i
“Halaman sengaja dikosongkan”
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
RANCANG BANGUN KONTROL WIRELESS OVERHEAD CRANE SWL 5
TON BERBASIS LoRa RFM95
RINGKASAN
iv
DAFTAR ISI
v
3.4.1 Perancanaan Sistem Pada Rangkaian Transmiter ................................. 21
3.4.2 Perancangan Sistem Pada Rangkaian Receiver .................................... 22
3.5 Perancangan Hardware ............................................................................... 23
3.5.1 Perancangan Transmiter ....................................................................... 23
3.5.2 Perancangan Receiver ........................................................................... 24
3.6 Perancangan Software / Program ................................................................ 25
3.7 Pengujian Sistem dan Alat .......................................................................... 26
3.8 Analisa Data ................................................................................................ 27
3.9 Jawal Rencana Penelitian ............................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Dilihat dari segi keselamatan juga lebih baik. Dengan penggunan sistem
nirkabel memungkinkan untuk pengoprasian Overhead Crane dengan jarak
jauh sehingga mengurangi terjadinya kecelakaan kerja pada lapangan.
Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya error atau tidak
stabil pada sinyal akibat jarak yang terlalu jauh dan hambatan seperti obyek dan
peralatan lain yang ada pada Workshop. Sehingga perlu adanya suatu
peringatan berupa record sinyal yang berfungsi untuk membantu operator
mengetahui jarak yang sesuai untuk mendapatkan sinyal yang baik dalam
mengendalikan Overhead Crane.
Perancangan yang duganakan dalam pembuatan kontrol Overhead
Crane adalah menggunakan dua modul LoRa RFM95 (Longe Range) dengan
fungsi sebagai transciever (pengirim) dan sebagai receiver (penerima) dengan
bantuan Arduino sebagai pengolahan data. LoRa memiliki jangkauan yang
cukup jauh dengan radius 1 kilometer dan memilik daya rendah sehingga cukup
dengan bantuan baterai. Dengan pembuatan kontrol Overhead Crane berbasis
LoRa RFM95 diharapkan dapat menjadikan inovasi baru yang berguna di PT.
XXX
Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, ada beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem kerja dari rancang bangun kontrol Overhead Crane
dengan sistem nirkabel berbasis LoRa RFM95
2. Bagaimana cara pembuatan rancang bangun kontrol Overhead Crane
berbasis Lora RFM95
3. Bagaimana nilai jangkauan error dari data sinyal yang ditangkap oleh
receiver ketika dilapangan?
2
1.3 Tujuan Penelitian
Melihat dari perumusan masalah yang ada, tujuan dibuatnya tugas akhir ini
antara lain:
1. Mengetahui cara kerja dari rancang bangun kontrol Overhead Crane
dengan sistem nirkabel berbasis LoRa RFM95
2. Mengetahui cara pembuatan rancang bangun kontrol Overhead Crane
berbasis Lora RFM95
3. Mengetahui nilai jangkauan error dari data sinyal yang ditangkap oleh
receiver ketika dilapangan
Adapun ruang lingkup dan batasan masalah pada peneleitian ini, yaitu:
1. Jenis crane yang digunakan dalam penelitian adalah Overhead Crane
2. Peneleitian ini berfokus pada penggantian kontrol Overhead Crane
konvensional kabel dengan menggunakan sistem Wireless berbasi LoRa
3. Jenis LoRa yang digunakan berupa Modul LoRa RFM95
4. Pengujian alat menggunakan Prototype Crane
3
BAB II
TEORI DASAR
3
3. Penelitian (Sejati, dkk., 2019) dengan judul “ Sistem Kendali Over-Head
Crane dengan Wireless Control Menggunakan Smartphone Android dan
Tampilan LCD Berbasis Arduino”. Pada penelitian ini, penulis menjelaskan
bahwa Pengendalian dengan smartphone android menggunakan
komunikasi serial bluetooth dengan tampilan LCD 16x2 dan
mikrokontroler Arduino UnoR3. Dari hasil pengujian pada sistem kendali
ini, pengendalian perangkat dapat dikendalikan pada jarak maksimal ± 12
meter tanpa halangan dan jarak ± 10 meter dengan halangan. Hasil dari
penelitian tersebut dijelaskan bahwa sistem kendali dapat berfungsi dengan
baik dan aplikasi remote dapat gunakan pada smartphone android dengan
versi android mininal android 4.0 (jellybean).
2.2 Crane
4
Gambar 2. 1 Overhead Crane
Ada beberapa bagian komponen utama pada Overhead Crane, antara lain:
1. Hoist
Hoist adalah bagian yang berfungsi sebagai bagian inti dari mekanisme
pengangkatan beban dengan arah jalur melintang sepanjang cross travel
grider. Pada bagian inilah gerakan hoisting terjadi, dimana gerakan naik
atau turun pada beban yang dikaitkan pada kait yang menggantung pada
tali baja. Tali baja tersebut akan di gulung oleh Drum yang dibantu oleh
motor sehingga tali akan naik atau turun sesuai perintah dari operator
2. Grider
Grider merupakan bagian yang melintang di atas tiang penyangga crane
dan terletak di bagian atas. Grider juga teradapat rel yang nantinya akan
digunakan untuk jalur roda trolley
3. Trolley
Trolley adalah merupakan tempat penompang Hosist yang bergerak
diatas melintang di Grider mengikuti jalur rel. Gerakan yang dihasilkan
pada Trolley ini juga disebut dengan gerakan Transfersial.
4. Runway Rail
Runway Rail berada di sisi samping Crane yang berfungsi sebagai
lintasan roda untuk menggerakan hoist crane dengan gerakan maju
mundur. Gerakan ini disebut juga gerakan Longitudinal.
5
2.3 LoRa
6
Gambar 2. 2 Module LoRa RFM95
(Sumber: https://digiwarestore.com/id/transceiver/rfm9x-lora-module-915mhz-
breakout-board-432284.html)
2.4 Arduino
7
Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroller yang
berbasis Arduino dengan menggunakan chip ATmega2560. Board ini memiliki
pin I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin
diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port
hardware). Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16
Mhz, sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan tombol reset. Board
ini sudah sangat lengkap, sudah memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk sebuah mikrokontroller dibandingkan jenis Arduino yang lain. Dengan
penggunaan yang cukup sederhana, tinggal menghubungkan power dari USB
ke laptop atau melalui adaptor AC/DC ke pinout DC yang tersedia (Fadhil dan
Hersyah, 2020).
Push button adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa
melakukan dua fungsi berbeda. Sistem kerja push button adalah jika ditekan
maka kondisi sirkut NC (Normaly Close), dan ketika push button dilepas maka
kondisi sirkuit NO (Normaly Open). Istilah Push button pada kelistrikan bisa
dikatakan dengan sebutan On dan Off (1 dan 0), dimana On ketika dialiri listrik
dan Off ketika tidak dialiri listrik.
8
Jenis Push button yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis Push
Button Momentaryi, dimana jenis ini bekerja hanya sesaat. Berbeda dengan
jenis Push Button Alternate. Push Button Alternate perlu dua kali kerja ketika
akan mengganti ke mode On maupun Off. Ketika Push Button Alternate dilepas
setelah ditekan, maka kondisi Push Button akan tetap tidak berubah dan perlu
ditekan lagi jika akan mengubah kondisi Push Button.
2.6 Rellay
9
Gambar 2. 5 Modul Relay 6 Chanel
https://www.tokopedia.com/aifrobotic/6-channel-relay-optocoupler-
module-5v?refined=true&whid=0
10
Gambar 2. 6 Pin Konfigurasi LCD 16x2
(Sumber: https://abdulelektro.blogspot.com/2019/12/lcd-16x2-pin-konfigurasi-fitur-
dan.html)
11
• Register Select Pin: Pin ini berganti-ganti antara perintah atau data
register, digunakan untuk menghubungkan pin unit mikrokontroler dan
mendapatkan 0 atau 1 (0 = mode data, dan 1 = mode perintah).
