Anda di halaman 1dari 24

TERBATAS

Roadmap Pengendalian Inflasi 2019-2021


2
Pokok Bahasan

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. LATAR BELAKANG

2. EVALUASI ROADMAP PENGENDALIAN INFLASI 2015-2018

3. SASARAN INFLASI 2019-2021,


TANTANGAN DAN RISIKO PENGENDALIAN INFLASI

4. ROADMAP PENGENDALIAN INFLASI 2019-2021


3

RINGKASAN EKSEKUTIF
Gap Analysis 4
ROADMAP PENGENDALIAN INFLASI 2015-2018
“Mencapai Sasaran Inflasi 2015-2018”
IHK: 2015-2017: (4.5%±1%), (4.5%±1%), (4%±1%)
2018: 3.5%±1%

EVALUASI ROADMAP PENGENDALIAN INFLASI 2015-2018


Inflasi Food Inflasi Nonfood
e.g.:
e.g.:
 Konsumsi BBM diarahkan ke Bahan Bakar Khusus (Non PSO)
 Peningkatan kelembagaan petani
 Kewajiban bio diesel minimal 20% sebagai campuran BBM
 Penguatan upaya stabilisasi harga tingkat konsumen  Subsidi tepat sasaran TTL daya 900 VA non subsidi
 Peningkatan akses informasi pangan kepada petani  .......... dst
 .......... dst

CAPAIAN INFLASI 2015-2018 DALAM KISARAN SASARAN


INFLASI IHK 2015-2018 : 2.6 %; 4.0 %; 4.2%; 2.7% (Nov 2018)* (YOY)

REMAINING CHALLENGES **)


Rata-rata historis inflasi food masih tinggi (%), Faktor siklikal beberapa komoditas pangan strategis (aneka bawang, aneka cabai, daging dan telur ayam ras) masih kuat, Disparitas
inflasi antar provinsi dan nasional masih tinggi, Harga minyak global pada level tinggi, Volatilitas nilai tukar (tantangan utama untuk komoditas utama penyumbang inlasi)
GAP ANALYSIS
KETERJANGKAUAN HARGA KETERSEDIAAN PASOKAN KELANCARAN DISTRIBUSI KOMUNIKASI EFEKTIF
 Ekspektasi inflasi terjangkar pd sasaran inflasi
Inflasi dan volatilitas komoditas Produktivitas komoditas ..... : ... % ***); Masih terdapat disparitas harga antara  Beberapa komoditas memiliki korelasi ≤ 0,8****)
meningkat CBP ….. Ton (2017) provinsi dengan rata-rata nasional  Tingkat partisipasi TPID dlm Pelaporan Kinerja
TPID

SASARAN 2019-2021 :
ARAHAN PRESIDEN RI  ACTION PLAN 2019-2021 MENCAPAI SASARAN INFLASI 2019-2021
*) proyeksi **) berdasarkan gap analysis ***) data BPS ****) korelasi antara data harga PIHPS dgn realisasi inflasi
Alur Pikir Roadmap Pengendalian Inflasi 2019-2021 5

OUTCOME OUTPUT GAP Policy Direction Key Strategies


2019-2021 4K
 Rata-rata inflasi volatile food 3 tahun terakhir Food Keterjangkauan
(2015-2017) 5,06% (yoy), posisi Desember Harga
Inflasi food 2018 adalah 1,61% (yoy) Menjaga stabilitas
dalam tren inflasi pangan
menurun  Faktor musiman beberapa komoditas pangan
strategis (beras, aneka bawang, aneka cabai,
Ketersediaan
IHK dalam Pasokan
daging dan telur ayam ras) masih kuat
rentang
sasaran  Rata –rata Inflasi (2015-2017) Provinsi Riau
nasional (3.63% yoy) lebih tinggi dari rata-rata nasional Kelancaran
(3,5 + 1 %) NonFood
(3.33% yoy) Distribusi
Inflasi  Posisi Desember 2018 Inflasi Riau (2.45% yoy)
nonfood Kebijakan penetapan tarif
dalam tren lebih rendah dari inflasi nasional (3.13% yoy) di daerah memperhatikan
menurun sasaran inflasi IHK & daya Komunikasi
beli masyarakat Efektif
Gap Analysis: Inflasi IHK, komoditas Inflasi 6
INFLASI IHK INFLASI KOMODITAS UTAMA INFLASI (YoY)
40
Historis 2015-2017 Desember 2018
3.82 30
3.63 3.66
3.33
3.13
2.97 20

