ ِعي التَّابِ ِعي َْن لَهُ ْم بِاِحْ َس ‪ٍ Q‬‬ ‫ال َّ‬
‫َّاح ِمي َْن‬
‫ك يَا أ َح َم الر ِ‬ ‫رْ‬ ‫َ‬ ‫َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َر َمتِ َ‬
‫حْ‬
‫ت اَالَحْ ي‪QQ‬آ ُء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت َو ْال ُم ْس‪Q‬لِ ِمي َ‪ْQ‬ن َو ْال ُم ْس‪Q‬لِ َما ِ‬ ‫‪Q‬ؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْؤ ِمنَ‪QQ‬ا ِ‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِ‪QQ‬رْ لِ ْل ُم‪ْ Q‬‬
‫ك َوال ُم ْش ِر ِكي َ‪ْQ‬ن َوا ْنصُرْ‬‫ْ‬ ‫ت اللهُ َّم أَ ِع َّز ا ِإل ْسالَ َم َوال ُم ْسلِ ِمي َ‪ْQ‬ن َوأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َو ْاالَ ْم َوا ِ‬
‫اخ‪ُ Q‬ذلْ َم ْن َخ‪َ Q‬ذ َل ْال ُم ْس ‪Q‬لِ ِمي َْن َو‬ ‫ص ‪َ Q‬ر ال ‪ِّ Q‬دي َْن َو ْ‬ ‫ك ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬ ‫ِعبَا َد َ‬
‫ْ‬
‫‪Q‬و َم ال ‪ِّ Q‬دي ِْن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ‪ْ Q‬ع َعنَّا البَالَ َء‬ ‫ك إِلَى يَ‪ْ Q‬‬ ‫َد ِّمرْ أَ ْع‪َ Q‬دا َء ال ‪ِّ Q‬دي ِْن َوا ْع‪ِ Q‬ل َكلِ َماتِ ‪َ Q‬‬
‫‪Q‬ر ِم ْنهَ‪QQ‬ا َو َم‪QQ‬ا بَطَ َن‬ ‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َح َن َوس ُْو َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َح َن َما ظَهَ‪َ Q‬‬ ‫َو ْا َ‬
‫صةً َو َسائِ ِر ْالب ُْل َدا ِن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‪.‬‬ ‫َع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا خآ َّ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَ‪QQ‬ا ظَلَ ْمنَ‪QQ‬ا‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اس ‪ِ Q‬ري َْن‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ‬ ‫لخ ِ‬‫‪QQ‬ونَ َّن ِم َن ْا َ‬ ‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك ْ‬ ‫اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬
‫‪Q‬ر‬ ‫بى ْ َويَ ْنهَى ْ َع ِن ْالفَحْ ش‪QQ‬آ ِء َو ْال ُم ْن َك‪ِ Q‬‬ ‫ان َوإِيْت‪QQ‬آ ِء ِذي ْالقُ‪QQ‬رْ َ‬ ‫يَأْ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َس‪Qِ Q‬‬
‫اش ‪ُ Q‬كر ُْوهُ َعل َى‬ ‫َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا‪ Q‬هللاَ ال َع ِظ ْي َم يَذ ُكرْ ُك ْم َو ْ‬
‫نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai