2017
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... i
TIM PENYUSUN .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
SAMBUTAN GUBERNUR .............................................................................................. iv
SAMBUTAN KEPALA DINAS .........................................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Dasar Hukum .................................................................................................2
C. Konsep Integrasi ...........................................................................................3
D. Tujuan ...........................................................................................................5
E. Hasil yang Diharapkan ..................................................................................5
F. Evaluasi .........................................................................................................6
BAB II PELAKSANAAN
A. Karakteristik Mata pelajaran .........................................................................7
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran .....................................................................8
C. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi ......................................................8
D. Pendekatan Pembelajaran ..............................................................................8
E. KD yang Bermuatan Nilai Al Qur.an dan Budaya Minangkabau .................9
F. Strategi Pembelajaran ...................................................................................9
G. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran .................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................................12
B. Rekomendasi ...............................................................................................12
Daftar Perpustakaan ................................................................................................................... 13
Lampiran ...............................................................................................................................
1. Silabus Integrasi lquran dan BAM ..................................................................
2. RPP Model ......................................................................................................
3. Suplemen Bahan Ajar ......................................................................................
4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................................................................
Program pengintegrasian ini, merupakan realisasi dari visi pemerintah Provinsi Sumatera
Barat yaitu terwujudnya Sumatera Barat yang madani dan sejahtera dan sejalan pula dengan
program prioritas kabinet kerja tentang, implementasi Program Revolusi Mental dalam
NAWACITA yang dicanangkan oleh Presiden RI. Perubahan, pengembangan dan Penguatan
Pendidikan Karakter yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
yang mengakomodir kebutuhan dan kearifan lokal demi melestarikan nilai-nilai tradisi Budaya
Alam Minangkabau yang terkenal dengan “Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah.
Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”. Pengintegrasian nilai-nilai religius,
pewarisan nilai Budaya Minangkabau terintegrasi dalam pembelajaran untuk mewujudkan peserta
didik yang memiliki nilai religius, cerdas, nasionalisme, integritas, gotong royong, berbudaya, dan
mandiri.
Saya berharap kehadiran buku pedoman Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran jenjang pendidikan SMA dan SMK di Sumatera
Barat dapat memberi solusi dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di kalangan generasi
muda dalam membentuk dan mendukung pendidikan karakter yang berlandaskan pada Agama
Islam dan budaya.
Panaskan makanan sebelum diberikan ke teman
Makan direbut bersama saling kejaran-kejaran
Dinas Pendidikan Sumbar buat buku pedoman
Integrasikan nilai agama & adat pada mata pelajaran
Khusus kepada peserta didik/generasi muda sebagai pewaris bangsa agar dapat
mengimplementasikan pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau sebagai
salah satu upaya dalam pembentukan dan pembinaan pendidikan karakter dalam kehidupan nyata
baik secara perorangan maupun berkelompok, dilingkungan sekolah maupun di tengah
masyarakat.
Kepada Bapak Ibu yang telah menyusun pedoman ini
Karyanya selalu dinanti untuk kemajuan Sumatera Barat
Buku pedoman yang telah disusun agar dapat dipedomani
Mudah-mudahan dapat diaplikasikan di tengah masyarakat
Selaku Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat, merasa bahagia dan bangga dengan
adanya program Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA/SMK, sehingga semua peserta didik dan guru dapat menginternalisasikan
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangakabau setiap saat melalui pembelajaran di
sekolah dan luar sekolah, yang dikelola oleh guru atau pendidik. Untuk itu saya menghimbau pada
semua pendidik di Sumatera Barat terutama SMA/SMK agar selalu mengembangkan diri untuk
meningkatkan kompetensi religius dan kompetensi sosial, melalui program integrasi ini, yang pada
saatnya dapat menjadi tauladan bagi peserta didik dalam mengembangkan karakter yang islami
dan berbudaya Minangkabau, terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Padang, September 2017
GUBERNUR SUMATERA BARAT
IRWAN PRAYITNO
Konsep integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran tidak menambah beban belajar peserta didik melainkan diharapkan dapat menjadi
motivasi dan percepatan pencapaian kompetensi religius dan sosial peserta didik, sesuai dengan
Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi, hanya
mengintegrasikan nilai- nilai pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau ke
dalam proses pembelajaran di kelas.
Diharapkan melalui program ini peserta didik mampu mengembangkan pemahaman dan
menerapkan nilai-nilai Agama (Al-qur’an) dan nilai-nilai budaya Minangkabau melalui capaian
Kompetensi ( KD ) yang relevan setiap mata pelajaran. Sehingga tamatan SMA/SMK sumatera
Barat memahami konsep “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato, Adat
Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
pendidikan di Sumatera Barat mencerminkan pendidikan yang bernuansa Minangkabau yang
menghasilkan generasi muda emas memiliki 3 dimensi yaitu intelektual hebat, agama yang taat
dan budaya yang kuat.
Akhir kata, sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa saran dan kritikan yang
membangun demi kesempurnaan program ini untuk ke depannya sangat diharapkan. Semoga
program ini dapat berjalan dengan baik, Aamiin.
Padang, September 2017
Kepala Dinas,
Drs. H. Burhasman, MM
NIP. 195904241984031006
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tengah kuatnya arus globalisasi dan modernisasi serta perkembangan teknologi saat
ini, kita dihadapkan dengan berkembangnya paham neoliberalisme dan sekulerisme yang
memberikan akses bagi generasi muda untuk bebas menganut aliran apapun, bebas
berkomunkasi, bebas berpendapat dan bebas berekspresi serta bebas membina hubungan dan
berkomunikasi dengan siapapun. Hal ini berpotensi merubah tatanan budaya turun temurun
yang sudah ada. konsekuensinya, para generasi muda akan kehilangan jati dirinya akibat
tergerus oleh perkembangan zaman, sesuai dengan pesan adat dibawah ini:
Berangkat dari kondisi saat ini, kita berharap kedepan peserta didik bertingkah laku
sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Sebagaimana pesan adat
Minangkabau “nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang lawan baiyo”, adagium
budaya minang ini sudah mulai pudar karena tergeser oleh teknologi komunikasi dan
inforrmasi seperti media virtual dan media sosial yang berkembang saat ini.Mereka kurang
peduli dengan orang tua, guru, teman dan masyarakat, karena mereka asyik dengan dirinya
sendiri.
Untuk meminimalisir terjadinya situasi yang semakin buruk lagi, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat berusaha menemukan solusi untuk membentengi generasi muda
Sumatera Barat dengan mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau pada semua mata pelajaran di kelas.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA yang meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi, Geograsi, PPKn,
PKWU/PKK, dan Penddikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sosiologi, serta Seni dan
Budaya Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal seperti budaya, dan nilai-nilai Pendidikan
Agama Islam yang lebih dikenal dengan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah
(ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” di Sumatera Barat
perlu diintegrasikan kedalam proses pembelajaran sesuai dengan motto “Think Globally, Act
Locally”.
Konsep integrasi Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam Minangkabau pada semua
mata pelajaran ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Setiap minggunya peserta
didik tetap belajar dengan mempedomani KI dan KD pada permen No. 24 tahun 2016. Dalam
hal ini, tidak ada penambahan content materi pembelajaran sesuai struktur kurikulum yang
berlaku. Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau ini dilakukan
dalam upaya penguatan pendidikan karakter (PPK) dan implementasi Kurikulum 2013.
Menginternalisasikan/mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau yang menjadi adagium orang Minangkabau, yakni: “Adat Basandi Syara’, Syara’
Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”
merupakan program penguatan pendidikan karakter.
Tidak semua Kompetensi Dasar (KD) yang bisa diintegrasikan dengan nilai Al Qur’an
dan budaya alam Minangkabau. Penentuan KD yang bisa dintegrasikan ini dilakukan setelah
menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD. Produk dari analisis ini menghasilan silabus setiap
mata pelajaran yang telah diintegrasikan tersebut. Selanjutnya, silabus diikuti dengan
perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk diterapkan dalam pembelajaran
di kelas. RPP dilengkapi dengan suplemen bahan ajar yang jelas. Dalam hal ini, Pendidikan Al
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau itu tidak perlu dinilai/dievaluasi. Yang dinilai
hanyalah konten materi yang di ada di KD. Sedangkan Langkah-langkah membuat silabus dan
RPP tetap sejalan dengan amanat Permendikbud No.22 tahun 2016.
Tahun pelajaran 2017/2018 ini akan menjadi tahun pertama pelaksanaan program
integrasi Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau di SMA/SMK se - Sumatera
Barat. Penyelenggaraan program ini dikelola oleh kepala sekolah bersama wakil kurikulum
agar guru mata pelajaran dapat menyiapkan prangkat pembelajaran yang mengintegrasikan
Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau tersebut di atas. Seiring dengan itu
diharapkan sekolah dapat mengelola pelaksanan pembelajaran dengan didukung oleh program
akademik dan non akademik yang relevan secara efektif dan efesien.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan program integrasi ini, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat telah menyiapkan buku panduan pelaksanaan program di sekolah
untuk semua mata pelajaran. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di kelas
dengan mempedomani buku panduan ini.
B. Dasar Hukum
11. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021;
12. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN ) nomor 1 tahun 2016 tentang
tata cara pengalihan personil bidang pendidikan menengah yang beralih dari
kabupaten/kota ke Provinsi;
13. Permendagri Nomor 13 tahun 20016 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Gubernur Nomor 70 tahun 2010 tentang Kurikulum Muatan Lokal
Pendidikan Al Qur’an;
15. Peraturan Gubernur Nomor 71 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum
Muatan Lokal Pendidikan Al Qur’an;
16. Peraturan Gubernur Nomor 73 Tahun 2012 tentang Pentunjuk Pelaksanaan Pendidikan
Karakter;
17. Peraturasn Gubernur Nomor 48 tahun 2014 tetang Pedoman Penyelenggaran
Pembelajaran di Sekolah dan Madrasah pada bulan Ramadhan.
C. Konsep Integrasi
D. Tujuan
Tujuan program integrasi pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran adalah untuk meningkatkan kompetensi religus dan sosial peserta didik agar
dapat berinteraksi dengan lingkungan sebagai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT melalui pengembangan perangkat pembelajaran guru yang memadukan konsep
Pendidikan Al- Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta mengimplementasikannnya
dalam kehidupan seari-hari.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program integrasi pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau ini pada mata pelajaran adalah:
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam penguasaan konsep religius dan adagium
adat Minangkabau.
2. Meningkatnya kompetensi guru merancang persiapan perangkat pembelajaran yang
yang mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan budaya alam Minangkabau.
3. Meningkatnya kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran yang
mengintegrasikan pendidikan Al Qur’an dan budaya alam Minangkabau.
4. Meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minankabau yang dpat diterapkan dalam kehiduapan sehari-hari.
5. Terwujudnya prilaku peserta didik yang berdasarkan nilai-nilai pendidikan Al
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (Monev) dapat dilakukan oleh Kepala sekolah
dibantu oleh para wakil kepala sekolah dan guru senior di sekolah pada proses pembelajaran
di kelas. Monitoring dilakukan berdasarkan keterlaksanaan program pelaksanaan integrasi
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran. monitoring dan
pemantauan juga dilakukan untuk melihat dampak integrasi Pendidikan Al Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau ini dalam proses pembelajaran serta pada prilaku peserta didik sehari-hari.
Selanjutnya, evaluasi yang dilakukan untuk melihat progres keterlaksanaan Pengintegrasian
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada semua mata pelajaran mesti ditin
daklanjuti. Tindak lanjut program integrasi ini dilakukan berdasarkan kelemahan-kelemahan
pelaksanaan integrasi di sekolah. Hasil monev ini dilaporkan ke Dinas Pendidikan provinsi
Sumatera Barat pada setiap akhir tahun pelajaran.
BAB II
PELAKSANAAN
F. Strategi Pembelajaran
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA/SMK/MAK
dijabarkan ke dalam 8 ruang lingkup/strand. Pada ruang lingkup permainan bola besar dan bola
kecil sekolah dapat memilih satu atau beberapa jenis permainan sesuai dengan kondisi sarana
dan prasarana yang tersedia dan kemampuan guru dalam mengajar. Pada kompetensi dasar seni
beladiri, sekolah dapat memilih sesuai dengan kemampuan guru dan kesukaan siswa, dan untuk
ruang lingkup renang, apabila sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana maka boleh tidak
diajarkan di sekolah dan digantikanya dengan aktivitas lain.
Kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan meliputi
kompetensi dasar Sikap (spiritual dan sosial), kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi
dasar keterampilan. Kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan harus diajarkan secara
bersamaan dalam pembelajaran praktik. Hal ini terkait dengan ketersedian waktu pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMK, yaitu dua jam pembelajaran (@ 45
menit) per minggu. Dua jam pembelajaran per minggu tersebut dapat diatur sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan belajar mengajar dalam 1 kali pertemuan, setiap pertemuan
alokasi waktunya adalah 95 menit di dalam jadwal Proses Belajar Mengajar.
b. Melakukan kegiatan belajar mengajar dalam 1 kali pertemuan, setiap pertemuan alokasi
waktunya adalah 95 menit di luar jadwal Proses Belajar Mengajar.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
1. Guru mengumpulkan peserta didik pada suatu tempat tertentu,kemudian
membariskannya dalam saf, setengah lingkaran ataubentuk variasi lain sesuai dengan
keadaan.
2. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik.
3. Guru atau salah satu peserta didik memimpin dan mengajakpeserta didik untuk berdoa
terlebih dahulu.
4. Guru menanyakan kondisi kesehatan peserta didik secaraumum dan memastikan bahwa
semua peserta didik dalamkeadaan sehat, dan bagi peserta didik yang mengalami
gangguan
kesehatan serius harus diperlakukan secara khusus.
5. Guru melakukan apersepsi berupa penyampaian tujuanpembelajaran kepada peserta
didik dengan cara yangmenyenangkan sehingga peserta didik terdorong untuk
ikutpembelajaran dengan semangat.
6. Guru atau salah seorang peserta didik yang dianggap mampumemimpin dan melakukan
pemanasan. Pemanasan berfungsiuntuk meningkatkan suhu tubuh sehingga tubuh
terutama ototdan sendi dapat bekerja secara maksimal dan mengurangi resikocedera.
Selain itu pemanasan juga dapat membangun kepercayaandiri dan rasa nyaman ketika
bergerak. Pemanasan dilakukan dengan aktivitas yang menyenangkan, seperti
permainan atau gerak diiringi musik, yang bersifat umum atau yang berkaitan dengan
kegiatan inti yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, secara umum, guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK)
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Selama kegiatan inti pembelajaran, perilaku siswa harus dalam pengamatan, serta
diberikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku peserta didik dengan cara yang
santun. Gaya yang digunakan guru hendaknya bervariasi dari gaya komando, gaya
latihan, gaya tugas, gaya berbalasan, guided discovery, problemsolving, hingga gaya
partisipatif.
2) Guru melakukan diskusi dengan para peserta didik untuk mengeksplorasi pengetahuan
awal tentang materi yang akan disampaikan. Bahkan guru hendaknya memberi tantangan
kepada siswa untuk mengenali prinsip-prinsip mekanika gerak dibalik teknik atau tugas
gerak yang dipelajari.
3) Dalam pembelajaran keterampilan gerak yang umum, guru tidak harus mencontohkan
terlebih dahulu, biarkan anak bereksplorasi sendiri dan menemukan cara yang tepat untuk
mereka secara individual, namun untuk keterampilan gerak yang spesifik guru dapat
mendemonstrasikannya terlebih dahulu.
4) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke
yang kompleks, serta dari yang ringan ke yang berat. Untuk itu guru dituntut memiliki
keterampilan mengajar (teaching skills) dalam hal pengembangan isi, memotivasi siswa,
hingga mengendalikan perilaku positif siswa selama pembelajaran.
5) Pada saat peserta didik melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan gerakan yang dilakukan oleh peserta didik, dan juga mengamati perkembangan
perilaku siswa.
c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir, yang harus dilakukan oleh guru antara lain sebagai berikut:
1) Melakukan tanya-jawab dan membuat simpulan dengan peserta didik yang berkenaan
dengan materi pembelajaran yang telah diberikan. Termasuk di dalamnya adalah
memanfaatkan momen berharga tersebut untuk melakukan refleksi yang mendorong
siswa mengukuhkan perilaku sosial dan spiritualnya.
2) Melakukan pendinginan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang peserta
didik yang dianggap mampu, selain itu guru harus menjelaskan kepada peserta didik
tujuan dan manfaat melakukan pendinginan setelah melakukan aktivitas fisik, atau
olahraga yaitu agar dapat melemaskan otot-otot dan tubuh tetap bugar (segar).
3) Menginformasikan tentang materi (ujian, materi terkait, materilain) pada pertemuan
berikutnya.
4) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran, seluruh peserta didik dan guru berdoa
dan atau dapat juga dilakukan Latihan Ihsan “Sadar Allah” melalui zikir nafas dan
bersalaman.
Catatan.
Pada kegiatan pembukaan, inti maupun penutup guru dapat mengaplikasikan adap sopan
santun orang Minangkabau sebagaimana yang di atur dalam Undang Undang Adat Dan
Duopuluah yaitu yang berhubungan dengan Sumbang Duobaleh di setiap prilaku siswa dalm
proses pembelajarannya sehingga terjadi pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus
dan memperbaiki sikap siswa bila ada yang sumbang.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pelaksanaan program program integrasi muatan lokal terkait nilai Al Quran dan nilai
budaya alam Minangkabau pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga bertujuan
untuk meningkatkan potensi peserta didik SMA dalam bertingkah laku, berkomunikasi lisan
dan tulis yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam dan budaya adat Minangkabau serta untuk
mengembangkan pemahaman peserta didik SMA akan falsafah adat Minangkabau “Adat
Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Adat Mamakai Syara’ Mangato, Alam
Takambang Jadikan Guru”
Konsep integrasi nilai Al Quran dan budaya alam Minangkabau ke mata pelajaran
Bahasa Inggris ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Sesuai dengan struktur
kurikulum 2013, peserta didik belajar Bahasa Inggris wajib dengan porsi dua ( 2 ) jam pelajaran
setiap minggunya. Analisis KI dan KD yang dilakukan sesuai juga dengan permen No. 24 tahun
2016. Yang terpenting di sini, tidak ada penambahan content materi. Tapi, yang ada adalah
menginternalisasikan/mengintegrasikan nilai Al Quran dan dan budaya alam Minangkabau
yang menjadi adagium adat orang Minangkabau, yakni “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah (ABS-SBK) Adat Mamakai Syara’ Mangato, Alam Takambang Jadikan Guru”
dalam pembelajaran di kelas sebagai upaya penguatan pendidikan karakter.
B. Rekomendasi
DAFTAR PERPUSTAKAAN
LAMPIRAN
SILABUS
INTEGRASI
AL-QUR’AN &
BAM
LAMPIRAN :
SILABUS INTEGRASI
moyang orang
minang.
3.4 3.4.1Menjelasan Silat Nilai Al-Qur’an Nilai Budaya Materi ini Siswa
Menganalisis teknik - teknikdasar tadisional Kerjakeras / Kerjakeras / diintegrasikanp ditugaskan
keterampilan silat tradisional minang Kemandirian kemandirian ada kegiatan dalam
gerak seni dan minangkabau kabau (Salah satu nilai (Salah satu nilai pendahuluan kelompok
olahraga 3.4.2.Membandingka yang menonjol di yang menonjol di dimana ketika masing-masing
beladiri untuk materi olahraga materi olahraga
n teknik - teknik guru untuk
menghasilkan beladiri ) beladiri )
gerak yang dasar silat menyampaikan mendiskusikan
efektif** tradisional di Firman Allah Kayu hutan tujuan tentang nilai
minangkabau saw.: Surah At- bukan andaleh pembelajaran sikap yang lain
3.4.3.Menentukantek Taubah [9]:105 Elok dibuek dan nilai-nilai yang ada ada
nik dasar silat kalamari yang ada pada dalam olahraga
tradisional minang Tahan hujan materi beladiri silat
kabau barani bapaneh tersebut.Caran tradisional
3.4.4.Menganalisis Baitu urang ya dengan minagkabau
teknik - teknik dasar mancari rasaki mengajukan serta
silat tradisional Deskripsi pertanyaan keterkaitannya
Budaya Kerja
minangkabau Artinya: kepada siswa dengan nilai-
Keras /
“Dan katakanlah: Kemandirian tentang nilai al- nilai al-qur’an
“Bekerjalah Dari etos kerja qur’an dan bam dan bam.
kamu, maka Allah ini,anak-anak yang berkaitan
dan rasul-Nya muda yang punya dengan nilai
serta orang-orang tanggung jawab kerjakeras /
Mukmin akan dikampung kemandirian
melihat disuruh merantau. dalam olahraga
pekerjaanmu, dan Mereka pergi beladiri silat
kamu akan merantau untuk tradisional
mencari apa-apa minangkabau
dikembalikan
yang mungkin
kepada (Allah) dapat
Yang Mengetahui disumbangkan
dalam silat
tradisional
minangkabau
4.4.10
mempraktikkan
teknik dasar
tangkisan dalam silat
tradisional
minangkabau
4.4.11
mempraktikkan
teknik dasar elakan
dalam silat
tradisional
minangkabau
3.4 3.4.1Menjelasan Silat Nilai Al-Qur’an Nilai Budaya Materi ini Siswa
Menganalisis teknik - teknikdasar tadisional Kerjakeras / Kerjakeras / diintegrasikanp ditugaskan
keterampilan silat tradisional minang Kemandirian kemandirian ada kegiatan dalam
gerak seni dan minangkabau kabau (Salah satu nilai (Salah satu nilai pendahuluan kelompok
olahraga 3.4.2.Membandingka yang menonjol di yang menonjol di dimana ketika masing-masing
beladiri untuk materi olahraga materi olahraga
n teknik - teknik guru untuk
menghasilkan beladiri ) beladiri )
gerak yang dasar silat menyampaikan mendiskusikan
efektif** tradisional tujuan tentang nilai
minangkabau pembelajaran sikap yang lain
3.4.3.Menentukan Firman Allah Kayu hutan dan nilai-nilai yang ada ada
teknik– teknik dasar saw.: Surah At- bukan andaleh yang ada pada dalam olahraga
silat tradisional Taubah [9]:105 Elok dibuek materi beladiri silat
minang kabau kalamari tersebut.Caran tradisional
3.4.4.menganalisis Tahan hujan ya dengan minagkabau
teknik - teknik dasar barani bapaneh mengajukan serta
silat tradisional Baitu urang pertanyaan keterkaitannya
mancari rasaki
minangkabau kepada siswa dengan nilai-
Deskripsi
Budaya Kerja tentang nilai al- nilai al-qur’an
Artinya: Keras / qur’an dan bam dan bam.
“Dan katakanlah: Kemandirian yang berkaitan
“Bekerjalah Dari etos kerja dengan nilai
kamu, maka Allah ini,anak-anak kerjakeras /
dan rasul-Nya muda yang punya kemandirian
serta orang-orang tanggung jawab dalam olahraga
Mukmin akan dikampung beladiri silat
melihat disuruh merantau. tradisional
pekerjaanmu, dan Mereka pergi minangkabau
kamu akan merantau untuk
mencari apa-apa
dikembalikan
yang mungkin
kepada (Allah) dapat
Yang Mengetahui disumbangkan
yang gaib dan kepada kerabat
. Deskripsi Integrasi
1.MATA : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ( PJOK )
PELAJARAN
2.KELAS / : X ( Sepuluh ) / Ganjil
SEMESTER
3.KOMPETENS : 3.2 Menganalisis keterampilan gerak salah satu per-mainan bola kecil
I DASAR untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik*
4.2 Mempraktik-kan hasil analisis keterampilan gerak salah satu
permainan bola kecil untuk meng-hasilkan koordinasi gerak
yang baik*
ش ِدي ُدا
َ ىاْل ْْثَِوالْعُ ْد َوانَِواتَّ ُقوااللَّ َهِإنَّاللَّ َه
BUDAYA
ِِّ َِوتَ َع َاونُوا َعلَىال
ِْ َْبَوالتَّ ْق َوىٰ َوَالتَ َع َاونُوا َعل
ل ِْع َق ِا
﴾٢ :اب﴿املائدة
9.DESKRIPSI : Pengintegrasian nilai Al-Qur’an dan Budaya ini dapat kita lakukan pada
KEGIATAN waktu kegiatan pendahuluan karena disini guru akan menyampaikan
PEMBELAJAR kompetensi dasar, materi dan tujuan pembelajaran. Dalam tujuan
AN pembelajaran ada beberapa nilai sikap yang akan kita capai dalam
kegiatan pembelajaran, disini guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa tentang nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya yang berkaitan dengan
nilai sikap dalam tujuan pembelajaran tersebut serta apa maksud
dengan nilai yang ada dalam Al-Qur’an dan Budaya tersebut.
