Anda di halaman 1dari 20

MIKICIB JAUAKI

–SINAR INFRAMERAH, SINAR TAMPAK, DAN


SINAR ULTRA VIOLET”

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Fisika

Disusun oleh:

Kocfmpfk 5
Adam Cahya Pratama
Annisa Verina
Evangeline Keisha A.
Melinda Rahmat
Nur Kholis Kholil
Sarah Kanaya A.

Kelas: XII IPA 7

UOKFCIB MOHOHGIB IPIU HOGO\A 1 LIHDI\


Jalan K.H. Mustofa No. 1 Banjar 46311 Telepon (0265) 741192
Tahun 2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman
dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan makalah dengan judul “Sinar Inframerah, Sinar Tampak, dan Sinar Ultraviolet
” ini dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :

1) Guru pembimbing yaitu bapak Hj. Endang Jaenudin selaku guru mata pelajaran fisika
kelas XII IPA 7 SMAN 1 Banjar
2) Teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini

Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata pelajaran fisika, tujuan
penyusunan makalah ini untuk membantu kita dalam memahami mata pelajaran fisika
khususnya pada Bab Radiasi Elektromagnetik.

Selain itu kami juga menyadari bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab
sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif. Dan semoga laporan percobaan ini dapat memberikan manfaat.

Banjar, 27 September 2019

Penyusun

<
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4

1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 4


1.2 Asal-usul istilah....................................................................................................... 4
1.3 Sejarah Inframerah.................................................................................................4
1.4 Perkembangan Awal Inframerah..........................................................................6

BAB II DASAR TEORI............................................................................................. 9

2.1 Pengertian Inframerah............................................................................................9


2.2 Ciri-ciri Inframerah.........................................................................................10
2.3 Jenis-jenis Inframerah..........................................................................................10
2.4 Sumber Inframerah................................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................... 12

3.1 Manfaat Inframerah...............................................................................................12


3.2 Kelebihan dan Kekurangan Inframerah.............................................................16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah
panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh
sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada mili ampermeter, maka jarum
ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat
dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah. Inframerah adalah radiasi
elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih
pendek dari radiasi gelombang radio. Dari bahasa Latin infra, artinya "bawah", dan merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Sinar infamerah
dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan.
Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah. Sesungguhnya setiap benda
yang bersuhu di atas nol Kelvin pasti memancarkan radiasai inframerah. Jumlah sinar
inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.
Dengan menggunakan pelat-pelat potret yang peka terhadap inframerah, satelit
pengamat sumber Bumi maupun mendeteksi tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di bumi secara
terinci. Ini disebabkan tumbuh-tumbuhan yang berbeda akan memancarkan jumlah dan
frekuensi yang berbeda.

1.2 Asal-usul Istilah

Kata 'inframerah' atau infrared dalam Bahasa Inggris, adalah salah satu bentuk dari
gelombang elektromagnetik. Namun meski seringkali disebut 'sinar', sebenarnya inframerah
ini tidak dapat kita lihat karena panjang gelombangnya berada di luar daya tangkap mata
manusia. Nama berarti merah di bawah ini (dari bahasa Latin infra, "bawah"), menjadi warna
merah yang lama wavelengths terlihat dari cahaya. Cahaya inframerah memiliki panjang
gelombang yang lebih panjang (lebih rendah frekuensi) dibandingkan dengan lampu merah,
maka di bawah ini.

1.3 Sejarah Inframerah


Kurang dari 200 tahun yang lalu, keberadaan inframerah sebagai bagian dari spektrum
elektromagnetik bahkan tidak dicurigai. Penemuan tentang inframerah ini dibuat secara tidak

0
sengaja oleh Herschel pada tahun 1800, saat mencari bahan optik baru. Waktu itu, Sir
William Herschel (Royal Astronom Raja George III dari Inggris) yang sudah terkenal dengan
penemuan planet Uranus, sedang mencari bahan penyaring optik untuk mengurangi kecerahan
gambar matahari dalam tata surya teleskop selama pengamatan. Saat menguji sampel dengan
kaca berwarna yang memberikan pengurangan kecerahan, ia menemukan bahwa beberapa
sampel melewatkan sangat sedikit panas matahari, sementara yang lain melewatkan begitu
banyak panas yang bisa menimbulkan resiko kerusakan mata setelah beberapa detik
pengamatan.

