Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 4 Sumatera Barat


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XII / 1
Materi Pokok : Teks Editorial
Alokasi Waktu : 8 x 45 Menit (4 x pertemuan)
TP : 2020/2021
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No. KD Indikator
1. 3.6 Menganalisis struktur dan 3.6.1 Menentukan struktur teks editorial
kebahasaan teks editorial 3.6.2 Menganalisis kaidah kebahasaan teks
editorial

2 4.6 Merancang teks editorial dengan 4.6.1 Memilih isu/topik yang dapat
memperhatikan struktur dan dijadikan teks editorial
kebahasaan 4.6.2 Menyusun kerangka teks editorial
berdasarkan isu yang dipilih
4.6.3 Mengembangkan kerangka teks
editorial yang telah disusun menjadi
teks editorial dengan memperhatikan
struktur dan kaidah kebahasaan

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan dengan model discovery learning, peserta didik dapat menganalisis
struktur, kaidah kebahasaan teks editorial dan terampil merancang teks editorial berdasarkan
struktur dan kaidah bahasa. Pembelajaran ini juga mengembangkan sikap jujur, responsif, dan
santun dalam penyelesaian setiap penugasan, dan proaktif (PPK) dalam berdiskusi.
D. Materi Pembelajaran
a) Struktur teks editorial
b) Kaidah teks editorial
c) Cara menyusun teks editorial
d) Langkah-langkah mengembangkan teks editorial

E. Pendekatan /Model/MetodePembelajaran
Pendekatan : saintifik
Model : discovery learning
Metode : diskusi kelompok, tanya jawab,

F. Media/Alat/Bahan
Media :  video, teks editorial
Alat/bahan: LKPD  

G. Sumber Belajar
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Bahasa.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Kemdikbud. 2018. Bahasa Indonesia Kelas XII. Jakarta: Kemdikbud.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Indikator
3.6.1 menentukan struktur teks editorial
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Peserta didik berdoa, membaca asmaul husna, membaca Al-Quran, dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya(jika jam pelajaran pertama) sebelum memulai pembelajaran.
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.
3. Kegiatan apersepsi (mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa dan mengaitkan pembelajaran dengan pembelajaran sebelumnya).
4. Peserta didik mendengarkan tentang kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
indikator, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
5. Peserta didik menyimak informasi penting belajar teks editorial sesuai dengan surat
Al Hujurat:6. (integrasi imtak)
Kegiatan Inti (70 menit)
6. Dalam membangun konteks pembelajaran, peserta didik memirsa vidio teks
editorialberjudul “Melawan berita palsu dan pemalsu berita ”.
7. Peserta didik dan pendidik bertanya jawab tentang video yang telah diamati
berdasarkan format tugas yang diberikan dengan santun.
8. Peserta didik dengan bimbingan pendidik merumuskan konsep dasar berdasarkan
hasil tanya jawab yang telah dilakukan.
9. Pendidik memberikan pengukuhan yang jelas terkait konsep dasar tentang teks
editorial berdasarkan simpulan yang dikemukakan peserta didik.
10. Peserta didik membentuk kelompok dengan teman sebangkunya.
11. Pendidik membagikan teks editorial yang berjudul “Pentingnya menikmati kegiatan
belajar di sekolah”
12. Pendidik menjelaskan format tugas yang akan diisi oleh peserta didik perkelompok.
13. Peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk menentukan struktur
teks editorial padateks yang telah dibaca sesuai format yang telah diberikan pendidik.
14. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
15. Peserta didik mendengarkan penguatan dari pendidik.
Kegiatan Penutup (10)
16. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan peembelajaran.
17. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan refleksi tentang pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.
18. Peserta didik mengerjakan post test.
19. Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
20. Peserta didik menyampaikan sebuah pantun untuk menutup pelajaran.
21. Peserta didik dan pendidik menutup pelajaran dengan membaca hamdallah.

Pertemuan ke-2
Indikator
3.6.2 menganalisis kaidah kebahasaan teks editorial

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1. Peserta didik berdoa, membaca asmaul husna, membaca Al-Quran, dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya (jika jam pelajaran pertama) sebelum memulai pembelajaran.
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.
3. Kegiatan apersepsi (mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa dan mengaitkan pembelajaran dengan pembelajaran sebelumnya).
4. Peserta didik mendengarkan tentang kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
indikator, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
5. Peserta didik menyimak informasi penting belajar teks editorial sesuai dengan surat
Al Hujurat:6. (integrasi imtak)
Kegiatan Inti (70 menit)
6. Peserta didik membentuk kelompok belajar dengan duduk berpasangan.
7. Untuk membangun konteks pembelajaran, peserta didik mengamati/membaca teks
editorial dengan judul “ Hilangnya Pamor Mading di Mata Siswa”.
8. Dengan penuh rasa tanggung jawab, Peserta didik berdiskusi dengan teman
sekelompoknya untuk menganalisis kaidah kebahasaan teks editorial yang terdapat
dalam teks yang telah dibagikan berdasarkan format yang ada.
9. Peserta didik mengumpulkan informasi dengan mengisi format berdasarkan teks
yang diamati.
10. Peserta didik menuliskan kaidah kebahasaan teks editorial sesuai hasil diskusi
kelompoknya.
11. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas.
12. Kelompok lain menanggapi penampilan kelompok.
13. Peserta didik memperhatikan penguatan dari pendidik
Kegiatan Penutup (10)
1. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan peembelajaran.
2. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan refleksi tentang pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.
3. Peserta didik mengerjakan post test.
4. Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
5. Peserta didik menyampaikan sebuah pantun untuk menutup pelajaran.
6. Peserta didik dan pendidik menutup pelajaran dengan membaca hamdallah.

Pertemuan ke-3
Indikator
4.6.1 Memilih isu yang dapat dijadikan teks editorial
4.6.2 Menyusun kerangka teks editorial berdasarkan isu yang dipilih

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1. Peserta didik berdoa, membaca asmaul husna, membaca Al-Quran, dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya (jika jam pelajaran pertama) sebelum memulai pembelajaran.
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.
3. Kegiatan apersepsi (mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa dan mengaitkan pembelajaran dengan pembelajaran sebelumnya).
4. Peserta didik mendengarkan tentang tujuan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
indikator, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
5. Peserta didik menyimak informasi penting belajar teks editorial sesuai dengan surat
Al Hujurat:6. (integrasi imtak)
Kegiatan Inti (70 menit)
6. Untuk membangun konteks pembelajaran, peserta didik mengamati/membaca teks
editorial dengan judul “Pendidik Tidak Menghasilkan Orang Terdidik, Namun
Hanya Orang Pintar Semata”
7. Dengan penuh rasa tanggung jawab, Peserta didik mengerjakan format tugas yang
diberikan pendidik tentang memilih isu yang dapat dijadikan teks editorial dan
menyusun teks editorial berdasarkan isu yang dipilih
8. Peserta didik mengumpulkan informasi berdasarkan format yang diberikan.
9. Peserta didik menuliskan kalimat pendapat dan merumuskan saran terhadapat isu
aktual
10. Peserta didik mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan kepada pendidik
11. Pendidik memberikan penguatan atas hasil kerja peserta didik
Kegiatan Penutup (10)
1. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan peembelajaran.
2. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan refleksi tentang pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.
3. Peserta didik mengerjakan post test.
4. Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
5. Peserta didik menyampaikan sebuah pantun untuk menutup pelajaran.
6. Peserta didik dan pendidik menutup pelajaran dengan membaca hamdallah.

Pertemuan ke-4
Indikator
4.6.3 Mengembangkan kerangka teks editorial yang telah disusun menjadi teks editorial
dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Peserta didik berdoa, membaca asmaul husna, membaca Al-Quran, dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya (jika jam pelajaran pertama) sebelum memulai pembelajaran.
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.
3. Kegiatan apersepsi (mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa dan mengaitkan pembelajaran dengan pembelajaran sebelumnya).
4. Peserta didik mendengarkan tentang kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,,
indikator, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
5. Peserta didik menyimak informasi penting belajar teks editorial sesuai dengan surat
Al Hujurat:6. (integrasi imtak)
Kegiatan Inti (70 menit)
6. Peserta didik diberikan contoh kerangka teks editorial dan pengembangan kerangka
menjadi teks yang utuh.
7. Dengan penuh rasa tanggung jawab, Peserta didik mengerjakan format tugas yang
diberikan pendidik tentang mengembangkan kerangka teks editorial yang telah
disusun menjadi teks editorial dengan memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan
8. Peserta didik mengumpulkan informasi tentang memproduksi teks editorial dengan
memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan berdasarkan format yang diberikan
9. Peserta didik membuat kerangka berdasarkan isu yang telah didapatkan pada
pertemuan sebelumnya.
10. Peserta didk mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks editorial yang
utuh sesuai dengan struktur dan kebahasaanteks editorial
11. Peserta didik mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan kepada pendidik
12. Pendidik memberikan penguatan atas hasil kerja peserta didik
Kegiatan Penutup (10)
1. Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan peembelajaran.
2. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan refleksi tentang pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.
3. Peserta didik mengerjakan post test.
4. Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
5. Peserta didik menyampaikan sebuah pantun untuk menutup pelajaran.
6. Peserta didik dan pendidik menutup pelajaran dengan membaca hamdallah.

