Anda di halaman 1dari 147

PEDOMAN

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN AL QUR’AN DAN


BUDAYA ALAM MINANGKABAU
PADA MATA PELAJARAN PPKn
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI


SUMATERA BARAT
2017
ii

TIM PENYUSUN

Penasehat : H. Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat


Pengarah : Drs. H. Burhasman, MM. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
Pembina : Drs. H. Nasmeri, M.Pd. Kepala Bidang Pembinaan SMA
Pembina : Drs. Syofrizal B, MT. Kepala Bidang Pembinaan SMK
Koordinator : Suindra, S.Pd. MM. Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang P. SMA
Koordinator : Drs. Raymon, M.Pd. Bagindo Panghulu Kasi Kurikulum dan Kesiswaan
Bidang Pembinaan SMK
Nara Sumber : 1. Prof. Dr. Hj. Puti Reno Raudha Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung
2. Drs. H. Mas’oed Abidin, MA
3. Drs. H. Zulkarnaini
4. Dr. Muhammad Kosim, MA
5. Dra. Hj. Elwinetri
6. Ambra Warda, S.Pd. MM
Editor : Ratmil, S.Sos. M.Pd.
Penulis : Dra. AMINAH, M.Pd
Design dan
Layout : 1. Drs. Aprimas, M.Pd.
2. Iqbal Hadi, S.Pd. M.Kom
Kontributor : 1. Dra. NILAM SURI
2. Dra. YURNILIS
3. Drs. MIRWAN
4. Drs. SUARDI
5. ZARNIFA, S.Pd
6. NORA ADELINA, S.Pd
7. AFRIZAL, S.Ag

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


iii

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i
TIM PENYUSUN .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
SAMBUTAN GUBERNUR .............................................................................................. iv
SAMBUTAN KEPALA DINAS .........................................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Dasar Hukum .................................................................................................2
C. Konsep Integrasi ...........................................................................................3
D. Tujuan ...........................................................................................................5
E. Hasil yang Diharapkan ..................................................................................5
F. Evaluasi .........................................................................................................6
BAB II PELAKSANAAN
A. Karakteristik Mata pelajaran .........................................................................7
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran .....................................................................8
C. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi ......................................................8
D. Pendekatan Pembelajaran ..............................................................................8
E. KD yang Bermuatan Nilai Al Qur.an dan Budaya Minangkabau .................9
F. Strategi Pembelajaran ...................................................................................9
G. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran .................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................................12
B. Rekomendasi ...............................................................................................12
Daftar Perpustakaan ................................................................................................................... 13
Lampiran ...............................................................................................................................
1. Silabus Integrasi lquran dan BAM ..................................................................
2. RPP Model ......................................................................................................
3. Suplemen Bahan Ajar ......................................................................................
4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................................................................

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


iv

SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhannahu
Wata’ala, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyambut baik dan
memberikan apresiasi atas terbitnya buku panduan Pengintegrasian
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran jenjang Pendidikan SMA/SMK di Sumatera Barat. Dalam
mendukung pendidikan karakter bagi peserta didik perlu dilatari dan
dibekali dengan Pendidikan Agama yang mempedomani Al-Qur’an
dan Hadis serta Pendidikan Budaya Alam Minangkabau yang sarat
dengan dengan nilai-nilai etika dan estetika.
Bunga di taman ada yang kuncup
Mekar sekuntum si bunga aster
Ilmu dan keterampilan saja tidak cukup
Harus didukung pendidikan karakter
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang tidak bisa kita bendung, oleh sebab
itu perlu di persiapkan generasi yang mampu hidup bersaing dan bertahan pada zamannya yang
dibekali dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter yang didasari nilai-nilai agama dan
penguatan nilai budaya.
Di jalan raya antri berdesakan
Sikap sabar dan iklas harus dijalani
Jika nilai agama dan budaya telah diterapkan
Akan terbentuk karakter cerdas yang madani

Program pengintegrasian ini, merupakan realisasi dari visi pemerintah Provinsi Sumatera
Barat yaitu terwujudnya Sumatera Barat yang madani dan sejahtera dan sejalan pula dengan
program prioritas kabinet kerja tentang, implementasi Program Revolusi Mental dalam
NAWACITA yang dicanangkan oleh Presiden RI. Perubahan, pengembangan dan Penguatan
Pendidikan Karakter yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
yang mengakomodir kebutuhan dan kearifan lokal demi melestarikan nilai-nilai tradisi Budaya
Alam Minangkabau yang terkenal dengan “Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah.
Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”. Pengintegrasian nilai-nilai religius,
pewarisan nilai Budaya Minangkabau terintegrasi dalam pembelajaran untuk mewujudkan peserta

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


v

didik yang memiliki nilai religius, cerdas, nasionalisme, integritas, gotong royong, berbudaya, dan
mandiri.
Saya berharap kehadiran buku pedoman Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran jenjang pendidikan SMA dan SMK di Sumatera
Barat dapat memberi solusi dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di kalangan generasi
muda dalam membentuk dan mendukung pendidikan karakter yang berlandaskan pada Agama
Islam dan budaya.
Panaskan makanan sebelum diberikan ke teman
Makan direbut bersama saling kejaran-kejaran
Dinas Pendidikan Sumbar buat buku pedoman
Integrasikan nilai agama & adat pada mata pelajaran
Khusus kepada peserta didik/generasi muda sebagai pewaris bangsa agar dapat
mengimplementasikan pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau sebagai
salah satu upaya dalam pembentukan dan pembinaan pendidikan karakter dalam kehidupan nyata
baik secara perorangan maupun berkelompok, dilingkungan sekolah maupun di tengah
masyarakat.
Kepada Bapak Ibu yang telah menyusun pedoman ini
Karyanya selalu dinanti untuk kemajuan Sumatera Barat
Buku pedoman yang telah disusun agar dapat dipedomani
Mudah-mudahan dapat diaplikasikan di tengah masyarakat
Selaku Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat, merasa bahagia dan bangga dengan
adanya program Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA/SMK, sehingga semua peserta didik dan guru dapat menginternalisasikan
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangakabau setiap saat melalui pembelajaran di
sekolah dan luar sekolah, yang dikelola oleh guru atau pendidik. Untuk itu saya menghimbau pada
semua pendidik di Sumatera Barat terutama SMA/SMK agar selalu mengembangkan diri untuk
meningkatkan kompetensi religius dan kompetensi sosial, melalui program integrasi ini, yang pada
saatnya dapat menjadi tauladan bagi peserta didik dalam mengembangkan karakter yang islami
dan berbudaya Minangkabau, terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Padang, September 2017
GUBERNUR SUMATERA BARAT

IRWAN PRAYITNO

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


vi

SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN


PROVINSI SUMATERA BARAT.

Alhamdulillah puji dan syukur Kehadirat Allah SWT, panduan


pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran SMA/SMK telah dapat diselesaikan untuk diterapkan pada
jenjang pendidikan SMA/SMK di Sumatera Barat.

Program pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam


Minangkabau pada mata pelajaran SMA/SMK, berawal dari cita-cita bersama
yang sudah dirintis sejak tahun 2009. Alhamdulillah berkat izin Allah SWT bisa terwujud pada
tahun 2017 ini. Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, serta kuatnya arus globalisasi dan
modernisasi, berpotensi menggeser nilai-nilai agama dan budaya pada diri seseorang khususnya
generasi muda. Untuk itu program ini merupakan salah satu usaha agar generasi muda Sumatera
Barat tidak kehilangan jati diri “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’
Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”, dan memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan membentengi diri dengan Agama (Al-Qur’an) dan nilai-nilai Budaya
Minangkabau. Hal ini, sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mewujudkan
Sumatera Barat yang madani, dan program prioritas pemerintah RI membangun dan
mengembangkan Karakter bangsa yang dikenal dengan program Revolusi Mental, pada
NAWACITA, yang dikembangkan di sekolah dalam bentuk implementasi Pengembangan
Pendidikan Karakter (PPK).

Konsep integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran tidak menambah beban belajar peserta didik melainkan diharapkan dapat menjadi
motivasi dan percepatan pencapaian kompetensi religius dan sosial peserta didik, sesuai dengan
Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi, hanya
mengintegrasikan nilai- nilai pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau ke
dalam proses pembelajaran di kelas.

Diharapkan melalui program ini peserta didik mampu mengembangkan pemahaman dan
menerapkan nilai-nilai Agama (Al-qur’an) dan nilai-nilai budaya Minangkabau melalui capaian
Kompetensi ( KD ) yang relevan setiap mata pelajaran. Sehingga tamatan SMA/SMK sumatera
Barat memahami konsep “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato, Adat
Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
pendidikan di Sumatera Barat mencerminkan pendidikan yang bernuansa Minangkabau yang
menghasilkan generasi muda emas memiliki 3 dimensi yaitu intelektual hebat, agama yang taat
dan budaya yang kuat.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


vii

Akhir kata, sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa saran dan kritikan yang
membangun demi kesempurnaan program ini untuk ke depannya sangat diharapkan. Semoga
program ini dapat berjalan dengan baik, Aamiin.
Padang, September 2017
Kepala Dinas,

Drs. H. Burhasman, MM
NIP. 195904241984031006

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


viii

KATA PENGANTAR

Pendidikan Nasional dikembangkan dengan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai


bahagian terpenting pada pembentukan Kompetensi peserta didik. Salah satu yang terpenting
dalam dunia pendidikan adalah proses pembelajaran, melalui proses pembelajaran yang dikelola
oleh guru mata pelajaran peserta didik dapat berinternalisasi dengan banyak hal, sehingga proses
tersebut memberikan sumbangan yang banyak dalam pembentukan karakter seseorang.
Penguatan Pendidikan Karakter bangsa menjadi Program Utama Mendikbud 2015-2019
yaitu pengembangan ragam kurikulum sekolah berbasis kekuatan lokal dan peningkatan kapasitas
sekolah (termasuk guru) dalam menerapkan Kurikulum Nasional dan mampu secara mandiri
mengembangkan Kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhannya.
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada Kurikulum tahun 2006
merupakan Mata Pelajaran Muatan Lokal. Seiring dengan perkembangan Kurikulum tahun 2013,
mata pelajaran muatan lokal tersebut sejalan dengan pengembangan kompetensi religius dan
sosial ( KI 1 Dan KI 2 ), sebagai penguatan Pendidikan Karakter.
Maka oleh sebab itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat memrogramkan kegiatan
pengintegrasian nilai-nilai pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran yang relevan di SMA/SMK. Dengan demikian guru mata
pelajaran diharapkan mengelola pembelajaran dengan mengintegrasikan ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadis serta nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau pada materi yang relevan, dengan harapan
melalui pembelajaran guru dapat menginternalisasikan nilai-nilai baik pada peserta didik yang
disertai dengan tauladan dari guru. Bagi daerah tertentu Pendidikan Al-Qur’an dapat desesuaikan
dengan Kitab suci yang relevan, sesuai dengan agama yang dianut
Secara garis besar panduan ini memuat silabus inspirasi yang mengintegrasikan pendidikan
Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta RPP sebagai model dan suplemen bahan ajar
untuk pembelajaran di kelas. Suplemen bahan ajar ini dapat dijadikan bahan untuk menghasilkan
RPP pada pembelajaran berikutnya.
Melalui buku panduan ini diharapkan implementasi pengintegrasian nilai-nilai Pendidikan
Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran dapat berjalan dengan baik.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini diharapkan dapat membangun komunikasi
dan kerjasama yang harmonis demi terlaksananya program ini. Kami juga sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan buku panduan ini untuk kedepannya.

Padang, September 2017

Tim Penyusun

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tengah kuatnya arus globalisasi dan modernisasi serta perkembangan teknologi


saat ini, kita dihadapkan dengan berkembangnya paham neoliberalisme dan sekulerisme
yang memberikan akses bagi generasi muda untuk bebas menganut aliran apapun, bebas
berkomunkasi, bebas berpendapat dan bebas berekspresi serta bebas membina hubungan
dan berkomunikasi dengan siapapun. Hal ini berpotensi merubah tatanan budaya turun
temurun yang sudah ada. konsekuensinya, para generasi muda akan kehilangan jati dirinya
akibat tergerus oleh perkembangan zaman, sesuai dengan pesan adat dibawah ini:

Jalan dialiah dek rang lalu,


cupak dipapek rang manggaleh,
adaik dituka dek rang datang

Berangkat dari kondisi saat ini, kita berharap kedepan peserta didik bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Sebagaimana
pesan adat Minangkabau “nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang lawan
baiyo”, adagium budaya minang ini sudah mulai pudar karena tergeser oleh teknologi
komunikasi dan inforrmasi seperti media virtual dan media sosial yang berkembang saat
ini.Mereka kurang peduli dengan orang tua, guru, teman dan masyarakat, karena mereka
asyik dengan dirinya sendiri.
Untuk meminimalisir terjadinya situasi yang semakin buruk lagi, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat berusaha menemukan solusi untuk membentengi generasi muda
Sumatera Barat dengan mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau pada semua mata pelajaran di kelas.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
pada mata pelajaran di SMA yang meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi, Geograsi, PPKn,
PKWU/PKK, dan Penddikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sosiologi, serta Seni dan
Budaya Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal seperti budaya, dan nilai-nilai Pendidikan
Agama Islam yang lebih dikenal dengan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


2

(ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” di Sumatera
Barat perlu diintegrasikan kedalam proses pembelajaran sesuai dengan motto “Think
Globally, Act Locally”.
Konsep integrasi Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam Minangkabau pada
semua mata pelajaran ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Setiap
minggunya peserta didik tetap belajar dengan mempedomani KI dan KD pada permen No.
24 tahun 2016. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi pembelajaran sesuai
struktur kurikulum yang berlaku. Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau ini dilakukan dalam upaya penguatan pendidikan karakter (PPK) dan
implementasi Kurikulum 2013. Menginternalisasikan/mengintegrasikan Pendidikan Al
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang menjadi adagium orang Minangkabau,
yakni: “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat
Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” merupakan program penguatan pendidikan
karakter.
Tidak semua Kompetensi Dasar (KD) yang bisa diintegrasikan dengan nilai Al
Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Penentuan KD yang bisa dintegrasikan ini
dilakukan setelah menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD. Produk dari analisis ini
menghasilan silabus setiap mata pelajaran yang telah diintegrasikan tersebut. Selanjutnya,
silabus diikuti dengan perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
diterapkan dalam pembelajaran di kelas. RPP dilengkapi dengan suplemen bahan ajar yang
jelas. Dalam hal ini, Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau itu tidak perlu
dinilai/dievaluasi. Yang dinilai hanyalah konten materi yang di ada di KD. Sedangkan
Langkah-langkah membuat silabus dan RPP tetap sejalan dengan amanat Permendikbud
No.22 tahun 2016.
Tahun pelajaran 2017/2018 ini akan menjadi tahun pertama pelaksanaan program
integrasi Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau di SMA/SMK se -
Sumatera Barat. Penyelenggaraan program ini dikelola oleh kepala sekolah bersama wakil
kurikulum agar guru mata pelajaran dapat menyiapkan prangkat pembelajaran yang
mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau tersebut di atas.
Seiring dengan itu diharapkan sekolah dapat mengelola pelaksanan pembelajaran dengan
didukung oleh program akademik dan non akademik yang relevan secara efektif dan
efesien.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan program integrasi ini, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat telah menyiapkan buku panduan pelaksanaan program di sekolah

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


3

untuk semua mata pelajaran. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di


kelas dengan mempedomani buku panduan ini.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang


Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra
Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 , Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5678 );
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Struktur Organisasi Perangkat
Daerah (SOPD);
8. Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 3 tahun 2007 tentang Kebijakan
Pendidikan Alqur’an;
9. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Sumatera Barat tahun 2005 s/d 2025;

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


4

10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 8 tahun 2016 Pembentukan dan
Sususnan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat;
11. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021;
12. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN ) nomor 1 tahun 2016 tentang
tata cara pengalihan personil bidang pendidikan menengah yang beralih dari
kabupaten/kota ke Provinsi;
13. Permendagri Nomor 13 tahun 20016 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
14. Peraturan Gubernur Nomor 70 tahun 2010 tentang Kurikulum Muatan Lokal
Pendidikan Al Qur’an;
15. Peraturan Gubernur Nomor 71 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Al Qur’an;
16. Peraturan Gubernur Nomor 73 Tahun 2012 tentang Pentunjuk Pelaksanaan
Pendidikan Karakter;
17. Peraturasn Gubernur Nomor 48 tahun 2014 tetang Pedoman Penyelenggaran
Pembelajaran di Sekolah dan Madrasah pada bulan Ramadhan.

C. Konsep Integrasi

Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang


dimaksud di atas adalah memasukkan nilai-nilai AL Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau yang sesuai dengan materi pelajaran ke dalam proses pembelajaran melalui
KD yang relevan pada mata pelajaran.
Proses Integrasi diawali dengan menganalisis materi/bahan kajian pada setiap
Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya materi-materi tersebut dikaitkan dengan Pendidikan
Al Quran dan Budaya Alam Minangkabau. Untuk mencocokkan materi pada KD dengan
ayat-ayat Al Quran dan adagium adat Minangkabau tergantung pada hasil analisis tuntutan
KD yang dilakukan secara terpisah dan tidak dalam waktu bersamaan. Pengkajian ayat Al
Qur’an/hadis dan Budaya Alam Minangkabau untuk KD. Upaya mengintegrasikan
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau ini tidak mesti hadir bersamaan
pada tiap-tiap KD, adakalanya satu KD hanya bisa diintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an
saja atau Budaya Alam Minangkabau saja. Namun tidak menutup kemungkinan keduanya
bisa diintegrasikan pada satu KD.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


5

Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau diupayakan


dapat menjadi motivasi dalam pembelajran dan mempermudah pencapaian kompetensi
peserta didik serta mengindari penambahan beban belajar.

D. Tujuan

Tujuan program integrasi pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau


pada mata pelajaran adalah untuk meningkatkan kompetensi religus dan sosial peserta
didik agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebagai insan yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT melalui pengembangan perangkat pembelajaran guru yang memadukan
konsep Pendidikan Al- Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta
mengimplementasikannnya dalam kehidupan seari-hari.

E. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program integrasi pendidikan Al Qur’an


dan Budaya Alam Minangkabau ini pada mata pelajaran adalah:
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam penguasaan konsep religius dan
adagium adat Minangkabau.
2. Meningkatnya kompetensi guru merancang persiapan perangkat pembelajaran
yang yang mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan budaya alam
Minangkabau.
3. Meningkatnya kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran yang
mengintegrasikan pendidikan Al Qur’an dan budaya alam Minangkabau.
4. Meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minankabau yang dpat diterapkan dalam kehiduapan sehari-hari.
5. Terwujudnya prilaku peserta didik yang berdasarkan nilai-nilai pendidikan Al
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau.

F. Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Monev terhadap pelaksanaan program integrasi nilai-nilai pendidikan Al Quran


dan budaya alam Minangkabau yang dilakukan meliputi:

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


6

1. Perangkat pembelajaran yang memuat program integrasi


2. Keterlaksanaan program
3. Dampak pada proses pembelajaran
4. Dampak pada prilaku peserta didik

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (Monev) dapat dilakukan oleh Kepala


sekolah dibantu oleh para wakil kepala sekolah dan guru senior di sekolah pada proses
pembelajaran di kelas. Monitoring dilakukan berdasarkan keterlaksanaan program
pelaksanaan integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran. monitoring dan pemantauan juga dilakukan untuk melihat dampak integrasi
Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau ini dalam proses pembelajaran
serta pada prilaku peserta didik sehari-hari. Selanjutnya, evaluasi yang dilakukan untuk
melihat progres keterlaksanaan Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau pada semua mata pelajaran mesti ditin daklanjuti. Tindak lanjut program
integrasi ini dilakukan berdasarkan kelemahan-kelemahan pelaksanaan integrasi di
sekolah. Hasil monev ini dilaporkan ke Dinas Pendidikan provinsi Sumatera Barat pada
setiap akhir tahun pelajaran.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


7

BAB II
PELAKSANAAN

A. Karakteristik Mata Pelajaran PPKN SMA/SMK


Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri yang khas yang menunjukan suatu
hal yang berbeda dengan yang lain. PPKn sebagai mata pelajaran yang sangat penting
bagi siswa memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan cabang ilmu pendidikan
lainnya.
Adapun karakteristik pendidikan PPKn adalah sebagai berikut :
1) PKn termasuk dalam proses ilmu sosial (IPS)
2) PKn diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dari seluruh program sekolah dasar
sampai perguruan tinggi
3) PKn menanamkan banyak nilai, diantaranya nilai kesadaran, bela negara,
penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
4) PKn memiliki ruang lingkup meliputi aspek Persatuan dan Kesatuan bangsa,
Norma, hukum dan peraturan, Hak asasi manusia, Kebutuhan warga negara,
Konstitusi Negara, Kekuasan dan Politik, Pancasila dan Globalisasi
5) PKn memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk terwujudnya suatu mata pelajaran
yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negara.
6) PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan
diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia.
7) PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu Civic Intellegence (kecerdasan dan daya
nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional maupun
sosial), Civic Responsibility (kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang bertanggung jawa dan Civic Participation (kemampuan berpartisipasi
warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial maupun
sebagai pemimpin hari depan)
8) PKn lebih tepat menggunakan pendekatan belajar kontekstual (CTL) untuk
mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan karakter warga
negara Indonesia. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


8

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari
Proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas dan interaksi antara siswa dan
guru yang dikendalikan melalui perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses
pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur pembelajaran yang
telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan
lokal seperti budaya, dan keagamaan yang lebih Sumatera Barat perlu diintegrasikan
kedalam pembelajaran PPKN yaitu menjadikan siswa yang berkarakter nasional dan
berkepribadian Minangkabau.

B. Ruang Lingkup Materi PPKN


PPKn dikembangkan dengan materi pokok sama, namun semakin tinggi tingkat
kelas atau jenjang semakin mendalam pembahasan materi. Prinsip meluas berarti
lingkungan materi dari keluarga, teman pergaulan, sekolah, masyarakat, bangsa dan
negara, serta pergaulan dunia. Kedalaman dan keluasan materi dapat dilihat dari rumusan
kompetensi dasar. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Kurikulum PPKn SMA/SMK disusun dengan ruang lingkup sebagai berikut:
 Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan pandangan hidup bangsa.
 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar
tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
 Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara
Republik Indonesia.
 Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan
mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. Pendekatan Pembelajaran
Materi pembelajaran PPKN di sekolah menengah telah dirancang dengan
menggunakan pendekatan Pembelajaran Berbasis Proses Keilmuan (Scientific
Approach) yang dipersyaratkan dalam kurilukum 2013 yakni dengan memusatkan
perhatian pada proses pembangunan pengetahuan, keterampilan, sikap spiritual dan
sikap sosial melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


9

Pendekatan tesebut memiliki langkah generik yakni mengamati


(observing),menanya(questioning),mengeksplorasi/mencoba(exploring),mengasosiasi/
menalar(assosiating, dan mengkomunikasikan (comunicating).
Kegiatan belajar dan pembelajaran menekankan pada hal-hal antara lain
meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder) terkait hal-hal baik yang
bersifat empirik maupun konseptual; meningkatkan keterampilan mengamati
(Encourage observation) dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya yang bersifat kasat
mata tetapi juga yang syarat makna;melakukan analisis (Push for analysis) untuk
mendapatkan keyakinan nilai dan moral yang berujung pada pemilikan karakter tertentu
dan Berkomunikasi (Require communication), baik yang bersifat intrapersonal
(berkomunikasi dalam dirinya) / kontemplasi maupun interpersonal mengenai hal yang
terpikirkan maupun yang bersifat meta kognitif.
Artinya, pengetahuan dan keterampilan dalam konsep ketatanegaraan bukan
sebagai sasaran akhir, tetapi menumbuhkan sikap menghargai dan menghayati nilai-nilai
agama dan sosial, termasuk perilaku jujur, disiplin, bertanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Dalam pembelajaran di kelas seyogianya lah guru PPKN perlu mengintegrasikan
nilai-nilai agama dan budaya Minangkabau dalam menganalisis materi2 yang yang
digunakan.

D. Strategi Pembelajaran
Dengan mengacu pada berbagai pendekatan dalam pembelajaran, terdapat beberapa
strategi yang dapat untuk mengembangkan kompetensi berfikir siswa dengan strategi
belajar kontekstual ,berbasis masalah (problem-based), mandiri (autonomous learning),
berbasis tugas (task-based), berbasis proyek (project-based), berbasis keingin-tahuan
(inquiry) dan penyingkapan (discovery.
Bentuk strategi lain yang lebih spesipik dengan pembelajaran PPKN terkait dengan
nilai-nilai kebangsaaan strategi lainnya adalah misalnya, untuk mengamati dapat
menggunakan model menyimak dengan penuh perhatian; untuk menanya antara lain dapat
menggunakan model bertanya dialektis/mendalam;untuk mengeksplorasi antara lain dapat
menggunakan model kajian dokumen historis; untuk menalar antara lain dapat
menggunakan model diskusi peristiwa publik; untuk mengkomunikasikan antara lain dapat
menggunakan model presentasi gagasan di depan publik (public hearing).

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


10

Terkait dengan strategi tersebut pengintegrasian nilai-nilai agama dan budaya


minangkabau pada aspek sikap keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran
merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
peserta didik seperti tercermin pada sintak-sintak model yang digunakan dengan
mengintegrasikan nilai-nilai agama dan budaya minangkabau

E. Gambaran kegiatan Pembelajaran


Secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu
persiapan pelaksanaan dan penilaian. Setiap tahap diisi pula oleh langkah-Iangkah
kegiatan yang lebih spesifik yang urutan kegiatan pelaksanaan pembelajaran mengandung
beberapa komponen, yaitu pendahuluan, kegiatan inti , dan penutup. Pendahuluan terdiri
atas tiga langkah, yaitu a) penjelasan singkat tentang isi pembelajaran, b) penjelasan
relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa (appersepsi), dan c) penjelasan
tentang tujuan pembelajaran. Kegiatan inti terdiri atas tiga langkah, yaitu a) uraian materi
, b) contoh, dan c) latihan. Penutup terdiri atas langkah, yaitu a) merumuskan kesimpulan
b) tindak lanjut, c) refleksi Bila dibagankan urutan kegiatan pembelajaran dapat dirinci
sebagai berikut.
Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Terintegrasi
No. Komponen Langkah Kegiatan
1 Pendahuluan a. Pengkondisian peserta didik
b. Penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan
pengalaman siswa (appersepsi)
c. Pemberian motivasi
d. Penjelasan tentang tujuan pembelajaran
e. Penjelasan lingkup penilaian dan mekanisme PBM
2 Kegiatan inti a. Pengembangan materi pelajaran
b. penerapan strategi pembelajaran
berbasis masalah (problem-based), mandiri
(autonomous learning), berbasis tugas (task-
based), berbasis proyek (project-based), berbasis
keingin-tahuan (inquiry) dan penyingkapan
(discovery)

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


11

c. Menerapkan pendekatan saintifik


d. Pemanfaatan sumberbelajar /media pembelajaran
e. Pembelajaran indifidu dan kelompok

3 Penutup a. Merumuskan kesimpulan


b. Memberikan tindaklanjut
c. Melakukanrefleksi,
d. Ditutup dengan dengan do’a bersama dan bila
memungkinkan laksanakan latihan Ihsan
Memperhalus “Raso”
Catatan.
Pada kegiatan pembukaan, inti maupun penutup guru dapat mengaplikasikan adap sopan
santun orang Minangkabau sebagaimana yang di atur dalam Undang Undang Adat Dan
Duopuluah yaitu yang berhubungan dengan Sumbang Duobaleh di setiap prilaku siswa
dalm proses pembelajarannya sehingga terjadi pembiasaan yang dilakukan secara terus
menerus dan memperbaiki sikap siswa bila ada yang sumbang.

F. Kompetensi Dasar (KD) yang Terpilih Untuk Integrasi Muatan Lokal


Setelah melakukan analisis kurikulum 2013 PPKN SMA/SMK, maka dipeoleh
beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang bisa mengintegrasikan muatan lokal terkait nilai-
nilai agama dan budaya Minangkabau pada mata pelajaran PPKN SMA/SMK
(Terlampir). Setiap KD ditelaah dan dihubungkan dengan nilai-nilai dalam agama Islam
dan budaya Minangkabau. Sehingga, dihasilkan sebagian besar KD bisa dintegrasikan
dengan muatan lokal.

G. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi


Dalam kegiatan pendahualuan pembelajaran, pendidik sudah mengarahkan peserta
didik pada penanaman nilai-nilai agama. Seperti pada pemilihan topik materi kasus-kasus
pelanggaran HAM peserta didik pada kegiatan pendahualuan ini membacakan terjemahan
Q.S Almaidah a.32 tentang pembunuhan dan ancaman Allah bahwa barang siapa yang
membunuh seseorang maka seolah2 dia telah menghancurkan isi dunia, ini sangat sesuai
dengan declaration of human right dan konstitusi Negara . Pembelajaran tentang HAM
sangat dijunjung tinggi dalam konsep islam. Pendidik sudah menanamkan nilai –nilai
bahwa orang islam itu sangat menjunjung tinggi HAM. Begitu juga dengan budaya
Minangkabau sangat menjunjung tinggi HAM tercermin dari kalimat dibawah ini Anak

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


12

ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri.Ameh bukan perak pun bukan, budi
saketek rang haragoi.

H. Strategi Penilaian Melalui Monev Dan Supervisi Yang Terintegrasi (Progres..


Supervisi Kelas)
Kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan penilaian terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pengidentifikasian tindakan untuk memperbaiki
kekurangan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Kegiatan ini juga lebih
menekankan pada pengintegrasian nilai-nilai agama dan budaya minang kabau kedalam
materi pembelajaran artinya bukan menambah konten dari materi itu sendiri. Pelaksanaan
monitoring dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang ada. Untuk monitoring di tingkat lapangan dapat dilakukan dengan cara diskusi
langsung secara intensif bersama para stakeholder yang terlibat dalam kegiatan, atau
dengan presentasi setiap kegiatan oleh penerima manfaat pada waktu yang disepakati.
Pelaksanaan monitoring hendaknya dilaksanakan pada tengah semester dan akhir
semester. Pelaksanaan Monev pada pengintegrasian nilai-nilai agama dan budaya
minang kabau pada mata pelajaran PPKn dilakukan dengan cara menebarkan angket
kepada peserta didik yang pelaksanaannya dilakukan oleh dinas provinsi Sumatera
Barat melalui sekolah-sekolah yang ditetapkan sebagai piloting projek dalam
program ini. Hasil monitoring inilah yang dijadikan evaluasi dan tindak lanjut dalam
rangka perbaikan pengintegrasian nilai-nilai agama dan budaya minang kabau.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


13

BAB III
PENUTUP

Pelaksanaan program program integrasi muatan lokal terkait nilai agama dan nilai
budaya Minangkabau pada mata pelajaran PPKN bertujuan untuk meningkatkan potensi
peserta didik SMA/SMK menjadi warga Negara baik yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air yang dilandasi nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya Minangkabau serta
untuk mengembangkan pemahaman peserta didik SMA/SMK akan falsafah adat
Minangkabau Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Konsep integrasi nilai agama dan budaya Minangkabau ke mata pelajaran PPKN
ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Sesuai dengan struktur kurikulum
2013, peserta didik belajar PPKN wajib A dengan porsi dua ( 2 ) jam pelajaran setiap
minggunya. Analisis KI dan KD yang dilakukan sesuai juga dengan permen No. 24 tahun
2016. Yang terpenting di sini, tidak ada penambahan content materi. Tapi, yang ada adalah
menginternalisasikan/mengintegrasikan nilai agama dan dan budaya Minangkabau yang
menjadi falsafah orang Minangkabau, yakni Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah (ABS-SBK) dalam pembelajaran di kelas sebagai upaya penguatan pendidikan
karakter.
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat melalui MKKS Kabupaten/Kota
diharapkan dapat mengalokasikan anggaran dana BOS untuk pelaksanaan di sekolah.
Semua pihak terkait diharapkan berperan aktif dan berkontribusi secara optimal dalam
penyelenggaraan Pengintegrasian nilai-nilai Alquran dan Budaya Minangkabau pada mata
pelajaran PPKN.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


14

DAFTAR PERPUSTAKAAN

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


15

LAMPIRAN
SILABUS INTEGRASI
AL-QUR’AN &
BAM

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


16

I. LAMPIRAN ANALISIS KOMPETENSI DASAR DAN PENGEMBANGAN INDIKATOR

Satuan Pendidikan : SMA/SMK


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester :X/1

Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


17

Nilai Kegiatan Pembelajaran


No KD IPK Bahan Kajian
Religi Budaya TM PT KMTT
1.1 Mengorganisasi 1.1.1. Membangun nilai- Nilai-nilai Anjuran Seorang Guru Penugasan Penugasa
. nilai-nilai nilai toleran dalam Pancasila dalam untuk : pemimpin itu menjelaskan tentang n
Pancasila dalam praktik penyelenggaraan kerangka praktik 1.Pemimpin harus selalu : nilai nilai nama- portofoli
praktik pemerintahan negara. penyelenggaraan tentang 1. Benar dan kebaikan nama o nilai-
penyelenggaraan 1.1.2. Membangun nilai- pemerintahan jalan lurus secara tokoh budaya
pemerintahan nilai kejujuran dalam negara: yang lurus dalam agama dan nasional minang
negara sebagai praktik penyelenggaraan Agama : atau benar ) berfikir dalam adat dari yang
salah satu bentuk pemerintahan negara. QS: Ali Imran(159) 2.Pemimpin dan minang minang berkemb
pengabdian yang bertindak kabau yang kabau ang
kepadaTuhan amanah) 2. Adil dan pernah ada dilingku
Yang Maha Esa. Budaya : tidak pilih ngan
2.1 Mengamalkan 2.1.1.Membangun nilai- 1. Bajalan luruih kasih tempat
. nilai-nilai nilai toleransi dalam bakato bana 3. Arif dan tinggal.
Pancasila dalam kerangka praktik ,jalan luruih bijaksana
kerangka praktik penyenggaraan alua tarantang
penyenggaraan pemerintah negara. 2. luruih Manahan
pemerintah 2.1.2.Membangun nilai- tiliak ,barabeh
negara. nilai kejujuran dalam Manahan cubo.
kerangka praktik

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


18

Nilai Kegiatan Pembelajaran


No KD IPK Bahan Kajian
Religi Budaya TM PT KMTT
penyenggaraan 3. Manimbang
pemerintah negara. samo barek
3.1 Menganalisis 3.1.1.Menganalisis maukua samo
. nilai-nilai sistem pembagian panjang
Pancasila dalam kekuasaan negara 4. Tau diereang jo
kerangka praktik Republik Indonesia. gendeang ,tau
penyelenggaraan 3.1.2.Mengidentifikasi dek bayang kato
pemerintahan kedudukan dan fungsi sampai.
negara. kementerian negara
Republik Indonesia dan
lembaga pemerintahan
non departemen
3.1.4.Menganalisis
kedudukan dan fungsi
pemerintahan daerah
dalam kerangka NKRI.
3.1.5.Menganalisis Nilai-
nilai Pancasila dalam

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


19

Nilai Kegiatan Pembelajaran


No KD IPK Bahan Kajian
Religi Budaya TM PT KMTT
penyelenggaraan
pemerintahan.
4.1 Mengambil
. keputusan 4.1.1.Menyaji hasil
bersama sesuai analisis tentang
nilai-nilai pengambilan keputusan
Pancasila dalam bersama sesuai nilai-nilai
kerangka praktik Pancasila dalam kerangka
penyelenggaraan praktik penyelenggaraan
pemerintahan pemerintahan negara.
negara 4.1.2.Mengkomunikasika
n hasil analisis terkait
dengan pengambilan
keputusan bersama sesuai

1.2 Mengorganisasi 1.2.1 Membangun nilai- Nilai- nilai Ketentuan 1. Adanya Guru Menugas .Penugas
. nilai- nilai nilai menghargai secara konstitusional alquran kesetaraan menyampai kan suku- a
konstitusional adil ketentuan UUD tentang wilayah tentang dalam kan adanya suku yang portofoli
ketentuan UUD Negara RI Tahun 1945 negara, warga :penciptaan ketentuan ada o tentang

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


20

Nilai Kegiatan Pembelajaran


No KD IPK Bahan Kajian
Religi Budaya TM PT KMTT
Negara RI Tahun yang mengatur tentang negara dan manusia kebersam dalam didaerah / wilayah
1945 yang wilayah negara, warga penduduk, agama yang aan. alquran dan kampung yang
mengatur tentang negara dan penduduk, dan kepercayaan, berbangsa- 2. Hati-hati budaya tempat termasuk
wilayah negara, agama dan kepercayaan, pertahanan dan bangsa dan supaya minang tinggalnya daerah
warga negara dan pertahanan dan keamanan bersuku tidak tentang . minang
penduduk, agama keamanan untuk saling terjadi agama, kabau
dan kepercayaan, 1.2.2 Membangun nilai- Agama : mengenal kesalahan bumi dan
pertahanan dan nilai kerja sama secara Q.S Al- hujurat dan 3. Berhati – langit,
keamanan adil ketentuan UUD ayat 13 menolong. hati dan aturan-
Negara RI Tahun 1945 waspada aturan yang
yang mengatur tentang terhadap harus ditaati
wilayah negara, warga bahaya
negara dan penduduk, dari alam
agama dan kepercayaan, maupun
pertahanan dan ancaman
keamanan Budaya : dari lawan
Pepatah Minang : 4. Dalam
2.2 Mengembangkan 2.2.1. Membangun nilai- membang
. nilai-nilai yang nilai menghargai yang un

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


21

Nilai Kegiatan Pembelajaran


No KD IPK Bahan Kajian
Religi Budaya TM PT KMTT
terkandung dalam mengatur tentang 1. Duduak samo kehidupan
UUD Negara RI wilayah negara, warga randah tagak bermasara
Tahun 1945 yang negara dan penduduk, sama tinggi kat/bernag
mengatur tentang agama dan kepercayaan, 2. Bajalan paliharo ari tidak
wilayah negara, pertahanan dan kaki, bakato semua hal
warga negara dan keamanan paliharo lidah bias kita
penduduk, agama 2.2.2. Membangun nilai- 3. Maminteh lakukan
dan kepercayaan, nilai kerja sama yang sabalun anyuik, sendiri,
pertahanan dan mengatur tentang malantai kita
keamanan wilayah negara, warga sabalun lapuak, membutu
negara dan penduduk, ingek-ingek hkan
agama dan kepercayaan, sabalun kanai, orang lain
pertahanan dan /teman
4. Kamudiak
keamanan yang
saantak
untuk
galah,kahilia
3.2 Menganalisis 3.2.1. Mengidentifikasi kerja
sarang-kuah
. ketentuan UUD wilayah negara kesatuan sama.
dayuang.sasuai
Negara RI tahun Republik Indonesia
lahia jo
1945 yang

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


22

Nilai Kegiatan Pembelajaran


No KD IPK Bahan Kajian
Religi Budaya TM PT KMTT
mengatur tentang 3.2.2. Membedakan bathin,sasuai
wilayah negara, kedudukan warga negara muluik jo hati.
warga negara dan dan penduduk Indonesia
penduduk, agama 3.2.3.Meganalisis
dan kepercayaan, kemerdekaan beragama
pertahanan dan dan berkepercayaan di
keamanan Indonesia
3.2.4..Mengidentifikasi
sistem pertahanan dan
keamanan Republik
4.2 Menyaji hasil Indonesia
. analisis tentang 4.2.1. Menyaji hasil
ketentuan UUD telaah isi analisis tentang
Negara Republik ketentuan UUD Negara
Indonesia Tahun Republik Indonesia
1945 yang Tahun 1945 yang
mengatur wilayah mengatur wilayah
negara, warga negara, warga negara
negara dan dan penduduk, agama

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


23

Nilai Kegiatan Pembelajaran


No KD IPK Bahan Kajian
Religi Budaya TM PT KMTT
penduduk, agama dan kepercayaan, serta
dan kepercayaan, pertahanan dan
serta pertahanan keamanan negara
dan keamanan 4.2.2.
Mengkomunikasikan
hasil telaah isi analisis
tentang ketentuan UUD
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
yang mengatur wilayah
negara, warga negara dan
penduduk, agama dan
kepercayaan, serta
pertahanan dan
keamanan

Satuan Pendidikan : SMA/SMK


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester :X/2

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


24

Nilai Kegiatan Pembelajaran


No KD IPK Bahan Kajian
Religi Budaya TM PT KMTT
1.5. Mensyukuri 1.5.1. Membangun nilai- Komitmen integrasi o Masyaraka Unsur –unsur Guru o Mendem o Penugasa
nilai-nilai yang nilai toleran yang nasional dalam t yang masyarakat menayangk ostrasika n
membentuk membentuk komitmen bingkai aman nan sakato : an n mencari
komitmen integrasi nasiona dalam BhinnekaTunggal Ika damai 1. Kehidupan gambar/vide melalui beberapa
integrasi bingkai BhinnekaTunggal dalam Perspektif makmur kelompok o kehidupan sebuah contoh
nasional dalam Ika al-Qur’an dan dan se-suku masyarakat permain nagari
bingkai 1.5.2. Membangun nilai- budaya alam minang berkah. sangat erat madani ( an cara diminang
BhinnekaTung nilai damai yang kabau : Suatu 2. Pergaulan multicultura menyele kabau
gal Ika membentuk komitmen Agama : Baldatun yang tertib l) hidup saikan yang
integrasi nasional dalam QS. Al-Hujurat ayat Taiyibatun serta teratur , sebuah sudah
bingkai BhinnekaTunggal 1 Wa disiplin toleransi , masalah menerap
Ika Budaya : Robbun dalam aman dan dengan kan
2.5 Mengembang 2.5.1. Membangun nilai- Sahino Samalu Gafuur. Masya- makmur ) konsep konsep
kan nilai-nilai nilai toleran yang Anggo Tanggo rakat. Melakukan “awak masyarak
yang membentuk komitmen Sapikua Sajinjiang 3. Dalam dialog samo at madani
membentuk integrasi nasional dalam : masya- dengan awak”,
komitmen bingkai BhinnekaTunggal rakat peserta semuany
integrasi Ika komunal didik nilai a akan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


25

nasional dalam 2.5.2. Membangun nilai- semua religi dan menjadi


bingkai nilai damai yang tugas budaya mudah.
BhinnekaTungg membentuk komitmen menjadi minang
al Ika integrasi nasional dalam tanggung yang
bingkai BhinnekaTunggal jawab Sifat terkandung
Ika gotong dalam
royong tayangan
menjadi gmbar/
keharusan video
tersebut .

3.5 Menganalisis 3.5.1. Mengidentifikasi


faktor-faktor kebhinnekaan bangsa
pembentuk Indonesia
integrasi 3.5.2. Menganalisis
nasional dalam konsep integrasi nasional
bingkai 3.5.3. Mengidentifikasi
BhinnekaTung faktor-faktor pembentuk
gal Ika integrasi nasional
3.5.4. Menganalisis
membangkitkan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


26

kesadaran warga negara


untuk bela negara
3.5.5. Menunjukkan
kesediaan warga negara
untukmelakukan bela
Negara
4.5 Menyaji hasil 4.5.1 Menyaji hasil “ 1.
. analisis tentang analisis tentang faktor-
faktor-faktor faktor pembentuk
pembentuk integrasi nasional dalam
integrasi bingkai BhinnekaTunggal
nasional dalam Ika
bingkai 4.5.2
Bhinneka Mengkomunikasikan
Tunggal Ika hasil analisis tentang
faktor-faktor pembentuk
integrasi nasional dalam
bingkai BhinnekaTunggal
Ika

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


27

1.6 Mensyukuri 1.6.1 Mengamalkan niai- Ancaman terhadap Anjuran Alam adalah Guru Mencari Menemukan
. nilai-nilai yang nilai Pancasila dalam negara dan upaya untuk : sumber menjelaskan contoh bentuk
membentuk kerja sama yang penyelesainnya 1. Berp kehidupan : anjuran prilaku bentuk
kesadaran akan membentuk kesadaran dalam perspektif egang pada 1. Fungsi dan agama dan persahabat musibah
ancaman akan ancaman terhadap alquran agama peranan nilai-nilai an dan akibat
terhadap negara negara dan upaya o QS. Ali Imran: Allah, seseorang budaya kasih prilaku
dan upaya penyelesainnya di bidang 103 2. Bers itu berbeda minang sayang serakah
penyelesainnya Ipoleksosbudhankam atu dan 2. Setiap pentingnya didalam terhadap
di bidang dalam bingkai tidak pekerjaan membangun praktek alam
Ipoleksosbudha BhinnekaTunggal Ika bercerai yang prilaku budaya diminangka
nkam dalam 1.6.2.Membangun nilai- berai dikerjakan kerjasama minang bau
bingkai nilai gotong royong yang secara dengansesa kabau.
BhinnekaTung membentuk kesadaran bersama- ma
gal akan ancaman terhadap Nilai Budaya : sama(goto manusia.
negara dan upaya 1. Nan buto ng royong
penyelesainnya di bidang pahambuih
Ipoleksosbudhankam lasuang, nan
dalam bingkai pakak palapeh
Mengembangk BhinnekaTunggal Ika badie, nan
2.6 an nilai-nilai 2.6.1. Mengidentifikasi lumpuah paunyi
ketahanan nilai-nilai kerja sama rumah, nan kuek

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


28

terkait ancaman terkait ancaman terhadap pambaok baban,


terhadap negara negara dan upaya nan binguang
dan upaya penyelesaiannya di kadisuruah-
penyelesaianny bidang suruah, nan cadiak
a di bidang Ipoleksosbudhankam lawan barundiang.
Ipoleksosbudha dalam bingkai 2. Barek samo
nkam dalam BhinnekaTunggal dipikua, ringan
bingkai IkaBuku samo
BhinnekaTung dijinjiang,bukik
gal Ika 2.6.2. Membangun nilai- samo
nilai gotong royong mandaki,kalurah
terkait ancaman terhadap samo manurun
negara dan upaya 3. Nan kurang
penyelesaiannya di tukuak manukuak
bidang nan kurang bilai
Ipoleksosbudhankam mambilai.
dalam bingkai
BhinnekaTunggal Ika

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


29

3.6 Menganalisis 3.6.1. Mengungkapkan - - -


indikator bentuk ancaman terhadap
ancaman integrasi nasional
terhadap 3.6.2. Mengidentifikasi
negara dan ancaman di Bidang
upaya IPLEKSOSBUDHANKA
penyelesaianny M
a di bidang 3.6.3. Menunjukkan
ipoleksosbudha peran serta masyarakat
nkam dalam dalam mengatasi berbagai
bingkai ancaman dalam
BhinnekaTung membangun integritas
gal Ika nasional

4.6 4.6. Menyaji 4.6.1. Merumuskan - - -


hasil analisis bentuk hasil analisis
tentang tentang ancaman terhadap
ancaman negara dan upaya
terhadap penyelesaiannya di
negara dan bidang
upaya Ipoleksosbudhankam

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


30

penyelesaianny 4.6.2.
a di bidang Mengkomunikasikan
Ipoleksosbudha dengan persentasi hasil
nkam analisis tentang ancaman
terhadap negara dan
upaya penyelesaiannya di
bidang
Ipoleksosbudhankam
Satuan Pendidikan : SMA/SMK
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XI / 1,2

No Kompetensi Indikator Bahan Nilai-nilai Pembelajaran


Dasar Kajian Relegius Budaya TM PT KMTT
1.1 Menghargai hak 1.1.1 Menampilkan Hak asasi Anjuran -Hubungan Guru Siswa Siswa
asasi manusia hak asasi manusia manusia dalam Islam erat sesama menjelaskan ditugaskan ditugaskan
berdasarkan berdasarkan berdasarkan untuk manusia ajaran agama mencari salah mencari
perspektif perspektif pancasila perspektif memelihara bukan dan nilai- satu ayat dan pepatah dan
pancasila sebagai sebagai anugerah Pancasila kehidupan karena emas nilai budaya artinya dalam petitih minang
anugerah Tuhan Tuhan yang Maha terdapat manusia dan dan perak minang Al Qur’an tentang sikap
yang Maha Esa Esa dalam : tetapi lebih kabau tentang hak saling

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


31

1.1.2 Menghargai hak QS. Al- larangan di ikat oleh tentang dasar yang menghargai
asasi manusia Maai’dah : membunuh. budi yang menghargai dimiliki oleh sesama
berdasarkan 32 baik hak asasi manusia. manusia.
perspektif pancasila -Saling manusia
sebagai anugerah menghormat sebagai
Tuhan yang Maha i dan pengantar
Esa Budaya : menghargai
pepatah dan tanpa
2.1 Bersikap peduli 2.1.2 Menghayati hak petitih membedaka
terhadap hak asasi asasi manusia minang n harkat,
manusia berdasarkan tentang derajat dan
berdasarkan perspektif Pancasila HAM : martabat
perspektif dalam kehidupan -Anak ikan manusia
pancasila dalam berbangsa dan dimakan
kehidupan bernegara ikan,
berbangsa dan 2.1.3 Bersikap peduli gadang
bernegara terhadap hak asasi ditabek
manusia anak
berdasarkan tenggiri.
perspektif Ameh
pancasila dalam bukan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


32

kehidupan perakpun
berbangsa dan bukan, budi
bernegara saketek
rang
haragoi
-Tagak
3.1 Menganalisis 3.1.1 Menjelaskan arti samo
pelanggaran hak dan makna hak tinggi,dudu
asasi manusia azasi manusia ak samo
dalam perspektif 3.1.2 Menjelaskan randah
pancasila dalam makna kewajiban
kehidupan azasi manusia
berbangsa dan 3.1.3 Menelaah
bernegara karakteristik hak
azasi manusia
dalam nilai
Pancasila
3.1.4 Menelaah
karakteristik
kewajiban azsi

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


33

dalam nilai
Pancasila
3.1.5 Menelaah hak
dan kewajiban azasi
manusia sesuai
nilai-nilai dasar
pancasila
3.1.6 Menelaah
hakdan kewajiban
azasi manusia
sesuai dengan nilai-
nilai instrumental
3.1.7 Menelaah hak
dan kewajiban azasi
manusia sesuai
nilai-nilai praksis
pancasila
3.1.8 Menelaah upaya
pemerintah dalam
menegakkan
hakazasi pancasila

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


34

3.1.9 Menelaah upaya


penenganan kasus
pelanggaran hak
azasi manusia
4.1 Menyaji hasil
analisis 4.1.1. Menalar hasil
pelanggaran hak analisis pelanggaran
asasi manusia hak azasi dalam
dalam perspektif kehidupan
pancasila dalam berbangsa dan
kehidupan bernegara.
berbangsa dan 4.1.2. Menyaji hasil
bernegara analisis pelanggaran
hak azasi manusia
dalam perspektif
Pancasila dalam
kehidupan
berbangsa
dannbernegara.
1.2 Menghargai nilai- 1.2.1 Menghargai Nilai-nilai Anjuran dalam 1. Sesu Guru Siswa Membuat
nilai ke-Tuhanan prilaku santun ke-Tuhanan Islam untuk atu menjelaskan ditugaskan laporan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


35

dalam dalam berdemokrasi dalam bermusyawara kesepakata ajaran agama untuk observasi
berdemokrasi Pancasila sesuai berdemokras h dan n yang dan budaya membuat tentang
Pancasila UndangUndang i Pancasila berprilaku dicapai minangkaba contoh sikap pelaksanaan
sesuai Undang- Dasar Negara terdapat lemah lembut melalui u tentang menghargai pemilihan
Undang Dasar Republik dalam : musyawara demokrasi nilai-nilai ke ketua RT /
Negara Republik Indonesia Tahun QS Ali h dan Tuhanan RW di
Indonesia Tahun 1945 Imran ayat mufakat. dalam lingkungan
1945 1.2.2 Mengamalkan 159 2. Mus demokrasi tempat tinggal
perilaku santun yawarah
dalam berdemokrasi untuk
Pancasila sesuai mufakat
UndangUndang adalah
Dasar Negara suara bulat
Republik yang
Indonesia Tahun Budaya diterima
1945 :pepatah dan dengan hati
petitih yang
2.2 Berperilaku 2.2.1 .Menerapkan minang ihklas.
santun dalam ketentuan Undang- tentang 3. Dida
berdemokrasi Undang Dasar demokrasi lam
Pancasila sesuai Negara Republik adat/ketent

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


36

UndangUndang Indonesia Tahun -Bulek aia ka uan yang


Dasar 1945 yang mengatur pambuluah, tidak
Negara Republik tentang wilayah bulek kato baik,dibuan
Indonesia Tahun negara, warga kamufakaik g
1945 negara dan -Bulek baru
penduduk, agama digolekkan,p
dan kepercayaan, icak
serta pertahanan dan barudilayang
keamanan kan. -Elok
2.2.2 Menelaah diambiak jo
ketentuan etongan,buru
UndangUndang ak dibuang
Dasar Negara jo mufakat.
Republik Indonesia
Tahun 1945 yang
mengatur tentang
wilayah negara,
warga negara dan
penduduk, agama
dan kepercayaan,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


37

serta pertahanan dan


keamanan
3.2 Mengkaji sistem
dan dinamika 3.2.1 Menjelaskan
demokrasi makna demokrasi .
Pancasila sesuai 3.2.2 Menguraikan
dengan Undang- klasifikasi
Undang Dasar demokrasi
Negara Republik 3.2.3 Mengidentifikas
Indonesia Tahun i prinsip-prinsip
1945 demokrasi
3.2.4 Menjelaskan
priodesasi
perkembangan
demokrasi di
Indonesia
3.2.5 Menganalisi
pentingnya
kehidupan
demokrasi

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


38

3.2.6 Menganalisis
perilaku
mendukung
4.2 Menyajikan hasil tegaknya demokrasi
kajian tentang
sistem dan 4.2.1 Menalar hasil
dinamika hasil kajian tentang
demokrasi system dan
Pancasila sesuai dinamika sesuai
dengan Undang- UUD Negara
Undang Dasar republic Indonesia
Negara Republik tahun 1945
Indonesia Tahun 4.2.2 Menyaji hasil
1945 kajian tentang
system dan
dinamika sesuai
UUD Negara
republic Indonesia
tahun 1945

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


39

1.3 Mensyukuri nilai- 1.3.1 Meyakini nilai- Nilai-nilai Anjuran 1.Patuh dan Guru Siswa diminta Membuat
nilai dalam nilai dalam system dalam dalam Islam taat pada menceritaka untuk contoh kliping
system hukum hukum dan system untuk berlaku aturan n tentang mengemukaka tentang kasus
dan peradilan di peradilan di hukum dan adil dan hukum kebiasaan- n contoh sikap pelanggaran
Indonesia sesuai Indonesia sesuai peradilan di berbuat yang kebiasaan disiplin hukum dilihat
dengan Undang- dengan Undang- Indonesia kebaikan. berlaku dan hukum terhadap dari
Undang Dasar Undang Dasar terdapat 2.seseorang yang berlaku aturan penggolongan
Negara Republik Negara Republik dalam : yang dimasyaraka dilingkungan hukum
Indonesia Tahun Indonesia QS An Nahl mentaati t sekolah.
1945 sebagai Tahun 1945 sebagai ayat 90 perbuatan minangkaba
bentuk bentuk bersama u.
pengabdian pengabdian kepada dan
kepada Tuhan Tuhan Yang Maha peraturan
Yang Maha Esa Esa bersama
1.3.2 Mensyukuri 3.Selalulah
nilai-nilai dalam berbuat
system hukum dan sesuai
peradilan di aturan dan
Indonesia sesuai undang-
dengan Undang- undang
Undang Dasar

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


40

Negara Republik yang


Indonesia berlaku.
Tahun 1945 sebagai
bentuk Budaya :
pengabdian kepada pepatah dan
Tuhan Yang Maha petitih
Esa minang
tentang
2.3 Menunjukkan 2.3.1 Membangun system
sikap disiplin sikap disiplin hukum dan
terhadap aturan terhadap aturan peradilan
sebagai cerminan sebagai cerminan -Alua samo
sistem hukum dan sistem hukum dan dituruik,
peradilan di peradilan di jalan samo
Indonesia Indonesia ditampuah.
2.3.2 Menunjukkan - Naiaklah
sikap disiplin dari janjang,
terhadap aturan turunlah
sebagai cerminan dari tanggo
sistem hukum dan - Jalan pasa
nan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


41

peradilan di kadituruik,l
3.3 Mendeskripsikan Indonesia abuah
system hukum 3.3.1 Menjelaskan goloang nan
dan peradilan di makna hokum kaditampua
Indonesia sesuai 3.3.2 Menguraikan h
dengan Undang- klasifikasi hokum
Undang Dasar 3.3.3 Menjelaskan
Negara Republik tata hokum
Indonesia Tahun Republik Indonesia
1945 3.3.4 Menjeaskan
makna Lembaga
Peradilan
3.3.5 Mengidentifikas
i dasar hokum
Lembaga Peradilan
di Indonesia
3.3.6 Mendiskripsika
n Klasifikasi
Lembaga Peradilan
di Indonesia

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


42

3.3.7 Mendiskripsika
n Perangkat
Lembaga Peradilan
3.3.8 Mendiskripsika
n tingkat Lembaga
Peradilan di
Indonesia
3.3.9 Mengudentifika
sikan Lembaga
Peradilan di
4.3 Menyaji hasil Indonesia
penalaran tentang
sistem hukum dan 4.3.1 Menalar sistem
peradilan di hukum dan
Indonesia sesuai peradilan di
dengan Undang- Indonesia sesuai
Undang Dasar dengan Undang-
Negara Republik Undang Dasar
Indonesia Tahun Negara Republik
1945 Indonesia Tahun
1945

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


43

4.3.2 Menyaji hasil


penalaran tentang
sistem hukum dan
peradilan di
Indonesia sesuai
dengan Undang-
Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945
1.4 Mensyukuri peran 1.4.1 Menghargai peran Religius : Anjuran 1.Tenggang Guru Siswa diminta Mencari
Indonesia dalam Indonesia dalam QS al dalam Islam rasa menceritaka untuk bentuk kerja
mewujudkan mewujudkan Maidah ( untuk (toleransi) n kisah mengemukaka sama
perdamaian dunia perdamaian dunia 8) menjaga kita enak tentang batu n apa makna Indonesia
sebagai anugerah sebagai anugerah perdamaian dan bisa batikam yang tersirat dengan Negara
Tuhan Yang Tuhan Yang Maha diterima sebagai tentang kisah lain baik
Maha Esa Esa oleh orang lambang yang secara
1.4.2 Mensyukuri peran lain perdamaian diceritakan bilateral,
Indonesia dalam 2.Terciptany di Sumatera oleh guru regional
mewujudkan a Barat. maupun
perdamaian dunia perdamaia multilateral

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


44

sebagai anugerah n dalam dalam bentuk


Tuhan Yang Maha masyaraka laporan
Esa Budaya : t
pepatah dan 3..masyarak
Bersikap toleran 2.4.1 Bersikap sikap petitih at Minang
dan cinta damai toleran dan cinta minang kabau juga
2.4 sebagai refleksi damai sebagai tentang merupaka
peran Indonesia refleksi peran perdamaian n
dalam perdamaian Indonesia dalam masyaraka
dunia dalam perdamaian dunia - Lamak dek t yang
hidup dalam hidup awak katuju toleransi
bermasyarakat, bermasyarakat, dek urang dan cinta
berbangsa dan berbangsa dan - Hukum perdamaia
bernegara bernegara jatuah n
2.4.2 Bersikap cinta sangketo
damai sebagai sudah,
refleksi peran dandam
Indonesia dalam habih
perdamaian dunia kasumat
dalam hidup putuih.
bermasyarakat,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


45

berbangsa dan - Mencontoh


bernegara kan batu
batikam
3.4 Menganalisis 3.4.1 Menjelaskan sebagai
dinamika peran makna hubungan bukti
Indonesia dalam Internasional perdamaian
perdamaian dunia 3.4.2 Menjelaskan antara
sesuai Undang- pentingnya Yang
Undang Dasar hubungan terdapat
Negara Republik internasional bagi Pagaruyung
Indonesia Tahun Indonesia (Batusangk
1945 3.4.3 Menganalisis ar)
politik luar negeri
Indonesia dalam
menjalin hubungan
Internasional
3.4.4 Menganalisis
peranan Indonesia
di Perserikatan
Bangsa-Bangsa(
PBB)

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


46

3.4.5 Menganalisis
peran Indonesia
dalam ASEAN
3.4.6 Menganalisis
peran serta
Indonesia dalam
Gerakan Non Blok
4.4 Mendemonstrasik 4.4.1 Menalar peran
an hasil analisis Indonesia dalam
tentang peran perdamaian dunia
Indonesia dalam sesuai Undang-
perdamaian dunia Undang Dasar
sesuai Undang- Negara Republik
Undang Dasar Indonesia Tahun
Negara Republik 1945
Indonesia Tahun 4.4.2 Mendemonstrasi
1945 kan hasil analisis
tentang peran
Indonesia dalam
perdamaian dunia
sesuai Undang-

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


47

Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia 1945

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan : SMA /SMK
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas / Semester : X/ 2( dua)
Materi Pokok : Ancamanterhadap Negara dan upaya penyelesaiannya di
bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam bingkai
BhinnekaTunggal Ika
Alokasi Waktu : 2x Pertemuan (2 JP)

A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmupengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

B. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR

No KOMPETENSI DASAR No INDIKATOR


1.6 Mensyukuri nilai-nilai 1.6.1 Menerima niai-nilai Pancasila dalam praktek
PENGETAHU yang membentuk penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai
AN kesadaran akan ancaman rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
KONSEPTUAL terhadap negara dan 1.6.2 Menghargai niai-nilai Pancasila dalam
upaya penyelesainnya di praktek penyelenggaraan pemerintahan negara
bidang Ipoleksosbud sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang
hankam dalam bingkai 1.6.3 Maha Esa
BhinnekaTunggal Mengamalkan niai-nilai Pancasila dalam
kerja sama yang membentuk kesadaran akan
ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesainnya di bidang
1.6.4 Ipoleksosbudhankam dalam bingkai
BhinnekaTunggal Ika

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


48

Membangun nilai-nilai gotong royong yang


membentuk kesadaran akan ancaman terhadap
negara dan upaya penyelesainnya di bidang
Ipoleksosbudhankam dalam bingkai
BhinnekaTunggal Ika

2.6 Mengembangkan nilai- 2.6.1 Mengidentifikasi nilai-nilai kerja samaterkait


nilaiketahanan terkait ancaman terhadap negaradan upaya
ancamanterhadap negara penyelesaiannya di
dan bidangIpoleksosbudhankam dalam
upayapenyelesaiannya di bingkaiBhinnekaTunggal
bidangIpoleksosbudhank 2.6.2 IkaBukuMembangun nilai-nilai gotong
am dalambingkai royongterkait ancaman terhadap negaradan
BhinnekaTunggal Ika upaya penyelesaiannya di
bidangIpoleksosbudhankam dalam
bingkaiBhinnekaTunggal Ika
3.6 Menganalisis indikator 3.6.1 Mengungkapkan bentuk ancaman terhadap
ancaman terhadap negara integrasi nasional
dan upaya 3.6.2 Mengidentifikasi ancaman di Bidang
penyelesaiannya di IPLEKSOSBUDHANKAM
bidang 3.6.3 Menunjukkan peran serta masyarakat dalam
ipoleksosbudhankam mengatasi berbagai ancaman dalam
dalam bingkai membangun integritas nasional
BhinnekaTunggal Ika

4.6 Menyaji hasil analisis 4.6.1 Merumuskan bentuk hasil analisis tentang
tentang ancaman ancaman terhadap negara dan upaya
terhadap negara dan penyelesaiannya di bidang
upaya penyelesaiannya di Ipoleksosbudhankam Mengkomunikasikan
bidang 4.6.2 dengan persentasi hasil analisis tentang
Ipoleksosbudhankam ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesaiannya di bidang
Ipoleksosbudhankam

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model persentasi kelompok dividioakan peserta didik mampu menganalisis
ancaman terhadap integrasi nasional, mengidentifikasi ancaman di Bidang
IPOLEKSOSBUDHANKAM, menunjukkan peran serta masyarakat dalam mengatasi
berbagai ancaman dalam membangun integritas nasional, mampu menyaji hasil analisis
tentang ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang
Ipoleksosbudhankam, serta mampum mengkomunikasikan hasil analisis tentang ancaman
terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang Ipoleksosbud hankam dengan baik,
serta mampu bersikap : Jujur, disiplin, tanggung jawab,nasionalisme, menghormati orang
lain, dan peduli social

D. MATERI PEMBELAJARAN PENGETAHU


AN FAKTUAL
FA
Fakta :

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


49

1. Kondisi geografis wilayah Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa diapit oleh Benua
Asia dan Australia berada diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
2. Pesebaran penduduk yang tidak merata (jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010
adalah sebanyak 237 641 326 jiwa, konsentrasi terbanyak berada di Pulau Jawa dihuni
oleh 57,5 persen penduduk. Sumber: http://www.seocontoh.com/2016/01/data-
jumlah-sensus-penduduk-update-2016.html)
3. Kuatnya pengaruh ideologi komunisme dan liberalisme di Indonesia
4. Demokrasi liberal yang sedang berkembang bertentangan dengan nilai-nilai lokal
5. Maraknya perusahaan multinasional yang menunjukkan kuatnya pengaruh kapitalis
6. Sistem sosial masyarakat mengarah pada kehidupan individualis
7. Budaya K-POP, Korea menjadi kiblat budaya genersi muda
8. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia(alutista) belum lengkap
9. Agresi militer Belanda I (21 Juli - 5 Agustus 1947) dan agresi militer Belanda II (19
Desember 1948)
10. Kasus Pulau Sipadan Ligitan yang diklaim oleh Malaysia
11. DI/TII, PRRI, Permesta, Pemberontakan PKI Madiun, serta G-30-S/PKI
12. Aksi teror di Ibu Kota Jakarta, yaitu Bom Thamrin
13. Maraknya penggunaan produk luar negeri
14. Ancaman NAPZA (pengguna narkoba saat ini mecapai 5,9 juta orang
http://regional.kompas.com/read)
15. UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
PENGETAHU
Konsep : AN
1. Ancaman terhadap integrasi nasional dapat berbentukKONSEPTUAL
ancaman militer dan non militer
2. Selain ancaman terhadap integrasi, ancaman lain dapat berupa ancaman dalam bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan
3. Upaya pemerintah dalam mengatasi berbagai ancaman integritas

4. Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun


integritas nasional. PENG.ME-
TAKOGNITIF
Prinsip/meta kognitif :
1. Sebagai negara yang terletak pada posisi strategis, Indonesia rentan terhadap ancaman
integrasi, oleh sebab itu seluruh warga negara harus waspada untuk menghadapinya,
baik itu ancaman yang ancaman militer maupun ancaman non militer.
2. Adanya kebhinekaan membuat penduduk Indonesia mudah berbeda pendapat dan
mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan yang sempit sehingga sewaktu-waktu bisa
menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional, oleh karena itu semua
warga negara harus mewaspadai segala bentuk ancaman yang dapat memecah belah
persatuan bangsa..
3. Masyarakat harus berperan serta untuk mengatasi berbagai ancaman dalam rangka
membangun integritas nasional.
PENGETA
HUAN
Prosedur: PROSEDU
Untuk mengatasi berbagai ancaman disintegritas
RAL bangsapemerintah telah melakukan
berbagai upaya di bidang ipoleksosbudhankam, salah satunya adalah dengan
mengeluarkan peraturan perundang-undangan.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


50

E. Metode Pembelajaran

Metode : diskusi kelompok


Model : Problem based learning

F. Media/alat pembelajaran
Media:
1. Power point
2. Koran
Alat:
1. Laptop
2. Infocus

G. Sumber Belajar
(terlampir)

E. KegiatanPembelajaran

NO KEGIATAN

PPK
a. PENDAHULUAN (10 Menit)

1) Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif dan menyenangkan untuk


proses belajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi (kehadiran,
agenda kegiatan, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan) dan
persiapan kelompok
2) Peserta didik bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa
3) Dalam pertemuan ini guru dapat mengangkat isu aktual sebagai apersepsi untuk
meninjau pengalaman yang sudah dimiliki oleh peserta didik,misalnya guru
mengajukan pertanyaan sebagai berikut. “Apa2 yang sajakah yang ananda
ketahui tentang keanekaragamaan bangsa Indonesia dan bagaimanakah
kondisinya saaat ini? .Bagaimana kalau sekiranya tidak ada pedoman dalam
mengatasi dan menyelesaikan persoalan2 tersebut?
4) Guru memberikan motivasi dengan menyuruh membaca terjemahan surat QS.
Ali Imran: 103
5) Guru mengemukakan Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian yang harus
BUDA
dikuasai peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dan menghubungkan YA
nya dengan QS. Ali Imran: 103 MINA
NG
6) Guru menyampaikan budaya minangkabau terkait dengan materi tersebut ,
seperti pentingnya membangun prilaku kerjama dan tolong menolong, Nan
buto pahambuih lasuang, nan pakak palapeh badie, nan lumpuah paunyi
rumah, nan kuek pambaok baban, nan binguang kadisuruah-suruah,nan
cadiak lawan barundiang. Barek samo dipikua,ringan samo
dijinjiang,kabukik samo mandaki,kalurah samo manurun. duduak sorang
basampik-sampik ,duduak basamo balapang-lapang

7) Guru menyampaikan ruang lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


51

COMUNICATI
b. KEGIATAN INTI ( 65 Menit) ON

1) Mengorientasi peserta didik pada masalah


a) Guru menanyakan contoh kebhinekanan yag sudah di diskusikan secara
berkelompok kan minggu lalu. kemudian peserta didik yang lain
memvidokan dan menanggapi.
LITE
b) Peserta didik mengamati contoh video masalah dalam hubungan
RASI
internasional, peta konsep KD 6, kemudian memberikan pendapat dan
contoh lain
c) Peserta didik membaca referensi tentang masalah dalam disintegrasi
bangsa, kemudian menyampaikan contoh permasalahan kebhinikaan .
d) Guru bersama peserta didik membuat daftar permasalahan dan ancaman
kebhinekaan baik dari dalam dan dari luar dan menyepakati yang menjadi BUDAY
A
bahasan kelompok dan kelas. MINAN
e) Guru dapat menambahkan penjelasan tambahan dengan berbagai fakta G

baru yang berhubungan dengan ancama kaitannya dengan konsep hidup


masyarakat minang dan nilai agama “bumi sanang padi manjadi taranak
bakambang biak (Baldatun Taiyibatun wa Robbun Gafuur.)
f) Guru memberikan stimulasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat menghadapkan peserta didik pada kondisi internal yang
mendorong eksplorasi untuk menyelesaikan masalah kebhinnekaan yang
menjadi ancaman
CRITICAL
THINKING;
CREATIVITY; 2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
COMUNICATIO
N a). Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok masing-masing berjumlah
5 – 6orang.
b). Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan masalah hubungan
internasional yang dipilih menjadi bahasan kelas
c). Peserta didik diminta secara kelompok untuk mengidentifikasi sekaligus
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui tentang kebhinekaan . Guru
membimbing dan mendorong peserta didik untuk terus menggali rasa
ingin tahu dengan pertanyaan mendalam. Daftar pertanyaan dapat disusun
dalam tabel sebagai berikut :

No Pertanyaan
1.

Bagi kelompok yang dapat menyusun pertanyaan terbanyak dan sesuai


dengan tujuan pembelajaran diberikan penghargaan.
Guru membimbing dan mendorong peserta didik untuk terus menggali
rasa ingin tahu dengan pertanyaan yang mendalam dan agar mencakup
semua tujuan pembelajaran. CRITICAL
THINKING
;
CREATIVI
3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok TY
a) Peserta didik secara mandiri dibimbing untuk mencari informasi sebagai
jawaban atas pertanyaan yang disusun berkaitan dengan masalah yang
disepakati, dengan membaca uraian materi Bab 6 sub Bab A B tentang
Pola persatuan untuk menjaga kebhinekaan yang dibangun Indonesia atau

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


LITER 52
ASI
membaca dari Buku sumber lain yang relevan, internet; web, media yang
lain.
b) Peserta didik juga diminta untuk mengidentifikasi makna ancaman
kebhinekaan serta ancaman (Tugas Mandiri 6.1), Manfaat yang diambil
bangsa Indonesia dalam k(Tugas Mandiri 6.2); danebhinekaan Bab 6
tentangancaman kebhinekaan Indonesia dihubungkan dengan permasalahn
dibeberapa dearah yang menjadi bahasan kelas.
c) Peserta didik membuat resume dari informasi yang diperoleh dengan
membuat bagan atau tabel.
d) Peserta didik berkelompok melakukan tukar informasi dari materi yang
sudah diperoleh dan dibuat ringkasan dalam bentuk peta konsep, tabel
COMUNI ataupun bagan.
CA-TION

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


a) Peserta didik menghubungkan informasi yang diperolah sebagai dasar
untuk mengerjakan tugas kelompok tentang latar belakang, pembahasan,
alternatif solusi masalah dalam menjaga ancaman kebhinekaan bangsa
Indonesia
b) Peserta didik dibimbing untuk menyusun laporan hasil identifikasi yang
berkaitan dengan masalah kebhinekaan. Laporan tersebut dapat berupa LITERASI
display, bahan tayang dll sesuai dengan situasi sekolah.

c. PENUTUP ( 15 Menit )

1) Guru dan Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dibahas pada
pertemuan ini.
2) Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran pada pertemuan ini
PPK 3) Peserta didik di tugaskan untukmengerjakan Tugas Mandiri 6.3.
4) Peserta didik diberi tugas kelompok menyelesaikan analisis dan alternatif
solusi permasalahan yang menjadi kajian kelas dan dikaitkan dengan bentuk
bentuk musibah akibat prilaku serakah terhadap alam diminangkabau
5) Guru dan peserta didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur
kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik
dan lancar.

F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN ( terlampir)


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap ( observasi, penilaian diri)
b. Penilaian Pengetahuan ( penugasan)
c. Penilaian Keterampilan ( kinerja)
Instrumen Penilaian (terlampir)
2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan untuk siswa yang tidak memenuhi KKM dan
dilakukan diluar jam pelajaran sekolah dengan mengulang kembali materi yang kurang

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


53

dipahami siswa. Sedangkan untuk program pengayaan dilakukan bagi siswa yang
nilainyadi atas rata-rata dan sudah memenuhi KKM.
Mengetahui : Padang, 2017
Kepala SMA /SMK Padang Guru Mata Pelajaran
……………………………….
………………………….
Nip Nip.
Lampiran :

A. PertemuanPertama

1. PenilaianSikap

Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses belajar berlangsung.
Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam Observasi ini misalnya dilihat
aktivitas dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber berkaitan dengan pola ancaman
terhadap penggunaan bahasa dalam berkomunikasi pada saat berdiskusi.Aspek yang
dinilai pada kolom dibawah ini :

Pedoman Pengamatan Sikap


Kelas : ……………………….
Hari, Tanggal : ……………………….
Pertemuan Ke- : ……………………….
MateriPokok : ……………………….

Nama Aspek Penilaian


N
Peserta Iman Penggunaaan Kato Nan Ampek
o
Didik Taqwa Mandaki Manurun Mandata Malereang
1
2
3

2. PenilaianKetrampilan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


54

Penilaian ketrampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik pada saat
menyajikan hasil identifikasi tentang

3. Penilaian Pengetahuan : Pertanyaan lisan sesuai IPK dan pertanyaan yang berkembang
dalam pembelajaran.

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan menilai hasil penugasan yaitu Tugas Kelompok
6.1 dan Tugas Kelompok 6.2.

 PenyekoranTugasKelompok 6.1
Soal nomor 1 masing-masing skornya 2 sehingga skor maksimal adalah 8, soal
nomor 2 skornya 2, sehinggaTotal skor tertinggi adalah 10.

Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 100
10

 PenyekoranTugasKelompok 6.2
Nomor 1 – 13 masing-masing skornya 2 sehingga skor maksimal adalah 26.

Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 100
26

2.Penilaian Ketrampilan

Penilaian ketrampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
mempresentasikan pengumpulan data bagaimana ketrampilan membuat resume, serta
menyampaikan gagasan di kelompok dan kelas.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


55

PengalamanPribadi
No. Pernyataan Selalu Serin Kadan Tdk Alasan
g g Pernah
1. ..............................
2. ..............................
3. ..............................
4. ..............................
5. ..............................

3.Penilain Pengetahuan

a) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah penilaian
diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan memberikan tanda
ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham Sebagian), BP (Belum Paham).

No Sub-Materi Pokok Paham Paham Belum


Sekali Sebagia Paham
n
1. a. .......................
2. b. ........................
3. c. ..........................

Apabila pemahaman kalian berada pada kategori PS (paham sekali) mintalah materi
pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan kalian, sedangkan apabila
pemahaman kalian berada pada kategori PSb (Paham Sebagian) dan BP (Belum Paham)
coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih lengkap, supaya kalian
cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya kurang atau belum
memahaminya.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


56

b) Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk mengerjakan Uji kompetensi Bab 6.

B. Soal Pengetahuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat, jelas dan akurat!

1. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkanNegara RImengalami kebhinekaan !


2. Klasifikasi contoh ancaman kebhinekaan ditinjau dari berbagai segi (minimal 5)!
3. Jelaskan tahap-tahap pembuatan yang merupakan ancaman kehinekaan
4. Jelaskan peran kita sebagai warganegara untuk mengatasi ancaman kebhinekaan
5. Coba anda analisis dengan begitu banyak ancama kebhinekaan kita apakah masih
sangup kita mempertahankan negara kita !

Soal
HOTS
Kasus Pelecehan Pancasila dan kebijakan negara oleh Australia bisa
mengancam kebhinekaan

Lecehkan Pancasila, Kerjasama Militer Indonesia-Australia


DihentikanReporter : Ari Syahputra | Rabu, 4 Januari 2017 - 14:28 WIB
Sumber: http://nasional.kini.co.id/2017/01/04/19687/lecehkan-pancasila-kerjasama-
militer-indonesia-australia-dihentikan

Follow Twitter @KiniOnline dan FB http://fb.com/KiniOnline


Jakarta, kini.co.id – Seluruh kerjasama militer antara Indonesia dan Australia
dihentikan sementara.Penghentian kerjasama ini diduga karena hubungan bilateral
kedua negara sedang menurun.Selain itu ada dugaan Australia melecehkan
Pancasila.Hal tersebut dibenarkan Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto yang
dikonfirmasi, Rabu (4/1/2017).Ia mengatakan penghentian kerjasama ini bukan
hanya di bidang pelatihan militer, tapi seluruh kerjasama dengan negeri kangguru
tersebut. Disinggung soal pelecehan terhadap lambang negara Pancasila saat Prajurit
Kopassus tengah melatih pasukan khusus di Australia, Wuryanto membenarkan.
Namun ia tidak menjelaskan secara detail pelecehan apa yang dilakukan Australia
terhadap dasar negara Indonesia tersebut. “Ya ada masalah itu dan ada beberapa hal
yang masih harus kita kaji lagi agar hubungan kerja sama ini menguntungkan kedua
HOT belah pihak,” tutupnya. Sebelumnya, TNI memang secara rutin menggelar latihan
S
Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA
57

bersama dengan Australia.Salah satu yang seringberlatih adalah KopassusTNIAD.

Sumber: http://nasional.kini.co.id/2017/01/04/19687/lecehkan-pancasila-kerjasama-
militer-indonesia-australia-dihentikan
Follow Twitter @KiniOnline dan FB http://fb.com/KiniOnline

Jawablah pertanyaan dibawah ini:

6. Berdasarkan kasus diatas, seandainya anda nanti sebagai pengambil kebijakan


apa yangakan Anda lakukan untuk menjaga agar Pancasila tidak dilecehkan lagi
dan membawab dampak kedalam negeri mengacam kebhinekaan?

D. Kunci Jawaban
KunciJawaban

No Jawaban Skor

1. Saya akan mewaspadai beberapa faktor sumber ancaman


integrasi bangsa sekaligus ancama kebhinekan bangsa yaitu
a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam 15
kelangsungan hidupnya dalam ipoleksosbudhankam baik
melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain yang
mengacam kebhinekaan Indoneaia. 15
b. Faktor ekternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak
dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri
sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.
Ketergantungan tersebut terutama dalam upaya memecahkan
masalah-masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan yang mengacam kebhinekaan.

C. Pedoman Penskoran
SkorPerolehan
1. Nilai soal no 1-5 = -------------------- x 100

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


58

70

2. Penilaian Soal nomor 6 (HOTS); rubrik penilaiannya adalah sbb:

NO KUALITAS JAWABAN NILAI


1 Jika jawaban hanya didasarkan 1 alasan logis 20
2 Jika jawaban hanya didasarkan 2 alasan logis 40
3 Jika jawaban hanya didasarkan 3 alasan logis 60
4 Jika jawaban hanya didasarkan 4 alasan logis 80
5 Jika jawaban hanya didasarkan 2-4 alasan 100
logis dan ada alasan yang sifatnya empaty

1. Penilaian Soal nomor 6 (HOTS); rubrik penilaiannya adalah sbb:

2. Nilai akhir= nilai nomor ( (1-5) + nilai nomor 6 ) : 2

SkorPerolehan
Nilai soal no 1-5 = -------------------- x 100 + 30 : 2
70
D. Pembelajaran Remedial danPengayaan

1.Remedial
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materipelajaran
dan belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Bentuk yang dilakukan antara lain
peserta didik secara terencana mempelajari Buku Teks PPKn Kelas X dan bahan dari
internet pada bagian tertentu yang belum dikuasainya. Guru menyediakan soal-soal
latihan atau pertanyaan yang merujuk pada pemahaman kembali tentang isi buku teks
PPKn Kelas XBab 6
Peserta didik diminta komitmennya untuk belajar secara disiplin dalam rangkamemahami
materi pelajaran yang belum dikuasainya. Guru kemudian mengadakanuji kompetensi
kembali pada materi yang belum dikuasai peserta didik yang bersangkutan .

2.Pengayaan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


59

Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada


pesertadidik yang telah menguasai materi pembelajaran, yaitu materi pada Bab 5.Dalam
pengayaan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara dan pilihan. Sebagai contoh, peserta
didik dapat di berikan bahan bacaan yang relevan dengan materi pembelajaran.

Lampiran:. penilaian:Bacalah pernyataan dabawah ini dengan


seksama dan jawablah pertanyanya !
Ketidak meratanaan pembangunan, kemiskinan ,penganguran dan lemahnya SDM dan
kurangnya tenaga ahli untuk pengolahan dan pengelolaan SDA membuat penafsiran,
kesimpulan dan pendapat masing daerah dan suku yang beragam dapat saja memicu
timbulnya ancaman terhadap kebhinekan bangsa indonesia , pertanyaan :
1 Apakah mungkin bangsa kita ini tetap Indonesia seperti kebhinikaan dan luasnya
sekarang ?
2 Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk tetap kebihinekaan kita dan menjadi
negara besar untuk kedepanya ?
3 Apa yang kamu lakukan jika seanfdainya kebhinekaan negara kita ini betul –betul
sedang Terancam ?
Jawaban:
1 Ya.tetap Indonesia kalau para warganegara indonesia yang bhineka ini saling
menjagatoleransi dan saling menghargai meratanya pembangunan dan di seluruh
NKRI yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945
2 Melaksanakan pembangunan secara merata mendidik waerga negara dengan
nilaiPancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3 Ikut berjuang bersama TNI dan komponen bangsa lainya untuk berjuang
mempertahankan keutuhan bangsa Indonesa
Lampiran : Bahan Ajar KD. 3.6

Bahan Ajar

Kelas :X
Semester : II
Topik : Ancaman terhadap integrasi nasional dan upaya penyelesaiannya

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


60

KD : 3.6 Mengalisis ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang


ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan dalam
bingkai Bhinneka Tuggal Ika
Indikator : 1.6.1 Melaporkan isu-isu terkini terkait ancaman terhadap negara sebagai
wujud rasa syukur yang membentuk kesadaran untuk menjadi warga negara
yang baik
2.6.1 Membangun nilai-nilai kerja sama dalam menemukan upaya-upaya
penyelesaian ancaman terhadap negara
3.6.1 Mengidentifikasi ancaman terhadap integrasi nasional
3.6.2 Menganalisis ancaman di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan
3.6.3 Menganalisis upaya pemerintah dalam membangun integrasi nasional
3.6.4 Menguraikan peranan masyarakat untuk mengatasai berbagai ancaman
dalam rangka membangun integritas nasional
Tujuan : 1.6.1.1 Menampilkan sikap jujur dalam pembelajaran sebagai wujud rasa
syukur
1.6.1.2 Membangun komitmen untuk peduli kepada isu-isu ancaman terhadap
negara dalam rangka membangun integritas nasional
2.6.1.1 Mengompromikan isu-isu ancaman terhadap negara yang sedang
berkembang sebagai wujud rasa peduli dalam rangka membangun integritas
nasional
2.6.1.2 Meyakinkan orang lain untuk peduli kepada isu-isu ancaman terhadap
negara dalam rangka membangun integritas nasional
2.6.1.3 Memilih musyawarah dan mufakat sebagai cara pengambilan keputusan
untuk menemukan upaya-upaya penyelesaian ancaman terhadap negara dalam
rangka membangun integritas nasional
2.6.1.4 Mengatakan kalimat-kalimat yang santun dalam bekerja sama untuk
menemukan upaya-upaya penyelesaian ancaman terhadap negara dalam rangka
membangun integritas nasional
2.6.1.5 Menekankan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
kelompok dan menyerahkannya sesuai waktu yang ditentukan
3.6.1.1 Mengidentifikasi ancaman militer terhadap integrasi nasional
3.6.1.2 Mengidentifikasi ancaman non militer terhadap integrasi nasional
3.6.2.1 Menganalisis ancaman di bidang ideologi

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


61

3.6.2.2 Menganalisis ancaman di bidang politik


3.6.2.3 Menganalisis ancaman di bidang bidang ekonomi
3.6.2.4 Menganalisis ancaman di bidang sosial budaya
3.6.2.5 Menganalisis ancaman di bidang pertahanan dan keamanan
3.6.3.1 Menganalisis upaya pemerintah di bidang bidang ideologi
3.6.3.2 Menganalisis upaya pemerintah di bidang politik
3.6.3.3 Menganalisis upaya pemerintah di bidang bidang ekonomi
3.6.3.4 Menganalisis upaya pemerintah di bidang sosial budaya
3.6.3.5 Menganalisis upaya pemerintah di bidang pertahanan dan keamanan
3.6.4.1 Menguraikan peranan keluarga, sekolah, organisasi
masyarakat,organisasi politik dan tokoh agama dalam mengatasi berbagai
ancaman dalam rangka membangun integrasi nasional
3.6.4.2 Mengorganisasikan masing-masing peranan keluarga, sekolah,
organisasi masyarakat, organisasi politik dan tokoh agama dalam mengatasi
berbagai ancaman dalam rangka membangun integrasi nasional.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


62

Peta Konsep

1. Ancaman militer
Ancaman terhadap
Integrasi Nasional

2. Ancaman Non
Militer
Ancaman
terhadap
Integrasi
Nasional dan
Upaya Ancaman di bidang
Penyelesaianny IPOLEKSOSBUDHANKAM
a

Upaya pemerintah

peranan masyarakat

Ancaman terhadap
Integrasi Nasional dan
Upaya Penyelesaiannya

Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua anugerah yang
diberikanNya, termasuk dengan ditakdirkannya kita menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Negara yang merdeka pada 17 Agustus 1945 ini merupakan sebuah negara yang terletak pada

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


63

posisi strategis. Selain itu, keberagaman suku bangsa yang ada di dalamnya juga merupakan
sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Sikap bersyukur tersebut dapat
ditunjukkan salah satunya adalah dengan mencintai negara. Warga negara yang baik harus
menjunjung dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, hal ini merupakan
kewajiban bagi setiap warga negara. Selanjutnya, menjadi warga negara yang baik haruslah
diikuti pula dengan menjadi warga negara yang berkarakter. Sikap jujur, merupakan komponen
utama yang harus dimiliki untuk menunjang terbentuknya warga negara dan berkarakter. Baca
dan pahamilah cuplikan berita berikut!

Penghargaan KPK untuk Cleaning Service Jujur Penemu Rp 100


Juta

JawaPos.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) La Ode Muhamad


Syarif memberikan penghargaan atas kejujuran Mulyadi. Pria berusia 31 tahun itu mengembalikan
tas berisi uang senilai Rp 100 juta di toilet lantai GF, Mall Kota Kasablanka (Kokas), Jalan
Casablanca Raya, Jakarta Selatan (Jaksel).
Orang nomor satu di lembaga antirasuah itu secara khusus menyambangi tempat petugas cleaning
service bekerja. Selama kurang lebih satu jam, La Ode memberikan arahan dan penyematan pin
"berani jujur hebat" kepadanya secara tertutup di lantai 20 Tower Prudensial, Mall Kokas, Kamis
(9/6).
Di tengah maraknya kasus korupsi yang dilakukan para petinggi negeri ini, kejujuran yang
dimilikinya sungguh luar biasa sehingga perlu diapresiasi dan disebarkan kepada khalayak
umum.Mulyadi pun mengaku terkejut menerima tamu pejabat publik yang tak lain ketua KPK.
Bahkan ia diberikan penghargaan secara langsung. "Tentunya senang sekali ya Mas, gak kebayang
bisa dapat penghargaan langsung dari ketua KPK ini," kata pria kelahiran Lampung, 16 Mei 1985
itu.Mulyadi melanjutkan, pimpinan KPK itu juga memberikan arahan untuk terus menyebabkan
nilai-nilai kejujuran di lingkungan sekitar. "Pesan khusus beliau adalah jujur dan terus semangat
dalam menjalani hidup," tandas dia. (hyt/JPG)

Sumber: http://www.jawapos.com

Sekarang, coba hubungkan apa kaitan cerita tersebut dengan karakter, peran pemerintah
dan upaya mengatasi ancaman integrasi bangsa. Tuliskan pendapatmu pada lembaran yang
telah disediakan guru.
Keanekaragaman bangsa Indonesia merupakan sebuah potensi dan tantangan tersendiri.
Disebut sebagai sebuah potensi, karena membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan
memiliki kekayaan yang melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya yang dapat
menarik minat para wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia dan investor asing untuk
menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu, kebhinekaan bangsa Indonesia juga

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


64

merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman. Adanya kebhinekaan membuat penduduk


Indonesia mudah berbeda pendapat dan mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan yang sempit
sehingga sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau
persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, semua warga negara harus mewaspadai
segala bentuk ancaman yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Pada materi ini peserta
didik diajak untuk mewaspadai ancaman terhadap integrasi nasional dan ipoleksosbudhankam.
Pada akhirnya nanti peserta didik diharapkan dapat berperan serta untuk mengatasi berbagai
ancaman dalam rangka membangun integritas nasional.

A. Ancaman terhadap Integrasi Nasional


Amatilah gambar berikut!

Gambar 1. Posisi strategis Indonesia. Sumber: https://www.google.com/imgres


Apa yang dapat kamu simpulkan dari keberadaan Indonesia dalam peta dunia tersebut?
Indonesia berada pada posisi strategis. Di tengah-tengah dunia. Faktanya, Indonsia
dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada di
antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa wilayah Indonesia berada pada posisi silang yang sangat strategis dan ideal. Dengan
demikian, maka posisi silang Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi
integrasi nasional bangsa Indonesia. Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang
dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi
kehidupan. Secara garis besar, ancaman tersebut dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu
ancaman di bidang militer dan ancaman non militer. Berikut penjabarannya.
1. Ancaman Militer
Setiap negara berpotensi menerima ancaman militer, termasuk Indonesia. Ancaman ini
dilatar belakangi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ekspansi (perluasan) wilayah dan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


65

keinginan sebuah negara untuk menguasai sumber daya alam negara lain. Untuk itulah setiap
negara perlu mengantisipasi ancaman yang bisa datang sewaktu-waktu, salah satunya adalah
dengan menyiapkan angkatan bersenjata yang dilengkapi dengan persenjataan yang lengkap.
Ancaman-ancaman militer dapat berupa:
a. Agresi/ Invasi
Agresi adalah segala bentuk perilaku yang disengaja terhadap makhluk lain dengan
tujuan untuk melukainya dan pihak yang dilukai tersebut berusaha untuk menghindarinya.
Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara:
1) Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi Teluk Babi
2) Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh melalui
angkatan udara
3) Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara
4) Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah negara dimana
tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku
5) Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan Agresi
6) Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.

Suatu negara yang melakukan agresi dikategorikan sebagai ancaman kedaulatan


negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan suatu bangsa. Agresi ini mempunyai bentuk-
bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah. Invasi merupakan
bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata
yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah negara lain. Bangsa Indonesia
pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah
Indonesia sebanyak dua kali, yaitu pada agresi militer I dari tanggal 21 Juli 1947 sampai 5
Agustus 1947 dan agresi militer II tanggal 19 Desember 1948.
b. Pelanggaran batas wilayah
Kedaulatan negara apabila ditinjau dari terminologi konseptual internasional adalah
adanya pengakuan suatu negara lain terhadap wilayah perbatasan negara. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegaramenyatakan bahwa pertahanan negara
adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.Dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


66

TNI menyatakan bahwa TNImerupakan Komponen Utama dalam menjaga dan


mempertahankan kedaulatan negara di perbatasan negara sesuai dengan tugas Matra yang
meliputi atas kedaulatan wilayah darat, kedaulatan wilayah laut dan kedaulatan wilayah udara,
serta dalam pelaksanaan operasionalnya juga dilakukan dengan sistem Tri Matra Terpadu.
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai perbatasan darat dengan 3 (tiga)
negara tetangga (Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste) serta 11 perbatasan laut dengan
negara tetangga (India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Palau, Federal
State of Micronesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Australia). Adapun perbatasan udara
mengikuti perbatasan darat dan perbatasan teritorial laut antar negara. Hingga saat inipenetapan
batas dengan negara tetangga masih belum semua dapat diselesaikan. Permasalahan penetapan
perbatasan negara saat ini masih ada yang secara intensif sedang dirundingkan dan masih ada
yang belum dirundingkan. Kondisi situasi demikian menjadi suatu bentuk ancaman, tantangan,
hambatan yang dapat mengganggu kedaulatan hak berdaulat NKRI.

Berikut beberapa kasus pelanggaran batas wilayah baik itu silayah laut, darat dan udara:
1) TNI-AU Tahan Pesawat Asing Di Aceh

TNI Angkatan Udara Sultan Iskandar Muda Provinsi Aceh menahan sementara pesawat
militer milik Amerika Serikat (AS) di Bandara Sultan Iskandar Muda, Senin, karena tidak
memiliki izin terbang dalam wilayah Indonesia.Setiap pesawat militer yang akan terbang
harus memiliki dua izin, yakni dari kementerian luar negeri dan Markas Besar TNI. Namun
pesawat militer AS tersebut tidak memiliki kedua izin tersebut. Tapi tidak butuh pesawat
tempur TNI-AU untuk memaksa pesawat itu turun karena mereka menyatakan akan
mendarat.
2) Pulau Sipadan

Pulau Sipadan adalah sebuah pulau yang dulunya milik Indonesia. Namun mendadak
diklaim Malaysia menjadi wilayahnya. Kasus ini sempat menjadi isu besar dan membuat
hubungan dua negara memanas dengan cukup lama. Akhirnya kasus ini dilimpahkan pada
Mahkamah Internasional untuk memutuskan siapa yang berhak atas kepemilikannya.
Sayangnya, Indonesia kalah dalam persidangan itu. Hal ini terjadi karena Malaysia
dianggap mampu mengembangkan pulau dengan baik. Negara tetangga kita ini berhasil
membangun resort hingga Pulau Sipadan menjadi tujuan wisata unggulan.
3) Sengketa Ambalat

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


67

Sengketa Ambalat ini diakibatkan oleh negara Malaysia yang ingin merebut Ambalat
karena keistimewaan Ambalat yang memiliki kakayaan laut dan bawah laut, khususnya
untuk pertambangan minyak. Hal ini dapat dibuktikan ketika Malaysia membuat peta baru
pada tahun 1969 yang memasukan pulau Sipadan dan Ligitan pada wilayah negaranya,
tentu negara Indonesia tidak terima dengan pengakuan sepihak tanpa dasar aturan yang
jelas. Pengajuan sepihak itu membuat Indonesia tidak mengakui peta baru Malaysia
tersebut. Lalu Indonesia menyelesaikan sengketa ini dengan penandatanganan kembali
Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia.
c. Pemberontakan bersenjata
Di tahun 1999 lalu, Timor Timur mantan provinsi ke-27 Republik Indonesia melepaskan
diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, setelah jajak pendapat 4 september 1999
menunjukkan bahwa mayoritas (78,5%) penduduk memilih lepas sebagai negara sendiri.
Di tahun 2003, penyakit separatisme masih tetap menjangkiti sebagian bangsa ini.
Separatisme yang muncul akibat ketidakadilan struktural juga tak hilang. Ulah Gerakan
Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM) serta Republik Maluku Selatan
(RMS) tetap merisaukan pemerintah. Aceh walaupun dalam kondisi damai tentu masih
menyimpan bara politik separatis. Baru-baru ini pun, konflik yang terjadi di Papua berupa
aksi-aksi kekerasan, penembakan aparat keamanan, serta adanya isu deklarasi negera
federasi papua tentunya merupakan peringatan besar bagi pemerintah pusat untuk terus
berupaya menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Sabotase
Sabotase adalah tindakan pengrusakan yang dilakukan secara terencana, disengaja dan
tersembunyi terhadap equipment, personil dan actifity dari bidang sasaran yang ingin
dihancurkan yang berada ditengah-tengah masyarakat, kehancuran harus menimbulkan
efek psikologis yang besar. Kata "SABOT" berasal dari perancis yg artinya sepatu kayu,
populer pada abad 19 masa industri perancis yang menimbulkan pengangguran dan PHK
hingga terjadi pengrusakan mesin industri dengan memasukan sepatu kayu ke dalam
mesin2 industri yang ada, sejak saat itu Sabotase digunakan seperti pengertian yang
sekarang ini.
Salah satu bentuk sabotase yang dilakukan terhadap negara adalah dengan merusak
fasilitas-fasilitas negara sehingga dapat menghancurkan perhubungan dan melemahkan
pertahanan. Contoh: aksi sabotase yang dilakukan para pejuang dengan merusak fasilitas
umum seperti jalan dan jembatan agar tidak dimanfaatkan oleh penjajah. Sabotase

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


68

berhubungan erat dengan spionase, karena sebelum dilakukan


tindakan perusakan, sebelumnya akan dilakukan dulu
Bagaimana penyelidikan terhadap situasi dan kondisi target tersebut.
membiasakan diri e. Spionase
untuk bersikap Spionase adalah suatu praktik pengintaian, memata-matai untuk
jujur? mengumpulkan informasi mengenai
sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa
mendapatkan izin dari pemilik yang sah dari informasi tersebut.
Kejujuran adalah kunci keberhasilan.
Membiasakan diri untuk jujur adalah Yang membedakan spionase dengan bentuk pengumpulan
langkah utama yang harus dimiliki oleh
stiap orang. Lalu, bagaimana caranya? informasi intelijen lainnya adalah bahwa spionase bisa
 Ingatlah bahwa Tuhan selalu
mengintai gerak gerik kita mengumpulkan informasi dengan mengakses tempat di mana
 Jangan menyepelekan janji
 Selalu komunikasi informasi tersebut disimpan atau orang yang mengetahui
 Tidak menyontek
mengenai informasi tersebut dan akan membocorkannya
melalui berbagai dalih.

f. Aksi teror bersenjata


Aksi teror bersenjata ini erat kaitannya dengan
pengeboman. Aksi teror dilakukan dengan melakukan
pengeboman di suatu tempat atau dengan meledakkan bom
bunuh diri. Telah banyak terjadi kasus teror seperti ini mulai dari
bom Bali tahun 2002, Bom JW Marriot 2003, bom kedubes
Australia 2004, hingga bom Sarinah di tahun 2016. Bom Sarinah
merupakan serentetan peristiwa bom sebanyak enam ledakan
dan juga teror penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan
MH Thamrin, Jakarta pada tanggal 14 Januari 2016.Ledakan
terjadi di dua tempat, Ledakan pertama terjadi tempat parkir
Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah dan sebuah
Pos Polisi di depan Plaza Sarinah tersebut.
Selain itu, pada tanggal 28 Maret 1981, Garuda
Indonesia pernah diserang oleh teroris. Dalam perjalanan
menuju Medan setelah transit di Palembang dari penerbangan
Jakarta, pesawat ini dibajak oleh 5 orang bersenjata yang
mengaku sebagai angota Komando Jihad. 3 Teroris tersebut
mengaku sebagai bagian dari penumpang pesawat Garuda

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


69

Indonesia. Aksi ini mengakibatkan 1 orang kru pesawat tewas, 1 orang penumpang tewas, dan
3 orang teroris tewas.
2. Ancaman Non Militer
Salah satu hal yang menjadi latar belakang munculnya ancaman non militer adalah
pengaruh globalisasi. Globalisasi secara umum merupakan kemajuan sains dan teknologi bagi
kemakmuran hidup manusia. Dengan kemajuan itu, ada kemudahan serta kenyamanan dengan
memanfaatkan sarana teknologi yang canggih. Dalam pandangan J.M Nas, globalisasi dapat
dipahami sebagai reaksi dan elaborasi terhadap dua gejala sosiologis ditandai dengan
berkembangnya the world system dan modernization. Dampak dari globalisasi adalah
masyarakat yang mengalami perubahan dari gejala global yang dapat mengantarkannya pada
level yang lebih tinggi.
Globalisasi dapat ditandai dengan beberapa hal :
1. Pertama, globalisasi pada dasarnya terkait dengan kemajuan dan inovasi teknologi, arus
komunikasi, dan informasi yang mencapai lintas batas negara.

2. Kedua, globalisasi tidak dapat dipisahkan dari akumulasi kapital. Wallerstain, seorang
pelopor teori sistem dunia, memandang bahwa globalisasi tidak hanya sebatas
hubungan lintas batas negara, namun globalisasi merupakan wujud kejayaan ekonomi
kapitalis dunia yang digerakkan oleh logika akumulasi kapital.

3. Ketiga, globalisasi berkaitan dengan semakin tingginya intensitas perpindahan


manusia, pertukaran budaya, nilai, ide-ide yang lintas negara. Ketika intensitas itu
semakin tinggi sudah barang tentu benturan globalisasi akan semakin merajalela ke
berbagai aspek kehidupan.

4. Keempat, globalisasi ditandai dengan semakin meningkatnya keterkaitan dan


ketergantungan, yang tidak hanya terjadi antar-bangsa, tapi juga antar masyarakat.
ketergantungan yang akut ini tentunya menjadi oposisi dari budaya mandiri di kalangan
generasi muda.

Dari keempat indikator globalisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ancaman non militer
yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi berupa:
1) Gaya hidup yang kebarat-baratan

Gaya hidup semacam ini telah mengarah pada gaya hidup liberal. Perilaku semacam ini
mengarah pada gaya hidup hedonisme dan konsumtif. Orang-orang tidak lagi

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


70

mempertimbangkan kebutuhan ketika membeli atau melakukan sesuatu, akan tetapi lebih
kepada keinginan. Contohnya adalah maraknya penggunaan gadget. Saat ini, Indonesia telah
menjadi pasar gadget terbesar khususnya di Asia Tenggara. Hal itu terbukti yang dari survei
pasar terbaru memperlihatkan bahwa tingkat pembelian smartphonedi Indonesia pada tahun
2013 adalah salah satu yang tertinggi di wilayah ini. Berdasarkan survei yang dilakukan
oleh Gfk Asia, pada kuartal pertama tahun 2013, masyarakat Indonesia telah membeli
sebanyak 14,8 juta smartphone dengan nilai mencapai USD 3,33 miliar. Raihan itu jauh
melebihi dua negara Asia Tenggara lain yaitu Thailand dan Malaysia yang masing-masing
menjual 7,2 juta unit dan 6,4 juta unit smartphone.
(https://kreditgogo.com/artikel/Gaya-Hidup/Gadget-Antara-Kebutuhan-dan-Gaya-
Hidup.html)
Di samping digunakan untuk menunjang pekerjaan, banyak orang yang
membeli gadget justru hanya difungsikan sebagai gaya hidup. Di beberapa kalangan, memiliki
gadget seperti smartphone dan tablet dianggap dapat menunjang gaya hidup penggunanya,
padahal mereka sendiri tidak tahu pemanfaatan fitur yang terdapat di gadget yang mereka
gunakan. Sebagai contoh, seorang pelajar yang membeli sebuah smartphone mahal,
seperti iPhone 5Shanya untuk terlihat keren dan ingin mendapatkan perhatian lebih dari
teman-temannya. Padahal ia sendiri tidak mengerti cara menggunakan perangkat tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa pelajar tersebut hanya menjadikan gadget sebagai gaya hidup saja,
namun tidak menggunakannya sebagai penunjang pekerjaan.
Gejala perilaku sosial yang baru akibat perubahan zaman yang begitu cepat akibat dapat
merusak nilai kultural bangsa. Gejala ini dapat disebut sebagai erosi kultural atau penurunan
nilai moral. Selain penggunaan gadget, gejala berikutnya adalah perilaku konsumtif dan
materialistis. Hidup dengan kebutuhan materi dan konsumsi makanan yang jauh
berlebihan dari apa yang dibutuhkan dan pengembangan hobi yang memerlukan biaya yang
sangat tinggi, seperti balap mobil, tanaman hias mahal, hewan langka, golf, kapal pesiar, dan
shopaholic. Perilaku seperti ini banyak diperlihatkan oleh masyarakat kelas menengah dan
kelas atas penduduk kota, termasuk pula sebagian pejabat pemerintah. Contoh lain adalah
invasi cabang-cabang restoran ‘cepat saji’ yang kebanyakn berasal dari USA di banyak kota
besar di Indonesia. Sebagian besar pengunjung adalah kaum muda kelas menengah kota.
Alasan mereka memilih restoran cepat saji hanyalah untuk mencari gengsi ketimbang
menikmati masakannya.
Gejala perilaku sosial berikutnya adalah sikap hidup individualistik yang banyak
bertentangan dengan nilai kultural bangsa yang komunal, kolektif dan menjunjung

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


71

kebersamaan. Dalam hal ini sikap individualistik adalah ketidakpedulian terhadap lingkungan,
rekan kantor, tetangga, dsb. Lawan dari sikap ini adalah tolong-menolong, kekeluargaan,
gotong-royong yang merupakan sikap hidup ideal masyarakat pedesaan yang sudah terkikis.
Selain itu gejala masyarakat individualistik ini adalah mengukur segala sesuatu dengan uang
atau materi. Hal ini menunjukkan pola hidup masyarakat komersil.
Gejala perilaku sosial selanjutnya adalah perilaku hedonistik, seperti mabuk-mabukan
dan penyalahgunaan narkotika selain itu juga penyimpangan terhadap perilaku seksual seperti
melakukan hubungan seks sebelum menikah. Banyak perilaku hedonistik ini yang menjangkiti
kaum muda kita. Pola hedonistik ini seringkali dihubungkan oleh kultur barat. Pengaruh film
barat terutama mengintruksi pola fikir kaum muda kita. (Sumber : Amri Marzali, 2005.
Makalah tentang “Degradasi Kultural Pembangunan Bangsa Indonesia”.)
2) Pudarnya rasa mencintai budaya sendiri

Pengaruh globalisasi yang juga turut membawa transisi budaya lain banyak sedikitnya
telah menggeser kecintaan bangsa Indonesia terhadap budayanya sendiri. Salah satu contoh
budaya yang marak berkembang akhir-akhir ini adalah budaya K-Pop. Generasi muda
cenderung berkiblat ke barat. Drama korea, boy band, lagu-lagu, gaya hidup artis, dicetak oleh
generasi muda yang fanatik terhadap hal tersebut. Akibatnya, budaya bangsa luntur begitu saja.
Kecintaan mereka terhadap budaya asing telah mengalahkan kecintaan mereka terhadap
budaya sendiri.
3) Hilangnya kebanggaan menggunakan produk dalam negeri

Masyarakat Indonesia umumnya telah melakukan pengaturan pada pola pikir mereka
bahwa produk asal luar negeri selalu atau bahkan selamanya akan memiliki kualitas yang lebih
bagus dibandingkan produk dalam negeri. Dan karena kecintaan mereka terhadap produk luar
negeri, mereka rela merogoh saku dalam-dalam untuk sebuah produk luar negeri.
Ada beberapa alasan yang menjadi faktor utama masyarakat Indonesia lebih memlilih
produk luar negeri:
a. Adanuya asumsi bahwa produk luar negeri memiliki kualitas yang lebih bagus.
b. Asumsi bahwa produk luar negeri lebih elit dan berkelas yang diukur dari segi kualitas dan
dari negara asal produk tersebut. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa produk yang berasal
dari negara-negara di Eropa lebih berkelas dibanding produk yang berasal dari negara-negara
di kawasan Asia.
Menurut para pecandu produk luar negeri, yang membuat produk dalam negeri terpuruk
adalah tidak sebandingnya harga dengan kualitas produk dalam negeri. Alasan mereka bahwa

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


72

produk dalam negeri memiliki kualitas rendah tetapi dipatok dengan harga yang cukup tinggi.
Berbeda dengan produk luar negeri yang mereka anggap sebanding antara kualitas dan
harganya. Walaupun memiliki harga yang relatif lebih mahal, tetapi mereka tidak segan
mengorbankan uang yang lebih banyak untuk barang tersebut.
Sebenarnya banyak alasan yang seharusnya membuat masyarakat Indonesia lebih
memilih produk dalam negeri, diantara:
a. Membeli produk dalam negeri secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan
kesejahteraan para pekerja lokal. Semakin banyak permintaan akan produk dalam negeri akan
semakin meningkatkan beban pekerja dan itu berarti akan meningkatkan pula upah yang
mereka terima.
b. Membeli produk dalam negeri dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran. Apabila
permintaan produk dalam negeri meningkat, maka untuk memenuhi pertambahan jumlah
permintaan, produsen kemungkinan akan menambah jumlah pekerjanya. Dengan kata lain
kembali terbuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat yang masih menganggur.
c. Membeli produk dalam negeri berarti meningkatkan pendapatan negara. Alasan terakhir
adalah dengan membeli produk dalam negeri akan menentukan jati diri bangsa. Hal itu
merupakan salah satu wujud cinta kita kepada Indonesia, sebagai warga negara yang baik.
Tidak banyak pula dari masyarakat kita yang menyadari betapa bangsa ini telah
kecanduan produk luar negeri. Saat ini barang-barang kebutuan sehari-hari mulai dari
makanan, minuman, pakaian, barang elektronik, alat tulis-menulis, sampai korek api pun
merupakan barang impor. Apalagi setelah diberlakukannya sistem perdagangan bebas.
Produsen dalam negeri seakan tertimbun oleh barang impor
B. Ancaman di bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
1. Ancaman di bidang Ideologi
Indonesia pernah berada pada masa dimana pengaruh ideologi komunis berkembang.
Bahkan partai komunis pernah menguasai pemerintahan. Namun ideologi ini adalah ideologi
yang dilarang sehingga tidak boleh berkembang lagi hingga saat ini. Namun selain paham
radikal tersebut, ternyata Indonesia juga rentan terhadap ancaman ideologi liberal.
Perkembangan ideologi ini menyebar dengan cepat ke berbagai sendi kehidupan masyarakat.
Ideologi liberal akan mengarah pada munculnya sikap-sikap individualistik yang tidak lagi
mementingkan kebersamaan. Dampak lain terhadap generasi muda adalah terjadinya
penurunan kualitas moral (dekadensi).

2. Ancaman di bidang Politik

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


73

Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan
bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak
lain untuk menekan negara lain. Ke depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri
diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi
pertahanan non-militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan
yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan
pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik
yang timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat
menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan
tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh
karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini
membuktikan bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang dapat
mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.
3. Ancaman di bidang Ekonomi
Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan bebas
yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini mengakibatkan semakin terdesaknya
barang-barang lokal terutama yang tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang
dari luar negeri.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin
mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia. Pada akhirnya mereka dapat
menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara
ekonomi oleh negara investor.
c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang.
Pihak yang menang secara leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi
penonton yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya kesenjangan sosial yang tajam
sebagai akibat dari adanya persaingan bebas tersebut.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin
sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin ditinggalkan
sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


74

e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang


dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan
mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan
semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah
semakin memburuk.
4. Ancaman di bidang Sosial budaya
Indonesia adalah sebuah masyarakat negara, yang secara antropologis, terdiri atas lebih
dari 500 suku bangsa (ethnic group) yang memiliki ciri-ciri bahasa dan kultur tersendiri.
Bahkan, lebih unik lagi, Setiap suku-bangsa di Indonesia dapat dikatakan mempunyai satu
daerah asal, pengalaman sejarah, dan nenek moyang tersendiri. (Amri Marzali, 2005).
Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan suatu kekayaan yang
tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Keunikan Indonesia adalah keberagamannya yang ditinjau secara antropologis terdiri
atas ratusan suku bangsa dengan karakteristiknya masing-masing. Amri Marzali, Antropolog
Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa Setiap suku bangsa di Indonesia dapat dikatakan
memiliki pengalaman tersendiri, daerah asal, dan nenek moyangnya masing-masing. J.S
Furnival menggambarkan situasi kesukubangsaan (ethnicity) pada zaman kolonial Belanda
dengan istilah Plural Society atau masyarakat majemuk. Dalam masyarakat majemuk tersebut
setiap suku bangsa hidup di tempat asalnya sendiri dengan tradisi kultural mereka sendiri.
Hubungan sosial antar anggota suku bangsa yang terjadi sangatlah terbatas terutama hanya
dalam hal kepentingan perdagangan. Mereka tidak menjadi satu dan tidak merasa satu. Dalam
konteks masyarakat majemuk tidak ada kesatuan nilai yang dimiliki bersama oleh seluruh
anggota masyarakat. Keterikatan antar kelompok yang terjadi merupakan ikatan yang
dipaksakan karena ada suatu sistem politik oleh negara, militer dan penjajah. (Torinuariza,
2012)
Dan pada kenyataannya, mendekati 72 tahun Indonesia merdeka, kondisi yang
dikatakan Torinuariza sebagai sebuah keterpaksaan, sudah bertransformasi menjadi hal yang
sudah mengakar. Bangsa Indonesia telah menjadikan sejarah sebagai suatu dasar pembentuk
integrasi nasional.
Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam
dan dari luar. Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya
permasalahan, seperti premanisme, separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


75

perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
nasionalisme, dan patriotisme. Adapun ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh
negatif globalisasi
5. Ancaman di bidang Pertahanan keamanan
Dengan jumlah total populasi sekitar 255 juta penduduk, Indonesia adalah negara
berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. Dua suku terbesar ini adalah Jawa (41 persen dari
total populasi) dan suku Sunda (15 persen dari total populasi). Kedua suku ini berasal dari
pulau Jawa, pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang mencakup sekitar enam puluh
persen dari total populasi Indonesia. Jika digabungkan dengan pulau Sumatra, jumlahnya
menjadi 80 persen total populasi. Ini adalah indikasi bahwa konsentrasi populasi terpenting
berada di wilayah barat Indonesia. Propinsi paling padat adalah Jawa Barat (lebih dari 43 juta
penduduk), sementara populasi paling lengang adalah propinsi Papua Barat di wilayah
Indonesia Timur (dengan populasi hanya sekitar 761,000 jiwa). Pesebaran penduduk yang tidak
merata, yang hanya terkonsentrasi di pulau Jawa menyebabkan sebagian daerah lagi kurang
terperhatikan, termasuk pulau-pulau terluar Indonesia yang masih terabaikan dan rentan
terhadap pencaplokan.
Berikut 12 Pulau Terluar Indonesia yang Terancam Dikuasai Negara Lain:
Nama Lokasi Spesifikasi Negara Kerawanan
Pulau Tetangga
Pulau Kabupaten Tidak ada India Illegal
Rondo Sabang, Nangroe penduduk, Fishing
Aceh Darussalam penjaga
mercusuar
Pulau Kabupaten Tidak ada Malaysia Illegal
Berhala Serdang Bedagai, penduduk, Luas Fishing,
Sumatra Utara kurang lebih 2,5 Effective
km persegi Occupation
Pulau Kabupaten Tidak ada Vietnam Illegal
Sekatung Natuna, penduduk, Luas Fishing
Kepulauan Riau kurang lebih 0,3
km persegi

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


76

Pulau Kota Batam, Riau Tidak ada Singapura Tenggelam,


Nipah penduduk, Luas Pelayaran
kurang lebih 60 Internasional
hektare, 60%
karang, 20%
pasir
Pulau Kabupaten Penduduk= Fillipina Illegal
Marore Sangihe, kurang lebih 640 Fishing
Sulawesi Utara jiwa, Luas=
kurang lebih
214,49 km
persegi
Pulau Kabupaten Penduduk= Fillipina Penyelundup
Miangas Talaud, Sulawesi kurang lebih 678 an,
Utara jiwa, Luas= Terorisme,
kurang lebih 3,15 Penggunan
km persegi, ada Mata Uang
listrik Peso
Pulau Kabupaten Penduduk= Fillipina Illegal
Marampit Talaud, Sulawesi kurang lebih Fishing,
Utara 1436 jiwa, Luas= Effective
12 km persegi Occupation
Pulau Fani Kabupaten Raja ada penduduk, Republik Illegal
Ampat, Papua luas= kurang Palau Fishing,
lebih 9 km Effective
persegi Occupation
Pulau Kabupaten Biak tidak ada Republik Illegal
Fanildo Numfar, Papua penduduk, luas= Palau Fishing,
kurang lebih 9 Effective
km persegi Occupation
Pulau Kabupaten Tidak ada Australia Illegal
Dana Kupang , Nusa penduduk Fishing,
Tenggara Timur

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


77

Effective
Occupation
Pulau Bras Kabupaten Biak Penduduk= Republik Illegal
Numfor, Papua kurang lebih 50 Palau Fishing,
jiwa, luas= Effective
kurang lebih Occupation
3375 km persegi
Pulau Kabupaten Tidak ada Timor Illegal
Batek Kupang, Nusa penduduk, Luas= Leste Fishing,
Tenggara Timur kurang lebih 25 Effective
ha, tempat penyu Occupation
bertelur dan
migrasi lumba-
lumba
(Sumbr:https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016417173/12-pulau-terluar-
indonesia-yang-terancam-dikuasai-negara-lain/)
Data di atas baru menunjukkan 12 pulau, masih terdapat banyak pulau lagi yang bahkan
belum tercover oleh pemerintah. Sementara pulau-pulau tersebut berbatasan langsung dengan
negara tetangga. Kondisi semacam inilah yang nanti akan berakibat terhadap pencaplokan
wilayah oleh negara lain.
C. Upaya pemerintah dalam membangun integrasi nasional
Menurut Yudi Latif, dalam artikelnya, Mental pancasila, Pancasila memberikan
landasan visi transformasi sosial yang holistik dan antisipatif dalam membangun dasar dan
haluan kenegaran. Untuk mengatasi krisis multidimensional yang melanda bangsa ini,
imperatif Pancasila menghendaki adanya perubahan mendasar secara akseleratif, yang
melibatkan revolusi material, mental-kultural, dan politikal, yaitu:
a. Revolusi (basis) material diarahkan untuk menciptakan perekonomian merdeka yang
berkeadilan dan berkemakmuran; berlandaskan usaha tolong-menolong (gotong royong) dan
penguasaan negara atas cabang-cabang produksi yang penting-yang menguasai hajat hidup
orang banyak, serta atas bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya; seraya
memberi peluang bagi hak milik pribadi dengan fungsi sosial.
b. Revolusi (superstruktur) mental-kultural diarahkan untuk menciptakan masyarakat religius
yang berperikemanusiaan, yang egaliter, mandiri, amanah, dan terbebas dari berhala

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


78

materialisme-hedonisme; serta sanggup menjalin persatuan (gotong royong) dengan semangat


pelayanan (pengorbanan).
c. Revolusi (agensi) politikal diarahkan untuk menciptakan agen perubahan dalam bentuk
integrasi kekuatan nasional melalui demokrasi permusyawaratan yang berorientasi persatuan
(negara kekeluargaan) dan keadilan (negara kesejahteraan); dengan pemerintahan negara yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan.
1. Upaya pemerintah di bidang Ideologi
Indonesia adalah sebuah negara yang sudah meletakkan Pancasila sebagai satu-satunya
ideologi. Keberadaan Pancasila sebagai ideologi merupakan sebuah titik tolak bahwa tidak ada
lagi ideologi selain pancasila. Namun di sisi lain, tetap saja akan ada pengaruh dari ideologi
liberal yang berkembang saat ini, ancaman yang demikian dapat dicegah oleh pemerintah
dengan melakukan upaya sebagai beriktu:
a. Merevitalisasi nilai-nilai Pancila dengan melakukan berbagai sosialisasi mulai dari tingkat
pusat hingga ke daerah.
b. Merumuskan berbagai kebijakan yang mengarah pada pembentukan masyarakat yang
bersatu.
c. Menciptakan masyarakat yang religius dan mengedepankan musyarwarah mufakat dalam
pengambilan kesimpulan
d. Mengupayakan terlaksananya kegiatan-kegiatan masyarakat yang tujuannya adalah merekat
persatuan untuk membunuh sikap-sikap individualis
2. Upaya pemerintah di bidang Politik
a. Meningkatkan sistem pertahanan untuk meminimalisir ancaman pollitik dari luar negeri
b. Memaksimalkan peranan fungi pertahanan baik militer maupun non militer dalam hal
pengawasan ancaman dari luar negeri
c. Menciptakan suasana pemerintahan yang welcome terhadap masyarakat agar tidak terjadi
mosi tidak percaya dari rakyat kepada pemerintah
d. Memberikan batasan antara kepentingan politik dan kepentingan rakyat, sehingga tidak
terjadi benturan kepentingan
e. Memperlakukan daerah dengan adil, agar gerakan-gerakan separatisme yang berawal dari
ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat bisa ditanggulangi.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


79

f. Berupaya menyelesaikan konflik dalam negeri sebelum menyerahkannya kepada dunia


internasional untuk menghindari intervensi yang akan berdampak pada politik adu domba
antara negara dengan daerah sendiri.
3. Upaya pemerintah di bidang Ekonomi
Lihatlah yang terjadi pada Korea Selatan yang 40-an tahun lalu tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan Indonesia. Tapi sekarang ‘level’ mereka bahkan berada jauh di atas
Indonesia. Mereka mampu menjadi produsen barang raksasa yang cukup berpengaruh di Asia.
Hal itu tentu saja tidak terlepas dari peranan masyarakat Korea Selatan sendiri. Mereka lebih
bangga dan meras lebih elit bila menggunakan produk buatan negara mereka sendiri.
Hal yang sama juga terjadi pada Jepang. Negara yang terpuruk, bahkan dapat dikatakan mati
ketika dibombardir oleh tentara sekutu pada tahun 1945. Tahun yang sama ketika Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya. Masyarakat Jepang hampir anti dengan produk impor.
Mereka akan tetap mengonsumsi produk dari negara mereka sendiri walaupun harganya lebih
mahal dan kualitas lebih rendah. Tetapi dengan tindakan seperti itu justru membangkitkan
semangat produsen dalam negeri untuk memberikan yang lebih baik bagi para konsumen
mereka. Hal ini merupakan apresiasi atas kesetiaan mereka untuk tetap menggunakan produk
dalam negeri. Sehingga Jepang berhasil melahirkan banyak perusahaan raksasa yang memiliki
pengaruh besar di Asia bahkan dunia. Barang-barang mereka yang bermerk Sony, Honda,
Suzuki, dan Kawasaki menjadi barang kelas elit di Indonesia. Dan sekarang Jepang muncul
sebagai salah satu negara maju di Asia.
Berdasarkan dampak di atas perlu segera dicarikan solusi supaya produk dalam negeri tetap
bertahan, perekonomian Indonesia membaik juga demi kesejahteraan masyarakat kita. Solusi
ini ditujukan untuk pemerintah agar cepat dan tepat dalam mengambil tindakan. Solusi tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan daya saing agar dapat berkompetisi dengan produk impor terutama produk
impor dari China
Caranya adalah dengan memperbaiki masalah infrastruktur. Karena mustahil bagi Indonesia
untuk bersaing dengan China bila tidak ditopang dengan infrastruktur yang memadai.
2. Mengeluarkan kebijakan safeguard
Kebijakan safeguard disisni yaitumpengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP).
Strategi ini dilakukan jika memang pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan beberapa
sektor perdagangan luar negeri sehingga produk impor tidak terlalu banyak di negara kita.
3. Solusi complementary

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


80

Seperti apa yang dikatakan oleh A Prasetyantoko (analis kebijakan dari Center for Financial
Policy Studies), Indonesia perlu memperhatikan struktur produksi dan ekspor mana yang
berbeda dari negara luar. Jadi apa yang tidak di produksi di negara luar, maka produk itu dapat
dijadikan produk ekspor andalan Indonesia ke negara luar. Itulah yang disebut dengan
solusi complementary atau kebijakanperdagangan yang saling melengkapi antara Indonesia
dengan negara luar.
4. Solusi voluntary export restraint (VER)
Dengan VER, Indonesia dapat meminta negara luar untuk secara sukarela membatasi
ekspornya ke Indonesia. Caranya adalah dengan meminta negara luar mencabut subsidi ekspor
dan membeli lebih banyak lagi dari Indonesia.
5. Standarisasi bagi sebuah produk
Dengan penerapan standarisasi bagi sebuah produk diharapkan mutu dari suatu produk
terjamin, sehingga masyarakat kita akan lebih percaya terhadap produk yang dihasilkan dari
dalam negerinya sendiri. Dengan penerapan tindakan ini diharapkan dapat meminimalisasi
pasokan barang-barang impor sejenis.
6. Turunkan pajak ekspor semaksimalnya, dan perketat masuknya barang impor yang tentunya
dengan harga yg demikian murah dapat menghancurkan industri dalam negeri yang baru
bertumbuh.
7. Perketat pengawasan dana asing yang masuk ke negeri ini. Jangan sampai perusahaan-
perusahaan nasional kita ‘dikerjai’ kembali oleh investor2 asing. Butuh kejelasan porsi
kepemilikan usaha Domestik/Foreign, dan sedikit ketegasan terhadap pemindahan dana usaha
ke luar negeri.
Selain ketujuh langkah di atas, pemerintah daerah juga dapat mengeluarkan kebijakan
lokal yang dapat mendukung program pemerintah untuk mengatasi ancaman di bidang
ekonomi. Contoh: penerapan penggunaan produk dalam negeri bagi seluruh pegawai di
lingkungan Kankemenag Kutai Timur. Edaran tersebut sejalan dengan Undang-undang No 3
tahun 2014 tentang Perindustrian pada bagian keempat tentang peningkatan penggunaan
produk dalam negeri pasal 85 yakni Untuk pemberdayaan Industri dalam negeri, Pemerintah
meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Kebijakan tersebut pun mengajak kepada
seluruh masyarakat untuk tetap menggunakan dan meningkatkan akan pemakaian barang-
barang yang berasal dari dalam negeri.
4. Upaya pemerintah di bidang Sosial budaya
a. Merekat persatuan dan kesatuan antar suku bangsa dengan melakukan dialog terbuka

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


81

b. Mengeluarkan regulasi dengan melarang tenaga kerja asing masuk ke Indonesia untuk
mengurangi pengangguran
c. Pemerataan pendidikan, salah satunya adalah dengan adanya program SM3T
d. Memberikan bantuan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu untuk meningkatkan kualitas
pendidikan

5. Upaya di bidang Pertahanan keamanan


Agasr kasus hilangnya pulau-pulau terluar Indonesia tidak terulangi lagi, maka hal
tersebut dapat disikapi oleh pemerintah melalui penguasaan efektif, penguasaan tersebut dapat
ditunjukkan melalui tiga sikap, yaitu:
a. Sikap eksekutif, pemerintah sudah membangun mercusuar sebagai tandan
b. Sikap yudikatif para penjaga perbatasan atau TNI AL serta polisi air harus menangkap dan
memberi sanksi kepada para pelaku
c. Sikap legislatif, dalam hal ini sikap pemerintah Provinsi atau daerah sudah menempatkan
pulau terdepan sebagai daerah pengembangan pariwisata atau yang lainnya.
Kemudian untuk menunjukkan kedaulatan bangsa Indonesia di mata dunia Internasional,
ketegasan dalam mempertahankan pulau Terluar juga harus tetap dilaksanakan. Pemberian
nama pulau juga dapat menghindari pencaplokan wilayah.
(Dikutip dari pendapat DW. Tadeus, Pengamat Hukum Internasional dari Undana Kupang:
2016)
D.Peranan masyarakat untuk mengatasai berbagai ancaman dalam rangka membangun
integritas nasional
Peran serta dan kesadaran masyarakat mempunyai makna bahwa individu harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa dan Negara Indonesia untuk mengatasi
ancaman dalam membangun integrasi nasional. Peran serta masyarakat tersebut dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Keluarga
Sebagai sarana pendidikan primer, keluarga mempunyai peranan yang sangat penting untuk
menanamkan nilai-nilai bagaimana mengatasi ancaman disintegrasi, diantaranya:
1. Membiasakan anak-anak untuk mencintai negaranya sendiri
2. Melatih anak-anak untuk peduli terhadap kondisi negara
3. Menanamkan nilai-nilai nasionalisme
4. Membiasakan anak-anak untuk menonton berita

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


82

5. Menanamkan sikap jujur dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dimiliki oleh
anak-anak.
b. Sekolah
Setelah keluarga, tugas kedua untuk menanamkan budaya integrasi dipegang oleh sekolah.
Sekolah sebagai sarana pendidikan formal mempunyai peranan yang signifikan terhadap upaya
ini. Peranan sekolah diantaranya:
1. Menciptakan suasana sekolah yang multikultur namun saling menghargai
2. Mengeluarkan regulasi yang dapat menguatkan semangat persatuan dan kesatuan
3. Mengatur distribusi siswa dikelas agar bersifat heterogen
4. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
5. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
c. Organisasi masyarakat
Organisasi masyaraat hadir sebagai penyeimbng pemerintah. Artinya organisasi masyarakat
bisa saja mendukung, melakukan kritik terhadap kinerja pemerintah dan juga bisa melengkapi
pekerjaan yang belum atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Maka dalam hal ini peranan yang
dapat dilakukan oleh organisasi masyarakat adalah:
1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan
sebagainya
2. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
3. Mengajak masyarakat untuk menggunakan segala fasilitas umum dengan baik dan beradab
4. Berupaya memberikan berbagai pelayanan umum yang tidak diberikan oleh pemerintah.
d. Tokoh agama
1. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya
2. Mengajak masing-masing pemeluk agama untuk mau dan bersedia bekerja sama
3. Mengajak masing-masing pemeluk agama untuk merawat dan memelihara lingkungan
bersama-sama dengan baik
4. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan aman dan
nyaman
5. Mengajak pemeluk agama utuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan
dalam masyarakat dan pemerintah
6. Menekankan kepada pemeluk agama untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
sehingga tidak gampang terpancing isu SARA.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


83

SUPLEMEN BAHAN AJAR


INTEGASI PENDIDIKAN AL-QUR’AN DENGAN MATA PELAJARAN

Mapel : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Kelas/Semester : X/I
KD.1.1 : Mengorganisasi nilai-nilai Pancasila dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagai salah satu
bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa
KD.2.1 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyenggaraan pemerintah negara.
Materi Pokok : Nilai-nilai kejujuran dalam praktik penyelenggaraan
(yang pemerintahan Negara.
diintegrasikan)

A. Ringkasan Materi

Penyelenggara pemerintahan Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi


eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan
dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam menjalankan tugasnya berpijak pada asas-asas umum penyelenggaraan negara
yang baik yaitu asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, norma kepatuhan, dan norma
hukum untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Pancasila sebagai falsafah bangsa dalam bernegara merupakan nilai hakiki yang harus
termanisfestasikan dalam simbol-simbol kehidupan bangsa, lambang pemersatu bangsa, dan
sebagai pandangan hidup bangsa. Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, nilai falsafah
harus termanifestasikan di setiap proses perumusan kebijakan dan implementasinya.
Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, di dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara tidak hanya dituntut patuh
terhadap peraturan yang berkaitan dengan tugasnya, tetapi juga harus dilandasi oleh satu
pertanggungjawaban kelak kepada Tuhan di dalam pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu
penyelenggara pemerintahan negara sebagai pemimpin yang mendapatkan amanah dari rakyat
hendaknya selalu mengutamakan kejujuran dalam menjalankan kekuasaannya..Nilai spiritual

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


84

dalam Pancasila ini sekaligus menjadi nilai lokalitas bagi bangsa Indonesia yang seharusnya
dapat teraktualisasi dalam tata kelola pemerintahan.

B. Dalil Ayat Al-Qur’an dan atau Nilai Budaya

- Dalil Al-Qur’an
QS.Al-Ahzab ayat 70-71 :
70. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar,
71. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-
dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar.
- Nilai Budaya

1. Bajalan luruih bakato bana ,jalan luruih alua tarantang


luruih Manahan tiliak ,barabeh Manahan cubo.
2. Manimbang samo barek maukua samo panjang
3. Tau diereang jo gendeang ,tau dek bayang kato sampai.

C. Penjelasan ayat Al-Qur’an dan Nilai Budaya


1. Penjelasan ayat Al-Qur’an
Allah swt memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar tetap bertqwa
kepada-Nya dan menyembah-Nya dengan penyembahan sebagaimana seseorang yang
melihat-Nya dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar, yang jujur,
tidak bengkok dan tidak pula menyimpang. Lalu Allah menjanjikan kepada mereka jika
mereka melakukan perintah-perintah ini, Dia akan memberi mereka pahala dengan
memperbaiki amap perbuatan mereka. Yakni Allah memberi mereka taufik untuk
mengerjakan amal-amal shaleh dan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka
yang terdahulu, sedangkan dosa yang akan mereka lakukan pada masa yang akan
datang, Allah akan memberikan ilham untuk bertaubatdarinya.(Sumber :
http://www.ibnukatsironline.com/2015/09/tafsir-surat-al-ahzab-ayat-70-71.html )

Hadits Nabi SAW :

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


85

Dari Ibnu Mas’ud RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Wajib atasmu berlaku
jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu
membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran
sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari
dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu
membawa ke neraka. Dan terus menerus seorang hamba itu berdusta dan memilih yang
dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu
Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi menshahihkannya dan lafadh baginya]

Dari Abdullah bin ‘Amr RA ia berkata : Sesungguhnya ada seorang laki-laki datang
kepada Nabi SAW, lalu bertanya : “Ya Rasulullah, apakah amalan surga itu ?”
Rasulullah SAW bersabda : “(Amalan surga itu ialah) jujur. Apabila seorang hamba
itu jujur berarti dia itu baik, apabila baik dia beriman dan apabila dia beriman maka
dia masuk surga”. Orang itu bertanya lagi : “Ya Rasulullah, apakah amalan neraka
itu ?” Rasulullah SAW bersabda : “(Amalan neraka itu ialah) dusta. Apabila seorang
hamba itu berdusta berarti dia durhaka, apabila durhaka dia kafir dan apabila kafir
maka dia masuk neraka”. [HR. Ahmad ). (sumber :
https://tukiman25.wordpress.com/jujur/)

2. Kaitan Ayat Al-Qur’an dengan Materi


Seorang pemimpin memang telah mendapatkan amanah untuk mengatur segala urusan
masyarakat atau rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu, pada diri seorang pemimpin
melekat kuasa atau otoritas untuk menentukan kebijakan dan keputusan. Namun
demikian, semua harus dijalankan atas dasar iman, akal sehat dan kemaslahatan.
Dalam Al-qur’an diperintahkan agar orang-orang beriman bertaqwa kepada Allah dan
mengatakan perkataan yang benar, kalau setiap orang saja diperintahkan apalagi
seorang pemimpin yang akan menjadi panutan dan memberikan pengayoman kepada
warga Negara, sudah seharusnyalah berkata benar, sesuai antara perkataan dengan
perbuatan dalam menjalankan kekuasaannya.,Oleh sebab itu kejujuran merupakan
sesuatu yang mutlak yang tidak bisa dipisahkan dari seorang pemimpin, sebagimana
Rasulullah SAW bersabda : “Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur
itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga.

3. Penjelasan nilai budaya

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


86

 Seseorang pemimpin selalu benar dan lurus dalam berfikir,berkata dan bertindak.
Kebenaran itu dipertahankan dalam berbagai kondisi dan tidak terpengaruh oleh
apapun.
 Seorang pemimpin memiliki sikap dan perilaku adil ,tidak berat sebelah atau pilih
kasih.
 Seseorang yang memiliki sifat arif dan bijaksana tahu menempatkan sesuatu
sesuai porsinya
4. Kaitan Nilai Budaya dengan Materi
Ungkapan minang kabau mengatakan Bajalan luruih bakato bana ,jalan luruih alua
tarantang luruih Manahan tiliak ,barabeh Manahan cubo. Seseorang pemimpin selalu
benar dan lurus dalam berfikir,berkata dan bertindak. Kebenaran itu dipertahankan
dalam berbagai kondisi dan tidak terpengaruh oleh apapun.Terkait dengan materi
pembelajaran PPKN bahwa pejabat Negara yang menjalankan fungsi dan tugas
haruslah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
berpijak pada asas-asas umum penyelenggaraan negara yang baik yaitu asas yang
menjunjung tinggi norma kesusilaan, norma kepatuhan, dan norma hukum.

D. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran

Disampaikan pada kegiatan awal pembelajaran salah seorang siswa membacakan


terjemahan QS.Al-Ahzab ayat 70-71 dan guru menyampaikan pesan moral dalam
ungkapan budaya minangkabau mengatakan Bajalan luruih bakato bana ,jalan luruih alua
tarantang luruih Manahan tiliak ,barabeh Manahan cubo. Seorang pemimpin itu haruslah
mampu mencontohkan bagaimana berprilaku jujur sebagai orang yang diberi amanah
sehingga dapat dipercaya baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan sehinga
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pada
kegiatan penutup siswa bisa mencontohkan prilaku pemimpin adil yang diamanahkan
dalam bahasa minang kabau Manimbang samo barek maukua samo panjang

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


87

Mapel : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Kelas/Semester : X/I
KD.1.2 : Mengorganisasi nilai- nilai konstitusional ketentuan UUD
Negara RI Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara,
warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan,
pertahanan dan keamanan
KD.2.2 : Mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD
Negara RI Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara,
warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan,
pertahanan dan keamanan
Materi Pokok : Nilai-nilai menghargai secara adil ketentuan UUD Negara RI
( yang Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga
diintegrasikan) negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan
keamanan

A. Ringkasan Materi

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan konstitusi negara di


dalamnya diatur hal-hal mendasar yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara,
misalnya tentang bentuk negara dan pemerintahan, kedaulatan negara, tugas dan kewenangan
lembaga-lembaga negara, keberadaan pemerintah daerah, wilayah negara, hak dan kewajiban
warga negara, dan sebagainya. Dengan kata lain, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menggambarkan karakteristik negara kita yang membedakannya dari negara lain.
Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berkaitan tentang wilayah,
warga negara, kemerdekaan beragama, serta sistem pertahanan dan keamanan negara, tentu
saja semakin meyakini kita betapa pentingnya menjaga keutuhan wilayah,
menjadi warga negara yang baik, mewujudkan kemerdekaan beragama, dan berpartisipasi
dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara sebagai wujud dari menghargai secara adil
ketentuan UUD Negara RI Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara
dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan.

B. Dalil Ayat Al-Qur’an dan atau Nilai Budaya

Dalil Ayat Al-Qur’an


Q.S Al- hujurat ayat 13 :

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


88

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Nilai Budaya
1. Duduak samo randah tagak sama tinggi.
2. Bajalan paliharo kaki, bakato paliharo lidah
3. Maminteh sabalun anyuik, malantai sabalun lapuak, ingek-ingek sabalun kanai,
4. Kamudiak saantak galah,ka hilia sarangkuah dayuang.sasuai lahia jo bathin, sasuai
muluik jo hati.

C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan Deskripsi Nilai Budaya


1. Penjelasan Ayat Al-Qur’an
Allah sedang memberitahukan kepada manusia Sesungguhnya Dia telah menciptakan
manusia dari tubuh satu orang saja, dan menjadikan dari tubuh tersebut pasanganya,
mereka adalah adam dan hawa, dan Allah menjadikan manusia itu menjadi beberapa
bangsa dan suku, yaitu suku-suku pada umumnya, setelah bersuku-suku di lanjutkan
yang lainnya, seperti beberapa bagian, beberapa kabilah, beberapa tempat tinggal, dan
lain sebagainya.”
Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan
(Hawa), dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna
kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi untuk saling mengenal dan menolong.
Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan
keturunan, kepangkatan atau kekayaan karena yang mulia diantara manusia disisi Allah
hanyalah orang yang bertakwa kepada-Nya.
Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu ada sangkut pautnya dengan kebangsaan
dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang mulia itu adalah orang
yang paling bertakwa kepada Allah. Mengapa manusia saling menolok-olok sesama
saudara hanya karena Allah menjadikan mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah
yang berbeda-beda, sedangkan Allah menjadikan seperti itu agar manusia saling
mengenal dan saling tolong menolong dan kemaslahatan-maslahatan mereka yang
bermacam-macam. Namun tidak ada kelebihan bagi seseorangpun atas yang lain,
kecuali dengan taqwa dan keshalihan, disamping kesempurnaan jiwa bukan dengan hal-
hal yang bersifat keduniaan yang tidak pernah abadi.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


89

Diriwayatkan pula dari Abu Malik Al-Asy’ari, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
”sesungguhnya Allah tidak memandang kepada pangkat-pangkat kalian dan tidak pula
kepada nasab-nasabmu dan tidak pula pada tubuhmu, dan tidak pula pada hartamu,
akan tetapi memandang pada hatimu. Maka barang siapa mempunyai hati yang shaleh,
maka Allah belas kasih kepadanya. Kalian tak lain adalah anak cucu Adam. Dan yang
paling dicintai Allah hanyalah yang paling bertaqwa diantara kalian,”. Jadi jika kalian
hendak berbangga maka banggakanlah taqwamu, artinya barang siapa yang ingin
memperoleh derajat-derajat tinggi hendaklah ia bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha
tahu tentang kamu dan amal perbuatanmu, juga maha waspada tentang hatimu, maka
jadikanlah taqwa sebagai bekalmu untuk akhiratmu.

2. Kaitan Ayat Al-Qur’an dengan Materi

Sesuai dengan ketentuan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang
wilayah negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan
dan keindahan , warga negara Indonesia terdiri orang orang Indonesia asli dan orang
asing yang disahkan menjadi Warga Negara Indonesia, kemerdekaan beragama
merupakan hak setiap warga negara untuk memeluk dan beribadat sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang diyakininya. serta sistem pertahanan dan keamanan
negara negara tidak akan kokoh apabila tidak didukung oleh kesadaran bela negara
dari setiap Warga Negara Indonesia.
Dengan ketentuan tersebut tentu telah melahirkan keberagaman dalam potensi dan
kekayaan wilayah, keberagaman agama, dan keberagaman hak dan kewajiban warga
negara, oleh karena itu tentu perlu dikembangkan sikap menghargai satu sama lain.
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia itu berbeda dan
beragam yang tujuannya agar manusia saling mengenal, oleh karena itu diperlukan
sikap saling menghargai satu sama lain agar keberagaman itu menjadi suatu kekuatan
yang diladasi oleh sikap persatuan dan kesatuan
3. Deskripsi Nilai Budaya
1. Adanya kesetaraan dalam kebersamaan.
2. Hati-hati supaya tidak terjadi kesalahan (tidak mengyinggung orang lain)
(yang tidak dikehendaki).
3. Dalam hidup harus berhati –hati dan waspada ,apakah terhadap bahaya dari alam
maupun ancaman dari lawan .

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


90

4. Dalam membangun kehidupan bermasarakat/bernagari tidak semua hal bisa kita


lakukan sendiri, itulah sebabnya kita membutuhkan orang lain/teman yang disebut
dengan kerja sama.
4. Kaitan Nilai-nilai Budaya dengan Materi
Pada materi sistem pertahanan dan keamanan negara dengan keberagaman dalam
potensi dan kekayaan wilayah, keberagaman agama, dan keberagaman hak dan
kewajiban warga negara, sangatlah perlu dikembangkan sikap menghargai satu sama
lain, seperti ungkapan budaya minangkabau Kamudiak saantak galah,ka hilia
sarangkuah dayuang.sasuai lahia jo bathin, sasuai muluik jo hati artinya Dalam
membangun kehidupan bermasarakat/bernagari tidak semua hal bisa kita lakukan
sendiri, itulah sebabnya kita membutuhkan orang lain/teman yang disebut dengan kerja
sama artinya Dalam membangun kehidupan bermasarakat/bernagari tidak semua hal
bisa kita lakukan sendiri, itulah sebabnya kita membutuhkan orang lain/teman yang
disebut dengan kerja sama.
D. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran
Disampaikan pada kegiatan inti ketika menjelaskan tentang wilayah negara, kedudukan
warga negara, kemerdekaan beragama, yang mana sesuai ketentuan UUD 1945 maka
kondisi itu telah melahirkan keberagaman yang menuntut kita sebagai warga negara
untuk bisa berprilaku menghargai semua kondisi nyata tersebut sehingga keberagaman
itu tertulis dalam alquran surat Alhujurat ayat 13 yang artinya Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Keanekaragaman suku2 bangsa ini menjadi kekuatan atau potensi bangsa yang
memperkuat sistem pertahanan negara. Terkait dengan nilai-nilai budaya yang telah
berakar dalam kehidupan masyarakat minang Kamudiak saantak galah,ka hilia
sarangkuah dayuang.sasuai lahia jo bathin, sasuai muluik jo hati mengandung makna
Dalam membangun kehidupan bermasarakat/bernagari tidak semua hal bisa kita
lakukan sendiri, itulah sebabnya kita membutuhkan orang lain/teman yang disebut
dengan kerja sama

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


91

Mapel : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Kelas/Semester : X / II
KD.1.5 : Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen integrasi
nasional dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika
KD.2.5 : Mengembangkan nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika
Materi Pokok : Nilai-nilai toleran yang membentuk komitmen integrasi
(yang nasional dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika
diintegrasikan)

A. Ringkasan Materi

Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan
konflik. Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya,
agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia merupakan negara yang
memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik, bahasa, dan sebagainya
dibandingkan dengan negara lain. Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia
menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa
persatuan dan kesatuan yang tertanam di setiap warga negara Indonesia.
Untuk mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu adanya toleransi yang tinggi
anta kebudayaan. Sikap saling menghargai antar golongan, mengenali, dan mencintai budaya
lain adalah hal yang perlu dibudayakan. Contoh nyata implementasi hal tersebut adalah dengan
mempertunjukkan tarian suku-suku yang ada di Indonesia. Dengan demikian, setiap suku
mempunyai rasa simpati satu sama lain.
Persatuan bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi kejayaan Indonesia. Jika
masyarakatnya tidak bersatu dan selalu memprioritaskan kepentingannya sendiri, maka cita-
cita Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila hanya akan menjadi mimpi yang tak
akan pernah terwujud. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” perlu dihidupkan kembali yang
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Keberagaman harus membentuk masyarakat Indonesia
yang memiliki toleransi dan rasa saling menghargai untuk menjaga perbedaan tersebut.
Kuncinya terdapat pada komitmen persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman.

