Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang
didapatkan dari Dinas Kesehatan kota Palembang. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis unruk mendapatkan nilai gambaran cakupan vaksin COVID-19 dan
kejadian penularan COVID-19 di kota Palembang.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki kasus
Covid-19 terbanyak adalah kecamatan Ilir Barat I dengan kasus terkonfirmasi
sebanyak 3.959 kasus (13,06 %) sementara kecamatan dengan kasus Covid-19
terendah adalah Kecamatan Kertapati sebanyak 574 kasus (1,89 %).
4.3 Pembahasan
4.3.1 Cakupan Vaksinasi Covid-19 di Kota Palembang
Data yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi
COVID-19 pada dosis pertama sebesar 43,30% sedangkan cakupan vaksinasi
COVID-19 dosis kedua yaitu 24,86%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
cakupan vaksinasi belum mencapai target pemerintah yakni 70 % (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2021) . Sebagian besar masyarakat kota palembang
yang belum melakukan vaksinasi disebabkan karena kebanyakan masyarakat masih
meragukan efektivitas vaksin COVID-19, dan masih takut akan efek samping yang
mungkin ditimbulkan dari vaksin tersebut. Sedangkan angka cakupan pada dosis
pertama lebih tinggi dibandingkan cakupan vaksinasi pada dosis kedua bisa
disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang akan vaksin dosis kedua belum
terjadwal, atau jadwal vaksinnya belum tiba sewaktu pendataan.
Cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata dapat menciptakan herd immunity
atau kekebalan kelompok yang dapat memproteksi diri dari risiko tertular penyakit
jika mayoritas masyarakat sudah divaksin, sehingga penyebaran virus dapat dikurangi
dan diharapkan mampu menghentikan penyakit. Namun, terdapat hambatan dalam
mencapai cakupan dan herd immunity yang diharapkan karena masih adanya
keraguan dan kesalahan informasi tentang vaksin, walaupun sebenarnya keputusan
untuk melakukan vaksin sifatnya multifaktorial yang bisa saja berubah seiring
bejalannya waktu (Astuti et al., 2021). Berdsarkan survey yang dilakukan oleh
Kemenkes pada tahun 2020, beberapa alasan umun yang mendasari penolakan
masyarakat terhadap vaksin COVID-19 adalah keraguan akan keamanan dan
efektifitas vaksin, ketidakpercayaan dan kekhawatiran adanya efek samping dari
vaksin serta karna alasan agama (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Hal ini sejalan dengan penelitian Lazarus et al (2021) yang menyatakan
bahwa sebagian besar masyarakat akan menerima vaksin jika terbukti aman dan
efektif (Lazarus et al., 2021). Komunikasi publik yang efektif dapat meluruskan
informasi palsu atau isu yang beredar di masyarakat sehingga meningkatkan
kepercayaan masyarakat serta mendorong keberhasilan vaksinasi COVID-19. Hal ini
didukung oleh penelitian Dewi (2021) yang mendapati hasil bahwa komunikasi
publik yang akurat, dan dipersiapkan dengan baik akan memberi pengaruh positif
terhadap pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19
(Dewi, 2021).
DAFTAR PUSTAKA
BPS Sumatera Selatan (2022) Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) tahun 2018-
2020 Per Kabupaten. Palembang.
Available at: https://sumsel.bps.go.id/indicator/12/51/1/jumlah-penduduk.html.