F. Penilaian Hasil Belajar


a. Penilaian Sikap
1) Teknik : nontes
2) Bentuk : pengamatan
3) Instrumen : jurnal
4) Aspek yang dinilai : jujur, responsif, santun dan proaktif
b. Penilaian Pengetahuan
1) Teknik : tes tertulis
2) Bentuk : uraian
3) Instrumen : lembaran soal
4) Aspek yang dinilai : indikator nomor 3.6.1 dan 3.6.2

c. Penilaian Keterampilan
1) Teknik : unjuk kerja
2) Bentuk : uraian
3) Instrumen : lembaran soal
4) Aspek yang dinilai : indikator nomor 4.6.1, 4.6.2 dan 4.6.3

J. Program Tindak Lanjut


a. Remedial
Peserta didik yang belum mencapai KKM diberi pembelajaran remedial sesuai IPK yang
belum tuntas.
b. Pengayaan
Peserta didik yang telah tuntas diberi tugas mandiri dan menjadi tutor teman sebaya.

Mengetahui Padang, Juni 2020


Kepala SMAN 4 Sumbar Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Erizal, M.Si. Monika Oktariza, S.Pd.


NIP 196706241993031005 NIP 198410062011012004

Lampiran 1
Materi Ajar
Teks Editorial

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Teks Editorial
Alokasi Waktu : 8 X 45 Menit

ORIENTASI

Tahukah Ananda bagaimana saja cara menyampaikan pendapat? Di dalam


kehidupan sehari-hari tentu banyak pendapat yang Ananda berikan, pendapat
Ananda dapat disampaikan secara lisan maupun tulis. Pendapat yang
disampaikan hendaknya disertai pengenalan isu dan diakhiri dengan penegasan.
Nah, teks yang memiliki karakteristik seperti itu adalah teks editorial. Apakah
teks editorial itu? Melalui pembelajaran ini, Ananda akan berlatih
mengemukakan pendapat dalam teks editorial.
Teks editorial mungkin belum pernah Ananda dengar sebelumnya. Ya, jenis
teks satu ini dipelajari di bangku SMA. Untuk itu pada materi ajar ini, kita akan
membahas kembali teks eksposisi tersebut.
Materi ajar ini berisikan latihan-latihan yang berhubungan dengan teks
editorial Melalui latihan-latihan dalam materi ajar ini, diharapkan Ananda akan
lebih memahami (1) pengertian teks editorial, (2) struktur teks editorial (3) kaidah
kebahasaan teks, (4) struktur teks editorial, (5) ciri kebahasaan teks editorial, (6)
menyususn teks editorial, (7) merevisi teks editorial, dan (8) mengkomunikasikan
teks eksposisi.

MATERI
1. Pengertian Teks Editorial

Teks editorial atau opini adalah sebuah karangan yang berisi sejumlah
permasalahan yang baru saja terjadi dan masih hangat diperbincangkan di kalangan
masyarakat.Teks editorial juga disebut tajuk rencana. Teks editorial umumnya berbentuk
artikel pokok yang terdapat dalam surat kabar dan menjadi pandangan redaktur terhadap
peristiwa atau kejadian surat kabar tersebut diterbitkan.
Teks editorial atau opini berisi informasi yang merupakan permasalahan aktual
yang tengah terjadi meliputi penegasan-penegasan umum tentang pentingnya
permasalahan, opini redaksi dan opini publik tentang masalah, saran dan kritik atas
permasalahan, harapan peran pada pembaca. Permasalahan yang dibahas dalam teks
editorial adalah permasalahan yang berkaitan dengan peritiwa (berita) yang sedang
hangat dibicarakan (aktual), fenomenal, dan kontroversial. Di dalamnya terkandung
fakta peristiwa sebagai bahan berita. Fakta-fakta ini ditelusuri kebenarannya dengan
berbagai strategi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teks editorial
merupakan jenis teks yang berfungsi untuk menyampaikan inspirasi atau pendapat
terhadap publik dengan menggunakan jalur intelektual yang sifatnya dialog dan tanpa
adanya kekerasan.

