Anda di halaman 1dari 65

PEDOMAN

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN AL QUR’AN DAN


BUDAYA ALAM MINANGKABAU
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
DAN OLAHRAGA KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI


SUMATERA BARAT
ii

2017

TIM PENYUSUN

Penasehat : H. Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat


Pengarah : Drs. H. Burhasman, MM. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
Pembina : Drs. H. Nasmeri, M.Pd. Kepala Bidang Pembinaan SMA
Pembina : Drs. Syofrizal B, MT. Kepala Bidang Pembinaan SMK
Koordinator : Suindra, S.Pd. MM. Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang P. SMA
Koordinator : Drs. Raymon, M.Pd. Bagindo Panghulu Kasi Kurikulum dan Kesiswaan
Bidang Pembinaan SMK
Nara Sumber : 1. Prof. Dr. Hj. Puti Reno Raudha Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung
2. Drs. H. Mas’oed Abidin, MA
3. Drs. H. Zulkarnaini
4. Dr. Muhammad Kosim, MA
5. Dra. Hj. Elwinetri
6. Ambra Warda, S.Pd. MM
Editor : Ratmil, S.Sos. M.Pd.
Penulis : Drs. Fardi Yasman
Design dan
Layout : 1. Drs. Aprimas, M.Pd.
2. Iqbal Hadi, S.Pd. M.Kom
Kontributor : 1. Drs. Efri Dedi, M.Pd

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


iii

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i
TIM PENYUSUN .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
SAMBUTAN GUBERNUR .............................................................................................. iv
SAMBUTAN KEPALA DINAS .........................................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Dasar Hukum .................................................................................................2
C. Konsep Integrasi ...........................................................................................3
D. Tujuan ...........................................................................................................5
E. Hasil yang Diharapkan ..................................................................................5
F. Evaluasi .........................................................................................................6
BAB II PELAKSANAAN
A. Karakteristik Mata pelajaran .........................................................................7
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran .....................................................................8
C. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi ......................................................8
D. Pendekatan Pembelajaran ..............................................................................8
E. KD yang Bermuatan Nilai Al Qur.an dan Budaya Minangkabau .................9
F. Strategi Pembelajaran ...................................................................................9
G. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran .................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................................12
B. Rekomendasi ...............................................................................................12
Daftar Perpustakaan ................................................................................................................... 13
Lampiran ...............................................................................................................................
1. Silabus Integrasi lquran dan BAM ..................................................................
2. RPP Model ......................................................................................................
3. Suplemen Bahan Ajar ......................................................................................
4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................................................................

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


iv

SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhannahu
Wata’ala, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyambut baik dan
memberikan apresiasi atas terbitnya buku panduan Pengintegrasian
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran jenjang Pendidikan SMA/SMK di Sumatera Barat. Dalam
mendukung pendidikan karakter bagi peserta didik perlu dilatari dan
dibekali dengan Pendidikan Agama yang mempedomani Al-Qur’an
dan Hadis serta Pendidikan Budaya Alam Minangkabau yang sarat
dengan dengan nilai-nilai etika dan estetika.
Bunga di taman ada yang kuncup
Mekar sekuntum si bunga aster
Ilmu dan keterampilan saja tidak cukup
Harus didukung pendidikan karakter
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang tidak bisa kita bendung, oleh sebab
itu perlu di persiapkan generasi yang mampu hidup bersaing dan bertahan pada zamannya yang
dibekali dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter yang didasari nilai-nilai agama dan
penguatan nilai budaya.
Di jalan raya antri berdesakan
Sikap sabar dan iklas harus dijalani
Jika nilai agama dan budaya telah diterapkan
Akan terbentuk karakter cerdas yang madani

Program pengintegrasian ini, merupakan realisasi dari visi pemerintah Provinsi Sumatera
Barat yaitu terwujudnya Sumatera Barat yang madani dan sejahtera dan sejalan pula dengan
program prioritas kabinet kerja tentang, implementasi Program Revolusi Mental dalam
NAWACITA yang dicanangkan oleh Presiden RI. Perubahan, pengembangan dan Penguatan
Pendidikan Karakter yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
yang mengakomodir kebutuhan dan kearifan lokal demi melestarikan nilai-nilai tradisi Budaya
Alam Minangkabau yang terkenal dengan “Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah.
Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”. Pengintegrasian nilai-nilai religius,
pewarisan nilai Budaya Minangkabau terintegrasi dalam pembelajaran untuk mewujudkan peserta

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


v

didik yang memiliki nilai religius, cerdas, nasionalisme, integritas, gotong royong, berbudaya, dan
mandiri.
Saya berharap kehadiran buku pedoman Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran jenjang pendidikan SMA dan SMK di Sumatera
Barat dapat memberi solusi dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di kalangan generasi
muda dalam membentuk dan mendukung pendidikan karakter yang berlandaskan pada Agama
Islam dan budaya.
Panaskan makanan sebelum diberikan ke teman
Makan direbut bersama saling kejaran-kejaran
Dinas Pendidikan Sumbar buat buku pedoman
Integrasikan nilai agama & adat pada mata pelajaran
Khusus kepada peserta didik/generasi muda sebagai pewaris bangsa agar dapat
mengimplementasikan pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau sebagai
salah satu upaya dalam pembentukan dan pembinaan pendidikan karakter dalam kehidupan nyata
baik secara perorangan maupun berkelompok, dilingkungan sekolah maupun di tengah
masyarakat.
Kepada Bapak Ibu yang telah menyusun pedoman ini
Karyanya selalu dinanti untuk kemajuan Sumatera Barat
Buku pedoman yang telah disusun agar dapat dipedomani
Mudah-mudahan dapat diaplikasikan di tengah masyarakat
Selaku Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat, merasa bahagia dan bangga dengan
adanya program Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA/SMK, sehingga semua peserta didik dan guru dapat menginternalisasikan
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangakabau setiap saat melalui pembelajaran di
sekolah dan luar sekolah, yang dikelola oleh guru atau pendidik. Untuk itu saya menghimbau pada
semua pendidik di Sumatera Barat terutama SMA/SMK agar selalu mengembangkan diri untuk
meningkatkan kompetensi religius dan kompetensi sosial, melalui program integrasi ini, yang pada
saatnya dapat menjadi tauladan bagi peserta didik dalam mengembangkan karakter yang islami
dan berbudaya Minangkabau, terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Padang, September 2017
GUBERNUR SUMATERA BARAT

IRWAN PRAYITNO

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


vi

SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN


PROVINSI SUMATERA BARAT.

Alhamdulillah puji dan syukur Kehadirat Allah SWT, panduan


pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran SMA/SMK telah dapat diselesaikan untuk diterapkan pada
jenjang pendidikan SMA/SMK di Sumatera Barat.

Program pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam


Minangkabau pada mata pelajaran SMA/SMK, berawal dari cita-cita bersama
yang sudah dirintis sejak tahun 2009. Alhamdulillah berkat izin Allah SWT bisa terwujud pada
tahun 2017 ini. Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, serta kuatnya arus globalisasi dan
modernisasi, berpotensi menggeser nilai-nilai agama dan budaya pada diri seseorang khususnya
generasi muda. Untuk itu program ini merupakan salah satu usaha agar generasi muda Sumatera
Barat tidak kehilangan jati diri “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’
Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”, dan memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan membentengi diri dengan Agama (Al-Qur’an) dan nilai-nilai Budaya
Minangkabau. Hal ini, sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mewujudkan
Sumatera Barat yang madani, dan program prioritas pemerintah RI membangun dan
mengembangkan Karakter bangsa yang dikenal dengan program Revolusi Mental, pada
NAWACITA, yang dikembangkan di sekolah dalam bentuk implementasi Pengembangan
Pendidikan Karakter (PPK).

Konsep integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran tidak menambah beban belajar peserta didik melainkan diharapkan dapat menjadi
motivasi dan percepatan pencapaian kompetensi religius dan sosial peserta didik, sesuai dengan
Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi, hanya
mengintegrasikan nilai- nilai pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau ke
dalam proses pembelajaran di kelas.

Diharapkan melalui program ini peserta didik mampu mengembangkan pemahaman dan
menerapkan nilai-nilai Agama (Al-qur’an) dan nilai-nilai budaya Minangkabau melalui capaian
Kompetensi ( KD ) yang relevan setiap mata pelajaran. Sehingga tamatan SMA/SMK sumatera
Barat memahami konsep “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato, Adat
Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
pendidikan di Sumatera Barat mencerminkan pendidikan yang bernuansa Minangkabau yang
menghasilkan generasi muda emas memiliki 3 dimensi yaitu intelektual hebat, agama yang taat
dan budaya yang kuat.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


vii

Akhir kata, sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa saran dan kritikan yang
membangun demi kesempurnaan program ini untuk ke depannya sangat diharapkan. Semoga
program ini dapat berjalan dengan baik, Aamiin.
Padang, September 2017
Kepala Dinas,

Drs. H. Burhasman, MM
NIP. 195904241984031006

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


viii

KATA PENGANTAR

Pendidikan Nasional dikembangkan dengan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai


bahagian terpenting pada pembentukan Kompetensi peserta didik. Salah satu yang terpenting
dalam dunia pendidikan adalah proses pembelajaran, melalui proses pembelajaran yang dikelola
oleh guru mata pelajaran peserta didik dapat berinternalisasi dengan banyak hal, sehingga proses
tersebut memberikan sumbangan yang banyak dalam pembentukan karakter seseorang.
Penguatan Pendidikan Karakter bangsa menjadi Program Utama Mendikbud 2015-2019
yaitu pengembangan ragam kurikulum sekolah berbasis kekuatan lokal dan peningkatan kapasitas
sekolah (termasuk guru) dalam menerapkan Kurikulum Nasional dan mampu secara mandiri
mengembangkan Kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhannya.
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada Kurikulum tahun 2006
merupakan Mata Pelajaran Muatan Lokal. Seiring dengan perkembangan Kurikulum tahun 2013,
mata pelajaran muatan lokal tersebut sejalan dengan pengembangan kompetensi religius dan
sosial ( KI 1 Dan KI 2 ), sebagai penguatan Pendidikan Karakter.
Maka oleh sebab itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat memrogramkan kegiatan
pengintegrasian nilai-nilai pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran yang relevan di SMA/SMK. Dengan demikian guru mata
pelajaran diharapkan mengelola pembelajaran dengan mengintegrasikan ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadis serta nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau pada materi yang relevan, dengan harapan
melalui pembelajaran guru dapat menginternalisasikan nilai-nilai baik pada peserta didik yang
disertai dengan tauladan dari guru. Bagi daerah tertentu Pendidikan Al-Qur’an dapat desesuaikan
dengan Kitab suci yang relevan, sesuai dengan agama yang dianut
Secara garis besar panduan ini memuat silabus inspirasi yang mengintegrasikan pendidikan
Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta RPP sebagai model dan suplemen bahan ajar
untuk pembelajaran di kelas. Suplemen bahan ajar ini dapat dijadikan bahan untuk menghasilkan
RPP pada pembelajaran berikutnya.
Melalui buku panduan ini diharapkan implementasi pengintegrasian nilai-nilai Pendidikan
Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran dapat berjalan dengan baik.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini diharapkan dapat membangun komunikasi
dan kerjasama yang harmonis demi terlaksananya program ini. Kami juga sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan buku panduan ini untuk kedepannya.

Padang, September 2017

Tim Penyusun

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tengah kuatnya arus globalisasi dan modernisasi serta perkembangan teknologi saat
ini, kita dihadapkan dengan berkembangnya paham neoliberalisme dan sekulerisme yang
memberikan akses bagi generasi muda untuk bebas menganut aliran apapun, bebas
berkomunkasi, bebas berpendapat dan bebas berekspresi serta bebas membina hubungan dan
berkomunikasi dengan siapapun. Hal ini berpotensi merubah tatanan budaya turun temurun
yang sudah ada. konsekuensinya, para generasi muda akan kehilangan jati dirinya akibat
tergerus oleh perkembangan zaman, sesuai dengan pesan adat dibawah ini:

Jalan dialiah dek rang lalu,


cupak dipapek rang manggaleh,
adaik dituka dek rang datang

Berangkat dari kondisi saat ini, kita berharap kedepan peserta didik bertingkah laku
sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Sebagaimana pesan adat
Minangkabau “nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang lawan baiyo”, adagium
budaya minang ini sudah mulai pudar karena tergeser oleh teknologi komunikasi dan
inforrmasi seperti media virtual dan media sosial yang berkembang saat ini.Mereka kurang
peduli dengan orang tua, guru, teman dan masyarakat, karena mereka asyik dengan dirinya
sendiri.
Untuk meminimalisir terjadinya situasi yang semakin buruk lagi, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat berusaha menemukan solusi untuk membentengi generasi muda
Sumatera Barat dengan mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau pada semua mata pelajaran di kelas.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA yang meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi, Geograsi, PPKn,
PKWU/PKK, dan Penddikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sosiologi, serta Seni dan
Budaya Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal seperti budaya, dan nilai-nilai Pendidikan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


2

Agama Islam yang lebih dikenal dengan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah
(ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” di Sumatera Barat
perlu diintegrasikan kedalam proses pembelajaran sesuai dengan motto “Think Globally, Act
Locally”.
Konsep integrasi Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam Minangkabau pada semua
mata pelajaran ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Setiap minggunya peserta
didik tetap belajar dengan mempedomani KI dan KD pada permen No. 24 tahun 2016. Dalam
hal ini, tidak ada penambahan content materi pembelajaran sesuai struktur kurikulum yang
berlaku. Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau ini dilakukan
dalam upaya penguatan pendidikan karakter (PPK) dan implementasi Kurikulum 2013.
Menginternalisasikan/mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau yang menjadi adagium orang Minangkabau, yakni: “Adat Basandi Syara’, Syara’
Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”
merupakan program penguatan pendidikan karakter.
Tidak semua Kompetensi Dasar (KD) yang bisa diintegrasikan dengan nilai Al Qur’an
dan budaya alam Minangkabau. Penentuan KD yang bisa dintegrasikan ini dilakukan setelah
menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD. Produk dari analisis ini menghasilan silabus setiap
mata pelajaran yang telah diintegrasikan tersebut. Selanjutnya, silabus diikuti dengan
perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk diterapkan dalam pembelajaran
di kelas. RPP dilengkapi dengan suplemen bahan ajar yang jelas. Dalam hal ini, Pendidikan Al
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau itu tidak perlu dinilai/dievaluasi. Yang dinilai
hanyalah konten materi yang di ada di KD. Sedangkan Langkah-langkah membuat silabus dan
RPP tetap sejalan dengan amanat Permendikbud No.22 tahun 2016.
Tahun pelajaran 2017/2018 ini akan menjadi tahun pertama pelaksanaan program
integrasi Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau di SMA/SMK se - Sumatera
Barat. Penyelenggaraan program ini dikelola oleh kepala sekolah bersama wakil kurikulum
agar guru mata pelajaran dapat menyiapkan prangkat pembelajaran yang mengintegrasikan
Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau tersebut di atas. Seiring dengan itu
diharapkan sekolah dapat mengelola pelaksanan pembelajaran dengan didukung oleh program
akademik dan non akademik yang relevan secara efektif dan efesien.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan program integrasi ini, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat telah menyiapkan buku panduan pelaksanaan program di sekolah
untuk semua mata pelajaran. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di kelas
dengan mempedomani buku panduan ini.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


3

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat


Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I
Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5678 );
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Struktur Organisasi Perangkat
Daerah (SOPD);
8. Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 3 tahun 2007 tentang Kebijakan Pendidikan
Alqur’an;
9. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Sumatera Barat tahun 2005 s/d 2025;
10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 8 tahun 2016 Pembentukan dan
Sususnan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat;

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


4

11. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021;
12. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN ) nomor 1 tahun 2016 tentang
tata cara pengalihan personil bidang pendidikan menengah yang beralih dari
kabupaten/kota ke Provinsi;
13. Permendagri Nomor 13 tahun 20016 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Gubernur Nomor 70 tahun 2010 tentang Kurikulum Muatan Lokal
Pendidikan Al Qur’an;
15. Peraturan Gubernur Nomor 71 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum
Muatan Lokal Pendidikan Al Qur’an;
16. Peraturan Gubernur Nomor 73 Tahun 2012 tentang Pentunjuk Pelaksanaan Pendidikan
Karakter;
17. Peraturasn Gubernur Nomor 48 tahun 2014 tetang Pedoman Penyelenggaran
Pembelajaran di Sekolah dan Madrasah pada bulan Ramadhan.

C. Konsep Integrasi

Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang dimaksud


di atas adalah memasukkan nilai-nilai AL Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang sesuai
dengan materi pelajaran ke dalam proses pembelajaran melalui KD yang relevan pada mata
pelajaran.
Proses Integrasi diawali dengan menganalisis materi/bahan kajian pada setiap
Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya materi-materi tersebut dikaitkan dengan Pendidikan Al
Quran dan Budaya Alam Minangkabau. Untuk mencocokkan materi pada KD dengan ayat-
ayat Al Quran dan adagium adat Minangkabau tergantung pada hasil analisis tuntutan KD yang
dilakukan secara terpisah dan tidak dalam waktu bersamaan. Pengkajian ayat Al Qur’an/hadis
dan Budaya Alam Minangkabau untuk KD. Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an
dan Budaya Alam Minangkabau ini tidak mesti hadir bersamaan pada tiap-tiap KD, adakalanya
satu KD hanya bisa diintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an saja atau Budaya Alam Minangkabau
saja. Namun tidak menutup kemungkinan keduanya bisa diintegrasikan pada satu KD.
Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau diupayakan
dapat menjadi motivasi dalam pembelajran dan mempermudah pencapaian kompetensi peserta
didik serta mengindari penambahan beban belajar.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


5

D. Tujuan

Tujuan program integrasi pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran adalah untuk meningkatkan kompetensi religus dan sosial peserta didik agar
dapat berinteraksi dengan lingkungan sebagai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT melalui pengembangan perangkat pembelajaran guru yang memadukan konsep
Pendidikan Al- Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta mengimplementasikannnya
dalam kehidupan seari-hari.

E. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program integrasi pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau ini pada mata pelajaran adalah:
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam penguasaan konsep religius dan adagium
adat Minangkabau.
2. Meningkatnya kompetensi guru merancang persiapan perangkat pembelajaran yang
yang mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan budaya alam Minangkabau.
3. Meningkatnya kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran yang
mengintegrasikan pendidikan Al Qur’an dan budaya alam Minangkabau.
4. Meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minankabau yang dpat diterapkan dalam kehiduapan sehari-hari.
5. Terwujudnya prilaku peserta didik yang berdasarkan nilai-nilai pendidikan Al
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau.

F. Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Monev terhadap pelaksanaan program integrasi nilai-nilai pendidikan Al Quran dan


budaya alam Minangkabau yang dilakukan meliputi:
1. Perangkat pembelajaran yang memuat program integrasi
2. Keterlaksanaan program
3. Dampak pada proses pembelajaran
4. Dampak pada prilaku peserta didik

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


6

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (Monev) dapat dilakukan oleh Kepala sekolah
dibantu oleh para wakil kepala sekolah dan guru senior di sekolah pada proses pembelajaran
di kelas. Monitoring dilakukan berdasarkan keterlaksanaan program pelaksanaan integrasi
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran. monitoring dan
pemantauan juga dilakukan untuk melihat dampak integrasi Pendidikan Al Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau ini dalam proses pembelajaran serta pada prilaku peserta didik sehari-hari.
Selanjutnya, evaluasi yang dilakukan untuk melihat progres keterlaksanaan Pengintegrasian
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada semua mata pelajaran mesti ditin
daklanjuti. Tindak lanjut program integrasi ini dilakukan berdasarkan kelemahan-kelemahan
pelaksanaan integrasi di sekolah. Hasil monev ini dilaporkan ke Dinas Pendidikan provinsi
Sumatera Barat pada setiap akhir tahun pelajaran.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


7

BAB II
PELAKSANAAN

A. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan


Karakteristik pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) adalah
pembelajaran yang berbasis aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan menyeluruh
terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional peserta didik. Beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan adalah :
1. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya memberikan motivasi dan mendorong
peserta didik secara aktif (active learning) untuk mencari sumber dan contoh-contoh
konkrit dari lingkungan sekitar.
2. Peserta didik harus diberi motivasi untuk berpikir kritis dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan dan mengajukan pertanyaan disetiap pembelajaran.
3. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dilakukan secara perorangan,
berpasangan, dan berkelompok, dengan formasi berbanjar atau lingkaran.
4. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dilakukan dengan frekuensi pengulangan
gerak yang cukup untuk setiap peserta didik.
5. Kegiatan pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan kegiatan yang menghibur dan
menyenangkan sehingga peserta didik dapat memiliki kesehatan yang baik, kemampuan
fisik yang baik, dan mempunyai sikap yang baik tentang aktifitas fisik sehingga
sepanjang hidupnya mereka akan memiliki gaya hidup sehat dan aktif.
Melalui PJOK juga memungkinkan peserta didik mulai mengenal nilai-nilai luhur dan
karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar menghargai, dan dan sportifitas,
maka nilai-nilai kearifan lokal seperti budaya, dan keagamaan yang lebih dikenal dengan
adagium Minngkabau, “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’
mangato, Adat Mamakai, alam takambang jadikan guru” di Sumatera Barat perlu
diintegrasikan kedalam pembelajaran PJOK. Sehingga motto “ Think Globally, Act Locally”
perlu dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam materi pembelajaran.
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
untuk SMA/MA/SMK/MAK terdiri dari:
a. Aktivitas permainan bola besar dan bola kecil, b. Aktivitas bela diri, c. Aktivitas atletik
d. Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani, e. Aktivitas senam, f. Aktivitas gerak
berirama, g. Aktivitas air dan keselamatan diri dan h. Kesehatan

C. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi


Dalam kegiatan inti pembelajaran, pendidik sudah mengarahkan peserta didik pada
penanaman nilai-nilai agama. Seperti pada pemilihan topik materi Procedure Text, peserta
didik belajar prosedur tayamum dalam islam sebelum melaksanakan solat untuk kondidi-
kondisi tertentu. Pendidik menanamkan nilai bahwa orang islam itu orang yang bersih dan
selalu memjaga kebersihan dan kesucian. Begitu juga dengan budaya Minangkabau nya yang
mesti mengikuti prosedur tertentu dalam menjalankan adat istiadat nya.
D. Pendekatan Pembelajaran

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


8

Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dapat


menggunakan berbagai pendekatan, diantaranya adalah pendekatan saintifik. Selain
pendekatan saintifik, yang lazim digunakan di dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan juga dapat berupa gaya mengajar yang mendorong pengembangan
kemandirian dan berpikir kritis seperti gaya penugasan, resiprokal, periksa diri, inklusi,
penemuan terbimbing, divergen, dan berprogram individual.
Setiap gaya mengajar tersebut memiliki anatomi, karakteristik, serta langkah-langkah
yang berbeda, misalnya penggunaan model pembelajaran dengan gaya komando yang hanya
sekedar memberi contoh melalui demonstrasi lalu kemudian siswa melakukan sesuai komando,
hal ini berbeda dengan langkah yang ada pada gaya mengajar resiprokal yang menekankan
umpan baik langsung yang diberikan oleh temannya.
Setiap pelaksanaan pembelajaran dimulai dari penjelasan mengenai tujuan, dan
skenario pembelajaran kepada siswa, dilanjutkan dengan langkah-langkah operasional inti
pembelajaran dengan berbagai model, pendekatan, metode, strategi, dan gaya mengajar, serta
penilaian, penyimpulan, dan refleksi.
Setiap gaya mengajar tersebut memiliki anatomi, karakteristik, serta langkah-langkah
yang berbeda, misalnya penggunaan model pembelajaran dengan gaya komando yang hanya
sekedar memberi contoh melalui demonstrasi lalu kemudian siswa melakukan sesuai komando,
hal ini berbeda dengan langkah yang ada pada gaya mengajar resiprokal yang menekankan
umpan baik langsung yang diberikan oleh temannya.
Setiap pelaksanaan pembelajaran dimulai dari penjelasan mengenai tujuan, dan
skenario pembelajaran kepada siswa, dilanjutkan dengan langkah-langkah operasional inti
pembelajaran dengan berbagai model, pendekatan, metode, strategi, dan gaya mengajar, serta
penilaian, penyimpulan, dan refleksi.

E. Kompetensi Dasar (KD) Terintegrasi


Setelah melakukan analisis kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan SMK, maka dipeoleh beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang bisa
mengintegrasikan muatan lokal terkait dengan Pendidikan Al Qur’an dan budaya alam
Minangkabau pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMK
(Terlampir). Setiap KD ditelaah dan dihubungkan dengan nilai-nilai dalam agama Islam dan
budaya Minangkabau. Sehingga, dihasilkan sebagian besar KD bisa dintegrasikan dengan
muatan lokal.

F. Strategi Pembelajaran
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA/SMK/MAK
dijabarkan ke dalam 8 ruang lingkup/strand. Pada ruang lingkup permainan bola besar dan bola
kecil sekolah dapat memilih satu atau beberapa jenis permainan sesuai dengan kondisi sarana
dan prasarana yang tersedia dan kemampuan guru dalam mengajar. Pada kompetensi dasar seni
beladiri, sekolah dapat memilih sesuai dengan kemampuan guru dan kesukaan siswa, dan untuk
ruang lingkup renang, apabila sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana maka boleh tidak
diajarkan di sekolah dan digantikanya dengan aktivitas lain.
Kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan meliputi
kompetensi dasar Sikap (spiritual dan sosial), kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi
dasar keterampilan. Kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan harus diajarkan secara
bersamaan dalam pembelajaran praktik. Hal ini terkait dengan ketersedian waktu pembelajaran

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


9

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMK, yaitu dua jam pembelajaran (@ 45
menit) per minggu. Dua jam pembelajaran per minggu tersebut dapat diatur sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan belajar mengajar dalam 1 kali pertemuan, setiap pertemuan
alokasi waktunya adalah 95 menit di dalam jadwal Proses Belajar Mengajar.
b. Melakukan kegiatan belajar mengajar dalam 1 kali pertemuan, setiap pertemuan alokasi
waktunya adalah 95 menit di luar jadwal Proses Belajar Mengajar.

G. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran hendaknya:
a. Dalam melaksanakan pembelajaran memberikan motivasi danmendorong peserta didik
secara aktif (active learning) untukmencari sumber dan contoh-contoh konkret dari
lingkungan sekitar. Guru mengkondisikan situasi belajar yang memungkinkanpeserta
didik melakukan observasi dan refleksi. Observasi dapatdilakukan dengan berbagai cara,
misalnya: membaca buku dengankritis, menganalisis dan mengevaluasi sumber-sumber.
b. Peserta didik harus dirangsang untuk berpikir kritis denganmemberikan pertanyaan-
pertanyaan dan mengajukan pertanyaandisetiap pembelajaran.
c. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dilakukan secaraperorangan,
berpasangan, dan berkelompok, dengan formasi bersyaf, berbanjar, atau lingkaran.
d. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dilakukan dengan frekuensi pengulangan
gerak yang cukup untuk setiap pesertadidik. Guru Pendidikan Jasmani Olahraga
Kesehatan (PJOK) perlu memperhatikan sistematika pembelajaran.Guru Pendidikan
Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK) perlu memperhatikan sistematika pembelajaran
sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
1. Guru mengumpulkan peserta didik pada suatu tempat tertentu,kemudian
membariskannya dalam saf, setengah lingkaran ataubentuk variasi lain sesuai dengan
keadaan.
2. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik.
3. Guru atau salah satu peserta didik memimpin dan mengajakpeserta didik untuk berdoa
terlebih dahulu.
4. Guru menanyakan kondisi kesehatan peserta didik secaraumum dan memastikan bahwa
semua peserta didik dalamkeadaan sehat, dan bagi peserta didik yang mengalami
gangguan
kesehatan serius harus diperlakukan secara khusus.
5. Guru melakukan apersepsi berupa penyampaian tujuanpembelajaran kepada peserta
didik dengan cara yangmenyenangkan sehingga peserta didik terdorong untuk
ikutpembelajaran dengan semangat.
6. Guru atau salah seorang peserta didik yang dianggap mampumemimpin dan melakukan
pemanasan. Pemanasan berfungsiuntuk meningkatkan suhu tubuh sehingga tubuh
terutama ototdan sendi dapat bekerja secara maksimal dan mengurangi resikocedera.
Selain itu pemanasan juga dapat membangun kepercayaandiri dan rasa nyaman ketika
bergerak. Pemanasan dilakukan dengan aktivitas yang menyenangkan, seperti
permainan atau gerak diiringi musik, yang bersifat umum atau yang berkaitan dengan
kegiatan inti yang akan dilakukan.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


