Abstract
This study aims to examine the effect of social anxiety on social media dependence in university
students. This research used the quantitative approach with a predictive correlation method. The
instruments were social anxiety scale (92 items) refers to aspects of social anxiety from La Greca
and Lopez, and the scale of dependence on social media (30 items) refers to Griffiths. The
participants were 342 students of UIN Sunan Gunung Djati Bandung selected by random
sampling. The results show that social anxiety influence dependence on social media in university
students. The influence of social anxiety variables to dependence on social media is about 7.2%.
Most of the participants have social anxiety and social media dependence in the medium category.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh kecemasan sosial
terhadap ketergantungan media sosial pada mahasiswa. Dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan metode korelasi prediktif. Instrumen berupa skala kecemasan sosial (92 item) yang
mengacu kepada aspek kecemasan sosial dari La Greca dan Lopez, serta skala ketergantungan
pada media sosial (30 item) mengacu kepada Griffiths. Subjek penelitian sebanyak 342 orang
mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang dipilih secara random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh kecemasan sosial terhadap ketergantungan media sosial
pada mahasiswa, dengan pengaruh sebesar 7.2%. Mayoritas mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati
Bandung mempunyai kecemasan sosial dan ketergantungan media sosial dalam kategori sedang.
201
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2018, Vol. 5, No. 2, Hal. : 201-210
202
Kecemasan Sosial dan Ketergantungan Media Sosial pada Mahasiswa (Fatih Azka, Dendih Fredi Firdaus, Elisa Kurniadewi)
game online (39.2%), menonton video badian dengan ciri-ciri seperti gugup,
(38.9%), membaca berita (31.4%), dan pemalu, pendiam, dan mengantisipasi
mengakses e-mail (30.7%). Mahasiswa untuk tidak berinteraksi dengan orang lain
dapat menghabiskan sebanyak 35 jam demi menghindari pandangan negatif dari
dalam seminggu untuk mengakses media orang lain terhadap dirinya (Geçer &
sosialnya dan hanya menghabiskan rata- Gümüş, 2010).
rata sekitar 3 jam waktunya dalam Hasil penelitian yang dilakukan oleh
seminggu untuk belajar secara maksimal. Prayoga dan Akmal (2014) menyatakan
Hal ini sungguh ironis bahwa mahasiswa adanya keterkaitan antara kecemasan
lebih memerioritaskan untuk mengakses sosial dan ketergantungan media sosial,
media sosial dibandingkan belajar. Bahkan individu yang memiliki kecemasan sosial
ada juga beberapa mahasiswa yang akan menggunakan media sosial secara
menghabiskan waktu sampai 10 jam sehari berlebihan untuk mengatasi hambatan
dalam bermain ponselnya, dimana rata- yang ada pada dirinya. Hasil penelitian
rata sekitar 184.6 menit sehari mereka tersebut (Prayoga & Akmal, 2014)
gunakan untuk chatting dengan teman. menunjukkan adanya dampak negatif
Hal ini sesuai fakta yang ditemukan di ketergantungan media sosial terhadap
lapangan bahwa apabila dalam sehari kehidupan sosial individu tersebut dalam
mahasiswa tidak mendapat notifikasi di hal fungsi interpersonalnya. Penelitian lain
ponselnya, maka akan muncul perasaan yang menyatakan bahwa terdapat
resah yang diakibatkan oleh reaksi dari hubungan antara kecemasan sosial dengan
ketergantungan media sosial. Sebanyak ketergantungan media sosial, yaitu
39% mahasiswa mengalami ketakutan penelitian yang dilakukan oleh Soliha
atau kecemasan sosial yang berlebihan (2015) yang menyatakan bahwa kecemas-
dalam melewatkan moment-moment an sosial, depresi, dan rasa kesepian secara
tertentu yang terjadi dalam kehidupan signifikan berpengaruh terhadap timbul-
mereka. Sebanyak 32% mahasiswa nya ketergantungan pada media sosial.
menyampaikan bahwa mereka mengalami Pada mahasiswa yang menjadi subjek
perasaan takut saat tidak dapat mencapai dalam penelitian ini ditemukan bahwa
tujuan mereka ketika melihat foto teman mereka yang mengalami kecemasan sosial
atau orang lain yang dengan mudahnya secara lisan merasa sangat cemas jika
mengekspos kesuksesannya di media berkomunikasi dan bertatap muka secara
sosial. Mahasiswa dengan ketergantungan langsung, yang akibatnya adalah mereka
kepada media sosial menggunakan media bergantung kepada media komunikasi
sosialnya secara berlebihan akan menga- yang dapat dilakukan secara tulisan dalam
lami kesulitan mengontrol penggunaan hal ini yaitu media sosial. Hal ini
media sosialnya, dan bisa mengalami mengindikasikan bahwa dengan melalui
gangguan psikologis. komunikasi secara online membuat
individu tersebut merasa didengarkan,
Kecemasan Sosial
mereka juga merasa lebih mudah dalam
Kecemasan sosial memiliki kaitan
mengekspresikan dirinya. Situasi ini juga
dengan kecemasan secara komunikatif.
yang membuat penggunaan media sosial
Hal ini digambarkan seperti perasaan takut
mengalami peningkatan secara pesat dan
atau khawatir saat individu berada pada
signifikan belakangan ini.
situasi sosial. Individu yang mengalami
Mahasiswa dengan kecemasan sosial
kecemasan sosial akan mengembangkan
cenderung melakukan komunikasi secara
perasaan-perasaan negatif dan memredik-
online dengan memresentasikan dan
si hal-hal negatif saat berinteraksi dan
mencitrakan dirinya sebaik mungkin agar
komunikasi dengan orang lain (DeVito,
mendapatkan kesan dan citra yang positif
2001). Individu tersebut memiliki kepri-
dari pihak lain, bahkan terkadang kesan
203
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2018, Vol. 5, No. 2, Hal. : 201-210
204
Kecemasan Sosial dan Ketergantungan Media Sosial pada Mahasiswa (Fatih Azka, Dendih Fredi Firdaus, Elisa Kurniadewi)
205
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2018, Vol. 5, No. 2, Hal. : 201-210
Hasil uji normalitas Kolmogorov- maka model regresi sudah baik dan dapat
Smirnov pada tabel 1 menunjukkan hasil digunakan sebagai prediktor. Semakin
.209 > .05 sehingga dapat disimpulkan kecil nilai SEE akan membuat model
bahwa distribusi data tersebut memenuhi regresi semakin tepat untuk memrediksi
asumsi normalitas. Selanjutnya hasil uji variabel kriterion.
linearitas menunjukkan nilai .000 <.05 Perhitungan koefisien regresi. Bagi-
sehingga dapat disimpulkan memenuhi an koefisien regresi menggambarkan
syarat linearitas. Setelah dilakukan uji persamaan regresi untuk mengetahui
heteroskedastisitas dengan pemilihan uji angka konstan dan uji hipotesis signifikan-
glejser, diketahui bahwa nilai p-value si koefisien regresi. Maka diketahui jika p-
untuk variabel kecemasan sosial sebesar value .000 sedangkan koefisien α yang
.73. Karena nilai p-value menunjukkan ditentukan yaitu .05 yang artinya p-value
hasil lebih dari .05 maka dapat disimpul- <α (.000 < .05) atau memenuhi syarat
kan bahwa pada variabel prediktor tidak untuk menolak H0 dan menerima H1 yang
terdapat adanya gejala heteroskedastisitas. berarti kecemasan sosial mempunyai
Dengan demikian persyaratan-persyaratan pengaruh terhadap ketergantungan pada
untuk analisis regresi linear sederhana media sosial di kalangan mahasiswa UIN
sudah terpenuhi. Sunan Gunung Djati Bandung.
Pengujian kelayakan model regresi. Dalam penelitian ini juga diketahui
Berdasarkan hasil uji anova diperoleh bahwa persamaan regresi yang diperoleh
tingkat signifikansi (p-value) lebih kecil yaitu Y=46.387+.104X yang artinya,
dari pada α (.000 < .05), maka penelitian setiap penambahan 1 pada variabel kece-
ini layak untuk diuji menggunakan model masan sosial, maka ketergantungan pada
regresi karena variabel kecemasan sosial media sosial akan meningkat sebesar .104.
memiliki indikasi dapat memengaruhi Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin
variabel ketergantungan pada media sosial tinggi kecemasan sosial maka akan
dalam penelitian ini. semakin tinggi pula ketergantungan media
Koefisien determinasi. sosial pada mahasiswa.
Tabel 2 Selain meneliti tentang hubungan
Hasil Uji Koefisien Determinasi kausalitas antara dua variabel, dalam pe-
Model R R Adjusted Std. Error of the nelitian ini juga dilakukan analisa terhadap
Square R Square Estimate gambaran variabel kecemasan sosial pada
a
1 .268 .072 .069 8.99537 mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati
Pada tabel 2 diketahui nilai r² atau R Bandung secara empiris. Berdasarkan
Square yaitu .072. Jadi dapat diketahui hasil perhitungan maka diketahui bahwa
bahwa skor koefisien determinasi dalam rata-rata (mean) = 162.39 dan median 162
penelitian ini adalah 7.2%. Angka tersebut dengan nilai minimum 88 serta nilai
menjelaskan bahwa variabel ketergantung- maksimum 247. Sedangkan rentang dalam
an pada media sosial hanya dipengaruhi penelitian ini adalah 159. Berdasarkan
sebesar 7.2% oleh variabel kecemasan nilai rentang tersebut, maka peneliti
sosial. Sedangkan sebanyak 92.8% lainnya mengategorikan kecemasan sosial menjadi
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain tiga kategori yaitu: tinggi, sedang, dan
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. rendah.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat pula Mahasiswa yang memiliki tingkat
nilai SEE (Std. Eror of the Estimate) yaitu kecemasan sosial tinggi adalah yang
8.95. Nilai tersebut lebih kecil daripada memiliki skor pada rentang 196-249. Skor
standar deviasi untuk variabel kriterion, yang berada pada rentang 142-195
yaitu 9.324 dalam tabel. Maka dari itu, termasuk kategori sedang. Adapun yang
karena nilai SEE < STD (8.995 < 9.324), memiliki skor 88-141 memiliki tingkat
kecemasan sosial yang rendah.
206
Kecemasan Sosial dan Ketergantungan Media Sosial pada Mahasiswa (Fatih Azka, Dendih Fredi Firdaus, Elisa Kurniadewi)
207
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2018, Vol. 5, No. 2, Hal. : 201-210
Menurut Halim dan Sabri (2013) an (mengirim pesan, chatting, dan mengi-
perilaku yang ditunjukan oleh individu ke- rim e-mail) maupun untuk bermain game
tika berinteraksi secara berlebihan dengan online secara berlebihan. Mahasiswa yang
aktivitas di media sosial atau online, juga memiliki ketergantungan media sosial
merupakan bentuk coping strategy yang selain karena kurangnya kontrol dalam
mereka terapkan dalam merespon ling- penggunaan media sosialnya, juga lama-
kungan mereka. sehingga suatu kewajaran nya waktu yang digunakan akan berakibat
jika hal tersebut terjadi di era globalisasi pada berkurangnya interaksi secara
seperti ini (Gedam, Shivji, Goyal, Modi, langsung dengan orang lain (Panda & Jain,
& Ghosh, 2016). 2018). Dengan demikian, penelitian
Mahasiswa yang memiliki tingkat lainnya yang dilakukan oleh Panda dan
kecemasan sosial tinggi atau orang yang Jain (2018) menunjukkan adanya suatu
memiliki gangguan kondisi sosial pada kecenderungan yang berlebihan terhadap
lingkungannya akan mendorong orang penggunaan media sosial akan
tersebut untuk menggunakan media mengakibatkan individu menjadi
sosialnya secara berlebihan dan terlibat compulsive user sehingga jika hal ini tidak
dalam komunikasi online yang mendalam. diantisipasi oleh mereka, bukan tidak
Mereka akan merasa aman dengan cara mungkin akan mengganggu dinamika
masuk dan berinteraksi dalam dunia maya psikologis seseorang.
(McQuail, 2011). Hal tersebut menjadi Lain halnya dengan mahasiswa yang
satu-satunya cara untuk memeroleh tidak memiliki kecemasan sosial, mereka
hubungan, mengembangkan, dan mem- akan cenderung lebih aktif di dunia nyata
bangun hubungan dengan orang lain. dibandingkan dengan orang-orang yang
Mengingat bahwa manusia merupakan memiliki rasa khawatir dan takut untuk
makhluk sosial maka tentunya akan selalu bersosialisasi. Hal ini sejalan dengan yang
membutuhkan orang lain untuk berbagi dinyatakan oleh Bessière, Kiesler, Kraut,
cerita dengan mencurahkan isi hatinya dan dan Boneva (2008) bahwa terdapat perbe-
meminta pertolongan. Hal tersebut sejalan daan dalam memanfaatkan internet dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh dampak yang dihasilkan antara individu
Fullwood, Quinn, Kaye, dan Redding, yang memiliki dukungan sosial dengan
(2017) yang menunjukkan bahwa aktivitas individu yang tidak memiliki dukungan
relasional di media sosial adalah salah satu sosial di lingkungannya. Mahasiswa yang
bentuk individu dalam mengembangkan aktif dalam media sosial di kehidupan
model sosialnya terhadap lingkungan. nyata akan cenderung memanfaatkan
Sehingga media sosial bagi mereka meru- media sosialnya untuk komunikasi online
pakan alat yang sangat efektif untuk dalam memperkuat hubungan komunikasi
memeroleh kebutuhan sosialnya karena dunia nyata tanpa harus tergantung pada
tidak terpenuhi di dalam kehidupan nyata media sosial, karena fungsinya hanya
(Fullwood dkk., 2017). Pada akhirnya, melengkapi saja.
