Anda di halaman 1dari 20

“Exponential Abundance” (How to Grow 10x Better)

oleh AA Zainuddin & Co

| Nasib Kita & Anak Cucu Kita  10-30 tahun ke Depan Tergantung Bagaimana Kita SADAR
& SIAP Menghadapi Era Perubahan Drastis (Eksponensial) Yang Makin lama Makin Cepat
& Masif. Lalu kemanakah Arah Semua Perubahan Drastis Ini?  ABUNDANCE
(berkelimpahan) FOR ALL…

Dan inilah 10 Bidang Kehidupan Kita yang akan mengalami perubahan besar-besaran :
Energy, Bisnis dan Pekerjaan, Transportasi, Pendidikan dan Agama, Keluarga dan Hubungan
Sosial, keamanan dan Privasi, perumahan dan perkotaan, lingkungan dan pangan, kesehatan,
Informasi dan komunikasi. Nantinya semua akan menjadi Murah, Tersedia untuk semua,
aman dan Terbarukan.

 —————————
“Exponential Abundance” Mentoring
(Kami berikan sebagian ulasan materi Exponential Abundance Mentoring, untuk dapat
memperluas wawasan dan berbagi kepada yang lain.)

Mentoring Hari Ke-1:


Bagaimana Anda Melihat DIRI SENDIRI?

Dunia bergerak dengan kecepatan yang makin lama makin cepat (eksponensial). Teknologi
berkembang menuju titik ambang batas “menggantikan manusia dalam banyak hal”
(singularity). Semua ini mengarah pada dua kemungkinan hasil akhir:

1. Zaman keberlimpahan buat semua (abundance)


2. atau stuck, terjebak dalam era kekacauan (disruption) dimana-mana

Manakah yang akan menjadi nasib kita bersama, tergantung bagaimana kita “Sadar & Siap”
dalam menyambut perubahan besar2an ini. Jika kebanyakan dari kita bermental “serba
kurang” (scarcity mentality), maka bisa jadi kita akan saling bersaing habis2an, dan ujungnya
adalah “get stucked in disruption era”. Tapi kalau kebanyakn dianatara kita memiliki
mentalitas berkelimpahan (abundance mentality), maka kita akan mampu melewati fase era
disruption dengan selamat untuk meluncur ke era abundance for all yg serba cukup dan
belimpah buat semua.

Untuk memastikan kita semua bisa sampai ke era abundance, hal paling penting pertama yg
perlu kita lakukan adalah melakukan introspeksi diri: Seberapa tinggikah level
ABUNDANCE MINDSET kah?
Silahkan menjawab pertanyaan ini untuk mengetahui di level berapakah Abundance Mindset
anda?

Mentoring Hari Ke-2 :


Bagaimana Anda Melihat ORANG LAIN?

Prinsip Kedua untuk menjadi Abundance Person yg siap tumbuh 10x lebih baik berkaitan
dengan bagaimana kita memandang orang lain.

Jika dalam prinsip pertama kita diharapkan telah “selesai dengan diri kita”, maka di prinsip
kedua ini, kita disiapkan untuk memiliki mental “rahmatan lil ‘alamin”. Bertekad menjadi
manfaat sebesar2nya pada sebanyak mungkin mahluk Tuhan.

Berikan alasan yg cukup kuat bagi Allah untuk menurunkan “keajaiban abundance-Nya”
pada kita. Dan alasan yg cukup kuat itu biasanya adalah jika keberadaan kita di dunia ini
menjadi “agen penebar cinta dan rahmat-Nya” pada alam semesta. Dan ini semua berawal
dari bagaimana asumsi dasar anda dalam memandang orang lain?.

Apakah anda memandang orang lain dengan pandangan pesimis, negatif & penuh rasa
curiga? ataukah anda melihat orang lain sebagai “Masterpiece ciptaan Sang Maha Kekasih?”.
Apakah anda berasumsi bahwa orang itu sifat dasarnya jahat, atau aslinya baik? Apakah anda
terlatih untuk cenderung melihat sisi negatifnya orang lain, atau terbiasa menjadi penemu
kebaikan orang lain, bahkan pada diri orang2 yg nampaknya tidak punya kebaikan?

Lihatlah wall sosial media anda, dipenuhi umpatan, kebencian, kritik, keluhan dan black
campaign, ataukah diwarnai dengan pesan perdamaian, kasih sayang, keluasan hati, apresiasi
dan empati?

Lalu jawablah dengan jujur pertanyaan di atas. Di level berapakah anda dalam hal
“abundance mindset in seeing others”

LATIHAN HARI KEDUA: ABUNDANCE MINDSET IN SEEING OTHERS

1. Hari ini doakan minimal 10 orang dengan doa “salam”


2. Doa “Salam”: Tiap bertemu atau memikirkan sesorang, doakan orang itu dengan
SEPENUH CINTA ANDA: Assalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh (Yaa
Allah, Semoga Kau karuniai beliau ini keselamatan dari-Mu, Kau sayangi dia dengan
rahmat-Mu, dan Kau berkahi rizkinya, keluarganya, dan jalan hidupnya.
3. Perhatikan bagaimana hati anda perlahan2 jadi semakin lapang, hingga satu saat nanti
semoga anda memiliki hati seluas samudra, bagaikan hati para Nabi dan orang2 suci,
yg tidak bisa punya hati lain, selain hati yg penuh cinta pada seluruh mahluk ciptaan-
Nya.
Terakhir, saya ingin kutipkan peryataan Elisabeth Kübler-Ross, seorang psikiater yg terkenal
dengan teorinya tentang “5 Stages of Grief (Lima Fase Kesedihan” dan penelitian tentang
“near-death experience” yg didokumentasikan dalam buku fenomenalnya: On Death & Dying
(1969):

“There are only two emotions: love and fear. All positive emotions come from love, all
negative emotions from fear. From love flows happiness, contentment, peace, and joy. From
fear comes anger, hate, anxiety and guilt. We cannot feel these two emotions together, at
exactly the same time. They’re opposites. If we’re in fear, we are not in a place of love. When
we’re in a place of love, we cannot be in a place of fear.”

Hanya ada 2 emosi primer yg menjadi sumber emosi2 lain: Takut dan Cinta. Dari ketakutan,
lahir rasa benci, marah, cemas, rasa bersalah, dan emosi2 negatif lainnya. Dari Cinta, terlahir
rasa bahagia, syukur, kedamaian hati, suka cita, dan emosi2 postif lainnya. Kita tidak bisa
merasakan 2 emosi primer ini pada waktu yg sama. Mereka saling berlawanan. Jika anda
ketakutan, anda tidak bisa mencintai. Jika hati anda dipenuhi cinta, anda tidak mungkin takut.

Apakah hati kita dipenuhi rasa “takut” atau rasa “cinta” ? apakah kita memandang orang lain
didasari rasa takut atau rasa cinta? itulah penentu utama level “abundance mindset in seeing
others” kita.

Lantas ….

Terkait dengan ini 10 orang ini definitif yang kita kenal saja atau juga orang lain di jalanan
misalnya..?

Jika kita  sambil Jalan  berkendara dan kita sadar  memperhatikan wajah setiap yang
tertangkap mata kita, sambil  kita mendoakan mereka…

( yaa Alloh semoga Engkau berikan kebaikan, keberkahan dan Kelancaran Urusan juga
Hidayah Yaa Aloh,… kepada mereka)

Apakah sudah mewakili…?…

Ya….

untuk yang tidak kita kenalpun dihitung mas. termasuk juga yg kita benci.. doakan juga
dengan doa yg baik (dapat hidayah misalnya)

Trus jika pada kenyataan diluaran bnyk org yg sakit hati dan negatif memandang hidup
(khususnya mohon maaf keluar sedikit dr materi exponential tapi masih cocok dg materi hari
ini…. sikap seorang wanita pada kasus suami mereka yg ber poligami…)

…..bgmn spy bisa menyebar virus kebaikan utk bisa bahagia tanpa syarat maka
panduannya…?!

Cobalah mempraktikkan latihan Doa “salam” diatas bu selama 2 minggu.. semoga pelan2
semakin luas… ….hatinya..orang yg merasa hatinya sempit, dengan mempraktikkan doa 
“salam” itu semoga semakin luas hatinya.. atau kalau ibu yg melihat orang seperti itu,
doakanlah orang itu dengan doa “salam” itu juga….
 

Mentoring Hari Ke-3 :


Bagaimana Anda memandang KEHIDUPAN?

Sumberdaya alam yg ada di Bumi ini CUKUP untuk memenuhi kebutuhan semua orang, tapi
tidak akan cukup untuk memuaskan nasfu orang serakah.

Kata Nabi, orang serakah baru akan puas (berhenti dari keserakahannya) kalau sudah
disumpal gumpalan tanah (sudah menjadi jenazah).

Bapak Ibu, coba anda renungkan: Bagaimana pandangan anda tentang dunia ini? apakah anda
merasa segalanya serba terbatas sehingga kita perlu berantem, bersaing dan berebut?

Atau anda berasumsi bahwa Tuhan telah memberi karunia yg lebih dari cukup buat semua
mahluk-Nya. Sehingga kita tidak perlu berebut dan bersaing, tapi saling mendukung dan
bekerjasama?

Perbedaan keyakinan Dalam memandang kehidupan ini menentukan apakah kita punya
“mentalitas miskin (scarcity)”, atau “mentalitas Kaya (abundance)”.

Dan pada akhirnya, perbedaan asumsi dasar tentang hidup ini berdampak besar pada nasib
Kita. Apakah kita hidup serba takut, cemas, mungkin juga sukses, tapi tidak benar2 bahagia;
atau Kita hidup serba Berkelimpahan, bahagia Dan sukses besar.

Jawablah pertanyaan diatas dengan jujur, di level berapakah Abundance Mindset Dalam Hal
Cara pandang tentang kehidupan?

LATIHAN HARI-3: ALLAH MENCUKUPI SEMUA

1. Selesai sholat atau berdoa, Coba renungkan tentang perjalanan hidup anda. Pernahkan
anda mengalami, gara2 tidak punya uang sampai tidak bisa makan 3 Hari?. Tanyakan
dalam hati anda, “Bukankah selama ini seburuk apapun kondisi Kita, Tuhan selalu
MENCUKUPI kebutuhan Kita ? Walaupun tidak selalu memberi yg Kita inginkan,
tapi Allah selalu MENCUKUPI keperluan kita. Lalu kenapa Kita masih juga merasa
kekurangan?
2. Tuliskan 10 Alasan Mengapa anda (seharusnya) merasa bahwa dunia ini lebih dari
cukup UNT membuat semua orang bahagia
3. Tuliskan 10 Hal yg membuat hidup anda terasa Indah dan Berkelimpahan sekarang

Mentoring Hari ke 4
Fokuskan Pikiran & Hati Anda
Memiliki cara pandang yg serba “abundance” baik ketika memandang diri sendiri, orang lain,
dan kehidupan, adalah 3 hal yg sangat penting untuk memiliki “Abundance Mindset”. Tapi
ini masih di level pikiran, belum turun ke “hati”.

Sementara itu, Energy abundance kita baru bisa benar2 menular ke orang lain, dan
menjadikan kita magnet keberkahan yg melimpah, jika  energy itu tidak hanya sampai di
level pikiran, tapi harus bisa meresap sampai ke “getaran hati”.

Nah untuk memiliki “Abundance Heartset” ini, maka ada 3 hal yg perlu kita lakukan dan
biasakan: Mindfulness, Gratefulness, dan Compassion. Hari ini kita fokuskan latihan kita di
“Mindfulness = Khusyu’”.

Khusyu’ adalah proses intensifikasi (pemusatan) energi. Dengan khusyu’, maka apapun yg
kita lakukan saat itu, powernya akan berlipat2. Termasuk dalam menarik “abundance” dalam
hidup kita.

Kebalikannya, dengan Multi-Tasking, energy kita akan hilang 40%. Para peneliti psikologi
kognitif meluruskan, bahwa istilah yg benar bukan “multi-tasking” tapi “task-switching”.
Karena tidak ada orang yg secara kognitif bisa benar2 melakukan 2 hal secara bersamaan.
Pikiran kita hanya bisa benar2 mengerjakan satu tugas dalam satu waktu. Maka saat anda
mengerjakan beberapa hal secara bersamaan, sebenarnya pikiran anda terus melakukan
“switching” dari satu tugas ke tugas lain. Dan “switching cost” itu memboroskan energy
pikiran anda hingga 40%.

Maka jika anda ingin lebih produktif dan lebih menikmati setiap “moment” dalam hidup
anda, serta melipat gandakan kekuatan “magnet abundance” anda, resep pertama yg saya
sarankan adalah: Khusyu’-lah dalam apapun yg anda kerjakan.. Be MIndful in everything you
do.

LATIHAN KEEMPAT: ABUNDANCE HEARTSET THROUGH MINDFULLNESS

1. Mindful Listening: Hari ini, cobalah mendengarkan seseorang dengan sepenuh pikiran
dan hati anda. Dengarkan dia, tanpa memikirkan hal lain selain cuma mendengarkan
dia. Resapi kata2nya, tangkap pesan2 non-verbalnya (ekspresi wajah & sikap tubuh),
pahami nuansa emosi dia, berempatilah dengan kebutuhan2 tersembunyi atau pesan2
samar yg terpancar dari ucapannya. Intinya, dengarkan seutuhnya.
2. Lalu rasakan betapa pemahaman anda akan jauh lebih besar tentang apa yg dia
bicarakan. Rasakan empati andapun jauh lebih membesar pada dia. Dan yg paling
penting, saksikan, diapun akan merasa jauh lebih dipahami, dan diperhatikan, dan
hubungan anda berdua akan jauh lebih baik.
3. Saat mendengarkan itu, coba sisipkan “Doa Salam” yg telah anda latih di latihan hari
kedua. Dan perhatikan, keajaiban apa nnati akan muncul saat anda terbiasa melakukan
MIndful Listening ini.

Ada banyak laihan Mindfulness yg lain seperti Mindful Eating (untuk melangsingkan badan),
Mindful Walking, Mindful Praying, Mindful Sitting, Mindful Sleeping, etc. Tapi ini bisa kita
bahas di lain kesempatan. Saya pilih Mindful Listening, karena dampaknya double. Tidak
hanya pada anda sendiri, tapi juga pada orang2 yang anda dengarkan.
Mentoring Hari ke-5 :
Gratefulness is The Mother of Abundance Heart

Saya kira tidak perlu dibahaspun, semua orang sudah tahu bahwa hati yg bersyukur adalah
hati yg tidak hanya dipenuhi kebahagiaan, tapi juga mengundang lebih banyak kebaikan dan
keberlimpahan. Semua kitab suci menegaskan ini, bejibun bukti2 penelitian ilmiah
mengkonfirmasinya, dan pengalaman kita sendiri membuktikannya.

Tapi entah bagaimana seringkali “common sense is not common practice (sesuatu yg semua
orang sudah paham, tapi tidak banyak orang yg mau mempraktikkannya secara konsisten).
Demikian juga dengan “bersyukur” ini. Kita sudah tahu, bahwa dengan bersyukur kita akan
menjadi magnet keberlimpahan, tapi tetap saja kita kadang lebih suka mengeluh dan
memikirkan apa yg tidak kita punya, dibanding menyukuri apa yg telah kita miliki.

Maka benar sekali jika ada yg bilang bahwa kita memerlukan “the dicipline of gratitude”,
alias mendisiplinkan diri untuk selalu menyetel hati kita dalam kondisi “grateful mode”,
membiasakan emosi kita untuk merasakan nikmat Tuhan dan menyukurinya. Kalaupun
kondisi kita sedang sakit atau susah, selalu ada 1000 nikmat Allah yg selayaknya kita
syukuri.

Maka berikut beberapa latihan untuk mendisplinkan hati kita untuk selalu dalam kondisi
“grateful state”, agar keberlimpahan semakin mengejar kita:

LATIHAN KE-5:  ABUNDANCE HEARTSET THROUGH THE DISIPLINE OF


GRATITUDE:

1. Tuliskan apa 10 hal yg paling anda syukuri dalam hidup anda selama ini
2. Hadirkan “rasa” syukur yg lebih dalam tentang 10 hal itu dengan menuliskan
MENGAPA anda mensyukurinya, mengapa 10 hal itu begitu berarti buat anda.
Perdalam rasa syukur itu dengan “go detail”
3. Ijinkan rasa syukur itu mengendap dan meresap di hati anda dengan visualisasi (atau
deep SEFT bagi para SEFTer) sampai anda merasakan “getaran hati anda diliputi rasa
syukur yg berlimpah”.

Semoga kita semua dimasukkan Allah SWT sebagai hamba-Nya yg selalu bersyukur, baik
dalam suka maupun duka, kondisi up and down, mengalami sukses ataupun gagal, sehat
ataupun sakit, miskin maupun kaya, sedang kekurangan atau sedang berkelimpahan. Karena
bagi orang yg bersyukur, apapun yg terjadi sekarang, akhirnya pasti akan HAPPY ENDING
dan jelas akan selalu HAPPY no matter what.

Mentoring Hari ke-6 :


 Compassion is The Key Character of Great Leader

Apa kualitas kunci dari semua pemimpin besar dengan hati yg besar? apa kualitas karakter 
teterpenting dari semua Nabi dan orang suci? Dan apa kualitas utama yg sangat penting untuk
menumbuhkan “hati yg berkelimpahan”? Jawaban saya adalah: Compassion atau “kebaikan
hati”. Dalam bahasa Alquran: Roufur Rohiim.. bahasa ilmiahnya: Loving-Kindness.

Jika dua kualitas heartset sebelumnya berorientasi pada diri sendiri (mindfulness &
gratitude), maka compassion berorientasi ke orang lain. Mindfulness & Gratitude adalah
pondasi untuk bisa memiliki “real compassion”. Sangat susah bagi kita untuk memiliki hati
seluas samudra yg serba memaklumi dan berbaik hati pada orang lain, jika kita belum bisa
cukup nyaman dengan diri sendiri (gratitude) dan memiliki kesadaran diri yg tinggi
(mindfulness).

Di training SEFT telah kita bahas  panjang lebar, bahkan kita praktikkan bagaimana
Compassion (loving-kindness) bisa menyembuhkan dan membahagiakan kita dan orang lain.
Dan bagaimana itu juga akan membuat “luck factor” kita meningkat. Di sini kita tegaskan
bahwa compassion juga akan membuat kita memiliki abundance heartset.

LATIHAN KE-6:  ABUNDANCE HEARTSET THROUGH COMPASSION:

1. Sebutkan 3 orang yg pernah dan/atau sedang hadir dalam hidup anda, yg anda merasa
berterimakasih sekali pada mereka, karena kebaikan hati mereka telah membuat hidup
anda lebih baik (misal: Guru, orang tua, istri/suami, sahabat, senior, saudara, dll).
2. Sebutkan 3 Hal paling penting yg telah mereka “lakukan” pada anda, sehingga anda
merasa demikian.
3. Hari ini dan besok, coba anda tiru apa yg mereka “lakukan” itu, dengan cara mencari
minimal 3 orang yg kepada mereka, anda “melakukan kebaikan hati yg sama” seperti
yg 3 orang tadi pernah lakukan pada anda.

Bapak ibu, pada akhirnya hidup ini bukan tentang seberapa banyak yg kita kumpulkan, tapi
seberapa banyak yg kita kontribusikan. Life is not about accumulation, but about
contribution.

Kita menjadi orang seperti sekarang ini, karena pasti ada banyak orang yg telah berbaik hati
pada kita. Dan semoga ini membuat kita sadar bahwa kitapun seharusnya menjadi “cahaya
kebaikan” di hidup orang lain. Semoga dimanapun kita berada, bersama siapapun kita, dan
kapanpun waktunya, kita membuat hidup orang lain jadi lebih mudah, lebih indah dan lebih
baik.

If you want to create abundance for your self, practice compassion

If you want to create abundance for others, practice compassion

If you want to create abundance for all, practice compassion

Mentoring Hari ke-7 :


Competiton or Collaboration
Mempunyai pola pikir dan hati yg dipenuhi keberlimapahan adalah modal dasar untuk
menjadi abundance person. Tapi ini belum mewujud nyata, sampai kita juga punya skill
(ketrampilan) riil untuk menciptakan abundance dalam hidup kita. Ada 3 skillset yg perlu kita
kembangkan untuk melengkapi abundance mindset & heartset.

Hari ini kita bahas yg pertama: Memilih bekerja sama, dibanding bersaing.  Bersaing
memang ada baiknya. Dengan bersaing kita jadi dipaksa mengeluarkan usaha terbaik kita.
Kita jadi lebih bersemangat untuk mempertahankan posis kita, atau bahkan merebut pangsa
pasar orang lain. Tapi bersaing juga melahirkan dampak negatif yg bisa jadi tidak sepadan
dengan manfaatnya.

Mari kita bahas lebih dalam perbedaan antara bekerjasama vs. bersaing

Kerjasama:

– Dua pihak SALING MENGUATKAN kemampuan masing2

– Mengenali KEKUATAN masing2 untuk saling melengkapi & menyempurnakan

– Kebutuhan dan harapan masing pihak DIPAHAMI dan DIPENUHI

– Ilmu, skill, dan sumber daya dibagi, untuk membuatnya semakin membesar

– Ada pertukaran yg saling menguntungkan kedua pihak. WIN-WIN

Persaingan:

– Satu pihak MENGEKSPLOITASI  dan merugikan pihak lainnya

– KELEMAHAN satu pihak dimanfaatkan pihak lain untuk menghabisinya

– Hanya peduli dengan kebutuhan dan harapan pihaknya sendiri, kalau perlu dengan
menghancurkan lawannya.

– Ilmu, skill dan sumberdaya dimonopoli satu pihak, kalau perlu dengan membuat pihak lain
tidak kebagian

– Salah satu pihak pokoknya ingin menang, kalau perlu dengan mengalahkan pihak lain.
WIN-LOSE

Dari perbandingan diatas, silahkan anda pilih, anda lebih suka yg mana. Anda bisa sukses
meraih ambisi anda dengan kolaborasi maupun kompetisi. Tapi anda hanya akan menemukan
kedamaian hati dan rahmatan lil ‘alamin, jika anda selalu ingin berkolaborasi, bukan
berkompetisi, kecuali dengan kejahatan.

 
LATIHAN KE-7:  ABUNDANCE SKILLSET DENGAN MEMILIH
BERKOLABORASI DEBANDING BERKOMPETISI

1. Bayangkan seseorang atau satu perusahaan di mana anda selama ini BERSAING
dengan dia untuk berebut konsumen, dll.
2. Coba anda bayangkan, adakah cara untuk membuat hubungan persaingan ini menjadi
hubungan KERJA SAMA
3. Jika ada hambatan emosi untuk melakukan kerjasama, karena selama ini sudah
terbiasa bersaing dengannya, Coba anda buka pikiran dan hati anda lagi dengan 6
latihan sebelumnya (abundance mindset & heartset)
4. Hubungi orang atau perusahaan tersebut untuk memulai langkah pertama (minimal
i’tikat baik) mengajaknya bekerjasama
5. Perhatikan keajaiban dan keberkahan yg timbul dari semangat kerjasama (silaturahim)
yg mulai anda jalankan ini.

Selamat mencoba.. dan temukan kedamaian hati sebagai efek samping positifnya.

Mentoring Hari ke-8 :


Menciptakan Vs Berebut = Blue Ocean Strategy

Biasanya kalau ada seseorang yg melakukan inovasi, kemudian inovasinya berhasil diterima
oleh masyarakat (laris), kita akan tergoda meniru dia dan menyaingi dia dengan
memperebutkan pasar yg sudah ada. Ada juga yg memiliki filosofi bisnis ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi). Ini adalah cara paling mudah untuk memulai bisnis. Tinggal amati saja yg telah
berhasil, lalu tirulah dia, bikin modifikasi pada beberapa hal, dan anda siap melaunching
bisnis baru anda.

ATM tidak ada salahnya, hanya saja jika anda melakukan ATM, ada dua kode etik yg perlu
diikuti:

1. Sampaikan dengan jujur dan terbuka, darimana anda menirunya (mengapresiasi sang
inovator, dan supaya tidak mempermalukan diri karena dituduh “Plagiat”)
2. Unsur “modifikasinya” lebih kental dibanding unsur “tiruannya” sehingga tidak ada
yg menuduh “niru plek” cuman dikasih merek lain.

Ada resiko yg besar ketika anda melakukan ATM, yaitu anda jadi terpaksa bersaing dengan
orang yg anda tiru itu. Dan ini bukanlah cara “abundance”, kecuali anda beda negara atau
teritori market.

Salah satu teori manajemen yg sangat populer tentang bagaimana menemukan atau bahkan
menciptakan pangsa pasar baru sehingga tidak perlu berebut pasar yg sudah ada, adalah: Blue
Ocean Strategy (BOS).

Berikut adalah Video berbahasa Indonesia yg menjelaskan BOS dengan cukup gamblang:

 
Silahkan disimak, dan kerjakan latihan berikut:LATIHAN KE-7:  ABUNDANCE
SKILLSET DENGAN BLUE OCEAN STRATEGY

1. Setelah melihat Video 12 menit diatas, apakah 3 hal yg paling bisa anda terapkan
dalam situasi bisnis/pekerjaan anda?
2. Adakah cara lain yg anda temukan untuk “menemukan/menciptakan” pasar baru
3. Mulai aplikasikan yg anda temukan tersebut dalam bisnis/pekerjaan anda

Resources: Ada sangat banyak bahan belajar di Internet tentang Blue Ocean Strategy. Anda
tinggal googing. Bahkan jika anda serius ingin mempraktikkannya, anda bisa akses
Tools2nya di website resmi sang penulis: https://www.blueoceanstrategy.com/tools/

Mentoring Hari ke-9 :


Terus Belajar, Mempraktikkan & Mengajarkan

Kawan2, tak terasa kita telah berada di penghujung mentoring untuk Exponential Person.
Tiga abundance mindset telah kita pelajari dan praktikkan. Tiga abundance heartset juga telah
kita lampaui. Bahkan dua abundance skillset pun telah kita pelajari. Di abundance skillset yg
terakhir ini sengaja saya tidak memberikan resep spesifiknya, karena ada begitu banyak skill
baru yg  bisa kita pelajari, untuk membuat kita menjadi exponential person.

Dan memang kita harus terus mencari, menemukan, dan mengasah skil2 baru, jika kita ingin
terus mengupdate dan mengupgrade diri dalam usaha bertumbuh secara eksponensial. Kita
tidak boleh stuck dalam satu atau dua skill saja. Dulu guru saya bilang bahwa jika kita ingin
terus melejitkan pertumbuhan diri kita, maka asumsikan bahwa ilmu dan skill yg telah kita
kuasai sekarang ini, dua tahun lagi tidak relevan, agar kita terus open-mind, open-heart dalam
mempelajari ilmu2 baru dan mengasah skill2 baru. Dan ini adalah tugas hidup yg tidak
pernah selesai sampai ajal menjemput.

LATIHAN KE-9: 

ABUNDANCE SKILLSET DENGAN TERUS BERKOMITMEN MENG-UPDATE


DAN MENG-UPGRADE DIRI SECARA BERKELANJUTAN

1. Tuliskan daftar minimal 10 hal baru yang anda pelajari 1 tahun terakhir, dan minimal
1 skill baru yg anda latih secara konsisten 1 tahun terakhir
2. Tuliskan daftar minimal 10 HAL BARU yang AKAN anda pelajari 1 tahun ke depan
(2018), dan minimal 1 SKILL BARU yg AKAN anda latih secara konsisten 1 tahun
kedepan
3. Bikin jurnal (catatan harian/mingguan) tentang kemajuan diri anda selama tahun
2018. Siapa tahu ini bisa menjadi buku yg layak diterbitkan :). atau bahkan menjadi
Film yg layak ditonton rame2.

Selamat melakukan perjalanan meng-update dan meng-upgrade diri secara terus-menerus..


 

Mentoring Hari ke-10


Karyawan Tetap Vs Partner Exponensial

Apa perbedaan utama Gojek dengan Bluebird, yg membuat Gojek tumbuh secara
eksponensial dan membuat Bluebird menyerah? Apa yg membuat Gojek tumbuh sangat besar
dalam waktu sangat singkat (hampir 1 juta driver dalam waktu 8 tahun), yg tidak akan
mungkin bisa disangi oleh perusahaan taxy konvensional sehebat apapun?

Rahasianya adalah di ciri pertama organisasi ekponensial: “Staff & Asset on Demand”.
Organisasi eksponensial bisa tumbuh sangat pesat dalam waktu sangat singkat, karena
mereka lebih mengandalkan membangun “partnership” dibanding “memiliki karyawan/aset”.
Bayangkan jika driver gojek harus jadi karyawan dulu dan mobilnya/motornya dimiliki
perusahan, maka Gojek tidak akan bisa tumbuh besar dalam waktu cepat. Karena untuk
melakukannya, diperlukan SDB, pool taxy dan modal finansial yg luar biasa besar, dengan
resiko gagalnya dibebankan perusahan semua.