10

b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, secara umum, guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK)
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Selama kegiatan inti pembelajaran, perilaku siswa harus dalam pengamatan, serta
diberikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku peserta didik dengan cara yang
santun. Gaya yang digunakan guru hendaknya bervariasi dari gaya komando, gaya
latihan, gaya tugas, gaya berbalasan, guided discovery, problemsolving, hingga gaya
partisipatif.
2) Guru melakukan diskusi dengan para peserta didik untuk mengeksplorasi pengetahuan
awal tentang materi yang akan disampaikan. Bahkan guru hendaknya memberi tantangan
kepada siswa untuk mengenali prinsip-prinsip mekanika gerak dibalik teknik atau tugas
gerak yang dipelajari.
3) Dalam pembelajaran keterampilan gerak yang umum, guru tidak harus mencontohkan
terlebih dahulu, biarkan anak bereksplorasi sendiri dan menemukan cara yang tepat untuk
mereka secara individual, namun untuk keterampilan gerak yang spesifik guru dapat
mendemonstrasikannya terlebih dahulu.
4) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke
yang kompleks, serta dari yang ringan ke yang berat. Untuk itu guru dituntut memiliki
keterampilan mengajar (teaching skills) dalam hal pengembangan isi, memotivasi siswa,
hingga mengendalikan perilaku positif siswa selama pembelajaran.
5) Pada saat peserta didik melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan gerakan yang dilakukan oleh peserta didik, dan juga mengamati perkembangan
perilaku siswa.

c. Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir, yang harus dilakukan oleh guru antara lain sebagai berikut:
1) Melakukan tanya-jawab dan membuat simpulan dengan peserta didik yang berkenaan
dengan materi pembelajaran yang telah diberikan. Termasuk di dalamnya adalah
memanfaatkan momen berharga tersebut untuk melakukan refleksi yang mendorong
siswa mengukuhkan perilaku sosial dan spiritualnya.
2) Melakukan pendinginan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang peserta
didik yang dianggap mampu, selain itu guru harus menjelaskan kepada peserta didik
tujuan dan manfaat melakukan pendinginan setelah melakukan aktivitas fisik, atau
olahraga yaitu agar dapat melemaskan otot-otot dan tubuh tetap bugar (segar).
3) Menginformasikan tentang materi (ujian, materi terkait, materilain) pada pertemuan
berikutnya.
4) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran, seluruh peserta didik dan guru berdoa
dan atau dapat juga dilakukan Latihan Ihsan “Sadar Allah” melalui zikir nafas dan
bersalaman.
Catatan.
Pada kegiatan pembukaan, inti maupun penutup guru dapat mengaplikasikan adap sopan
santun orang Minangkabau sebagaimana yang di atur dalam Undang Undang Adat Dan
Duopuluah yaitu yang berhubungan dengan Sumbang Duobaleh di setiap prilaku siswa dalm
proses pembelajarannya sehingga terjadi pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus
dan memperbaiki sikap siswa bila ada yang sumbang.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


11

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Pelaksanaan program program integrasi muatan lokal terkait nilai Al Quran dan nilai
budaya alam Minangkabau pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga bertujuan
untuk meningkatkan potensi peserta didik SMA dalam bertingkah laku, berkomunikasi lisan
dan tulis yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam dan budaya adat Minangkabau serta untuk
mengembangkan pemahaman peserta didik SMA akan falsafah adat Minangkabau “Adat
Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Adat Mamakai Syara’ Mangato, Alam
Takambang Jadikan Guru”
Konsep integrasi nilai Al Quran dan budaya alam Minangkabau ke mata pelajaran
Bahasa Inggris ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Sesuai dengan struktur
kurikulum 2013, peserta didik belajar Bahasa Inggris wajib dengan porsi dua ( 2 ) jam pelajaran
setiap minggunya. Analisis KI dan KD yang dilakukan sesuai juga dengan permen No. 24 tahun
2016. Yang terpenting di sini, tidak ada penambahan content materi. Tapi, yang ada adalah
menginternalisasikan/mengintegrasikan nilai Al Quran dan dan budaya alam Minangkabau
yang menjadi adagium adat orang Minangkabau, yakni “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah (ABS-SBK) Adat Mamakai Syara’ Mangato, Alam Takambang Jadikan Guru”
dalam pembelajaran di kelas sebagai upaya penguatan pendidikan karakter.

B. Rekomendasi

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat melalui MKKS Kabupaten/Kota diharapkan


dapat menggerakkan semua sekolah untuk melaksanakan integrasi nilai-nilai Al Quran dan
budaya alam Minangkabau pada semua mata pelajaran di sekolah. Semua pihak terkait
diharapkan berperan aktif dan berkontribusi secara optimal dalam penyelenggaraan program
integrasi ini.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


12

DAFTAR PERPUSTAKAAN

1.Panduan Mulok di SMA Tahun 2014


2.Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan edisi revisi 2017
3.HO Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMA Tahun 2014

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


13

LAMPIRAN
SILABUS
INTEGRASI
AL-QUR’AN &
BAM

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


14

LAMPIRAN :

SILABUS INTEGRASI

SATUAN PENDIDIKAN : SMA


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
KELAS :X
TAHUN PELAJARAN : 2017 / 2018

N MATERI NILAI – NILAI KEGIATAN PEMBELAJARAN


KD IPK
o POKOK Al-Qur’an BAM TM PT KM
1 3.2 3.2.1 Menjelaskan Permainan Nilai Al-Qur’an Nilai Budaya Materi ini Siswa
Menganalisis teknik - teknik dasar Tradisional Kerjasama / Kerjasama / diintegrasikanp ditugaskan
keterampilan permainan bola kecil Sipak Rago Gotong Royong Gotong Royong ada kegiatan dalam
gerak salah sipak rago (Salah satu nilai (Salah satu nilai pendahuluan kelompok
satu per- 3.2.2 yang menonjol di yang menonjol di dimana ketika masing-masing
mainan bola materi olahraga materi olahraga
Membandingkatn guru untuk
kecil untuk permainan ) permainan )
menghasilkan teknik - teknik dasar menyampaikan mendiskusikan
koordinasi permainan bola kecil al-Maidah Ayat Kabukit samo tujuan tentang nilai
gerak yang sipak rago mandaki, pembelajaran sikap yang lain
baik* 3.2.3 Menentukan 2 kalurah samo dan nilai-nilai yang ada ada
teknik dasar ‫ع َلى ا ْل ِب ِ ِّر‬ yang ada pada dalam olahraga
َ َ‫ َوتَع‬manurun
‫اونُوا‬
َ
permainan bola kecil atau materi permainan
sipak rago ‫اونُوا‬ َ ‫ َوالتَّ ْق َو ٰى َو ََل ت َ َع‬Barek samo tersebut.Caran serta
3.2.4. Menganalisis dipikua, ringan ya dengan keterkaitannya
ِ ‫اْلثْ ِم َوا ْلعُد َْو‬
‫ان‬ ِ ْ ‫علَى‬ َ
teknik – teknik dasar samo dijinjiang mengajukan dengan nilai-
permainan bola kecil ُ‫شدِيد‬ َ َ‫اَّلل‬ َّ ‫َواتَّقُوا‬
َّ َّ‫اَّللَ إِن‬ pertanyaan nilai al-qur’an
sipak rago Dalam kepada siswa dan bam.
﴾٢ :‫ب ﴿المائدة‬ ِ ‫ا ْل ِعقَا‬
masyarakat yang tentang nilai al-
Dan tolong- komunal, semua qur’an dan bam
menolonglah tugas menjadi yang berkaitan
kamu dalam tanggungjawab dengan nilai

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


15

(mengerjakan) bersama.sifat kerjasama /


kebaikan dan gotong royong gotong royong
takwa, dan jangan menjadi dalam olahraga
tolong-menolong keharusan.Salin permainan
dalam berbuat g membantu dan sipak rago.
dosa dan menunjang
pelanggaran. Dan merupakan
bertakwalah kamu kewajiban. Yang
kepada Allah, berat sama
sesungguhnya dipikul yang
4.2 Allah amat berat ringan sama
Mempraktik- siksa-Nya. dijinjing. Peserta didik
kan hasil 4.2.1. Kehidupan mempraktikka
analisis mengidentifikasi antara anggota n macam-
keterampilan teknik – teknik dasar kaum, bagaikan macam teknik
gerak salah
permainan bola kecil aur dengan dasar dalam
satu
permainan sipak rago tebing, saling permainan
bola kecil 4.2.2. Mencoba bantu sipak rago.
untuk meng- teknik - teknik dasar membantu,
hasilkan permainan bola kecil saling dukung
koordinasi sipak rago mendukung.
gerak yang 4.2.3.Mempraktikka Dengan
baik* n teknik – teknik masyarakat nan
dasar permainan bola sakato ini
kecil sipak rago diharapka akan
dapat dicapai
tujuan hidup dan
kehidupan orang
minang sesuai
konsep yang
diciptakan nenek

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


16

moyang orang
minang.

3.4 3.4.1Menjelasan Silat Nilai Al-Qur’an Nilai Budaya Materi ini Siswa
Menganalisis teknik - teknikdasar tadisional Kerjakeras / Kerjakeras / diintegrasikanp ditugaskan
keterampilan silat tradisional minang Kemandirian kemandirian ada kegiatan dalam
gerak seni dan minangkabau kabau (Salah satu nilai (Salah satu nilai pendahuluan kelompok
olahraga 3.4.2.Membandingka yang menonjol di yang menonjol di dimana ketika masing-masing
beladiri untuk materi olahraga materi olahraga
n teknik - teknik guru untuk
menghasilkan beladiri ) beladiri )
gerak yang dasar silat menyampaikan mendiskusikan
efektif** tradisional di Firman Allah Kayu hutan tujuan tentang nilai
minangkabau saw.: Surah At- bukan andaleh pembelajaran sikap yang lain
3.4.3.Menentukantek Taubah [9]:105 Elok dibuek dan nilai-nilai yang ada ada
nik dasar silat kalamari yang ada pada dalam olahraga
tradisional minang Tahan hujan materi beladiri silat
kabau barani bapaneh tersebut.Caran tradisional
3.4.4.Menganalisis Baitu urang ya dengan minagkabau
teknik - teknik dasar mancari rasaki mengajukan serta
silat tradisional Deskripsi pertanyaan keterkaitannya
Budaya Kerja
minangkabau Artinya: kepada siswa dengan nilai-
Keras /
“Dan katakanlah: Kemandirian tentang nilai al- nilai al-qur’an
“Bekerjalah Dari etos kerja qur’an dan bam dan bam.
kamu, maka Allah ini,anak-anak yang berkaitan
dan rasul-Nya muda yang punya dengan nilai
serta orang-orang tanggung jawab kerjakeras /
Mukmin akan dikampung kemandirian
melihat disuruh merantau. dalam olahraga
pekerjaanmu, dan Mereka pergi beladiri silat
kamu akan merantau untuk tradisional
mencari apa-apa minangkabau
dikembalikan
yang mungkin
kepada (Allah) dapat
Yang Mengetahui disumbangkan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


17

yang gaib dan kepada kerabat


yang nyata, lalu dikampung, baik
diberikan-Nya materi maupun
kepada kamu apa ilmu. Misi budaya
yang telah kamu ini telah
menyebabkan
kerjakan.” (Surah
orang
At-Taubah minangkabau
[9]:105). terkenal dirantau
sebagai makhluk
ekonomi ulet.
Etos kerja keras
yang sudah
merupakan nilai
dasar bagi orang
4.4 minangkabau
Mempraktik- ditingkatkan lagi Peserta didik
kan hasil 4.4.1 oleh pandangan mempraktikka
analisis Mengidentifikasi ajaran islam n macam-
keterampilan teknik - teknik dasar macam teknik
yang
gerak seni dan
silat tradisional mengatakan dasar dalam
olahraga
beladiri untuk minangkabau orang harus silat tradisional
menghasilkan 4.4.2 Mencoba bekerjakeras minangkabau.
gerak yang teknik – teknik dasar seakan-akan dia
efektif** silat tradisional hidup untuk
minang kabau selama-lamanya,
4.4.3 dia harus
Mempraktikkan beramal terus
teknik – teknik dasar seakan-akan
silat tradisional akan mati besok.
minangkabau

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


18

dalam silat
tradisional
minangkabau
4.4.10
mempraktikkan
teknik dasar
tangkisan dalam silat
tradisional
minangkabau
4.4.11
mempraktikkan
teknik dasar elakan
dalam silat
tradisional
minangkabau

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


19

ANALISIS KD DAN PENGEMBANGAN INDIKATOR INTEGRASI


SATUAN PENDIDIKAN : SMA
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
KELAS :X
TAHUN PELAJARAN : 2017 / 2018

N MATERI NILAI - NILAI KEGIATAN PEMBELAJARAN


KD IPK
o POKOK Al-Qur’an BAM TM PT KM
1 3.2 3.2.1 Menjelaskan Permainan Nilai Al-Qur’an Nilai Budaya Materi ini Siswa
Menganalisis tentang macam- Tradisional Kerjasama / Kerjasama / diintegrasikanp ditugaskan
keterampilan macam teknik dasar Sipak Rago Gotong Royong Gotong Royong ada kegiatan dalam
gerak salah permainan bola kecil (Salah satu nilai (Salah satu nilai pendahuluan kelompok
satu per- sipak rago yang menonjol di yang menonjol di dimana ketika masing-masing
mainan bola materi olahraga materi olahraga
3.2.2 guru untuk
kecil untuk permainan ) permainan )
menghasilkan Membandingkatn menyampaikan mendiskusikan
koordinasi tentan macam- al-Maidah Ayat Kabukit samo tujuan tentang nilai
gerak yang macam teknik dasar mandaki, pembelajaran sikap yang lain
baik* permainan bola kecil 2 kalurah samo dan nilai-nilai yang ada ada
sipak rago ‫ا ْلبِ ِ ِّر‬ ‫ع َلى‬ yang ada pada dalam olahraga
َ َ َ‫ َوتَع‬manurun
‫اونُوا‬
3.2.3 Menentukan atau materi permainan
tentang teknik dasar ‫اونُوا‬ َ َ‫ َوالتَّ ْق َو ٰى َو ََل تَع‬Barek samo tersebut.Caran serta
permainan bola kecil
ِ ‫اْلثْ ِم َوا ْلعُد َْو‬
‫ان‬ ِ ْ ‫ع َلى‬ َ dipikua, ringan ya dengan keterkaitannya
sipak rago samo dijinjiang mengajukan dengan nilai-
3.2.4. Menganalisis ُ‫شدِيد‬
َ َ‫اَّلل‬ َّ َّ‫ن‬‫إ‬ ‫اَّلل‬
ِ َ َّ ‫وا‬ ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬‫ا‬ ‫و‬
َ pertanyaan nilai al-qur’an
teknik dasar Dalam kepada siswa dan bam.
﴾٢ :‫ب ﴿المائدة‬ ِ ‫ا ْل ِعقَا‬
permainan bola kecil masyarakat yang tentang nilai al-
sipak rago Dan tolong- komunal, semua qur’an dan bam
menolonglah tugas menjadi yang berkaitan
kamu dalam tanggungjawab dengan nilai
(mengerjakan) bersama.sifat kerjasama /
kebaikan dan gotong royong gotong royong
takwa, dan jangan menjadi dalam olahraga

