Anda di halaman 1dari 6

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan/ Kelas : Angkatan VI / Kelompok I
Nama Agenda : Komitmen Mutu
Nama Peserta : Nur Triana Permana, A.Md.Kep
No. Daftar Hadir :-
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : PPSDM Regional Bandung

A. Pokok Pikiran

1. Komitmen Mutu

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi


keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam
implementasinya masih belum sesuai harapan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya keluhan masyarakat atas buruknya layanan aparatur
pemerintahan, misalnya:

1. Terkait dengan maraknya kasus korupsi, sebagai cerminan


penyelenggaraan pemerintahan yang tidak efisien;

2. Banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai,


sebagai cerminan ketidakefektifan roda pemerintahan;

3. Kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven


dan sebatas menjalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan
tidak adanya kreativitas untuk melahirkan inovasi;

4. Masih banyaknya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas


atas mutu layanan aparatur, sebagai cerminan penyelenggaraan
layanan yang kurang bermutu.

Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai


tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba
dikerjakannya. dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian
jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan

Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk


mencapai tujuan organisasional. Efisiensi diukur dari ketepatan
realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya
pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur., sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran
dalam menyelesaikan ketercapaian target secara tepat sesuai dengan
yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan
tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan,
masyarakat, dan pegawai itu sendiri.

Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk


mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat
pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang
dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors). Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Untuk menghasilkan mutu dalam
pelayanan publik yang bersifat jasa aparatur harus mampu memelihara
komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat, bersifat kreatif,
proaktif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang
berbeda beda. Kepuasan pelanggan antara lain dapat dilihat dari
kesenangannya ketika mendapatkan produk/jasa yang sesuai atau
bahkan melebihi harapannya, sehingga mendorong keinginannya untuk
melakukan pembelian ulang atas produk/jasa yang pernah
diperolehnya, tidak merasa kapok, bahkan mereka akan menganjurkan
kepada pihak lain untuk menggunakan produk/jasa tersebut. .
Komitmen mutu berada dalam tiga tingkatan, yaitu:

1. Komitmen pada level organisasi yang menetapkan nilai publik dan


komitmen pemerin tah untuk kualitas berdasarkan permintaan
pelanggan dan mendukung partisipasi publik (customer based
quality);

2. Komitmen pada level hasil, ditunjukkan dengan adanya penetapan


standar pelayanan dalam kualitas dan kuantitas;

3. Komitmen pada level individu, misalnya sekolah swasta,


mendefinisikan komitmen mutu dalam bentuk layanan terbaik
mereka kepada institusi atau pelanggan tertentu.

Aktualisasi nilai-nilai dasar komitmen mutu dalam pelaksanaan tugas


aparatur akan mendorong terciptanya budaya kerja unggul yang dapat
menumbuhkan keberanian untuk menampilkan kreativitas dan inovasi.
Seperti contohnya mengaktualisasikannya dalam pekerjaan, ASN harus
terus membuat inovasi sesuai dengan efektivitas yang ada dan juga
memikirkan efisiensi dari inovasi tersebut, jika inovasi tersebut
terwujud dengan baik tentu akan menaikkan mutu suatu organisasi.

2. Contoh Kasus

Sumber :
https://jatengprov.go.id/beritadaerah/masfufatun-ciptakan-inovasi-sav
e-bunda/

MASFUFATUN CIPTAKAN INOVASI SAVE BUNDA BANJARNEGARA

Masfufatun Juni SKM M Kes Kepala UPT Puskesmas Banjarmangu 1


berhasil mendapat Penghargaan Juara 1 Lomba Keteladanan Nasional
2017 Kategori Tenaga Kesehatan Masyarakat yang diadakan di Jakarta
13-19 Agustus 2017.
Keinginan yang kuat dari Masfufatun untuk mengurangi angka
kematian Ibu melahirkan di Banjarnegara menggugahnya untuk
membuat inovasi pelayanan dalam mengatasi hal tersebut.