2. Struktur Teks Editorial


2.Kaidah
Struktur Teks Editorial
kebahasaan teks editorial adalah sebagai berikut:
TeksAdverbia
editorial mempunyai struktur adalah
(kata keterangan) sebagai berikut:
merupakan salah satu kelas kata yang
Pengenalan
fungsinya memberikan keterangan terhadapteks
isu merupakan bagian pendahuluan editorial.
kata lain. Fungsinya adalah
Contoh: selalu,
mengenalkan isu atau
biasanya, sering, permasalahansebagian
kadang-kadang, yang akan dibahas
besar dalam
waktu, bagian berikutnya.
jarang.
Setelah mempelajari
Argumen
Konjungsi adalahmateri
merupakan: ini, kamu
katabagian diharapkan
pembahasan
penghubung yang mampu:
pada teks. berisi tanggapan
Contohnya: bahkan, redaksi
juga,
1. terhadap isu yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
selain itu, lagi pula, sebagai contoh, misalnya, padahal dan justru.
Mengidentifikasi
Penegasan
Kosa kata merupkanisi teks
adalah: editorial.
simpulan, saran atau rekomendasi
pembendaharaan kata. Supaya teks opini mampu
2. meyakinkan pembaca diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya
Membedakan fakta dan opini dalam teks editorial.
konten teks opini yang menarik tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:
Kegiatan
Aktual: sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi

1
Fenomenal : luas biasa, hebat dan dapat dirasakan pancaindra.
Editorial yaitu artikel yang tertulis di dalam surat kabar mengandung
pendirian yang diungkapkan oleh editor atau penulis
86
KelasImajinasi
XII yaitu: artikel yang tertulis memancing daya pikir tertulis daya pikir
untuk
Bahasa membayangkan yang sedang terjadi
Indonesia
Hal ini dimaksudkan
Modalitas agar berita tentang
yaitu melukiskan itu benarcara
adanya sehingga
seorang terpercaya,
pembicara bukan
di dalam
sebagai gosipterhadap
bersikap murahan. Dikondisi
suatu samping itu, harus
di dalam diidentifikasi
komunikasi dan dipastikan
antar pribadi.
apakah faktayaitu
Nukilan peristiwa tersebut
menyertakan aktual
kutipan atau
yang hal biasa-biasa
diikutsertakan padasaja.
suatu benda.
Tajuk rencana yaitu bentuk karangan pokok yang tertulis dalam surat kabar
Teks opini yaitu tempat untuk mengemukakan aspirasi penulis.
Keterangan aposisi yaitu keterangan yang memberikan penjelasan terhadap
kata benda.
Keterangan pewatas yaitu keterangan tambahan yang memberikan
3. Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
keterangan kata benda.
d. Verba
Verba Material
Adalah kata kerja yang menunjukkan aktifitas fisik yang dapat
dilihat secara nyata. Contoh: menari, membaca, dan menulis.
Kalimat dari verba material adalah:

Subjek (aktor) + verba material + objek (sasaran) = ibu memasak


nasi

Verba Relasional
Lebih menekankan pada kata kerja yang berfungsi sebagai
4. Cara Menyusun Teks Editorial
penghubung antara subjek dan pelengkap. Struktur kalimat dari
verba relasional adalah: subjek + verba relasional + pelengkap =
kakak merupakan anak tertua
Cara menyusun teks editorial adalah sebagai berikut: (a) Memilih topic terkini
dan terhangat yang menarik pembaca, (b) Mengumpulkan data untuk mendukung
Verba mental
pendapat, (c) Mengaitkan
verba yangbagian-bagian editorial dan mengembangkannya, (d)
Adalah digunakan untuk mengajukan klaim. Contoh:
Memperbaiki isi teks editorial termasuk isi dan kaidah kebahasaan.
Banyak orang tua yang merasa khawatir terkena demam
Menurut pendapat saya, pengedaran narkoba di indonesia sudah
5. Hal-hal yang Diperhatikan dalam Menyusun Teks Editorial