2.54 2.64
2.45

% YoY
10
1.85
-
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

(10)

(20)

Beras Cabai Merah Daging Sapi Daging Ayam Ras Bawang Merah
Nasional Riau Pekanbaru Dumai Tembilahan

FAKTOR MUSIMAN BERAS FAKTOR MUSIMAN CABAI MERAH FAKTOR MUSIMAN DAGING SAPI

4 Nasional:25 11.655 4
Avg 2015-2017 Avg 2015-2017
3 2018 20 2018

15 2
2
10
1 -
% mtm

% mtm
% mtm

5 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
-
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec - (2)
(1) Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Avg 2015-2017
(5)
(2) 2018
(10) (4)
(3) (15)
(4) (20) (6)
Gap Analysis: Volatilitas & Disparitas Harga 7

PERGERAKAN VOLATILITAS & LEVEL HARGA UNTUK KOMODITAS UTAMA INFLASI DAERAH
Nasional: 11.655
KOMODITAS BERAS KOMODITAS CABAI MERAH KOMODITAS DAGING SAPI
20,000 180,000
90,000
18,000 160,000
80,000
16,000 140,000
70,000
14,000 120,000
60,000
12,000
100,000

Rp/Kg
50,000
Rp/Kg

Rp/Kg
10,000
40,000 80,000
8,000
30,000 60,000
6,000
4,000 20,000 40,000

2,000 10,000 20,000


- - -

Nov

Nov

Nov
Jan

May

Jan

Mar

May
Mar

Jul

Jan

May
Jun
Jul

Jun

Mar

Jun
Jul
Feb
Jun

Nov
Jan

Mar

Jul

Nov

Nov

Feb
May

Jan

Mar

May
Jun
Jul

Jan

Jul

Feb
Mar

May
Jun

Oct
Oct

Dec

Oct

Dec

Dec
Feb

Feb

Apr

Apr

Apr
Feb

Dec

Dec

Dec

Aug
Sep

Aug
Sep

Aug
Sep
Oct

Oct

Oct

Nov
Nov

Nov
Sep

Jan

May

Jan

May

Jan

May
Apr

Aug

Apr

Aug
Sep

Apr

Aug
Sep

Mar

Jun
Jul

Mar

Jun
Jul

Mar

Jun
Jul
Feb

Feb

Feb
Oct

Dec

Oct

Dec

Oct

Dec
Apr

Apr

Apr
Aug
Sep

Aug
Sep

Aug
Sep
2016 2016 2017 2018 2016 2016 2017 2018 2016 2016 2017 2018

DISPARITAS HARGA KOMODITAS UTAMA INFLASI DAERAH


KOMODITAS BERAS KOMODITAS CABAI MERAH KOMODITAS DAGING SAPI

Riau Nasional Riau Nasional Riau Nasional


20,000 90,000 180,000
18,000 80,000 160,000
16,000 70,000 140,000
14,000
60,000 120,000
12,000
50,000 100,000
Rp/Kg

Rp/Kg
Rp/Kg

10,000
40,000 80,000
8,000
30,000 60,000
6,000
4,000 20,000 40,000

2,000 10,000 20,000


- - -
Nov

Nov
Nov

Nov

Nov

Nov
Jan

May

Jan
Jan

May

May

Jan

May
Mar

Jun
Jul

Mar

Jun
Jul

Mar

Jun
Jul

Mar

Jun
Jul
Feb

Feb
Feb

Feb
Oct

Dec

Oct

Dec

Oct

Dec

Oct

Dec

Oct

Dec

Oct

Dec
Nov

Jun

Nov
Jan

Jul

Jan

Jun
Jul

Nov
Mar

May

Mar

May

Apr

Apr

Apr

Apr
Sep

Sep

Sep

Sep
Aug

Aug
Sep

Aug

Aug

Aug
Sep

Aug
Feb
Dec

Dec

Feb

Dec
Oct

Oct

Oct
Sep
Sep

Apr

Sep
Aug

Apr

Aug

Aug

2016 2017 2018 2016 2017 2018 2016 2017 2018


Sasaran dan Program Strategis 8
SASARAN 2019-2021
Mencapai IHK dalam rentang sasaran nasional (3,5 ± 1 %)
Inflasi food dalam tren menurun Inflasi nonfood dalam tren menurun

4K
Penurunan rata-rata inflasi dan • Produktivitas komoditas** ..... >
Penurunan disparitas harga antara Korelasi harga pada PIHPS dibandingkan
volatilitas inflasi 10 komoditas ... % inflasinya minimal 0,8 dalam 1 tahun
provinsi dengan rata-rata nasional,
pangan strategis* dibandingkan • Tersedianya CPP, khusus beras terakhir***
termasuk antar waktu
periode 2015-2018 menuju 1-1,5 juta ton

Keterjangkauan Harga Ketersediaan Pasokan Kelancaran Distribusi Komunikasi Efektif


Memperkuat Mendorong
produksi, Cadangan Meningkatkan Memperkuat
Stabilisasi Mengelola Memperkuat Kerja Sama Memperbaiki
Pangan Pemerintah, Infrastruktur Koordinasi Pusat
Harga Permintaan dan Pengelolaan Kelembagaan Perdagangan Kualitas Data
Perdagangan dan Daerah
Impor-Ekspor pangan Antar Daerah
*) Beras, Daging Sapi, Daging Ayam Ras, Telur Ayam Ras, Bawang Putih, Bawang Merah, Cabai Merah, Cabai Rawit, Minyak Goreng, Gula Pasir
(indikator dalam PIHPS), sumber data BPS.
**) disesuaikan dengan kondisi dan karakteristrik lokal, jumlah tidak harus 10.
***) Berdasarkan data hargapangan.id

OUTPUT Key Strategies Program


9

1.
LATAR BELAKANG
PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI RIAU 10
 Berdasarkan Kelompok Pengeluaran
 Secara bulanan, menurunnya inflasi Riau bulan Desember 2018 utamanya bersumber dari kelompok pengeluaran (i) Bahan Makanan, (ii)
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan, dan (iii) Kesehatan.
Inflasi Riau Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Riau Nov 2018
% yoy
Inflasi YoY
BAHAN MAKANAN
Komoditas Inflasi Andil Komoditas Deflasi Andil
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
16 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR Angkutan Udara 0.10 Kentang (0.02)
SANDANG
14 KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA
Bawang Merah 0.08 Petai (0.01)
12 TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN
Daging Ayam Ras 0.03 Mujair (0.01)
10
Tomat Sayur 0.02 Minyak Goreng (0.01)
8

6
Bayam 0.02 Telur Ayam Ras (0.01)
4
Udang Basah 0.02 Emas Perhiasan (0.01)
2 Anggur 0.01 Bawang Putih (0.01)
0 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.01 Lele (0.01)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-2 2016 2017 2018 Ayam Hidup 0.01 Cabe Hijau (0.01)
-4 Susu Untuk Balita 0.01 Cabai Rawit (0.01)

Inflasi Riau Aktual dibandingkan Historis Kelompok Bahan Makanan


Kelompok ini pada Desember 2018 tercatat inflasi 0,48% (mtm) atau 1,83% (yoy), lebih
Rerata Historis rendah dibandingkan November 2018 yang sebesar 1,07% (mtm) atau 3,03% (yoy).
%mtm Dec-18 Arah Penurunan tsb disumbang oleh koreksi harga kentang, petai, ikan mujair, minyak goreng,
Des 2015 - 2017 telur ayam ras, bawang putih, lele, cabe hijau, dan cabai rawit.
Inflasi Umum 0.60 0.23 ↓ Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Bahan Makanan 1.98 0.48 ↓
Inflasi Kelompok Transpor tercatat menurun dari 0,79% (mtm) atau 1,67% (yoy) menjadi
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0.32 0.03 ↓ 0,56% (mtm) atau 2,19% (yoy). Menurunnya inflasi kelompok ini utamanya didorong
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0.06 0.06 ↓ oleh tidak adanya kenaikan tarif pulsa ponsel pada Desember 2018.