“Angka kematian Ibu merupakan masalah serius yang harus segera


ditangani. Angka kematian Ibu merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan.”, katanya

Angka kematian bayi meningkat dari 17 kasus menjadi 19 kasus di


tahun 2016. Sedangkan untuk wilayah Puskesmas 1 Banjarmangu di
pertengahan maret 2016 kematian 1 dan 3 bayi

Masfufatun membuat inovasi SAVE Bunda yang merupakan upaya


untuk memberikan pelayanan kepada ibu hamil untuk bersalin secara
cepat, tepat dan mengurangi persalinan sendiri di rumah.“SAVE Bunda
adalah keamanan untuk ibu tetapi juga dapat diartikan S yaitu Stiker
pengendali persalinan, A sebagai Alarm handphone bidan desa dan VE
yang berarti Voluntter atau pekerja sosial”, katanya. ” Ada tiga jenis
Stiker yang dipasang di buku, stiker hijau untuk resiko kehamilan
rendah, stiker kuning untuk resiko kehamilan tinggi dan stiker merah
untuk resiko kehamilan sangat tinggi”, katanya. Kemudian, Alarm
handphone bidan desa berfungsi ketika tiga hari perkiraan hari lahir
handphone bidan desa yang sudah diprogram alarmnya berbunyi
selanjutnya bidan desa mengubungi dukun bayi, Ketua TP PKK desa,
perangkat desa dan kader untuk bersama-sama mengunjungi ibu hamil
melakukan P4K (Program Perencanan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi. “Dengan harapan ibu hamil tetap sehat dan mau melakukan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan”, katanya. “Dukun bayi yang
pada awalnya sangat sulit untuk diyakinkan bahwa bersalin di
puskesmas itu lebih aman, tetapi setelah melakukan pendekatan
komunikatif dengan mereka sekarang para dukun bayi dengan senang
hati membantu program-program dari kami dan menjadi partner kerja
kami, Sehingga masyarakat menjadi semakin mantap untuk konsultasi
dan melakukan persalinan di puskesmas, tambah wanita yang hobi
membaca dan terjun lanngsung ke masyarakat ini.

Dari inovasi yang telah dibuat oleh istri dari Dr Agung Budianto M kes
kepala RSUD Banjarnegara ini dan dipraktekan di UPT Puskesmas
Banjarmangu 1 semua ibu hamil menjadi terpantau yang berdampak
dengan tidak adanya lagi angka kematian ibu dan bayi di UPT
Puskesmas Banjarmangu 1.“Pelayanan pemeriksaan ibu hamil menjadi
lebih cepat dan kunjungan rawat jalan maupun persalinan meningkat”,
katanya. (dinkominfo_banjarnegara).

B. Penerapan

Dari kasus diatas sudah ada efektivitas, efesiensi, inovasi, dan mutu.
Efektivitasnya adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, juga
meningkatkan persalinan di puskesmas dan mengurangi persalinan di
rumah. Efisiensi nya disitu ada bidan desa, dukun bayi, pekerja sosial dan
juga HP maupun stiker. Inovasi di sana jelas yaitu membuat inovasi SAVE
Bunda yang merupakan upaya untuk memberikan pelayanan kepada ibu
hamil untuk bersalin secara cepat, tepat dan mengurangi persalinan sendiri
di rumah. “SAVE Bunda adalah keamanan untuk ibu tetapi juga dapat
diartikan S yaitu Stiker pengendali persalinan, A sebagai Alarm handphone
bidan desa pekerja sosial”. Pendekatan komunikatif dengan dukun bayi
dan masyarakat Sehingga masyarakat menjadi semakin mantap untuk
konsultasi dan melakukan persalinan di puskesmas.

Jelas disini ada peningkatan mutu, yang semula Masyarakat belum yakin
akan persalinan di puskesmas, dengan adanya komunikasi membuat
masyarakat percaya dengan tenaga kesehatan, dan mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi adalah pencapaian yang
memperbaiki mutu karena menolong persalinan yang cepat tanggap,
bersih, sesuai standar di puskesmas, istilahnya menjemput bola karena
mendatangi calon pasien.

Inovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan juga bisa di terapkan di


puskesmas manapun, dengan menerapkan pendekatan ke masyarakat
lewat komunikasi yang terjalin baik, bisa meningkatkan keperacayan
masyarakat terhadap pelayanan puskesmas. Contoh lain dari peningkatan
mutu puskesmas adalah menjalankan program posbindu dimana petugas
puskesmas terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan pemeriksaan
dasar kepada masyarakat, terutama lansia untuk mengecek tingkat
kesehatan masyarakat. Dan lebih mendekatkan diri dan memberikan
informasi mengenai kesehatan secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai