248777341
248777341
Tentang
DISUSUN OLEH :
SANDINI
P2.31.30.010.766
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaaikum Wr.Wb.
Segala puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta tepatnya di
Bagian MRI Instalasi Radiologi.
Diharapkan makalah ini dapat juga menjadi bahan pembelajaran bagi para
pembaca, maupun bagi penulis secara khusus.
Dalam penyusunan dan penyelesaian laporan ini tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu rasa hormat serta ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada seluruh radiografer dan staf yang telah membimbing penulis
selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di bagian MRI Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Pusat Pertamina Jakarta.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Jakarta
Januari 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri pungung bawah merupakan suatu keluhan yang dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari bagi penderitanya. Salah satu penyebab terjadinya nyeri pinggang bagian
bawah adalah hernia nucleus pulsosus (HNP), yang sebagian besar kasusnya terjadi pada
segmen lumbal. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu penyakit yang sering di
jumpai masyarakat. Pria dan wanita memiliki risiko yang sama dalam mengalami HNP
paling sering antara usia 30 dan 50 tahun. HNP merupakan penyebab paling umum
kecacatan akibat kerja pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun.
Nyeri pinggang bawah hanyalah merupakan suatu symptom gejala, maka dari itu
memerlukan tindakan pendiagnosaan agar dapat diketahui penyebabnya serta dapat
ditentukan pengobatan apa yang harus dilakukan. Teknologi dalam pendiagnosaan suatu
keabnormalan pada tubuh juga turut berkembang. Agar dapat menghasilkan gambaran
yang lebih baik demi mendukung pendiagnosaan oleh dokter ahli yang bersangkutan.
Pasien pun mengharapkan kemungkinan terkecil resiko yang di dapat setelah ataupun
ketika pemeriksaan berlangsung. Maka diciptakanlah MRI (Magnetic Resonance
Imaging) yang dapat menghasilkan pencitraan penampang tubuh dengan menggunakan
medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan
sinar X, ataupun bahan radioaktif. Untuk pencitraan detile anatomi yang lebih jelas dari
pada modalitas imaging lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Sebagai laporan kerja lapangan yang di lakukan di Rumah Sakit Umum Pusat
Pertamina dari tanggal 17 - 23 Desember 2012 dan 7 – 20 Januari 2013.
2. Menambah wawasan tentang bagaimana gejala dan penyebab yang memicu timbulnya
HNP.
3. Sebagai pembelajaran bagi penulis dan juga pembaca untuk mengetahui teknik yang
harus dilakukan agar dapat menampilkan citra anatomi lumbal dan untuk mengetahui
parameter yang harus dipergunakan untuk dapat menampilkan citra yang dapat
menunjukkan kelainan anatomi pada daerah tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
2. Instrumen MRI
(Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk
potongan oblik). Adapun jenis – jenis coil yang ada di RSPP, yaitu :
3. Keunggulan MRI
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti
otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah
posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Vertebra lumbalis terdiri atas lima ruas tulang yang tersusun memanjang ke arah
bawah. Ruas-ruas vertebra lumbalis tersebut lebih besar dari ruas vertebrae torakalis dan
dapat dibedakan oleh karena tidak adanya bidang untuk persendian dengan iga.
Diantara rua-ruas vertebra lumbalis tersebut terdapat penengah ruas tulang yang
terdiri atau tersusun dari tulang muda yang tebal dan erat, berbentuk seperti cincin yang
memungkinkan terjadinya pergerakan antara ruas-ruas tulang yang letaknya sangat
berdekatan. Bagian atas dari vertebra lumbalis berbatasan dengan vertebra torakalis 12
dan pada bagian bawahnya berbatasan dengan vertebra sakralis. Oleh karena tugasnya
menyangga bagian atas tubuh, maka bentuk dari vertebra lumbalis ini besar-besar dan
kuat.
