Anda di halaman 1dari 8

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang
didapatkan dari Dinas Kesehatan kota Palembang. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis unruk mendapatkan nilai gambaran cakupan vaksin COVID-19 dan
kejadian penularan COVID-19 di kota Palembang.

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Gambaran Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang
Gambaran cakupan vaksinasi COVID-19 pada penelitian ini dimuat dalam
persen, yang meliputi cakupan vaksin pada dosis pertama dan dosis kedua, dimana
hasil yang didapat merupakan rata-rata dari persentase data perhari dari jumlah
masyarakat yang vaksin di kota palembang per jumlah seluruh penduduk palembang.

Tabel 4.1 Cakupan Vaksinasi COVID-19 rata-rata perhari

Keterangan Dosis 1 Dosis 2


Vaksin 43,30% 24,86%
Tidak Vaksin 56,70% 75,14%
Total 100% 100%

Dari tabel tersebut didapatkan hasil bahwa cakupan vaksinasi rata-rata


perhari dosis 1 sebesar 43,30%, sedangkan cakupan vaksinasi dosis 2 sebesar
24,86%, hal ini menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi pada dosis pertama lebih
besar dibandingkan cakupan vaksinasi pada dosis kedua. Dari data tersebut juga
didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat kota Palembang belum melakukan
vaksinasi COVID-19.
4.2.2 Kejadian Penularan Covid-19 di Kota Palembang
Kejadian penularan Covid-19 di kota Palembang yang dihasilkan dalam
penelitian ini berupa distribusi masyarakat kota Palembang yang terkonfirmasi
Covid-19 tahun 2021 pada masing-masing kecamatan yang terdiri atas 18 kecamatan.
Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4. 2 Kejadian Penularan Covid-19 Kota Palembang

No. Kecamatan Jumlah Persentase


1 Alang Lebar 2.375 7,83%
2 Bukit Kecil 703 2,32%
3 Gandus 639 2,11%
4 Ilir Barat I 3.959 13,06%
5 Ilir Barat II 809 2,67%
6 Ilir Timur I 1.980 6,53%
7 Ilir Timur II 1.774 5,85%
8 Ilir Timur III 1.355 4,47%
9 Jakabaring 1.249 4,12%
10 Kalidoni 2.992 9,87%
11 Kemuning 1.780 5,87%
12 Kertapati 574 1,89%
13 Plaju 1.296 4,27%
14 Sako 2.540 8,38%
15 Seberang Ulu I 699 2,31%
16 Seberang Ulu II 1.170 3,86%
17 Sematang Borang 913 3,01%
18 Sukarami 3.513 11,59%
Total 30.320 100,00%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki kasus
Covid-19 terbanyak adalah kecamatan Ilir Barat I dengan kasus terkonfirmasi
sebanyak 3.959 kasus (13,06 %) sementara kecamatan dengan kasus Covid-19
terendah adalah Kecamatan Kertapati sebanyak 574 kasus (1,89 %).
4.3 Pembahasan
4.3.1 Cakupan Vaksinasi Covid-19 di Kota Palembang
Data yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi
COVID-19 pada dosis pertama sebesar 43,30% sedangkan cakupan vaksinasi
COVID-19 dosis kedua yaitu 24,86%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
cakupan vaksinasi belum mencapai target pemerintah yakni 70 % (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2021) . Sebagian besar masyarakat kota palembang
yang belum melakukan vaksinasi disebabkan karena kebanyakan masyarakat masih
meragukan efektivitas vaksin COVID-19, dan masih takut akan efek samping yang
mungkin ditimbulkan dari vaksin tersebut. Sedangkan angka cakupan pada dosis
pertama lebih tinggi dibandingkan cakupan vaksinasi pada dosis kedua bisa
disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang akan vaksin dosis kedua belum
terjadwal, atau jadwal vaksinnya belum tiba sewaktu pendataan.
Cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata dapat menciptakan herd immunity
atau kekebalan kelompok yang dapat memproteksi diri dari risiko tertular penyakit
jika mayoritas masyarakat sudah divaksin, sehingga penyebaran virus dapat dikurangi
dan diharapkan mampu menghentikan penyakit. Namun, terdapat hambatan dalam
mencapai cakupan dan herd immunity yang diharapkan karena masih adanya
keraguan dan kesalahan informasi tentang vaksin, walaupun sebenarnya keputusan
untuk melakukan vaksin sifatnya multifaktorial yang bisa saja berubah seiring
bejalannya waktu (Astuti et al., 2021). Berdsarkan survey yang dilakukan oleh
Kemenkes pada tahun 2020, beberapa alasan umun yang mendasari penolakan
masyarakat terhadap vaksin COVID-19 adalah keraguan akan keamanan dan
efektifitas vaksin, ketidakpercayaan dan kekhawatiran adanya efek samping dari
vaksin serta karna alasan agama (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Hal ini sejalan dengan penelitian Lazarus et al (2021) yang menyatakan
bahwa sebagian besar masyarakat akan menerima vaksin jika terbukti aman dan
efektif (Lazarus et al., 2021). Komunikasi publik yang efektif dapat meluruskan
informasi palsu atau isu yang beredar di masyarakat sehingga meningkatkan
kepercayaan masyarakat serta mendorong keberhasilan vaksinasi COVID-19. Hal ini
didukung oleh penelitian Dewi (2021) yang mendapati hasil bahwa komunikasi
publik yang akurat, dan dipersiapkan dengan baik akan memberi pengaruh positif
terhadap pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19
(Dewi, 2021).

