(PDF) Laporan DIET KEP (Gizi Buruk) .PDF - Convert
(PDF) Laporan DIET KEP (Gizi Buruk) .PDF - Convert
Seorang anak laki-laki penderita KEP buruk sedang dirawat sudah hari ke 14 (minggu ke 2)
usia 4 tahun 2 bulan dengan BB sekarang 6,6 kg, TB 82 cm, nafsu makan sudah baik dan
sudah dapat menghabiskan total volume F100 yang diberikan pada fase ini.
N : 76x /menit
T : 110/80 mmHg
T : 37oC
Hasil Laboratorium:
Hb : 10,8 g/dl
1|Page
BAB I
GAMBARAN UMUM PASIEN
1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama :X
JenisKelamin : Laki-laki
Alamat : -
Status pendidikan : -
Status pekerjaan : -
Status perkawinan : -
Nafsu makan sudah baik dan sudah dapat menghabiskan total volume F100 yang
diberikan
(RR)
Nadi (N) 76x /menit 60 – 70x /menit > 70x /menit Tinggi
Tensi (T) 110/80 mmHg 105/60 mmHg >105/60 mmHg Tinggi
2. Data Klinis
(-)
2|Page
1.4 DATA LABORATORIUM
(GDA)
(-)
(BB)
Tinggi Badan 82 cm TB/U -6,20 -2SD – 2 SD Sangat pendek
(TB)
2.6
3|Page
BAB II
INTERVENSI GIZI
2.1 JENIS DIIT
Diit yang digunakan untuk pasien gizi buruk adalah diit untuk fase rehabilitasi.
Fase rehabilitasi untuk gizi buruk diberikan 25% makanan tumbuh kejar dan 75%
formula 100.
- Tinggi Fe
- Tinggi Vitamin C
- Tinggiasamfolat
- Tinggi Potasium
- Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan lumat/bayi dengan sari buah
- Formula 100 diberikan 6 kali sehari dengan interval setiap 4 jam sekali
4|Page
- Makanan biasa 25% dan formula 100 75%.
Fase Rehabilitasi
1. Kebutuhan cairan:
2. Kebutuhan energi:
4 gr x 6,6 kg = 26,4 gr
40 % x 1320 kal
=58,67 gr
9
5. Karbohidrat:
75% F100
5|Page
25% Makananlumat/bayi + sari buah
Diketahui :
Protein = 7 gr/27gr
6|Page
2.7 DISTRIBUSI MENU SEHARI
Tabel 5. Jadwal waktu pemberian F100 dan makanan lumat/bayi + sari buah dalam sehari
Waktu Pemberian
06.00 F100
10.00 F100
12.00 Makananlumat/bayi + sari buah
14.00 F100
18.00 F100
22.00 F100
02.00 F100
7|Page
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian gizi buruk secara klinis dan antropometris adalah gangguan gizi akut &
berat. Secara klinis yaitu sangat kurus , lemak & otot tipis / habis atau kurus & bengkak
pada kedua kaki. Sedangkan secara antropometris BB / PB < - 3 sd atau BB / PB < 70%
median atau lila < 11,0 cm. Dengan kata lain, Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang
yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah
yang belum terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima
tahun (balita). Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran
Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (kwashiorkor: BB/TB >-3SD
Jika BB/TB atau BB/PB tidak dapat diukur, gunakan tanda klinis berupa anak tampak
sangat kurus (visible severe wasting) dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit
terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan paha; tulang iga terlihat jelas, dengan atau
tanpa adanya edema. Anak-anak dengan BB/U < 60% belum tentu gizi buruk, karena
mungkin anak tersebut pendek, sehingga tidak terlihat sangat kurus. Anak seperti itu tidak
membutuhkan perawatan di rumah sakit, kecuali jika ditemukan penyakit lain yang berat.
Pada setiap anak gizi buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Anamnesis
8|Page
Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare
(encer/darah/lendir)
Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan/atau
Batuk kronik
Riwayat imunisasi
Pengamatan klinis cadangan lemak dan otot balita gizi buruk adalah sebagai berikut :
* Tampak iga belakang, belikat, spina tulang punggung & tulang duduk
9|Page
2. Lemak / otot anggota gerak tipis :
Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki.
Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati-hati menentukan
Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang lambat, nadi lemah dan
cepat), kesadaran menurun. Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau hipotermi (suhu
Sangat pucat
Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda asites, atau adanya
Untuk keadaan faal sel pada balita gizi buruk yaitu produksi energi dalam bentuk
ATP sangat rendah, akibatnya semua proses faal sel yang memerlukan energi ATP harus
dikurangi, oleh karena harus menyesuaikan terhadap keterbatasan ATP tersebut. Salah satu
proses yang mengalami gangguan serius akibat hal tersebut di atas adalah transportasi
akibatnya K & Mg yang harus selalu dipertahankan tinggi kadarnya di dalam sel, dengan
10 | P a g e
memakai energi ATP, mengalir keluar sel dan terbuang dari tubuh, keluar lewat urine,
membran sangat terganggu, akibatnya Na & Ca yang harus selalu dipertahankan tinggi
kadarnya di luar sel, dengan memakai energi ATP, mengalir masuk ke dalam sel & tertimbun
di dalam sel, tetapi rendah di luar sel, akhirnya tubuh mengalami hipernatremia intra seluler.
Sedangkan komplikasi yang sering terjadi pada penderita gizi buruk adalah sebagai
berikut :
Hipoglikemia – mengantuk
Semua anak dengan gizi buruk berisiko hipoglikemia (kadar gula darah < 3 mmol/L
atau < 54 mg/dl) sehingga setiap anak gizi buruk harus diberi makan atau larutan
glukosa/gula pasir 10% segera setelah masuk rumah sakit. Pemberian makan yang sering
a) Tatalaksana :
o Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan glukosa
atau gula 10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara oral atau melalui
NGT.
o Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2–3 jam, siang dan malam selama minimal dua hari.
o Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-75.
o Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravena (bolus)
sebanyak 5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.
o Beri antibiotik.
b) Pemantauan :
Jika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah setelah 30 menit.
11 | P a g e
o Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi pemberian larutan
o Jika suhu rektal < 35.5° C atau bila kesadaran memburuk, mungkin hipoglikemia
disebabkan oleh hipotermia, ulangi pengukuran kadar gula darah dan tangani sesuai
c) Pencegahan :
Beri makanan awal (F-75) setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin atau jika perlu, lakukan
rehidrasi lebih dulu. Pemberian makan harus teratur setiap 2-3 jam siang malam.
a. Diagnosis
b. Tatalaksana
Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu).
Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya). Tutup dengan selimut hangat
dan letakkan pemanas (tidak mengarah langsung kepada anak) atau lampu di
dekatnya, atau letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya (dari kulit ke
kulit: metode kanguru). Bila menggunakan lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 W
c. Pemantauan
Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai suhu meningkat menjadi 36,5°C atau
lebih. Jika digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah jam. Hentikan pemanasan
Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut, terutama pada malam hari.
12 | P a g e
d. Pencegahan
Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian bangsal yang bebas angin dan
Ganti pakaian dan seprai yang basah, jaga agar anak dan tempat tidur tetap kering
Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu dan setelah mandi, atau
Biarkan anak tidur dengan dipeluk orang tuanya agar tetap hangat, terutama di malam
hari
Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin, sepanjang
1. Diagnosis
Cenderung terjadi diagnosis berlebihan dari dehidrasi dan estimasi yang berlebihan
mengenai derajat keparahannya pada anak dengan gizi buruk. Hal ini disebabkan oleh
sulitnya menentukan status dehidrasi secara tepat pada anak dengan gizi buruk, hanya dengan
menggunakan gejala klinis saja. Anak gizi buruk dengan diare cair, bila gejala dehidrasi tidak
2. Tatalaksana
Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi berat dengan
syok.
Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih lambat disbanding jika
13 | P a g e
Jumlah yang pasti tergantung seberapa banyak anak mau, volume tinja yang keluar dan
Catatan: Larutan oralit WHO (WHO-ORS) yang biasa digunakan mempunyai kadar natrium
tinggi dan kadar kalium rendah; cairan yang lebih tepat adalah ReSoMal.
Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare. Untuk usia < 1 th: 50-100 ml setiap
buang air besar, usia ≥ 1 th: 100-200 ml setiap buang air besar.
Infeksi – ISPA
Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa ditemukan seperti demam, seringkali tidak
ada, padahal infeksi ganda merupakan hal yang sering terjadi. Oleh karena itu, anggaplah
semua anak dengan gizi buruk mengalami infeksi saat mereka datang ke rumah sakit dan
segera tangani dengan antibiotik. Hipoglikemia dan hipotermia merupakan tanda infeksi
berat. Berikut tatalaksana pada semua anak dengan gizi buruk yang mengalami infeksi:
Vaksin campak jika anak berumur ≥ 6 bulan dan belum pernah mendapatkannya, atau
jika anak berumur > 9 bulan dan sudah pernah diberi vaksin sebelum berumur 9
14 | P a g e
BAB IV
RENCANA KERJA
4.1 PERENCANAAN ALAT
15 | P a g e
13.00 – 13.10 Mengecek alat masak dan alat hidang Mengecek bahan yang akan dipraktekan
13.10 – 13.25 Mendidihkan air untuk membuat Mencuci beras, lalu memasak beras hingga
air tersebut, lalu mencapur semua matikan api. Kupas wortel, dan bayam, lalu cuci
bahan untuk F100 sambil diberi air bersih wortel dan bayam yang telah dipotong, dan
sedikit demi sedikit hingga encer, bagi daging yang telah dicincang.
sajikan
13.35 – 13.45 Mencuci alat blender dan panci yang Menumis wortel, bayam, dan daging cincang
telah digunakan.
13.45 – 14.05 Membersihkan tempat saji yang akan Memanaskan kembali beras yang sudah menjadi
masak yang telah digunakan hingga teksturnya halus seperti makanan bayi.
14.10 – 14.20 Menyajikan bubur beras daging Membersihkan blender yang telah digunakan
16 | P a g e
Tabel 9. Daftar belanja
BERAT BERSIH
NO NAMA BAHAN HARGA SATUAN HARGA
gr URT
1. Beras putih 50 Rp. 9.000/kg Rp. 500
Daging sapi cincang 50 Rp. 90.000/kg Rp. 5.000
Wortel 20 Rp. 3.000/1/4kg Rp. 500
Bayam 20 Rp. 1.000/ikat Rp. 500
Margarin 10 Rp.1.000/bks Rp. 1.000
Susu bubuk Dancow full cream 150 Rp. 38.500/400gr Rp. 9.500
Minyak kelapa sawit 50 Rp. 16.000/L Rp. 1.000
Gula 50 Rp. 8.000/kg Rp. 1.000
Mineral mix 1 bks Rp. 2.500/bks Rp. 2.500
Semangka 100 Rp. 1.000/iris Rp. 1.000
Tablet Fe 1 tablet Rp. 1.500/tablet Rp. 1.500
Vitamin C 2 tablet Rp. 3.500/2tablet Rp. 3.500
Asam folat 6 tablet Rp. 1.250/tablet Rp. 7.500
Vitamin B kompleks 1 tablet Rp. 2.000/tablet Rp. 2.000
TOTAL Rp. 37.000
17 | P a g e
4.4 RESEP
F100
BAHAN:
Gula Pasir 41 gr
Air + 990 cc
CARA MEMBUAT:
menjadi 20cc
18 | P a g e
Bubur Kacang Hijau dan Kuning Telur
BAHAN:
Tepung beras 35 gr
Kacang hijau 40 gr
Gula 15 gr
Minyak 5 gr
CARA MEMBUAT:
Campurkan tepung beras, kuning telur, gula, minyak, garam dan air dingin
50cc
19 | P a g e
Sari Buah Semangka
BAHAN:
Buah Semangka 50 gr
Air 100 cc
CARA MEMBUAT:
Saring jus buah semangka agar mendapatkan sari buah semangka yang
diinginkan
20 | P a g e
BAB V
HASIL EVALUASI PRAKTEK
Tabel 10. Hasil Evaluasi Menu
100 Protein: 28,71 gr kesalahan yang terjadi minyak dan air susu yaitu saat
tumbuh Protein: 11,2 gr kami membuat makanan densitas tersebut, maka kami
kejar Lemak: 11,6 gr tumbuh kejar yaitu bubur membuat menu baru dengan nilai
Bubur KH: 46,8 gr beras daging cincang, energi tinggi yaitu bubur kacang
hijau dan terjadi pada saat itu adalah standar seperti di buku tatalaksana
kuning telur nilai densitas yang tidak gizi buruk, dan nilai densitas yang
21 | P a g e
Meskipun terdapat
densitasnya, bentuk
lumat/bayi
3 Sari buah Potassium: 58 Sari buah yang diberikan
semangka mengandung
_
banyak potassium yang
KEP
4. Tablet Fe Zat gizi mikro Tablet Fe yang diberikan
tahun
5. Vitamin C Zat gizi mikro Vitamin C yang diberikan
tablet/hari
6. Asam folat Zat gizi mikro Asamfolat yang diberikan _
22 | P a g e
2 dengan pemberian asam
diberikan 5mg/hari
7. Vitamin B Zat gizi mikro Vitamin B kompleks yang
tablet/hari
23 | P a g e
BAB VI
PEMBAHASAN
Gizi buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab, seperti rendahnya
budaya), dan sebagainya. Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di Puskesmas Perawatan
atau Rumah Sakit setempat dengan Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter,
nutrisionis/dietisien dan perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk dengan menerapkan
10 langkah tata laksana anak gizi buruk meliputi fase stabilisas untuk mencegah / mengatasi
hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi, fase transisi, fase rehabilitasi untuk tumbuh kejar dan
tindak lanjut.
mencapai status gizi optimal. Nutrisi balita gizi buruk diawali dengan pemberian makanan
secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap. Frekuensi pemberian dapat
dimulai setiap 2 jam kemudian ditingkatkan 3 jam atau 4 jam. Penting diperhatikan aneka
ragam makanan, pemberian ASI, makanan, mengandung minyak, santan, lemak dan buah-
buahan.
PENGATURAN DIET
a. Fase Stabilisasi
Pada fase ini, peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap dengan tujuan
memberikan makanan awal supaya anak dalam kondisi stabil. Formula hendaknya
hipoosmolar rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100 ml mengandung 75 kal dan
protein 0,9 gram. Diberikan makanan formula 75 (F 75). Resomal dapat diberikan apabila
24 | P a g e
b. Fase Transisi
Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (cathup).
Diberikan F100, setiap 100 ml F100 mengandung 100 kal dan protein 2,9 gram.
c. Fase Rehabilitasi
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar pertumbuhan anak. Diberikan setelah anak
sudah bisa makan. Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi berdasarkan BB< 7 kg
diberi MP-ASI dan BB ≥ 7 kg diberi makanan balita. Diberikan makanan formula 100 (F
100) dengan nilai gizi setiap 100 ml F100 mengandung energi 100 kal dan protein 2,9 gram.
d. Fase tindak lanjut dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan sembuh, bila BB/TB atau
BB/PB ≥ -2 SD, tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria selera makan sudah baik,
makanan yang diberikan dapat dihabiskan, ada perbaikan kondisi mental, anak sudah dapat
tersenyum, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan sesuai umurnya, suhu tubuh berkisar
antara 36,5 – 37, 7oC, tidak muntah atau diare, tidak ada edema, terdapat kenaikan BB sekitar
(1) Mencegah dan mengatasi hipoglikemi. Hipoglikemi jika kadar gula darah < 54 mg/dl
atau ditandai suhu tubuh sangat rendah, kesadaran menurun, lemah, kejang, keluar
keringat dingin, pucat. Pengelolaan berikan segera cairan gula: 50 ml dekstrosa 10% atau
gula 1 sendok teh dicampurkan ke air 3,5 sendok makan, penderita diberi makan tiap 2
(2) Mencegah dan mengatasi hipotermi. Hipotermi jika suhu tubuh anak < 35oC , aksila 3
menit atau rectal 1 menit. Pengelolaannya ruang penderita harus hangat, tidak ada lubang
angin dan bersih, sering diberi makan, anak diberi pakaian, tutup kepala, sarung tangan
dan kaos kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (metode kanguru), cepat ganti
25 | P a g e
(3) Mencegah dan mengatasi dehidrasi. Pengelolaannya diberikan cairan Resomal
(Rehydration Solution for Malnutrition) 70-100 ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai
dengan 5 ml/kgBB setiap 30 menit secara oral dalam 2 jam pertama. Selanjutnya 5-10
ml/kgBB untuk 4-10 jam berikutnya, jumlahnya disesuaikan seberapa banyak anak mau,
(5) Mencegah dan mengatasi infeksi. Antibiotik (bila tidak komplikasi : kotrimoksazol 5
hari, bila ada komplikasi amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam 5 hari. Monitoring
(6) Mulai pemberian makan. Segera setelah dirawat, untuk mencegah hipoglikemi, hipotermi
dan mencukupi kebutuhan energi dan protein. Prinsip pemberian makanan fase stabilisasi
yaitu porsi kecil, sering, secara oral atau sonde, energi 100 kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5
kwashiorkor atau kwashiorkor dengan edem derajat 1,2, jika derajat 3 berikan cairan 100
ml/kgBB/hari.
(7) Koreksi kekurangan zat gizi mikro. Berikan setiap hari minimal 2 minggu suplemen
multivitamin, asam folat (5mg hari 1, selanjutnya 1 mg), zinc 2 mg/kgBB/hari, besi 1-3
(8) Memberikan makanan untuk tumbuh kejar. Satu minggu perawatan fase rehabilitasi,
berikan F100 yang mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100ml, modifikasi makanan
keluarga dengan energi dan protein sebanding, porsi kecil, sering dan padat gizi, cukup
26 | P a g e
BAB VII
KESIMPULAN
Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius. Gizi buruk dapat
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi buruk dapat ditangani dengan
pemberian asupan gizi yang seimbang secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada tahap
tersebut. Formula yang dipilih dapat disesuaikan dengan tahap dan tujuan dari pemberian
tambahan nutrisi.
masalahnya adalah kurangnya makanan yang tersedia atau pilihan untuk tidak mengkonsumsi
variasi makanan dengan nilai gizi yang cukup. Masyarakat di daerah yang miskin umumnya
memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan sebagian lagi memiliki kesadaran yang rendah
Makanan yang sesuai untuk rehabilitasi & tumbuh kejar adalah F-100 :
2. Menyamakan & memantapkan pemahaman pola tumbuh balita dengan memakai kartu
27 | P a g e
3. Meningkatkan pengenalan dini penyimpangan pertumbuhan dengan KMS di posyandu.
pengobatan & nasehat pemberian makanan & minuman sehat Padat gizi.
28 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Jurnal/mandala20 jan2010 pdf/NUTRISI DAN GIZI
BURUK.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16316-1309105010-chapter-1pdf.pdf
Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Anak-di-RS.pdf
http://www.zoeconnor.co.uk/wp-content/uploads/2011/05/Kurang-Gizi-di-Indonesia-by-Zoe-
Connor-RD-2007.pdf
29 | P a g e
LAMPIRAN
30 | P a g e