Sandang -0.11 -0.12 ↓ Kelompok Kesehatan


Kesehatan 0.10 0.09 ↓ Kelompok Kesehatan pada Desember 2018 tercatat inflasi 0,09% (mtm) atau 4,34% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan November 2018 yang sebesar 0,82% (mtm) atau 4,22% (yoy).
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0.14 -0.03 ↓ Menurunnya tekanan inflasi kelompok kesehatan disebabkan oleh tidak adanya kenaikan
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.34 0.56 ↑ tarif rumah sakit, tarif laboratorium, dan tarif dokter spesialis pada Desember 2018.
Perbandingan Inflasi Provinsi Riau dengan Rata-rata Sumatera & 11
Nasional
 Inflasi Provinsi Riau pada bulan Desember 2018 tercatat sebesar 2,45% (yoy), menurun jika dibandingkan November 2018 yang
sebesar 2,72% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi Sumatera yang sebesar 2,40% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan
Inflasi Nasional yang sebesar 3,13% (yoy).

Inflasi Riau pada bulan Desember 2018 tercatat sebesar


Aceh 2,45% (yoy), menurun dibandingkan bulan lalu yang
1,84% (yoy) sebesar 2,72% (yoy), dan lebih rendah dibandingkan
NASIONAL 3,13% (yoy) rata-rata historis 2015-2017 yang sebesar 3,63% (yoy).
SUMATERA 2,40% (yoy)

Riau Kondisi ini sejalan dengan tren inflasi Nasional dan


2,45% (yoy) Sumatera yang masing-masing tercatat menurun dari
Sumatera Utara Kepulauan Riau 3,23% dan 2,58% (yoy) pada November 2018 menjadi
1,22% (yoy) 3,47% (yoy) 3,13% dan 2,40% (yoy) di Desember 2018.

Jambi 2,97% (yoy)


Di wilayah Sumatera, inflasi Riau pada bulan Desember
Sumatera Barat
2,60% (yoy)
Sumatera Selatan 2018 cukup terkendali dan menjadi terendah ke-4 dari
2,74% (yoy)
10 Provinsi, yaitu setelah Aceh, Sumatera Utara, dan
Bengkulu.
Bangka
Bengkulu Belitung
2,35% (yoy) 3,19% (yoy)
Berdasarkan kelompok pengeluaran, menurunnya
tekanan inflasi Riau bersumber dari kelompok (i) Bahan
Makanan, (ii) Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan,
Lampung
dan (iii) Kesehatan.
2,73% (yoy)
2.
EVALUASI ROADMAP PENGENDALIAN INFLASI
2015-2018
Realisasi Inflasi vs Roadmap 2015-2018 13

Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil. Inflasi Riau bulan Desember 2018 tercatat sebesar 0,23% (mtm) atau 2,45%
sepanjang 2018 (yoy), lebih rendah dibandingkan November 2018 yang sebesar 0,49% (mtm) atau 2,72% (yoy), serta lebih rendah
dibandingkan rata-rata historis 2015-2017 yang sebesar 0,60% (mtm) atau 3,63% (yoy). Secara historis, komodtas penyumbang inflasi di
Provinsi Riau adalah cabai merah, bawang merah, telur ayam, daging sapi, daging ayam, dan beras.
14
Evaluasi Roadmap Pengendalian Inflasi 2015-2018 (Permasalahan Inflasi)
1 2

Ketersediaan bahan pangan lokal yang belum bisa Tingginya biaya logistik dan harga komoditas di daerah-
memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga perlu daerah yang memiliki keterbatasan aksesibilitas
didatangkan dari Provinsi lain berdampak pada fluktuasi terutama di daerah perdesaan, pesisir dan perbatasan.
harga bahan pangan.

3 4

Rendahnya aksesibilitas masyarakat miskin dan rentan


Belum meratanya jaringan konektivitas dan jaringan
miskin terhadap layanan dasar seperti kesehatan,
logistik dalam menunjang sektor unggulan (pertanian,
pendidikan dan infrastruktur terutama di daerah
peternakan/perikanan, perkebunan, dan industri ).
perdesaan dan perbatasan

Ketergantungan Ekonomi terhadap Sumber Daya Alam


seperti Migas, Kelapa Sawit, Karet, dll membuat fluktuasi
harga komoditas dunia sangat besar pengaruhnya
15
Isu Perkiraan Harga Komoditas Dunia ke Depan
Harga minyak dunia pada akhir 2018 terkoreksi sejalan dengan komitmen OPEC+ untuk menutup shortfall suplai minyak dan kenaikan
inventory crude oil AS. Dominannya tekanan politik AS thd Arab Saudi mendorong harga minyak 2019 membaik terbatas. Tertahannya
demand, produksi yang tinggi, serta rendahnya harga barang substitusi mendorong harga CPO menurun pada 2018. Trade wars Tiongkok-AS
dan penurunan tarif impor CPO India pd Des 2018 mendorong perkiraan perbaikan terbatas harga CPO pd 2019.

HARGA MINYAK HARGA MINYAK KELAPA SAWIT HARGA KARET


USD/Barel Minas WTI USD/MT USD/kg
Rerata Tahunan Minas Prospek
85 800 CPO Rerata Tahunan Prospek 2.8 Karet Rerata Tahunan Prospek

750 2.6
75 73
71.1
700 2.4
649.1
65 638.9
650 2.2 2.1

55 600 2
48.9 562.4
554.0
52.1 1.8 1.8 1.75
550 1.8
45
559.6
1.7
500 1.6
40.9
35
450 1.4

25 400 1.2
2015 16 17 18 19 2015 16 17 18 19 2015 16 17 18 19
Evaluasi Roadmap Pengendalian Inflasi 2015-2018 (Risiko Inflasi) 16

Risiko Perekonomian Riau 2019 Risiko Inflasi Riau 2019










BANK
3.
SASARAN INFLASI 2019-2021
RISIKO INFLASI 2019-2021 18

RISIKO TERIDENTIFIKASI

 Provinsi Riau memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pasokan kebutuhan bahan pangan (defisit) dari
Provinsi tetangga ( beras 60-70%, Cabai ...% bawang ....%)
 Provinsi Riau belum memiliki infrastruktur yang memadai dalam menjaga kelancaran distribusi (Pasar induk, jalan sentra
produksi dan antar kab/kota serta irigasi)
 Tata Niaga Pangan Riau perlu untuk segera dibenahi terutama disentra-sentra produksi seperti beras, produk hasil
perikanan dan peternakan;
 Peningkatan harga Administered price yang diprediksi akan mengalami kenaikan (listrik, BBM dan gas) serta harga tiket
pesawat yang telah naik sejak oktober 2018;
4.
ROADMAP PENGENDALIAN INFLASI 2019-2021
Roadmap Pengendalian Inflasi 2019-2021 (I) 20
KEY Timeline Target
PROGRA
STRATEGIES SUB PROGRAM Target
4K M 2019 2020 2021
1  Outlet pangan murah (2018: 8 TPK, 40% RPK aktif) TTI : 26 TTI TTI : 26 TTI TTI : 26 TTI
Outlet Pangan Murah 2018 (Toko Tani Indonesia): 19 TTI, 1 TTIC
Toko Pangan Kita (TPK)  berupa toko di pasar yang menjual komoditi Bulog yaitu beras, gula minyak
goring, tepung terigu dan daging dengan harga terjangkau
target 1 RW=1RPK

 Pemantauan harga pangan pokok Setiap hari kerja Setiap hari kerja Setiap hari kerja
(Laporan per (Laporan per (Laporan per
Dinas Perdagangan melakukan pemantuan harga setiap hari di 4 Lokasi Pasar
minggu) minggu) minggu)

 KPSHBM  Memastikan ketersediaan beras medium (2018: 8.267ton) 129,6 ton (sd 17 > 10.000 ton > 10.000 ton
Stabilitas Jan 2019) Target
> 10.000 ton
Harga  Operasi pasar 2019 (TTI mobile) 60 kali 60 kali 60 kali

 Sidak Pasar dan Gudang di Dumai Setiap bulan di 9 Setiap bulan di 9 Setiap bulan di 9
Keterjangkaua distributor distributor distributor

n Harga  Bazar Sembako Murah 2019 10 Titik + 12 10 Titik + 12 10 Titik + 12


lokasi Kabupaten lokasi Kabupaten lokasi Kabupaten
/Kota /Kota /Kota

 Terciptanya pelaksanaan pasar lelang komoditas agro (antara lain komoditas kopra) terlaksana terlaksana terlaksana

