Anda di halaman 1dari 1

2.

2 Isu Euthanasia Ditinjau dari Etik

Pada Kode Etik Kedokteran Indonesia Bab II tentang kewajiban dokter terhadap
pasien, tidak memperbolehkan mengakhiri penderitaan dan hidup orang sakit yang dalam
pengetahuan dan pengalaman tidak dapat disembuhkan lagi (Kode Etik Kedokteran, 2002)
Dalam Pasal 9 Bab II Kode Etik Kedokteran Indonesia tentang kewajiban dokter
kepada pasien, disebutkan bahwa seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban
melindungi hidup makhluk insani. Ini berarti bahwa, dokter tidak diperbolehkan mengakhiri
hidup seseorang yang sakit meskipun menurut pengetahuan dan pengalaman tidak akan
sembuh lagi. Dari pasal tersebut diatas, dipahami bahwa setiap dokter dimanapun berada
berkewajiban untuk mempertahankan dan memelihara kehidupan manusia. Dengan
demikian,bagaimanapun kondisi dan gawatnya seorang pasien, setiap dokter harus
melindungi dan mempertahankan hidup pasien tersebut,meskipun dalam keadaan pasien
sebenarnya sudah tidak dapat disembuhkan lagi atau sudah dalam keadaan sekarat berbulan-
bulan lamanya,namun seorang dokter tidakboleh melepaskan diri dari kewajiban untuk selalu
mmelindungi hidupnya. (Kode Etik Kedokteran, 2002)
Namun apabila pasien sudah dipastikan mengalami kematian batang otak atau
kehilangan fungsi otak sama sekali, maka  pasien tersebut secara keseluruhan telah mati
walaupun masih ditemukan denyut  jantung. Penghentian tindakan terapeutik harus
diputuskan oleh dokter yang  berpengalaman yang mengalami kasus-kasus secara
keseluruhan dan sebaiknya hal ini dilakukan setelah diadakan konsultasi dengan dokter
berpengalaman, selain itu harus dipertimbangkan keinginan pasien, keluarga pasien, dan
kualitas hidup terbaik yang diharapkan. Dengan demikian, dasar etika moral untuk
melakukan euthanasia adalah memperpendek atau mengakhiri penderitaan pasien, bukan
mengakhiri hidup pasien (Kode Etik Kedokteran, 2002)
Dapat disimpulkan, pada kasus tindakan dokter untuk melakukan eusthanasia atas
permintaan pengadilan dan suami pasien dari segi etik diperbolehkan karena dapat dilihat
pula dari waktu koma yang dialami pasien sudah 15 tahun,hal ini menggambarkan kondisi
pasien kemungkinan telah kehilangan fungsi otak.

Anda mungkin juga menyukai