Format Initial Assesment New
Format Initial Assesment New
Jika anda menemukan pasien trauma, yang harus anda lakukan adalah:
Cek kesadaran : AVPU (Respon Alert, Respon Verbal, Respon Pain, Un Respon)
*Sadar pemeriksaan di sesuaikan dengan permasalahan yang ada ABCDE
*Tidak Sadar, lakukan :
Catatan :
* Snoring (ngorok), sering terjadi pada pasien tidak sadar karena pangkal lidah
jatuh ke belakang
* Gurgling (kumur-kumur), terjadi sumbatan karena cairan (darah, sekret/ slem)
* Stridor, terjadi karena oedem Faring /Laring (cedera inhalasi), misal : pasien
dengan riwayat menghirup uap panas/Carbon Monoksida.
B : Pernapasan + oksigenasi/Ventilasi
Nilai frekuensi pernafasan, kemudian berikan oksigen bila ada masalah terhadap ABCD :
Pilihan :
* Canul 2- 6 LPM
* Face mask/RM (Rebreathing Mask) 6-10 LPM
* NRM (Non Rebreathing Mask) 10 – 12 LPM
* BVM (Bag Valve Mask)→Bila pernapasannya tidak adekwat atau apneu berikan
Ventilasi tambahan dengan tehnik Bagging/ventilator.
Jika frekuensi pernafasan pasien semakin bertambah/ sesak maka langkah berikutnya cari
penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan Inspeksi, Auskultasi, Perkusi dan Palpasi.
Untuk menentukan ada atau tidaknya kecurigaan terhadap masalah breathing yang dapat
segera mengancam nyawa.
Pada Pasien Trauma waspada terhadap gangguan/ masalah breathing yang cepat dapat
menyebabkan kematian, diantaranya :
4 masalah yang mengancam breathing serta tindakannya adalah :
1. Tension Pneumothoraks (terperangkapnya udara didalam rongga pleura),
dengan pemeriksaan IAPP temukan tanda dan gejalanya sebagai berikut:
Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal
Ekspansi dinding dada tidak simetris disertai jejas pada daerah thorax
Hasil auskultasi negatif
Hasil perkusi hypersonor
Trakhea bergeser
Distensi vena Jugularis
Tindakan penyelamatan setelah pemberian O2 yaitu dekompresi needle
thoracosintesis di ICS 2 mid clavicula
Kemudian kolaborasi dokter untuk tindakan pemasangan Chest Tube/WSD
2. Open Pneumothoraks, (luka terbuka pada thorax), temukan tanda dan gejalanya
sebagai berikut:
Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal
Ekspansi dinding dada tidak simetris
Luka terbuka/tembus pada thorax
Hasil perkusi hypersonor
Terdengar suara Sucking Chest Wound (yaitu paru menghisap udara lewat
lubang luka) pada luka terbuka/tembus.
Tindakan setelah pemberian O2 tutup dengan kassa 3 sisi yang kedap udara
Kemudian kolaborasi dokter untuk tindakan pemasangan Chest Tube/WSD
3. Masive Haematotoraks (perdarahan didalam rongga pleura/thorax), dengan
pemeriksaan IAPP temukan tanda dan gejalanya sebagai berikut:
Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal
Ekspansi dinding dada tidak simetris disertai jejas/fraktur pada daerah thorax
Hasil auskultasi negatif
Hasil perkusi dullness/pekak/redup
Terdapat tanda-tanda shock hemoragic dengan perdarahan ≥ 1500 cc (≥
200cc/jam selama 2 jam)
Tindakan setelah pemberian O2
Kemudian kolaborasi dokter untuk tindakan pemasangan Chest Tube/WSD nilai
apakah perlu thoracotomy?
4. Flail Chest dengan Kontusio Paru (fraktur pada costae lebih dari 2 segmen),
dengan pemeriksaan IAPP temukan tanda dan gejalanya sebagai berikut:
Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal
Ekspansi dinding dada tampak Paradoksal
Pasien nyeri hebat saat bernafas sehingga cenderung takut bernafas
Tindakan setelah pemberian O2 analgetik, assisted ventilasi → perlu
Definitif/intubasi (semua perlu kolaborasi dokter)
Catatan :
o Lihat bagian ekstremitas ada yang luka atau tidak ?
o Pasien tidak sadar, pada saat melepaskan tangan pasien perhatikan alasnya
agar tidak keluar dari bednya.
o Jika petugasnya terbatas pemeriksaan kekuatan otot di lakukan pada saat
secondary survey.
o Menilai ada atau tidaknya kontralateral indikasi cedera otak sehingga perlu
mencegah terjadinya hipoksia (cedera otak sekunder)
o Rujuk untuk pemeriksaan diagnostik seperti; CT-Scan, MRI, dll
Ingat !!! kesadaran pasien adalah bagian dari prognosis, pasien akan membaik prognosisnya
jika A,B,C dalam keadaan stabil dan resusitasinya berkualitas.
E : Exposure (Gunting pakaian dan lihat jejas/cedera ancaman yang lain), kemudian cegah
hipotermia → selimut.
Bila tidak ada kontra indikasi : pasang, urine pertama dibuang, lalu tampung.
Periksa pengeluaran/jam, normal : 0,5 cc/kg BB/jam, dewasa
1 CC / kg BB / jam, anak
2 CC /kg BB / jam, bayi
Pertimbangan pemasangan, indikasi bisa saja dilakukan pada tahap circulation.
G : Gastric Tube (NGT)
Bila lewat hidung perhatikan kontra indikasi : fr. Tulang basis cranii cegah lalu
lakukan lewat mulut (OGT), perhatikan pula indikasi pemasangan yakni :
1. Untuk kepentingan selama proses pembedahan karena pasien tidak sadar
2. Untuk mengurangi distensi Abdomen
3. Untuk mencegah aspirasi
4. Untuk kuras lambung
5. Untuk pemberian nutrisi dan therapy obat
RE – Evaluasi A-B-C-D-E
SECONDARY SURVEY
Anamnesa : AMPLE (Alergi, Medication, Past History, Last meal, Event) atau
KOMPAK (Keluhan, Obat, Makan terakhir, Penyakit Penyerta, Alergi, Kejadian)
Log Roll → From Head to toe, Finger in every orifice : periksa dengan teliti untuk
menilai adakah BTLS ? (perubahan Bentuk, Tumor, Luka, dan Sakit)
TTV
Siapkan untuk :
RS Rujukan, jangan lupa hubungi RS yang dituju dan jelaskan syarat dan teknis
merujuk pasien.
OK
ICU
Jahit
Catatan : Log Roll bisa di lakukan di tahap primary survey jika memang ada indikasi yang
mengancam nyawa, namun dilakukan hanya 1 kali.
Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS), Diklat YAGD 118.