3 ”Pasar Modal”
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk perdagangan efek (surat
berharga).
Efek adalah surat berharga yaitu saham, obliglasi, Right Issue, waran dan Reksadana, dll.
1) Bursa Efek Jakarta (BEJ) didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1912
2) Bursa Efek Surabaya (BES) didirikan oleh pemerintah Indonesia pada 1 Januari 1940
Pada tahun 1 Desember 2007 BES melakukan merger dengan melebur ke dalam BEJ yang selanjutnya berganti nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memiliki satu pasar modal
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Makna Go Public :
“Go-public adalah kegiatan menawarkan saham perusahaan untuk di jual kepada umum untuk pertama
kalinya”.
Perusahaan yang sebelum menjual saham kepada masyarakat disebut perusahaan tertutup (private
Company)
sedangkan perusahaan yang sudah menjual sahamnya ke masyarakat atau perusahaan yang sebagian atau
seluruh sahamnya dimiliki oleh masyarakat disebut perusahaan terbuka atau perusahaan go public (public
listed company).
Mulai tahun 1996, banyak yang mulai mengubah nama perusahaan dengan menambahkan kata Tbk di
belakang nama yang lama. Tbk berarti terbuka. Hal ini berdasarkan Undang-undang Perseroan terbatas
(UUPT) No.1/1995.
Misalnya:
“PT Buana Finance Indonesia” diubah menjadi ----> “PT Buana Finance Indonesia Tbk”.
2. Obligasi
Obligasi (bond) adalah surat tanda pengakuan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji
untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.
HARGA OBLIGASI
Harga obligasi adalah suatu harga apabila kita ingin membeli atau menjual obligasi di pasar modal baik melalui transaksi
bursa maupun OTC.
Beberapa hal yang mempengaruhi harga obligasi adalah :
- Nominal, yaitu harga obligasi sebagaimana pada waktu penerbitan.
- Tingkat bunga, yaitu tingkat bunga yang umum berlaku dalam masyarakat sebagai pembanding kupon (bunga)
obligasi.
- Periode pembayaran bunga, yaitu periode waktu dimana penerbit melakukan pembayaran kupon. Biasanya 3
bulanan atau 6 bulanan.
- Jangka waktu jatuh tempo yaitu jangka waktu sejak obligasi diterbitkan sampai dilunasi oleh penerbitnya.
3. Right Issue
Adalah hak investor untuk memegang saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten.
Keterangan :
Emiten harus menawarkan hak tersebut kepada pemilik saham lama terlebih dahulu (biasanya jika seseorang investor
memiliki right issue, harga sahamnya lebih murah)
Tetapi jika sudah ditawarkan ternyata pemilik right issue tidak membeli saham baru, maka emiten bisa menjual pada
pihak lain.
4. Waran
Adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak pada pemegangnya untuk membeli
saham perusahaan.
Waran diterbitkan dengan maksud agar investor tertarik untuk membeli saham atau obligasi yang diterbitkan oleh
emiten dengan harga yang lebih murah.
Tetapi jika investor tidak mempergunakan waran, maka waran dapat dijual pada pihak lain.
Pembahasan :
Saat beli = 5 lot x 500 x Rp 12.500 = 31.250.000
Saat jual = 5 lot x 500 x Rp.13.200 = 33.000.000
Keuntungan = Rp. 1.750.000
2. Apabila kita membeli selembar saham perusahaan X seharga Rp. 5.000,- setelah kita investasi selama 1 tahun harga
saham tersebut naik menjadi Rp. 6.500, maka berapa persen keuntungan investasi yang telah kita dapatkan dari
kenaikan harga saham (capital gain)………?
Pembahasan :
= Rp 1.500 x 100
Rp 5.000
= 30%
Tgl 1 september perusahaan menjual 4 lembar obligasi dengan bunga 6% dan kurs 95%. Biaya penjualan (meterai) Rp 15.000
Hitunglah :
1. Harga Perolehan pada saat membeli obligasi...?
2. Jumlah uang yang harus dibayar pada saat membeli obligasi...?
3. Berapakah Bunga obligasi/kupon yang diterima pada tgl 1 juni...?
4. Berapakah Harga jual obligasi saat tgl 1 September...?
5. Berapakah uang yg diterima saat menjual obligasi...?
6. Berapakah Kerugian atas penjualan obligasi tersebut...?
Pembahasan:
Tanggal 1 Februari pada saat membeli obligasi:
Menghitung keuntungan investasi di Reksadana yang menggunakan patokan Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Contoh:
kita berinvestasi sebesar Rp. 10.000.000 di sebuah reksa dana saham dengan NAB awal seharga Rp. 1.000/unit.
Apabila NAB kita naik (info bisa dilihat di surat kabar) menjadi Rp. 1.150 /unit, maka …………….