• RW (Pin Baca / Tulis / Kontrol): Pin ini mengaktifkan tampilan di
antara operasi baca atau tulis, dan terhubung ke pin unit mikrokontroler
untuk mendapatkan 0 atau 1 (0 = Operasi Tulis, dan 1 = Operasi Baca).
• E (Mengaktifkan / Mengontrol Pin): Pin ini harus dipegang tinggi untuk
menjalankan proses Baca / Tulis, dan terhubung ke unit mikrokontroler
& terus-menerus dipegang tinggi.
• Pin D0-D7 (Pin Data): Pin ini digunakan untuk mengirim data ke layar.
Pin ini terhubung dalam mode dua-kawat seperti mode 4-kawat dan
mode 8-kawat. Dalam mode 4-kawat, hanya empat pin yang terhubung
ke unit mikrokontroler seperti 0 hingga 3, sedangkan dalam mode 8-
kawat, 8-pin terhubung ke unit mikrokontroler seperti 0 hingga 7.
• LED+: Pin ini terhubung ke +5V
• LED-: Pin ini terhubung ke GND.
12
Gambar 2. 7 Adaptor 12 Volt
(Sumber: http://www.jogjabolic.id/shop/adaptor-12v-2a/)
13
Gambar 2. 8 Rangkaian dioda Rectifier
(sumber: https://teknikelektronika.com/prinsip-kerja-dc-power-supply-
adaptor/)
3. Kapasitor
Kapasitor berfungsi sebagai penyaring sinyal arus yang keluar dari
rectifire untuk meratakan sinyal arus. Kapasitor yang digunakan berjenis
ELCO (Electrolyte Capacitor).
4. Voltage Regulator
Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC yang stabil, digunakan
Voltage Regulator untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output
tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang
berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda
Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).
14
Gambar 2. 10 Transistor Votage Regulator
(Sumber: https://www.tokopedia.com/pitoserba/ic-l7805cv-lm7805-5v-ldo-
voltage-regulator-l-7805-to-220-dip)
2.9 Buzzer
15
Gambar 2. 11 Buzzer 5Volt
(Sumber: Onlinhttps://www.belajaronline.net/2020/10/pengertian-buzzer-
elektronika-fungsi-prinsip-kerja.htmle)
16
Gambar 2. 12 LED 5mm
(Sumber: https://kamuharustahu.com/pengertian-led/)
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
Awal pekerjaan di awali dengan identifikasi masalah pada lingkungan
industri. Setelah mendapat permasalahan, pengkajian dilakukan dengan studi
literatur untuk mengetahu penyebab permasalahan. Tahap selanjutnya yaitu
melakukan perencanaan sistem dan alat dimana perencanaan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan alat yang dibuat sesuai dengan kebutuhan
pada permasalahan yang telah dikaji. Setelah melakukan perencanaan sitem dan
alat, pembuatan alat dilakukan dengan perancangan alat berupa Hardware dan
Software. Pengujian alat dilakukan setelah perancangan alat selesai. Jika alat
berhasil maka akan dilajutkan ke tahap analisa data. Jika alat belum berhasil,
tahapan akan diulang dari perencanaan sistem dan alat untuk dikaji ulang apa
permasalahan yang mengakibatkan alat tersebut masih belum bekerja dengan
baik sesuai hasil yang diinginkan.
19
LoRa RFM95 dimana jangkauan LoRa yang cukup jauh dibanding NRF24l01.
Untuk mecegah terjadinya Lost Signal maka penulis juga menambahkan Track
Record Signal pada LCD 16x2 untuk memudahkan operator mengetahui jarak
cangkupan sinyal yang baik untuk mengendalikan Crane.