1. Menyangga tubuh bagian atas dengan perantaraan tulang rawan yaitu diskus
intervertebralis yag lengkungannya dapat memberikan fleksibilitas yang dapat
memugkinkan membungkuk ke arah depan (fleksi) dan kearah belakang (ekstensi),
miring ke kiri dan ke kanan pada vertebra lumbalis.
2. Diskus intervertebralisnya dapat menyerap setiap goncangan yang terjadi bila sedang
menggerakkan berat badan seperti berlari dan melompat.
3. Melindungi otak dan sumsun tulang belakang dari goncangan.
4. Melindungi saraf tulang belakang dari tekanan-tekanan akibat melesetnya nukleus
pulposus pada diskus intervertebralis. Namun apabila annulus fibrosus mengalami
kerusakan, maka nukleus pulposusnya dapat meleset dan dapat meyebabkan penekanan
pada akar saraf disekitarnya yang menimbulkan rasa sakit dan ada kalanya kehilangan
kekuatan pada daerah distribusi dari saraf yang terkena.
PEMBAHASAN
Pengertian : MRI Lumbal adalah pemeriksaan pada pemeriksaan pada daerah Vertebrae
Lumbal dengan menggunakan medan magnet untuk menghasilkan gambaran
Radiographynya dengan cara memotong per slice pada organ yang diperiksa
Tujuan : Untuk melihat kelainan patologis yang ada didaerah vertebrae Lumbalis
B. Prosedur Pemeriksaan
1. Data pasien
Nama : Ny. X
Umur : 57 tahun
Berat : 75 kg
3. Teknik pemeriksaan :
- Masukkan data pasien di RX Manage komputer
- Atur posisi pasien di meja pemeriksaan sesuai dengan objek yang diperiksa dengan
memasang coil khusus sspine dengan sentrasi L-3 atau setinggi SIAS.
- Tekan tombol angka nol dan setting objek di tengah gantry
- Tentukan protokol pada window site dan pilih sequence :
1. Localizer
2. T2_tse_cor mylo
3. T2_tse_sag
4. T1_tse_sag
5. T2_tse_sag mylo
6. T2_tse_rst
7. T1_tse
- Teknik pemotongan Gambar, yaitu :
1. potongan coronal diambil dari localizer sagital, dimana garis potongan sejajar dengan
CSF
2. Potongan sagital diambil dari potongan coronal dan axial, dimana garis potongan
sejajar dengan gambaran mylo coronal.
3. Potongan axial diambil dari potongan sagital, dimana potongan diambil per diskus
dari tiap lumbal. Apa bila pada diskus menunjukkan kelainan maka slice ditambah
menjadi 3 potongan.
Sagital T1 Sagital T2
Axial T1 Axial T2
Dari hasil gambaran diatas, maka terdapat perbedaan gambaran antara T1 dan T2 yaitu :
- Pada gambaran T1, nilai TR <1000, TE <60, dan cairan Cerebro spinal fluid
(CSF) berwarna hitam
- Pada gambaran T2, nilat TR >2000, TE >60, dan cairan Cerebro Spinal Fluid
(CSF) berwarna putih.
KESIMPULAN
memotong per slice pada organ yang diperiksa. Keluhan yang sering dirasakan pasien
pada daerah lumbal dapat di diagnose lebih akurat dengan pemeriksaan MRI
lumbosacral. Karena keabnormalan sekecil apapun dapat lebih jelas terlihat pada
mengisi formulir screening tujuannya untuk mengetahui apakah didalam tubuh pasien
3. Sebelum pasien memasuki area pemeriksaan, pasien harus terbebas dari segala benda
yang mengandung unsur logam seperti, atm, jam tangan, handphone, kunci, dll
4. Komponen MRI terdiri dari : gantry, meja pemeriksaan, coil, operator console.
5. Selama pemeriksaan pasien harus dalam keadaan diam untuk mendapatkan hasil yang
informatif
6. Protokol pada window site, yaitu : Localizer, T2_tse_cor mylo, T2_tse_sag,
T1_tse_sag, T2_tse_sag mylo, T2_tse_rst, T1_tse.