Hitunglah :
a. Berapa unit investasi kita di Reksadana tersebut ….…?
b. Dengan kenaikan harga dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.150, berapa persen kenaikan investasi kita …….?
Pembahasan :
= Rp 150 x 100
Rp 1.000
= 15%
Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat perdagangan secara fisik tetapi perdagangan dengan bantuan
perangkat elektronik seperti email, online trading, atau telepon.
Untuk bisa menjadi investor di lantai bursa, Anda harus terlebih dahulu menjadi nasabah di sebuah perusahaan sekuritas. Di
sana Anda akan diberi formulir nasabah. Isi data dengan benar dan juga serahkan fotokopi KTP yang berlaku. Transfer
sejumlah dana sebagai deposit awal ke rekening broker yang telah ditentukan (Masing-masing broker menentukan deposit
berbeda-beda).
Lalu, Anda bisa menanyakan kepada broker yang ditunjuk perusahaan sekuritas mengenai saham apa yang cocok dengan
kebutuhan Anda. Besaran nilai investasi tergantung dari harga saham yang Anda pilih. Kirimlah dana sejumlah nilai investasi
saham, ke nomor rekening perusahaan sekuritas.
Catat nomor call center perusahaan sekuritas, jadi jika sewaktu-waktu Anda ingin menjual saham sesuai dengan harga yang
ditentukan, maka bisa segera ditelepon untuk melakukan aksi jual. Setelah itu, perusahaan sekuritas akan menransfer uang
Anda ke nomor rekening, sesuai bank dan nomor rekening yang dicantumkan saat mengisi formulir.
Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperdagangkan dalam satuan yang dinamakan lot. Di mana satu lot terdiri dari 500
lembar saham.
Jual/beli saham harus dilakukan melalui salah satu dari sekitar 120 broker yang terdaftar di BEI. Untuk melihat daftar broker
tersebut silahkan mengunjungi situs Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.
Ketika Anda membeli saham tidak ada batas waktu untuk menjualnya kembali
Belajar saham seringkali dianggap kontroversial dan rumit. Banyak orang berprasangka bahwa perdagangan di pasar modal
hampir sama dengan tempat judi. Sebagian dari mereka hanya menerka apakah harga suatu saham akan naik atau turun.
Umumnya mereka berharap mendapat hasil instant tanpa harus belajar tentang saham itu sendiri dan dengan pengetahuan
yang instan pula. Alangkah baiknya jika Anda menginvestasikan uang Anda terlebih dahulu untuk belajar saham dan
memahami strategi perdagangan saham dengan lebih baik. Salah satu cara paling gampang adalah dengan memiliki paket
pembelajaran investor sibuk yang sudah disusun sedemikian rupa agar seorang pemula pun dapat belajar mengenai saham
dengan lebih baik serta terstruktur.
Salah satu kemampuan penting bagi investor maupun trader adalah kemampuan membaca pergerakan historis harga
saham. Dengan mengetahui historisnya, diharapkan Anda bisa mengikuti pergerakan harga di masa mendatang.
Sesungguhnya, pergerakan harga saham dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling fundamental, yakni hukum supply and
demand. Harga suatu saham akan mengalami kenaikan jika semakin banyak pihak ingin membeli suatu saham, sedangkan
harga saham akan turun jika banyak pihak yang ingin menjualnya.
Jika Anda belajar saham lebih lanjut lagi, sebenarnya banyak sekali informasi yang bertebaran sehingga orang seringkali
mengalami ‘information overload’, apalagi di era informasi seperti ini. Informasi-informasi yang tersedia di antaranya
laporan keuangan, rumor, saran teman, saudara, broker, dan mungkin yang lainnya. Dalam paket pembelajaran investor
sibuk, Anda akan menemukan informasi yang sudah disusun secara runtut dan step by step sehingga Anda pun tidak
kebingungan untuk melangkah.
Banyak orang berpendapat bahwa dalam berinvestasi saham yang paling penting adalah belajar dari kebiasaan atau
kegagalan. Banyak orang menganggap bahwa ‘universitas tempat belajar saham’ adalah universitas dengan biaya yang amat
mahal’. Di mana? Jawabannya adalah ‘kerugian’ Anda saat sudah mulai masuk pasar. Namun, benarkah demikian ?
Bursa saham ini seperti medan perang. Survey mengatakan bahwa dari 100% orang yang bertransaksi di pasar modal, 85%
mengalami kegagalan dan hanya 15% saja yang bertahan. Menyeramkan ? Itulah kenyataan yang terjadi. Di dalam medan
perang, tentunya ada senjata. Senjata perang di pasar modal adalah analisa fundamental, analisa teknikal, risk
management, serta psychology. Kalau Anda tidak memiliki senjata ini, sudah dipastikan Anda akan masuk ke dalam 85%
orang yang gagal.
Mengapa ? Jawabannya gampang saja : Karena orang-orang lain di luar sana punya senjata ini dan Anda tidak.