 Monitoring Data Gudang dan Pendampingan Pendaftaran Gudang (TDPUD) 1 kali setahun di 1 kali setahun di 1 kali setahun
setiap Kab/Kota setiap Kab/Kota di setiap Kab/Kota

Digital Display harga Pangan 13 titik lokasi 12 13 titik lokasi 12 13 titik lokasi 12
Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota
Gerakan Mengkonsumsi Pangan Lokal (Sagu) 5 kali 5 kali 5 kali
Mengelola
Pameran Bazar Produk Pengolahan Perikanan 3 kali dalam satu 3 kali dalam satu 3 kali dalam satu
Permintaan tahun tahun tahun
Kampanye berbelanja bijak 2 kali setahun 2 kali setahun 2 kali setahun

Sosialisasi harga pangan 1 x setahun 1 x setahun 1 x setahun


Roadmap Pengendalian Inflasi 2019-2021 21

KEY STRATEGIES TimelineTarget


PROGRAM SUB PROGRAM Target
4K 2019 2020 2021
2.  Peningkatan produksi (melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal) Cabai Merah : Cabai Merah : Cabai Merah :
 Peningkatan produksi melalui LTT untuk cabai merah 20 Ha dan Bawang 27 Ha 3.420 ha 3.591 ha 3.371 ha
Bawang Merah Bawang Merah Bawang Merah
: 85 ha
: 90 ha : 95 ha
Pengembangan dan Penumbuhan padi Padi : 96.990 Padi : 99.204 Padi : 101.470
ha ha ha
Peningkatan produksi ternak sapi dan Kerbau melalui IB dan intensifikasi kawin alami

Perluasan areal tanaman pangan melalui cetak sawah baru 200 ha 360 ha 360 ha
Perluasan areal tanaman pangan melalui rehabilitasi sawah terlantar 250 ha 250 ha
Perluasan areal tanaman pangan melalui optimalisasi lahan rawa 250 ha 250 ha
Memperkuat Pengembangan kawasan peternakan (Ruminansia) dengan jenis yang berbeda di 7 Kabupaten : 90 bibit sapi di - -
Produksi, Rohil, Rohil, Kampar, Siak, Kuansing, Inhu, Pelalawan Inhu,

Cadangan Pelalawan,
Kuansing
Pangan  Peningkatan produksi ayam ras melalui pembinaan kelompok PlasmaInti (PIR)
Ketersediaan Pemerintah, dan  Pengembangan budidaya perikanan Pembesaran : Pembesaran : Pembesaran :
Pasokan Pengelolaan 120.000 ton 124.800 ton 129.792 ton
Ikan hias:
Impor-Ekspor 978.573 ekor
Ikan Hias :
1.017.716
Ikan Hias
:1.058.425
Pangan Pembenihan:
100 juta ekor Pembenihan: Pembenihan :
120 juta ekor 140 juta ekor
 Pengembangan industrialisasi ikan patin Prov Riau 32.000 ton 36.000 ton 39.000 ton
 Pengembangan sarana dan prasarana sistem rantai dingin dan pengolahan hasil perikanan 5 kelompok 6 kelompok 6 kelompok
pengelolaan pengelolaan pengelolaan
hasil perikanan hasil perikanan hasil perikanan

 Optimalisasi pekarangan masyarakat 132 klmpk 200 klmpk 250 klmpk


 Cadangan Beras Pemerintah 241 ton 540 ton 600 ton
 Cadangan Pangan Masyarakat 36 ton 36 ton 40 ton
 Program Peningkatan Jaringan Irigasi

 Pengadaan Sarana dan prasarana alsintan dan pembinaan kelembagaan UPJA 13 unit 17 unit 18 unit
Roadmap Pengendalian Inflasi 2019-2021 22