4.3.2 Kejadian Penularan Covid-19 di Kota Palembang


Covid-19 disebabkan oleh virus yang pada awal kemunculannya di
identifikasi sebagai virus corona jenis baru yang ditetapkan sebagai 2019-nCoV.
Kemudian genom virus diurutkan dan karena secara genetik memiliki kaitan dengan
wabah koronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada tahun 2003, virus itu pun
diberi nama sindrom pernapasan akut parah coronavirus-2 (SARS-CoV-2) oleh
Komite Internasional untuk Taksonomi Virus (Gouvea, 2020).
Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh World Health Organization pada
11 Maret 2020 berdasarkan kecepatan dan skala penularannya. Sebelum itu, Covid-19
muncul sebagai epidemi di daratan Cina dengan fokus pertama kali dilaporkan di kota
Wuhan, Provinsi Hubei pada 26 Februari 2019. Namun kasus penularan pertama kali
adalah pada tanggal 8 Desember 2019. Kluster pertama kasus penularan virus ini
tedeteksi pada tanggal 31 Desember 2019 dimana saat itu terdapat 41 orang yang
tertular di kota tersebut (Gouvea, 2020). Kasus Covid-19 pertama di Indonesia
tercatat pada tanggal 2 maret 2020 yang hingga saat ini masih terus bertambah
(Kemenkes RI, 2022). Berdasarkan data dari dinas kesehatan Sumatera Selatan,
terdapat 5 kasus positif Covid-19 pertama yang tercatat pada tanggal 1 April 2020
dimana dua kasus positif berasal dari Kota Palembang, satu kasus positif dari
Kabupaten OKI, satu kasus positif dari Kabupaten OKU dan satu kasus positif dari
Kota Prabumulih (Dinkes Sumatra Selatan, 2020).
Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini seperti yang tertera pada
tabel 4.2 diketahui bahwa seluruh kecamatan yang terdapat di kota Palembang
memiliki jumlah kasus Covid-19 yang terbilang besar dengan kasus terbanyak berada
di kecamatan Ilir Barat I. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor baik yang
dikarenakan oleh virus itu sendiri dimana penularan dapat terjadi melalui beberapa
cara yang terbilang mudah diantaranya transmisi kontak, udara (airbone), percikan
(droplet), darah, ibu ke anak, fomit, faecal-oral serta dari binatang ke manusia (WHO,
2020). Kota Palembang merupakan ibu kota Provinsi Sumatera selatan dengan jumlah
penduduk terbanyak dari seluruh kabupaten/kota yang terdapat di Sumatera Selatan.
Pada tahun 2020 jumlah penduduk kota palembang tercatat sebanyak 1.696.244 jiwa
(BPS Sumatera Selatan, 2022). Adapun Kabupaten Ilir Barat I memiliki jumlah
penduduk terbanyak ke dua (BPS Kota Palembang, 2022). Kepadatan dan banyaknya
jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab penularan
virus Covid-19 hal ini dikarenakan tingginya mobilitas pada daerah dengan jumlah
penduduk yang banyak sehingga membuat rantai penyebaran virus menjadi kompleks
serta lebih cepatnya transmisi penyakit (Dwi Novia Wahyuni, 2021). Selain itu,
kepatuhan masyarakat yang masih kurang terhadap protokol kesehatan juga menjadi
salah satu penyebab tingginya angka penularan Covid-19 (Yubo et al., 2021).
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit menular dimana
kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini akan mengalami penyakit pernapasan
ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Akan tetapi,
beberapa akan menjadi parah dan memerlukan perhatian medis. Orang yang lebih tua
serta yang memiliki kondisi medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular,
diabetes, penyakit pernapasan kronis, atau kanker lebih mungkin mengembangkan
penyakit serius. Siapa pun dapat tertular covid-19 yang berujung pada morbiditas
atau mortalitas pada usia berapa pun. Cara terbaik untuk mencegah dan
memperlambat penularan adalah dengan mendapat informasi yang baik tentang
penyakit tersebut dan cara virus menyebar. Virus dapat menyebar dari mulut atau
hidung orang yang terinfeksi dalam partikel cairan kecil ketika mereka batuk, bersin,
berbicara, bernyanyi atau bernapas. Adapun hal yang dapat dilakukan dalam
melindungi diri sendiri dan lingkungan sekitar dari penularan Covid-19 adalah
dengan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, mengenakan masker yang
pas, dan sering mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, serta mendapatkan
vaksinasi untuk lebih memperkecil kemungkinan tertular (WHO, 2021). Adapun dari
sisi pemerintah, hal yang dapat dilakukan adalah dengan penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan serta pengoptimalan fungsi puskesmas sebagai fasilitas
kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat dalam mengupayakan preventif
dan promotif terhadap Covid-19 (Suni, 2021).