Fokus pada satu masalah saja di awal paragraph


Dapatkan informasi dari sumber langsung
Boleh saja menulis hal yang controversial tapi perhatikan emosi kita
Jadilah diri sendiri
Berikan sudut pandang yang jelas
Dengan
Gunakan ribuan
kalimat aktif“surga yang tersembunyi itu pemerintah seharusnya bisa
menanikan jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri ini. Tahun lalu,
Selipkan humor
menurut catatan badan pusat statistik hanya ada 8 juta wisatawan asing yang
Berpendapat dengan tegas dan berani tapi didukung dengan alasan-alasan
datang berkunjung ke indonesia. Jangankan dibandingkan dengan prancis yang
yang logis
mampu mendatangkan 83 juta turis tahun lalu, jumlah wisatawan asing ke
Buatlah pertanyaan penutup yang kuat sehingga pembaca tidak akan segera
indonesia masih jauh dari Malaysia yang menurut United nation word tourism
melupakan kedatangan
organization tulisan anda.25 juta pelanjong pada tahun 2012 ini menempatkan
malaysia pada peringkat ke-10 negara-negara dengan jumlah wisatawan asing
5. Contoh Teks Editorial
terbanyak.
Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah
ceteknya kesadaran akan Menjual Sembari
potensi yang Menjaga
kita miliki. Nirwana
Pemerintah pusat ataupun
daerah masih lebih senang mendapatkan uang dengan cara mengekploitasi
Indonesia
sumber dayaadalah
alam. surga
Merekasekaligus kisah membabat
lebih suka nyata. Bukan hutanisapan
untukjempol belaka atau
mengambil
romantisme
kayunya, darimenggali
masa lalu.buminya
Ada begitu banyak
untuk tempat indah
mengeruk mineralyangdi masih tersembunyi
dalamnya atau dan
masihmenggantikan
asri. Sayangnya,pepohonan hutan dengan kelapa sawit. Parawisata dianggap tidakJangan
tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan wisata.
membuat program wisata
menguntungkan yang kreatif
terutama untuk membangun
pejabat yang prasarananya
korup. Tidak saja ada
kerapresor
tidakatau
dilakukan
pemerintah.
pengelola wisata yang bisa membayar setoran ke pejabat korup sebesar yang
Dalampejabat
disetor beberapa
hutantahun terakhir,tambang.
atau pemilik bahkan keidahan sejumlah tempat terancam oleh
eksploitasi alam yang menjaga
Kesadaran salah dan alamserakah. Padahal, dengan
dan mengembangkan pariwisata
potensi wisata daerah
justru bisa
mendapatkan
datang daripenghasilkan sekaligus
operator wisata. memelihara
Di togean seorangalampemilikselingkungannya. Di kepulauan
resor harus membayar
togean, sulawesi tengah, ironi itu terpampang nyata. Kepulaan
nelayan secara berkala agar mereka tidak memburu ikan dengan bom. itu memiliki pantai-pantai
Ia
molekberupaya
laut yang bening danmasyarakat
menyadarkan tenang sertaikan
tentang warna-warni
arti penting yang menyelinap
keindahan alam didiantara
terumbu karang
halaman indah.
rumah Menjelang
mereka. Di Hulusenja matahari
Bahau, menjadiUtara,
kalimantan bola seorang
merah yangketua ditelan
adat laut
jingga.besar
Namun,
berhasil menyadarkan masyarakatuntuk menjaga hutan. Bersama lembaga para
disana juga berlangsung perusakan alam yang kerap didukung
politikus.
sepertiMereka
WWF, datang
masyarakat hanya padamengembangkan
disana saat kampanyewisata untuksungai
memancing
dan rimba.suara bahkan
mempersilahkan para
Selain nelayan mengebom
membangun infrastrukturterumbu karang.
seperti akses ke Keinginan
tempat itu pemerintah
dan sarana pusat
menjadikannya sebagai taman
misal transportasi nasional ditentang
dan penginapan justruharus
pemerintah oleh pemerintah
lebih seriusdaerah.
memikirkan
Di mentawai sumatera Barat lain lagi yang terjadi. Kepulauan
program-program untuk membungkus potensi ini agar lebih menarik. Singapure ini memiliki ombak
terbaik untuk berselancar.
misalnya pulau kecil yang Di dunia
penuhinibeton
hanya itu ada
mamputiga membuat
tempat yang memiliki
banyak atraksiombak
berbentuk
wisataterowongan
meski sebagian yang dapat
besar ditemui
artifisial sepanjang
dan terlihat waktu:hawaii,
lebih indah haiti, danyang
di iklan mentawai.
Namun, pemerintah daerah seolah-olah tidak berdaya disana.
menarik 15 juta wisatawan asing. Hampir dua kali lipat dari Indonesia. Resor tumbuh menjamur tetapi
kontribusi mereka
Selamakepada ekonomi hanya
ini pemerintah daerahmenjual
amat minimal.
Bali atauMungkin
kalau mauiniberpandangan
merupakan bentuk
“protes”
luasmereka
sedikit kepada
bergesernyapemerintah daerah yanghanya
pun paling-paling tidakkeserius membangun
yogyakarta prasarana
dan danau Toba. wisata
disana.
Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan
jalan sendiri. Beberapa banyak peminat wisata yang tahu misalnya bahwa teluk
meranti Kabupaten pelalawan, provinsi Riau dipertemukan antara selat malaka,
laut cina selatan dan arus surut sungai kampar terdapat bono yang dirindukan
para selancar sungai dan diakui sebagai yang terbaik di dunia
Indonesia memang surga sekaligus kisah nyata. Di tangan para
Sumber:http://idraveling.net/2014/07/29/fenomena-7-hantu-seven-ghost
gelombang-bono-teluk-meranti/

Pembahasan
Berdasarkan teks di atas, dapat diidentifikasikan struktur dan kaidah teks editorial sebagai
berikut!
Aspek Pembahasan
Identifikasi
Struktur a. Pengenalan Isu (Paragraf 1)
Teks Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata. Bukan isapan jempol
Editorial belaka atau romantisme dari masa lalu. Ada begitu banyak tempat indah yang
masih tersembunyi dan masih asri. Sayangnya, tempat-tempat itu belum
digarap serius sebagai tujuan wisata. Jangan membuat program wisata yang
kreatif membangun prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah.

b. Agumen (Paragraf 2-7)

Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keidahan sejumlah tempat


terancam oleh eksploitasi alam yang salah dan serakah. Padahal, dengan
pariwisata daerah bisa mendapatkan penghasilkan sekaligus memelihara alam
selingkungannya. Di kepulauan togean, sulawesi tengah, ironi itu terpampang
nyata. Kepulaan itu memiliki pantai-pantai molek laut yang bening dan
tenang sertaikan warna-warni yang menyelinap diantara terumbu karang
indah. Menjelang senja matahari menjadi bola merah yang ditelan laut jingga.
Namun, disana juga berlangsung perusakan alam yang kerap didukung para
politikus. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk memancing suara
bahkan mempersilahkan para nelayan mengebom terumbu karang. Keinginan
pemerintah pusat menjadikannya sebagai taman nasional ditentang justru oleh
pemerintah daerah.
Di mentawai sumatera Barat lain lagi yang terjadi. Kepulauan ini
memiliki ombak terbaik untuk berselancar. Di dunia ini hanya ada tiga tempat
yang memiliki ombak berbentuk terowongan yang dapat ditemui sepanjang
waktu:hawaii, haiti, dan mentawai. Namun, pemerintah daerah seolah-olah
tidak berdaya disana. Resor tumbuh menjamur tetapi kontribusi mereka
kepada ekonomi daerah amat minimal. Mungkin ini merupakan bentuk
“protes” mereka kepada pemerintah daerah yang tidak serius membangun
prasarana wisata disana.
Dengan ribuan “surga yang tersembunyi itu pemerintah seharusnya
bisa menanikan jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri ini. Tahun
lalu, menurut catatan badan pusat statistik hanya ada 8 juta wisatawan asing
yang datang berkunjung ke indonesia. Jangankan dibandingkan dengan
prancis yang mampu mendatangkan 83 juta turis tahun lalu, jumlah
wisatawan asing ke indonesia masih jauh dari Malaysia yang menurut United
nation word tourism organization kedatangan 25 juta pelanjong pada tahun
2012 ini menempatkan malaysia pada peringkat ke-10 negara negara dengan
jumlah wisatawan asing terbanyak.

Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia


adalah ceteknya kesadaran akan potensi yang kita miliki. Pemerintah pusat
ataupun daerah masih lebih senang mendapatkan uang dengan cara
mengekploitasi sumber daya akam. Mereka lebih suka membabat hutan untuk
mengambil kayunya, menggali buminya untuk mengeruk mineral di
dalamnya atau menggantikan pepohonan hutan dengan kelapa sawit.
Parawisata dianggap tidak menguntungkan terutama untuk pejabat yang
korup. Tidak ada resor atau pengelola wisata yang bisa membayar setoran ke
pejabat korup sebesar yang disetor pejabat hutan atau pemilik tambang.
Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru
datang dari operator wisata. Di togean seorang pemilik resor harus membayar
nelayan secara berkala agar mereka tidak memburu ikan dengan bom. Ia
berupaya menyadarkan masyarakat tentang arti penting keindahan alam di
halaman rumah mereka. Di Hulu Bahau, kalimantan Utara, seorang ketua
adat besar berhasil menyadarkan masyarakatuntuk menjaga hutan. Bersama
lembaga seperti WWF, masyarakat disana mengembangkan wisata sungai
dan rimba.
Selain membangun infrastruktur dan sarana misal transportasi dan
penginapan pemerintah harus lebih serius memikirkan program-program
untuk membungkus potensi ini agar lebih menarik. Singapore misalnya pulau
kecil yang penuh beton itu mampu membuat banyak atraksi wisata meski
sebagian besar artifisial dan terlihat lebih indah di iklan yang menarik 15 juta
wisatawan asing. Hampir dua kali lipat dari Indonesia.
Selama ini pemerintah hanya menjual Bali atau kalau mau
berpandangan luas sedikit bergesernya pun paling-paling hanya ke
yogyakarta dan danau Toba. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual”
lagi dan sebaiknya dibiarkan jalan sendiri. Beberapa banyak peminat wisata
yang tahu misalnya bahwa teluk meranti Kabupaten pelalawan, provinsi Riau
dipertemukan antara selat malaka, laut cina selatan dan arus surut sungai
kampar terdapat bono yang dirindukan para selancar sungai dan diakui
sebagai yang terbaik di dunia

c. Penegasan (Paragraf 8)
Indonesia memang surga sekaligus kisah nyata. Di tangan para
pemangku kepentingan terletak tanggung jawab merayakannya.

Kaidah a. Adverbia (keterangan)


kebahasaa  Jangan membuat program wisata yang kreatif membangun
teks prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah.
editorial  Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keidahan sejumlah tempat
terancam oleh eksploitasi alam yang salah dan serakah.
 Di togean seorang pemilik resor harus membayar nelayan secara
berkala agar mereka tidak memburu ikan dengan bom
 Namun, disana juga berlangsung perusakan alam yang kerap
didukung para politikus.

b. Konjungsi (kata hubung)


 Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru
datang dari operator wisata
 Selain membangun infrastruktur seperti akses ke tempat itu dan
sarana misal transportasi dan penginapan pemerintah harus lebih
serius memikirkan program-program untuk membungkus potensi ini
agar lebih menarik.
 Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keidahan sejumlah tempat
terancam oleh eksploitasi alam yang salah dan serakah.
 Padahal, dengan pariwisata daerah bisa mendapatkan penghasilkan
sekaligus memelihara alam selingkungannya.
 Di togean seorang pemilik resor harus membayar nelayan secara
berkala agar mereka tidak memburu ikan dengan bom.
 Singapure misalnya pulau kecil yang penuh beton itu mampu
membuat banyak atraksi wisata meski sebagian besar artifisial dan
terlihat lebih indah di iklan yang menarik 15 juta wisatawan asing.
 Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya
dibiarkan jalan sendiri.
 Beberapa banyak peminat wisata yang tahu misalnya bahwa teluk
meranti Kabupaten pelalawan, provinsi Riau dipertemukan antara
selat malaka, laut cina selatan dan arus surut sungai kampar terdapat
bono yang dirindukan para selancar sungai dan diakui sebagai yang
terbaik di dunia
c. Verba
 Verba relasional
- Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata. Bukan isapan
jempol belaka atau romantisme dari masa lalu
- Padahal, dengan pariwisata daerah bisa mendapatkan
penghasilkan sekaligus memelihara alam selingkungannya
- Di kepulauan togean, sulawesi tengah, ironi itu terpampang
nyata. Kepulaan itu memiliki pantai-pantai molek laut yang
bening dan tenang sertaikan warna-warni yang menyelinap
diantara terumbu karang indah.
- Kepulauan ini memiliki ombak terbaik untuk berselancar
- Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia
adalah ceteknya kesadaran akan potensi yang kita miliki
 Verba material
- Padahal, dengan pariwisata daerah bisa mendapatkan
penghasilkan sekaligus memelihara alam selingkungannya
- Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk memancing
suara bahkan mempersilahkan para nelayan mengebom terumbu
karang
- Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka kepada
pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana
wisata disana.
- Mereka lebih suka membabat hutan untuk mengambil kayunya,
menggali buminya untuk mengeruk mineral di dalamnya atau
menggantikan pepohonan hutan dengan kelapa sawit.
- Selain membangun infrastruktur dan sarana misal transportasi
dan penginapan pemerintah harus lebih serius memikirkan
program-program untuk membungkus potensi ini agar lebih
menarik.