KEY STRATEGIES TimelineTarget


PROGRAM SUB PROGRAM Target
4K 2019 2020 2021
4.  Pembinaan sistem pembiayaan, manajemen usah dan kemitraan usaha 24 kelompok 24 kelompok 27 kelompok
 Pelatihan petani dan pelaku agribisnis tanaman pangan hortikultura 175 orang 800 orang 800 orang
 Pelatihan terpadu penguatan kelompok tani 650 orang 650 orang 650 orang
 Penumbuhan Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) 6 kelompok 6 kelompok 6 kelompok
Memperkuat
Ketersediaan Kelembagaan  Pengembangan usaha dan penguatan kelembagaan peternakan melalui 5000 sapi 5000 sapi 5000 sapi
AUTSK (Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau) /Kerbau (APBN) /Kerbau /Kerbau
Pasokan 3000 sapi/kerbau (APBN) (APBN)
(APBD)
 Pengembangan pangan local 5 UKM 10 UKM 15 UKM
 Pemberdayaan Toko Tani Indonesia 32 TTI 40 TTI 45 TTI
 Pemberdayaan Gapoktan 30 klmpk 41 klmpk 50 klmpk
Roadmap Pengendalian Inflasi 2019-2021 23
KEY STRATEGIES TimelineTarget
PROGRAM SUB PROGRAM Target
4K 2019 2020 2021
4.  Kerjasama antara Perum Bulog dengan 7 daerah utama produksi beras : Sulsel, NTB, MoU MoU MoU
Jateng,Jatim,Jabar, Sumsel,Lampung
 Kerjasama dengan daerah sumber bibit ternak (NTB), ke depannya akan kerjasama dengan MoU MoU MoU
Mendorong Kerja Jawa Timur – Sapi Madura
 Kersepakatan bersama Forum APPSI (Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia) (2019- Kesepakatan Kesepakatan Kesepakatan
Sama Perdagangan 2022) bersama Tahun bersama Tahun bersama Tahun
2019-2022 2019-2022 2019-2022
Antar Daerah  MoU antar gubernur seluruh Sumatera sepanjang tahun - -
2019
 Memfasilitasi Kerjasama B to B (Gapoktan dengan Pelaku Usaha), 6 kerjasama 10 Kerjasama 14 Kerjasama
 Penguatan jaringan ketersediaan pangan 2 kali dalam 2 kali dalam setahun 2 kali dalam setahun
setahun
 Program pembangunan jalan dan jembatan (pembangunan jalan dalam bentuk peningkatan 55 km peningkatan, Penyusunan Penyusunan Renstra
bukan penambahan) 21 km berkala Renstra

 Program rehabilitasi jalan dan jembatan Kemantapan 60%  Penyusunan Renstra Penyusunan Renstra
Kelancaran 387 km rutin

Distribusi  Pembangunan pasar induk beras dan sarana konektivitasnya dgn sentra produksi Proses Pekerjaan Pasar Induk di
Pekanbaru
-

Meningkatkan tersedia di tahun


2020
Infrastruktur
Perdagangan  Pengamanan lalu lintas ternak melalui POS Check Poin antar daerah Mulai Tahun 2019
kabupaten/kota
- -

yang berbatasan
langsung dengan
provinsi lain secara
bertahap sudah ada
Pos Check Poin nya.
Saat ini yang ada
baru di Kabupaten
Pelalawan

 Monitoring Data Gudang dan Pendampingan Pendaftaran Gudang (TDPUD) 12 Kab/Kota 12 Kab/Kota 12 Kab/Kota
Roadmap Pengendalian Inflasi 2019-2021 24

KEY Timeline Target


STRATEGIES PROGRAM SUB PROGRAM Target
4K 2019 2020 2021
5.  Melaksanakan update Simluh (Sistem Layanan Penyuluh 1 x sebulan 1 x sebulan 1 x sebulan
Pertanian), Sistem Siber Ekstensen, Simpoktan  Setiap Bulan
Sekali
 Pendataan produksi pertanian  Setiap tahun 1 x setahun 1 x setahun 1 x setahun
Memperbaiki
Kualitas Data  Prognosa ketersediaan pangan  sebanyak 3 kali setahun 3 x setahun 3 x setahun 3 x setahun

 Update data melalui e-form (Setahun sekali) 1 x setahun 1 x setahun 1 x setahun


Komunikasi
 Validasi data teknis 1 x setahun 1 x setahun 1 x setahun
Efektif
Memperkuat  Pelaksanaan Rapat Koordinasi dengan Kementerian undangan undangan undangan
Koordinasi  Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan 3 x setahun 3 x setahun 3 X setahun
Pusat dan
Daerah  Rapat menjelang HBKN 2 x setahun 2 x setahun 2 x setahun

 Rapat Penetrasi Pasar (Disdag) 1 x setahun 1 x setahun 1 x setahun

Anda mungkin juga menyukai