Dengan sistem partnership, dimana semua driver dan kendaraan bukan dimiliki perusahan,
tapi sewaktu2 bisa digunakan jika diperlukan (on demand), maka potensi pertumbuhan
eksponensialnya bisa tanpa tanpa batas, dengan resiko yg sangat kecil. Begitu juga AirBnB
bisa menyewakan 2,5 juta kamar, tanpa pernah memiliki hotel, karena semua kamar tadi
bukan milik AirBnB, tapi sewaktu2 dibutuhkan, kamarnya siap (lagi2 sifatnya On-Demand)

Jadi kalau anda sekarang memiliki bisnis atau bekerja dalam suatu organisasi, dan anda ingin
tumbuh 10x lipat, pertanyaan intinya adalah: seberapa jauh anda memiliki asset & people on
demand? seberapa ramping organisasi (karyawan tetap) anda & seberapa banyak orang yg
bersedia sewaktu2 kerjasama sama anda jika dibutuhkan?

LATIHAN KE-10:  EXPONENTIAL ORGANIZATION DENGAN


MENGGALAKKAN PARTNERSHIP

1. Berapa jumlah karyawan tetap anda? terlalu gemuk-kah organisasi anda? Bisakah
anda menawarkan “partnership” yg saling menguntungkan pada mereka, bukannya
menjadi karyawan tetap?.
2. Coba imaginasikan ulang, bisakah anda bikin organisasi anda seramping mungkin,
tapi merangkul sebanyak mungkin “partner” dengan hubungan yg memenangkan
semua pihak?
3. Jika organisasi anda tumbuh 10x lipat dalam 3 tahun ke depan, kira2 anda perlu
berpartner dengan siapa sajakah agar ini bisa berjalan lancar?

Mentoring Hari ke-11


Fixed Cost Vs Variable Cost
Dalam perusahaan konvensional, biasanya fungsi2 vital perusahaan mengandalkan karyawan
tetap. Perusahaan hanya meng-outsource-kan pada “orang luar” fungsi2 yg tidak terlalu
penting (misalnya security service atau cleaning service. Sementara Fungsi2 yg dianggap
penting seperti IT, Akuntansi, Keuangan, Pemasaran, Logistik, Operasi, dll, biasanya
ditangani oleh karyawan2 tetap.

Perusahaan Eksponensial membuat aturan main yg berbeda. Mereka bahkan meng-outsource-


kan funsi2 vitalnya pada orang/perusahan lain. Mereka memiliki mentalitas abundance
sehingga tidak takut berbagi fungsi vital dengan perusahaan lain.

Sebagai contoh, SEFT Corp awalnya menjalankan sendiri semua fungsi vital perusahaan.
Mulai dari pengembangan produk training, marketing dan selling, event organizing, trainer,
keuangan, dll. semua kita kerjakan sendiri.

Tapi saat ini, hampir semua fungsi vital tersebut kita outsource-kan ke para partner. Para
trainer, event organizer, marketer & seller adalah partner kami sekarang (bukan bagian dari
karyawan perusahaan.

Apakah ini adalah sesuatu yg selalu ideal untuk dilaklukan? jawabannya adalah: It depends. 
Seberapa jauh proporsi ideal antara karyawan tetap dan para partner external sangat
tergantung situasi unik perusahaan masing2.

Hanya saja yg ditemukan oleh Salim Ismail saat meneliti perusahan2 eksponensial, salah satu
kesamaan mereka adalah: mereka tidak takut mempercayakan fungsi2 vital perusahaan pada
para partnernya. Tentunya setelah dirasa bahwa itu tidak mengancam eksistensi perusahaan.

LATIHAN KE-11:  EXPONENTIAL ORGANIZATION DENGAN


MENGANDALKAN OUTSOURCING. MENGUBAH FIXED COST MENJADI
VARIABLE COST

1. Silahkan anda tuliskan apa yg selama ini menjadi fixed cost (biaya tetap) perusahaan
anda
2. Coba anda renungkan ulang, bIsakah anda ubah biaya tetap itu menjadi biaya tidak
tetap (variable cost) dengan cara meng-outsource-kan fungsi2 dalam perusahaan anda
baik yg non-vital maupun yg vital
3. Ambil 1 fungsi saja yg dalam waktu dekat siap anda outsourcing-kan.

Selamat Mencoba….

Mentoring Hari ke-12


12.Mentoring Ke-12 “Exponential Abundance”: On-Demand Asset

Selain on-demand staff, organisasi eksponensial juga menggunakan prinsip on-demand asset.
Prinsip ini agak bertentangan dengan bisnis konvensional yang lebih menyukai membeli
(bukan menyewa/on-demand) aset. Dalam bisnis konvensional, folosofi dasarnya adalah,
dengan memiliki aset, terutama property, maka kalaupun bisnisnya ndak jalan, maka nilai
asetnya akan terus meningkat. Aset dianggap sebagai kepemilikan (harta) riil perusahaan.

Dalam organisasi eksponensial, penekanan utamanya bukanlah di kepemilikan aset yg


nilainya terus bertambah, tapi bagaimana tanpa memiliki aset, bisnis menghasilkan proofit yg
terus bertambah secara eksponensial. Perhatikan AirBNB, tanpa memiliki aset property, dia
bisa menyewakan 1 juta kamar, jauh melebihi Hilton, Marriot, Hyatt group dll.

Sehingga walaupun jaringan hotel konvensional itu memiliki Aset property yg luar biasa
banyak, tetap saja Nilai capital market AirBnB Jauh diatas mereka (Lebih dari 400 Trilyun
Rupiah). Yg lebih penting lagi, dengan tanpa memiliki sendiri aset propertynya, AirBnB bisa
tumbuh secara eksponensial, sementara hotel tradisional, tidak bisa mengejar pertumbuhan
drastis AirBnB, karena untuk menambah kamar hotel mereka harus membangun hotelnya
dulu (perlu waktu lama untuk menyediakan sumber dana, ketersediaan tanah, rekrutmen
SDM, dll).

Maka bagaimana dengan kita yg mungkin masih baru mulai berbisnis ini?

Nah jika situasinya seperti ini, bisa saja anda menempuh jalur bisnis konvensional yg
mementingkan kepemilikan aset (property terutama), sebagai penjamin rasa aman. Tapi, jika
inipun susah anda lakukan (karena perlu modal besar), anda bisa menempuh jalur organisasi
eksponensial, dimana semua aset yg diperlukan untuk menghasilkan profit tidak perlu anda
miliki sendiri (punya orang lain). Dan jistru itu, anda bisa bertumbuh secara cepat.

LATIHAN KE-12: EXPONENTIAL ORGANIZATION DENGAN MENGGUNAKAN


ASET ORANG LAIN (ASSET ON-DEMAND = LEVERAGED ASEET)

1. jika anda belum memiliki aset property sama sekali, jadikan ini prioritas anda. Karena ini
penting sebagai penjamin rasa aman dan nilainya akan terus meningkat, walau tidak secara
eksponensial.