Rangkuman
Teks editorial atau opini adalah sebuah karangan yang berisi sejumlah
permasalahan yang baru saja terjadi dan masih hangat diperbincangkan di
kalangan masyarakat.
Struktur teks editorial adalah sebagai berikut (a) pengenalan isu, (b)
argumentasi, (c) penegasan ulang.
Kaidah kebahasaan teks editorial adalah sebagai berikut:;
Adverbia (kata keterangan)
Konjungsi
Kosakata
Verba terdiri atas 3 macam seperti (a) verba relasional, (b) verba material,
(c) verba mental.
Cara menyusun teks editorial adalah sebagai berikut:
Memilih topic
Mengumpulkan data
Mengaitkan bagian-bagian editorial dan mengembangkannya
Memperbaiki isi teks editorial termasuk isi dan kaidah kebahasaan.
Hal-hal yang diperhatikan dalam menyusun teks editorial adalah sebagai
berikut:
Fokus pada satu masalah saja di awal paragraph
Dapatkan informasi dari sumber langsung
Boleh saja menulis hal yang controversial tapi perhatikan emosi kita
Jadilah diri sendiri
Berikan sudut pandang yang jelas
Gunakan kalimat aktif Bagian 1
Selipkan humor
Berpendapat dengan tegas dan berani tapi didukung dengan alasan-alasan
yang logis
Buatlah pertanyaan penutup yang kuat sehingga pembaca tidak akan segera
melupakan tulisan anda.

Evaluasi
Bagian 1

Untuk mengikat pemahaman Ananda mengenai materi menganalisis struktur dan


kaidah kebahasaan teks editorial, jawablah dengan singkat, padat, jelas, dan
menggunakan kalimat Ananda sendiri. Jangan meniru kalimat atau penggunaan bahasa
yang ada dalam uraian materi ajar! Selain itu, tampilkanlah contoh atas jawaban
Ananda jika diperlukan.
Jelaskanlah struktur teks editorial!

Tentukanlah struktur teks editorial

Bagian 2

Untuk mengikat pemahaman Ananda mengenai materi menganalisis kaidah


bahasa teks editorial, jawablah dengan singkat, padat, jelas, dan menggunakan kalimat
Ananda sendiri. Jangan meniru kalimat atau penggunaan bahasa yang ada dalam uraian
materi ajar! Selain itu, tampilkanlah contoh atas jawaban Ananda jika diperlukan.
Jelaskanlah kaidah kebahasaan teks editorial!
Tentukanlah kaidah kebahasaan teks editorial tersebut!

Bagian 3

Untuk mengikat pemahaman Ananda mengenai materi merumuskan pendapat dan


saran terhadap isu aktual, jawablah dengan singkat, padat, jelas, dan menggunakan kalimat
Ananda sendiri. Jangan meniru kalimat atau penggunaan bahasa yang ada dalam uraian
materi ajar! Selain itu, tampilkanlah contoh atas jawaban Ananda jika diperlukan.
Tentukanlah pendapat terhadap isu aktual!
Rumuskanlah saran terhadap isu aktual!

Bagian 4

Untuk mengikat pemahaman Ananda mengenai materi memproduksi teks


editorial dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan, jawablah dengan
singkat, padat, jelas, dan menggunakan kalimat Ananda sendiri. Jangan meniru kalimat
atau penggunaan bahasa yang ada dalam uraian materi ajar! Selain itu, tampilkanlah
contoh atas jawaban Ananda jika diperlukan.
(1) produksilah teks editorial dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan

Kepustakaan
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Ayu Purnomowati, Dyan. 2010. Improving The Ability in Writing Hortatory
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa Indonesia Kelas XII:
Buku Siswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa Indonesia Kelas XII:


Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ).

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2016. Ejaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lampiran 2
Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
Instrumen: Jurnal

Butir Tindak
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Pos/Neg
Sikap Lanjut

1. 

2.

dst … … … … … …

Format Menentukan Struktur Teks Editorial

Nama :
Kelas :

No Struktur Uraian

1. Pengenalan Isu

2. Argumentasi

3. Penegasan Ulang

Format Menganalis Kaidah Kebahasaan Teks Editorial


Nama :
Kelas :
Judul :
No Kaidah kebahasaan Kalimat
Teks Editorial

1. Adverbia (Kata
keterangan)

2. Konjungsi

3. Verba (verba
relasional, material,
mental)

4. Kosa kata

Anda mungkin juga menyukai