Proposal UKK
Proposal UKK
Oleh:
KELOMPOK 1
PKMD DESA SEMPOR KECAMATAN SEMPOR
: Ati Setiyaningsih
4. Rencana Kegiatan
Hari : Senin
Tanggal : 9 Mei 2016
Pukul : 08.00-10.00 WIB
Tempat : Tempat Kerja
Sempor, 5 Mei 2016
Penanggung Jawab Ketua
Mengetahui
1. Latar Belakang
Kegiatan praktek keperawatan komunitas di masyarakat merupakan bentuk
pembelajaran bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu keperawatan komunitas secara
komprehensif yang merupakan cermin kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Komunitas merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem keluarga dan sistem
sosial yang saling berinteraksi. Keluarga sebagai sub sistem komunitas merupakan
sistem terbuka dimana terjadi hubungan timbal balik sekaligus umpan balik dimana
keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat atau komunitas.Dalam
mengaplikasikan praktek kesehatan masyarakat diperlukan pengetahuan serta
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan masyarakat dalam
menemukan suatu masalah kesehatan.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk menerapkan memakai Alat Pelindung Diri dalam Usaha Kesehatan
Kerja.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk merumuskan masalah yang terdapat di Desa Sempor
2. Untuk mengetahui gambaran tentang k3 di industry kayu untuk
mengetahui gambaran tentang manajemen k3 di industry kayu
3. Untuk mengetahui kebijakan K3 di industry kayu
4. Manfaat
1. Memeberikan informasi mengenai pentingnya penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di industry kayu.
2. Memberikan informasi mengenai kecelakaan kerja yang sering terjadi di industri
5. Rancangan Kegiatan
Jam : 08.00-10.00
5. Setting Tempat :
3 1 2
CI CI
S 4 S 4
6 5
Keterangan :
1 : Pembawa acara
2 : Presentator
3 : Moderator
4 : Fasilitator
5 : Observer
6 : Dokumentasi
S : Pekerja
6. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan
: Ati Setiyaningsih
a. Pembawa acara
Tugas:
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa
3) Membuat kontrak waktu
4) Menjelaskan tujuan kegiatan
b. Presentator
Tugas: Memberikan penyuluhan kesehatan alat pelindung diri pada pemilik usaha dan
pekerja
c. Fasilitator
Tugas :
akhir
e. Dokumentasi
Tugas : Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
B. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Pekerja menghadiri penyuluhan
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa serta pekerja dan pemilik usaha sesuai perencanaan
b. Pekerja yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Pekerja yang hadir berperan aktif dalam mendemonstrasikan alat pelindung diri
3. Evaluasi hasil
a. Pekerja dan pemilik usaha dapat menjelaskan pengertian alat pelindung diri
b. Pekerja dan pemilik usaha dapat menjelaskan pengertiancara memakai alat
pelindung diri dengan benar.
c. Pekerja dan pemilik usaha mampu mendemonstrasikan cara memakai alat
pelindung diri dengan benar
d. Pekerja dan pemilik usaha mampu menerapkan memakai alat pelindung diri dalam
bekerja.
6. Ringkasan Materi
Teori dan model keperawatan komunitas
Kesehatan kerja, merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
Upaya ksehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban, dam
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas
kerja yang optimal (Undang-Undang Kesehatan 1992).
Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi
permasalahn, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian. Sasaran
kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari pekerja itu sendiri.
(Efendi & Makhfudli, 2009).
a. Ruang lingkup kesehatan kerja
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara
atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujuan untuk:
1) Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat
pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental,
maupun kesejahteraan sosialnya;
2) Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya;
3) Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang membahayakan kesehatan;
4) Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.
b. Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja
Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen
utama dalam kesehatan kerja. Kapasitas kerja yang baik seperti status
kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima
diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi
awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja,
gizi kerja, dan lain-lain.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja
yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat
mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat
kerja.
Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat-zat kimia,
dan lain-lain) dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban
tambahan tersebut secara sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan
gangguan atau penyakit akibat kerja.
c. Penyebab kecelakaan kerja
1) Penyebab dasar
a) Faktor manusia atau pribadi karena kurangnya kemampuan fisik,
mental, dan psikologis karena kurang atau lemahnya pengetahuan dan
keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang tidak cukup.
b) Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan
kemampuan kepemimpinan dan/atau pengawasan, pembelian atau
pengadaan barang, perawatan, alat-alat, perlengkapan, dan barang-
barang atau bahan-bahan, standar-standar kerja, serta berbagai
penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan kerja.
2) Penyebab langsung
a) Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar), yaitu tindakan yang
akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan pengaman,
pelindung, atau riuntangan yang tidak memadasi atau tidak memenuhi
syarat; bahan dan peralatan yang rusak; terlalu sesak atau sempit;
system-sistem tanda peringatan yang kurang memadai; bahaya-bahaya
kebakaran atau ledakan; kerapian atau tata letak yang buruk;
lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap, uap, dan lainnya);
bising; paparan radiasi; serta ventilasi dan penerangan yang kurang (B.
Sugeng, 2003).
b) Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standar), yaitu tingkah laku,
atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan misalnya
mengoprasikan alat tanpa wewenang; gagal untuk member peringatan
dan pengamanan; bekerja dengan kecepatan yang salah; menyebabkan
alat-alat keselamatan tidak berfungsi; memindahkan alat-alat
keselamatan; menggunakan alat yang rusak; menggunakan alat dengan
cara salah; serta kegagalan memakai alat pelindung atau keselamatan
diri secara benar (B. Sugeng, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Iqbal Mubarak, Wahit (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas.Jakata : Penerbit Sagung
Seto
Sugeng, B. 2005. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Haji Masagung
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo.2010.Etika dan Hukum Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta