Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu

Akuntabilitas
“Telaah Kasus Akutabilitas”

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil


Mentor: Dr. Ganefo Ginting S.T., M.M.

Disusun Oleh
36. TOMY RIZKY IZZALQURNY, S.E., M.S.A.
NIP 199504102020121017
Kelompok 3

Pelatihan Angkatan 46
Kampus Pusdiklat Pegawai Kemendikbud
Jalan Raya Ciputat - Parung Km. 19 Bojongsari, Depok 16517
Peran Pahlawan Kesehatan dalam Penanganan Covid-19

Sinopsis
Pada penanganan pandemi maka tenaga kesehatan melakukan penanganan pada garda
terdepan. Anung (2021) juga mengungkapkan bahwa Pandemi COVID-19 juga melahirkan —
atau mempertegas keberadaan— tenaga kesehatan sebagai pahlawan yang berjasa bagi
masyarakat. Mereka menjadi garda terdepan penanganan pandemi yang rela bertaruh nyawa
demi merawat orang-orang yang terpapar COVID-19. Pengorbanan mereka begitu nyata, di
mana per 9 Juli 2021, sebanyak 1.207 nakes telah gugur selama pandemi. Selain itu menurut
FK UI (2020) Pandemi COVID-19 di Indonesia mengakibatkan peningkatan beban yang sangat
berat terhadap sistem pelayanan kesehatan di tanah air, termasuk pada tenaga kesehatan.
Tercatat sudah lebih dari 100 Dokter dan ratusan tenaga medis lain meninggal dunia karena
terinfeksi COVID-19 pada saat menjalankan tugas pelayanan kesehatan. Faktanya bahwa
sebanyak 83% tenaga kesehatan di Indonesia telah mengalami burnout syndrome derajat
sedang dan berat yang secara psikologis sudah berisiko mengganggu kualitas hidup dan
produktivitas kerja dalam pelayanan kesehatan. Hasil ini dengan perincian:
1. 83% tenaga kesehatan mengalami burnout syndrome derajat sedang dan berat.
2. 41% tenaga kesehatan mengalami keletihan emosi derajat sedang dan berat, 22%
mengalami kehilangan empati derajat sedang dan berat, serta 52% mengalami kurang
percaya diri derajat sedang dan berat.
3. Dokter yang menangani pasien COVID-19, baik dokter umum maupun spesialis, berisiko
2 kali lebih besar mengalami keletihan emosi dan kehilangan empati dibandingkan mereka
yang tidak menangani pasien COVID-19
4. Bidan yang menangani pasien COVID-19 berisiko 2 kali lebih besar mengalami keletihan
emosi dibandingkan mereka yang tidak menangani pasien COVID-19
5. Masih ada tenaga kesehatan (2%) yang tidak mendapatkan alat pelindung diri (APD) dari
fasilitas kesehatannya.
6. Sekitar 75% fasilitas kesehatan tidak melakukan pemeriksaan swab rutin dan 59% tidak
melakukan pemeriksaan rapid test rutin bagi tenaga kesehatannya.
Hasil ini sejalan dengan informasi RS UNS (2021) bahwa seluruh perawat pada masa pandemi
yang melakukan perawatan pada pasien Covid-19 maupun Non Covid 19 telah mengorbankan
kepentingan pribadi dan keluarga. Perawat telah mengorbankan keselamatan dan menghadapi
ancaman tertular virus yang bisa berakhir pada kematian. Sebagai bagian dari garda terdepan
dalam menangani kasus Covid-19, tidak sedikit yang mengalami kelelahan baik secara fisik
dan juga secara mental. Tingginya beban kerja dalam menangani kasus Covid-19 serta
penggunaan alat pelindung diri (APD) level 3 sangat berpengaruh terhadap menurunnya
imunitas tubuh, sehingga risiko tertular virus semakin meningkat.
Telaah Kasus Akuntabilitas ASN dengan indikator akuntabilitas.
Hasil penelaahan kami dapat dilihat dari pernyataan dibawah.
Jujur : Sikap jujur dan membohongi pasien, dapat dilihat bahwa tenaga
kesehatan tidak memanfaatkan hal ini untuk kepentingan pribadi, dan
merugikan pasien, kalaupun ada itu merupakan oknum.
Integritas :Integritas dari tenaga kesehatan dapat diapresiasi karena, bahkan
sebanyak 1.207 nakes telah gugur selama pandemic ini, hal ini
menunjukkan mereka bekerja dengan penuh konsisensi semaksimal
mungkin terhadap hal ini.
Adil :sikap adil ini ditunjukkan dengan semua jenis pasien dibantu dengan
baik
Tanggungjawab : Tanggung jawab ini sangat terlihat dari peran maksimal dari nakes
yang menyuguhkan data 83% tenaga kesehatan di Indonesia telah
mengalami burnout syndrome derajat sedang dan berat yang secara
psikologis sudah berisiko mengganggu kualitas hidup dan
produktivitas kerja dalam pelayanan kesehatan. Hal ini karena mereka
bertanggungjawab
Mendahulukan kepentingan Publik : tanpa panjang lebar dapat dilihat bahwa banyak nakes
rela meluangkan banyak waktu demi kesehatan pasien
Transparan : Nakes tidak menutup kondisi dari pasien, kecuali pasien dalam
kondisi yang buruk,
Kejelasan Target/Wewenang : Pada saat ini memang jelas tugas dari nakes, dan mereka
melakukan dengan baik, tai seringnya overwork hal ini perlu
diapresiasi
Konsisten : Nakes sangan konsisten bahkan 83% tenaga kesehatan di Indonesia
telah mengalami burnout syndrome derajat sedang dan berat yang
secara psikologis sudah berisiko mengganggu kualitas hidup dan
produktivitas kerja dalam pelayanan kesehatan. Hal ini karena mereka
bertanggungjawab. Hal ini karena mereka konsisten dalam
memberikan yang terbaik untuk pasien
Netral/Partisipatif : Sikap netral diwujudkan dari nakes yang tidak pilih memilih pasien
yang akan dirawatnya.

Referensi
Anung.2021. Tenaga Kesehatan: Menjadi Pahlawan dan Manusia Biasa
https://yoursay.suara.com/kolom/2021/08/24/123104/tenaga-kesehatan-menjadi-
pahlawan-dan-manusia-biasa.
FK UI.2020. 83% Tenaga Kesehatan Indonesia Mengalami Burnout Syndrome Derajat Sedang
dan Berat Selama Masa Pandemi COVID-19. https://fk.ui.ac.id/berita/83-tenaga-
kesehatan-indonesia-mengalami-burnout-syndrome-derajat-sedang-dan-berat-selama-
masa-pandemi-covid-19.html
RS UNS.2021. Peran Perawat Di Masa Pandemi Covid-19. https://rs.uns.ac.id/peran-perawat-
di-masa-pandemi-covid-19/
Implementasi Indikator Akuntabilitas yang akan anda lakukan sebagai ASN Dosen

Indikator Sikap
Jujur 1. Jujur dalam berpelilaku kepada atasan, rekan kerja, keluarga,
bahkan kepada mahasiswa
2. Menggunakan anggaran yang diberikan dengan sebaik
baiknya
3. Tidak memanfaatkan sesuatu demi kepentingan pribadi.
Integritas 1. Menjunjung tinggi nilai agama serta agama
2. Tidak goyah pendirian, untuk sennatiasa menjadi pribadi
yang bermanfaat bagi lingkungan kerja dan rumah
3. Melakukan pekerjaan semaksimal mungkin dalam penelitian,
pengajaran dan pengabdaian
Adil 1. Tidak pilih kasih terhadap atasan, rekan kerja ataupun
mahasiswa
2. Menjauhkan diri dari hal yang mengakibatkan isu SARA
Tanggungjawab 1. Melakukan segala penugasan dengan baik
2. Menjaga nama baik UM, keluarga, agama
3. Senantiasa melakukan evaluasi diri.
Mendahulukan 1. Tidak memaksa hal yang sifatnya pribadi, daripada hal yang
kepentingan Publik lebih banyak memberikan banyak manfaat
2. Tidak menunda melakukan suatu hal, dengan dasar alasan
pribadi yang tidak jelas
3. Melakukan pekerjaan dengan baik
Transparan 1. Mampu menjelaskan nilai yang kita berikan kepada
mahasiswa
2. Tidak menutup-nutupi hal tertentu yang akan merugikan
salah satu pihak.
Kejelasan Target 1. Senantiasa mempelajari hak tanggungjawab dosen
dan Wewenang 2. Membuat target yang harus dilakukan dan melakukan
evaluasi terhadapat hal-hal yang belum pernah dilakukan
Konsisten 1. Konsisten terhadap beragam pekerjaan yang diberikan
2. Terus berusaha bersemngat dalam melakukan banyak
pekerjaan
Netral/Partisipatif 1. Tidak pilih kasih
2. Tidak memihak suatu golongan tertentu
3. Mengajar mahasiswta tanpa menilai fisik
4. Mewujudkan nilai-nilai sama rata kepada semua orang

Anda mungkin juga menyukai