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, N. P. et al. (2021) ‘Persepsi Masyarakat terhadap Penerimaan


Vaksinasi Covid-19: Literature Review’, Jurnal Keperawatan, 13(3), pp. 569–580.
doi: 10.32583/keperawatan.v13i3.1363.
BPS Kota Palembang (2022) Jumlah Penduduk Palembang (Jiwa) tahun
2018-2020 Per Kecamatan. Palembang.
Available at: https://palembangkota.bps.go.id/indicator/12/167/1/jumlah-penduduk-
palembang.html.

BPS Sumatera Selatan (2022) Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) tahun 2018-
2020 Per Kabupaten. Palembang.
Available at: https://sumsel.bps.go.id/indicator/12/51/1/jumlah-penduduk.html.

Dewi, S. A. E. (2021) ‘Komunikasi Publik Terkait Vaksinasi Covid 19’,


Health Care : Jurnal Kesehatan, 10(1), pp. 162–167. doi:
10.36763/healthcare.v10i1.119.
Dinkes Sumatra Selatan (2020) Update Covid19 Sumsel 1 April 2020, Dinas
Kesehatan Sumatera Selatan. Available at:
http://dinkes.sumselprov.go.id/2020/04/update-covid19-sumsel-1-april-2020/
(Accessed: 13 January 2021).
Dwi Novia Wahyuni (2021) ‘Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap
Jumlah Kasus Mingguan Covid-19 Di Kabupaten Badung Provinsi Bali’, Jurnal
Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL), 5(1), pp. 46–51. doi:
10.22236/jgel.v5i1.5424.
Gouvea, W. (2020) ‘Natural history of COVID-19 and current knowledge on
treatment therapeutic options’, Journal Biomedicine and Pharmacotherapy.
Kemenkes RI (2022) Tren Pertambahan Kasus Konfirmasi, Sembuh dan
Meninggal COVID-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Available at: https://www.kemkes.go.id/article/view/20012900002/Kesiapsiagaan-
menghadapi-Infeksi-Novel-Coronavirus.html (Accessed: 13 January 2021).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020) ‘Survei Penerimaan
Vaksin COVID-19 di Indonesia’, (November).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) Pemerintah Tergetkan
70% Cakupan Vaksinasi COVID-19, Redaksi Sehat Negeriku.

Lazarus, J. V. et al. (2021) ‘A global survey of potential acceptance of a


COVID-19 vaccine’, Nature Medicine, 27(2), pp. 225–228. doi: 10.1038/s41591-020-
1124-9.
Suni, N. S. P. (2021) ‘Tingginya Kasus Aktif dan Angka Kematian Akibat
Covid-19 di Indonesia’, Jurnal Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 13(3), pp.
13–18. Available at: https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-
XIII-3-I-P3DI-Februari-2021-1957.pdf.
WHO (2020) ‘Modes of transmission of virus causing COVID-19:
implications for IPC precaution recommendations’, Geneva: World Health
Organization;, Available, pp. 1–10. Available at: https://www.who.int/publications-
detail/modes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-
precaution-recommendations.
WHO (2021) Coronavirus disease (COVID-19), World Health Organization
(WHO). Available at: https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_3
(Accessed: 13 January 2022).
Yubo, B. D. et al. (2021) ‘Kepatuhan Masyarakat terhadap Protokol COVID-
19 pada Masa Pemberlakuan New Normal di Kota Jayapura, Provinsi Papua,
Indonesia’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(1), p. 26. doi:
10.26714/jkmi.16.1.2021.26-33.

Anda mungkin juga menyukai