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


20

tolong-menolong keharusan.Salin permainan


dalam berbuat g membantu dan sipak rago.
dosa dan menunjang
pelanggaran. Dan merupakan
bertakwalah kamu kewajiban. Yang
kepada Allah, berat sama
sesungguhnya dipikul yang
4.2 Allah amat berat ringan sama
Mempraktik- siksa-Nya. dijinjing. Peserta didik
kan hasil 4.2.1. Kehidupan mempraktikka
analisis mengidentifikasi antara anggota n macam-
keterampilan teknik – teknik dasar kaum, bagaikan macam teknik
gerak salah
permainan bola kecil aur dengan dasar dalam
satu
permainan sipak rago tebing, saling permainan
bola kecil 4.2.2. Mencoba bantu sipak rago.
untuk meng- teknik - teknik dasar membantu,
hasilkan permainan bola kecil saling dukung
koordinasi sipak rago mendukung.
gerak yang 4.2.3.mempartikkan Dengan
baik* teknik – teknik dasar masyarakat nan
permainan bola kecil sakato ini
sipak rago diharapka akan
dapat dicapai
tujuan hidup dan
kehidupan orang
minang sesuai
konsep yang
diciptakan nenek
moyang orang
minang.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


21

3.4 3.4.1Menjelasan Silat Nilai Al-Qur’an Nilai Budaya Materi ini Siswa
Menganalisis teknik - teknikdasar tadisional Kerjakeras / Kerjakeras / diintegrasikanp ditugaskan
keterampilan silat tradisional minang Kemandirian kemandirian ada kegiatan dalam
gerak seni dan minangkabau kabau (Salah satu nilai (Salah satu nilai pendahuluan kelompok
olahraga 3.4.2.Membandingka yang menonjol di yang menonjol di dimana ketika masing-masing
beladiri untuk materi olahraga materi olahraga
n teknik - teknik guru untuk
menghasilkan beladiri ) beladiri )
gerak yang dasar silat menyampaikan mendiskusikan
efektif** tradisional tujuan tentang nilai
minangkabau pembelajaran sikap yang lain
3.4.3.Menentukan Firman Allah Kayu hutan dan nilai-nilai yang ada ada
teknik– teknik dasar saw.: Surah At- bukan andaleh yang ada pada dalam olahraga
silat tradisional Taubah [9]:105 Elok dibuek materi beladiri silat
minang kabau kalamari tersebut.Caran tradisional
3.4.4.menganalisis Tahan hujan ya dengan minagkabau
teknik - teknik dasar barani bapaneh mengajukan serta
silat tradisional Baitu urang pertanyaan keterkaitannya
mancari rasaki
minangkabau kepada siswa dengan nilai-
Deskripsi
Budaya Kerja tentang nilai al- nilai al-qur’an
Artinya: Keras / qur’an dan bam dan bam.
“Dan katakanlah: Kemandirian yang berkaitan
“Bekerjalah Dari etos kerja dengan nilai
kamu, maka Allah ini,anak-anak kerjakeras /
dan rasul-Nya muda yang punya kemandirian
serta orang-orang tanggung jawab dalam olahraga
Mukmin akan dikampung beladiri silat
melihat disuruh merantau. tradisional
pekerjaanmu, dan Mereka pergi minangkabau
kamu akan merantau untuk
mencari apa-apa
dikembalikan
yang mungkin
kepada (Allah) dapat
Yang Mengetahui disumbangkan
yang gaib dan kepada kerabat

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


22

yang nyata, lalu dikampung, baik


diberikan-Nya materi maupun
kepada kamu apa ilmu. Misi budaya
yang telah kamu ini telah
kerjakan.” (Surah menyebabkan
orang
At-Taubah
minangkabau
[9]:105). terkenal dirantau
sebagai makhluk
ekonomi ulet.
Etos kerja keras
yang sudah
merupakan nilai
4.4 dasar bagi orang
Mempraktik- minangkabau Peserta didik
kan hasil 4.4.1 ditingkatkan lagi mempraktikka
analisis mengidentifikasi n macam-
oleh pandangan
keterampilan teknik - teknik dasar macam teknik
gerak seni dan ajaran islam
silat tradisional yang dasar dalam
olahraga
beladiri untuk minangkabau mengatakan silat tradisional
menghasilkan 4.4.2 Mencoba orang harus minangkabau.
gerak yang teknik – teknik dasar bekerjakeras
efektif** silat tradisional seakan-akan dia
minang kabau hidup untuk
4.4.3 selama-lamanya,
Mempraktikkan dia harus
teknik – teknik dasar beramal terus
silat tradisional seakan-akan
minangkabau akan mati besok.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


23

. Deskripsi Integrasi
1.MATA : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ( PJOK )
PELAJARAN
2.KELAS / : X ( Sepuluh ) / Ganjil
SEMESTER
3.KOMPETENS : 3.2 Menganalisis keterampilan gerak salah satu per-mainan bola kecil
I DASAR untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik*
4.2 Mempraktik-kan hasil analisis keterampilan gerak salah satu
permainan bola kecil untuk meng-hasilkan koordinasi gerak
yang baik*

4.MATERI : Keterampilan gerak permainan bola kecil sIpak rago


YANG
DIINTEGRASI
KAN
5.RINGKASAN : Dalam mempraktikkan gerak teknik dasar permainan bola kecil sipak
MATERI rago dimana didalam kegiatan pembelajaran terdapat nilai sikap yang
menonjol yaitu kerjasama / gotong royong

6.KARAKTER : Kerjasama / Gotong Royong


UTAMA YANG
DIKEMBANGK
AN
7.NILAI AL- : Nilai Al-Qur’an Kerjasama / Gotong Royong
QUR’AN DAN al-Maidah Ayat 2

‫ش ِدي ُدا‬
َ ‫ىاْل ْْثَِوالْعُ ْد َوانَِواتَّ ُقوااللَّ َهِإنَّاللَّ َه‬
BUDAYA
ِِّ ِ‫َوتَ َع َاونُوا َعلَىال‬
ِْ َ‫ْبَوالتَّ ْق َوىٰ َوَالتَ َع َاونُوا َعل‬

‫ل ِْع َق ِا‬
﴾٢ :‫اب﴿املائدة‬

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan


dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.
Deskripsi Nilai Ayat Alquran
Ayat di atas menjelaskan tentang anjuran saling tolong menolong
dan kerja sama. Kerjasama dan tolong menolong yang dimaksud
oleh Allah SWT adalah tolong menolong dalam kebaikan dan
taqwa. Lalu bagian selanjutnya Allah menjelaskan kembali agar
tidak melakukan kerjasama atau tolong menolong dalam
perbuatan salah, dosa, kejahatan dan permusuhan.
Nilai Budaya Kerjasama / Gotong Royong
Kabukit samo mandaki, kalurah samo manurun
atau
Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang
Deskripsi Nilai Budaya Kerjasama / Gotong Royong

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


24

Dalam masyarakat yang komunal, semua tugas menjadi


tanggungjawab bersama.sifat gotong royong menjadi
keharusan.Saling membantu dan menunjang merupakan
kewajiban. Yang berat sama dipikul yang ringan sama dijinjing.
Kehidupan antara anggota kaum, bagaikan aur dengan tebing,
saling bantu membantu, saling dukung mendukung. Dengan
masyarakat nan sakato ini diharapka akan dapat dicapai tujuan
hidup dan kehidupan orang minang sesuai konsep yang diciptakan
nenek moyang orang minang.

8.KAITAN : Kaitan Nilai Al-Qur’an Kerjasama / Gotong Royong


NILAI AL-
Ayat di atas dapat di jadikan sebagai pedoman dalam kekompakan
QUR’AN DAN
dan kerja sama dalam bidang sepak rago,jika tidak ada
BUDAYA
DALAM kekompakan dan kerja sama dalam sipak rago ini maka tiadak
MATERI mungkin akan terlaksana dan mencapai kesuksesan yang
diinginkan. Oleh sebab itu Allah sendiri menyuruh umatnya untuk
selalu tolong menolong dalam kebaikan (Olahraga Sipak Rago)
Kaitan Nilai Budaya Kerjasama / Gotong Royong
Dalam permainan bola kecil sipak rago dibutuhkan kerjasama antar
pemain sebab tampa kerjasama permainan tidak berjalan dengan baik.

9.DESKRIPSI : Pengintegrasian nilai Al-Qur’an dan Budaya ini dapat kita lakukan pada
KEGIATAN waktu kegiatan pendahuluan karena disini guru akan menyampaikan
PEMBELAJAR kompetensi dasar, materi dan tujuan pembelajaran. Dalam tujuan
AN pembelajaran ada beberapa nilai sikap yang akan kita capai dalam
kegiatan pembelajaran, disini guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa tentang nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya yang berkaitan dengan
nilai sikap dalam tujuan pembelajaran tersebut serta apa maksud
dengan nilai yang ada dalam Al-Qur’an dan Budaya tersebut.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


25

PENGINTEGRASIAN
1.MATA PELAJARAN : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ( PJOK )

2.KELAS / SEMESTER : X ( Sepuluh ) / Ganjil

3.KOMPETENSI : 3.4 Menganalisis keterampilan gerak seni dan olahraga


DASAR beladiri untuk menghasilkan gerak yang efektif **)
4.4 Mempraktik-kan hasil analisis keterampilan gerak seni
dan olahraga beladiri untuk menghasilkan gerak yang
efektif **)

4.MATERI YANG : Keterampilan gerak dan olahraga beladiri silat tradisional


DIINTEGRASIKAN minangkabau

5.RINGKASAN : Mempraktikkan teknik dasar olahraga beladiri silat tradisional


MATERI minangkabaudimana dalam kegiatan pembelajaran terdapat
nilai sikap yang menonjol yaitu kerjakeras / kemandirian

6.KARAKTER UTAMA : Kerja Keras / Kemandirian


YANG
DIKEMBANGKAN
7.NILAI AL-QUR’AN : Nilai Al-Qur’an Kerjakeras / Kemandirian
DAN BUDAYA Firman Allah saw.: Surah At-Taubah [9]:105

Artinya:
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan
rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat
pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Surah At-Taubah [9]:105).
Deskripsi Nilai Ayat Alquran
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan
nabi muhammmad saw dan umatnya untuk selalu bekerja
keras.
Nilai Budaya Kerjakeras / kemandirian
Kayu hutan bukan andaleh
Elok dibuek kalamari
Tahan hujan barani bapaneh
Baitu urang mancari rasaki

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


26

Deskripsi Budaya Kerja Keras / Kemandirian


Dari etos kerja ini,anak-anak muda yang punya tanggung
jawab dikampung disuruh merantau. Mereka pergi
merantau untuk mencari apa-apa yang mungkin dapat
disumbangkan kepada kerabat dikampung, baik materi
maupun ilmu. Misi budaya ini telah menyebabkan orang
minangkabau terkenal dirantau sebagai makhluk ekonomi
ulet.
Etos kerja keras yang sudah merupakan nilai dasar bagi
orang minangkabau ditingkatkan lagi oleh pandangan
ajaran islam yang mengatakan orang harus bekerjakeras
seakan-akan dia hidup untuk selama-lamanya, dia harus
beramal terus seakan-akan akan mati besok.

8.KAITAN NILAI AL- : Kaitan Nilai Al-Qur’an Kerja Keras / Kemandirian


QUR’AN DAN Salah satu nilai yang terkandung dalam silat tradisional
BUDAYA DALAM minangkabau adalah kerka keras, dan surat attaubah ayat 105
MATERI juga memerintahkan manusia untuk bekerka keras jadi untuk
mencapai sesuatu yang kita inginkan diperlukan kerja keras.
Kaitan Nilai Budaya Kerja Keras / Kemandirian
Dalam latihan teknik maupun pertandingan olahraga
beladiri silat tradisional minangkabau dibutuhkan
kerjakeras untuk memenangkan suatu pertandingan serta
makna dari pepatah diatas bahwa anak–anak yang punya
tanggungjawab dikampung disuruh merantau untuk
mencari apa yang dapat kepada kerabat dikampung baik
materi maupun ilmu. Maka orang minangkabau sangat
terkenal ulet.

9.DESKRIPSI : Pengintegrasian nilai Al-Qur’an dan Budaya ini dapat kita


KEGIATAN lakukan pada waktu kegiatan pendahuluan karena disini
PEMBELAJARAN guru akan menyampaikan kompetensi dasar, materi dan
tujuan pembelajaran. Dalam tujuan pembelajaran ada
beberapa nilai sikap yang akan kita capai dalam kegiatan
pembelajaran, disini guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa tentang nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya yang
berkaitan dengan nilai sikap dalam tujuan pembelajaran
tersebut serta apa maksud dengan nilai-nilai yang ada dalam
Al-Qur’an dan Budaya tersebut.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 5 Bukittinggi


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : X / (Ganjil )
Materi Pokok : Silat Tradisional Minangkabau
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit ( 1 x pertemuan )

A. Kompetensi Inti :
Kompetensi Sikap Spiritual danKompetensi Sikap Sosial (rasa ingin tahu, tanggung
jawab, displin dan pantang menyerah) dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuandan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menganalisis keterampilan gerak 3.4.1Menjelaskan teknik – teknik dasar silat
seni dan olahraga beladiri untuk tradisional minang kabau
menghasilkan gerak yang efektif** 3.4.2.Membandingkan teknik – teknik dasar silat
tradisional di minang kabau
3.4.3.Menentukan teknik dasar silat tradisional
minangkabau
3.4.4.Menganalisis teknik - teknik dasar silat
tradisional minangkabau
4.4 Mempraktik-kan hasil analisis 4.4.1 Mengidentifikasi teknik - teknik dasar silat
keterampilan gerak seni dan olahraga tradisional minangkabau
beladiri untuk menghasilkan gerak 4.4.2 Mencoba teknik – teknik dasar silat
yang efektif** tradisional minangkabau
4.4.3 Mempraktikkan teknik – teknik dasar silat
tradisional minangkabau

C. Tujuan Pembelajaran :

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


28

Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model resiprokal dengan pendekatan


saintifik, peserta didik dapat menganalisis dan mempraktikkan hasil analisis keterampilan
gerak seni dan olahraga beladiri silat tradisional minangkabau untuk menghasilkan gerak
yang efektif serta menerapkan nilai sikap kerja keras / kemandirian selama proses
pembelajaran.

D. Materi Pembelajaran :

Fakta
1. Silat Tradisional Minangkabau

Konsep
1. Teknik – teknik dasar Silat Tradisional Minangkabau

Prinsip
1. Menganalisis teknik – teknik dasar Silat Tradisional Minangkabau

Prosedur
1. Cara mempraktikkan teknik – teknik dasar Silat Tradisional Minangkabau

• Gerak seni dan olahraga beladiri silat tradisional minangkabau tentang kuda-kuda,pola
langkah,pukulan,tendangan,tangkisan,elakan dan hindaran untuk menghasilkan gerak
yang efektif **

E. Metode / Model pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Metode :,Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi dan Penugasan
Model : Resiprokal

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


29

F. Media / Alat / Sumber Belajar


Media / Alat : Video, Lapangan, Body Protector,Kartu Tugas, Cone, Pluit dan
Stopwacht
Sumber Belajar : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan /
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – Jakarta, Edisi Revisi
2016 Halaman 125-135
G. Kegiatan Pembelajaran ( pertemuan pertama )
Sintaks Kegiatan Pembelajaran Waktu
1.Memberi salam dan berdo’a; (karakter) 15 menit
2.Mengecek kehadiran;
3.Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
(communication)
4.Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan
menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan keterampilan silat tradisional minangkabau;
5.Menyampaikan garis besar cakupan materi
keterampilan silat tradisional minangkabau dan
kegiatan yang akan dilakukan;
Pendahuluan 6.Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan digunakan saat membahas materi
keterampilan silat tradisional minangkabau;
7.Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
nilai-nilai al-qur’an dan budaya yang terkait dengan
nilai sikap kerja keras / kemandirian yang ada pada
kompetensi dasar silat tradisional minangkabau serta
apa maksud dari nilai-nilai al-qur’an dan budaya
tersebut. .( Nilai Al-Qur’an Surat Attaubah ayat 105 dan
Nilai Budaya Kayu hutan bukan andaleh Elok dibuek
kalamari Tahan hujan barani bapaneh Baitu urang
mancari rasaki)
SINTAK MODEL RESIPROKAL 100
Questions Generating
menit
Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang
berbagai keterampilan gerak beladiri (sikap kuda-kuda
dan pola langkah, serangan, tangkisan, dan elakan)
Clarrifying
Siswa membagi diri ke dalam kelompok sesuai dengan
petunjuk guru
Inti Siswa merancang rangkain gerak (jurus) seni beladiri
sesuai dengan gerakan yang dikuasai dan kreativitas
kelompok dalam bentuk tulisan dan gambar (paling tidak
memuat dua puluh gerakan dan menuju tiga arah
Predicting
Setiap anggota kelompok mencoba secara bersama-
sama hasil rancangan jurus tersebut dan saling
memberikan umpan balik
Summarizing

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


30

Siswa memaparkan hasil rancangan kelompoknya,


disertai peragaan seluruh anggota kelompok secara
bergantian di depan kelasdilandasi nilai-nilai disiplin,
percaya diri, keberanian, dan kerja sama
1.Melakukan penilaian (tes tertulis) untuk mengetahui 20
tingkat ketercapaian indikator;
Menit
2.Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang
Penutup keterampilan passingatas dan servis atas;
3.Menginformasikan kepada peserta didik untuk
mempelajari materi yang akan dibahas dipertemuan
berikutnya;
4.Berdo’a dan memberi salam.

G. Penilaian

1. Teknik Penilaian:
a) Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b) Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c) Penilaian Keterampilan : Praktik

2. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
2. Tes tertulis : uraian
3. Unjuk kerja : lembar penilaian praktik

3. Instrumen Penilaian (terlampir)

H. Remedial dan Pengayaan

Pelaksanaan remedial dilakukan apabila terdapat siswa mendapatkan nilai kurang dari
KKM atau pada kategori kurang (60-75) dan kurang sekali (< 60).Sedangkan, pengayaan dapat
dilakukan pada siswa yang telah mendapatkan nilaibaik (85-94) dan sangat baik (95-100).
Remedial dan pengayaan dapat dilakukanpada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Mengetahui : Padang, 26 Juli 2017


Kepala ……. Guru Mata Pelajaran

………………………………
NIP: ……………………………..
NIP:

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


31

A. BAHAN AJAR MATERI POKOK


1. Pembelajaran pencak silat dengan Penugasan

a. Informasikan kepada seluruh peserta didik agar pada pertemuan berikut setiap peserta didik
mempersiapkan satu gerakan pencak silat, gerakan dapat di cari melalui internet atau sumber
lain.
b. Bariskan peserta didik menjadi 3 bersaf.
c. Tiap peserta didik memperagakan gerakan yang sudah di pelajari.
d. Peserta didik yang lain mengikuti gerakan tersebut.
e. Demikian sampai seluruh peserta didik memperagakan gerakan yang sudah di lakukannya.
f. Rangkaikan gerakan seluruh perserta didik menjadi sebuah rangkaian gerak.
g. Lakukan berulang-ulang dan secara bersama sampai seluruh peserta didik menguasai
rangkaian gerak tersebut.
h. Setiap peserta didik memperagakan rangkaian gerak pencak silat di depan kelas.

2. Pembelajaran variasi dan kombinasi gerak dasar kuda-kuda, pukulan


depan dan sikutan

a. Persiapan
Berdiri posisi awal, kedua lengan mengepal di depan dada, kedua tumit dirapatkan, dan ujung
kaki dibuka membentuk sudut 450.
b. Pelaksananan
1) Rendahkan kedua lutut ke samping bersamaan kedua lengan dipukulkan ke depan.
2) Langkahkan kaki kanan ke samping bersamaan lengan kanan menyikut ke samping kanan,
lakukan dengan gerakan yang sama ke samping kiri.
c. Kegiatan akhir
1) Kembali pada posisi awal.
2) Lakukan keterampilan gerak untuk menemukan jawaban pertanyaan.
3) Selama melakukan latihan kembangkan nilai-nilai kerjasama dan disiplin.
4) Setelah peserta didik merasakan kemajuan keterampilan, minta mereka untuk menerapkan
keterampilan tesebut dalam bentuk latihan secara beregu.
Kegiatan pembelajaran yang lainnya disesuaikan.

3. Pembelajaran kombinasi gerak dasar pukulan depan dan tendangan.

a. Persiapan
Berdiri posisi awal, kedua lengan mengepal di depan dada, kedua tumit dirapatkan, dan ujung
kaki dibuka membentuk sudut 450.
b. Pelaksananan
1) Rendahkan kedua lutut ke samping bersamaan kedua lengan dipukulkan ke depan.
2) Langkahkan kaki kanan ke samping bersamaan lengan kanan menyikut ke samping kanan,
lakukan dengan gerakan yang sama ke samping kiri.
c. Kegiatan akhir
1) Kembali pada posisi awal.
2) Lakukan keterampilan gerak untuk menemukan jawaban pertanyaan.
3) Selama melakukan latihan kembangkan nilai-nilai kerjasama dan disiplin.
4) Setelah peserta didik merasakan kemajuan keterampilan, minta mereka untuk menerapkan
keterampilan tesebut dalam bentuk latihan secara beregu.
Kegiatan pembelajaran yang lainnya disesuaikan.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


32

Gambar 4.1 Variasi gerak kuda-kuda


3. Pembelajaran kombinasi gerak dasar pukulan depan dan tendangan.

a. Persiapan
Berdiri posisi awal, kedua lengan mengepal di depan dada, kedua
b. Pelaksananan
1) Langkahkan kaki kanan kedepan bersamaan memukulkan tangan ke depan.
2) Langkahkan kaki belakang ke depan bersamaan lengan kiri menyodok ke arah depan,
telapak tangan menghadap arah samping dalam tumpuan berat badan pada kaki depan.
3) Salah satu kaki ditendangkan ke samping dengan gerak membusur hingga lurus, dengan
posisi badan menyamping sasaran, telapak kaki menghadap arah sasaran, kedua tangan sikap
waspada di depan badan.
c. Kegiatan akhir
Kembali pada posisi awal.

Gambar 4.2 Variasi dan kombinasi gerak pukulan dan tendangan

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


33

4. Pembelajaran variasi dan kombinasi gerak dasar secara berpasangan

a. Bentuk barisan peserta didik menjadi dua bersaf saling berhadapan.


b. Berikan aba-aba atau hitungan yang jelas dan tegas untuk setiap
gerakan.
c. Koreksi gerakan peserta didik.
d. Lakukan pengulangan pada setiap gerakan.
e. Ulangi gerakan dalam sebuah rangkaian gerak.
f. Kembali ke posisi awal.

Gambar 4.3 Variasi dan kombinasi gerak dasar


5. Pembelajaran gerak dasar tangkisan satu tangan, langkah dan kudakuda
dengan koordinasi yang baik.
a. Tangkisan luar.
b. Tangkisan dalam.
c. Tangkisan atas.
d. Tangkisan bawah.
f. Tangkisan siku dalam.
6. Pembelajaran gerak dasar tangkisan satu tangan dengan siku, langkah
dan kuda-kuda dengan koordinasi yang baik.

Gambar 4.5 Variasi gerak tangkisan menggunakan siku

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


34

BAHAN AJAR INTEGRASI AL-QUR’AN DAN BAM

1.MATERI YANG : Keterampilan gerak dan olahraga beladiri silat tradisional


DIINTEGRASIKAN minangkabau

2.RINGKASAN MATERI : mempraktikkan teknik dasar olahraga beladiri silat


tradisional minangkabau dalam kegiatan pembelajaran
terdapat nilai sikap yang menonjol kerjakeras.

3.NILAI AL-QUR’AN : Nilai Al-Qur’an Kerjakeras


DAN BUDAYA Firman Allah saw.: Surah At-Taubah [9]:105

Artinya:
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan
rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat
pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Surah At-Taubah [9]:105).
Nilai Budaya Kerjakeras / kemandirian
Kayu hutan bukan andaleh
Elok dibuek kalamari
Tahan hujan barani bapaneh
Baitu urang mancari rasaki
Deskripsi Budaya Kerja Keras / Kemandirian
Dari etos kerja ini,anak-anak muda yang punya tanggung
jawab dikampung disuruh merantau. Mereka pergi
merantau untuk mencari apa-apa yang mungkin dapat
disumbangkan kepada kerabat dikampung, baik materi
maupun ilmu. Misi budaya ini telah menyebabkan orang
minangkabau terkenal dirantau sebagai makhluk ekonomi
ulet.
Etos kerja keras yang sudah merupakan nilai dasar bagi
orang minangkabau ditingkatkan lagi oleh pandangan
ajaran islam yang mengatakan orang harus bekerjakeras
seakan-akan dia hidup untuk selama-lamanya, dia harus
beramal terus seakan-akan akan mati besok.

4.KAITAN NILAI AL- : Kaitan Nilai Al-Qur’an Kerja Keras / Kemandirian


QUR’AN DAN Salah satu nilai yang terkandung dalam silat tradisional
BUDAYA DALAM minangkabau adalah kerka keras, dan surat attaubah ayat 105
MATERI

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


35

juga memerintahkan manusia untuk bekerka keras jadi untuk


mencapai sesuatu yang kita inginkan diperlukan kerja keras.

Kaitan Nilai Budaya Kerja Keras / Kemandirian


Dalam latihan teknik maupun pertandingan olahraga beladiri
silat tradisional minangkabau dibutuhkan kerjakeras untuk
memenangkan suatu pertandingan serta makna dari pepatah
diatas bahwa anak –anak yang punya tanggungjawab
dikampung disuruh merantau untuk mencari apa yang dapat
kepada kerabat dikampung baik materi maupun ilmu. Maka
orang minangkabau sangat terkenal ulet.

5.STRATEGI : Pengintegrasian nilai Al-Qur’an dan Budaya ini dapat kita


PENERAPAN DALAM lakukan pada waktu kegiatan pendahuluan karena disini
PEMBELAJARAN guru akan menyampaikan kompetensi dasar, materi dan
tujuan pembelajaran. Dalam tujuan pembelajaran
adabeberapa nilai sikap yang akan kita capai dalam
kegiatan pembelajaran, disini guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa tentang nilai-nilai Al-Qur’an
dan Budaya yang berkaitan dengan nilai sikap dalam
tujuan pembelajaran tersebut serta apa maksud dengan
nilai yang ada dalam Al-Qur’an dan Budaya tersebut.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


36

Lampiran:
SUMBANG DUO BALEH
Oleh: Ratmil, M.Pd.

Masyarakaik Minangkabau mampunyoi duo sumber ajaran nan dipacik arek di pagang taguah
sabagai pondasi di dalam hiduiknyo, baiak nan barupo atau indak barupo tarutamo masalah akhlaq.
Sumber ajaran nantun adolah adaik jo ugamo Islam, sasuai jo falsafah hiduik urang Minangkabau Adaik
Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK), adaik mamakai, syarfak mangato, alam
takambang jadi guru.
Nan manjadi dasar Sumbang Duobaleh ko adolah Undang Undang Adaik Minangkabau disabuik
juo jo Undang Undang Nan Duo Puluah pado bahagian “Undang - Undang Nan Salapan” dikecekan
pado bahagian nan ka duo nantun “sumbang - salah”. Nan menjadi ukuran dalam parangai dek
masyarakaik Minangkabau, iyolah Sumbang jo Salah. Sumbang adolah konsep untuak manyatokan
parangai urang dalam bagaua nan bapotensi manggiriang urang tu untuak babuek salah. Salah adolah
konsep untuak mayatokan tantang suatu parangai nan malangga aturan adaik ataupun Syara’ (Islam)
secaro sadar atau indak sadar. Apobilo sumbang bahubungan jo parangai atau kurenah nan alun dapek
dikanai jo sanksi hukum, sadangkan salah adolah parangai nan dapek dikanai sangsa hukuman secaro
pidana. Sacaro adaik urang Minangkabau malarang kaumnyo indak sajo untuak babuek salah karano
akan mambuek malu keluarga jo kaum, tapi juo manjauhannyo sajak samulo dalam bantuak parangai
nan dapek manggiriang urang Minangkabau untuak babuek salah (sumbang), samacam tindakan
“preventif”.
Konsep sumbang condong bahubungan arek jo sopan santun, etika atau tata krama bagaua di
antaro individu di dalam keluarga jo masyarakaik. Ciek di antaronyo adolah manyangkuik adaik iolah
hubungan antaro laki-laki jo padusi, antah inyo tu badunsanak atau indak. Hal iko manunjuakan, sacaro
adaik Minangkabau mampunyoi bateh-bateh tatantu. Pambateh nantun dilakuan sabagai pamaga untuak
manjauhi tajadinyo salah. Adab Pargaulan di antaro anak laki-laki jo anak padusi, walaupun inyo tu ado
hubungan dunsanak sakalipun, mastilah dalam bateh indak manimbuan sumbang. Urang nan malangga
sumbang ko disabuik “urang nan indak baradaik”, “indak tau di nan ampek”. Ukuran sumbang adolah
salah cando - buruak rupo (indak sasuai jo kelaziman). Ado duo baleh macam sumbang menuruik adaik
Minangkabau.
Ka duo baleh sumbang tu pado pokoknyo mambimbiang urang Minangkabau, tarutamo untuak
padusi, supayo harago dirinyo tajago jo elok. Ajaran sumbang duobaleh nantun basandikan kapado
ajaran ugamo Islam nan disabuik sabagai pabuatan fasiak atau maksiat. Ajaran Islam nan barasa dari
al-Quran dan Sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wassalam malarang umaiknyo untuak mandakek i zina,
mandakek sajo alah di larang dalam ugamo apolai mangarajoannyo, sasuai jo Firman Allah SWT dalam
Al Quran surat ka Tujuah Baleh (17) ayaik ka tigo puluah duo (32) nan aratinyo :
”Dan janlah angkau mandakeki zina, (zina) nantun sungguah suatu karajo ino, dan suatu
jalan nan buruak.“
Ugamo Islam maajaan ka satiok anak laki-laki untuak manahan pandangan jo kamaluannyo
supayo indak babuek zina sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek Annur (24) ayik ka 30 nan
aratinyo:

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


37

“Kecekanlah kapado urang laki-laki nan baiman: “supayo inyo manjago pandangannyo
jo mamaliharo kamaluannyo, nan takah nantun labiah suci dek inyo. Sungguah Allah Maha
Mangayahui apo nan inyo karajooan”.

Bak nantun jo untuak urang padusi, di sampiang inyo dianjua an untuak manahan pandangannyo
taradok lawan janih, juo disuruah untuak menutuik auratnyo samo karuduang sarato mamakai baju
Kuruang. Baju Kuruang Basiba misalnyo, sahinggo indak taliek bagian-bagian tubuahnyo nan rancak tu.
Al Qur’an manyabuik an sabagai “parhiasan” Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surek An Nur (24) ayaik
ka 31 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado sado padusi nan baiman supayo inyo manjago pandangannyo
(pancaliakannyo), dan mamaliharo kamaluannyo dan janlah mampacaliakan parhisannyo
(auratnyo), kacuali nan biaso tacaliak. Dan andaknyo inyo manutuikan kain karuduang ka
dadonyo, dan janlah manampakan auratnyo, kacuali kapado suaminyo, atau ayahnyo atau ayah
suaminyo atau anak laki-lakinyo atau anak-anak atau saudaro-saudaro laki-lakinyo atau anak-
anak laki-laki saudaro laki-lakinyo atau anak-anak atau padusi-padusi sasamo baugamo Islam,
atau hamba sahaya nan inyo punyoi, atau palayan-palayan laki-laki (tuo) nan indak punyo
kainginan (kapado padusi), atau anak-anak nan alun mangarati tantang aurat padusi. Dan janlah
maantakan kakinyo supayo dikataui parhiasan nan inyo andok an. Dan batobaiklah kalian
kasadonyo kapado Allah, oi urang-urang nan baiman supayo kalian baruntuang”
Dek kareno nantun, untuak manjago supayo urang tu, antah inyo laki-laki atau padusi, supayo
indak sampai tajarumuih ka dalam maksiat, Islam manganjurkan supayo urang-urang nan alah mampu
kawin untuak sacapeknyo menikah dan nan alun mampu supayo menjago dirinyo. Setiok urang nan
mampunyai kalabihan kamampuan materi dianjuan untuak mambantu nan lainnyo supayo dapek nikah
sacaro sah sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek 24 ayaik 32 nan aratinyo
“Dan nikahkanlah urang-urang nan masih mambujang di antaro kalian, dan urang-urang
nan layak (manikah) dari budak-budak kalian nan lali-laki jo padusi. Jikok urang tu bansaik, Allah
maagiah kamampuan kapado urang tu jo KaruniaNyo. Dan Allah mahaluas (pambarianNyo), Maha
Mangatahui”.
Al Qur’an surek 24 ayaik 33, nan aratinyo:
“Dan urang urang nan indak mampu manikah andaklah manjago kasucian (dirinyo),
sampai Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo kurnia-Nyo. Dan jikok budak nan kalian
punyoi maninginan pajanjian (bebas), andaklah kalian buek pajanjian jo inyo, jikok kalian
mangatahui ado kabaikan padonyo, dan agiahanlah ka inyo sabagian dari arato Allah nan
dikaruniaan -Nyo kapado kalian, dan janlah kalian paso budak nan padusi untuak manjadi palacur,
sadangkan inyo mainginan kasucian, karano kalian andak mancari kauntungan iduik duniawi.
Siapo sajo nan mamasonyo (budak nan padusi), mako sungguah Allah Maha Pangampun, Maha
Panyayang (ka inyo) sasudah inyo di paso”.
Bilo dilangga katantuan-katantuan sarupo nan alah dijalehan di ateh dapek diancam jo hukuman
nan barek. Di dalam Adaik Minangkabau disabuik an adonyo hukuman buang sepanjang adaik. Urang
nan malakukan kasalahan dalam bantuak palanggaran susila (mamaluan, tarutamo babuek zina) akan
dikalua an dari kaanggotaan kaum sakaliguih diusia dari kampuang halaman nan basangkutan. Nan
partamo punyo hak maagiah hukumanko iolah kaum atau suku dari urang nan babuek kasalahan tu,
sadangkan kaum atau suku lain bakawajiban untuak mandukuang atau mampakuaik hukuman tu.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


38

Manuruik Navis (1984), ado ampek tingkek atau macam hukuman buang dalam masyarakaik
Minangkabau, sabagai barikuik:
1. Buang siriah, adolah mangucian urang nan mambuek salah tu dari kaumnyo surang, jo
konsekuensi hak jo kawajiban taradok kaumnyo dicabuik, sarato kawajiban kaumnyo taradok inyo
dicabuik pulo;
2. Buang biduak, nantun mangucian urang dek saluruah kaum nan ado dalam tampek inyo tingga;
3. Buang tingkarang, nantun tindakan pangusiran dari tampek tingganyo;
4. Buang daki, berupo pangusiran urang dari tampek inyo tingga sarato diambiak sacaro paso
saluruah harato bandonyo untuak kamudian diagiahan kepado panderita kajahatannyo (korban).

B. Pambagian Sumbang duo baleh


Adaik Minangkabau alah manatokan sakurang-kurangnyo ado 12 macam sumbang, nan disabuik
jo sumbang duo baleh, nantun:
1. Sumbang Duduak
2. Sumbang Tagak
3. Sumbang Diam
4. Sumbang Bajalan
5. Sumbang Kato
6. Sumbang Caliak
7. Sumbang Pakai
8. Sumbang Bagaua
9. Sumbang Makan
10. Sumbang Tanyo
11. Sumbang Jawek
12. Sumbang Kurenah

Foklor Sumbang Duobaleh adolah samacam panyampaian pasan dalam bantuak puitisasi atau
patatah petitih nan disampaiaan sacaro lisan dek tim. Jumlah pamain sabanyak 14 urang. Nan tadiri dari
surang nan batindak sabagai Mamak (Pangulu) dan surang lai sabagai Niniak (Bundo Kanduang) sarato
12 urang anggota tim nan batindak sebagai Puti Bungsu.
Pakaian Tim iko disasuaikan jo pakaian Adaik di Minangkabau. Mamak bapakaian Datuak
sakurangnyo babaju guntiang cino jo sarawa batiak, pakai kopiah saru saruang bugih. Niniak bapakaian
Bundo Kanduang sadangkan Puti Bungsu bapakaian Baju Kuruang Basiba jo jilbab nan sarasi.
1. Hantaran kato dek Mamak (sabagai mamak datuak) :
“Sairing balam jo barabah,
barabah lalu balam mandi
sairing salam jo sambah
sambah lalu salam kumbali
Kaganti siriah nan sakapua
Umpamo bajawek tangan
Ka rang banyak salam tatabua
Ka nan tuo sambah datang

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


39

Asslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh (dibaco basamo)


Di awa kalam nan sapatah, ulasan suri dari ambo, pado manjadi angan juo, nan takanduang
dalam ikarak, niaik jo naza dalam hati, ka untuak bajawek tangan, jo diri dunsanak nan
basamo, kok untuang pambari Allah, kajadi si tawa jo si dingin, sabab kan ba’a dek bak
nantun, aluran badan diri ambo, aka singkek pandapek kurang, ilimu di Allah SWT tasimpan
nyo, tapi samantang pun bak nantun, dek ujuik manantang bana, hakikaik paham indak kacau,
sadang nyo buleh di pikiran, pangana haram bacabang, hati lah tunggang bagai tabiang,
walau mangecek kurang pandai, jan kalah sabalun parang, di pabulek alu panggali, indak nan
labiah dari puntuang, di pabulek hati nurani, indak nan labiah dari untuang, walau ka angok
angok ikan, bak nyawo, nyawo patuang, patah kapak batungkek paruah, tatagak pucuak nan
balingka, ba silang dahan kayo aro, namun nan niek dalam hati, mungkasuik tatap
basampaian, di cubo bagulambek, molah di ansua bak bajalan, kok untuang sampai ka tujuan,
hanyo nan harapan dari ambo, kapado dunsanak bakuliliang, kok basuo kato nan tak jaleh,
intonasi jo mimik nan salah sampai, bahaso Minangkabau nyo basalemak, usah di cacek
langkah sumbang, sabab bak nantun kato ambo, dalam diri ambo lah yakin, sado nyo
dunsanak nan datang ko, tantu bakandak tabu nan manih, kok tabu tibarau nan tasuo, hanyo
nantun ado di ambo, pado manjadi upek puji, nan bedo jatuah di himpok janjang, nak jan
mambarek ka akiraik kami nak mintak di ma’afkan”.
2. Panyampaian dari Niniak (Bundo Kanduang):
“Katahuilah nak, kok indak dek buku tiok rueh, indak sambilu malampisi, haram baguno buluah
bambu, mako bak nantun juo padusi, nan manjadi rueh jo buku di dirinyo indak lah lain indak lah
bukan sapado dari budi, sadangkan sambilunyo adolah malu. Padusi indak babudi ibarat bambu
indak ba rueh, alun tasingguang nyo lah ratak, baru tagisia nyo lah pacah, padusi tak punyo malu
bak buluah ilang sambilu, bangun lamah tanago rapuah, hilang kepribadian, pupuih sumangaik
jati diri, indak ba power indak wibawa. Mangko kok budi lungga indak ba pasak, malu tipih
mangulik dasun, cayia lah martabat padusi, abih tuah binaso diri. Dek sabab karano nantun nak,
supayo iduik taguah ba rueh, nak nyo batuah ba sambilu, jauahi pantang cilakonyo, sumbang
duo baleh rang namokan. Nantunlah timbangan akhlak, standar moral ukuran nilai, sapanjang
Adaik sopan santun.”

“Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek
tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang nantun jangga, sanjang
ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo urakan, kalau
bahaso di pasaran, kurang aja, indak baradaik, bak baruak harago tigo tali, mantiko…
na’udzubillahiminzalik. (baco basamo-samo, muko digeleng-gelengan)”

Nah, cubo simak jo danga elok-elok yo pasan bundo kanduang ko disampaian dek Puti
Bungsu:
3. Payampaian dari Tim Puti Bungsu:
Puti Bungsu I:
“Sumbang duduak.
Duduak sopan untuak padusi Minangkabau iyolah basimpuah.
ijan sakali-kali duduak baselo cando laki-laki,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


40

nan paliang tacelak bana kalua mancangkuang


atau mancongkong sabalah lutuik batagakan
sarupo urang duduak di lapau.
Kok duduak di bangku kurisi, rapek an paho arek-arek,
manyampiang agak salayang.
Malu awak kok mamakai orok singkek,
indak tahu jo di nan ampek kecek urang.
Nyampang kok duduak babonceng ijan mangangkang,
manjajok di pandang urang.
Jiko awak laki-laki ijan duduk basimpuah lo
bantuak anak padusi,
duduaklah baselo, tagak an pungguang
supayo gagah nampaknyo”.

Puti Bungsu II
“Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu
atau di janjang turun naiak,
usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti,
sumbang tagak jo laki-laki,
apolai bukan jo muhrim,
konon pulo ba rundiang-rundiang sambia tagak.”

Puti Bungsu III


“Sumbang jalan.
Bajalan musti ba kawan,
paliang kurang jo paja ketek,
kalau padusi bajalan surang,
saibaraik alang-alang lapeh, jatuah merek turun harago,
randah pandangan laki-laki.
Usah bajalan ba gageh-gageh,
malasau mandongkak-dongkak,
co ayam gadih ka batalua, usah…
tapi bajalanlah siganjua lalai,
pado tampuah suruik nan labiah,
alu tataruang patah tigo,
samuik tapijak indak mati,
aratinyo lamah lambuik, gemulai tapi tegas,
kok bajalan ba samo gadang, jan babanja ma ampang labuah,
agak’i urang di bulakang,
kok bajalan jo urang tuo atau jo urang laki-laki,
awak ma iriang di bulakang,
bak nantunlah adaik ka dipakai.”

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


41

Puti Bungsu IV
“Sumbang Kato.
Bakatolah jo lunak lambuik,
duduak an etongan ciek-ciek,
nak paham urang mukasuiknyo,
sumbang bana dek padusi barundiang co murai batu
bak aia sarasah tajun, rumik lah urang mamiliahi.
Kalau rang tuo sadang mangecek, pantang mamotong bicaronyo, nantikan dulu sudah2, baru
dijawab patuik dijawek,
didakek urang sadang makan usah mangecek nan kumuah2,
pai manjanguak urang sakik usah carito urang mati,
kurang baiak kurang tapuji manunggu utang di nan rami,
manhyabuik harimau di tangah hutan,
bak nantun ajaran sopan santun”

Puti Bungsu V
“Sumbang Caliak.
Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah,
pamadok arah ka bulakang,
pamatuik-matuik diri surang, sumbang namonyo.
Nyampang awak pai ba tandang,
pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang,
sabantuak urang manyalidiak,
kok awak manjadi tuan rumah,
usah pancaliak ka jam tangan,
tasingguang urang sadang duduak,
nantun ma usia caro aluih,
mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili
usah pamadok tanang2,
manantang bola matonyo, indak buliah…
tapi buanglah pandang ka nan lain,
manakua caliak ka bawah.”

Puti Bungsu VI
“Sumbang Makan.
Makan sambia tagak, kunyah kenyoh sapanjang jalan.
manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang,
sabab nan makan mancapak-capak,
bangso si lupak jo si samuik,
kuranglah sopan jo taratik,
kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem.
Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan,
suok nan usah gadang2.
manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


42

jan sampai piriang balanjuang,


biasokan mancuci tangan, manuangkan aia dalam piriang,
jo kida manjambo galeh,
minum sataguak taguak ketek,
tahan sandao jan nyo lapeh.
Nyampang awak makan basendok,
jan balago sendok jo garpu, badariang kanai di gigi,
dima salasai makan beko,
tungkuikkan sendok jo garapu,
kalau lataknyo tatilantang tandonyo makan alun kanyang
ataupun kurang samalero,
Jan sendok disilang nantun simbol ugamo rang lain.
tasingguang urang punyo alek.
Nah… paratikan bana tu nak kanduang…
jan randah pandangan urang.”

Puti Bungsu VII


“Sumbang Pakai.
Babaju jan sampik-sampik,
nak jan nampak rasio tubuah, dima bukik dima lurahnyo,
dima taluak tanjuang baliku
jadi tontonan laki-laki,
usah pulo talampau jarang, nan tipih nan tabuak pandang,
konon tasimbah ateh bawah, usah…
Satantang mode jo potongan,
sasuaikanlah jo bantuak badan,
sarasikan jo ragi kain,
buliah sajuak pandangan mato.
Dek kulik ayah nan manurun,
kulik nan karak-karak anguih,
mako warno piliah nan agak amba,
krem jadih, pucuak pun buliah, birunyo nan talua asin,
putiahnyo nan abu-abu,
usah dipakai baju sirah piak,
dendeng balado kecek urang,
badoso umaik karano awak.
Katampek urang kamatian pakai nan polos warno galok,
usah mamakai baju pontong nan ponggeang nampak katiak,
usah pulo babukak tenda mamakai gencu taba2,
kurang etis baso kininyo.”

Puti Bungsu VIII


“Sumbang Karajo.
Kakok karajo rang padusi sabateh nan ringan2,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


43

nan mudah2, nan aluih2, manjaik jo manarawang,


kadapua masak mamasak manyusun paraboik rumah,
kok ka sawah batanam jo basiang, manyabik atau ma angin,
tapi jan mabajak jo mairiak,
bak nantunpun karajo parak, sakadar marambah manyisiak-nyisiak, mangulik manabang pisang,
jangga bana dek rang padusi kalau mamanjek bagayuik-gayuik manabang mangabuang kayu.

Puti Bungsu IX
“Sumbang Tanyo.
Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan,
batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah,
jo hormat silahkan duduak,
sasudah nantun latakkan aia suruah minum,
salasai minum agak sataguak,
raso lah cukuik istirahat,
baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadaitangan,
caro tata krama moderennyo “apa nan bisa saya bantu”,
mako kasa lah bana budi awak,
alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo,
a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak. indak buliah.
buruak angkuah namonyo awak.
Salain nan dari pado nantun, kok tamu awak sadang makan,
sumbanglah bana manayokan
“bara harago bareh kini” indak buliah tu,
nantun pantangan urang Minangkabau tu,
ciek lai,
kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang,
indak buliah,
kok masuak ka kampuang
pantang batanyo ka urang lapau,
lai mamak manjua sabuak,
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan ..!
mati gadih kau dibueknyo piak,
indak buliah tu.”

Puti Bungsu X
“Sumbang Jawek.
Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab,
jan sampai urang tasingguang,
umpamo urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain,
tukang kain ko anak gadih lo, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?”
dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


44

tibo pulo tanyo nan lain “luntur ndak diak ?”,


sambia malengah nyo manjawab
“pai batanyo ka pabrik pak, kami nan tau manjua an ko’,
nantun jawab sengkang namonyo tu nak,
buruk muncuang malayani urang,
cilako gadih mudo matah, jauah jodoh tinggi rasaki,
alamaik sansaro iduik awak, indak buliah..”

Puti Bungsu XI
“Sumbang Bagaua.
Indak buliah bagaua jo laki-laki
kalau awak sajo padusi surang
mancampua bakeh nan banyak,
sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua
lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan,
dek awak tu anak gadih,
sumbang bagaua jo paja ketek,
sato manyuruak ba kuciang-kuciang
basimbang main kalereang
balari bakaja-kaja,
atau bapacaran bagaua lah sarupo laki bini,
ilia mudiak indak lakek lakang,
sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…

Puti Bungsu XII


“Iko sumbang nan pangabisan,
namonyo Sumbang Kurenah.
Adopun nan dimukasuik jo kurenah,
iyolah galagat pambaoan, sipaik tabiat jo parangai
karakter kecek rang kini
sikap mental caro moderen.
Kurang etis kurang lah patuik
kalau babisiak baduo-duo sadangkan awak sadang batigo,
kurang lamak kurang lah elok
malucu mambuek garah
ma hota bakarikik an dalam manjanguak batakziah,
indak buliah galak mancaliak urang jatuah,
indak buliah manutuik iduang di tangah urang rami,
atau kuok mangango laweh2,
tamasuak juo sumbang kurenah,
mangakok jo tangan kida,
saumpamo manjambo jo manampuang, manunjuak atau maimbau, malambai-lambai dari jauah.
Indak pandai manenggang raso sumbang juo tu namonyo,
mako dari nantun, kok awak mambali durian,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


45

kuliknyo usah dikaka nak, jan serakkan bijo di laman, pikia kan urang di subalah, luko kaki
lukolah iduang luko di batin nan manyeso, badantiang tali silaturrahmi…”

Penutuik dari Mamak

“Nah… nantunlah inyo sumbang duo baleh tu…


susunan Cati Bilang Pandai,
buah ranungan awak basamo,
utang niniak jo mamak manyampaian,
kok lai tapakai ta amakan, mulialah diri,
suri nan ka di tanun dalam kampuang, tapuji di masyarakaik,
kami lah sato jo tuahnyo,
tapi nyampang lalu indaknyo singgah,
inggok nan haram tampek bakeh, bak aia jatuah ka pasia, mako malanglah
badan niniak sarato mamak, nasihat tabuang buruak sajo.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (basama-samo)

Sumber: BP-PAAM, Direktori Minangkabau 2012,


: Pitaruah Ayah oleh Yus Datuak Parpatiah

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


46

Lampiran
a. Integrasi Materi Nilai-nilai Karakter Bangsa, Agama dan Budaya Minang.

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
1 Religius Iman ABS – SBK (Adat Basandi Syara’,
Islam Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’
Ihsan Mangato Adat Mamakai)
Taqwa
2 Jujur Shiddiq (benar) Nan bana ditagakan
3 Toleransi Tasamuh Lamak diawak katuju diurang, awak
(toleransi) mandapek urang indak ka hilangan,
baso elok budi katuju
4 Disiplin Taat dan Alua jo patuik, patuik jo mungkin
Istiqamah
(konsiten dan
komitmen)
5 Kerja Keras Mujahadah Nak kayo kuek mancari, nak pandai
(bersungguh- kuek baraja, nak mulia tapek-i janji,
sungguh) nak labo namuah barugi
Jariah manantang buliah
6 Kreatif dan Tajdid Ndak kayu janjang dikapiang
Inovatif (pembaharuan) Ndak ameh bungka diasah,
Ndak rotan aka pun jadi

sambia manyalam minum aie


sambia badiang nasi masak,

kok tagak maninjau jarak,


sambia duduak marawuik ranjau,

7 Mandiri Nafsiyah (jati diri) Indak maangok kalua badan


8 Demokratis Musyawarah Tiok-tiok sesuatu nan kadiadokan
paralu di musyawarahkan.
Petitih adat.
“duduak surang basampik-sampik
Duduak basamo balapang-lapang,
Bulek ayia dek pambuluah,
Bulek kato jo Mufakat,”

“Kamanakan barajo ka mamak,


Mamak barajo ka pangulu,
Pangulu barajo ka Mufakaik,
mufakat barajo ka nan bana, Bana
badirisandirinyo”

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


47

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
“Bana” hanya di dasarkan (Alur,
patuik, raso, pareso, malu jo sopan)
sebelum Islam. Namun setelah Islam
Bana di kuatkan Ilmu Pengetahuan
Moderen ttg.Demokrasi serta nilai-
nillai Al Qur’an.dan Hadits (Syara’
mangato, adat mamakai)

9 Rasa Ingin Himmah (keingin “Panakiak pisau sirawik,


Tahu tahuan) Ambiak galah batang lintabuang,
Salodang ambiak ka nyiru,
Nan satitiak jadikan lawik,
Nan sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi guru”
10 Semangat Syu’ubiyah Suku ndak dapek diasak, gala ndak
Kebangsaan (kebangsaan) dapek dialiah, kampuang ndak
dapek dituka.
11 Cinta Tanah Air Baldatun - Tagak kampuang mamaga
thayyibatun wa kampuang, tagak nagari mamaga
rabbun ghafur nagari
(negeri yang - Hujan ameh di nagari urang, hujan
makmur dalam batu di nagari awak, namun
pemiliharaan dan kampuang takana juo
ampunan Allah)
12 Menghargai Fastabiqul Khairat Kok manang jan manapuak dado,
Prestasi (berkompetisi kok kalah jan manyasa.
dalam kebaikan)
13 Bersahabat/ Ukhuwwah Nan tuo dihormati, nan ketek
Komuniktif (persaudaraan) disayangi, samo gadang dibawo
baiyo
14 Cinta Damai Mahabbah - Kaluak paku kacang balimbiang
(cinta) tampuruang lenggang-lenggangkan
dibao nak urang ka Saruaso, anak
dipangku kamanakan dibimbiang
urang kampuang dipatenggangkan,
jago nagari jan binaso.
- Raso dibawok naiak, pareso
dibawok turun.
15 Gemar Tadarrus Di baliak tatulih ado nan tak tatulih,
Membaca (membaca Alam takambang jadi guru, bumi
tersurat) tabantang tampek diam
Tadabbur
(membaca tersirat)

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


48

Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
16 Peduli Ishlah jago nagari jan binaso, jago
Lingkungan (melestarikan, kampuang jan tinggakan.
tidak merusak)
17 Peduli Sosial Ta’awun (tolong- Kaba baiak baimbauan, kaba buruak
menolong) bahambauan
18 Tanggung- Amanah (dapat Tangan mancancang bahu mamikue
jawab dipercaya) Barani karano bana takuik karano
salah;

A. Materi Nilai-nilai Karakter dasar Kepribadian Orang Minangkabau dan


Integrasi nilai-nilai adat ke mata pelajaran.

Karakter DESKRIPSI NILAI-NILAI ADAT DALAM


dasar PETATAH-PETITIH ADAT
kepribadian
Minangkabau
petatah: “Iduik Ciri utama orang Petiti:
dikanduang berpendidikan adalah Nan kuriak iyolah kundi,
adat” memiliki budi pekerti yang Nan Merah iyolah sago,
Peserta didik baik Nan bayiak iyolah BUDI,
memili : Salah satu syarat yang Nan indah iyolah baso
“Baso bayiak, dikehendaki oleh adat
budi katuju Minankabau yang Anak ikan dimakan ikan
dek urang bermutu tinggi dan Gadang ditabek anak tanggiri
banyak” berakhlak baik adalah: Ameh bukan, pangkatpun bukan
BUDI. Terkait dengaan Budi elok nan rang haragoi
Budi meliputi :
“sifat-sifat baik yang Dulang ameh baok balayia,
dikehendaki adat” Batang Bodi baok pananti
Misalnya ; Kebersamaan, Utang ameh bulia dibayia,
serasa, sehina, semalu, Utang Budi dibaok mati.
tenggang manenggang,
sosial, Baso basi, tolak Pucuak pauah sadang tajelo,
ansur dsb. Panjuluak bungo galundi
Nak jauah silang sangketo
Pahaluih baso jo basi

Anjalai tumbuah di munggu


Sugi-sugi dirumpun padi,
Nak pandai sungguah baguru
Nak tinggi naiakkan BUDI

petatah: adat Berdasarkan BUDI, maka Petitih:


“Lamak dapat tumbuh nilai-nilai Mandapek samo balabo,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


49

diawak, katuju kebersamaan yang serasa, Kahilangan samo barugi,


dek urang”. sehina, semalu, Urang Ado samo dimakan,
minang selalu memelihara Ndak ado samo dicari,
Peserta didik rasa persaudaraan Kabukik samo mandaki,
memiliki nilai- sahabat karib, yang Kalurah samo manurun
nilai kepekaan dikenal dengan Sasakik sasanang,
terhadap: “badunsanak.” Sahino samalu.
“rasa
kebersamaan Ciri-ciri urang
, Saraso, badunsanak/sapasukuan menurut
sahino, adat Minangkabau:
samalu dalam Sasandi sarumah gadang,
badunsanak” Sakaturunan (Geneologis),
(persatuan Sasakik sasanang, sahino samalu
dan Ndak ado samo dicari,
kebersamaan) Kok ado samo dimakan,

“Sakik di awak sakik dek urang


Lamak diawak, katuju dek urang”.

petatah: “Iduik Maka perkembangan Petitih :


dikanduang dalam diri seseorang batasan dalam berprilaku
adat” menurut adat adalah budi “Jikok cadiak jaan manjua,
Peserta didik yang tinggi sehingga Kok gadang jan malendo,
memiliki membatasi dirinya untuk Yo kok tinggi jaan manyundak
“Budi tidak melakukan laku Gapuak nan indak mambuang lamak,
Bayiak, baso perbuatan yang Cadiak nan indak mambuang
katuju” merugikan orang lain, kawan”
sehinga buruk akibatnya.
“Tidak melakukan laku Malawan guru jo kajinyo,
perbuatan buruk yang Malawan mamak jo Adatnyo,
merugikan orang lain” Pantangan.......
Kok Malawan ka guru ilang ilmu,
Jikok Malawan ka mamak
hilang/indak dapek pusako
Dek ribuik rabahlah padi, dicupak
datuak tumangguang, hiduik kalau
tidak babudi, duduak tagak kamari
tangguang

petatah: Berbudi adalah berbuat Petiti:


“Iduik sesuatu yang terbaik baik Kaluak paku kacang Balimbiang,
dikanduang terhadap orang lain, Pucuaknyo lenggang-lenggokkan
adat” keluarga, suku, kampung, Dibaok ka Saruaso
Peserta didik nagari, bahkan bangsa Anak di pangku, kamanakan di
memiliki: dan negara. bimbiang,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


50

Pribadi Nan Menjaga dan memlihara Urang kampuang patenggangkan,


paduli jo kewajiban bagi pribadi Jago nagari, sarato jo adatnyo
Mamaliaro orang minang.
Budi adalah prinsip dasar Tibo di kaba bayiak baimbauan,
adat Minangkabau Tibo di kaba buruak bahambauan,

petatah: “Iduik Mamaliaro tingkah Petiti:


dikanduang kurenah, laku perangai, Kok mandi dibawah-bawah,
adat” lisan nan berbudi tinggi, Kok manjauak di ilia-ilia,
Peserta didik sehingga tidak merugikan Jikok bakato, paliaro lidah,
mampu diri sendiri maupun Jikok bajalan, paliaro kaki,
“Sopan jo menyinggung orang lain. Lidah tataruang ameh padanannyo,
Santun“ Kaki tataruang inai padannyo,
Mangango mangko mangecek,
Malangkah mako bajalan
Dikabek jo aka budi
Di lilik jo baso bayiak
Muluik manih talempong kato,
Gulo biak baso dibibie,
Banamo adat sopan santun
Nak jan jauah panggang pado api,
Lataan sasuatu pado tampeknyo.