orang-orang tersebut akan mengalami Hal ini sejalan dengan penelitian yang
ketergantungan pada media sosial. dilakukan oleh Young (2011). Menurutnya
Bagi mahasiswa yang memiliki keter- kecemasan sosial memiliki korelasi yang
gantungan pada media sosialnya akan positif dengan pathological internet use
mengalami kesulitan dalam hal mengon- (PIU). Ini membuktikan secara teoretis
trol penggunaan media sosial, hal tersebut bahwa kecemasan sosial merupakan
akan berpengaruh pada gangguan psiko- sebagai prediktor atau sebab dari
logis (Littlejohn, 2009). Pada mahasiswa ketergantungan media sosial. Hal ini
munculnya ketergantungan media sosial menginterpretasikan bahwa penelitian ini
ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, dapat memberikan kontribusi dalam
seperti untuk bersosialisasi seara berlebih- pengembangan ilmu pengetahuan khusus-
208
Kecemasan Sosial dan Ketergantungan Media Sosial pada Mahasiswa (Fatih Azka, Dendih Fredi Firdaus, Elisa Kurniadewi)
nya kajian tentang integrasi antara konsep ngaruh dari kecemasan sosial terhadap
kecemasan sosial dan ketergantungan ketergantungan media sosial secara
media sosial. Penggabungan diantara signifikan. Variabel ketergantungan media
kedua variabel tersebut telah menghasil- sosial hanya dipengaruhi sekitar 7.2% oleh
kan hubungan yang positif dan signifikan. variabel kecemasan sosial.
Mayoritas subjek dalam penelitian ini Variabel kecemasan sosial terbukti
berada pada hubungan positif dimana memengaruhi variabel ketergantungan
apabila tingkat kecemasan sosial mereka pada media sosial di kalangan mahasiswa
masuk dalam kategori tinggi, maka UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Setiap
kelompok subjek juga memiliki tingkat penambahan 1 pada variabel kecemasan
ketergantungan pada media sosial yang sosial, maka ketergantungan media sosial
tinggi begitupun yang lainnya. Sedangkan akan meningkat sebesar .104. Sehingga
beberapa kelompok subjek yang antara dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
kecemasan sosial dan ketergantungan kecemasan sosial maka akan semakin
media sosial berada pada taraf yang tinggi pula ketergantungan pada media
berbeda, hal itu dapat disebabkan oleh sosial di kalangan mahasiswa tersebut.
faktor-faktor lain yang tidak dibahas Adapun secara kategorik, mahasiswa UIN
dalam penelitian ini. Hal lainnya yang Sunan Gunung Djati Bandung mempunyai
juga menunjukkan bahwa kebanyakan kecemasan sosial dan ketergantungan
mahasiswa berada pada kelompok tinggi media sosial yang mayoritas termasuk ke
di skor ketergantungan media sosial, dalam kategori sedang.
dimungkinkan karena mereka berada pada
Saran
fase dinamis yang kemudian banyak sekali Beberapa saran yang dapat
permasalahan yang dihadapi dan merujuk disampaikan yaitu: pertama, bagi instansi
pada psychological distress sehingga UIN Sunan Gunung Djati Bandung
untuk bertahan dalam situasi tersebut salah diperlukan adanya seminar atau diskusi
satunya dilakukan dengan aktivitas di ilmiah tentang perkembangan media
media sosial (Saquib dkk., 2017). sosial, agar mahasiswa dapat menggu-
Bentuk pengaruh kecemasan sosial nakan media sosialnya secara bijak.
terhadap ketergantungan pada media Kedua, bagi penelitian selanjutnya diha-
sosial juga diketahui melalui persamaan rapkan untuk mengembangkan kembali
regresi yang hasilnya memiliki makna penelitian terhadap kecemasan sosial dan
bahwa setiap penambahan satu pada faktor-faktor atau variabel lain yang
variabel kecemasan sosial, maka ketergan- memengaruhi ketergantungan pada media
tungan pada media sosial akan meningkat. sosial selain kecemasan sosial. Selain itu
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin diharapkan dapat mengembangkan
tinggi kecemasan sosial maka akan kembali alat ukur agar semakin dapat
semakin tinggi pula ketergantungan pada menggambarkan dengan akurat dimensi-
media sosial di kalangan mahasiswa UIN dimensi kecemasan sosial maupun keter-
Sunan Gunung Djati Bandung. Persamaan gantungan pada media sosial sesuai
regresi tersebut cukup untuk menjelaskan
dengan budaya yang ada pada populasi.
adanya hubungan kausalitas antara dua
variabel yaitu variabel kecemasan sosial Daftar Pustaka
dan ketergantungan media sosial.
APJII. (2015). Profil pengguna internet
Simpulan dan Saran Indonesia, Asosiasi Penyelenggara
Simpulan Jasa Internet Indonesia.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Bessière, K., Kiesler, S., Kraut, R., &
pengambilan data dan pembahasan Boneva, B. S. (2008). Effects of
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pe- internet use and social resources on
209
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2018, Vol. 5, No. 2, Hal. : 201-210
210