Sir William Herschell

Herschel segera yakin akan perlunya mendirikan percobaan sistematis, dengan tujuan mencari
satu bahan yang akan memberikan pengurangan panas dan kecerahan yang diinginkan. Ia
memulai percobaan dengan benar-benar mengulangi percobaan prisma Newton, tetapi lebih
berfokus pada mencari efek pemanasan daripada distribusi visual intensitas dalam spektrum.
Pertama-tama ia menghitamkan bola lampu merkuri yang sensitif dalam kaca termometer
dengan tinta, dan dengan alat ini sebagai detektor radiasi, ia mulai menguji efek pemanasan
dari berbagai warna spektrum yang terbentuk di atas meja dengan sinar matahari yang lewat
melalui kaca prisma. Termometer lain, ditempatkan di luar sinar matahari, berfungsi sebagai
kontrol.
Selama termometer hitam itu bergerak perlahan di sepanjang spektrum warna, suhu bacaan
menunjukkan peningkatan yang stabil dari ujung ungu ke ujung merah. Ini sudah dapat
diduga, karena peneliti Italia, Landriani, dalam percobaan serupa pada tahun 1777 telah
melihat efek yang sama. Namun saat itu, Herschel yang pertama mengakui bahwa harus ada
suatu titik di mana efek pemanasan mencapai maksimum, dan pengukuran mereka terbatas
pada bagian yang kelihatan dari spektrum gagal untuk menemukan titik ini.

5
Memindahkan termometer ke dalam kawasan gelap di luar ujung merah spektrum, Herschel
menegaskan bahwa pemanasan terus meningkat. Ia menemukan bahwa titik maksimumnya
terletak jauh melampaui akhir merah, dalam apa yang dikenal saat ini sebagai ‘panjang
gelombang infra merah‘.
Ketika Herschel mengungkapkan penemuannya, ia menyebut bagian dari spektrum
elektromagnetik ini sebagai ‒tbormfmotrieic spoetrum-. Radiasi itu sendiri kadang-kadang
disebut sebagai ‘panas gelap', atau hanya 'sinar tak kasat mata'. Ironisnya, bertentangan
dengan pendapat populer, istilah ‘inframerah' bukan berasal dari Herschel. Kata tersebut
mulai muncul di media cetak sekitar 75 tahun kemudian, dan belum jelas siapa yang harus
menerima kredit sebagai originator. Penggunaan kaca prisma pada percobaan Herschel
menyebabkan kontroversi dengan orang-orang pada zamannya, tentang keberadaan aktual
gelombang inframerah.
Beberapa peneliti, dalam upaya untuk mengkonfirmasi pekerjaannya, menggunakan berbagai
jenis kaca tanpa pandang bulu, yang memiliki transparansi yang berbeda. Melalui eksperimen
di kemudian hari, Herschel menyadari bahwa terbatasnya transparansi kaca menimbulkan
radiasi termal. Untungnya pada tahun 1830 seorang ilmuwan Italia, Melloni, membuat
penemuan besar bahwa batu alami garam atau NaCl (yang cukup besar tersedia dalam kristal
alam untuk dibuat menjadi lensa dan prisma) adalah sangat transparan terhadap inframerah.
Hasilnya adalah garam batu menjadi bahan utama optik inframerah, dan tetap demikian
selama seratus tahun, sampai kemudian ditemukan kristal sintetis yang berkembang di tahun
1930-an.

1.4 Perkembangan Awal Inframerah

Termometer sebagai detektor radiasi, tetap tak tertandingi hingga tahun 1829 ketika
Nobili menemukan termokopel. Lalu sebuah terobosan terjadi ketika Melloni
menghubungkan sejumlah termokopel secara seri untuk membentuk thermopile pertama.
Perangkat baru ini sekurang-kurangnya 40 kali lebih sensitif daripada termometer untuk
mendeteksi radiasi panas, dan mampu mendeteksi panas dari satu tempat hingga radius tiga
meter jauhnya.
Peta panas pertama kali dibuat pada 1840, yang merupakan hasil kerja Sir John Herschel,
putra dari sang penemu inframerah dan seorang astronom terkenal. Berdasarkan penguapan
diferensial dari lapisan minyak tipis yang terkena panas, gambar termal dapat dilihat dari
cahaya yang tercermin di mana efek interferensi dari film minyak membuat gambar dapat

6
terlihat oleh mata. Sir John juga berhasil memperoleh rekaman primitif dari gambar termal
tersebut di atas kertas, yang ia sebut sebagai 'termograf'.
Penyempurnaan sensitivitas detektor inframerah berkembang perlahan-lahan. Sebuah
terobosan besar, yang dibuat oleh oleh S.P. Langley pada tahun 1880, adalah penemuan
bolometer. Alat ini terdiri dari sebuah strip hitam tipis platina yang terhubung pada salah satu
lengan sirkuit jembatan Wheatstone, di mana radiasi inframerah terfokus dan galvanometer
yang sensitif akan memberi respons. Alat ini dikatakan telah mampu mendeteksi panas dari
seekor sapi pada jarak 400 meter.