2. Setelah ambang rasa aman anda terpenuhi, dan anda ingin tumbuh secara eksponensial,
maka mulai pikirkan untuk menggunakan aset orang/perusahaan lain (misalnya: property,
kendaraan, skill, jaringan logistik, dll sesuai bisnis anda), yg mau bekerja sama dengan anda
secara sinergis.

3. Pikirkan bagaimana anda bersama partner penyedia aset anda tersebut bisa tumbuh
bersama2 secara eksponensial.

ALTERNATIF:

1. Jika anda termasuk yg tidak terlalu memprioritaskan rasa aman (risk-taker, bukan security-
seeker), anda bisa skip langkah pertama diatas, langsung mulai dengan langkah ke-2 dan ke-
3. Kepemilikan property justru dilakukan belakangan, saat bisnis telah membesar secara
eksponensial.

2. Semua hasil keuntungan tidak segera diinvestasikan ke pembelian aset property, tetapi
diprioritaskan (kadang malah “dipertaruhkan”) untuk mempercepat pertumbuhan bisnis. Ini
adalah jalur yg ditempuh para founder start-up yg memang biasanya mereka ini para risk-
taker dan growth-junkies.
________

1. Berapa jumlah karyawan tetap anda? terlalu gemuk-kah organisasi anda? Bisakah anda
menawarkan “partnership” yg saling menguntungkan pada mereka, bukannya menjadi
karyawan tetap?.

2. Coba imaginasikan ulang, bisakah anda bikin organisasi anda seramping mungkin, tapi
merangkul sabanyak mungkin “partner” dengan hubungan yg memenangkan semua pihak?

3. JIka organisasi anda tumbuh 10x lipat dalam 3 tahun ke depan, kira2 anda perlu berpartner
dengan siapa sajakah agar ini bisa berjalan lancar?

Mentoring Hari ke-13


Mentoring Ke-13 “Exponential Abundance”: Community Engagement

Ada perusahaan yg menganggap pelanggannya adalah objek yg mereka “manfaatkan” untuk


membeli produknya. Ada juga perusahaan yg menganggap pelanggan adalah “aset” yg perlu
mereka gunakan untuk menghasilkan keuntungan. Tapi juga ada yg menganggap pelanggan
adalah “partner” untuk maju bersama, atau anggota komunitas yg di dalamnya saling
memberdayakan dan menguntungkan secara berkelanjutan.

Organisasi eksponensial adalah jenis perusahaan ketiga. Mereka bisa tumbuh secara cepat
sekali karena melibatkan pelanggan sebagai anggota komunitas yg merasa ikut “memilki”
dan merasa bertanggung jawab  mendukung misi perusahaan.

Perusahaan eksponensial bahkan tidak hanya melibatkan pelanggan, supplier, fans, dll hanya
saat ada acara bakti sosial atau riset pasar, tetapi juga dalam peran2 vital lainnya seperti
pengembangan produk baru, penentuan pricing, perbaikan kualitas layanan, bahkan
memberikan masukan tentang performace team (misalnya: tiap naik gojek diminta
memberikan rating driver yg mengantar).

Dalam mengelola SEFT Corp pun, terutama saat pengambilan keputusan2 penting dan
perubahan kebijakan, saya hampir selalu meminta pertimbangan anggota komunitas kami
seperti para SETFer, EO, trainer, dan marketer. Dan komunitas kita pun baik secara mandiri
maupun disponsori oleh perusahaan, terus mengadakan acara2 komunitas seperti Boothcamp,
gathering, refinement, bakti sosial, dll.

Intinya, kalau anda ingin bisnis maupun diri anda bisa tumbuh secara eksponensial, maka
buatlah komunitas yg aktif kegiatannya. Lihatlah semua stakeholder anda bukan sebagai
objek, tetapi partner dalam satu komunitas yg saling berbagi dan saling menguatkan dan
saling menguntungkan, dengan semangat LoGOS tentunya.

LATIHAN KE-13:  EXPONENTIAL ORGANIZATION DENGAN MEMBANGUN &


MENGAKTIFKAN KEGIATAN KOMUNITAS
> Apapun bisnis, organisasi atau pekerjaan anda sekarang, jika anda belum membuat
komunitas pelanggan,supplier, distributor, supporter dll, maka mulailah membangunnya.

> Jangan hanya menyapa komunitas anda ketika membutuhkan (atau saat jualan saja), tapi
fokuslah untuk memberikan “value” atau manfaat yg banyak dan berkelanjutan, tanpa
memikirkan dulu apa imbal hasilnya. Tunjukkan ketulusan anda bahwa anda membangun
komunitas bukan untuk “memanfaatkan” mereka, tapi untuk bersama2 saling memberi
manfaat.

Sekali2 silahkan anda jualan atau meminta dukungan komunitas, asal prinsip “every body
win” tetap dijunjung tinggi.

Mentoring Hari ke-14


Many to Many Communication & Peer to Peer Value

Ketika perusahaan anda membangun komunitas pelanggan, pastikan komunikasi terjadi tidak
hanya antara perusahan dan komunitas (one to many), tapi juga terjadi komunikasi antar
anggota komunitas (many to many).

Komunikasi “many to many” memang beresiko untuk menimbulkan kegaduhan dan


kekacauan. ketika semua orang boleh berkomentar, biasanya akan terjadi kegaduhan, dan
ketika semua pelanggan boleh berkomunikasi satu sama lain, maka satu insiden
ketidakpuasan pelanggan bisa menular kemana2 dan menjadi “viral”.

Tapi ini sudah menjadi keniscayaan di era sosial media. Satu orang bisa berpengaruh ke
banyak orang yg lain jika terjadi “virality efffect”. Maka kita tidak bisa menghindari
kemajuan teknologi sosial media ini, tapi justru harus memanfaatkannya sebaik mungkin.

Pertumbuhan anggota komunitas secara eksponensial menyaratkan terjadinya “Efek Viral”,


dan ini hanya bisa terjadi jika komunikasi dilakukan “many to many” (seperti yg terjadi di
FB, Twitter, Instagram, etc.). Maka tugas utama perusahaan adalah memfasilitasi ini.

Mengenai efek samping berupa kemungkinan terjadinya juga efek viral berita negatif, bahkan
hoax tentang perusahaan, bisa di atasi dengan “kejujuran & keterbukaan perusahaan dalam
menjalankan Good Corporate Governance”.

Sebagaimana kita sebagai manusia, perusahan juga perlu menerapkan apa yg disarankan
Mahatma Gandhi, “jika anda baik dimanapun dan kapanpun, maka anda tidak perlu
menyimpan rahasia. Dan jika anda tidak punya rahasia, maka semakin damai hati anda,
semakin jarang orang berbicara negatif tentang anda.

Hal kedua yg perlu dibangun dalam komunitas adalah peer to peer value, dimana para
anggotanya saling memberi manfaat satu sama lain. Hal ini bisa ditegakkan dengan aturan
dan budaya komunitas untuk hanya fokus memberi manfaat positif satu sama lain, dan
menahan diri dari hal2 yg bisa merugikan atau menyinggung anggota komunitas yg lain.

Saya kira itu pula sebabnya di group ini, pak Danny sebagai admin, dan kita semua saling
mengingatkan untuk hanya posting sesuatu yg positif dan fokus pada tujuan utama group ini
didirikan, serta menahan diri dari posting hal2 yg tidak relevan dan berpotensi menimbulkan
ketidaknyamanan anggota group yg lain, yg background Suku, Agama, Ras, golongAn dan
keyakinan Politiknya (SARAP) berbeda.

