SE 102 Jabfung Anestesi
SE 102 Jabfung Anestesi
SURAT EDARAN
NOMOR SE-102/PB/2021
TENTANG
PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 119 TAHUN 2020 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL
PENATA ANESTESI DAN ASISTEN PENATA ANESTESI
A. Umum
Sehubungan dengan diundangkannya Peraturan Presiden Nomor 119 Tahun 2020 tentang
Tunjangan Jabatan Fungsional Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi, perlu
disampaikan petunjuk kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
atas pelaksanaan pembayaran Tunjangan Jabatan Fungsional Penata Anestesi dan Asisten
Penata Anestesi.
C. Ruang Lingkup
1. Besaran Tunjangan Jabatan Fungsional Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi.
2. Tata cara pembayaran Tunjangan Jabatan Fungsional Penata Anestesi dan Asisten
Penata Anestesi.
D. Dasar
1. Peraturan Presiden Nomor 119 Tahun 2020 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional
Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 296).
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran
dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapaatan dan Belanja Negara (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736).
E. Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran
1. Tunjangan Jabatan Fungsional Penata Anestesi, yang selanjutnya disebut Tunjangan
Penata Anestesi adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Penata Anestesi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Tunjangan Jabatan Fungsional Asisten Penata Anestesi, yang selanjutnya disebut
Tunjangan Asisten Penata Anestesi adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan
Fungsional Asisten Penata Anestesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan
Fungsional Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi, diberikan Tunjangan Penata
Anestesi dan Asisten Penata Anestesi setiap bulan.
4. Besaran Tunjangan Penata Anestesi sebagaimana dimaksud pada angka 3 sesuai dengan
yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Presiden Nomor 119 Tahun 2020 tentang
Tunjangan Jabatan Fungsional Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi
sebagaimana dituangkan dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Surat Edaran Direktur Jenderal ini dan dapat dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 Januari
2021.
5. Besaran Tunjangan Asisten Penata Anestesi sebagaimana dimaksud pada angka 3 sesuai
dengan yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Presiden Nomor 119 Tahun 2020
tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi
sebagaimana dituangkan dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Surat Edaran Direktur Jenderal ini dan dapat dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 Januari
2021.
6. Pemberian Tunjangan Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi bagi Pegawai Negeri
Sipil yang bekerja pada Instansi Pemerintah Pusat dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada Instansi
Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
7. Pemberian Tunjangan Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi dihentikan apabila
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada angka 3, diangkat dalam jabatan
struktural, jabatan fungsional lain, atau karena hal lain yang mengakibatkan pemberian
tunjangan dihentikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Tata cara pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) dan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) dilakukan sesuai ketentuan yang mengatur mengenai Tata Cara
Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
9. Kekurangan Tunjangan Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi sejak
diberlakukannya peraturan ini, dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang mengatur
mengenai Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
10. Pembayaran kekurangan Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi sebagaimana
dimaksud pada angka 9 diajukan dengan SPM-LS tersendiri.
F. Penutup
1. Kepala KPPN agar memberitahukan maksud Surat Edaran ini kepada satuan kerja terkait
di wilayah kerjanya.
2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi
pelaksanaan Surat Edaran Direktur Jenderal ini.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2021
Direktur Jenderal Perbendaharaan,
Tembusan:
1. Menteri Kesehatan;
2. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; dan
3. Kepala Badan Kepegawaian Negara.
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SE-102/PB/2021 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 119 TAHUN 2020
TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENATA
ANESTESI DAN ASISTEN PENATA ANESTESI
BESARAN
No. JABATAN FUNGSIONAL
TUNJANGAN
BESARAN
No. JABATAN FUNGSIONAL
TUNJANGAN