Anda di halaman 1dari 3

Contoh Karangan Deskripsi

Jalan Jalan Ke Pasar


Hari ini adalah hari minggu, jadi pagi-pagi aku nggak usah berangkat ke sekolah. Aku dan Mama berencana untuk memasak masakan favoritku yaitu capcai. Untuk mendapatkan bahan-bahannya kami harus ke pasar pagi, dan aku berencana ikut mama ke pasar pagi. Pasar pagi di daerah tempat aku tinggal terletak di pinggir pelabuhan, untuk menuju ke sana membutuhkan waktu lima menit menggunakan kendaraan bermotor, pagi-pagi pukul tujuh, aku dan Mama berangkat ke pasar pagi menggunakan sepeda motor. Seratus meter mendekati pasar, sudah mulai kelihatan keramaian suatu pasar, di sepanjang jalan menuju pasar dipenuhi kendaraan lalu-lalang, tampak motor berjejer parkir di sebelah kiri jalan, dan sebelum jejeran parkir motor adalah jejeran parkir mobil. Kendaraan memang diparkir diluar area pasar. Setelah memarkir sepeda motor, kami pun berjalan masuk ke pasar. Ketika memasuki pasar pagi, di pinggir jalan ada pedagang yang berjualan dengan membentang terpal, ibu-ibu itu menjual telur penyu, ibu-ibu sebelahnya menjual buah sawo. Di sebrang ibu-ibu berjualn tersebut mulai berjejeran kios, kios pertama menjual buah-buahan, disebelahnya lagi berjejeran kios yang menjual sayur mayur, cabe, wortel dan sebaginya. Pasar pagi itu terdiri dari 2 jalur jalan sepanjang 20 meter. sepanjang jalan, banyak banget orang-orang lalu lalang, ada yang mau belanja, ada yang mau pulang, dan ada juga mobil pengangkut barang milik pedagang yang sedang menurunkan barang dagangannya berupa sayur mayur. Setelah deretan sayur mayur, mulai berjejeran kios-kios yang menjual dagi ayam dan daging sapi. Setelah membeli bahan-bahan untuk membuat capcai, aku dan Mama pu akhirnya pulang. Demikianlah contoh karangan deskripsi, pada karangan di atas tampak si penulis menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana keadaan suatu pasar pagi dikotanya.

Karangan Narasi Non Fiksi

Pengalaman Mengesankan
Ketika bangun pada hari Senin pagi, aku sangat terkejut karena melihat jam di kamar telah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Aku langsung bangun dan menuju ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi tiba-tiba aku terpeleset dan hampir saja mencederaiku. Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sekolah kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa terkejutnya aku, ternyata topiku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada upacara bendera) aku pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai mengambil topi aku kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Tiba-tiba di jalan motorku mogok, setelah diperiksa ternyata bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tempat penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu tidak jauh. Aku membeli satu liter bensin dan langsung tancap gas menuju ke sekolah. Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di lapangan. Upacara hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa berlari menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah. Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru. Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang ada digengaman guru mencabik-cabik rambutku. Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai pekerjaan rumah (PR) dan aku lupa mengerjakan tugas tersebut lalu dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga kali. Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku mengerjakannya jam pelajaran pun habis lalu aku disuruh menulis beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong. Dengan senangnya teman-teman pun bermain di kelas sehingga aku pun merasa terganggu. Aku

menegurnya supaya tidak ribut lagi, ternyata mereka tidak senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal dan tanpa basa-basi lagi aku langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian. Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan masalah tersebut. Aku ceritakan masalah tersebut dan kami pun disuruh untuk bermaaf-maafan. Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut, akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami pun langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku merasa senang karena permasalahan tersebut telah selesai. Aku bercerita tentang kejadian-kejadian yang aku alami di sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai