TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... i
TIM PENYUSUN .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
SAMBUTAN GUBERNUR .............................................................................................. iv
SAMBUTAN KEPALA DINAS .........................................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Dasar Hukum .................................................................................................2
C. Konsep Integrasi ...........................................................................................3
D. Tujuan ...........................................................................................................5
E. Hasil yang Diharapkan ..................................................................................5
F. Evaluasi .........................................................................................................6
BAB II PELAKSANAAN
A. Karakteristik Mata pelajaran .........................................................................7
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran .....................................................................8
C. Gambaran Umum Pelaksanaan Integrasi ......................................................8
D. Pendekatan Pembelajaran ..............................................................................8
E. KD yang Bermuatan Nilai Al Qur.an dan Budaya Minangkabau .................9
F. Strategi Pembelajaran ...................................................................................9
G. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran .................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................................12
B. Rekomendasi ...............................................................................................12
Daftar Perpustakaan ................................................................................................................... 13
Lampiran ...............................................................................................................................
1. Silabus Integrasi lquran dan BAM ..................................................................
2. RPP Model ......................................................................................................
3. Suplemen Bahan Ajar ......................................................................................
4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................................................................
Program pengintegrasian ini, merupakan realisasi dari visi pemerintah Provinsi Sumatera
Barat yaitu terwujudnya Sumatera Barat yang madani dan sejahtera dan sejalan pula dengan
program prioritas kabinet kerja tentang, implementasi Program Revolusi Mental dalam
NAWACITA yang dicanangkan oleh Presiden RI. Perubahan, pengembangan dan Penguatan
Pendidikan Karakter yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
yang mengakomodir kebutuhan dan kearifan lokal demi melestarikan nilai-nilai tradisi Budaya
Alam Minangkabau yang terkenal dengan “Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah.
Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”. Pengintegrasian nilai-nilai religius,
pewarisan nilai Budaya Minangkabau terintegrasi dalam pembelajaran untuk mewujudkan peserta
didik yang memiliki nilai religius, cerdas, nasionalisme, integritas, gotong royong, berbudaya, dan
mandiri.
Saya berharap kehadiran buku pedoman Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran jenjang pendidikan SMA dan SMK di Sumatera
Barat dapat memberi solusi dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di kalangan generasi
muda dalam membentuk dan mendukung pendidikan karakter yang berlandaskan pada Agama
Islam dan budaya.
Panaskan makanan sebelum diberikan ke teman
Makan direbut bersama saling kejaran-kejaran
Dinas Pendidikan Sumbar buat buku pedoman
Integrasikan nilai agama & adat pada mata pelajaran
Khusus kepada peserta didik/generasi muda sebagai pewaris bangsa agar dapat
mengimplementasikan pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai Budaya Alam Minangkabau sebagai
salah satu upaya dalam pembentukan dan pembinaan pendidikan karakter dalam kehidupan nyata
baik secara perorangan maupun berkelompok, dilingkungan sekolah maupun di tengah
masyarakat.
Kepada Bapak Ibu yang telah menyusun pedoman ini
Karyanya selalu dinanti untuk kemajuan Sumatera Barat
Buku pedoman yang telah disusun agar dapat dipedomani
Mudah-mudahan dapat diaplikasikan di tengah masyarakat
Selaku Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat, merasa bahagia dan bangga dengan
adanya program Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA/SMK, sehingga semua peserta didik dan guru dapat menginternalisasikan
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangakabau setiap saat melalui pembelajaran di
sekolah dan luar sekolah, yang dikelola oleh guru atau pendidik. Untuk itu saya menghimbau pada
semua pendidik di Sumatera Barat terutama SMA/SMK agar selalu mengembangkan diri untuk
meningkatkan kompetensi religius dan kompetensi sosial, melalui program integrasi ini, yang pada
saatnya dapat menjadi tauladan bagi peserta didik dalam mengembangkan karakter yang islami
dan berbudaya Minangkabau, terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Padang, September 2017
GUBERNUR SUMATERA BARAT
IRWAN PRAYITNO
Konsep integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata
pelajaran tidak menambah beban belajar peserta didik melainkan diharapkan dapat menjadi
motivasi dan percepatan pencapaian kompetensi religius dan sosial peserta didik, sesuai dengan
Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi, hanya
mengintegrasikan nilai- nilai pendidikan Al-Qur’an dan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau ke
dalam proses pembelajaran di kelas.
Diharapkan melalui program ini peserta didik mampu mengembangkan pemahaman dan
menerapkan nilai-nilai Agama (Al-qur’an) dan nilai-nilai budaya Minangkabau melalui capaian
Kompetensi ( KD ) yang relevan setiap mata pelajaran. Sehingga tamatan SMA/SMK sumatera
Barat memahami konsep “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato, Adat
Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
pendidikan di Sumatera Barat mencerminkan pendidikan yang bernuansa Minangkabau yang
menghasilkan generasi muda emas memiliki 3 dimensi yaitu intelektual hebat, agama yang taat
dan budaya yang kuat.
Akhir kata, sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa saran dan kritikan yang
membangun demi kesempurnaan program ini untuk ke depannya sangat diharapkan. Semoga
program ini dapat berjalan dengan baik, Aamiin.
Padang, September 2017
Kepala Dinas,
Drs. H. Burhasman, MM
NIP. 195904241984031006
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tengah kuatnya arus globalisasi dan modernisasi serta perkembangan teknologi saat ini,
kita dihadapkan dengan berkembangnya paham neoliberalisme dan sekulerisme yang memberikan
akses bagi generasi muda untuk bebas menganut aliran apapun, bebas berkomunkasi, bebas
berpendapat dan bebas berekspresi serta bebas membina hubungan dan berkomunikasi dengan
siapapun. Hal ini berpotensi merubah tatanan budaya turun temurun yang sudah ada.
konsekuensinya, para generasi muda akan kehilangan jati dirinya akibat tergerus oleh
perkembangan zaman, sesuai dengan pesan adat dibawah ini:
Berangkat dari kondisi saat ini, kita berharap kedepan peserta didik bertingkah laku sesuai
dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau. Sebagaimana pesan adat
Minangkabau “nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang lawan baiyo”, adagium
budaya minang ini sudah mulai pudar karena tergeser oleh teknologi komunikasi dan inforrmasi
seperti media virtual dan media sosial yang berkembang saat ini. Mereka kurang peduli dengan
orang tua, guru, teman dan masyarakat, karena mereka asyik dengan dirinya sendiri.
Untuk meminimalisir terjadinya situasi yang semakin buruk lagi, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat berusaha menemukan solusi untuk membentengi generasi muda Sumatera
Barat dengan mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
semua mata pelajaran di kelas.
Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran di SMA yang meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, PKWU/PKK, dan Penddikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Kimia, Fisika,
Biologi, Geografi, PPKn, Seni dan Budaya, Sejarah maupun Ekonomi. Oleh karena itu, nilai-nilai
kearifan lokal seperti budaya, dan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang lebih dikenal dengan
Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai,
Alam Takambang Jadi Guru” di Sumatera Barat perlu diintegrasikan kedalam proses
pembelajaran sesuai dengan motto “Think Globally, Act Locally”.
Konsep integrasi Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam Minangkabau pada semua mata
pelajaran ini tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Setiap minggunya peserta didik
tetap belajar dengan mempedomani KI dan KD pada permen No. 24 tahun 2016. Dalam hal ini,
tidak ada penambahan content materi pembelajaran sesuai struktur kurikulum yang berlaku.
Pengintegrasian Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau ini dilakukan dalam upaya
penguatan pendidikan karakter (PPK) dan implementasi Kurikulum 2013.
Menginternalisasikan/mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
yang menjadi adagium orang Minangkabau, yakni: “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah (ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru” merupakan
program penguatan pendidikan karakter.
Tidak semua Kompetensi Dasar (KD) yang bisa diintegrasikan dengan nilai Al Qur’an dan
budaya alam Minangkabau. Penentuan KD yang bisa dintegrasikan ini dilakukan setelah
menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD. Produk dari analisis ini menghasilan silabus setiap mata
pelajaran yang telah diintegrasikan tersebut. Selanjutnya, silabus diikuti dengan perancangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. RPP
dilengkapi dengan suplemen bahan ajar yang jelas. Dalam hal ini, Pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau itu tidak perlu dinilai/dievaluasi. Yang dinilai hanyalah konten materi
yang di ada di KD. Sedangkan Langkah-langkah membuat silabus dan RPP tetap sejalan dengan
amanat Permendikbud No.22 tahun 2016.
Tahun pelajaran 2017/2018 ini akan menjadi tahun pertama pelaksanaan program integrasi
Pendidikan Al Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau di SMA/SMK se - Sumatera Barat.
Penyelenggaraan program ini, dikelola oleh kepala sekolah bersama wakil kurikulum agar guru
mata pelajaran dapat menyiapkan prangkat pembelajaran yang mengintegrasikan Pendidikan Al
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau tersebut di atas. Seiring dengan itu diharapkan sekolah
dapat mengelola pelaksanan pembelajaran dengan didukung oleh program akademik dan non
akademik yang relevan secara efektif dan efesien.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan program integrasi ini, Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Barat telah menyiapkan buku panduan pelaksanaan program di sekolah untuk semua
mata pelajaran. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di kelas dengan
mempedomani buku panduan ini.
B. Dasar Hukum
8. Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 3 tahun 2007 tentang Kebijakan Pendidikan
Alqur’an;
9. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Sumatera Barat tahun 2005 s/d 2025;
10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 8 tahun 2016 Pembentukan dan Sususnan
Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat;
11. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021;
12. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN ) nomor 1 tahun 2016 tentang tata
cara pengalihan personil bidang pendidikan menengah yang beralih dari kabupaten/kota ke
Provinsi;
13. Permendagri Nomor 13 tahun 20016 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Gubernur Nomor 70 tahun 2010 tentang Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan
Al Qur’an;
15. Peraturan Gubernur Nomor 71 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum
Muatan Lokal Pendidikan Al Qur’an;
16. Peraturan Gubernur Nomor 73 Tahun 2012 tentang Pentunjuk Pelaksanaan Pendidikan
Karakter;
17. Peraturan Gubernur Nomor 48 tahun 2014 tetang Pedoman Penyelenggaran Pembelajaran
di Sekolah dan Madrasah pada bulan Ramadhan.
C. Konsep Integrasi
terpisah dan tidak dalam waktu bersamaan. Pengkajian ayat Al Qur’an/hadis dan Budaya Alam
Minangkabau untuk KD. Upaya mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau ini tidak mesti hadir bersamaan pada tiap-tiap KD, adakalanya satu KD hanya bisa
diintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an saja atau Budaya Alam Minangkabau saja. Namun tidak
menutup kemungkinan keduanya bisa diintegrasikan pada satu KD.
Pengintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan budaya alam Minangkabau diupayakan dapat
menjadi motivasi dalam pembelajran dan mempermudah pencapaian kompetensi peserta didik
serta mengindari penambahan beban belajar.
D. Tujuan
Tujuan program integrasi pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada
mata pelajaran adalah untuk meningkatkan kompetensi religus dan sosial peserta didik agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebagai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
melalui pengembangan perangkat pembelajaran guru yang memadukan konsep Pendidikan Al-
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta mengimplementasikannnya dalam kehidupan seari-
hari.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program integrasi pendidikan Al Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau ini pada mata pelajaran adalah:
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam penguasaan konsep religius dan adagium adat
Minangkabau.
2. Meningkatnya kompetensi guru merancang persiapan perangkat pembelajaran yang
yang mengintegrasikan Pendidikan Al Qur’an dan budaya alam Minangkabau.
3. Meningkatnya kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran yang
mengintegrasikan pendidikan Al Qur’an dan budaya alam Minangkabau.
4. Meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap pendidikan Al Qur’an dan Budaya
Alam Minankabau yang dpat diterapkan dalam kehiduapan sehari-hari.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (Monev) dapat dilakukan oleh Kepala sekolah
dibantu oleh para wakil kepala sekolah dan guru senior di sekolah pada proses pembelajaran di
kelas. Monitoring dilakukan berdasarkan keterlaksanaan program pelaksanaan integrasi
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran. monitoring dan
pemantauan juga dilakukan untuk melihat dampak integrasi Pendidikan Al Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau ini dalam proses pembelajaran serta pada prilaku peserta didik sehari-hari.
Selanjutnya, evaluasi yang dilakukan untuk melihat progres keterlaksanaan Pengintegrasian
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada semua mata pelajaran mesti ditin
daklanjuti. Tindak lanjut program integrasi ini dilakukan berdasarkan kelemahan-kelemahan
pelaksanaan integrasi di sekolah. Hasil monev ini dilaporkan ke Dinas Pendidikan provinsi
Sumatera Barat pada setiap akhir tahun pelajaran.
BAB II
PELAKSANAAN
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi bagian penting dari kurikulum SMK. Peran
utama mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai penghela ilmu pengetahuan. Dengan
mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif maka peran bahasa
Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan
perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berperan
penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda ditingkat nasional. Dengan
bahasa Indonesia, peserta didik dapat mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya yang berkembang. Sebaliknya, peserta didik juga dapat mulai belajar
mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang berkembang di Indonesia.
Fungsi bahasa Indonesia bagi peserta didik SMK dapat dijelaskan berdasarkan peran dan
fungsi mereka sebagai (1) generasi muda terpelajar yang disiapkan untuk meneruskan ke jenjang
pendidikan setinggi-tingginya serta mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan kompetensi
yang mereka miliki untuk melanjutkan pembangunan Indonesia, (2) generasi muda yang memiliki
tanggung jawab sosial sebagai anggota keluarga dan masyarakat, dan (3) generasi muda yang
sedang menumbuhkan jati dirinya sebagai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan karakter
yang luhur.
Bahasa Indonesia juga memungkinkan peserta didik mulai mengenal nilai-nilai kearifan
lokal seperti budaya, dan keagamaan yang lebih dikenal dengan Adat Basandi Syara’, Syara’
Basandi Kitabullah (ABS-SBK)di Sumatera Barat perlu diintegrasikan kedalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Dalam pribahasa “Bahasa Menunjukkan Bangsa” malalui bahasa suatu bangsa
dapat diukur tingkat peradabannya.
Pedoman ini memuat (1) latar belakang, tujuan, ruang lingkup pedoman,dan sasaran
pedoman (2) substansi dan karakteristik mata pelajaran bahasa Indonesia, (3) kompetensi inti dan
kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia, (4) desain pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia, (5) model pembelajaran untuk mencapai tiap kompetensi dasar mata pelajaran bahasa
Indonesia, (6) penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia, (7) penggunaan sumber
belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, dan (8) peran guru sebagai pengembang budaya
sekolah.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki ruang lingkup masing-masing sesuai dengan
jenjang pendidikan yang ada. Ruang Lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia SMK/MAK
meliputi 15 jenis teks, yaitu: (1) teks anekdot, (2) teks eksposisi, (3) teks laporan hasil observasi,
(4) teks prosedur komplek, (5) teks negosiasi, (6) teks cerita pendek, (7) teks pantun, (8) teks cerita
ulang, (9) teks eksplanasi kompleks, (10) teks film/drama, (11) teks cerita sejarah, (12) teks berita,
(13) teks iklan, (14) teks editorial/opini, dan (15) teks novel.
Dalam kegiatan inti pembelajaran, pendidik sudah mengarahkan peserta didik pada
penanaman nilai-nilai agama. Seperti pada pemilihan topik materi Procedure Text, peserta didik
belajar prosedur tayamum dalam Islam sebelum melaksanakan shalat untuk kondidi-kondisi
tertentu. Pendidik menanamkan nilai bahwa orang Islam itu orang yang bersih dan selalu memjaga
kebersihan dan kesucian. Begitu juga dengan budaya Minangkabau nya yang mesti mengikuti
prosedur tertentu dalam menjalankan adat istiadat nya. Seperti sorang anak di Minangkabau tidak
boleh berbicara dan berprilaku kasar kepada orang tua.
D. Pendekatan Pembelajaran
Buku Panduan mata pelajaran bahasa Indonesia ini perlu disusun sebagai rujukan para guru
di sekolah atau para pemangku kepentingan agar memahami arah kebijakan pengembangan
kurikulum bahasa Indonesia.
Setelah melakukan analisis kurikulum 2013 Bahasa Indonesia SMK, maka dipeoleh
beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang bisa mengintegrasikan muatan lokal terkait nilai-nilai
agama dan budaya Minangkabau pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SMK (Terlampir). Setiap
KD ditelaah dan dihubungkan dengan nilai-nilai dalam agama Islam dan budaya Minangkabau.
Sehingga, dihasilkan sebagian besar KD bisa dintegrasikan dengan muatan lokal.
F. Strategi Pembelajaran
Dengan mengacu pada berbagai pendekatan tentang bahasa dan tentang belajar dan
pembelajaran, terdapat beberapa strategi yang dapat untuk mengembangkan kompetensi berbahasa
Indonesia, termasuk strategi belajar berbasis teks, kontekstual, berbasis masalah (problem-based),
mandiri (autonomous learning), berbasis tugas (task-based), berbasis proyek (project-based),
berbasis keingin-tahuan (inquiry) dan penyingkapan (discovery).
Dengan berbasis teks, proses pembelajaran terpusat pada tindakan-tindakan komunikatif
dengan menggunakan atau terkait dengan teks-teks yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik,
secara reseptif dan produktif, lisan dan dan tulis, dalam bentuk kegiatan berbicara, menyimak,
membaca, dan menulis yang terintegrasi secara alami dalam berbagai kegiatan komunikatif yang
bermakna.
Secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan
(preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh
langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di bawah ini terlihat bahwa tahap I
(persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di rumah. Ini membuktikan
bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang ada di rumah sampai
ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
Kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu bila digambarkan dalam
bentuk bagan akan tampak sebagai berikut.
Tahap Kegiatan
Seleksi (pemilihan bahan ajar dengan berpedo-man
kepada kurikulum.
I. Persiapan Gradasi (penyusunan bahan, tujuan, dan seba-gainya
sehingga menjadi rencana pembelajaran (RPP).
Presentasi awal (penyajian atau pengenalan bahan
II. Pelaksanaan kepada siswa)
Presentasi lanjut (pemantapan, latihan).
III. Penilaian Penilaian formatif (proses pembelajaran)
Catatan.
Pada kegiatan pembukaan, inti maupun penutup guru dapat mengaplikasikan adap sopan santun
orang Minangkabau sebagaimana yang di atur dalam Undang Undang Adat Dan Duopuluah yaitu
yang berhubungan dengan Sumbang Duobaleh di setiap prilaku siswa dalm proses
pembelajarannya sehingga terjadi pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan
memperbaiki sikap siswa bila ada yang sumbang.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kuatnya arus globalisasi dan modernisasi yang berpotensi dapat bergesernya nilai-nilai
agama dan budaya generasi muda Sumatera Barat, maka Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Barat berusaha menemukan solusi agar generasi muda kemampauan untuk beradaptasi dan
membentengi diri melalui program pengintegrasian nilai-nilai agama (Alqur’an) dan nilai-
nilai adat Minangkabau dalam pembelajaran di kelas.
Konsep integrasi nilai-nilai agama dan budaya Minangkabau ke dalam mata pelajaran
khususnya Bahasa Indonesia tidak mempengaruhi beban belajar peserta didik. Setiap
minggunya peserta didik tetap belajar Bahasa Indonesia sesuai dengan alokasi waktu yang
ditetapkan dengan mempedomani Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada
Permendikbud No. 24 tahun 2016. Dalam hal ini, tidak ada penambahan content materi, hanya
mengintegrasikan nilai agama dan dan budaya adat Minangkabau dalam pembelajaran di
kelas.
Pelaksanaan program integrasi nilai-nilai agama (Alquran) dan nilai-nilai budaya adat
Minangkabau pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan agar peserta mampu
mengembangkan pemahaman dan menerapkan nilai-nilai Agama (Alquran) dan adagium adat
Minangkabau “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’
Mangato, Adat Mamakai, Alam takambang jadikan guru” dalam kehidupan sehari-hari
yang disesuaikankompetensi dasar (KD) mata pelajaran. Sehingga pendidikan generasi
penerus di Sumatera Barat mencerminkan pendidikan rasa Rendang (orang Minang di
Minangkabau).
B. Rekomendasi
Melalui panduan ini diharapkan implementasi integrasi nilai-nilai Agama dan Budaya
Alam Minangkabau pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat berjalan dengan baik,
sehingga terwujudnya generasi penerus Sumatera Barat yang berkarakter dan membudayakan
adat Minangkabau. Sumbangan pikiran dari berbagai pihak berupa saran dan kritikan yang
membangun demi kesempurnaan panduan ini untuk ke depannya sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa Indonesia Kelas X: Buku Gru.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ratmil. 2017 , Sumbang Duobaleh, Padang
LAMPIRAN
SILABUS
INTEGRASI
AL QURAN &
BAM
SILABUS
Mata Pelajaran : Mulok B.Indonesia
Satuan Pendidikan : SMK
Kelas :X
SILABUS
Mata Pelajaran : Mulok B.Indonesia
Satuan Pendidikan : SMK
Kelas : XI
SILABUS
Mata Pelajaran : Mulok B.Indonesia
Satuan Pendidikan : SMK
Kelas : XII
A. Kompetensi Inti
Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi
yang terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial, (3)
kompetensi pengetahuan pengetahuan, dan (4) kompetensi keterampilan. Rumusan
kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”, dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yakni keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan digunakan sebagai dasar bagi guru
dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks cerita rakyat
2. Struktur dan kaidah teks cerita rakyat
3. Makna kata/istilah dalam teks cerita rakyat
4. Langkah-langkah menginterpretasi teks cerita rakyat
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1,
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi struktur teks cerita rakyat baik melalui lisan maupun tulisan
3.1.2 Menentukan kaidah/ciri kebahasaan teks dalam cerita rakyat.
Pendahuluan (10menit)
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca asmaul husna,
mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal
pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu Mengevaluasi
pengajuan, pertanyaan dan persetujuan dalam teks cerita rakyat.
4. Peserta didik memberikan motivasi dengan menayangkan surat Al – Isra’ ayat 23 dan
mengajak peserta didik memahami isi kandungan ayat tersebut.
5. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dipelajari.
6. Peserta didik menerima cakupan materi tentang menganalisis isi, struktur, dan
kebahasaan dalam ceramah dan mengonstruksinya tentang permasalahan aktual
dengan memerhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan struktur yang tepat melalui
penanaman nilai religius.
Pertemuan ke-2,
Indikator:
4.1.1 Menentukan makna kata/ istilah dalam teks cerita rakyat
4.1.2. Menafsirkan isi yang terdapat dalam teks cerita rakyat
Pendahuluan (10menit)
1. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca asmaul husna,
mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
2. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal
pelajaran.
3. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu Mengevaluasi
pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks rakyat.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dipelajari.
5. Peserta didik memberikan motivasi dengan menayangkan petatah dan petitih tentang
kesantunan berbahasa.
Bajalan batolan, bakato baiyo
Baiak rundiang jo mufakaik.
Turuik panggaja urang tuo
Supayo badan nan salamaik.
F. Teknik Penilaian
Catatan terhadap peserta didik pada 1. Identifikasilah struktur teks cerita rakyat
kegiatan tersebut dapat dijadikan tersebut!
penilaian sikap selama mengikuti 2. Tentukanlah kaidah/ciri kebahasaan yang
pembelajaran dan mengerjakan terdapat dalam cerita rakyat tersebut yakni:
tugas (bendel portofolio): a. Konjungsi temporal
ketekunan, kerjasama, semangat, b. Nominalisasi
ketelitian, kerapihan, kebersihan,
keseriusan.
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran (termasuk informasi dari
portofolio) atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan isian lembar pengamatan
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
No. Aspek yang dinilai Kriteria Jawaban Skor
1. Struktur orientasi pada paragraf 1 1
b. Keterampilan
No. Aspek yang dinilai Ktriteria Jawaban Skor
1. Makna kata/istilah menuliskan 5 istilah berserta arti 5
Minangkabau
menuliskan 5 istilah berserta arti 4
menuliskan 5 istilah berserta arti 3
menuliskan 5 istilah berserta arti 2
menuliskan 5 istilah berserta arti 1
2. Isi teks menuliskan isi teks semua sesuai 5
menuliskan isi teks sebagian besar sesuai 4
menuliskan isi teks sebagian sesuai 3
menuliskan isi teks sebagian kecil sesuai 2
menuliskan isi teks hanyasedikit sesuai 1
Skor maksimal 10
Lampiran 1 Pertemuan 1
1. Bahan Ajar
1. Struktur Teks Cerita Rakyat
a. orientasi
b. tahapan peristiwa
c. koda (bisa ada bisa tidak)
2. Contoh Teks Cerita Rakyat
Malin. Si Malin yang hidup di lereng bukit Mura Padang yang waktu kecil selalu
dikundang( dibawa ) kemanapun Emaknya pergi, sehingga masyarakat
menyebutnya dengan nama Malin Kundang. Berita kedatangan Malin terdengar
juga oleh Emaknya.
"Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat
sangat tampan, dan istrinya juga sangat rupawan," ucap tetangganya.
Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat
merindukan anaknya selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari
menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat Malin dengan istrinya yang sangat
rupawan.
“Malin, kau pulang, Nak," seru ibunya.
Malin mengenali ibunya. Namun, ia malu mengakui orangtua yang
berpakaian sangat lusuh itu. Bagaimana ia akan menjelaskan kepada istrinya
tentang semua ini?
"Kau bilang ibumu sudah meninggal. Apa benar orangtua ini adalah
ibumu?" tanya istri Malin, bingung.
"Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku.” seru
Malin. Malin langsung memerintahkan anak buah kapalnya untuk kembali berlayar.
Sungguh sakit hati Ibunya mendengar perkataan Malin. Ibunya lalu kembali
pulang ke rumah. Sampai di rumah ia menangis dengan sangat sedih. Dengan
suara lirih ia berdoa " Ya Allah, kalau memang yang kutemui di pelabuhan tadi
memang tidak anakku Malin, maka selamatkanlah ia dalam pelayarannya. Namun,
apabila ia anakku, beri petunjuklah ia ke jalanMu yang benar.”
Pada saat itu kapal Malin sudah meninggalkan pelabuhan Muara dalam
cuaca buruk disertai hujan yang sangat lebat. Tiba-tiba kapal Malin disambar petir
yang sangat dahsyat disertai gelombang besar. Malin tersadar. Ia tidak bisa
bergerak Ia ketakutan dan lanngsung memekik minta ampun. Tapi... Tuhan
berkehendak lain kapal Malin terhempas ke pantai Air Manis. Malin dan kapalnya
menjadi batu.
Pesan moral dari Cerita Malin Kundang Singkat (Indonesia) adalah surga ada
di bawah telapak kaki ibu. Sayangilah ibumu, karena ibumu adalah manusia paling
berjasa dalam hidupmu.
1. Bahan Ajar
a. Makna kata/istilah
Kata adalah kumpulan bunyi yang memiliki arti.
Istilah adalah kata-kata bidang tertentu yang memilki makna sesuai bidangnya tersebut.
2. Instrumen Penilaian
Bacalah teks berikut!
megahnya kapal Malin. Maka beredar cerita bahwa pemilik kapal itu adalah si
Malin. Si Malin yang hidup di lereng bukit Mura Padang yang waktu kecil selalu
dikundang( dibawa ) kemanapun Emaknya pergi, sehingga masyarakat
menyebutnya dengan nama Malin Kundang. Berita kedatangan Malin terdengar
juga oleh Emaknya.
"Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat
sangat tampan, dan istrinya juga sangat rupawan," ucap tetangganya.
Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat
merindukan anaknya selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari
menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat Malin dengan istrinya yang sangat
rupawan.
“Malin, kau pulang, Nak," seru ibunya.
Malin mengenali ibunya. Namun, ia malu mengakui orangtua yang
berpakaian sangat lusuh itu. Bagaimana ia akan menjelaskan kepada istrinya
tentang semua ini?
"Kau bilang ibumu sudah meninggal. Apa benar orangtua ini adalah
ibumu?" tanya istri Malin, bingung.
"Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku.” seru
Malin. Malin langsung memerintahkan anak buah kapalnya untuk kembali berlayar.
Sungguh sakit hati Ibunya mendengar perkataan Malin. Ibunya lalu kembali
pulang ke rumah. Sampai di rumah ia menangis dengan sangat sedih. Dengan
suara lirih ia berdoa " Ya Allah, kalau memang yang kutemui di pelabuhan tadi
memang tidak anakku Malin, maka selamatkanlah ia dalam pelayarannya. Namun,
apabila ia anakku, beri petunjuklah ia ke jalanMu yang benar.”
Pada saat itu kapal Malin sudah meninggalkan pelabuhan Muara dalam
cuaca buruk disertai hujan yang sangat lebat. Tiba-tiba kapal Malin disambar petir
yang sangat dahsyat disertai gelombang besar. Malin tersadar. Ia tidak bisa
bergerak Ia ketakutan dan lanngsung memekik minta ampun. Tapi... Tuhan
berkehendak lain kapal Malin terhempas ke pantai Air Manis. Malin dan kapalnya
menjadi batu.
Pesan moral dari Cerita Malin Kundang Singkat (Indonesia) adalah surga ada
di bawah telapak kaki ibu. Sayangilah ibumu, karena ibumu adalah manusia paling
berjasa dalam hidupmu.
Sekolah : SMK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / 1
Materi Pokok : Kaba
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (2 X pertemuan)
B. Kompetensi Inti
Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi
yang terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial, (3)
kompetensi pengetahuan pengetahuan, dan (4) kompetensi keterampilan. Rumusan
kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”, dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yakni keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan digunakan sebagai dasar bagi guru
dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
N
C. Tujuan Pembelajaran
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1,
Indikator:
3.1.3 Mengidentifikasi struktur teks cerita kaba baik melalui lisan maupun tulisan
3.1.4 Menentukan kaidah/ciri kebahasaan teks dalam cerita kaba.
Pendahuluan (10menit)
7. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca asmaul husna,
mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
8. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal
pelajaran.
9. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu Mengevaluasi
pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks kaba.
10. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti (150 menit)
10. Untuk membangun konteks pembelajaran, peserta didik mengamati teks kaba
Minangkabau
11. Peserta didik bertanya jawab tentang teks kaba Minangkabau
12. Peserta didik berdiskusi mengisi format berdasarkan teks Minangkabau
13. Peserta didik berdiskusi tentang struktur, dan ciri kebahasaan teks cerita kaba.
14. Peserta didik menuliskan struktur, kaidah, dan isi teks cerita kaba.
15. Peserta didik membentuk kelompok belajar sesuai arahan pendidik.
16. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
17. Peserta didik menanggapi hasil diskusi
18. Peserta didik menyimpulkan hasil presentasi
Kegiatan Penutup (20)
8. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap pemecahan
masalah yang telah ditemukannya dan memberikan simpulan.
9. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami (refleksi)
saat memahami teks cerita kaba.
10. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik
mengenai teks cerita kaba.
11. Peserta didik mengerjakan post tes.
12. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut
pembelajaran.
13. Peserta didik menyimak penyampaian informasi tindak lanjut pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan ke-2,
Indikator:
4.1.1 Menentukan makna kata/ istilah dalam teks cerita kaba
4.1.2. Menafsirkan isi yang terdapat dalam teks cerita kaba
Pendahuluan (10menit)
6. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca asmaul husna,
mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
7. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal
pelajaran.
8. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu Mengevaluasi
pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks kaba.
9. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti (60 menit)
9. Untuk membangun konteks pembelajaran, peserta didik mengamati teks cerita
kaba Minangkabau.
10. Peserta didik bertanya jawab tentang teks cerita kaba Minangkabau.
11. Peserta didik berdiskusi mengisi format berdasarkan teks cerita kaba
Minangkabau.
12. Peserta didik berdiskusi tentang kata/istilah yang terdapat teks cerita kaba.
13. Peserta didik menuliskan makna kata/istilah serta isi teks cerita kaba.
14. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
15. Peserta didik menanggapi hasil diskusi
16. Peserta didik menyimpulkan hasil presentasi.
Kegiatan Penutup (20)
7. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap pemecahan
masalah yang telah ditemukannya dan memberikan simpulan.
8. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami (refleksi)
saat memahami cerita teks kaba.
9. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik
mengenai teks cerita kaba.
F. Teknik Penilaian
penilaian sikap selama mengikuti 2. Tuliskanlah tafsiranmua terhadap isi teks cerita
pembelajaran dan mengerjakan kaba Minangkabau
tugas (bendel portofolio):
ketekunan, kerjasama, semangat,
ketelitian, kerapihan, kebersihan,
keseriusan.
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran (termasuk informasi dari
portofolio) atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan isian lembar pengamatan
Pedoman Penskoran
c. Pengetahuan
No. Aspek yang dinilai Kriteria Jawaban Skor
1. Struktur orientasi pada paragraf 1 1
d. Keterampilan
No. Aspek yang dinilai Ktriteria Jawaban Skor
1. Makna kata/istilah menuliskan 5 istilah berserta arti 5
Minangkabau
menuliskan 5 istilah berserta arti 4
menuliskan 5 istilah berserta arti 3
menuliskan 5 istilah berserta arti 2
menuliskan 5 istilah berserta arti 1
Lampiran 1 Pertemuan 1
1. Bahan Ajar
1. Struktur Teks Cerita Kaba
a. orientasi
b. tahapan peristiwa
c. koda (bisa ada bisa tidak)
2. Contoh Teks Cerita Kaba
BATU MENANGIS
Dahulu kala ada seorangjanda yang hidup sendiri dengan satu anak perempuannya. Sejak
suaminya meninggal janda tersebut menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Ia bekerja
sebagai buruh tani, karena ia tidak memiliki sawah, maka ia pun membantu pekerjaan sawah
orang lain.
Semakin lama anaknya semakin dewasa dan menjadi perempuan yang cantik, akan tetapi
sifat dan perilakunya tidaklah secantik wajahnya. Di rumah ia hanya suka berdandan dan
pergi bermain kerumah teman-temannya. Sedangkan ibunya bekerja keras untuk
mendapatkan uang agar bisa membeli makanan dan kebutuhan lainnya. Anaknya tidak pernah
mau membantu ibunya membersihkan rumah, mencuci, apalagi membantu ibunya bekerja di
sawah, ia tidak mau mengerjakannya.
Pada suatu hari sang ibu pulang bekerja dari sawah. Ibunya merasa herankarena anaknya
tidak meminta uang gajinya, biasanya ia selalu meminta uangnya untuk membeli bedak
ataupun baju baru tetapi sejenak kemudian ia pun meminta kepada ibunya.
Anak: “bu… belikan aku bedak baru yang datang dari kota ya.. karena semua temanku sudah
membelinya”
Ibu: “ibu tidak bisa nak.. sekarang sudah musim tanam, ibu harus bekerja setiap hari”
Anak: “tak apalah bu tidak bekerja satu hari saja”
Ibu: “belilah nak dengan teman-temanmu sendiri”
Anak: “aku malulah bu kalau aku hanya bawa uang sedikit, ayolah bu.. ibu belikan bedak itu
kepasar kota”
Karena terus dipaksa oleh anaknya akhirnya ibunya pun mau asalkan anaknya juga mau ikut
ke pasar kota.
Esok harinya mereka pergi bersama. Sang gadis memakai baju yang bagus sedangkan ibunya
memakai baju yang sudah tua. Perjalanan dari rumah kepasar kota lumayan jauh. Hari
semakin panas, anaknya memakai payung untuk melindungi kulitnya sedangkan ibunya
dibiarkan kepanasan. Di perjalanan mereka bertemu dengan seorang pemuda
“nona… kenapa kau memakai payungnya sendiri, lihatlah ibumu kepanasan” kata sang
pemuda. “tidak apa-apa” jawab sang gadis.
Kemudian mereka bertemu lagi dengan salah satu tetangganya, tetapi tetangganya itu tidak
mengenali ibunya.
“nona… berjalanlah dengan sedikit pelan, lihatlah ibumu dia tertinggal”“Kaupikir dia ibuku,
bukan dia bukan ibuku, dia pembantuku”
“ tapi wajah kalian mirip”
“tidaklah kita tidak mirip” sambil berjalan dengan sedikit cepat. Sehingga ibunya makin
tertinggal jauh di belakang.
“Ibu cepatlah sedikit… aku ingin cepat sampai dan cepat pulang, ibu membuatku malu saja..”
teriak anaknya.
Mendengarucapan dari anaknya itu, sang ibu berhenti danterdiam, dalam hatinya ia memohon
kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu. Tak lama kemudian ketika gadis
itu mau melihat kebelakang kakinya terasa kaku, sulit digerakkan dan mulai berwarna hitam.
“ibu… kenapa dengan kakiku ini bu..?” “ibu tolong aku bu..?”iapun sadar bahwa itu adalah
hukuman dari Tuhan untuknya. “ibu maafkan aku…” teriak anaknya sambil menangis.
Kemudian seluruh tubuhnya berubah menjaadi batu dan masih menitikkan air mata. Ibunya
sangat sedih melihat hal itu tapi ibunya tidak bias berbuat apa-apa lagi karena hukuman itu
sudah menimpa anaknya.
a. Pengetahuan
Bacalah teks cerita kaba berikut!
BATU MENANGIS
Dahulu kala ada seorangjanda yang hidup sendiri dengan satu anak perempuannya. Sejak
suaminya meninggal janda tersebut menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Ia bekerja
sebagai buruh tani, karena ia tidak memiliki sawah, maka ia pun membantu pekerjaan sawah
orang lain.
Semakin lama anaknya semakin dewasa dan menjadi perempuan yang cantik, akan tetapi
sifat dan perilakunya tidaklah secantik wajahnya. Di rumah ia hanya suka berdandan dan
pergi bermain kerumah teman-temannya. Sedangkan ibunya bekerja keras untuk
mendapatkan uang agar bisa membeli makanan dan kebutuhan lainnya. Anaknya tidak pernah
mau membantu ibunya membersihkan rumah, mencuci, apalagi membantu ibunya bekerja di
sawah, ia tidak mau mengerjakannya.
Pada suatu hari sang ibu pulang bekerja dari sawah. Ibunya merasa herankarena anaknya
tidak meminta uang gajinya, biasanya ia selalu meminta uangnya untuk membeli bedak
ataupun baju baru tetapi sejenak kemudian ia pun meminta kepada ibunya.
Anak: “bu… belikan aku bedak baru yang datang dari kota ya.. karena semua temanku sudah
membelinya”
Ibu: “ibu tidak bisa nak.. sekarang sudah musim tanam, ibu harus bekerja setiap hari”
Anak: “tak apalah bu tidak bekerja satu hari saja”
Ibu: “belilah nak dengan teman-temanmu sendiri”
Anak: “aku malulah bu kalau aku hanya bawa uang sedikit, ayolah bu.. ibu belikan bedak itu
kepasar kota”
Karena terus dipaksa oleh anaknya akhirnya ibunya pun mau asalkan anaknya juga mau ikut
ke pasar kota.
Esok harinya mereka pergi bersama. Sang gadis memakai baju yang bagus sedangkan ibunya
memakai baju yang sudah tua. Perjalanan dari rumah kepasar kota lumayan jauh. Hari
semakin panas, anaknya memakai payung untuk melindungi kulitnya sedangkan ibunya
dibiarkan kepanasan. Di perjalanan mereka bertemu dengan seorang pemuda
“nona… kenapa kau memakai payungnya sendiri, lihatlah ibumu kepanasan” kata sang
pemuda. “tidak apa-apa” jawab sang gadis.
Kemudian mereka bertemu lagi dengan salah satu tetangganya, tetapi tetangganya itu tidak
mengenali ibunya.
“nona… berjalanlah dengan sedikit pelan, lihatlah ibumu dia tertinggal”“Kaupikir dia ibuku,
bukan dia bukan ibuku, dia pembantuku”
“ tapi wajah kalian mirip”
“tidaklah kita tidak mirip” sambil berjalan dengan sedikit cepat. Sehingga ibunya makin
tertinggal jauh di belakang.
“Ibu cepatlah sedikit… aku ingin cepat sampai dan cepat pulang, ibu membuatku malu saja..”
teriak anaknya.
Mendengarucapan dari anaknya itu, sang ibu berhenti danterdiam, dalam hatinya ia memohon
kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu. Tak lama kemudian ketika gadis
itu mau melihat kebelakang kakinya terasa kaku, sulit digerakkan dan mulai berwarna hitam.
“ibu… kenapa dengan kakiku ini bu..?” “ibu tolong aku bu..?”iapun sadar bahwa itu adalah
hukuman dari Tuhan untuknya. “ibu maafkan aku…” teriak anaknya sambil menangis.
Kemudian seluruh tubuhnya berubah menjaadi batu dan masih menitikkan air mata. Ibunya
sangat sedih melihat hal itu tapi ibunya tidak bias berbuat apa-apa lagi karena hukuman itu
sudah menimpa anaknya.
1. Bahan Ajar
a. Makna kata/istilah
Kata adalah kumpulan bunyi yang memiliki arti.
Istilah adalah kata-kata bidang tertentu yang memilki makna sesuai bidangnya tersebut.
2. Instrumen Penilaian
Bacalah teks berikut!
BATU MENANGIS
Dahulu kala ada seorangjanda yang hidup sendiri dengan satu anak perempuannya. Sejak
suaminya meninggal janda tersebut menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Ia bekerja
sebagai buruh tani, karena ia tidak memiliki sawah, maka ia pun membantu pekerjaan sawah
orang lain.
Semakin lama anaknya semakin dewasa dan menjadi perempuan yang cantik, akan tetapi
sifat dan perilakunya tidaklah secantik wajahnya. Di rumah ia hanya suka berdandan dan
pergi bermain kerumah teman-temannya. Sedangkan ibunya bekerja keras untuk
mendapatkan uang agar bisa membeli makanan dan kebutuhan lainnya. Anaknya tidak pernah
mau membantu ibunya membersihkan rumah, mencuci, apalagi membantu ibunya bekerja di
sawah, ia tidak mau mengerjakannya.
Pada suatu hari sang ibu pulang bekerja dari sawah. Ibunya merasa herankarena anaknya
tidak meminta uang gajinya, biasanya ia selalu meminta uangnya untuk membeli bedak
ataupun baju baru tetapi sejenak kemudian ia pun meminta kepada ibunya.
Anak: “bu… belikan aku bedak baru yang datang dari kota ya.. karena semua temanku sudah
membelinya”
Ibu: “ibu tidak bisa nak.. sekarang sudah musim tanam, ibu harus bekerja setiap hari”
Anak: “tak apalah bu tidak bekerja satu hari saja”
Ibu: “belilah nak dengan teman-temanmu sendiri”
Anak: “aku malulah bu kalau aku hanya bawa uang sedikit, ayolah bu.. ibu belikan bedak itu
kepasar kota”
Karena terus dipaksa oleh anaknya akhirnya ibunya pun mau asalkan anaknya juga mau ikut
ke pasar kota.
Esok harinya mereka pergi bersama. Sang gadis memakai baju yang bagus sedangkan ibunya
memakai baju yang sudah tua. Perjalanan dari rumah kepasar kota lumayan jauh. Hari
semakin panas, anaknya memakai payung untuk melindungi kulitnya sedangkan ibunya
dibiarkan kepanasan. Di perjalanan mereka bertemu dengan seorang pemuda
“nona… kenapa kau memakai payungnya sendiri, lihatlah ibumu kepanasan” kata sang
pemuda. “tidak apa-apa” jawab sang gadis.
Kemudian mereka bertemu lagi dengan salah satu tetangganya, tetapi tetangganya itu tidak
mengenali ibunya.
“nona… berjalanlah dengan sedikit pelan, lihatlah ibumu dia tertinggal”“Kaupikir dia ibuku,
bukan dia bukan ibuku, dia pembantuku”
“ tapi wajah kalian mirip”
“tidaklah kita tidak mirip” sambil berjalan dengan sedikit cepat. Sehingga ibunya makin
tertinggal jauh di belakang.
“Ibu cepatlah sedikit… aku ingin cepat sampai dan cepat pulang, ibu membuatku malu saja..”
teriak anaknya.
Mendengarucapan dari anaknya itu, sang ibu berhenti danterdiam, dalam hatinya ia memohon
kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu. Tak lama kemudian ketika gadis
itu mau melihat kebelakang kakinya terasa kaku, sulit digerakkan dan mulai berwarna hitam.
“ibu… kenapa dengan kakiku ini bu..?” “ibu tolong aku bu..?”iapun sadar bahwa itu adalah
hukuman dari Tuhan untuknya. “ibu maafkan aku…” teriak anaknya sambil menangis.
Kemudian seluruh tubuhnya berubah menjaadi batu dan masih menitikkan air mata. Ibunya
sangat sedih melihat hal itu tapi ibunya tidak bias berbuat apa-apa lagi karena hukuman itu
sudah menimpa anaknya.
Sekolah : SMK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII / 1
Materi Pokok : Drama Minangkabau
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (2 X pertemuan)
A. Kompetensi Inti
Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi
yang terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial, (3)
kompetensi pengetahuan pengetahuan, dan (4) kompetensi keterampilan. Rumusan
kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”, dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yakni keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan digunakan sebagai dasar bagi guru
dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1,
Indikator:
3.1.5 Mengidentifikasi struktur teks cerita drama Minangkabau baik melalui lisan maupun
tulisan
Pendahuluan (10menit)
11. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca asmaul husna,
mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
12. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal
pelajaran.
13. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu Mengevaluasi
pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks drama Minangkabau.
14. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti (150 menit)
19. Untuk membangun konteks pembelajaran, peserta didik mengamati teks drama
Minangkabau Minangdrama Minangkabauu
20. Peserta didik bertanya jawab tentang teks drama Minangkabau Minangdrama
Minangkabauu
21. Peserta didik berdiskusi mengisi format berdasarkan teks Minangdrama
Minangkabauu
22. Peserta didik berdiskusi tentang struktur, dan ciri kebahasaan teks cerita drama
Minangkabau.
23. Peserta didik menuliskan struktur, kaidah, dan isi teks cerita drama
Minangkabau.
24. Peserta didik membentuk kelompok belajar sesuai arahan pendidik.
25. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
26. Peserta didik menanggapi hasil diskusi
27. Peserta didik menyimpulkan hasil presentasi
Kegiatan Penutup (20)
14. Peserta didik dibimbing pendidik melakukan analisis terhadap pemecahan
masalah yang telah ditemukannya dan memberikan simpulan.
15. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami (refleksi)
saat memahami teks cerita drama Minangkabau.
16. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik
mengenai teks cerita drama Minangkabau.
Pertemuan ke-2,
Indikator:
4.1.1 Menentukan makna kata/ istilah dalam teks cerita drama Minangkabau
4.1.2. Menafsirkan isi yang terdapat dalam teks cerita drama Minangkabau
Pendahuluan (10menit)
10. Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa, membaca asmaul husna,
mengaji, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
11. Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal
pelajaran.
12. Peserta didik merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu Mengevaluasi
pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks drama Minangkabau.
13. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat, dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti (60 menit)
17. Untuk membangun konteks pembelajaran, peserta didik mengamati teks cerita
drama Minangkabau Minangdrama Minangkabauu.
18. Peserta didik bertanya jawab tentang teks cerita drama Minangkabau
Minangdrama Minangkabauu.
19. Peserta didik berdiskusi mengisi format berdasarkan teks cerita drama
Minangkabau Minangdrama Minangkabauu.
20. Peserta didik berdiskusi tentang kata/istilah yang terdapat teks cerita drama
Minangkabau.
21. Peserta didik menuliskan makna kata/istilah serta isi teks cerita drama
Minangkabau.
22. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
F. Teknik Penilaian
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran (termasuk informasi dari
portofolio) atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan isian lembar pengamatan
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
No. Aspek yang dinilai Kriteria Jawaban Skor
1. Struktur orientasi pada paragraf 1 1
Jumlah kreteria/soal
b. Keterampilan
No. Aspek yang dinilai Ktriteria Jawaban Skor
1. Makna kata/istilah menuliskan 5 istilah berserta arti 5
Minangdrama
Minangkabauu
menuliskan 5 istilah berserta arti 4
menuliskan 5 istilah berserta arti 3
menuliskan 5 istilah berserta arti 2
menuliskan 5 istilah berserta arti 1
2. Isi teks menuliskan isi teks semua sesuai 5
menuliskan isi teks sebagian besar sesuai 4
menuliskan isi teks sebagian sesuai 3
menuliskan isi teks sebagian kecil sesuai 2
menuliskan isi teks hanyasedikit sesuai 1
Skor maksimal 10
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lampiran 1 Pertemuan 1
1. Bahan Ajar
1. Struktur Teks Cerita Drama Minangkabau
a. orientasi
b. tahapan peristiwa
c. koda (bisa ada bisa tidak)
2. Contoh Teks Cerita Drama Minangkabau
Narator : Legenda cerita rakyat yang mengisahkan tentang jalinan kasih yang tak
sampai antara sepasang insan yang berujung pada kawin paksa. Sang pria bernama
Syamsul Bahri, selain berwajah tampan juga berasal dari keturunan orang terpandang.
Bapaknya adalah seorang Penghulu yang terpandang, yakni Sutan Mahmud. Si gadis
bernama Siti Nurbaya, berparas jelita, berambut panjang bak mayang terurai serta
santun budinya anak dari Baginda Sulaiman
Setelah menamatkan sekolah tingkat atas, Syamsul Bahri melanjutkan sekolah
calon Dokter di pulau Jawa untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Siti :Ondeh, kama lah uda Syamsul ko yo. Lah bajanji tapi indak juo tibo-
tibo. Kan ndak panek gai manunggu ko. (melihat kiri-kanan)
Syamsul :(datang dari samping) Hai Siti, maaf yo Siti, uda talambek hehee…
Siti :Ndeh uda ko lai. hah, ado masalah apo uda nio basuo jo siti?
Syamsul :Oh iyo, sabananyo… uda nio pai marantau jauuuuah bana siti. Untuak
mancari makan ayah samo bundo.
Siti :Hah? mancari makan? Mancari makan baa sajauah itu lo da?
Syamsul :Kepo bana siti maah. Pokoknyo mancari makan, hah buliah atau indak
ko?
Siti :Hmm, buliah ndak yo? Haa, buliah selah untuak uda apo yang ka indak.
Syamsul :Haa tu iyo tu
Siti :By the way.. bilo uda ka pai ko?
Syamsul :Ha, tulah Siti, uda ragu lo. Mungkin 1 atau 2 minggu lai nyo
Siti :Onde mande udaa, baa baru di kecek an kini. Kalau kayak gitu awak
ndak bisa basuo lai do udaa
Syamsul :Yo, baa lai siti. Uda kan nio meraih cita-cita lo. Uda kan nio jadi
dokteeer
Siti :Hmmm, terserah uda lah. Yang ma yang katuju di uda se lah
Syamsul :Tarimo kasih yo Siti, lah saanang hati uda rasonyo
Narator :Ayah Siti Nurbaya adalah Bagindo Sulaiman yaitu seorang saudagar
kaya di Padang. Melihat kekayaan Baginda Sulaiman Datuk Maringgih merasa tidak
senang, maka semua kekayaan Baginda Sulaiman diputuskan akan dilenyapkan.
Datuk :Ondeeh! Baa lah caronyo ko? (sambil berjalan kesana-kemari)
Istri :Apo yang baa baa ko?
Datuk :Itu si Sulaiman ha! Inyo tu bisa lebih kayo dari ambo lai!
Istri :Tu baa juo lai da, lah nasib inyo tu mah (menjawab acuh-tak acuh)
Datuk :Tapi baa caronyo supayo ambo jadi orang terkaya di daerah ko?
Istri :Ondeh daa, murah se tu nyo.
Datuk :Baa tu?
Istri :Ha, inyo kan punyo kapa-kapa (kapal) gadang ma, baka-baka se lah
kapanyo tu da. Beko nyo ndak bisa badagang lai do
Datuk : (Diam mendengarkan) …..
Istri :kalau lah tabaka, kan ndak jadi urang kayo lai do da
Pengawal1,2 : (terkejut)
Pengawal 1 : Ndeeeh! Datang lo paja gaek ko ha!
Pengawal 2 :Yo tu, ndak jadi santai lai do, Datuk mah, manga datang lo?
Datuk :Hoi! Lah bagak kalian jo aden yo? Den tekek kalian beko!!
Pengawal1,2 :Ampuun tuk..
Datuk :Capek tagak ! ado tugas untuak kalian ko ha!
Pengawal 1 :Jan berang-berang tuk, capek gaek bekoo..
Pengawal 2 : (berbisik ke pengawal 1) woi, inyo emang lah gaek broo..
Datuk :Capek Jalan! Lamo bana mah
Narator :Pada malam hari, kedua pengawal Datuk melaksanakan tugas mereka
untuk membakar kapal Baginda Sulaiman ayah Siti Nurbaya. Sehingga mereka
bangkrut dan banyak hutang. Dan terpaksa berhutang kepada Datuk Maringgih si
Gaek kikir. Hutang mereka semakin banyak dan banyak.
Ny.Sulaiman :Ndeeh udaa… baa lah hutang awak ko? Lah baaaanyak samo si gaek tu
ha!
Sulaiman :Sabar lah duluu beb, uda sedang bapikia lo ha. Sampai panek utak ko
ha, indak juo muncul ide do
Ny.Sulaiman : Ondeeh, kalau nyo managiah hutang ka awak baa da? Kan bapitih
bana awak ma..
Sulaiman : Iyo-iyo pandai-pandai selah beko. Untuang-untuang se nyo ndak ingek
Ny.Sulaiman : Haa, iyo tu
Narator :Disisi lain Tn.Mahmud dan Ny.Mahmud turut prihatin dengan nasib
keluarga Siti Nurbaya
Ny.Mahmud : Oi uda.. baa lah nasib keluarga si Siti Nurbaya tu yo
Mahmud :Emang baa nyo tu?
Ny.Mahmud : Ondeeh, ndak up to date bana uda ko yo. Kan inyo lah bangkrut kini
ma udaaa
Mahmud : Ha? Iyo tu? Baa uda ndak tau yo?
Ny.Mahmud :Tu lah lakok se karajo tu
Mahmud :Iyo yo, baa kalau awak bantu inyo?
Ny.Mahmud : kalau awak punyo pitih lah wak bantu nyo udaa, dari dulu lai
Sulaiman :Ondee mande, ma nio anak den kawin samo urang gaek kayak waang?
Ny.Sulaiman : Ha, iyo tu. Siti pun lah punyo calon si Syamsul namonyo
Datuk : (dengan suara keras) Ambo ndak nio tau pokoknyo Siti harus menikah
dg ambo!! Titik!!!!!
Narator :Mendengar suara berisik di luar, Siti menemui orang tuanya. Terjadilah
perdebatan antara Siti dengan kedua orang tuanya yang mengharuskan Siti menikah
dengan Datuk Maringgih
Siti : Ndeeh, amak jo abak ko manga lah ko? Mamakak se. jaleh orang
sedang nonton ha!
Ny.Sulaiman : (marah ke depan wajah siti) Kau ko! Nonton ka nonton se! ndak tau
urang sedang susah
Siti : iyo mak, iyo mak ampun mak
Sulaiman :Siti? Bisa tolong abak jo amak?
Siti : (bingung) manga tu? Kok sedih wajah lo abak jo amak ko?
Ny.Sulaiman :Siti kau harus menikah jo Datuak Maringgih tu yo Siti?
Siti :Haa? Apo? Menikah? Samo apak gaek tu?
Narator :Akhirnya Siti menikah dengan Datuk Maringgih, namun Siti pergi
kabur karena tidak betah terus seperti ini, karena yg dicintainya adalah Syamsul.
Pengawal 2 :(dari jauh memanggil datuk diikuti oleh pengawal 1) Datuk! Datuk!
Gawat tuk… gawaaat bana ko ha
Datuk :Apo yang gawat ko?
Pengawal 1 :Tuk si Siti kabur tuk!
Datuk : Haah? Baa bisa kabur?
Pengawal 1 :Tu baa lai tuk, inyo yang nio kabur mah
Pengawal 2 :Yo itu, capek bana hilangnyo
Datuk :Cari masalah se ma! Bunuah se lah si Siti tu lai, bagaimana pun
caronyo!
Narator :Kemudian, datuk menyuruh pengawalnya untuk bertanya pada Istrinya
taktik untuk membunuh Siti.
Pengawal 1 :Uni, kecek datuak kami disuruah mambunuah Siti
Istri : Hah? mambunuah?
Pengawal 2 :Iyo baa caronyo tu?
Istri :ndeeh, baa yo?
Pengawal1&2: (bingung sambil menggelengkan kepala)
Istri : Hah, kayak giko se lah. Awak agiah se racun di makanannyo tu. Jadi
nyo ndak sadar gai do kalau inyo lah makan racun
Pengawal1&2 : Wogeeeh!
Narator :Tanpa disadari kue yg dimakan Siti telah diberi racun oleh penjual tsb.
Sehingga kepalanya pusing dan Siti pun meninggal. Syamsul yang mendengar berita itu
pulang ke rumah.
Ny.Mahmud :sabar yo nak tentang berita duka Siti
Syamsul :iyo mak, makasih mak
Mahmud :Yang saba se dih, kalau jodoh indak ka lari gai do
Syamsul :Hah, baa lo caronyo tu?
Mahmud :Apo yang baa?
Syamsul :Siti kan lah maningga, baa caro mandapekannyo tu lai?
Ny.Mahmud :Tanang se lah waang, Allahpasti maagiah jalannyo
Mahmud :Ha batua tu, woles se lah
Syamsul :Tapi Syamsul yakin yg melakukan ko adalah si Datuk Maringgih Caliak
se nyo beko!!
2. Instrumen Penilaian
a. Pengetahuan
Bacalah teks cerita drama Minangkabau berikut!
Narator : Legenda cerita rakyat yang mengisahkan tentang jalinan kasih yang tak
sampai antara sepasang insan yang berujung pada kawin paksa. Sang pria bernama
Syamsul Bahri, selain berwajah tampan juga berasal dari keturunan orang terpandang.
Bapaknya adalah seorang Penghulu yang terpandang, yakni Sutan Mahmud. Si gadis
bernama Siti Nurbaya, berparas jelita, berambut panjang bak mayang terurai serta
santun budinya anak dari Baginda Sulaiman
Setelah menamatkan sekolah tingkat atas, Syamsul Bahri melanjutkan sekolah
calon Dokter di pulau Jawa untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Siti :Ondeh, kama lah uda Syamsul ko yo. Lah bajanji tapi indak juo tibo-
tibo. Kan ndak panek gai manunggu ko. (melihat kiri-kanan)
Syamsul :(datang dari samping) Hai Siti, maaf yo Siti, uda talambek hehee…
Siti :Ndeh uda ko lai. hah, ado masalah apo uda nio basuo jo siti?
Syamsul :Oh iyo, sabananyo… uda nio pai marantau jauuuuah bana siti. Untuak
mancari makan ayah samo bundo.
Siti :Hah? mancari makan? Mancari makan baa sajauah itu lo da?
Syamsul :Kepo bana siti maah. Pokoknyo mancari makan, hah buliah atau indak
ko?
Siti :Hmm, buliah ndak yo? Haa, buliah selah untuak uda apo yang ka indak.
Syamsul :Haa tu iyo tu
Siti :By the way.. bilo uda ka pai ko?
Syamsul :Ha, tulah Siti, uda ragu lo. Mungkin 1 atau 2 minggu lai nyo
Siti :Onde mande udaa, baa baru di kecek an kini. Kalau kayak gitu awak
ndak bisa basuo lai do udaa
Syamsul :Yo, baa lai siti. Uda kan nio meraih cita-cita lo. Uda kan nio jadi
dokteeer
Siti :Hmmm, terserah uda lah. Yang ma yang katuju di uda se lah
Syamsul :Tarimo kasih yo Siti, lah saanang hati uda rasonyo
Narator :Ayah Siti Nurbaya adalah Bagindo Sulaiman yaitu seorang saudagar
kaya di Padang. Melihat kekayaan Baginda Sulaiman Datuk Maringgih merasa tidak
senang, maka semua kekayaan Baginda Sulaiman diputuskan akan dilenyapkan.
Datuk :Ondeeh! Baa lah caronyo ko? (sambil berjalan kesana-kemari)
Istri :Apo yang baa baa ko?
Datuk :Itu si Sulaiman ha! Inyo tu bisa lebih kayo dari ambo lai!
Istri :Tu baa juo lai da, lah nasib inyo tu mah (menjawab acuh-tak acuh)
Datuk :Tapi baa caronyo supayo ambo jadi orang terkaya di daerah ko?
Istri :Ondeh daa, murah se tu nyo.
Datuk :Baa tu?
Istri :Ha, inyo kan punyo kapa-kapa (kapal) gadang ma, baka-baka se lah
kapanyo tu da. Beko nyo ndak bisa badagang lai do
Datuk : (Diam mendengarkan) …..
Istri :kalau lah tabaka, kan ndak jadi urang kayo lai do da
Narator :Pada malam hari, kedua pengawal Datuk melaksanakan tugas mereka
untuk membakar kapal Baginda Sulaiman ayah Siti Nurbaya. Sehingga mereka
bangkrut dan banyak hutang. Dan terpaksa berhutang kepada Datuk Maringgih si
Gaek kikir. Hutang mereka semakin banyak dan banyak.
Ny.Sulaiman :Ndeeh udaa… baa lah hutang awak ko? Lah baaaanyak samo si gaek tu
ha!
Sulaiman :Sabar lah duluu beb, uda sedang bapikia lo ha. Sampai panek utak ko
ha, indak juo muncul ide do
Ny.Sulaiman : Ondeeh, kalau nyo managiah hutang ka awak baa da? Kan bapitih
bana awak ma..
Sulaiman : Iyo-iyo pandai-pandai selah beko. Untuang-untuang se nyo ndak ingek
Ny.Sulaiman : Haa, iyo tu
Narator :Disisi lain Tn.Mahmud dan Ny.Mahmud turut prihatin dengan nasib
keluarga Siti Nurbaya
Ny.Mahmud : Oi uda.. baa lah nasib keluarga si Siti Nurbaya tu yo
Mahmud :Emang baa nyo tu?
Ny.Mahmud : Ondeeh, ndak up to date bana uda ko yo. Kan inyo lah bangkrut kini
ma udaaa
Mahmud : Ha? Iyo tu? Baa uda ndak tau yo?
Ny.Mahmud :Tu lah lakok se karajo tu
Mahmud :Iyo yo, baa kalau awak bantu inyo?
Ny.Mahmud : kalau awak punyo pitih lah wak bantu nyo udaa, dari dulu lai
Mahmud : Yo, wak bantu samo doa selah yo
Ny.Mahmud :Iyo uda
Datuk : Ha, kayak giko se. Kalian nikahkan Siti Nurbaya jo ambo. Ambo
anggap lunas hutang-hutang kalian. Baa?
Sulaiman :Ondee mande, ma nio anak den kawin samo urang gaek kayak waang?
Ny.Sulaiman : Ha, iyo tu. Siti pun lah punyo calon si Syamsul namonyo
Datuk : (dengan suara keras) Ambo ndak nio tau pokoknyo Siti harus menikah
dg ambo!! Titik!!!!!
Narator :Mendengar suara berisik di luar, Siti menemui orang tuanya. Terjadilah
perdebatan antara Siti dengan kedua orang tuanya yang mengharuskan Siti menikah
dengan Datuk Maringgih
Siti : Ndeeh, amak jo abak ko manga lah ko? Mamakak se. jaleh orang
sedang nonton ha!
Ny.Sulaiman : (marah ke depan wajah siti) Kau ko! Nonton ka nonton se! ndak tau
urang sedang susah
Siti : iyo mak, iyo mak ampun mak
Sulaiman :Siti? Bisa tolong abak jo amak?
Siti : (bingung) manga tu? Kok sedih wajah lo abak jo amak ko?
Ny.Sulaiman :Siti kau harus menikah jo Datuak Maringgih tu yo Siti?
Siti :Haa? Apo? Menikah? Samo apak gaek tu?
Sulaiman : Iyo Siti, supayo hutang awak lunas samo inyo
Siti :Onde mandee (sedih) baa lai ndak ado pilihan lain do. Iyolah kalau
begituh
Narator :Akhirnya Siti menikah dengan Datuk Maringgih, namun Siti pergi
kabur karena tidak betah terus seperti ini, karena yg dicintainya adalah Syamsul.
Pengawal 2 :(dari jauh memanggil datuk diikuti oleh pengawal 1) Datuk! Datuk!
Gawat tuk… gawaaat bana ko ha
Datuk :Apo yang gawat ko?
Pengawal 1 :Tuk si Siti kabur tuk!
Datuk : Haah? Baa bisa kabur?
Pengawal 1 :Tu baa lai tuk, inyo yang nio kabur mah
Pengawal 2 :Yo itu, capek bana hilangnyo
Datuk :Cari masalah se ma! Bunuah se lah si Siti tu lai, bagaimana pun
caronyo!
Narator :Kemudian, datuk menyuruh pengawalnya untuk bertanya pada Istrinya
taktik untuk membunuh Siti.
Pengawal 1 :Uni, kecek datuak kami disuruah mambunuah Siti
Istri : Hah? mambunuah?
Pengawal 2 :Iyo baa caronyo tu?
Istri :ndeeh, baa yo?
Pengawal1&2: (bingung sambil menggelengkan kepala)
Istri : Hah, kayak giko se lah. Awak agiah se racun di makanannyo tu. Jadi
nyo ndak sadar gai do kalau inyo lah makan racun
Pengawal1&2 : Wogeeeh!
Narator :Tanpa disadari kue yg dimakan Siti telah diberi racun oleh penjual tsb.
Sehingga kepalanya pusing dan Siti pun meninggal. Syamsul yang mendengar berita itu
pulang ke rumah.
Ny.Mahmud :sabar yo nak tentang berita duka Siti
Syamsul :iyo mak, makasih mak
Mahmud :Yang saba se dih, kalau jodoh indak ka lari gai do
Syamsul :Hah, baa lo caronyo tu?
Mahmud :Apo yang baa?
Syamsul :Siti kan lah maningga, baa caro mandapekannyo tu lai?
Ny.Mahmud :Tanang se lah waang, Allahpasti maagiah jalannyo
Mahmud :Ha batua tu, woles se lah
1. Bahan Ajar
a. Drama Minangkabau
2. Instrumen Penilaian
Bacalah teks berikut!
Narator : Legenda cerita rakyat yang mengisahkan tentang jalinan kasih yang tak
sampai antara sepasang insan yang berujung pada kawin paksa. Sang pria bernama
Syamsul Bahri, selain berwajah tampan juga berasal dari keturunan orang terpandang.
Bapaknya adalah seorang Penghulu yang terpandang, yakni Sutan Mahmud. Si gadis
bernama Siti Nurbaya, berparas jelita, berambut panjang bak mayang terurai serta
santun budinya anak dari Baginda Sulaiman
Setelah menamatkan sekolah tingkat atas, Syamsul Bahri melanjutkan sekolah
calon Dokter di pulau Jawa untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Siti :Ondeh, kama lah uda Syamsul ko yo. Lah bajanji tapi indak juo tibo-
tibo. Kan ndak panek gai manunggu ko. (melihat kiri-kanan)
Syamsul :(datang dari samping) Hai Siti, maaf yo Siti, uda talambek hehee…
Siti :Ndeh uda ko lai. hah, ado masalah apo uda nio basuo jo siti?
Syamsul :Oh iyo, sabananyo… uda nio pai marantau jauuuuah bana siti. Untuak
mancari makan ayah samo bundo.
Siti :Hah? mancari makan? Mancari makan baa sajauah itu lo da?
Syamsul :Kepo bana siti maah. Pokoknyo mancari makan, hah buliah atau indak
ko?
Siti :Hmm, buliah ndak yo? Haa, buliah selah untuak uda apo yang ka indak.
Syamsul :Haa tu iyo tu
Siti :By the way.. bilo uda ka pai ko?
Syamsul :Ha, tulah Siti, uda ragu lo. Mungkin 1 atau 2 minggu lai nyo
Siti :Onde mande udaa, baa baru di kecek an kini. Kalau kayak gitu awak
ndak bisa basuo lai do udaa
Syamsul :Yo, baa lai siti. Uda kan nio meraih cita-cita lo. Uda kan nio jadi
dokteeer
Siti :Hmmm, terserah uda lah. Yang ma yang katuju di uda se lah
Syamsul :Tarimo kasih yo Siti, lah saanang hati uda rasonyo
Narator :Ayah Siti Nurbaya adalah Bagindo Sulaiman yaitu seorang saudagar
kaya di Padang. Melihat kekayaan Baginda Sulaiman Datuk Maringgih merasa tidak
senang, maka semua kekayaan Baginda Sulaiman diputuskan akan dilenyapkan.
Datuk :Ondeeh! Baa lah caronyo ko? (sambil berjalan kesana-kemari)
Istri :Apo yang baa baa ko?
Datuk :Itu si Sulaiman ha! Inyo tu bisa lebih kayo dari ambo lai!
Istri :Tu baa juo lai da, lah nasib inyo tu mah (menjawab acuh-tak acuh)
Datuk :Tapi baa caronyo supayo ambo jadi orang terkaya di daerah ko?
Istri :Ondeh daa, murah se tu nyo.
Datuk :Baa tu?
Istri :Ha, inyo kan punyo kapa-kapa (kapal) gadang ma, baka-baka se lah
kapanyo tu da. Beko nyo ndak bisa badagang lai do
Datuk : (Diam mendengarkan) …..
Istri :kalau lah tabaka, kan ndak jadi urang kayo lai do da
Pengawal 2 :Yo tu, ndak jadi santai lai do, Datuk mah, manga datang lo?
Datuk :Hoi! Lah bagak kalian jo aden yo? Den tekek kalian beko!!
Pengawal1,2 :Ampuun tuk..
Datuk :Capek tagak ! ado tugas untuak kalian ko ha!
Pengawal 1 :Jan berang-berang tuk, capek gaek bekoo..
Pengawal 2 : (berbisik ke pengawal 1) woi, inyo emang lah gaek broo..
Datuk :Capek Jalan! Lamo bana mah
Narator :Pada malam hari, kedua pengawal Datuk melaksanakan tugas mereka
untuk membakar kapal Baginda Sulaiman ayah Siti Nurbaya. Sehingga mereka
bangkrut dan banyak hutang. Dan terpaksa berhutang kepada Datuk Maringgih si
Gaek kikir. Hutang mereka semakin banyak dan banyak.
Ny.Sulaiman :Ndeeh udaa… baa lah hutang awak ko? Lah baaaanyak samo si gaek tu
ha!
Sulaiman :Sabar lah duluu beb, uda sedang bapikia lo ha. Sampai panek utak ko
ha, indak juo muncul ide do
Ny.Sulaiman : Ondeeh, kalau nyo managiah hutang ka awak baa da? Kan bapitih
bana awak ma..
Sulaiman : Iyo-iyo pandai-pandai selah beko. Untuang-untuang se nyo ndak ingek
Ny.Sulaiman : Haa, iyo tu
Narator :Disisi lain Tn.Mahmud dan Ny.Mahmud turut prihatin dengan nasib
keluarga Siti Nurbaya
Ny.Mahmud : Oi uda.. baa lah nasib keluarga si Siti Nurbaya tu yo
Mahmud :Emang baa nyo tu?
Ny.Mahmud : Ondeeh, ndak up to date bana uda ko yo. Kan inyo lah bangkrut kini
ma udaaa
Mahmud : Ha? Iyo tu? Baa uda ndak tau yo?
Ny.Mahmud :Tu lah lakok se karajo tu
Mahmud :Iyo yo, baa kalau awak bantu inyo?
Ny.Mahmud : kalau awak punyo pitih lah wak bantu nyo udaa, dari dulu lai
Mahmud : Yo, wak bantu samo doa selah yo
Ny.Mahmud :Iyo uda
Sulaiman :Ondee mande, ma nio anak den kawin samo urang gaek kayak waang?
Ny.Sulaiman : Ha, iyo tu. Siti pun lah punyo calon si Syamsul namonyo
Datuk : (dengan suara keras) Ambo ndak nio tau pokoknyo Siti harus menikah
dg ambo!! Titik!!!!!
Narator :Mendengar suara berisik di luar, Siti menemui orang tuanya. Terjadilah
perdebatan antara Siti dengan kedua orang tuanya yang mengharuskan Siti menikah
dengan Datuk Maringgih
Siti : Ndeeh, amak jo abak ko manga lah ko? Mamakak se. jaleh orang
sedang nonton ha!
Ny.Sulaiman : (marah ke depan wajah siti) Kau ko! Nonton ka nonton se! ndak tau
urang sedang susah
Siti : iyo mak, iyo mak ampun mak
Sulaiman :Siti? Bisa tolong abak jo amak?
Siti : (bingung) manga tu? Kok sedih wajah lo abak jo amak ko?
Ny.Sulaiman :Siti kau harus menikah jo Datuak Maringgih tu yo Siti?
Siti :Haa? Apo? Menikah? Samo apak gaek tu?
Sulaiman : Iyo Siti, supayo hutang awak lunas samo inyo
Siti :Onde mandee (sedih) baa lai ndak ado pilihan lain do. Iyolah kalau
begituh
Narator :Akhirnya Siti menikah dengan Datuk Maringgih, namun Siti pergi
kabur karena tidak betah terus seperti ini, karena yg dicintainya adalah Syamsul.
Pengawal 2 :(dari jauh memanggil datuk diikuti oleh pengawal 1) Datuk! Datuk!
Gawat tuk… gawaaat bana ko ha
Datuk :Apo yang gawat ko?
Pengawal 1 :Tuk si Siti kabur tuk!
Datuk : Haah? Baa bisa kabur?
Pengawal 1 :Tu baa lai tuk, inyo yang nio kabur mah
Pengawal 2 :Yo itu, capek bana hilangnyo
Datuk :Cari masalah se ma! Bunuah se lah si Siti tu lai, bagaimana pun
caronyo!
Narator :Kemudian, datuk menyuruh pengawalnya untuk bertanya pada Istrinya
taktik untuk membunuh Siti.
Pengawal 1 :Uni, kecek datuak kami disuruah mambunuah Siti
Istri : Hah? mambunuah?
Pengawal 2 :Iyo baa caronyo tu?
Istri :ndeeh, baa yo?
Pengawal1&2: (bingung sambil menggelengkan kepala)
Istri : Hah, kayak giko se lah. Awak agiah se racun di makanannyo tu. Jadi
nyo ndak sadar gai do kalau inyo lah makan racun
Pengawal1&2 : Wogeeeh!
Narator :Tanpa disadari kue yg dimakan Siti telah diberi racun oleh penjual tsb.
Sehingga kepalanya pusing dan Siti pun meninggal. Syamsul yang mendengar berita itu
pulang ke rumah.
Ny.Mahmud :sabar yo nak tentang berita duka Siti
Syamsul :iyo mak, makasih mak
Mahmud :Yang saba se dih, kalau jodoh indak ka lari gai do
Syamsul :Hah, baa lo caronyo tu?
Mahmud :Apo yang baa?
Syamsul :Siti kan lah maningga, baa caro mandapekannyo tu lai?
Ny.Mahmud :Tanang se lah waang, Allahpasti maagiah jalannyo
Mahmud :Ha batua tu, woles se lah
Syamsul :Tapi Syamsul yakin yg melakukan ko adalah si Datuk Maringgih Caliak
se nyo beko!!
A. Ringkasan Materi :
Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat Minangkabau
yang berjudul “Malin Kundang”.
1. Penjelasan
Pada materi ini akan dibahas legenda rakyat Minangkabau yang berjudul
“Malin Kundang”. Menceritakan seorang anak yang berkata kasar dan durhaka
kepada ibunya, sehingga dia dikutuk menjadi batu.
2. Jenis cerita rakyat
Cerita Rakyat Fabel / binatang
Cerita Rakyat Legenda
Cerita Rakyat Mite / Ghaib
Cerita Rakyat Sage
Cerita Rakyat Epos
Cerita Rakyat Jenaka
3. Fungsi cerita rakyat :
Menjaga warisan budaya
Kearifan lokal setempat
Asal – usul legenda suatu daerah
Memberi nasihat
B. Dalil
a. Dalil Al – Qur’an
Al – Isra’ ayat 23
Artinya :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.”
Kato mandaki
Kato manurun
Kato melereang
Kato mandata
Tuhan telah memerintahkan kepada kita jangan menyembah selain Dia. Tuhan
juga mewajibkan pada umatnya untuk bebuat baik kepada kedua orang tua.
Maka, janganlah kamu mengatakan perkataan yang tidak baik apalagi
membentak mereka. Selanjutnya, anak wajib memberikan perkataan yang
mulia kepada orang tua.
Minangkabau mengajarkan bahwa anak harus patuh kepada orang tua, seperti
pepatah Minangkabau bajalan batolan, bakato baiyo, baiak runding jo mufakat.
Turik panggaja urang tuo, supayo badan nan salamaik, yang berarti seorang anak
harus hormati dan turuti nasihat ibu bapak dan orang yang lebih tua darinya.
A. Ringkasan Materi :
Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam kaba yang berjudul ‘Batu
Menangis”
a. Penjelasan
Pada materi ini akan dibahas kaba yang berjudul “Batu Menangis”.
Menceritakan seorang anak yang berkata kasar dan durhaka kepada ibunya, sehingga
dia dikutuk menjadi batu.
b. Fungsi kaba:
Menjaga warisan budaya
Kearifan lokal setempat
Asal – usul legenda suatu daerah
Memberi nasihat
B. Dalil
a. Dalil Al – Qur’an
Al – Isra’ ayat 37
Artinya :
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung..”
Bak lonjak labu dibanam, umpamo kacang diabuih ciek, artinya menganggap
dirinya lebih sempurna dari pada orang lain.
Karena dalam Al – Qur’an juga menyatakan bahwa seorang anak harus berbuat
baik kepada orang tuanya dan tidak boleh menyombongkan diri.
A. Ringkasan Materi :
Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam drama Minangkabau yang
berjudul “Siti Nurbaya”.
1. Penjelasan
Pada materi ini akan dibahas drama Minangkabau yang berjudul “Siti
Nurbaya”. Menceritakan seorang anak yang rela berkorban demi kebaikan
orang tuanya.
3. Fungsi drana :
Sebagai sarana menyampaikan informasi dalam bentuk
kelompok
Artinya :
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung..”
b. Budaya Alam Minangkabau
Bak lonjak labu dibanam, umpamo kacang diabuih ciek
Lampiran:
SUMBANG DUO BALEH
Oleh: Ratmil, M.Pd.
Masyarakaik Minangkabau mampunyoi duo sumber ajaran nan dipacik arek di pagang taguah
sabagai pondasi di dalam hiduiknyo, baiak nan barupo atau indak barupo tarutamo masalah akhlaq.
Sumber ajaran nantun adolah adaik jo ugamo Islam, sasuai jo falsafah hiduik urang Minangkabau Adaik
Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK), adaik mamakai, syarfak mangato, alam
takambang jadi guru.
Nan manjadi dasar Sumbang Duobaleh ko adolah Undang Undang Adaik Minangkabau disabuik
juo jo Undang Undang Nan Duo Puluah pado bahagian “Undang - Undang Nan Salapan” dikecekan
pado bahagian nan ka duo nantun “sumbang - salah”. Nan menjadi ukuran dalam parangai dek
maSyara’aik Minangkabau, iyolah Sumbang jo Salah. Sumbang adolah konsep untuak manyatokan
parangai urang dalam bagaua nan bapotensi manggiriang urang tu untuak babuek salah. Salah adolah
konsep untuak mayatokan tantang suatu parangai nan malangga aturan adaik ataupun Syara’ (Islam)
secaro sadar atau indak sadar. Apobilo sumbang bahubungan jo parangai atau kurenah nan alun dapek
dikanai jo sanksi hukum, sadangkan salah adolah parangai nan dapek dikanai sangsa hukuman secaro
pidana. Sacaro adaik urang Minangkabau malarang kaumnyo indak sajo untuak babuek salah karano
akan mambuek malu keluarga jo kaum, tapi juo manjauhannyo sajak samulo dalam bantuak parangai
nan dapek manggiriang urang Minangkabau untuak babuek salah (sumbang), samacam tindakan
“preventif”.
Konsep sumbang condong bahubungan arek jo sopan santun, etika atau tata krama bagaua di
antaro individu di dalam keluarga jo masyarakaik. Ciek di antaronyo adolah manyangkuik adaik iolah
hubungan antaro laki-laki jo padusi, antah inyo tu badunsanak atau indak. Hal iko manunjuakan, sacaro
adaik Minangkabau mampunyoi bateh-bateh tatantu. Pambateh nantun dilakuan sabagai pamaga untuak
manjauhi tajadinyo salah. Adab Pargaulan di antaro anak laki-laki jo anak padusi, walaupun inyo tu ado
hubungan dunsanak sakalipun, mastilah dalam bateh indak manimbuan sumbang. Urang nan malangga
sumbang ko disabuik “urang nan indak baradaik”, “indak tau di nan ampek”. Ukuran sumbang adolah
salah cando - buruak rupo (indak sasuai jo kelaziman). Ado duo baleh macam sumbang menuruik adaik
Minangkabau.
Ka duo baleh sumbang tu pado pokoknyo mambimbiang urang Minangkabau, tarutamo untuak
padusi, supayo harago dirinyo tajago jo elok. Ajaran sumbang duobaleh nantun basandikan kapado
ajaran ugamo Islam nan disabuik sabagai pabuatan fasiak atau maksiat. Ajaran Islam nan barasa dari
al-Quran dan Sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wassalam malarang umaiknyo untuak mandakek i zina,
mandakek sajo alah di larang dalam ugamo apolai mangarajoannyo, sasuai jo Firman Allah SWT dalam
Al Quran surat ka Tujuah Baleh (17) ayaik ka tigo puluah duo (32) nan aratinyo :
”Dan janlah angkau mandakeki zina, (zina) nantun sungguah suatu karajo ino, dan suatu
jalan nan buruak.“
Ugamo Islam maajaan ka satiok anak laki-laki untuak manahan pandangan jo kamaluannyo
supayo indak babuek zina sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek Annur (24) ayik ka 30 nan
aratinyo:
“Kecekanlah kapado urang laki-laki nan baiman: “supayo inyo manjago pandangannyo
jo mamaliharo kamaluannyo, nan takah nantun labiah suci dek inyo. Sungguah Allah Maha
Mangayahui apo nan inyo karajooan”.
Bak nantun jo untuak urang padusi, di sampiang inyo dianjua an untuak manahan pandangannyo
taradok lawan janih, juo disuruah untuak menutuik auratnyo samo karuduang sarato mamakai baju
Kuruang. Baju Kuruang Basiba misalnyo, sahinggo indak taliek bagian-bagian tubuahnyo nan rancak tu.
Al Qur’an manyabuik an sabagai “parhiasan” Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surek An Nur (24) ayaik
ka 31 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado sado padusi nan baiman supayo inyo manjago pandangannyo
(pancaliakannyo), dan mamaliharo kamaluannyo dan janlah mampacaliakan parhisannyo
(auratnyo), kacuali nan biaso tacaliak. Dan andaknyo inyo manutuikan kain karuduang ka
dadonyo, dan janlah manampakan auratnyo, kacuali kapado suaminyo, atau ayahnyo atau ayah
suaminyo atau anak laki-lakinyo atau anak-anak atau saudaro-saudaro laki-lakinyo atau anak-
anak laki-laki saudaro laki-lakinyo atau anak-anak atau padusi-padusi sasamo baugamo Islam,
atau hamba sahaya nan inyo punyoi, atau palayan-palayan laki-laki (tuo) nan indak punyo
kainginan (kapado padusi), atau anak-anak nan alun mangarati tantang aurat padusi. Dan janlah
maantakan kakinyo supayo dikataui parhiasan nan inyo andok an. Dan batobaiklah kalian
kasadonyo kapado Allah, oi urang-urang nan baiman supayo kalian baruntuang”
Dek kareno nantun, untuak manjago supayo urang tu, antah inyo laki-laki atau padusi, supayo
indak sampai tajarumuih ka dalam maksiat, Islam manganjurkan supayo urang-urang nan alah mampu
kawin untuak sacapeknyo menikah dan nan alun mampu supayo menjago dirinyo. Setiok urang nan
mampunyai kalabihan kamampuan materi dianjuan untuak mambantu nan lainnyo supayo dapek nikah
sacaro sah sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek 24 ayaik 32 nan aratinyo
“Dan nikahkanlah urang-urang nan masih mambujang di antaro kalian, dan urang-urang
nan layak (manikah) dari budak-budak kalian nan lali-laki jo padusi. Jikok urang tu bansaik, Allah
maagiah kamampuan kapado urang tu jo KaruniaNyo. Dan Allah mahaluas (pambarianNyo), Maha
Mangatahui”.
Al Qur’an surek 24 ayaik 33, nan aratinyo:
“Dan urang urang nan indak mampu manikah andaklah manjago kasucian (dirinyo),
sampai Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo kurnia-Nyo. Dan jikok budak nan kalian
punyoi maninginan pajanjian (bebas), andaklah kalian buek pajanjian jo inyo, jikok kalian
mangatahui ado kabaikan padonyo, dan agiahanlah ka inyo sabagian dari arato Allah nan
dikaruniaan -Nyo kapado kalian, dan janlah kalian paso budak nan padusi untuak manjadi palacur,
sadangkan inyo mainginan kasucian, karano kalian andak mancari kauntungan iduik duniawi.
Siapo sajo nan mamasonyo (budak nan padusi), mako sungguah Allah Maha Pangampun, Maha
Panyayang (ka inyo) sasudah inyo di paso”.
Bilo dilangga katantuan-katantuan sarupo nan alah dijalehan di ateh dapek diancam jo hukuman
nan barek. Di dalam Adaik Minangkabau disabuik an adonyo hukuman buang sepanjang adaik. Urang
nan malakukan kasalahan dalam bantuak palanggaran susila (mamaluan, tarutamo babuek zina) akan
dikalua an dari kaanggotaan kaum sakaliguih diusia dari kampuang halaman nan basangkutan. Nan
partamo punyo hak maagiah hukumanko iolah kaum atau suku dari urang nan babuek kasalahan tu,
sadangkan kaum atau suku lain bakawajiban untuak mandukuang atau mampakuaik hukuman tu.
Manuruik Navis (1984), ado ampek tingkek atau macam hukuman buang dalam masyarakaik
Minangkabau, sabagai barikuik:
1. Buang siriah, adolah mangucian urang nan mambuek salah tu dari kaumnyo surang, jo
konsekuensi hak jo kawajiban taradok kaumnyo dicabuik, sarato kawajiban kaumnyo taradok inyo
dicabuik pulo;
2. Buang biduak, nantun mangucian urang dek saluruah kaum nan ado dalam tampek inyo tingga;
3. Buang tingkarang, nantun tindakan pangusiran dari tampek tingganyo;
4. Buang daki, berupo pangusiran urang dari tampek inyo tingga sarato diambiak sacaro paso
saluruah harato bandonyo untuak kamudian diagiahan kepado panderita kajahatannyo (korban).
Foklor Sumbang Duobaleh adolah samacam panyampaian pasan dalam bantuak puitisasi atau
patatah petitih nan disampaiaan sacaro lisan dek tim. Jumlah pamain sabanyak 14 urang. Nan tadiri dari
surang nan batindak sabagai Mamak (Pangulu) dan surang lai sabagai Niniak (Bundo Kanduang) sarato
12 urang anggota tim nan batindak sebagai Puti Bungsu.
Pakaian Tim iko disasuaikan jo pakaian Adaik di Minangkabau. Mamak bapakaian Datuak
sakurangnyo babaju guntiang cino jo sarawa batiak, pakai kopiah saru saruang bugih. Niniak bapakaian
Bundo Kanduang sadangkan Puti Bungsu bapakaian Baju Kuruang Basiba jo jilbab nan sarasi.
1. Hantaran kato dek Mamak (sabagai mamak datuak) :
“Sairing balam jo barabah,
barabah lalu balam mandi
sairing salam jo sambah
sambah lalu salam kumbali
Kaganti siriah nan sakapua
Umpamo bajawek tangan
Ka rang banyak salam tatabua
Ka nan tuo sambah datang
nantun, aluran badan diri ambo, aka singkek pandapek kurang, ilimu di Allah SWT tasimpan
nyo, tapi samantang pun bak nantun, dek ujuik manantang bana, hakikaik paham indak kacau,
sadang nyo buleh di pikiran, pangana haram bacabang, hati lah tunggang bagai tabiang,
walau mangecek kurang pandai, jan kalah sabalun parang, di pabulek alu panggali, indak nan
labiah dari puntuang, di pabulek hati nurani, indak nan labiah dari untuang, walau ka angok
angok ikan, bak nyawo, nyawo patuang, patah kapak batungkek paruah, tatagak pucuak nan
balingka, ba silang dahan kayo aro, namun nan niek dalam hati, mungkasuik tatap
basampaian, di cubo bagulambek, molah di ansua bak bajalan, kok untuang sampai ka tujuan,
hanyo nan harapan dari ambo, kapado dunsanak bakuliliang, kok basuo kato nan tak jaleh,
intonasi jo mimik nan salah sampai, bahaso Minangkabau nyo basalemak, usah di cacek
langkah sumbang, sabab bak nantun kato ambo, dalam diri ambo lah yakin, sado nyo
dunsanak nan datang ko, tantu bakandak tabu nan manih, kok tabu tibarau nan tasuo, hanyo
nantun ado di ambo, pado manjadi upek puji, nan bedo jatuah di himpok janjang, nak jan
mambarek ka akiraik kami nak mintak di ma’afkan”.
2. Panyampaian dari Niniak (Bundo Kanduang):
“Katahuilah nak, kok indak dek buku tiok rueh, indak sambilu malampisi, haram baguno buluah
bambu, mako bak nantun juo padusi, nan manjadi rueh jo buku di dirinyo indak lah lain indak lah
bukan sapado dari budi, sadangkan sambilunyo adolah malu. Padusi indak babudi ibarat bambu
indak ba rueh, alun tasingguang nyo lah ratak, baru tagisia nyo lah pacah, padusi tak punyo malu
bak buluah ilang sambilu, bangun lamah tanago rapuah, hilang kepribadian, pupuih sumangaik
jati diri, indak ba power indak wibawa. Mangko kok budi lungga indak ba pasak, malu tipih
mangulik dasun, cayia lah martabat padusi, abih tuah binaso diri. Dek sabab karano nantun nak,
supayo iduik taguah ba rueh, nak nyo batuah ba sambilu, jauahi pantang cilakonyo, sumbang
duo baleh rang namokan. Nantunlah timbangan akhlak, standar moral ukuran nilai, sapanjang
Adaik sopan santun.”
“Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek
tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang nantun jangga, sanjang
ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo urakan, kalau
bahaso di pasaran, kurang aja, indak baradaik, bak baruak harago tigo tali, mantiko…
na’udzubillahiminzalik. (baco basamo-samo, muko digeleng-gelengan)”
Nah, cubo simak jo danga elok-elok yo pasan bundo kanduang ko disampaian dek Puti
Bungsu:
3. Payampaian dari Tim Puti Bungsu:
Puti Bungsu I:
“Sumbang duduak.
Duduak sopan untuak padusi Minangkabau iyolah basimpuah.
ijan sakali-kali duduak baselo cando laki-laki,
nan paliang tacelak bana kalua mancangkuang
atau mancongkong sabalah lutuik batagakan
sarupo urang duduak di lapau.
Kok duduak di bangku kurisi, rapek an paho arek-arek,
manyampiang agak salayang.
Puti Bungsu II
“Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu
atau di janjang turun naiak,
usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti,
sumbang tagak jo laki-laki,
apolai bukan jo muhrim,
konon pulo ba rundiang-rundiang sambia tagak.”
Puti Bungsu IV
“Sumbang Kato.
Bakatolah jo lunak lambuik,
duduak an etongan ciek-ciek,
nak paham urang mukasuiknyo,
Puti Bungsu V
“Sumbang Caliak.
Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah,
pamadok arah ka bulakang,
pamatuik-matuik diri surang, sumbang namonyo.
Nyampang awak pai ba tandang,
pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang,
sabantuak urang manyalidiak,
kok awak manjadi tuan rumah,
usah pancaliak ka jam tangan,
tasingguang urang sadang duduak,
nantun ma usia caro aluih,
mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili
usah pamadok tanang2,
manantang bola matonyo, indak buliah…
tapi buanglah pandang ka nan lain,
manakua caliak ka bawah.”
Puti Bungsu VI
“Sumbang Makan.
Makan sambia tagak, kunyah kenyoh sapanjang jalan.
manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang,
sabab nan makan mancapak-capak,
bangso si lupak jo si samuik,
kuranglah sopan jo taratik,
kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem.
Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan,
suok nan usah gadang2.
manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek,
jan sampai piriang balanjuang,
biasokan mancuci tangan, manuangkan aia dalam piriang,
jo kida manjambo galeh,
minum sataguak taguak ketek,
tahan sandao jan nyo lapeh.
jangga bana dek rang padusi kalau mamanjek bagayuik-gayuik manabang mangabuang kayu.
Puti Bungsu IX
“Sumbang Tanyo.
Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan,
batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah,
jo hormat silahkan duduak,
sasudah nantun latakkan aia suruah minum,
salasai minum agak sataguak,
raso lah cukuik istirahat,
baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadaitangan,
caro tata krama moderennyo “apa nan bisa saya bantu”,
mako kasa lah bana budi awak,
alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo,
a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak. indak buliah.
buruak angkuah namonyo awak.
Salain nan dari pado nantun, kok tamu awak sadang makan,
sumbanglah bana manayokan
“bara harago bareh kini” indak buliah tu,
nantun pantangan urang Minangkabau tu,
ciek lai,
kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang,
indak buliah,
kok masuak ka kampuang
pantang batanyo ka urang lapau,
lai mamak manjua sabuak,
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan ..!
mati gadih kau dibueknyo piak,
indak buliah tu.”
Puti Bungsu X
“Sumbang Jawek.
Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab,
jan sampai urang tasingguang,
umpamo urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain,
tukang kain ko anak gadih lo, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?”
dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”,
tibo pulo tanyo nan lain “luntur ndak diak ?”,
sambia malengah nyo manjawab
“pai batanyo ka pabrik pak, kami nan tau manjua an ko’,
nantun jawab sengkang namonyo tu nak,
buruk muncuang malayani urang,
Puti Bungsu XI
“Sumbang Bagaua.
Indak buliah bagaua jo laki-laki
kalau awak sajo padusi surang
mancampua bakeh nan banyak,
sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua
lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan,
dek awak tu anak gadih,
sumbang bagaua jo paja ketek,
sato manyuruak ba kuciang-kuciang
basimbang main kalereang
balari bakaja-kaja,
atau bapacaran bagaua lah sarupo laki bini,
ilia mudiak indak lakek lakang,
sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…
Lampiran
A Integrasi Materi Nilai-nilai Karakter Bangsa, Agama dan Budaya Minang.
Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
1 Religius Iman ABS – SBK (Adat Basandi Syara’,
Islam Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’
Ihsan Mangato Adat Mamakai)
Taqwa
2 Jujur Shiddiq (benar) Nan bana ditagakan
3 Toleransi Tasamuh Lamak diawak katuju diurang, awak
(toleransi) mandapek urang indak ka hilangan,
baso elok budi katuju
4 Disiplin Taat dan Alua jo patuik, patuik jo mungkin
Istiqamah
(konsiten dan
komitmen)
5 Kerja Keras Mujahadah Nak kayo kuek mancari, nak pandai
(bersungguh- kuek baraja, nak mulia tapek-i janji,
sungguh) nak labo namuah barugi
Jariah manantang buliah
6 Kreatif dan Tajdid Ndak kayu janjang dikapiang
Inovatif (pembaharuan) Ndak ameh bungka diasah,
Ndak rotan aka pun jadi
Nilai Karakter
No
Budaya Bangsa Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau
9 Rasa Ingin Himmah (keingin “Panakiak pisau sirawik,
Tahu tahuan) Ambiak galah batang lintabuang,
Salodang ambiak ka nyiru,
Nan satitiak jadikan lawik,
Nan sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi guru”
10 Semangat Syu’ubiyah Suku ndak dapek diasak, gala ndak
Kebangsaan (kebangsaan) dapek dialiah, kampuang ndak
dapek dituka.
11 Cinta Tanah Air Baldatun - Tagak kampuang mamaga
thayyibatun wa kampuang, tagak nagari mamaga
rabbun ghafur nagari
(negeri yang - Hujan ameh di nagari urang, hujan
makmur dalam batu di nagari awak, namun
pemiliharaan dan kampuang takana juo
ampunan Allah)
12 Menghargai Fastabiqul Khairat Kok manang jan manapuak dado,
Prestasi (berkompetisi kok kalah jan manyasa.
dalam kebaikan)
13 Bersahabat/ Ukhuwwah Nan tuo dihormati, nan ketek
Komuniktif (persaudaraan) disayangi, samo gadang dibawo
baiyo
14 Cinta Damai Mahabbah - Kaluak paku kacang balimbiang
(cinta) tampuruang lenggang-lenggangkan
dibao nak urang ka Saruaso, anak
dipangku kamanakan dibimbiang
urang kampuang dipatenggangkan,
jago nagari jan binaso.
- Raso dibawok naiak, pareso
dibawok turun.
15 Gemar Tadarrus Di baliak tatulih ado nan tak tatulih,
Membaca (membaca Alam takambang jadi guru, bumi
tersurat) tabantang tampek diam
Tadabbur
(membaca tersirat)
16 Peduli Ishlah jago nagari jan binaso, jago
Lingkungan (melestarikan, kampuang jan tinggakan.
tidak merusak)
17 Peduli Sosial Ta’awun (tolong- Kaba baiak baimbauan, kaba buruak
menolong) bahambauan
18 Tanggung- Amanah (dapat Tangan mancancang bahu mamikue
jawab dipercaya) Barani karano bana takuik karano
salah;
Pantangan .................
Syarat-syarat nagari
“Basawah baladang,
Basasok bajarami,
Baladang batumpalak,
Balabuah nan golong,
batapian tampek mandi,
Barumah tanggo,
Bakorong bakampuang,
Babalai-balai, bamusajik,
Batanah lapang,
Ba pandam pakuburuan”
Petatah: Petatah:
Adat babarih Manusia adalah makhluk Adat babarih jo balabeh,
babalabeh, yang bermasyarakat Zoon saiyo sakato,
saiyo sakato, Politicon, Aristoteles. sabarek sapikua,
sabarek Dalam saringan sajinjiang,
sapikua, hidupbermasyarakat kita sailia samudiak
saringan perlu prinsip-prinsip ado samo dimakan
sajinjiang hidup ndak ado samodicari
bermasyarakatsesuai
adat.
Pantangan........
Orang Minangkabau
pantang menganggu Petitih:
orang, berbuat onar, Capek tangan ta jambaukan
mencuri dsb. Musuh (mencuri),
tidakdi cari, ketemu Capekkaki la talangkahkan, (Aniaya)
pantang dielakan.
tinggal rencana,
mempunyai sifat pemalas.