LATIHAN KE-14: EXPONENTIAL ORGANIZATION DENGAN MEMBANGUN


M2M Communication & P2P Value

1. Sudahkah anda disain agar semua anggota komunitas anda bisa berkomunikasi satu sama
lain? tidak hanya dua arah saja antara anda (perusahaan anda) dan mereka

2. Sudahkah anda komunikasikan dan tegakan Budaya “Fokus pada Tujuan Utama & Aura
Positif” dalam pola interaksi antar anggota komunitas anda

3. Sudahkah anda bikin sebuah budaya komunitas agar setiap anggota selalu bertanya dengan
pertanyaan legendaris John F Kennedy, “jangan tanyakan apa yg bisa komunitas ini berikan
pada saya, tapi tanyakan apa yg bisa saya kontribusikan buat komunitas ini”

Mentoring Hari ke-15


Mentoring Ke-15 “Exponential Abundance”: Converting Crowd to become Community

Apa yg membuat masyarakat luas (crowd) ingin bergabung menjadi anggota komunitas
(community) anda? Adakah sesuatu yg begitu menarik dalam DNA perusahaan/orgnisasi
anda yg membuat orang yg awalnya tidak kenal anda, begitu mengenal, langsung ingin join
menjadi “keluarga besar” anda?

Baru2 ini saya di pesawat dari Jakarta menuju San Fransisco membaca buku “The Four: the
Hidden DNA of Amazon, Apple, Facebook & Google”. Menurut anda apa yg membuat si
empat sekawan dalam gank GAFA ini merajai dunia sekarang?

Di tahun 2014, Gank of Four ini pendapatannya hampir menyamai Denmark, negara maju
dengan besaran GDP ranking 35 di dunia (GAFA = $316 Billion Vs Denmark = S330
Billion), sementara jumlah total warganya (karyawan) hanya 1/10 dari Denmark*. Setahun
kemudian, uang cash-nya Apple saja sudah hampir menyamai GDP Denmark**.

Apa yg bisa kita pelajari dari GAFA berkaitan dengan kemampuan mereka merekrut
crowd menjadi community?

Scott Galloway (penulis The Four), berargument, “Yg bikin the Four bener2 mencengkram
dunia, dan kita semua secara suka rela join dalam keluarga besar mereka adalah: The Four
menjawab kebutuhan dasar manusia dalam 4 bidang: Otak, Hati, Perut & Gengsi.

Google adalah penyedia utama informasi buat “otak” kita (search engine). Facebook adalah
rumah untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi pemuas “hati” kita (connection builder).
Amazon adalah gudang pemuas kebutuhan “perut, etc” kita (anything you want to consume).
Dan Apple adalah pendongkrak utama “Gengsi” kita (Luxury gadget dng margin keuntungan
setinggi Ferrary dan jumlah Penjualan sebanyak Toyota).
Maka kebutuhan dasar manusia yg manakah yg hendak dipenuhi oleh perusahaan/organisasi
anda? Jika melalui anda kenbanyakan manusia merasa terpenuhi “kebutuhan dasar” nya,
maka anda punya DNA untuk secara natural membuat crowd menjadi community. Orang2
akan secara suka rela dan berbondong2 join menjadi “keluarga besar” anda.

Berikut beberapa kebutuhan dasar manusia yg bisa anda jadikan inspirasi sebagai
DNA organisasi/bisnis yg hendak atau sudah anda bangun:

1. Kebutuhan untuk belajar


2. Kebutuhan untuk cari penghasilan
3. Kebutuhan untuk bahagia
4. Kebutuhan untuk sembuh dari sakit fisik/emosinya
5. Kebutuhan untuk sukses dalam apa yg dia perjuangkan
6. Kebutuhan untuk sandang, pangan, papan.
7. Kebutuhan untuk beribadah & beragama
8. Kebutuhan Transportasi & Komunikasi
9. Kebutuhan untuk mencintai & menyalurkan “gairah”
10. Dll.

JIka anda bener2 bisa memiliki DNA seperti GAFA, maka anda ada di level 4 (jawaban “D”
atas pertayaan dia atas), jika belum, anda bisa gunakan strategy2 yg disebutkan di jawaban A,
B atau C.

Apa dengan memiliki DNA perusahaan seperti GAFA maka otomatis anda bisa tumbuh
secara eksponensial “segila” GAFA? Jawabannya: BELUM, ingat, ada 12 bidang (dalam 3
kategori) yg perlu anda penuhi untuk tumbuh secara eksponensial. Tapi paling tidak anda
telah memenuhi persyaratan utama untuk mengubah crowd menjadi community:
Mendasarkan DNA perusahaan anda pada pemenuhan hajat hidup orang banyak, atau
kebutuhan dasar manusia.

LATIHAN KE-15: EXPONENTIAL ORGANIZATION DENGAN Mengubah Crowd


menjadi Community:

1. Kebutuhan dasar manusia yg manakah yg hendak dipenuhi oleh perusahaan anda?

2. Apakah secara natural memang produk/service anda itu membuat para pelanggan anda
ingin merekomendasikan & menularkannya ke orang lain? Apa alasan utama mereka ingin
menularkan ke orang lain?

3. Sudahkah anda pastikan agar proses penularan ini berjalan secara massive, karena semua
yg terlbat (pelanggan, masyarakat umum, karyawan, investor, dll) merasa diuntungkan (every
body win)?

Mentoring Hari ke-16


Mentoring Ke-16 “Exponential Abundance”: Gunakan Prinsip2 “Gamification”

Apa yg membuat anak (atau bahkan kita yg sudah dewasa ini) bisa kecanduan game? Apa yg
membuat game bisa menyerap konsentrasi kita, membuat kita merasa “flow” hingga lupa
waktu, bahkan lupa makan?

Kondisi “flow” ini, kata salah satu pelopor “positive psychology”, Mihaly Csikszentmihalyi
adalah pendorong utama yg membuat orang:
– sangat menikmati apa yg sedang dilakukan (bisa pekerjaan, bisa juga permainan),
– sangat produktif (peak performance),
– dan terserap dalam tingkat konsentrasi yg sangat tinggi (khusyu’) hingga lupa waktu, lupa
hal2 lain
– Efek sampingnya: keranjingan (bahkan kecanduan) apa yg dikerjakannya itu.

Nah, prinsip “flow” ini dipraktikkan dengan sangat intensif oleh para pembuat GAME, maka
jangan heran kita jadi menikmati sekali, lupa waktu, bahkan bisa kecanduan game.

Kabar baiknya, prinsip2 ini bisa kita terapkan juga tidak hanya pada game yg murni buat
hiburan, tapi juga bisa untuk membuat game yg mendidik dan memberdayakan. Bahkan
prinsip2 yg sama bisa pula digunakan untuk mendisain produk, service dan proses kerja kita,
agar siapapun yg beli produk kita, atau menggunakan service kita, atau bekerja bersama kita,
akan merasakan “flow” yg mirip dengan yg dialami oleh para gamer itu.

Penggunaan prinsip2 dalam GAME yg bisa bikin orang mengalami “flow” dan keranjingan
ini, disebut dengan GAMIFICATION.