Samuel Pierpont Langley


Antara tahun 1900 dan 1920, ilmuwan dunia ‘menemukan' inframerah. Banyak paten
dikeluarkan untuk perangkat pendeteksi personel, artileri, pesawat terbang, kapal, dan
bahkan gunung es. Sistem operasi pertama, dalam pengertian modern, mulai dikembangkan
selama perang 1914-1918, ketika kedua belah pihak menyelenggarakan program-program
penelitian yang ditujukan untuk eksploitasi militer inframerah. Program-program ini termasuk
sistem eksperimental untuk deteksi intrusi musuh, remote-sensing suhu, komunikasi, dan
pengarahan torpedo. Sistem pencarian inframerah yang diuji selama periode ini mampu
mendeteksi pesawat yang mendekat pada jarak 1,5 km (0,94 mil), atau orang lebih dari 300
meter (984 ft) jauhnya.
Sistem yang paling peka sampai dengan saat ini semua didasarkan pada variasi
bolometer, tetapi periode antarperang memperlihatkan perkembangan dua detektor
inframerah baru yang revolusioner: konverter gambar dan detektor foton. Pada awalnya,
konverter gambar menerima perhatian terbesar oleh militer, karena memungkinkan seorang
pengamat untuk pertama kalinya dalam sejarah yang secara harfiah ‘melihat dalam gelap'.
Namun, kepekaan konverter gambar terbatas pada panjang gelombang inframerah dekat.
Karena ini melibatkan risiko posisi pengamat diketahui oleh musuh, maka pemakaian

7
konverter gambar untuk kepentingan militer akhirnya memudar.
Militer merasakan banyaknya kerugian dari penggunaan thermal imaging aktif (yaitu
pencarian dilengkapi laser/ beam), oleh karena itu, militer mengadakan penelitian rahasia
untuk menciptakan sistem pasif (tidak ada berkas pencarian), yaitu detektor foton . Selama
periode perang, peraturan kerahasiaan militer benar-benar mencegah pengungkapan status
teknologi pencitraan inframerah. Rahasia in mulai terangkat di tengah 1950-an, dan sejak itu
perangkat thermal imaging yang memadai akhirnya mulai tersedia bagi sipil sains dan
industri.
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah
panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh
sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada mili ampermeter, maka jarum
ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat
dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah. Inframerah adalah radiasi
elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih
pendek dari radiasi gelombang radio. Dari bahasa Latin infra, artinya "bawah", dan merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang.
Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar
karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah.
Sesungguhnya setiap benda yang bersuhu di atas nol Kelvin pasti memancarkan radiasai
inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna
benda. Dengan menggunakan pelat-pelat potret yang peka terhadap inframerah, satelit
pengamat sumber Bumi maupun mendeteksi tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di bumi secara
terinci. Ini disebabkan tumbuh-tumbuhan yang berbeda akan memancarkan jumlah dan
frekuensi yang berbeda.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Inframerah

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang


dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti
"bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya
tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order"
dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm.

Penguraian sinar putih menjadi beberapa warna cahaya

Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan dengan
spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spectrum
elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan
panjang gelombang ini maka cahaya infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun
radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa atau dideteksi.
Sinar inframerah dihasilkan oleh getaran atom-atom dalam suatu molekul.Getaran
atom dalam suatu molekul akan memancarkan gelombang elektomagnetik pada frekuensi-
frekuensi yang khas dalam daerah inframerah. Oleh karena itu, spektroskopi inframerah dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk mempelajari struktur molekul. Inframerah ditemukan
secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang
mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan untuk
mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop.

1
2.2 Ciri-ciri Inframerah

 Tidak dapat dilihat oleh mata manusia


 Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang
 Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas
 Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan atau
berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang
gelombang mengalami penurunan.
 Memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterfensi oleh cahaya matahari.

2.3 Jenis-jenis Inframerah

 Inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 ― 1.5 µm.


 Inframerah jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 ― 10 µm.
 Inframerah jarak jauh dengan panjang gelombang 10 ― 100 µm.

2.4 Sumber Inframerah

Sinar matahari langsung mengandung 93 lumens per watt flux radian, yang termasuk
di dalamnya inframerah (47%), cahaya tampak (46%), dan cahaya ultra violet (6%) . Sinar
inframerah terdapat pada pada cahaya api, cahaya matahari, radiator kendaraan atau
pantulan jalan aspal yang terkena panas. Saraf pada kulit kita dapat menginderai perbedaan
suhu permukaan kulit, namun kita tidak dapat merasakan sinar inframerah.
Sinar inframerah dapat digunakan untuk memanaskan makanan, misalnya pada
restauran cepat saji. Inframerah juga dapat dimanfaatkan untuk melihat benda, yaitu dengan
detektor inframerah. Setiap benda akan memantulkan dan/atau menyerap inframerah sehingga
detektor menangkap panjang gelombang yang berbeda sesuai suhu yang dikeluarkan benda.
Karena sumber utama sinar inframerah merupakan radiasi termal ataupun radiasi panas,
setiap benda memiliki suhu panas tertentu bahkan yang kita kira tidak cukup panas untuk
meradiasikan cahaya tampak dapat mengeluarkan energi dan terlihat pada detektor.

10

Anda mungkin juga menyukai