PENGINTEGRASIAN
1.MATA PELAJARAN : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ( PJOK )
Artinya:
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan
rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat
pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Surah At-Taubah [9]:105).
Deskripsi Nilai Ayat Alquran
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan
nabi muhammmad saw dan umatnya untuk selalu bekerja
keras.
Nilai Budaya Kerjakeras / kemandirian
Kayu hutan bukan andaleh
Elok dibuek kalamari
Tahan hujan barani bapaneh
Baitu urang mancari rasaki
A. Kompetensi Inti :
Kompetensi Sikap Spiritual danKompetensi Sikap Sosial (rasa ingin tahu, tanggung
jawab, displin dan pantang menyerah) dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuandan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Materi Pembelajaran :
Fakta
1. Silat Tradisional Minangkabau
Konsep
1. Teknik – teknik dasar Silat Tradisional Minangkabau
Prinsip
1. Menganalisis teknik – teknik dasar Silat Tradisional Minangkabau
Prosedur
1. Cara mempraktikkan teknik – teknik dasar Silat Tradisional Minangkabau
• Gerak seni dan olahraga beladiri silat tradisional minangkabau tentang kuda-kuda,pola
langkah,pukulan,tendangan,tangkisan,elakan dan hindaran untuk menghasilkan gerak
yang efektif **
G. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a) Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b) Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c) Penilaian Keterampilan : Praktik
2. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
2. Tes tertulis : uraian
3. Unjuk kerja : lembar penilaian praktik
Pelaksanaan remedial dilakukan apabila terdapat siswa mendapatkan nilai kurang dari
KKM atau pada kategori kurang (60-75) dan kurang sekali (< 60).Sedangkan, pengayaan dapat
dilakukan pada siswa yang telah mendapatkan nilaibaik (85-94) dan sangat baik (95-100).
Remedial dan pengayaan dapat dilakukanpada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
………………………………
NIP: ……………………………..
NIP:
a. Informasikan kepada seluruh peserta didik agar pada pertemuan berikut setiap peserta didik
mempersiapkan satu gerakan pencak silat, gerakan dapat di cari melalui internet atau sumber
lain.
b. Bariskan peserta didik menjadi 3 bersaf.
c. Tiap peserta didik memperagakan gerakan yang sudah di pelajari.
d. Peserta didik yang lain mengikuti gerakan tersebut.
e. Demikian sampai seluruh peserta didik memperagakan gerakan yang sudah di lakukannya.
f. Rangkaikan gerakan seluruh perserta didik menjadi sebuah rangkaian gerak.
g. Lakukan berulang-ulang dan secara bersama sampai seluruh peserta didik menguasai
rangkaian gerak tersebut.
h. Setiap peserta didik memperagakan rangkaian gerak pencak silat di depan kelas.
a. Persiapan
Berdiri posisi awal, kedua lengan mengepal di depan dada, kedua tumit dirapatkan, dan ujung
kaki dibuka membentuk sudut 450.
b. Pelaksananan
1) Rendahkan kedua lutut ke samping bersamaan kedua lengan dipukulkan ke depan.
2) Langkahkan kaki kanan ke samping bersamaan lengan kanan menyikut ke samping kanan,
lakukan dengan gerakan yang sama ke samping kiri.
c. Kegiatan akhir
1) Kembali pada posisi awal.
2) Lakukan keterampilan gerak untuk menemukan jawaban pertanyaan.
3) Selama melakukan latihan kembangkan nilai-nilai kerjasama dan disiplin.
4) Setelah peserta didik merasakan kemajuan keterampilan, minta mereka untuk menerapkan
keterampilan tesebut dalam bentuk latihan secara beregu.
Kegiatan pembelajaran yang lainnya disesuaikan.
a. Persiapan
Berdiri posisi awal, kedua lengan mengepal di depan dada, kedua tumit dirapatkan, dan ujung
kaki dibuka membentuk sudut 450.
b. Pelaksananan
1) Rendahkan kedua lutut ke samping bersamaan kedua lengan dipukulkan ke depan.
2) Langkahkan kaki kanan ke samping bersamaan lengan kanan menyikut ke samping kanan,
lakukan dengan gerakan yang sama ke samping kiri.
c. Kegiatan akhir
1) Kembali pada posisi awal.
2) Lakukan keterampilan gerak untuk menemukan jawaban pertanyaan.
3) Selama melakukan latihan kembangkan nilai-nilai kerjasama dan disiplin.
4) Setelah peserta didik merasakan kemajuan keterampilan, minta mereka untuk menerapkan
keterampilan tesebut dalam bentuk latihan secara beregu.
Kegiatan pembelajaran yang lainnya disesuaikan.
a. Persiapan
Berdiri posisi awal, kedua lengan mengepal di depan dada, kedua
b. Pelaksananan
1) Langkahkan kaki kanan kedepan bersamaan memukulkan tangan ke depan.
2) Langkahkan kaki belakang ke depan bersamaan lengan kiri menyodok ke arah depan,
telapak tangan menghadap arah samping dalam tumpuan berat badan pada kaki depan.
3) Salah satu kaki ditendangkan ke samping dengan gerak membusur hingga lurus, dengan
posisi badan menyamping sasaran, telapak kaki menghadap arah sasaran, kedua tangan sikap
waspada di depan badan.
c. Kegiatan akhir
Kembali pada posisi awal.
Artinya:
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan
rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat
pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Surah At-Taubah [9]:105).
Nilai Budaya Kerjakeras / kemandirian
Kayu hutan bukan andaleh
Elok dibuek kalamari
Tahan hujan barani bapaneh
Baitu urang mancari rasaki
Deskripsi Budaya Kerja Keras / Kemandirian
Dari etos kerja ini,anak-anak muda yang punya tanggung
jawab dikampung disuruh merantau. Mereka pergi
merantau untuk mencari apa-apa yang mungkin dapat
disumbangkan kepada kerabat dikampung, baik materi
maupun ilmu. Misi budaya ini telah menyebabkan orang
minangkabau terkenal dirantau sebagai makhluk ekonomi
ulet.
Etos kerja keras yang sudah merupakan nilai dasar bagi
orang minangkabau ditingkatkan lagi oleh pandangan
ajaran islam yang mengatakan orang harus bekerjakeras
seakan-akan dia hidup untuk selama-lamanya, dia harus
beramal terus seakan-akan akan mati besok.
Lampiran:
SUMBANG DUO BALEH
Oleh: Ratmil, M.Pd.
Masyarakaik Minangkabau mampunyoi duo sumber ajaran nan dipacik arek di pagang taguah
sabagai pondasi di dalam hiduiknyo, baiak nan barupo atau indak barupo tarutamo masalah akhlaq.
Sumber ajaran nantun adolah adaik jo ugamo Islam, sasuai jo falsafah hiduik urang Minangkabau Adaik
Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK), adaik mamakai, syarfak mangato, alam
takambang jadi guru.
Nan manjadi dasar Sumbang Duobaleh ko adolah Undang Undang Adaik Minangkabau disabuik
juo jo Undang Undang Nan Duo Puluah pado bahagian “Undang - Undang Nan Salapan” dikecekan
pado bahagian nan ka duo nantun “sumbang - salah”. Nan menjadi ukuran dalam parangai dek
masyarakaik Minangkabau, iyolah Sumbang jo Salah. Sumbang adolah konsep untuak manyatokan
parangai urang dalam bagaua nan bapotensi manggiriang urang tu untuak babuek salah. Salah adolah
konsep untuak mayatokan tantang suatu parangai nan malangga aturan adaik ataupun Syara’ (Islam)
secaro sadar atau indak sadar. Apobilo sumbang bahubungan jo parangai atau kurenah nan alun dapek
dikanai jo sanksi hukum, sadangkan salah adolah parangai nan dapek dikanai sangsa hukuman secaro
pidana. Sacaro adaik urang Minangkabau malarang kaumnyo indak sajo untuak babuek salah karano
akan mambuek malu keluarga jo kaum, tapi juo manjauhannyo sajak samulo dalam bantuak parangai
nan dapek manggiriang urang Minangkabau untuak babuek salah (sumbang), samacam tindakan
“preventif”.
Konsep sumbang condong bahubungan arek jo sopan santun, etika atau tata krama bagaua di
antaro individu di dalam keluarga jo masyarakaik. Ciek di antaronyo adolah manyangkuik adaik iolah
hubungan antaro laki-laki jo padusi, antah inyo tu badunsanak atau indak. Hal iko manunjuakan, sacaro
adaik Minangkabau mampunyoi bateh-bateh tatantu. Pambateh nantun dilakuan sabagai pamaga untuak
manjauhi tajadinyo salah. Adab Pargaulan di antaro anak laki-laki jo anak padusi, walaupun inyo tu ado
hubungan dunsanak sakalipun, mastilah dalam bateh indak manimbuan sumbang. Urang nan malangga
sumbang ko disabuik “urang nan indak baradaik”, “indak tau di nan ampek”. Ukuran sumbang adolah
salah cando - buruak rupo (indak sasuai jo kelaziman). Ado duo baleh macam sumbang menuruik adaik
Minangkabau.
Ka duo baleh sumbang tu pado pokoknyo mambimbiang urang Minangkabau, tarutamo untuak
padusi, supayo harago dirinyo tajago jo elok. Ajaran sumbang duobaleh nantun basandikan kapado
ajaran ugamo Islam nan disabuik sabagai pabuatan fasiak atau maksiat. Ajaran Islam nan barasa dari
al-Quran dan Sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wassalam malarang umaiknyo untuak mandakek i zina,
mandakek sajo alah di larang dalam ugamo apolai mangarajoannyo, sasuai jo Firman Allah SWT dalam
Al Quran surat ka Tujuah Baleh (17) ayaik ka tigo puluah duo (32) nan aratinyo :
”Dan janlah angkau mandakeki zina, (zina) nantun sungguah suatu karajo ino, dan suatu
jalan nan buruak.“
Ugamo Islam maajaan ka satiok anak laki-laki untuak manahan pandangan jo kamaluannyo
supayo indak babuek zina sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek Annur (24) ayik ka 30 nan
aratinyo:
“Kecekanlah kapado urang laki-laki nan baiman: “supayo inyo manjago pandangannyo
jo mamaliharo kamaluannyo, nan takah nantun labiah suci dek inyo. Sungguah Allah Maha
Mangayahui apo nan inyo karajooan”.
Bak nantun jo untuak urang padusi, di sampiang inyo dianjua an untuak manahan pandangannyo
taradok lawan janih, juo disuruah untuak menutuik auratnyo samo karuduang sarato mamakai baju
Kuruang. Baju Kuruang Basiba misalnyo, sahinggo indak taliek bagian-bagian tubuahnyo nan rancak tu.
Al Qur’an manyabuik an sabagai “parhiasan” Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surek An Nur (24) ayaik
ka 31 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado sado padusi nan baiman supayo inyo manjago pandangannyo
(pancaliakannyo), dan mamaliharo kamaluannyo dan janlah mampacaliakan parhisannyo
(auratnyo), kacuali nan biaso tacaliak. Dan andaknyo inyo manutuikan kain karuduang ka
dadonyo, dan janlah manampakan auratnyo, kacuali kapado suaminyo, atau ayahnyo atau ayah
suaminyo atau anak laki-lakinyo atau anak-anak atau saudaro-saudaro laki-lakinyo atau anak-
anak laki-laki saudaro laki-lakinyo atau anak-anak atau padusi-padusi sasamo baugamo Islam,
atau hamba sahaya nan inyo punyoi, atau palayan-palayan laki-laki (tuo) nan indak punyo
kainginan (kapado padusi), atau anak-anak nan alun mangarati tantang aurat padusi. Dan janlah
maantakan kakinyo supayo dikataui parhiasan nan inyo andok an. Dan batobaiklah kalian
kasadonyo kapado Allah, oi urang-urang nan baiman supayo kalian baruntuang”
Dek kareno nantun, untuak manjago supayo urang tu, antah inyo laki-laki atau padusi, supayo
indak sampai tajarumuih ka dalam maksiat, Islam manganjurkan supayo urang-urang nan alah mampu
kawin untuak sacapeknyo menikah dan nan alun mampu supayo menjago dirinyo. Setiok urang nan
mampunyai kalabihan kamampuan materi dianjuan untuak mambantu nan lainnyo supayo dapek nikah
sacaro sah sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek 24 ayaik 32 nan aratinyo
“Dan nikahkanlah urang-urang nan masih mambujang di antaro kalian, dan urang-urang
nan layak (manikah) dari budak-budak kalian nan lali-laki jo padusi. Jikok urang tu bansaik, Allah
maagiah kamampuan kapado urang tu jo KaruniaNyo. Dan Allah mahaluas (pambarianNyo), Maha
Mangatahui”.
Al Qur’an surek 24 ayaik 33, nan aratinyo:
“Dan urang urang nan indak mampu manikah andaklah manjago kasucian (dirinyo),
sampai Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo kurnia-Nyo. Dan jikok budak nan kalian
punyoi maninginan pajanjian (bebas), andaklah kalian buek pajanjian jo inyo, jikok kalian
mangatahui ado kabaikan padonyo, dan agiahanlah ka inyo sabagian dari arato Allah nan
dikaruniaan -Nyo kapado kalian, dan janlah kalian paso budak nan padusi untuak manjadi palacur,
sadangkan inyo mainginan kasucian, karano kalian andak mancari kauntungan iduik duniawi.
Siapo sajo nan mamasonyo (budak nan padusi), mako sungguah Allah Maha Pangampun, Maha
Panyayang (ka inyo) sasudah inyo di paso”.
Bilo dilangga katantuan-katantuan sarupo nan alah dijalehan di ateh dapek diancam jo hukuman
nan barek. Di dalam Adaik Minangkabau disabuik an adonyo hukuman buang sepanjang adaik. Urang
nan malakukan kasalahan dalam bantuak palanggaran susila (mamaluan, tarutamo babuek zina) akan
dikalua an dari kaanggotaan kaum sakaliguih diusia dari kampuang halaman nan basangkutan. Nan
partamo punyo hak maagiah hukumanko iolah kaum atau suku dari urang nan babuek kasalahan tu,
sadangkan kaum atau suku lain bakawajiban untuak mandukuang atau mampakuaik hukuman tu.
Manuruik Navis (1984), ado ampek tingkek atau macam hukuman buang dalam masyarakaik
Minangkabau, sabagai barikuik:
1. Buang siriah, adolah mangucian urang nan mambuek salah tu dari kaumnyo surang, jo
konsekuensi hak jo kawajiban taradok kaumnyo dicabuik, sarato kawajiban kaumnyo taradok inyo
dicabuik pulo;
2. Buang biduak, nantun mangucian urang dek saluruah kaum nan ado dalam tampek inyo tingga;
3. Buang tingkarang, nantun tindakan pangusiran dari tampek tingganyo;
4. Buang daki, berupo pangusiran urang dari tampek inyo tingga sarato diambiak sacaro paso
saluruah harato bandonyo untuak kamudian diagiahan kepado panderita kajahatannyo (korban).
Foklor Sumbang Duobaleh adolah samacam panyampaian pasan dalam bantuak puitisasi atau
patatah petitih nan disampaiaan sacaro lisan dek tim. Jumlah pamain sabanyak 14 urang. Nan tadiri dari
surang nan batindak sabagai Mamak (Pangulu) dan surang lai sabagai Niniak (Bundo Kanduang) sarato
12 urang anggota tim nan batindak sebagai Puti Bungsu.
Pakaian Tim iko disasuaikan jo pakaian Adaik di Minangkabau. Mamak bapakaian Datuak
sakurangnyo babaju guntiang cino jo sarawa batiak, pakai kopiah saru saruang bugih. Niniak bapakaian
Bundo Kanduang sadangkan Puti Bungsu bapakaian Baju Kuruang Basiba jo jilbab nan sarasi.
1. Hantaran kato dek Mamak (sabagai mamak datuak) :
“Sairing balam jo barabah,
barabah lalu balam mandi
sairing salam jo sambah
sambah lalu salam kumbali
Kaganti siriah nan sakapua
Umpamo bajawek tangan
Ka rang banyak salam tatabua
Ka nan tuo sambah datang
“Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek
tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang nantun jangga, sanjang
ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo urakan, kalau
bahaso di pasaran, kurang aja, indak baradaik, bak baruak harago tigo tali, mantiko…
na’udzubillahiminzalik. (baco basamo-samo, muko digeleng-gelengan)”
Nah, cubo simak jo danga elok-elok yo pasan bundo kanduang ko disampaian dek Puti
Bungsu:
3. Payampaian dari Tim Puti Bungsu:
Puti Bungsu I:
“Sumbang duduak.
Duduak sopan untuak padusi Minangkabau iyolah basimpuah.
ijan sakali-kali duduak baselo cando laki-laki,
Puti Bungsu II
“Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu
atau di janjang turun naiak,
usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti,
sumbang tagak jo laki-laki,
apolai bukan jo muhrim,
konon pulo ba rundiang-rundiang sambia tagak.”
Puti Bungsu IV
“Sumbang Kato.
