Anda di halaman 1dari 3

Tilang

Malam itu Pak Paino sedang pergi jalan-jalan menaiki motornya untuk membeli bakso. Ia
mengendarai motornya melewati Jalan Kenanga yang terang karena sorot lampu jalan.

Akan tetapi, tiba-tiba Pak Paino dikejutkan dengan bunyi peluit dari seorang polisi yang tidak
jauh darinya. Ia merasa sangsi karena pada malam hari biasanya tidak ada razia. Meski demikian,
akhirnya ia menghentikan laju motornya.

Pak Paino memarkirkan motornya di pinggir jalan. Tidak lama berselang polisi yang sama
juga memarkirkan motornya di dekat motor Pak Paino. Dengan raut wajah kesal, Pak Paino bertanya
kepada polisi muda tersebut. “Ada apa, pak? Kenapa saya diberhentikan begini?”, tanya Pak Paino
penasaran dengan perlakukan polisi tersebut.

“Mohon maaf karena telah mengganggu laju kendaraan bapak. Namun, perlu bapak ketahui
bahwa lampu bapak tidak menyala. Ini malam hari, pak. Sangat berbahaya jika bapak tidak
menyalakan lampu motor bapak. Bahkan peraturan baru sekarang saja setiap kendaraan yang
melaju di siang hari harus menyalakan lampu depan”, jelas polisi tersebut.

“Loh, pak. Ini kan Jalan Kenanga. Apa bapak tidak lihat di sini banyak lampu jalan yang
menyala? Untuk apa saya harus menyalakan lampu motor saya? Sudah terang benderang begini,
kok!”, ujar Pak Paino tidak mau kalah. Namun polisi tersebut juga tidak mau kalah begitu saja
dengan argumen Pak Paino. “Tetap saja, pak. Menyalakan lampu motor pada saat berkendara itu
hukumnya wajib”.

Pak Paino jelas merasa tidak terima dengan pernyataan polisi. Namun, tiba-tiba polisi
tersebut justru menunduk dan menarik penutup kecil ban motor Pak Paino. Tentu saja hal tersebut
membuat ban motor Pak Paino kempis. “Kenapa bapak kempesin ban motor saya?”, tanya Pak Paino
panik. “Tidak perlu panik, pak. Di sini banyak angin. Tinggal gunakan saja angin yang ada di sekitar
sini untuk ban motor bapak”.

Polisi tersebut pun meninggalkan Pak Paino dan urung menilangnya. Sementara itu, Pak
Paino menjadi kebingungan karena ban motornya kempis. Pak Paino pun menyesali jawabannya
yang sembarangan. Ia berjanji tidak akan lagi mengulangi hal yang sama.
Keliling Dunia

Sore jam 4, Mada sudah pulang dari sekolah. Siang tadi ia mendapatkan pelajaran Geografi
dari Pak Kautsar yang membahas tentang negara-negara di dunia.

Mada begitu penasaran apakah ibunya sudah pernah mengunjungi negara-negara di dunia
atau belum. Mada mencari ibunya untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran tersebut.

Setelah dicari-cari ternyata ibunya sedang tiduran di atas kasur lantai dalam ruang keluarga.
Ibu Mada nampak begitu sangat mengantuk setelah seharian bekerja. Namun, Mada nampak tidak
memperdulikan hal tersebut. Mada justru bertanya pada ibunya, “Bu, ibu apakah sudah pernah
berkeliling dunia?”. Ibu Mada pun menjawab, “ Ya, sudah pernah”.

Mendengar jawaban ibunya, membuat Mada semakin antusias. “Wow, jadi ibu sudah
pernah pergi ke Inggris?”, tanya Mada lagi. Ibu Mada langsung menjawab, “Ya, sudah pernah”. Mada
kembali berdecak kagum. Ia semakin antusias dengan persoalan keliling dunia ibunya. “Ibu sudah
pernah ke Korea Selatan? Perancis? Afrika Selatan? Zimbabwe?”, tanya Mada dengan mata berbinar.

Merasa kesal dengan pertanyaan putrinya yang terus berlanjut, akhirnya ibu Mada pun naik
pitam. Ia langsung beranjak dan memaki Mada. “Sudah, pergi sana. Mandi, ganti baju dan makan!”,
teriak ibu Mada. “Tapi, aku masih ingin tahu”, jawab Mada memelas.

“Ibu sudah pernah keliling dunia. Ibu sudah pernah menginjak Perancis, Afrika Selatan, Korea
Selatan, Zimbabwe bahkan Korea Utara sekalipun. Yang belum pernah ibu injak adalah mulut
cerewetmu saja. Sekarang cepat lakukan perintah ibu sebelum sapu ijuk melayang!”, maki ibu.

Mendengar hal tersebut, Mada pun segera ngacir pergi melaksanakan perintah ibunya.
Tilang

1. Abstraksi

Malam itu Pak Paino beli bakso naik motor lewat Jalan Kenanga yang terang karena lampu
jalan.

2. Orientasi

Tiba-tiba terdengar suara peluit polisi padahal biasanya tidak ada razia. Pak Paino kaget dan
mengehentikan motornya.

3. Krisis

Polisi memberi tahu tentang lampu harus menyala apalagi malam hari, jika tidak akan
berbahaya. Pak paino mengelak bahwa disana sudah terang dengan banyak lampu jalan.

4. Reaksi

Pak Paiono tidak terima saat beragumen dengan Pak Polisi , lalu ban motornya dikempaskan.
polisi karena disana banyak angin untuk isi ban Pak paino.

5. Koda

Polisi meninggalkan Pak Paino yang bingung dan menyesal, ia berjanji tidak mengulangi hal
yang sama.

Keliling Dunia

1. Abstraksi

Jam 4 sore Mada pulang sekolah setelah belajar Geografi tentang negara-negara di dunia.

2. Orientasi

Ia penasaran dan bertanya ke ibunya apakah sudah pernah keluar negeri.

3. Krisis

Mada terus bertanya padahal ibunya sedang tiduran dan dipaksa bangun.

4. Reaksi

Ibu kesal dan mengancam agar cepat mandi, ganti baju, dan makan sebelum dilempar
dengan sapu ijuk.

5. Koda

Mada langsung melaksanakan perintah ibunya.

Anda mungkin juga menyukai