Apa saja prinsip2 gamification yg bisa kita terapkan dalam mendisain produk dan jasa
kita, agar siapapun yg menggunakannya akan mengalami:
– keranjingan,
– menjadi pengguna setia,
– bahkan merekomendasikannya dengan suka rela,
– sehingga kemungkinan bisa bikin viral
– dan jumlah pelanggan kita bisa tumbuh secara eksponensial ?

Berikut Beberapa Prinsip Gamification:

1. Keseimbangan antara “Challange & Expertise”. Antara tantangan yg diberikan harus


seimbang dengan ketrampilan. Jika tantangan terlalu rendah bikin bosan, terlalu tinggi bikin
cemas, tapi kalau pas dan seimbang dengan ketrampilan, maka terjadilah “flow”.

2. Bidang yg dikerjakan harus yg sesuai dengan “Passion & Strength”. Jika dari awal
permainan/pekerjaan/produk/service yg disuguhkan tidak bikin orang berminat (bukan
passion-nya), maka jelas tidak akan terjadi “flow”. Dan jika selain bidang itu menjadi minat
kita, juga merupakan bidang keahlian (strength) kita, maka “flow” akan semakin intensif. Itu
sebabya, para Gamer itu, semakin jago, jadi semakin ketagihan main game.

3. Ada segebok prinsip dan segudang detail yg bisa dipelajari dan diterapkan, tentunya tidak
pada tempatnya saya jelaskan di sini semua.

 
Mentoring Hari ke-17
Mentoring Ke-17 “Exponential Abundance”: A/B Testing & Growth-Mindset

Apa salah satu faktor terpenting yg mendukung kemenangan Donald Trump dalam pemilihan
presiden Amerika kemarin? Mengapa figur kontroversial, berangasan dan bagi banyak orang
menjengkelkan ini, yg awalnya tidak diunggulkan bisa memenangkan pertarungan presiden?

Salah satu yg diyakini banyak ahli digital marketing adalah karena peran “campaign digital
director”, Brad Pascale. Saking pentingnya peran “digital marketing strategist” ini, sampai
dia diangkat lagi dan dipromosikan menjadi manager kampanye Trump untuk pemilu
Amerika 2020.

Apa satu hal istimewa yg dilakukan Pascale untuk membalik peta dukungan dari Clinton ke
Trump?. Dia mengunakan Facebook Ad secara masif (total menghabiskan dana 94 Juta dolar)
dan menerapkan “A/B Testing” secara fanatik (175.000x tes dalam sehari)

A/B Testing adalah metode paling basic dalam ilmu periklanan, khususnya iklan on-line. Ini
untuk mengetes, kira2 format, waktu, desain, pilihan kata, dan detail2 lain yg manakah dalam
iklan kita yg lebih efektif.

Caranya dengan membandingkan hasil dari dua iklan yg sama persis, tapi dibedakan dalam
satu untur saja (misalnya: waktu beriklan, warna huruf, pilihan font, target audience, pilihan
kata, ukuran gambar, dsb). Nah anda lihatkan, bisa ada ribuan variasi yg bisa kita ukur. Brad
Pascale ini sampai mengunakan 175.000 kali tes dalam sehari hanya untuk mengetahui
dengan sangat presisi, tepatnya iklan yg model bagaimana yg paling efektif.

Saat mengukur pakai A/B Testing itu, pastinya banyak uang yg terbuang (biaya eksperimen),
dan ratusan ribu kali kegagalan (untuk tahu mana iklan yg tidak efektif). Tapi semua biaya
eksperimen dan kemauan untuk gagal berkali2 ini justru menjadi kunci kemenangan Trump
dalam pemilu presiden Amerika (pelajaran bagi yg mau mencalonkan diri dalam pilkada).

Dan ternyata prinsip elsperimentasi dan kesediaan untuk gagal dan belajar, adalah bahan
baku utama untuk sukses dalam banyak bidang kehidupan.

Carol Dweck, Profesor Psychology di Stanford University menegaskan pentingnya


“willingness to face setbacks and failures (kesediaan menghadapi kemunduran dan
kegagalan)” dalam kesuksesan di segala bidang, baik bisnis, pendidikan, olahraga, maupun
kehidupan. (buku klasik beliau, “MIndset: The New Psychology of Success” baru saya beli di
toko buku Stanford kemarin).

Professor Dweck ini teorinya sangat terkenal dan dipakai secara luas dalam dunia pendidikan
dan bisnis. Beliaulah yg melahirkan istilah: Fixed Mindset Vs Growth Mindset.

Beliau menemukan, bahwa anak2 yg sukses BUKANLAH anak2 yg padanya ditanamkan


keyakinan bahwa “kamu pintar” atau “kamu bodoh” (Fixed-Mindset), tapi anak2 yg padanya
ditanamkan sebuah keyakinan bahwa “kamu bisa meraih apapun asal punya
kegigihan/ketekunan/kerja keras dalam meraihnya” (Growth-Mindset).
Jadi JANGAN lagi bilang ke anak2 anda bahwa kalau mereka berhasil adalah karena mereka
cerdas atau pintar, TAPI katakan bahwa kalau mereka berhasil itu karena mereka mau kerja
keras, tekun, bersedia menerima tantangan dan tetap semangat saat mengalami kegagalan.

Begitupala dalam usaha menjadi organisasi/perusahaan yg tumbuh secara eksponensial, anda


harus memiliki “Growth-Mindset” ini. Seperti yg dikatakan Winston Churchill: Tidak ada
kemenangan yg final, dan tidak ada kegagalan yg permanen, yg penting adalah terus bergerak
maju. Terus bereksperimetasi, tidak takut gagal, dan selalau belajar dari kemenangan maupun
kekalahan.

That’s the way to become 10X BETTER.

Salah satu metode terbaik yg diterapkan banyak startup dan perusahaan2 eksponensial untuk
bereksperimentasi mencari model bisnis yg terbaik adalah: LEAN STARTUP. Tapi biarlah
ini kita bahas besok saja.

Untuk saat ini, yg terpenting adalah kita memiliki “GROWTH MINDSET” dan
mengajarkannya pada anak2 dan rekan2 kerja kita. Agar kita tidak melakukan lagi SALAH
KAPRAH: “kamu berhasil karena kamu cerdas, cantik, pintar, dsb”. Kita GANTI DENGAN
“Kamu berhasil karena kamu mau belajar/bekerja keras”. Tentunya sambil menyadari bahwa
hakikatnya, kita berhasil hanya karena Rakhmat Allah semata

LATIHAN KE-17: EXPONENTIAL ORGANIZATION DENGAN GROWTH-


MINDSET

1. Apakah anda masih suka memuji anak, atau karyawan saat mereka sukses dengan
statement: memang kamu cerdas/pintar/cakap atau KATA SIFAT (adjective) yg lain?. Jika
iya, segera ganti dengan pujian “Wah kerja keras atau belajar tekunmu akhirnya membawa
hasil ya”.

2. Tanamkan contoh2 growth-mindset berikut ini ke anak2, murid, karyawan, dan diri kita
sendiri tentunya: “Hasil tidak pernah menghianati proses”. “Man jadda wajada”. “Orang
cerdas akhirnya akan kalah sama orang tekun”. “Bakat tanpa kerja keras adalah sia2”, dll.

3. Sudahkah anda mencoba A/B testing untuk menemukan format terbaik untuk: materi
promosi anda, materi training, atau hal2 lain yg relevan?

Anda mungkin juga menyukai