Bakatolah jo lunak lambuik,
duduak an etongan ciek-ciek,
nak paham urang mukasuiknyo,
sumbang bana dek padusi barundiang co murai batu
bak aia sarasah tajun, rumik lah urang mamiliahi.
Kalau rang tuo sadang mangecek, pantang mamotong bicaronyo, nantikan dulu sudah2, baru
dijawab patuik dijawek,
didakek urang sadang makan usah mangecek nan kumuah2,
pai manjanguak urang sakik usah carito urang mati,
kurang baiak kurang tapuji manunggu utang di nan rami,
manhyabuik harimau di tangah hutan,
bak nantun ajaran sopan santun”
Puti Bungsu V
“Sumbang Caliak.
Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah,
pamadok arah ka bulakang,
pamatuik-matuik diri surang, sumbang namonyo.
Nyampang awak pai ba tandang,
pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang,
sabantuak urang manyalidiak,
kok awak manjadi tuan rumah,
usah pancaliak ka jam tangan,
tasingguang urang sadang duduak,
nantun ma usia caro aluih,
mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili
usah pamadok tanang2,
manantang bola matonyo, indak buliah…
tapi buanglah pandang ka nan lain,
manakua caliak ka bawah.”
Puti Bungsu VI
“Sumbang Makan.
Makan sambia tagak, kunyah kenyoh sapanjang jalan.
manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang,
sabab nan makan mancapak-capak,
bangso si lupak jo si samuik,
kuranglah sopan jo taratik,
kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem.
Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan,
suok nan usah gadang2.
manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek,
Puti Bungsu IX
“Sumbang Tanyo.
Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan,
batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah,
jo hormat silahkan duduak,
sasudah nantun latakkan aia suruah minum,
salasai minum agak sataguak,
raso lah cukuik istirahat,
baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadaitangan,
caro tata krama moderennyo “apa nan bisa saya bantu”,
mako kasa lah bana budi awak,
alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo,
a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak. indak buliah.
buruak angkuah namonyo awak.
Salain nan dari pado nantun, kok tamu awak sadang makan,
sumbanglah bana manayokan
“bara harago bareh kini” indak buliah tu,
nantun pantangan urang Minangkabau tu,
ciek lai,
kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang,
indak buliah,
kok masuak ka kampuang
pantang batanyo ka urang lapau,
lai mamak manjua sabuak,
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan ..!
mati gadih kau dibueknyo piak,
indak buliah tu.”
Puti Bungsu X
“Sumbang Jawek.
Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab,
jan sampai urang tasingguang,
umpamo urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain,
tukang kain ko anak gadih lo, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?”
dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”,
Puti Bungsu XI
“Sumbang Bagaua.
Indak buliah bagaua jo laki-laki
kalau awak sajo padusi surang
mancampua bakeh nan banyak,
sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua
lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan,
dek awak tu anak gadih,
sumbang bagaua jo paja ketek,
sato manyuruak ba kuciang-kuciang
basimbang main kalereang
balari bakaja-kaja,
atau bapacaran bagaua lah sarupo laki bini,
ilia mudiak indak lakek lakang,
sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…
kuliknyo usah dikaka nak, jan serakkan bijo di laman, pikia kan urang di subalah, luko kaki
lukolah iduang luko di batin nan manyeso, badantiang tali silaturrahmi…”
Lampiran
a. Integrasi Materi Nilai-nilai Karakter Bangsa, Agama dan Budaya Minang.
Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
1 Religius Iman ABS – SBK (Adat Basandi Syara’,
Islam Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’
Ihsan Mangato Adat Mamakai)
Taqwa
2 Jujur Shiddiq (benar) Nan bana ditagakan
3 Toleransi Tasamuh Lamak diawak katuju diurang, awak
(toleransi) mandapek urang indak ka hilangan,
baso elok budi katuju
4 Disiplin Taat dan Alua jo patuik, patuik jo mungkin
Istiqamah
(konsiten dan
komitmen)
5 Kerja Keras Mujahadah Nak kayo kuek mancari, nak pandai
(bersungguh- kuek baraja, nak mulia tapek-i janji,
sungguh) nak labo namuah barugi
Jariah manantang buliah
6 Kreatif dan Tajdid Ndak kayu janjang dikapiang
Inovatif (pembaharuan) Ndak ameh bungka diasah,
Ndak rotan aka pun jadi
Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
“Bana” hanya di dasarkan (Alur,
patuik, raso, pareso, malu jo sopan)
sebelum Islam. Namun setelah Islam
Bana di kuatkan Ilmu Pengetahuan
Moderen ttg.Demokrasi serta nilai-
nillai Al Qur’an.dan Hadits (Syara’
mangato, adat mamakai)
Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
16 Peduli Ishlah jago nagari jan binaso, jago
Lingkungan (melestarikan, kampuang jan tinggakan.
tidak merusak)
17 Peduli Sosial Ta’awun (tolong- Kaba baiak baimbauan, kaba buruak
menolong) bahambauan
18 Tanggung- Amanah (dapat Tangan mancancang bahu mamikue
jawab dipercaya) Barani karano bana takuik karano
salah;
Pantangan .................
Syarat-syarat nagari
“Basawah baladang,
Basasok bajarami,
Baladang batumpalak,
Balabuah nan golong,
batapian tampek mandi,
Barumah tanggo,
Bakorong bakampuang,
Babalai-balai, bamusajik,
Batanah lapang,
Ba pandam pakuburuan”
Petatah: Petatah:
Adat babarih Manusia adalah makhluk Adat babarih jo balabeh,
babalabeh, yang bermasyarakat Zoon saiyo sakato,
saiyo sakato, Politicon, Aristoteles. sabarek sapikua,
sabarek Dalam saringan sajinjiang,
sapikua, hidupbermasyarakat kita sailia samudiak
saringan perlu prinsip-prinsip ado samo dimakan
sajinjiang hidup ndak ado samodicari
bermasyarakatsesuai
adat.
Pantangan........
Orang Minangkabau
pantang menganggu Petitih:
orang, berbuat onar, Capek tangan ta jambaukan
mencuri dsb. Musuh (mencuri),
tidakdi cari, ketemu Capekkaki la talangkahkan, (Aniaya)
pantang dielakan.