B. Dalil Ayat Al-Qur’an dan atau Nilai Budaya

Dalil Ayat Al-Qur’an :

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


92

QS. Al-Hujurat ayat 13

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Nilai Budaya
1. Duduak samo randah tagak sama tinggi
2. Bajalan paliharo kaki, bakato paliharo lidah
3. Maminteh sabalun anyuik, malantai sabalun lapuak, ingek-ingek sabalun kanai,
4. Kamudiak saantak galah,ka hilia sarangkuah dayuang.sasuai lahia jo bathin,sasuai
muluik jo hati.

C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan atau Deskripsi Nilai Budaya


1. Penjelasan Ayat Al-Qur’an
Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan
(Hawa), dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna
kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi untuk saling mengenal dan menolong.
Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan
keturunan, kepangkatan atau kekayaan karena yang mulia diantara manusia disisi Allah
hanyalah orang yang bertakwa kepada-Nya.
Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu ada sangkut pautnya dengan kebangsaan
dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang mulia itu adalah orang
yang paling bertakwa kepada Allah. Mengapa manusia saling menolok-olok sesama
saudara hanya karena Allah menjadikan mereka dan saling tolong menolong dan
kemaslahatan-maslahatan mereka yang bermacam-macam. bersuku-suku dan
berkabilah-kabilah yang berbeda-beda, sedangkan Allah menjadikan seperti itu agar
manusia saling mengenal Namun tidak ada kelebihan bagi seseorangpun atas yang lain,
kecuali dengan taqwa dan keshalihan, disamping kesempurnaan jiwa bukan dengan hal-
hal yang bersifat keduniaan yang tidak pernah abadi.(sumber :https://tafsirq.com/49-
al-hujurat/ayat-13)
2. Kaitan Ayat Al-Qur’an dengan Materi

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


93

Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau
antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi
menghindarkan terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau
golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Dalam Al-Qur’an surat al hujurat ayat 13 dijelaskan agar manusia jangan saling
merendahkan satu sama lain, oleh karena itu bagi bangsa Indonesia yang berbhinneka
hendaklah dapat mengebangkan sikap toleransi dem terciptanya persatuan dan
kesatuan bangsa.
3. Deskripsi Nilai Budaya
 Adanya kesetaraan dalam kebersamaan.
 Hati-hati supaya tidak terjadi kesalahan(tidak mengyinggung orang lain)
(yang tidak dikehendaki).
 Dalam hidup harus berhati –hati dan waspada ,apakah terhadap bahaya dari alam
maupun ancaman dari lawan.
 Dalam membangun kehidupan bermasarakat/bernagari tidak semua hal bisa kita
lakukan sendiri,itulah sebabnya kita membutuhkan orang lain/teman yang disebut
dengan kerja sama.
4. Kaitan Nilai Budaya dengan Materi
Terkait dengan materi mengembangkan nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika, maka perlu adanya toleransi
yang tinggi antar kebudayaan. dan komitmen yang tinggi untuk mempersatukan
masyarakat Indonesia seperti yang tercermin dalam falsafah minang” Bajalan paliharo
kaki, bakato paliharo lidah, Kamudiak saantak galah,ka hilia sarangkuah
dayuang.sasuai lahia jo bathin,sasuai muluik jo hati. Artinya Hati-hati supaya tidak
terjadi kesalahan(tidak mengyinggung orang lain) (yang tidak dikehendaki).
dalam membangun kehidupan bermasarakat/bernagari tidak semua hal bisa kita
lakukan sendiri,itulah sebabnya kita membutuhkan orang lain/teman yang disebut
dengan kerja sama.
D. Starategi penerapan dalam Pembelajaran :
Dilaksanakan melalui kegiatan inti saat berlangsungnya diskusi kelas yang
membahas materi tentang “Nilai-nilai toleran yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika “dengan mencontohkan
bagaimana berprilaku hidup dalam keanekaragamaan bersuku-suku dan berbangsa-

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


94

bangsa yang berbeda-beda, sedangkan Allah menjadikan seperti itu agar manusia
saling mengenal tidak ada kelebihan bagi seseorangpun atas yang lain, kecuali
dengan taqwa dan keshalihannya yang masyarakat minang mengatakakan
Kamudiak saantak galah,ka hilia sarangkuah dayuang.sasuai lahia jo bathin,sasuai
muluik jo hati.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


95

Mapel : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Kelas/Semester : X / II
KD.1.6 : Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan
ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di
bidang Ipoleksosbudhankam dalam bingkai BhinnekaTunggal
KD.2.6 : Mengembangkan nilai-nilai ketahanan terkait ancaman
terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang
Ipoleksosbudhankam dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika
Materi Pokok : Niai-nilai kerja sama yang membentuk kesadaran akan
ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di
bidang Ipoleksosbudhankam dalam bingkai BhinnekaTunggal
Ika

A. Ringkasan Materi

Setiap warga negara Indonesia harus memiliki jiwa mencintai tanah airnya yang
dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu mencintai dan menjunjung tinggi
negara itu sudah merupakan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia.
Terkait dengan keanekaragaman bangsa Indonesia ,ini merupakan sebuah potensi dan
tantangan tersendiri. Disebut sebagai sebuah potensi, karena memiliki kekayaan yang
melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya yang dapat menarik minat para
wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia dan investor asing untuk menanamkan
modalnya di Indonesia. Selain itu, kebhinekaan bangsa Indonesia juga merupakan sebuah
tantangan bahkan ancaman. Adanya kebhinekaan membuat penduduk Indonesia mudah
berbeda pendapat dan mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan yang sempit sehingga sewaktu-
waktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan
kesatuan bangsa. Oleh karena itu, semua warga negara harus mewaspadai segala bentuk
ancaman baik yang bersifat militer maupun non militer dalam segala bidang kehidupan yang
dapat memecah belah persatuan bangsa.
Kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dilandasi oleh kesadaran yang tumbuh dari kemauan yang dilandasi hati ikhlas tanpa
ada tekanan dari luar sebagai upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk mengatasi
ancaman dalam membangun integrasi nasional.
Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi
nasional di antaranya dapat dilakukan dengan mau dan bersedia untuk berkerja sama dan tolong

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


96

menolong dengan segenap lapisan atau golongan masyarakat untuk memperkokoh persatuan
dan kesatuan demi menjaga keutuhan dan keselamatan segenap bangsa dari segenap ancaman
di ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, teknologi, informasi,komunikasi,
keselamatan umum, dan hukum.

B. Dalil Ayat Al-Qur’an dan atau Nilai Budaya

Dalil Ayat Al-Qur’an

QS. Ali Imran: 103

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat
Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Nilai Budaya
1. Nan buto pahambuih lasuang, nan pakak palapeh badie, nan lumpuah paunyi
rumah, nan kuek pambaok baban, nan binguang kadisuruah-suruah, nan cadiak
lawan barundiang.
2. Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang,bukik samo mandaki,kalurah samo
manurun.
3. Nan kurang tukuak manukuak nan kurang bilai mambilai.

C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan Deskripsi Nilai Budaya

1. Penjelasan Ayat Al-Qur’an

Disebutkan dalam Tafsir Al-Manar bahwa, ayat ini sebagai jalan keluar untuk
memenuhi perintah Allah supaya bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa yang di
sebutkan pada ayat sebelumnya dan untuk menjauhi larangan agar tidak meninggal atau
mati kecuali dalam keadaan Islam. (Q.S. Ali Imran : 102). Agar perintah dan larangan
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka hendaklah orang-orang yang beriman
berpegang teguh (mengamalkan) Al-Qur’an dengan berjama’ah (bersatu padu) (Tafsir
Al-Qur’anul Hakim juz III/19). Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala mewajibkan
supaya berpegang teguh kepada Qur’an dan Sunnah nabi-Nya dan agar menyelesaikan
permasalahanya berdasarkan keduanya. Allah juga memerintahkan agar berjama’ah

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


97

dalam mengamalkan islam, sebab dengan cara damikian maka akan ada kesepakatan
dan kesatuan yang merupakan syarat utama bagi kebaikan dunia dan agama. (Tafsir Al-
Qurthubi juz IV/163).
Ayat ini melarang berpecah belah (berkelompok-kelompok) dalam agama,
sebagaimana berpecah-belahnya ahli kitab atau orang-orang jahiliyah yang lain. Ayat
ini juga melarang melaksanakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan perpecahan
dan menghilangkan persatuan. (Tafsir Abi Su’ud juz I/66) Ibnu Katsir menyebutkan
bahwa ayat ini mengisahkan tentang keadaan suku Aus dan Khajraj. Pada masa
Jahiliyah kedua suku tersebut saling bermusuhan dan berperang selama 120 tahun.
Setelah mereka memeluk Islam Allah menyatukan hati mereka sehingga mereka
menjadi bersaudara dan saling menyayangi. Ketika orang-orang Aus dan Khajraj
sedang berkumpul dalam satu majlis, kemudian ada seorang Yahudi yang melalui
mereka, lalu ia mengungkit-ungkit permusuhan dan peperangan mereka pada bani
BU’ATS. Maka permusuhan diantara kedua suku tersebut mulai memanas kembali,
kemarahan mulai timbul, sebagian mencerca sebagian lain dan keduanya saling
mengangkat senjata, lalu ketegangan tersebut disampaikan kepada nabi shallallahu
alaihi wa salam. Kemudian beliau mendatangi mereka untuk menenangkan dan
melunakkan hati mereka, seraya bersabda: “Apakah dengan panggilan-panggilan
jahiliyah, sedang aku masih berada di tengah-tengah kalian?.” Lalu beliau membacakan
ayat ini. Setelah itu mereka menyesal atas apa yang telah terjadi dan berdamai kembali
seraya berpeluk-pelukan dan meletakan senjata masing-masing.
2. Deskripsi Nilai Budaya
 Fungsi dan peranan seseorang itu berbeda,tetapi sebagai manusia setiap orang itu
hendaklah dihargai karena semuanya saling isi mengisi dan (kerja sama) agar
terdapat keharmonisan dalam pergaulan.
 Setiap pekerjaan yang dikerjakan secara bersama-sama(gotong royong)

3. Kaitan Ayat Al-Qur’an dengan Materi

Kerjasama dimaksudkan sebagai usaha bersama antara orang perorangan atau


kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara , banyak sekali ancaman yang bisa
muncul, baik itu dibidang ideology, politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan
keamanan, untuk mengatasi berbagai ancaman tersebut maka dibutuhkan kerjasama

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


98

dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat ali imran ayat 103
,berpeganglah pada tali Allah dan janganlah bercerai berai agar kita selamat.

4. Kaitan Nilai Budaya dengan Materi


Keanekaragaman bangsa Indonesia adalah sebuah kurnia dari Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk itu keanekaragaman tersebut menjadi sebuah potensi kekeyaaan baik sumber
daya alam maupun sumber manusianya, namun keanekaragamaan tersebut juga bisa
menjadi sumber ancaman yang menimbul perpecahan , maka pentingnya nilai kerjama
seperti yang tertanam dalam masyarakat minang Barek samo dipikua,ringan samo
dijinjiang,kabukik samo mandaki, kalurah samo manurun
D. Strategi Penerapan dalam pembelajaran

Pada Pendahuluan saat memberikan Motivasi awal pada peserta didik dengan
menyuruh peserta didik untuk membaca terjemahan surat Al – Imran 103 dan memberi
penjelasan , semua telah diatur dalam al Qur’an dengan memberikan isi kandungan ayat diatas
. dan selanjutnya peserta didik di bentuk kelompok diskusi untuk membahsa sesuai dengan
tuntutan Indikator pembelajaran.
bumi sanang, padi manjadi, jaguang maupiah ,taranak bakambang biak
(Baldatun Taiyibatun wa Robbun Gafuur.)

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


99

SUPLEMEN BAHAN AJAR


INTEGASI PENDIDIKAN AL-QUR’AN DENGAN MATA PELAJARAN

Mapel : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Kelas/Semester : XI / I
KD.1.1 : Menghargai hak asasi manusia berdasarkan perspektif pancasila
sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
KD.2.1 : Bersikap peduli terhadap hak asasi manusia berdasarkan
perspektif
pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
Materi Pokok : Hak asasi manusia berdasarkan perspektif pancasila sebagai
(yang anugerah Tuhan yang Maha Esa
diintegrasikan)

A. Ringkasan Materi
Pancasila memandang bahwa manusia dianugerahi oleh Tuhan YME akal, budi dan
nurani untuk dapat membedakan hal baik dan buruk yang kemudian menjadi pembimbing
dan pengarah perilaku manusia. HAM dalam nilai dasar pancasila tidak saja berisi kebebasan
dasar tetapi juga berisi kewajiban dasar yang melekat secara kodrati. Hak dan kewajiban asasi
ini tidak dapat diingkari dan menjadi dasar berbangsa dan bernegara. Maka nampak sekali
bahwa konsep hak asasi yang berlaku di Indonesia adalah penjabaran dari sila kemanusiaan
yang adil dan beradab dan disemangati oleh sila-sila lainnya dari Pancasila.
Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
sebagai makhluk tuhan YME memiliki derajat dan martabat yang sama.dengan pengakuan
akan prinsip dasar tersebut,setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi
manusia. Jadi,kesadaran akan adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia
sendiri bahwa mereka adalah sama dan sederajat.
Hak Azazi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya
yang wajib dihormati,dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,hukum,pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.Hak
dan kewajiban azasi dua hal yang saling berkaitan dan hubungan sebab akibat.Pancasila

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


100

merupakan idiologi yang mengedepan nilai-nilai kemanusiaan.Dengan kata lain Pancasila


sangat menghormati hak azasi setiap warga negara maupun bukan warga negara Indonesia,
Jaminan serta pengaturan hak dan kewajiban azasi manusia oleh Pancasila dapat dilihat
dari nilai-nilai yang terdiri atas nilai dasar,nilai intrumental dan nilai praksis.Salah satu cara
untuk mengharmonisasikan azasi manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan
menghindarkan diri dari sifat egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.

B. Dalil Ayat Al-Qur’an dan atau Nilai Budaya

- Dalil Ayat Al-Qur’an


QS. Al-Maai’dah : 32

32. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain[411], atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya[412]. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-
olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
kemudian banyak diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi.

- Nilai Budaya
1. Tagak samo tinggi, duduak samo randah
2. Untuak nan kadiambiak, bakeh nan kadiunyi
3. Gadang maimpok, panjang malindih, laweh nak manyawok .

C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan Deskripsi Nilai Budaya


1. Penjelasan Ayat Al-Qur’an
Dalam ayat ini Allah menegaskan laranganNya terhadap berbagai tindakan kekerasan
seperti pemerasan, pemaksaan, tawuran, pertengkaran, perkelahian dll, yang bisa
berakibat kepada pembunuhan.
Meskipun dalam ayat ini disebutkan bahwa larangan membunuh tersebut ditujukan
kepada Bani Israil, tetapi pada hakikatnya larangan ini berlaku untuk seluruh manusia
di dunia. Segala tindakan yang dapat menghilangkan nyawa orang lain sangat berat

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


101

dosanya di sisi Allah Swt. Bahkan ditegaskan bahwa membunuh seseorang adalah
seperti membunuh semua manusia. Sebaliknya, pahala memelihara kehidupan
seseorang seperti pahala memelihara kehidupan semua manusia.
Ketahuilah bahwa orang yang mati karena dibunuh oleh seseorang tanpa ada alasan
yang dibenarkan oleh agama (bighoiri haqq, seperti perang jihad, melaksanakan
hukuman, dll), maka kelak di akhirat tangan kanannya memegang kepalanya sendiri
dengan urat leher mengeluarkan darah. Sedangkan tangan kirinya menyeret orang yang
membunuhnya untuk dihadapkan kepada Allah Swt. Orang yang dibunuh ini kemudian
berkata, “Wahai Tuhanku, orang inilah yang telah membunuhku”, lalu Allah berfirman
kepada pembunuh itu, “Celakalah engkau!” lalu pembunuh itu diseret ke neraka.
Sungguh kita berlindung kepada Allah agar dijauhkan dari perbuatan keji ini.
http://princekevin019.blogspot.co.id/2015/10/kandungan-surah-al-maidah-ayat-
32.html
2. Kaitan Ayat Al-Qur’an Materi
Pancasila merupakan bagian dari nilai-nilai Universal Islam. Nilai-nilai Pancasila itu
terkandung di dalam ajaran Al-Qur’an. hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia
adalah keharusan (dharurat) yang mana masyarakat tidak dapat hidup tanpa dengannya
. Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia sebagai
makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama pula Allah
menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan meng-qishas
pembunuh. Merupakan hak setiap orang untuk meminta perlindungan kepada
penguasa yang sah yang dapat memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya
atau kesewenang-wenangan. Bagi penguasa muslim wajib menegakkan keadilan dan
memberikan jaminan keamanan yang cukup.
3. Deskripsi Nilai Budaya
 Sikap dan perilaku saling menhormati dalam kehidupan bermasarakat, bangsa dan
Negara, dengan tidak membedakan harkat, derajat martabat manusia .Kebersamaan
(budaya egaliter)
 Ambillah yang menjadi hak kita dan tempati posisi kita dalam rangka melaksanakan
kewajiban
 Sifat seseorang berkuasa yang ingin memaksakan kehendaknya kepada orang lain
dalam
Segala hal.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


102

4. Kaitan Nilai Budaya dengan Materi


Hak Azazi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugrahNya yang wajib dihormati,dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara,hukum,pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia sesuai dalam perspe3ktif Pancasila. Dalam budaya
minang kabau ,Hak azasi manusia (HAM) juga sangat dihormati dan dilindungi
terbukti dalam petatah yang mengatakan ” Duduak samo randah, tagak samo tinggi
yang artinya adanya kesetaraan (budaya egaliter) dalam hubungan
kekerabatan,saling menghormati,saling menghargai dengan tidak membedakan
harkat dan martabat manusia.
Sedangka hak dan kewajiban merupakan dua kata yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan manusia, dalam pelaksanaannya harus bergandengan sehingga tercipta
keharmonisan dalam kehidupan,yang dalam budaya minang kabau dikatakan” Untuak
nan kadiambiak bakeh nan kadiunyi” yang bearti ambillah apa yang menjadi hak kita
danJangan lupa penuhi apa yang menjadi kewajiban kita baik dalam kehidupan
bermasyarak, berbangsa dan bernegara.Dan jangan suka memaksakan kehendak
kepada orang lain atau penyalah gunaan wewenang sehingga berakibat terjadinya
pelanggaran HAM .dalam pepatah minang nya Gadang maimpok ,panjang malindieh
D. Strategi Penerapan Dalam Pelajaran
Disampaikan pada kegiatan awal pembelajaran ketika menjelaskan Kesadaran akan
hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai
makhluk tuhan YME memiliki derajat dan martabat yang sama. ayat ini Allah
menegaskan laranganNya terhadap berbagai tindakan kekerasan seperti pemerasan,
pemaksaan, tawuran, pertengkaran, perkelahian dll, yang bisa berakibat kepada
pembunuhan.Prilaku kehidupan yang damai tercermin dari petatah petitih kato ”
Duduak samo randah, tagak samo tinggi yang artinya adanya kesetaraan (budaya
egaliter) dalam hubungan kekerabatan,saling menghormati,saling menghargai
dengan tidak membedakan harkat dan martabat manusia.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


103

Mapel : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Kelas/Semester : XI / I
KD.1.2 : Menghargai nilai-nilai ke-Tuhanan dalam berdemokrasi
Pancasila
sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
KD.2.2 : Berperilaku santun dalam berdemokrasi Pancasila sesuai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Materi Pokok : Ketentuan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
(yangdiintegrasikan) Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga
negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan
dan keamanan

A. Ringkasan Materi

Pada saat ini demokrasi tumbuh dan berkembang sangat pesat di berbagai belahan
dunia. Para ahli ketatanegaraan dan tokoh-tokoh politik meyakini bahwa demokrasi merupakan
sistem pemerintahan yang mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat. Demokrasi memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada rakyat untuk berpartisipasi atau turut aktif di dalam
penyelenggaraan Negara
Demokrasi dipandang memiliki arti yang sangat penting bagi manusia di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengingat pentingnya demokrasi maka
perlu diwujudkan kehidupan yang demokratis di lingkungan keluarga, masyarakat atau
kenegaraan, Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mewujudkan sistem
politik yang demokratis, diantaranya adalah menyelesaikan perselisihan dengan damai dan
secara melembaga.
Adapun arti penting kehidupan demokratis dalam kehidupan kenegaraan antara lain
terjalinnya komunikasi yang akrab dan harmonis antara pejabat dengan pejabat dan antara
pejabat dengan rakyat.Untuk mewujudkan itu semuanya diharapkan Pemimpin yang selalu
bermusyawarah dalam mengambil keputusan, ini sesuai pula dengan nilai-nilai agama Islam
dan nilai-nilai budaya yang ada diminang kabau.

B. Dalil Ayat Al-Qur’an dan Nilai Budaya

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


104

- Dalil Ayat Al-Qur’an

QS Ali Imran ayat 159 :

159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya
- Nilai Budaya
1. Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakaik
2. Ulek baru digolekkan, picak baru dilayangkan.
3. Elok diambiak jo etongan, buruak dibuang jo mufakat.

C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan atau Deskripsi Nilai Budaya


1. Penjelasan Ayat Al-Qur’an
Surah Ali Imran Ayat 159 menyebutkan tiga hal secara berurutan untuk dilakukan
sebelum bermusyawarah, yaitu sebagai berikut :
 Bersikap lemah lembut. Orang yang melakukan musyawarah harus menghindari tutur
kata yang kasar serta sikap keras kepala. Jika tidak,maka mitra musyawarah akan
pergi menghindar.
 Memberi maaf dan bersedia membuka diri. Kecerahan pikiran hanya dapat hadir
bersamaan dengan sirnanya kekerasan hati serta kedengkian dan dendam.
 Memohon ampunan Allah sebagai pengiring dalam bertekad, kemudian bertawakal
kepada-Nya atas keputusan yang dicapai
Ayat ini menyinggung kekhususan Rasul, yakni akhlak mulia beliau. Ayat ini
menyatakan, apa yang menyebabkan orang-orang Arab yang bersifat keras dan suka
perang berkumpul di sisimu dan beriman kepadamu adalah kelembutan akhlakmu.
Sekirannya kamu seperti mereka, maka tak seorangpun datang ke sisimu dan
merekapun yang beriman akan berpaling darimu. Oleh karenanya, maafkanlah
ketidaktaatan mereka dalam perang Uhud dan beristigfarlah untuk mereka. Meskipun
sebelum perang anda bermusyawarah dengan mereka dan musyawarah ini gagal,
namun janganlah anda meninggalkan musyawarah dengan mereka dalam urusan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


105

berhubungan dengan mereka. Karena engkau adalah teladan mereka.


Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
 Kasih sayang adalah hadiah Tuhan yang diberikan kepada para pimpinan agama.
Siapa yang ingin menasihati orang lain, hendaknya dilakukan dengan kasih sayang.
 Di samping melakukan musyawarah, jangan melupakan tawakal kepada Allah.

2. Kaitan Ayat Al-Qur’an dengan Materi

Demokrasi memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada rakyat untuk


berpartisipasi atau turut aktif di dalam penyelenggaraan Negara, dan memiliki arti yang
sangat penting bagi manusia di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, dalam pemerintahan demokrasi tersebut rakyat memiliki persamaan di
depan hukum dan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan,oleh karena itu dalam pengambilan keputusan dilakukan secara
musyawarah.

Dalam ajaran agama islam sesuai dengan surat ali imran ayat 159 mengajarkan
beberapa hal yang harus dilakukan secara berurutan dalam bermusyawarah ,yaitu
:Bersikap lemah lembut, Memberi maaf dan bersedia membuka diri, memohon
ampunan Allah sebagai pengiring dalam bertekad, kemudian bertawakal kepada-Nya
atas keputusan yang dicapai

3. Deskripsi Nilai Budaya


 Sesuatu kesepakatan atau keputusan yang dicapai melalui proses
musyawarah dan mufakat
 Musyawarah untuk mufakat adalah suara bulat yang diterima dengan
hati yang ihklas tentang sesuatu yang dimusyawarahkan.
 Didalam adat/ketentuan yang tidak baik,dibuang baik-baik dengan
perhitungan dan musyawarah,begitupun yang baik perlu diambil dengan
mufakat.

4. Kaitan Nilai Budaya dengan Materi


Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mewujudkan sistem
pemerintahan yang demokratis, diantaranya adalah memberi kesempatan yang selua-
luasnya kepada rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


106

pemerintahan termasuk dalam mengambil keputusan dilakukan melalui musyawarah


dan mufakat, menyelesaikan perselisihan secara damai dan melembaga.,sehingga
sesuatu yang baik dibicarakan dengan baik demikian juga sesuatu yang tidak baik
juga dibicarakan dengan baik seperti dalam petatah minang kabau -

D. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran

Disampaikan pada kegiatan inti ketika menjelaskan pengertian demokrasi yang


merupakan penjabaran nilai dasar dari sila ke empat Pancasila dengan memberikan contoh
penerapannya sesuai ajaran agama islam ,dan falsafah kehidupan budaya minangkabau
sehingga terjalin komunikasi yang akrab dan harmonis serta dalam suasana kekeluargaan

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


107

Mapel : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Kelas/Semester : XI / I
KD.1.3 : Mensyukuri nilai-nilai dalam sIstem hukum dan peradilan di
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk pengabdian
kepada Tuhan Yang Maha Esa
KD.2.3 : Menunjukkan sikap disiplin terhadap aturan sebagai cerminan
sistem hukum dan peradilan di Indonesia
Materi Pokok : Nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai
(yangdiintegrasikan) dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang
Maha Esa

A. Ringkasan Materi
Sesuatu disebut hukum jika mengandung unsur-unsur: peraturan mengenai tingkah laku
manusia dalam pergaulan masyarakat, peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan
resmi yang berwajib, peraturan itu bersifatmengikat dan memaksa, serta sanksi terhadap
pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
Adapun yang menjadi karakteristik dari hukum adalah adanya perintah dan larangan
yang harus dipatuhi oleh semua orang sedangkan Kekuasaan kehakiman di Indonesia
dilakukan oleh Mahkamah .Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi
badan peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan
militer, dan peradilan tata usaha negara, serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Lembaga-
lembaga tersebut berperan sebagai penegak keadilan dan terlepas dari intervensi pihak lain,
baik dari lembaga legislatif, eksekutif, maupun lembaga lainnya.
suatu ketentuan hukum mempunyai tugas untuk menjamin kepastian hukum bagi setiap
orang di dalam masyarakat dan menjamin ketertiban, ketenteraman, kedamaian, keadilan,
kemakmuran, kebahagian, dan kebenaran serta menjaga jangan sampai terjadi perbuatan “main
hakim sendiri” dalam pergaulan masyarakat.
Sedangkan Tujuan ditetapkannya hukum bagi suatu negara adalah untuk menegakkan
kebenaran dan keadilan, mencegah tindakan yang sewenang-wenang, melindungi hak asasi
manusia, serta menciptakan suasana yang tertib, tenteram aman, dan damai.

B. Dalil Ayat Al-Qur’an dan Nilai Budaya

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


108

E. Dalil Ayat Al-Qur’an :


QS An Nahl ayat 90 :

90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

F. Nilai Budaya
1. Alua samo dituruik, pasa samo ditampuah.
2. Alua samo dituruik, limbago samo dituang
3. Naiaklah dari janjang, turunlah dari tanggo
4. Jalan pasa nan kadituruik, labuah goloang nan kaditampuah

C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan Deskripsi Nilai Budaya

1. Penjelasan Ayat Al-Qur’an


Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan hak kepada
masing-masing yang mempunyai hak. Adil yang diperintahkan Allah ini mencakup adil
terhadap hak-Nya dan adil terhadap hak hamba-Nya. Caranya adalah dengan
menunaikan kewajibannya secara sempurna. Kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala,
misalnya dengan mentauhidkan-Nya dan tidak berbuat syirk, menaati-Nya dan tidak
mendurhakai, mengingat-Nya dan tidak melupakan, serta bersyukur kepada-Nya dan
tidak kufur. Kepada manusia, misalnya dengan memenuhi haknya. Jika sebagai
pemimpin, maka ia memenuhi kewajibannya terhadap orang yang berada di bawah
kepemimpinannya, baik ia sebagai pemimpin dalam ruang lingkup yang besar (imamah
kubra), menjabat sebagai qadhi (hakim), wakil khalifah atau wakil qadhi. Adil juga
berlaku dalam mu’amalah, yaitu dengan bermu’amalah dalam akad jual beli
dan tukar-menukar dengan memenuhi kewajiban kita, tidak mengurangi hak orang lain
(seperti mengurangi takaran dan timbangan), tidak menipu dan tidak menzalimi.
Adil hukumnya wajib, sedangkan ihsan adalah keutamaan dan disukai, misalnya
dengan memberikan lebih dari yang diwajibkan, seperti memberikan manfaat kepada

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


109

orang lain dengan harta, badan, ilmu atau lainnya. Jika dalam ibadah, maka dengan
mengerjakan kewajiban atau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.
Disebutkan memberikan sesuatu kepada kerabat meskipun masuk dalam keumuman,
agar mendapatkan perhatian lebih. Kerabat di sini mencakup kerabat dekat maupun
jauh, akan tetapi semakin dekat, maka semakin berhak mendapat kebaikan.
Yaitu dosa besar yang dianggap keji baik oleh syara’ maupun fitrah, seperti syirk,
membunuh dengan tanpa hak, zina, mencuri, ‘ujub, sombong, merendahkan
manusia, dan lain-lain.
Yaitu perbuatan dosa yang terkait dengan hak Allah.
Ada yang menafsirkan baghyu dengan, “perbuatan dosa yang terkait dengan
manusia.†•
Dengan perintah dan larangan. Ayat ini mencakup semua perintah dan larangan, di
mana tidak ada sesuatu pun kecuali masuk di dalamnya. Ayat ini merupakan kaidah, di
mana masalah juz’iyyah (satuan) masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, setiap
perkara yang mengandung keadilan, ihsan, dan memberi kepada kerabat, maka hal ini
termasuk yang diperintahkan Allah, sedangkan setiap perkara yang mengandung
perkara keji, munkar atau zalim kepada manusia, maka hal ini termasuk yang dilarang
Allah. Maka Mahasuci Allah, yang menjadikan dalam firman-Nya petunjuk, cahaya,
dan pembeda antara sesuatu. Karena apabila kamu sudah mengambil pelajaran darinya,
memahami dan mengerti, maka kamu dapat mengamalkan konsekwensinya, sehingga
kamu dapat berbahagia.

2. Kaitan Ayat Al-Qur’an dengan Materi

Sejalan dengan Tujuan ditetapkannya hukum bagi suatu negara adalah untuk
menegakkan kebenaran dan keadilan, mencegah tindakan yang sewenang-wenang,
melindungi hak asasi manusia, serta menciptakan suasana yang tertib, tenteram
aman, dan cinta damai , maka ayat Al-Qur’an surat An Nahl ayat 90 juga
mengajarkan Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,
dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan
Menciptakan perdamaian)..

3. Deskripsi Nilai Budaya

 Patuh dan taat pada aturan hukum yang berlaku

 seseorang yang mentaati perbuatan bersama dan peraturan bersama

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


110

 Selalulah berbuat sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku.baik

menurut adat dan agama serta pemerintah


 selalulah berbuat dan bertindak atas kebenaran menurut undang-

Undang yang berlaku

4. Kaitan Nilai Budaya dengan Materi

Negara Indonesia adalah negara hokum artinya negara yang berdiri di atas hokum
yang menjamin keadilan,ketertiban,ketentraman serta kedamaian kepada warga
negaranya sesuai menurut UUD 1945. Keadilan,ketertiban,ketentraman serta
kedamaian merupakan syarat tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga
negaranya,Olehkarena itu sangat diharapkan kepada setiap warga Negara untuk
taat dan patuh melaksanakan hokum dan peraturan yang berlaku dalam Negara
Indonesia, serta berlaku adil terhadap sesama warga negara baik dalam kehidupan
pribadi,masyarakat serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga
terciptalah kebahagiaan hidup bersama ditengah masyarakat .Taat dan patuh
terhadap hokum dan peraturan serta berbuat adil didalam budaya minangkabau
disebut dengan :

Alua samo dituruik, pasa samo ditampuah.


Alua samo dituruik, limbago samo dituang
Naiaklah dari janjang, turunlah dari tanggo
Jalan pasa nan kadituruik, labuah goloang nan kaditampuah

Jika seluruh warga Negara telah mematuhi dan taat kepada hokum dan peraturan
yang berlaku sehingga terciptalah keadilan dan kepastian hokum sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945 sebagai pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa

D. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran

Disampaikan pada kegiatan inti ketika menjelaskan pengertian Negara hokum dan
demokrasi dengan memberikan contoh penerapannya sesuai ajaran agama islam dan petatah
petitih budaya minangkabau sehingga terjalin komunikasi yang akrab dan harmonis .dalam
kehidupan bersama dalam NKRI.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


111

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


112

Mapel : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Kelas/Semester : XI / I
KD.1.4 : Mensyukuri peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian
dunia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
KD.2.4 : Bersikap toleran dan cinta damai sebagai refleksi peran
Indonesia dalam perdamaian dunia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Materi Pokok : Toleran dan cinta damai sebagai refleksi peran Indonesia dalam
(yang perdamaian dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
diintegrasikan) bernegara

A. Ringkasan Materi

Suatu bangsa yang merdeka tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari negara lain.
Untuk menjaga kelangsungan hidup dan mempertahankan kemerdekaannya, negara tersebut
membutuhkan dukungan dari negara lain. Nah, untuk mendapatkan dukungan tersebut, suatu
negara harus mengadakan hubungan yang baik dengan negara lain. Misalnya, ketika awal
kemerdekaan, bangsa Indonesia membutuhkan pengakuan dan dukungan dari negara lain. Oleh
karena itu, para pendiri negara menjalin hubungan dengan India, Australia, Amerika Serikat,
Belgia, Mesir, dan sebagainya. Alhasil, kemerdekaan Negara Indonesia mendapatkan
dukungan dari negara-negara lain di dunia.
Hubungan internasional dikemas dalam politik luarnegeri suatu negara. Politik luar
negeri adalah seperangkat cara/kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengadakan
hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk tercapainya tujuan negara serta kepentingan
nasional negara yang bersangkutan.
Pola hubungan internasional yang dibangun oleh bangsa Indonesia dapat dilihat dari
kebijakan politik luar negeri Indonesia. Bangsa Indonesia dalam membina hubungan dengan
negara lain menerapkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif dan diabdikan bagi
kepentingan nasional, terutama kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Pembangunan hubungan internasional bangsa Indonesia ditujukan untuk peningkatan
persahabatan dan kerja sama bilateral, regional, dan multilateral melalui berbagai macam
forum sesuai dengan kepentingan dan kemampuan nasional.
Tujuan politik luar negeri Indonesia menurut Muhammad Hatta:Mempertahankan
kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara., Memperoleh barang-barang yang

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


113

diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat. Meningkatkan perdamaian


internasional ,Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang
tersimpul dalam Pancasila, dasar dan filsafah negara kita.salah satu contoh peran indonesia
dalam mewujudkan perdamaian dunia adalah dengan mengirimkan pasukan perdamaian untuk
membantu negara yang sedang konflik dan mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi negara
yang membutuhkan.

B. Dalil Ayat Al-Qur’an dan atau Nilai Budaya


G. Dalil Ayat Al-Qur’an
Qs : Al Maidah ayat 8 :

8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Nilai Budaya:

1.Lamak dek awak katuju dek urang.

2.Hukum jatuah sangketo sudah, dandam habih kasumat putuih

3.Mencontohkan batu batikam sebagai bukti /bentuk perdamaian antara


yang terdapat Pagaruyung (Batusangkar

C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan atau Deskripsi Nilai Budaya

1. Penjelasan Ayat Al-Qur’an


Dan janganlah permusuhan dan kebencian kamu terhadap suatu kaum mendorongmu
untuk bersikap tidak adil terhadap mereka. Jadi, terhadap mereka pun kamu harus tetap
memberi kesaksian sesuatu dengan hak yang patut mereka terima apabila mereka
memang patut menerimanya. Juga putusilah mereka sesuai dengan kebenaran. Karena,
orang mu’min mesti mengutamakan keadilan daripada berlaku aniaya dan berat
sebelah. Keadilan harus ditempatkan diatas hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan
pribadi, dan diatas rasa cinta dan permusuhan, apapun sebabnya. Bahwa keadilan itu

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


114

adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan tanpa pandang bulu. Karena, keadilan
itulah yang lebih dekat kepada takwa kepada Allah, dan terhindar dari murkaNya,
adalah termasuk dalam kategori fi’lut tafdhil, yaitu pada kedudukan ditempat yang tidak
terdapat perbandingannya.
Jika ada agama yang menjadikan kasih sebagai tuntunan tertinggi, Islam tidak
demikian. Ini karena kasih, dalam kehidupan pribadi aplagi masyarakat, dapat
berdampak buruk. Bukankah jika anda merasa kasihan kepada seorang penjahat, anda
tidak menghukumnya?adil adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Jika
seseorang memerlukan kasih, dengan berlaku adil anda dapat mencurahkan kasih
kepadanya. Jika seseorang melakukan pelanggaran dan wajar mendapat sanksi yang
berat, ketika itu kasih tidak boleh berperanan karena ia dapat menghambat jatuhnya
ketetapan hukum atasnya. Ketika itu, yang dituntut adalah adil, yakni menjatuhkan
hukuman setimpal atasnya.
http://mynewgaregeh.blogspot.co.id/
2. Kaitan Ayat Al-Qur’an dengan Materi

Hubungan internasional merupakan salah cara bagi suatu negara dalam mengatasi suatu
persoalan yang dialami oleh suatu negara, misalnya misalnya kekurangan tenaga ahli
untuk membangun negerinya maka melalui hubungan internasional negara tersebut
mampu mengatasi persoalan tersebut dengan meminta bantuan dari negara lain. Oleh
karena itu hubungan internasional mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
kehidupan suatu negara yang beradab.
Dengan mengadakan hubungan internasional maka Tujuan politik luar negeri Indonesia
sesuai dengan pendapat Muhammad Hatta:yakni meningkatkan perdamaian
internasional dan meningkatkan persaudaraan segala bangsa dapat kita wujudkan ,ini
sejalan dengan ajaran islam dalam alqur’an Al Maidah ayat 8 agar kita selalu
menegakkan kebenaran, jangan memelihara permusuhan dan berlaku adil terhadap
sesama.

3. Deskripsi Nilai Budaya


 Tenggang rasa (toleransi) kita senang dan orang lain juga senang(sama bisa
diterima oleh satu sama lainnya)

 Terciptanya perdamaian dalam masyarakat(tanpa dendam)


masyarakat Minang kabau juga merupakan masyarakat yang toleransi

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


115

dan cinta perdamaian


 .disamping dari kata petatah dan petitih juga ada lambang perdamaian nya
yaitu batu batikam ketika terjadinya kesepekatan damai antara
dtk.ketumanggungan dan Dtk.Perpatih Nan Sabatang
4. Kaitan Nilai Budaya dengan Materi
Diantara tujuan politik luar negri Indonesia adalah:menjalankan politik
damai,bersahabat dengan segala bangsa,saling menghormati dan tidak mencampuri
urusan dalam Negara lain,meningkatkan perdamaian dan kemakmuran segala bangsa
sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul dalam Pancasila sebagai dasar Negara
RI,hal ini sejalan dengan yang dituliskan dalam petatah budaya minang :

Lamak dek awak katuju dek urang./


gadang jaan malendo ,panjang jaan malimdih,
Hukum jatuah sangketo sudah,
dandam habih kasumat putuih .
Masyarakat Minang kabau juga merupakan masyarakat yang toleransi
dan cinta perdamaian disamping dari kata petatah dan petitih juga ada wujud
perdamaian nya yaitu batu batikam ketika terjadinya kesepekatan damai antara
dtk.ketumanggungan dan Dtk.Perpatih Nan Sabatang yang terdapat di Pagaruyung
Batu sangkar.

5. Strategi Penerapan dalam Pembelajaran


Disampaikan dalam kegiatan inti saat membahas pengertian hubungan internasioanl,
politik luar negeri indonesia dan tujuan adanya politik luar negeri indonesia dengan
memberikan contoh peran Indonesia dalam hubungan internasional sebagai bentuk syukur
bangsa indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


116

Lampiran:
SUMBANG DUO BALEH
Oleh: Ratmil, M.Pd.

Masyarakaik Minangkabau mampunyoi duo sumber ajaran nan dipacik arek di pagang taguah
sabagai pondasi di dalam hiduiknyo, baiak nan barupo atau indak barupo tarutamo masalah akhlaq.
Sumber ajaran nantun adolah adaik jo ugamo Islam, sasuai jo falsafah hiduik urang Minangkabau Adaik
Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK), adaik mamakai, syarfak mangato, alam
takambang jadi guru.
Nan manjadi dasar Sumbang Duobaleh ko adolah Undang Undang Adaik Minangkabau disabuik
juo jo Undang Undang Nan Duo Puluah pado bahagian “Undang - Undang Nan Salapan” dikecekan
pado bahagian nan ka duo nantun “sumbang - salah”. Nan menjadi ukuran dalam parangai dek
masyarakaik Minangkabau, iyolah Sumbang jo Salah. Sumbang adolah konsep untuak manyatokan
parangai urang dalam bagaua nan bapotensi manggiriang urang tu untuak babuek salah. Salah adolah
konsep untuak mayatokan tantang suatu parangai nan malangga aturan adaik ataupun Syara’ (Islam)
secaro sadar atau indak sadar. Apobilo sumbang bahubungan jo parangai atau kurenah nan alun dapek
dikanai jo sanksi hukum, sadangkan salah adolah parangai nan dapek dikanai sangsa hukuman secaro
pidana. Sacaro adaik urang Minangkabau malarang kaumnyo indak sajo untuak babuek salah karano
akan mambuek malu keluarga jo kaum, tapi juo manjauhannyo sajak samulo dalam bantuak parangai
nan dapek manggiriang urang Minangkabau untuak babuek salah (sumbang), samacam tindakan
“preventif”.
Konsep sumbang condong bahubungan arek jo sopan santun, etika atau tata krama bagaua di
antaro individu di dalam keluarga jo masyarakaik. Ciek di antaronyo adolah manyangkuik adaik iolah
hubungan antaro laki-laki jo padusi, antah inyo tu badunsanak atau indak. Hal iko manunjuakan, sacaro
adaik Minangkabau mampunyoi bateh-bateh tatantu. Pambateh nantun dilakuan sabagai pamaga untuak
manjauhi tajadinyo salah. Adab Pargaulan di antaro anak laki-laki jo anak padusi, walaupun inyo tu ado
hubungan dunsanak sakalipun, mastilah dalam bateh indak manimbuan sumbang. Urang nan malangga
sumbang ko disabuik “urang nan indak baradaik”, “indak tau di nan ampek”. Ukuran sumbang adolah
salah cando - buruak rupo (indak sasuai jo kelaziman). Ado duo baleh macam sumbang menuruik adaik
Minangkabau.
Ka duo baleh sumbang tu pado pokoknyo mambimbiang urang Minangkabau, tarutamo untuak
padusi, supayo harago dirinyo tajago jo elok. Ajaran sumbang duobaleh nantun basandikan kapado
ajaran ugamo Islam nan disabuik sabagai pabuatan fasiak atau maksiat. Ajaran Islam nan barasa dari
al-Quran dan Sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wassalam malarang umaiknyo untuak mandakek i zina,
mandakek sajo alah di larang dalam ugamo apolai mangarajoannyo, sasuai jo Firman Allah SWT dalam
Al Quran surat ka Tujuah Baleh (17) ayaik ka tigo puluah duo (32) nan aratinyo :
”Dan janlah angkau mandakeki zina, (zina) nantun sungguah suatu karajo ino, dan suatu
jalan nan buruak.“
Ugamo Islam maajaan ka satiok anak laki-laki untuak manahan pandangan jo kamaluannyo
supayo indak babuek zina sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek Annur (24) ayik ka 30 nan
aratinyo:

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


117

“Kecekanlah kapado urang laki-laki nan baiman: “supayo inyo manjago pandangannyo
jo mamaliharo kamaluannyo, nan takah nantun labiah suci dek inyo. Sungguah Allah Maha
Mangayahui apo nan inyo karajooan”.

Bak nantun jo untuak urang padusi, di sampiang inyo dianjua an untuak manahan pandangannyo
taradok lawan janih, juo disuruah untuak menutuik auratnyo samo karuduang sarato mamakai baju
Kuruang. Baju Kuruang Basiba misalnyo, sahinggo indak taliek bagian-bagian tubuahnyo nan rancak tu.
Al Qur’an manyabuik an sabagai “parhiasan” Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surek An Nur (24) ayaik
ka 31 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado sado padusi nan baiman supayo inyo manjago pandangannyo
(pancaliakannyo), dan mamaliharo kamaluannyo dan janlah mampacaliakan parhisannyo
(auratnyo), kacuali nan biaso tacaliak. Dan andaknyo inyo manutuikan kain karuduang ka
dadonyo, dan janlah manampakan auratnyo, kacuali kapado suaminyo, atau ayahnyo atau ayah
suaminyo atau anak laki-lakinyo atau anak-anak atau saudaro-saudaro laki-lakinyo atau anak-
anak laki-laki saudaro laki-lakinyo atau anak-anak atau padusi-padusi sasamo baugamo Islam,
atau hamba sahaya nan inyo punyoi, atau palayan-palayan laki-laki (tuo) nan indak punyo
kainginan (kapado padusi), atau anak-anak nan alun mangarati tantang aurat padusi. Dan janlah
maantakan kakinyo supayo dikataui parhiasan nan inyo andok an. Dan batobaiklah kalian
kasadonyo kapado Allah, oi urang-urang nan baiman supayo kalian baruntuang”
Dek kareno nantun, untuak manjago supayo urang tu, antah inyo laki-laki atau padusi, supayo
indak sampai tajarumuih ka dalam maksiat, Islam manganjurkan supayo urang-urang nan alah mampu
kawin untuak sacapeknyo menikah dan nan alun mampu supayo menjago dirinyo. Setiok urang nan
mampunyai kalabihan kamampuan materi dianjuan untuak mambantu nan lainnyo supayo dapek nikah
sacaro sah sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek 24 ayaik 32 nan aratinyo
“Dan nikahkanlah urang-urang nan masih mambujang di antaro kalian, dan urang-urang
nan layak (manikah) dari budak-budak kalian nan lali-laki jo padusi. Jikok urang tu bansaik, Allah
maagiah kamampuan kapado urang tu jo KaruniaNyo. Dan Allah mahaluas (pambarianNyo), Maha
Mangatahui”.
Al Qur’an surek 24 ayaik 33, nan aratinyo:
“Dan urang urang nan indak mampu manikah andaklah manjago kasucian (dirinyo),
sampai Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo kurnia-Nyo. Dan jikok budak nan kalian
punyoi maninginan pajanjian (bebas), andaklah kalian buek pajanjian jo inyo, jikok kalian
mangatahui ado kabaikan padonyo, dan agiahanlah ka inyo sabagian dari arato Allah nan
dikaruniaan -Nyo kapado kalian, dan janlah kalian paso budak nan padusi untuak manjadi palacur,
sadangkan inyo mainginan kasucian, karano kalian andak mancari kauntungan iduik duniawi.
Siapo sajo nan mamasonyo (budak nan padusi), mako sungguah Allah Maha Pangampun, Maha
Panyayang (ka inyo) sasudah inyo di paso”.
Bilo dilangga katantuan-katantuan sarupo nan alah dijalehan di ateh dapek diancam jo hukuman
nan barek. Di dalam Adaik Minangkabau disabuik an adonyo hukuman buang sepanjang adaik. Urang
nan malakukan kasalahan dalam bantuak palanggaran susila (mamaluan, tarutamo babuek zina) akan
dikalua an dari kaanggotaan kaum sakaliguih diusia dari kampuang halaman nan basangkutan. Nan
partamo punyo hak maagiah hukumanko iolah kaum atau suku dari urang nan babuek kasalahan tu,
sadangkan kaum atau suku lain bakawajiban untuak mandukuang atau mampakuaik hukuman tu.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


118

Manuruik Navis (1984), ado ampek tingkek atau macam hukuman buang dalam masyarakaik
Minangkabau, sabagai barikuik:
1. Buang siriah, adolah mangucian urang nan mambuek salah tu dari kaumnyo surang, jo
konsekuensi hak jo kawajiban taradok kaumnyo dicabuik, sarato kawajiban kaumnyo taradok inyo
dicabuik pulo;
2. Buang biduak, nantun mangucian urang dek saluruah kaum nan ado dalam tampek inyo tingga;
3. Buang tingkarang, nantun tindakan pangusiran dari tampek tingganyo;
4. Buang daki, berupo pangusiran urang dari tampek inyo tingga sarato diambiak sacaro paso
saluruah harato bandonyo untuak kamudian diagiahan kepado panderita kajahatannyo (korban).

B. Pambagian Sumbang duo baleh


Adaik Minangkabau alah manatokan sakurang-kurangnyo ado 12 macam sumbang, nan disabuik
jo sumbang duo baleh, nantun:
1. Sumbang Duduak
2. Sumbang Tagak
3. Sumbang Diam
4. Sumbang Bajalan
5. Sumbang Kato
6. Sumbang Caliak
7. Sumbang Pakai
8. Sumbang Bagaua
9. Sumbang Makan
10. Sumbang Tanyo
11. Sumbang Jawek
12. Sumbang Kurenah

Foklor Sumbang Duobaleh adolah samacam panyampaian pasan dalam bantuak puitisasi atau
patatah petitih nan disampaiaan sacaro lisan dek tim. Jumlah pamain sabanyak 14 urang. Nan tadiri dari
surang nan batindak sabagai Mamak (Pangulu) dan surang lai sabagai Niniak (Bundo Kanduang) sarato
12 urang anggota tim nan batindak sebagai Puti Bungsu.
Pakaian Tim iko disasuaikan jo pakaian Adaik di Minangkabau. Mamak bapakaian Datuak
sakurangnyo babaju guntiang cino jo sarawa batiak, pakai kopiah saru saruang bugih. Niniak bapakaian
Bundo Kanduang sadangkan Puti Bungsu bapakaian Baju Kuruang Basiba jo jilbab nan sarasi.
1. Hantaran kato dek Mamak (sabagai mamak datuak) :
“Sairing balam jo barabah,
barabah lalu balam mandi
sairing salam jo sambah
sambah lalu salam kumbali
Kaganti siriah nan sakapua
Umpamo bajawek tangan
Ka rang banyak salam tatabua
Ka nan tuo sambah datang

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


119

Asslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh (dibaco basamo)


Di awa kalam nan sapatah, ulasan suri dari ambo, pado manjadi angan juo, nan takanduang
dalam ikarak, niaik jo naza dalam hati, ka untuak bajawek tangan, jo diri dunsanak nan
basamo, kok untuang pambari Allah, kajadi si tawa jo si dingin, sabab kan ba’a dek bak
nantun, aluran badan diri ambo, aka singkek pandapek kurang, ilimu di Allah SWT tasimpan
nyo, tapi samantang pun bak nantun, dek ujuik manantang bana, hakikaik paham indak kacau,
sadang nyo buleh di pikiran, pangana haram bacabang, hati lah tunggang bagai tabiang,
walau mangecek kurang pandai, jan kalah sabalun parang, di pabulek alu panggali, indak nan
labiah dari puntuang, di pabulek hati nurani, indak nan labiah dari untuang, walau ka angok
angok ikan, bak nyawo, nyawo patuang, patah kapak batungkek paruah, tatagak pucuak nan
balingka, ba silang dahan kayo aro, namun nan niek dalam hati, mungkasuik tatap
basampaian, di cubo bagulambek, molah di ansua bak bajalan, kok untuang sampai ka tujuan,
hanyo nan harapan dari ambo, kapado dunsanak bakuliliang, kok basuo kato nan tak jaleh,
intonasi jo mimik nan salah sampai, bahaso Minangkabau nyo basalemak, usah di cacek
langkah sumbang, sabab bak nantun kato ambo, dalam diri ambo lah yakin, sado nyo
dunsanak nan datang ko, tantu bakandak tabu nan manih, kok tabu tibarau nan tasuo, hanyo
nantun ado di ambo, pado manjadi upek puji, nan bedo jatuah di himpok janjang, nak jan
mambarek ka akiraik kami nak mintak di ma’afkan”.
2. Panyampaian dari Niniak (Bundo Kanduang):
“Katahuilah nak, kok indak dek buku tiok rueh, indak sambilu malampisi, haram baguno buluah
bambu, mako bak nantun juo padusi, nan manjadi rueh jo buku di dirinyo indak lah lain indak lah
bukan sapado dari budi, sadangkan sambilunyo adolah malu. Padusi indak babudi ibarat bambu
indak ba rueh, alun tasingguang nyo lah ratak, baru tagisia nyo lah pacah, padusi tak punyo malu
bak buluah ilang sambilu, bangun lamah tanago rapuah, hilang kepribadian, pupuih sumangaik
jati diri, indak ba power indak wibawa. Mangko kok budi lungga indak ba pasak, malu tipih
mangulik dasun, cayia lah martabat padusi, abih tuah binaso diri. Dek sabab karano nantun nak,
supayo iduik taguah ba rueh, nak nyo batuah ba sambilu, jauahi pantang cilakonyo, sumbang
duo baleh rang namokan. Nantunlah timbangan akhlak, standar moral ukuran nilai, sapanjang
Adaik sopan santun.”

“Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek
tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang nantun jangga, sanjang
ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo urakan, kalau
bahaso di pasaran, kurang aja, indak baradaik, bak baruak harago tigo tali, mantiko…
na’udzubillahiminzalik. (baco basamo-samo, muko digeleng-gelengan)”

Nah, cubo simak jo danga elok-elok yo pasan bundo kanduang ko disampaian dek Puti
Bungsu:
3. Payampaian dari Tim Puti Bungsu:
Puti Bungsu I:
“Sumbang duduak.
Duduak sopan untuak padusi Minangkabau iyolah basimpuah.
ijan sakali-kali duduak baselo cando laki-laki,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


120

nan paliang tacelak bana kalua mancangkuang


atau mancongkong sabalah lutuik batagakan
sarupo urang duduak di lapau.
Kok duduak di bangku kurisi, rapek an paho arek-arek,
manyampiang agak salayang.
Malu awak kok mamakai orok singkek,
indak tahu jo di nan ampek kecek urang.
Nyampang kok duduak babonceng ijan mangangkang,
manjajok di pandang urang.
Jiko awak laki-laki ijan duduk basimpuah lo
bantuak anak padusi,
duduaklah baselo, tagak an pungguang
supayo gagah nampaknyo”.

Puti Bungsu II
“Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu
atau di janjang turun naiak,
usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti,
sumbang tagak jo laki-laki,
apolai bukan jo muhrim,
konon pulo ba rundiang-rundiang sambia tagak.”

Puti Bungsu III


“Sumbang jalan.
Bajalan musti ba kawan,
paliang kurang jo paja ketek,
kalau padusi bajalan surang,
saibaraik alang-alang lapeh, jatuah merek turun harago,
randah pandangan laki-laki.
Usah bajalan ba gageh-gageh,
malasau mandongkak-dongkak,
co ayam gadih ka batalua, usah…
tapi bajalanlah siganjua lalai,
pado tampuah suruik nan labiah,
alu tataruang patah tigo,
samuik tapijak indak mati,
aratinyo lamah lambuik, gemulai tapi tegas,
kok bajalan ba samo gadang, jan babanja ma ampang labuah,
agak’i urang di bulakang,
kok bajalan jo urang tuo atau jo urang laki-laki,
awak ma iriang di bulakang,
bak nantunlah adaik ka dipakai.”

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


121

Puti Bungsu IV
“Sumbang Kato.
Bakatolah jo lunak lambuik,
duduak an etongan ciek-ciek,
nak paham urang mukasuiknyo,
sumbang bana dek padusi barundiang co murai batu
bak aia sarasah tajun, rumik lah urang mamiliahi.
Kalau rang tuo sadang mangecek, pantang mamotong bicaronyo, nantikan dulu sudah2, baru
dijawab patuik dijawek,
didakek urang sadang makan usah mangecek nan kumuah2,
pai manjanguak urang sakik usah carito urang mati,
kurang baiak kurang tapuji manunggu utang di nan rami,
manhyabuik harimau di tangah hutan,
bak nantun ajaran sopan santun”

Puti Bungsu V
“Sumbang Caliak.
Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah,
pamadok arah ka bulakang,
pamatuik-matuik diri surang, sumbang namonyo.
Nyampang awak pai ba tandang,
pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang,
sabantuak urang manyalidiak,
kok awak manjadi tuan rumah,
usah pancaliak ka jam tangan,
tasingguang urang sadang duduak,
nantun ma usia caro aluih,
mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili
usah pamadok tanang2,
manantang bola matonyo, indak buliah…
tapi buanglah pandang ka nan lain,
manakua caliak ka bawah.”

Puti Bungsu VI
“Sumbang Makan.
Makan sambia tagak, kunyah kenyoh sapanjang jalan.
manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang,
sabab nan makan mancapak-capak,
bangso si lupak jo si samuik,
kuranglah sopan jo taratik,
kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem.
Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan,
suok nan usah gadang2.
manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


122

jan sampai piriang balanjuang,


biasokan mancuci tangan, manuangkan aia dalam piriang,
jo kida manjambo galeh,
minum sataguak taguak ketek,
tahan sandao jan nyo lapeh.
Nyampang awak makan basendok,
jan balago sendok jo garpu, badariang kanai di gigi,
dima salasai makan beko,
tungkuikkan sendok jo garapu,
kalau lataknyo tatilantang tandonyo makan alun kanyang
ataupun kurang samalero,
Jan sendok disilang nantun simbol ugamo rang lain.
tasingguang urang punyo alek.
Nah… paratikan bana tu nak kanduang…
jan randah pandangan urang.”