20
Tabel 3. 1 Komponen yang dibutuhkan
No Komponen Jumlah
1 Arduino Mega 2560 2
2 Modul LoRa RFM95 2
3 Push Button 6
4 Modul Relay 6 Chanel 1
5 LED 5mm 1
6 Buzzer 1
7 Adaptor 12Volt 1
8 LCD 16x2 1
9 Baterai 1
21
Pada diagram Gambar 3.3 terdapat inputan Push button yang
akan diolah oleh Arduino Mega. Lalu data yang di proses oleh Arduino
Mega akan di teruskan ke LCD 16x2 untuk menampilkan keterangan
perintah setiap push button. Selain itu juga ada modul LoRa RFM95
untuk mengirimkan perintah dari arduino oleh push button ke rangkaian
Receiver.
Ketika perintah yang dikirimkan oleh LoRa tidak berhasil maka
LED dan Buzzer akan aktif dan LCD akan menampilkan sebuah
peringatan “Lost Signal” sebagai peringatan bahwa sinyal yang
dipancarkan tidak tertangkap dengan baik oleh receiver.
22
3.5 Perancangan Hardware
No Komponen Jumlah
1 Arduino Mega 2560 1
2 Modul LoRa RFM95 1
3 Push Button 6
4 LCD 16x2 1
5 Buzzer 1
6 LED 5mm 1
23
Gambar 3. 5 Diagram blok rancangan komponen Transmiter
No Komponen Jumlah
1 Arduino Mega 2560 1
2 Modul LoRa RFM95 1
3 Module Relay 6 Chanel 1
Power Supply 12Volt
4 1
(adaptor)
24
Adapun diagram blok dari rancangan rangakain Receiver sebagai berikut:
25
Selanjutnya arduino Receiver akan menerikan Output untuk menggerakan
relay. Relay yang aktif akan digunakan untuk mengaktifkan motor pada crane.
26
3.8 Analisa Data
27
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Mohamad, Subuh Isnur Haryudo, Achmad Imam Agung, and Aditya Chandra.
“Pembuatan Prototype Penstabil.” : 119–26.
Desnanjaya, I Gusti Made Ngurah, and Ida Bagus Ary Indra Iswara. 2018. “Trainer
Atmega32 Sebagai Media Pelatihan Mikrokontroler Dan Arduino.” Jurnal
RESISTOR (Rekayasa Sistem Komputer) 1(1): 55–64.
Fadhil, Rahmad, and Mohammad Hafiz Hersyah. 2020. “Rancang Bangun Sistem
Reservasi Ruangan Menggunakan Near Field Communication (NFC) Berbasis
Mikrokontroller.” JITCE (Journal of Information Technology and Computer
Engineering) 4(02): 95–104.
Fani, Handri Al et al. 2020. “Perancangan Alat Monitoring Pendeteksi Suara Di
Ruangan Bayi RS Vita Insani Berbasis Arduino Menggunakan Buzzer.” Jurnal
Media Informatika Budidarma 4(1): 144.
Hanafi, Mamik Fatkul. 2019. “Rancang Bangun Sistem Instalasi Overhead Crane
Kapasitas 5 Ton Bebrbasis Cupid Radio Remote Control.” Mechonversio:
Mechanical Engineering Journal 2(2): 39.
Ishak, Lisa Fitriani, and Tohir Aminudin. 2018. “Perancangan Sistem Gantry Crane
Dengan.” 15(1): 9–14.
Novriadi, Ari. 2019. “Perancangan Pengontrolan Overhead Crane Menggunakan Kabel
Dan Nirkabel Berbasis Arduino” 7(2): 76–84.
Nrartha, I Made Ari. 2021. “UMUM BERBASIS INTERNET OF THINGS
MENGGUNAKAN PERANGKAT KOMUNIKASI LoRa Monitoring And
Control System For Public Street Lighting Based On Internet Of.” 8(2): 95–102.
Saleh, Muhammad, and Munnik Haryanti. 2017. “Rancang Bangun Sistem Keamanan
Rumah Menggunakan Relay.” Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu
Buana 8(2): 87–94. https://media.neliti.com/media/publications/141935-ID-
perancangan-simulasi-sistem-pemantauan-p.pdf.
Sejati, Bayu Sukma et al. 2019. “Sistem Kendali Over-Head Crane Dengan Wireless
Control Menggunakan Smartphone Android Dan.” 0: 39–45.
28