petatah: “Iduik Dalam banyak hal dan Pulai bapangkek naiak,


dikanduang memecahkan masalah maninggakan rueh jo buku.
adat” menyangkut orang lain Manusiabapangkek turun,
Peserta didik mesti memiliki karakter Maninggakan Adat jo Pusako
berkepribadia Cadiak Candokio, Arih Manusia tahan kieh,
n bijaksano Binatang tahan palu,
“Arih Tau dek bayang kato sampai,
Bijaksano, Tau eriang jo gendeang,
cadiakcandok Tagisia labiah bak kanai,
io“ Tasingguang labiah bak jadi,
Tau dek rantiang ka mancucuak, tau
dahan kamanimpo, gabak diulu
tanndo ka ujan, cewang dilangik
tando ka paneh,
Kilek camin lah kamuko, kilek
baliuang ka kaki, takilek ikan dalam
ayia,
tantu jantan batinonyo.

petatah: “Iduik Segala sesuatu dihadapi Petiti:


dikanduang dengan lapang dada , Tak ado karuah nan indak janiah,
adat” Tak ado kususik nan indak salasai,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


51

“Tangguang dan tidak ada masalah


Jawek, yang tidak dapat Pandai bakisa tagak, bakisa ditanah
tenggang dipecahkan/diselesaikan. nan sabingka,
raso, tanggung jawab secara Pandai bakisa duduak, bapaliang di
kegotong bersama-sama, bisa lapiak nan sahalai,
royongan. bekerja sama dan sama-
sama bekerja sampai Duduak surang basampik-sampik,
selesai dengan penuh Duduak basamo balapang-lapang.
tanggung jawab
Barek samo dipikua,
Ringan samo di jinjiang,
Nan saketek samo di paminyak,
Nan Banyak samo di pamandi
Hati tungau samo di cacah,
Hati Gajah samo di lapah

petatah: “Iduik Dalam hidup kita harus Petitih:


dikanduang waspada, dan kuat Dek ketek taanjo-anjo, lah gadang
adat” pendirian, jangan mudah tabao-bao, lah tuo tarubah tido,
“Bapandirian terombang-ambing oleh sampai mati manjadi paranggai,
Taguah bisa bebagai asuang fitanah,
dipicayo”. sugi jo siasek, adu domba Antah mangulak dari ilia
dari pihak-pihak lain Antah Galodo dari ulu
Didalam pergaulan Iman nan indak buliah ratak,
hendaklah mempunyai Kamudi indak buliah patah,
pendirian yang kokoh, dan Padoman indak buliah tagelak,
selalu dijalan yang benar Haluan nan indak buliah barubah
Condong jan kamari rabah,
luruih manantang barieh Adat

Pantangan .................

“Dondong ayia, dondong dadak”,


“Jaan Sarupo Pimpiang dileriang,”
“Cando jawibalang punuang,
“Cando Jawi gadang dilabuah”
“Jaan pandai baminyak ayia” ,
dalam baiyo baindaan
Jalan baduo ndak batigo,
Ta impik nak diateh,
takuruang nak dilua
jaan Manuhuak kawan sairiang,
mangguntiang dalam lipatan
(tidak setia/amanah)
(Jaan bamuko duo, / Munafiak)

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


52

Jikok kailia karantau ikia,


Kok Mudiak ka padang sibusuak,
Singgah nan lalu di disikabau
Kok Janji jan maungkie,
Titian Binaso lapuak,
Pantangan dek urang minangkabau.
petatah: “Iduik Jangan Serba Tanggung, Petiti:
dikanduang Lakukan sesuatu dengan Alang tukang Binaso kayu,
adat” sungguh-sungguh dan Alang cadiak binaso adat,
“bersungguh- berhasil tentu disertai Alang alim rusak agamo,
sungguh, jaan ikhtiar dan Do’a. Jangan Alang sapaham rusak nagari.
kapalang melakukan sesuatu secara
tangguang” asal asalan, ikut ikutan Dek ribuik kuncang ilalang,
saja, karena hal itu Katayo panyalin lantai,
takkan berguna Kok iduik jaan mangapalang,
Kok tak kajo barani pakai.

Baburu ka padang data,


Dapeklah ruso balang kaki,
Baguru kapalang ajar,
Bak bungo, kambang tak jadi.
petatah: “Iduik Masyarakat adat Petiti:
dikanduang Minangkabau terdiri dari “Rang gadih bakarek kuku,
adat” Nagari-nagari. Lebih Dikarek jo pisau sirawik,
“bela nagari kurang 500 nagari Pangarek batuang tuonyo,
“ diminangkabau yang Batuang tuo elok kalantai.
sekaligus merupakan Nagari baka ampek suku,
kampuang halaman nan Dalam suku ba buah paruik,
Tacinto. Kita menempati Kampuang Banan tuo,
wilayah yang disebut Rumahgadang batungganai,
nagari
Tiap-tiap nagari memiliki “Manyampak sambia ka hulu,
batas wilayah, ciri khas Kanai pantau dek manjalo,
dan ciri-ciri nagari. Adat luhak bapangulu,
Kok rantau dibari barajo”

Syarat-syarat nagari

“Basawah baladang,
Basasok bajarami,
Baladang batumpalak,
Balabuah nan golong,
batapian tampek mandi,
Barumah tanggo,
Bakorong bakampuang,
Babalai-balai, bamusajik,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


53

Batanah lapang,
Ba pandam pakuburuan”

“Tagak Badunsanak, bela


dunsanak,
Tagak kampuang, mamaga
kampuang,
Tagak suku, mamaga suku,
Tagak Nagari, bela nagari,
Tagak babangso, mamaga bangso”.
petatah: “Iduik Masyarakat Minangkabau Petiti:
dikanduang disebabkan alamnya yang “Karatau madang di ulu,
adat” sempit, berbukit, sumber Babuah babungo balun,
Karakter daya alam terbatas, Marantau Bujang dahulu,
Marantau ditambah lagi rang laki- Di kampuang paguno balun”.
Urang Minang laki diminang lalok di
surau tak mewarisi “Jikok Buyuang pai ka danau,
pusako, maka menjadikan Iyu bali, belanak beli
suku Minang menjadi Ikan Panjang Bali da ulu
suka merantau untuk Jikok buyuang pai marantau,
merubah nasip, mencari Ibu cari dunsanak cari,
pengalaman maka Orang Induak samang cari da ulu”
minang berwatak
kosmopolit, marantau “Jo kok pandai Bakain Panjang
menjadi ciri-ciri orang Labiah nan dari bakain saruang,
Minang. Kok Pandai Bainduak samang,
Labiah nan dari dusanak kanduang
“.

“Satinggi-tinggi tabang bangau,


Pulangnyo kakubangan juo,
Sajauah-jauah pai Marantau,
Orang Minang meski Akhianyo pulang kakampuang juo”
berada dan pergi
merantau, namun Pantangan.....
kampung halaman tidak Hujan ameh di rantau urang,
pernah dilupakan. Ujan batu di kampuang kito,
Bahkan ikut membantu Kampuang nan usah dilupokan.
biaya kemenakan
dikampung,
pembangunan mesjid
mushalla,MDA, Surau,
membiayai kegiatan seni
Budaya dll.
petatah: Dimanapun Orang Minang Petatah adat:
“Dimaa Marantau, menetap “Dimaa bumi di pijak,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


54

bumi di namun pandai Disinan langik di jujuang,


pijak,Disina menyesuaikan diri, suka Disinan rantiang di patah,
n langik di dan pandai bergaul, , dimano sumua dikali,
jujuang” dihargai kawan dan disinan aia disauak,
lawan. dimano nagari diunyi
“Pandai disinan Adat nan dipakai.
manyasuaika Ditinggakan mamak, didapati
n diri” mamak, inggok mancakam, tabang
basitumpu (mangaku
mamak/anggota suku baru)
Petitih :
Bakpo Udang, baitu pulo Sirangkak,
Bak po urang baitu pulo awak.
Kok tibo di kandang kambiang
mambebek,
Dikandang kabau manguek,
Dikandang Harimau mangaum,
Namun jaan manjadi kambiang,
Dan Pantangan pulo manjadi kabau,
petatah: Masyarakat Minang tidak Pepatah:
“Lataan mengenal kasta, kaya Nan tuo di hormati, Nan ketek
sasuatu pado miskin, golongan atas dilindungi,
tampeknyo” bawah, berada pada Samo gadang lawan baiyo,
“Malata an status yang sama, namun Baiyo jo adiak, batido jo kakak,
sasuatu pado sangat menghormati Barek samo dipikua, ringan samo
tampeknyo” perbedaan dan dijinjiang,
menempatkan laku Sahino samalu, salarang,
perbuatan sesuai dengan sapantangan, sasakik, sasanang
baris adat yaitu “ Adat Sakik dek awak sakik dek urang,
nan ampek yaitu Alua jo Lamak diawak, katuju dek urang.
Patuik, raso jo pareso”
Orang Minang apabila
tidak menjalankan adat Petitih :
ini dinilai “indak tau jo
ampek” Jikok mamakan durian, kulik nan
usah ka laman urang, luko kaki luko
bibie badantiang tali silaturrahmi.
Lidah tataruang ameh padanannyo,
Kaki tataruang inai padanannyo,
Nak jan jauah panggang pado api,
Lataan sasuatu pado tampeknyo.

petatah: Melambangkan peranan Petiti:


“Bundo seorang (Ibu) perempuan. Bundo Kanduang,
Kanduang Bundokanduang sebagai Limpapeh rumah nan Gadang,
Limpapeh pusat dari segala potensi Amban puruik pagangan kunci,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


55

rumah nan kaum, limpapeh rumah Amban putuik alung bunian,


Gadang” nan gadang, mengasihi, Pusek jalo Pumpunan tali,
mamaliaro, mengayomi Hiayasan dalam nagari. Nan gadang
seluruh anggota keluarga Basa batuah,
dengan penuh kasih Jadi unduang-unduang ka Madinah,
sayang. Ka payuang panji ka Sarugo.

petatah:  Segala sesuatunya ada Penerapan: Petitih:


“Bajanjang ketentuan yang Babilang dari aso
naiak, berlaku, dan kita Mangaji dari alif
batanggo menyesuaikan dengan Naiak dari janjang nan di bawah
turun” ketentuan atau Turun dari tanggo nan di ateh
“Bajanjang tatatertip yang ada. Bajanjang nayiak,
naiak,  Taat azas, Berdisiplin, Batanggo turun,
batanggo komitmen, dedikasi
turun”. adalah bahagian dari Penerapan Pepatah
adat ini. Bajanjang nayiak,
 SOP, Prosedur, Metode Batanggo turun,
juga terkait dengan
adat ini. Kamanakan barajo ka mamak
Mamak barajo ka pangulu
Pangulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka nan bana
Bana badiri sandirinyo
manuruik alua jo patuik,
Manurui patuik jo mungkin
(sebelum Islam)
Manuruik kitabullah dan sunnah
rasul (setelah Islam)

Petatah: Petatah:
Adat babarih Manusia adalah makhluk Adat babarih jo balabeh,
babalabeh, yang bermasyarakat Zoon saiyo sakato,
saiyo sakato, Politicon, Aristoteles. sabarek sapikua,
sabarek Dalam saringan sajinjiang,
sapikua, hidupbermasyarakat kita sailia samudiak
saringan perlu prinsip-prinsip ado samo dimakan
sajinjiang hidup ndak ado samodicari
bermasyarakatsesuai
adat.

“Iduik Bakati samo barek,


bamasyarakat Baukua samo panjang,
” Tibo di mato indak dipiciangkan,
Tibo di paruik indak dikampihkan,

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


56

Tibo di dado indak dibusuangkan,


Nan ado samo dimakan
Indak ado samo dicari,
Hati gajah sampo dilapah
Hati tungau samo dicacah
Barek samo dipikua,
ringan samo dijinjiang
Ka bukik samo mandaki,
ka lurah samo manurun
Nan ado samo dimakan,
indak ado samo dicari
Kok jauah kana-mangana,
kok dakek jalang-manjalang
Tatilantang samo minum aia,
tatilungkuik samo makan tanah
Malompek samo patah,
marunduak samo bungkuak

petatah: “Adat petatah: “Iduik Petitih:


maniru dikanduang adat” Alua samo dituruik,
manuladan” Alam Takambang jadi guru jalan pasa samo ditampua
Siswa pandai merupakan dasar falsafah Adat samo dipakai,
maniru jo Adat minangkabau. limbago samo dituang
Manuladan Menyesuaikan dan
menyeleraraskan hidup Nan maniru manuladan,
dengan alam maniru nan bak urang nan bak awak
manuladan, adalah Mancontoh ka nan ado,
prilaku yang penting manuladan ka nan sudah,
menurut adat. Maambiak tuah ka nan manang,

Mandapek samo balabo,


kahilangan samo rugi
Maukua samo panjang,
manimbang samo barek
mambilai samo laweh
Baragiah samo banyak,

petatah: “Iduik Adat dan Syara’ di Petiti:


dikanduang Minangkabau adalah dua Cupak basitalago panuah,
adat” ajaran yang mutlak undang maisi kandak,
dipakai dan diamalkan. bak kain pambaluik tubuah,
Yaitu adat dan islam. paralu dipakai tak buliah tidak
Syara’ mangato, adat
mamakai.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA


57

petatah: Sifat pemuda-pemudi yang Petiti:


Capek kaki terpuji dan dikehendaki Capek kaki ringan tangan,
ringan tangan, oleh Adat dan agama di capek kaki indak panaruang,
Siswa memiliki Minang kabau. Yakni ringan tangan bukan pamacah
karakter : tangkas dan kesatria tetapi
Capek kaki tidak melampaui Cancang tadadek jadi ukia,
ringan tangan kesopanan. kuah talenggang ateh nasi
(Kreatif,
Inovatif) Calak-calak ganti asah,
pananti tukang manjalang datang,
panunggu dukun manjalang tibo,
duduak marawik ranjau.
Tagak maninjau jarak.

Pantangan........
Orang Minangkabau
pantang menganggu Petitih:
orang, berbuat onar, Capek tangan ta jambaukan
mencuri dsb. Musuh (mencuri),
tidakdi cari, ketemu Capekkaki la talangkahkan, (Aniaya)
pantang dielakan.

Seseorang yang panjang “Cadiak malam


angan-angan, tetapi biguangnyo siang”, (Bingung)
satupun tak dapat “gilo maukia kayu tagak.” (Malas)
dikerjakannya, rencana
tinggal rencana,
mempunyai sifat pemalas.

Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat Pedoman Pengintegrasian SMA

Anda mungkin juga menyukai