Puti Bungsu VII


“Sumbang Pakai.
Babaju jan sampik-sampik,
nak jan nampak rasio tubuah, dima bukik dima lurahnyo,
dima taluak tanjuang baliku
jadi tontonan laki-laki,
usah pulo talampau jarang, nan tipih nan tabuak pandang,
konon tasimbah ateh bawah, usah…
Satantang mode jo potongan,
sasuaikanlah jo bantuak badan,
sarasikan jo ragi kain,
buliah sajuak pandangan mato.
Dek kulik ayah nan manurun,
kulik nan karak-karak anguih,
mako warno piliah nan agak amba,
krem jadih, pucuak pun buliah, birunyo nan talua asin,
putiahnyo nan abu-abu,
usah dipakai baju sirah piak,
dendeng balado kecek urang,
badoso umaik karano awak.
Katampek urang kamatian pakai nan polos warno galok,
usah mamakai baju pontong nan ponggeang nampak katiak,
usah pulo babukak tenda mamakai gencu taba2,
kurang etis baso kininyo.”

Puti Bungsu VIII


“Sumbang Karajo.
Kakok karajo rang padusi sabateh nan ringan2,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


123

nan mudah2, nan aluih2, manjaik jo manarawang,


kadapua masak mamasak manyusun paraboik rumah,
kok ka sawah batanam jo basiang, manyabik atau ma angin,
tapi jan mabajak jo mairiak,
bak nantunpun karajo parak, sakadar marambah manyisiak-nyisiak, mangulik manabang pisang,
jangga bana dek rang padusi kalau mamanjek bagayuik-gayuik manabang mangabuang kayu.

Puti Bungsu IX
“Sumbang Tanyo.
Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan,
batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah,
jo hormat silahkan duduak,
sasudah nantun latakkan aia suruah minum,
salasai minum agak sataguak,
raso lah cukuik istirahat,
baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadaitangan,
caro tata krama moderennyo “apa nan bisa saya bantu”,
mako kasa lah bana budi awak,
alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo,
a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak. indak buliah.
buruak angkuah namonyo awak.
Salain nan dari pado nantun, kok tamu awak sadang makan,
sumbanglah bana manayokan
“bara harago bareh kini” indak buliah tu,
nantun pantangan urang Minangkabau tu,
ciek lai,
kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang,
indak buliah,
kok masuak ka kampuang
pantang batanyo ka urang lapau,
lai mamak manjua sabuak,
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan ..!
mati gadih kau dibueknyo piak,
indak buliah tu.”

Puti Bungsu X
“Sumbang Jawek.
Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab,
jan sampai urang tasingguang,
umpamo urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain,
tukang kain ko anak gadih lo, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?”
dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


124

tibo pulo tanyo nan lain “luntur ndak diak ?”,


sambia malengah nyo manjawab
“pai batanyo ka pabrik pak, kami nan tau manjua an ko’,
nantun jawab sengkang namonyo tu nak,
buruk muncuang malayani urang,
cilako gadih mudo matah, jauah jodoh tinggi rasaki,
alamaik sansaro iduik awak, indak buliah..”

Puti Bungsu XI
“Sumbang Bagaua.
Indak buliah bagaua jo laki-laki
kalau awak sajo padusi surang
mancampua bakeh nan banyak,
sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua
lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan,
dek awak tu anak gadih,
sumbang bagaua jo paja ketek,
sato manyuruak ba kuciang-kuciang
basimbang main kalereang
balari bakaja-kaja,
atau bapacaran bagaua lah sarupo laki bini,
ilia mudiak indak lakek lakang,
sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…

Puti Bungsu XII


“Iko sumbang nan pangabisan,
namonyo Sumbang Kurenah.
Adopun nan dimukasuik jo kurenah,
iyolah galagat pambaoan, sipaik tabiat jo parangai
karakter kecek rang kini
sikap mental caro moderen.
Kurang etis kurang lah patuik
kalau babisiak baduo-duo sadangkan awak sadang batigo,
kurang lamak kurang lah elok
malucu mambuek garah
ma hota bakarikik an dalam manjanguak batakziah,
indak buliah galak mancaliak urang jatuah,
indak buliah manutuik iduang di tangah urang rami,
atau kuok mangango laweh2,
tamasuak juo sumbang kurenah,
mangakok jo tangan kida,
saumpamo manjambo jo manampuang, manunjuak atau maimbau, malambai-lambai dari jauah.
Indak pandai manenggang raso sumbang juo tu namonyo,
mako dari nantun, kok awak mambali durian,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


125

kuliknyo usah dikaka nak, jan serakkan bijo di laman, pikia kan urang di subalah, luko kaki
lukolah iduang luko di batin nan manyeso, badantiang tali silaturrahmi…”

Penutuik dari Mamak

“Nah… nantunlah inyo sumbang duo baleh tu…


susunan Cati Bilang Pandai,
buah ranungan awak basamo,
utang niniak jo mamak manyampaian,
kok lai tapakai ta amakan, mulialah diri,
suri nan ka di tanun dalam kampuang, tapuji di masyarakaik,
kami lah sato jo tuahnyo,
tapi nyampang lalu indaknyo singgah,
inggok nan haram tampek bakeh, bak aia jatuah ka pasia, mako malanglah
badan niniak sarato mamak, nasihat tabuang buruak sajo.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (basama-samo)

Sumber: BP-PAAM, Direktori Minangkabau 2012,


: Pitaruah Ayah oleh Yus Datuak Parpatiah

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


126

Lampiran
a. Integrasi Materi Nilai-nilai Karakter Bangsa, Agama dan Budaya Minang.

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
1 Religius Iman ABS – SBK (Adat Basandi Syara’,
Islam Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’
Ihsan Mangato Adat Mamakai)
Taqwa
2 Jujur Shiddiq (benar) Nan bana ditagakan
3 Toleransi Tasamuh Lamak diawak katuju diurang, awak
(toleransi) mandapek urang indak ka hilangan,
baso elok budi katuju
4 Disiplin Taat dan Alua jo patuik, patuik jo mungkin
Istiqamah
(konsiten dan
komitmen)
5 Kerja Keras Mujahadah Nak kayo kuek mancari, nak pandai
(bersungguh- kuek baraja, nak mulia tapek-i janji,
sungguh) nak labo namuah barugi
Jariah manantang buliah
6 Kreatif dan Tajdid Ndak kayu janjang dikapiang
Inovatif (pembaharuan) Ndak ameh bungka diasah,
Ndak rotan aka pun jadi

sambia manyalam minum aie


sambia badiang nasi masak,

kok tagak maninjau jarak,


sambia duduak marawuik ranjau,

7 Mandiri Nafsiyah (jati diri) Indak maangok kalua badan


8 Demokratis Musyawarah Tiok-tiok sesuatu nan kadiadokan
paralu di musyawarahkan.
Petitih adat.
“duduak surang basampik-sampik
Duduak basamo balapang-lapang,
Bulek ayia dek pambuluah,
Bulek kato jo Mufakat,”

“Kamanakan barajo ka mamak,


Mamak barajo ka pangulu,
Pangulu barajo ka Mufakaik,
mufakat barajo ka nan bana, Bana
badirisandirinyo”

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


127

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
“Bana” hanya di dasarkan (Alur,
patuik, raso, pareso, malu jo sopan)
sebelum Islam. Namun setelah Islam
Bana di kuatkan Ilmu Pengetahuan
Moderen ttg.Demokrasi serta nilai-
nillai Al Qur’an.dan Hadits (Syara’
mangato, adat mamakai)

9 Rasa Ingin Himmah (keingin “Panakiak pisau sirawik,


Tahu tahuan) Ambiak galah batang lintabuang,
Salodang ambiak ka nyiru,
Nan satitiak jadikan lawik,
Nan sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi guru”
10 Semangat Syu’ubiyah Suku ndak dapek diasak, gala ndak
Kebangsaan (kebangsaan) dapek dialiah, kampuang ndak
dapek dituka.
11 Cinta Tanah Air Baldatun - Tagak kampuang mamaga
thayyibatun wa kampuang, tagak nagari mamaga
rabbun ghafur nagari
(negeri yang - Hujan ameh di nagari urang, hujan
makmur dalam batu di nagari awak, namun
pemiliharaan dan kampuang takana juo
ampunan Allah)
12 Menghargai Fastabiqul Khairat Kok manang jan manapuak dado,
Prestasi (berkompetisi kok kalah jan manyasa.
dalam kebaikan)
13 Bersahabat/ Ukhuwwah Nan tuo dihormati, nan ketek
Komuniktif (persaudaraan) disayangi, samo gadang dibawo
baiyo
14 Cinta Damai Mahabbah - Kaluak paku kacang balimbiang
(cinta) tampuruang lenggang-lenggangkan
dibao nak urang ka Saruaso, anak
dipangku kamanakan dibimbiang
urang kampuang dipatenggangkan,
jago nagari jan binaso.
- Raso dibawok naiak, pareso
dibawok turun.
15 Gemar Tadarrus Di baliak tatulih ado nan tak tatulih,
Membaca (membaca Alam takambang jadi guru, bumi
tersurat) tabantang tampek diam
Tadabbur
(membaca tersirat)

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


128

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
16 Peduli Ishlah jago nagari jan binaso, jago
Lingkungan (melestarikan, kampuang jan tinggakan.
tidak merusak)
17 Peduli Sosial Ta’awun (tolong- Kaba baiak baimbauan, kaba buruak
menolong) bahambauan
18 Tanggung- Amanah (dapat Tangan mancancang bahu mamikue
jawab dipercaya) Barani karano bana takuik karano
salah;

I. Materi Nilai-nilai Karakter dasar Kepribadian Orang Minangkabau dan


Integrasi nilai-nilai adat ke mata pelajaran.

Karakter DESKRIPSI NILAI-NILAI ADAT DALAM


dasar PETATAH-PETITIH ADAT
kepribadian
Minangkabau
petatah: “Iduik Ciri utama orang Petiti:
dikanduang berpendidikan adalah Nan kuriak iyolah kundi,
adat” memiliki budi pekerti yang Nan Merah iyolah sago,
Peserta didik baik Nan bayiak iyolah BUDI,
memili : Salah satu syarat yang Nan indah iyolah baso
“Baso bayiak, dikehendaki oleh adat
budi katuju Minankabau yang Anak ikan dimakan ikan
dek urang bermutu tinggi dan Gadang ditabek anak tanggiri
banyak” berakhlak baik adalah: Ameh bukan, pangkatpun bukan
BUDI. Terkait dengaan Budi elok nan rang haragoi
Budi meliputi :
“sifat-sifat baik yang Dulang ameh baok balayia,
dikehendaki adat” Batang Bodi baok pananti
Misalnya ; Kebersamaan, Utang ameh bulia dibayia,
serasa, sehina, semalu, Utang Budi dibaok mati.
tenggang manenggang,
sosial, Baso basi, tolak Pucuak pauah sadang tajelo,
ansur dsb. Panjuluak bungo galundi
Nak jauah silang sangketo
Pahaluih baso jo basi

Anjalai tumbuah di munggu


Sugi-sugi dirumpun padi,
Nak pandai sungguah baguru
Nak tinggi naiakkan BUDI

petatah: adat Berdasarkan BUDI, maka Petitih:


“Lamak dapat tumbuh nilai-nilai Mandapek samo balabo,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


129

diawak, katuju kebersamaan yang serasa, Kahilangan samo barugi,


dek urang”. sehina, semalu, Urang Ado samo dimakan,
minang selalu memelihara Ndak ado samo dicari,
Peserta didik rasa persaudaraan Kabukik samo mandaki,
memiliki nilai- sahabat karib, yang Kalurah samo manurun
nilai kepekaan dikenal dengan Sasakik sasanang,
terhadap: “badunsanak.” Sahino samalu.
“rasa
kebersamaan Ciri-ciri urang
, Saraso, badunsanak/sapasukuan menurut
sahino, adat Minangkabau:
samalu dalam Sasandi sarumah gadang,
badunsanak” Sakaturunan (Geneologis),
(persatuan Sasakik sasanang, sahino samalu
dan Ndak ado samo dicari,
kebersamaan) Kok ado samo dimakan,

“Sakik di awak sakik dek urang


Lamak diawak, katuju dek urang”.

petatah: “Iduik Maka perkembangan Petitih :


dikanduang dalam diri seseorang batasan dalam berprilaku
adat” menurut adat adalah budi “Jikok cadiak jaan manjua,
Peserta didik yang tinggi sehingga Kok gadang jan malendo,
memiliki membatasi dirinya untuk Yo kok tinggi jaan manyundak
“Budi tidak melakukan laku Gapuak nan indak mambuang lamak,
Bayiak, baso perbuatan yang Cadiak nan indak mambuang
katuju” merugikan orang lain, kawan”
sehinga buruk akibatnya.
“Tidak melakukan laku Malawan guru jo kajinyo,
perbuatan buruk yang Malawan mamak jo Adatnyo,
merugikan orang lain” Pantangan.......
Kok Malawan ka guru ilang ilmu,
Jikok Malawan ka mamak
hilang/indak dapek pusako
Dek ribuik rabahlah padi, dicupak
datuak tumangguang, hiduik kalau
tidak babudi, duduak tagak kamari
tangguang

petatah: Berbudi adalah berbuat Petiti:


“Iduik sesuatu yang terbaik baik Kaluak paku kacang Balimbiang,
dikanduang terhadap orang lain, Pucuaknyo lenggang-lenggokkan
adat” keluarga, suku, kampung, Dibaok ka Saruaso
Peserta didik nagari, bahkan bangsa Anak di pangku, kamanakan di
memiliki: dan negara. bimbiang,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


130

Pribadi Nan Menjaga dan memlihara Urang kampuang patenggangkan,


paduli jo kewajiban bagi pribadi Jago nagari, sarato jo adatnyo
Mamaliaro orang minang.
Budi adalah prinsip dasar Tibo di kaba bayiak baimbauan,
adat Minangkabau Tibo di kaba buruak bahambauan,

petatah: “Iduik Mamaliaro tingkah Petiti:


dikanduang kurenah, laku perangai, Kok mandi dibawah-bawah,
adat” lisan nan berbudi tinggi, Kok manjauak di ilia-ilia,
Peserta didik sehingga tidak merugikan Jikok bakato, paliaro lidah,
mampu diri sendiri maupun Jikok bajalan, paliaro kaki,
“Sopan jo menyinggung orang lain. Lidah tataruang ameh padanannyo,
Santun“ Kaki tataruang inai padannyo,
Mangango mangko mangecek,
Malangkah mako bajalan
Dikabek jo aka budi
Di lilik jo baso bayiak
Muluik manih talempong kato,
Gulo biak baso dibibie,
Banamo adat sopan santun
Nak jan jauah panggang pado api,
Lataan sasuatu pado tampeknyo.

petatah: “Iduik Dalam banyak hal dan Pulai bapangkek naiak,


dikanduang memecahkan masalah maninggakan rueh jo buku.
adat” menyangkut orang lain Manusiabapangkek turun,
Peserta didik mesti memiliki karakter Maninggakan Adat jo Pusako
berkepribadia Cadiak Candokio, Arih Manusia tahan kieh,
n bijaksano Binatang tahan palu,
“Arih Tau dek bayang kato sampai,
Bijaksano, Tau eriang jo gendeang,
cadiakcandok Tagisia labiah bak kanai,
io“ Tasingguang labiah bak jadi,
Tau dek rantiang ka mancucuak, tau
dahan kamanimpo, gabak diulu
tanndo ka ujan, cewang dilangik
tando ka paneh,
Kilek camin lah kamuko, kilek
baliuang ka kaki, takilek ikan dalam
ayia,
tantu jantan batinonyo.

petatah: “Iduik Segala sesuatu dihadapi Petiti:


dikanduang dengan lapang dada , Tak ado karuah nan indak janiah,
adat” Tak ado kususik nan indak salasai,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


131

“Tangguang dan tidak ada masalah


Jawek, yang tidak dapat Pandai bakisa tagak, bakisa ditanah
tenggang dipecahkan/diselesaikan. nan sabingka,
raso, tanggung jawab secara Pandai bakisa duduak, bapaliang di
kegotong bersama-sama, bisa lapiak nan sahalai,
royongan. bekerja sama dan sama-
sama bekerja sampai Duduak surang basampik-sampik,
selesai dengan penuh Duduak basamo balapang-lapang.
tanggung jawab
Barek samo dipikua,
Ringan samo di jinjiang,
Nan saketek samo di paminyak,
Nan Banyak samo di pamandi
Hati tungau samo di cacah,
Hati Gajah samo di lapah

petatah: “Iduik Dalam hidup kita harus Petitih:


dikanduang waspada, dan kuat Dek ketek taanjo-anjo, lah gadang
adat” pendirian, jangan mudah tabao-bao, lah tuo tarubah tido,
“Bapandirian terombang-ambing oleh sampai mati manjadi paranggai,
Taguah bisa bebagai asuang fitanah,
dipicayo”. sugi jo siasek, adu domba Antah mangulak dari ilia
dari pihak-pihak lain Antah Galodo dari ulu
Didalam pergaulan Iman nan indak buliah ratak,
hendaklah mempunyai Kamudi indak buliah patah,
pendirian yang kokoh, dan Padoman indak buliah tagelak,
selalu dijalan yang benar Haluan nan indak buliah barubah
Condong jan kamari rabah,
luruih manantang barieh Adat

Pantangan .................

“Dondong ayia, dondong dadak”,


“Jaan Sarupo Pimpiang dileriang,”
“Cando jawibalang punuang,
“Cando Jawi gadang dilabuah”
“Jaan pandai baminyak ayia” ,
dalam baiyo baindaan
Jalan baduo ndak batigo,
Ta impik nak diateh,
takuruang nak dilua
jaan Manuhuak kawan sairiang,
mangguntiang dalam lipatan
(tidak setia/amanah)
(Jaan bamuko duo, / Munafiak)

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


132

Jikok kailia karantau ikia,


Kok Mudiak ka padang sibusuak,
Singgah nan lalu di disikabau
Kok Janji jan maungkie,
Titian Binaso lapuak,
Pantangan dek urang minangkabau.
petatah: “Iduik Jangan Serba Tanggung, Petiti:
dikanduang Lakukan sesuatu dengan Alang tukang Binaso kayu,
adat” sungguh-sungguh dan Alang cadiak binaso adat,
“bersungguh- berhasil tentu disertai Alang alim rusak agamo,
sungguh, jaan ikhtiar dan Do’a. Jangan Alang sapaham rusak nagari.
kapalang melakukan sesuatu secara
tangguang” asal asalan, ikut ikutan Dek ribuik kuncang ilalang,
saja, karena hal itu Katayo panyalin lantai,
takkan berguna Kok iduik jaan mangapalang,
Kok tak kajo barani pakai.

Baburu ka padang data,


Dapeklah ruso balang kaki,
Baguru kapalang ajar,
Bak bungo, kambang tak jadi.
petatah: “Iduik Masyarakat adat Petiti:
dikanduang Minangkabau terdiri dari “Rang gadih bakarek kuku,
adat” Nagari-nagari. Lebih Dikarek jo pisau sirawik,
“bela nagari kurang 500 nagari Pangarek batuang tuonyo,
“ diminangkabau yang Batuang tuo elok kalantai.
sekaligus merupakan Nagari baka ampek suku,
kampuang halaman nan Dalam suku ba buah paruik,
Tacinto. Kita menempati Kampuang Banan tuo,
wilayah yang disebut Rumahgadang batungganai,
nagari
Tiap-tiap nagari memiliki “Manyampak sambia ka hulu,
batas wilayah, ciri khas Kanai pantau dek manjalo,
dan ciri-ciri nagari. Adat luhak bapangulu,
Kok rantau dibari barajo”

Syarat-syarat nagari

“Basawah baladang,
Basasok bajarami,
Baladang batumpalak,
Balabuah nan golong,
batapian tampek mandi,
Barumah tanggo,
Bakorong bakampuang,
Babalai-balai, bamusajik,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


133

Batanah lapang,
Ba pandam pakuburuan”

“Tagak Badunsanak, bela


dunsanak,
Tagak kampuang, mamaga
kampuang,
Tagak suku, mamaga suku,
Tagak Nagari, bela nagari,
Tagak babangso, mamaga bangso”.
petatah: “Iduik Masyarakat Minangkabau Petiti:
dikanduang disebabkan alamnya yang “Karatau madang di ulu,
adat” sempit, berbukit, sumber Babuah babungo balun,
Karakter daya alam terbatas, Marantau Bujang dahulu,
Marantau ditambah lagi rang laki- Di kampuang paguno balun”.
Urang Minang laki diminang lalok di
surau tak mewarisi “Jikok Buyuang pai ka danau,
pusako, maka menjadikan Iyu bali, belanak beli
suku Minang menjadi Ikan Panjang Bali da ulu
suka merantau untuk Jikok buyuang pai marantau,
merubah nasip, mencari Ibu cari dunsanak cari,
pengalaman maka Orang Induak samang cari da ulu”
minang berwatak
kosmopolit, marantau “Jo kok pandai Bakain Panjang
menjadi ciri-ciri orang Labiah nan dari bakain saruang,
Minang. Kok Pandai Bainduak samang,
Labiah nan dari dusanak kanduang
“.

“Satinggi-tinggi tabang bangau,


Pulangnyo kakubangan juo,
Sajauah-jauah pai Marantau,
Orang Minang meski Akhianyo pulang kakampuang juo”
berada dan pergi
merantau, namun Pantangan.....
kampung halaman tidak Hujan ameh di rantau urang,
pernah dilupakan. Ujan batu di kampuang kito,
Bahkan ikut membantu Kampuang nan usah dilupokan.
biaya kemenakan
dikampung,
pembangunan mesjid
mushalla,MDA, Surau,
membiayai kegiatan seni
Budaya dll.
petatah: Dimanapun Orang Minang Petatah adat:
“Dimaa Marantau, menetap “Dimaa bumi di pijak,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


134

bumi di namun pandai Disinan langik di jujuang,


pijak,Disina menyesuaikan diri, suka Disinan rantiang di patah,
n langik di dan pandai bergaul, , dimano sumua dikali,
jujuang” dihargai kawan dan disinan aia disauak,
lawan. dimano nagari diunyi
“Pandai disinan Adat nan dipakai.
manyasuaika Ditinggakan mamak, didapati
n diri” mamak, inggok mancakam, tabang
basitumpu (mangaku
mamak/anggota suku baru)
Petitih :
Bakpo Udang, baitu pulo Sirangkak,
Bak po urang baitu pulo awak.
Kok tibo di kandang kambiang
mambebek,
Dikandang kabau manguek,
Dikandang Harimau mangaum,
Namun jaan manjadi kambiang,
Dan Pantangan pulo manjadi kabau,
petatah: Masyarakat Minang tidak Pepatah:
“Lataan mengenal kasta, kaya Nan tuo di hormati, Nan ketek
sasuatu pado miskin, golongan atas dilindungi,
tampeknyo” bawah, berada pada Samo gadang lawan baiyo,
“Malata an status yang sama, namun Baiyo jo adiak, batido jo kakak,
sasuatu pado sangat menghormati Barek samo dipikua, ringan samo
tampeknyo” perbedaan dan dijinjiang,
menempatkan laku Sahino samalu, salarang,
perbuatan sesuai dengan sapantangan, sasakik, sasanang
baris adat yaitu “ Adat Sakik dek awak sakik dek urang,
nan ampek yaitu Alua jo Lamak diawak, katuju dek urang.
Patuik, raso jo pareso”
Orang Minang apabila
tidak menjalankan adat Petitih :
ini dinilai “indak tau jo
ampek” Jikok mamakan durian, kulik nan
usah ka laman urang, luko kaki luko
bibie badantiang tali silaturrahmi.
Lidah tataruang ameh padanannyo,
Kaki tataruang inai padanannyo,
Nak jan jauah panggang pado api,
Lataan sasuatu pado tampeknyo.

petatah: Melambangkan peranan Petiti:


“Bundo seorang (Ibu) perempuan. Bundo Kanduang,
Kanduang Bundokanduang sebagai Limpapeh rumah nan Gadang,
Limpapeh pusat dari segala potensi Amban puruik pagangan kunci,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


135

rumah nan kaum, limpapeh rumah Amban putuik alung bunian,


Gadang” nan gadang, mengasihi, Pusek jalo Pumpunan tali,
mamaliaro, mengayomi Hiayasan dalam nagari. Nan gadang
seluruh anggota keluarga Basa batuah,
dengan penuh kasih Jadi unduang-unduang ka Madinah,
sayang. Ka payuang panji ka Sarugo.

petatah:  Segala sesuatunya ada Penerapan: Petitih:


“Bajanjang ketentuan yang Babilang dari aso
naiak, berlaku, dan kita Mangaji dari alif
batanggo menyesuaikan dengan Naiak dari janjang nan di bawah
turun” ketentuan atau Turun dari tanggo nan di ateh
“Bajanjang tatatertip yang ada. Bajanjang nayiak,
naiak,  Taat azas, Berdisiplin, Batanggo turun,
batanggo komitmen, dedikasi
turun”. adalah bahagian dari Penerapan Pepatah
adat ini. Bajanjang nayiak,
 SOP, Prosedur, Metode Batanggo turun,
juga terkait dengan
adat ini. Kamanakan barajo ka mamak
Mamak barajo ka pangulu
Pangulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka nan bana
Bana badiri sandirinyo
manuruik alua jo patuik,
Manurui patuik jo mungkin
(sebelum Islam)
Manuruik kitabullah dan sunnah
rasul (setelah Islam)

Petatah: Petatah:
Adat babarih Manusia adalah makhluk Adat babarih jo balabeh,
babalabeh, yang bermasyarakat Zoon saiyo sakato,
saiyo sakato, Politicon, Aristoteles. sabarek sapikua,
sabarek Dalam saringan sajinjiang,
sapikua, hidupbermasyarakat kita sailia samudiak
saringan perlu prinsip-prinsip ado samo dimakan
sajinjiang hidup ndak ado samodicari
bermasyarakatsesuai
adat.

“Iduik Bakati samo barek,


bamasyarakat Baukua samo panjang,
” Tibo di mato indak dipiciangkan,
Tibo di paruik indak dikampihkan,

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


136

Tibo di dado indak dibusuangkan,


Nan ado samo dimakan
Indak ado samo dicari,
Hati gajah sampo dilapah
Hati tungau samo dicacah
Barek samo dipikua,
ringan samo dijinjiang
Ka bukik samo mandaki,
ka lurah samo manurun
Nan ado samo dimakan,
indak ado samo dicari
Kok jauah kana-mangana,
kok dakek jalang-manjalang
Tatilantang samo minum aia,
tatilungkuik samo makan tanah
Malompek samo patah,
marunduak samo bungkuak

petatah: “Adat petatah: “Iduik Petitih:


maniru dikanduang adat” Alua samo dituruik,
manuladan” Alam Takambang jadi guru jalan pasa samo ditampua
Siswa pandai merupakan dasar falsafah Adat samo dipakai,
maniru jo Adat minangkabau. limbago samo dituang
Manuladan Menyesuaikan dan
menyeleraraskan hidup Nan maniru manuladan,
dengan alam maniru nan bak urang nan bak awak
manuladan, adalah Mancontoh ka nan ado,
prilaku yang penting manuladan ka nan sudah,
menurut adat. Maambiak tuah ka nan manang,

Mandapek samo balabo,


kahilangan samo rugi
Maukua samo panjang,
manimbang samo barek
mambilai samo laweh
Baragiah samo banyak,

petatah: “Iduik Adat dan Syara’ di Petiti:


dikanduang Minangkabau adalah dua Cupak basitalago panuah,
adat” ajaran yang mutlak undang maisi kandak,
dipakai dan diamalkan. bak kain pambaluik tubuah,
Yaitu adat dan islam. paralu dipakai tak buliah tidak
Syara’ mangato, adat
mamakai.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


137

petatah: Sifat pemuda-pemudi yang Petiti:


Capek kaki terpuji dan dikehendaki Capek kaki ringan tangan,
ringan tangan, oleh Adat dan agama di capek kaki indak panaruang,
Siswa memiliki Minang kabau. Yakni ringan tangan bukan pamacah
karakter : tangkas dan kesatria tetapi
Capek kaki tidak melampaui Cancang tadadek jadi ukia,
ringan tangan kesopanan. kuah talenggang ateh nasi
(Kreatif,
Inovatif) Calak-calak ganti asah,
pananti tukang manjalang datang,
panunggu dukun manjalang tibo,
duduak marawik ranjau.
Tagak maninjau jarak.

Pantangan........
Orang Minangkabau
pantang menganggu Petitih:
orang, berbuat onar, Capek tangan ta jambaukan
mencuri dsb. Musuh (mencuri),
tidakdi cari, ketemu Capekkaki la talangkahkan, (Aniaya)
pantang dielakan.

Seseorang yang panjang “Cadiak malam


angan-angan, tetapi biguangnyo siang”, (Bingung)
satupun tak dapat “gilo maukia kayu tagak.” (Malas)
dikerjakannya, rencana
tinggal rencana,
mempunyai sifat pemalas.

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


138

TEAM PENULIS
No. Nama Mapel Sekolah HP/WA E-mail
1 Dra. AMINAH, PPKn SMAN 2 081363408991 Aminahsay
M.Pd PADANG @yahoo.com
2 Dra. NILAM SURI PPKn SMKN 7 081267614279 Nilamsari1963
PADANG @gmail.com
3 Dra. YURNILIS PPKn SMAN 1 085364420550 Yurnilissmansasumbar
SUMBAR @gmail.com
4 Drs. MIRWAN PPKn SMAN 2 085274342369 Mirwan.syamda
PADANG @yahoo.com
5 ZARNIFA, S.Pd PPKn SMKN 9 085274892657
PADANG
6 NORA ADELINA, PPKn SMAN 15 08228421227 Noraadelina85
S.Pd PADANG @gmail.com
7 AFRIZAL, S.Ag PAI SMKN 5 085272412770 Afrizal-syafei
PADANG @yahoo.co.id
8 Drs. SUARDI BK SMAN 8 08126702029 Suardisuardigo
PADANG @yahoo.com

Dinas Pendidikan Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA

Anda mungkin juga menyukai