Anda di halaman 1dari 37

PERENCANAAN

PROGRAM
PROMOTIF DAN
PREVENTIF
KESEHATAN

AULIA AZIZAH, S.K.M.,M.P.H

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN 2021


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan

Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah


meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan pada
hakikatnya adalah upaya yang
PERATURAN MENTERI dilaksanakan oleh semua
KESEHATAN REPUBLIK komponen bangsa Indonesia
INDONESIA yang bertujuan untuk
NOMOR 21 TAHUN 2020 meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan
TENTANG hidup sehat bagi setiap orang
RENCANA STRATEGIS agar terwujud derajat kesehatan
KEMENTERIAN masyarakat yang setinggi-
KESEHATAN tingginya, sebagai investasi
TAHUN 2020-2024 bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi.
Perikemanusiaan yang adil dan beradab
berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa;
Prinsip Dasar
Pembangunan Pemberdayaan dan kemandirian bagi
Kesehatan setiap orang dan masyarakat;

Adil dan merata bagi setiap orang yang


mempunyai hak yang sama;

Pengutamaan upaya dengan


pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit;

Pengutamaan manfaat yang merupakan


bagian dari butir Pancasila sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia.
Promosi
Kesehatan
(Piagam Ottawa)

“Proses pemberdayaan rakyat (individu


dan masyarakat) yang memungkinkan
mereka mampu mengendalikan
determinan-determinan kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya ”.
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

• Perencanaan Promosi Kesehatan sebagai


suatu proses.
• Proses diagnosis penyebab masalah,
penetapan prioritas masalah dan alokasi
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan.
• Oleh sebab itu dalam membuat perencanaan
promosi kesehatan harus terdiri dari
masyarakat, profesional kesehatan dan
promotor kesehatan.
PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NO 43 TAHUN 2019
PERATURAN MENTERI
TENTANG
KESEHATAN REPUBLIK
PUSAT KESEHATAN INDONESIA
MASYARAKAT NOMOR 44 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN
PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT
Perencanaan Sebagai Bagian Dari Siklus Administrasi

PERENCANAAN

IMPLEMENTASI EVALUASI
MENENTUKAN KEBUTUHAN PROMOSI
KESEHATAN
LANGKAH-LANGKAH
a. Diagnosis masalah
DALAM b. Menetapkan Prioritas masalah
PERENCANAAN
PROMOSI KESEHATAN MENGEMBANGKAN KOMPONEN PROMOSI
KESEHATAN

a. Menentukan tujuan promosi kesehatan


b. Menentukan sasaran promosi kesehatan
c. Menentukan isi promosi kesehatan
d. Menentukan metode yang akan digunakan
e. Menentukan media yang akan digunakan
f. Menyusun rencana evaluasi
g. Menyusun jadwal pelaksanaan
Perencanaan Program
Promotif dan Preventif
Kesehatan Gigi dan Mulut

A.
ORAL HEALTH
NEEDS ASSESMENT
(OHNA)
Perencanaan Program Promotif dan Preventif
Kesehatan Gigi dan Mulut
A.
ORAL HEALTH
The oral health of the NEEDS ASSESMENT
whole population and (OHNA)
target resources
towards improving the The process involves establishing
oral health of those at and describing the oral health of
specific risk or in a population, ascertaining their
underserved Didefinisikan pada 2
needs, measuring the capacity of
population subgroups. perspektif:
existing services to meet these
1. the service
needs and where gaps exist,
provider
identify new or alternative ways
2. the service
in which such gaps can be
recipient
prioritised and filled.
ASESMEN
Ditinjau dari:
• An epidemiological
perspective –
membandingkan Oral health needs assessment
incidence/prevalence, (OHNA) is a fundamental
component of Dental Public Asesmen merupakan cara
penyakit spesifik pada salah satu kegiatan
daerah tertentu/ lokal Health practice
pengukuran
• A comparative
perspective – Menurut Chittenden
membandingkan KOMUNITAS
(1994) menyatakan bahwa
pelayanan masing tujuan penilaian
wilayah “assessment purpose”
• A corporate perspective Meningkatkan aktivitas
kesehatan gigi masyarakat dan adalah “keeping track”,
– perbedaan pelayanan checking up, finding out
kesehatan, puskesmas, pelayanan terhadap masalah
kesehatan gigi dan mulut and summming up
RS atau swasta
MENENTUKAN KEBUTUHAN PROMOTIF
DAN PREVENTIF KESEHATAN
MENETAPKAN
PRIORITAS MASALAH
DIAGNOSIS MASALAH • Identifikasi masalah
• Pengumpulan data kesgilut prioritas
(dokumen, langsung ke • Identifikasi penyebab
m a s y, p e t u g a s k e s h d i masalah
lapangan, tokoh Didapatkan prioritas masalah
masyarakat, dsb) promotif, preventif maupun
• cara pengumpulan data : kuratif dari data sebagai dasar
key informant approach, perancangan kegiatan,
community forum approach, kemudian dirancang kegiatan
sample survey approach) pemecahan masalah.
• Penjaringan status
kesehatan gigi dan mulut, dalam menentuka prioritas
kegiatan ini untuk masalah, pertimbangkan: berat
mendapatkan status OHIS, masalah dan akibat yang
DMF-T/def-t, dan CPITN ditimbulkan, per t i m bangan
• Identifikasi masalah dan politis, sumberdaya yg ada di
kegiatan masy
Perencanaan Program
Promotif dan Preventif
Kesehatan Gigi dan Mulut

B.GOAL SETTING
B.GOAL SETTING
GOAL
• Promote oral health and minimize the impact of diseases of
oral and craniofacial origin on general health and psychosocial
development, giving emphasis to promoting oral health in
populations with the greatest burden of such conditions and
diseases.
• Minimize the impact of oral and craniofacial manifestations of
general diseases on individuals and society, and use these
manifestations for early diagnosis, prevention and effective
management of systemic diseases.
Tujuan Promosi Kesehatan dibuat dengan syarat:
v Spesific/fokus
v Dapat diukur/measurable
v Appropriate/ Tepat
v Masuk akal/ Reasonable
v Time bound
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di
Program bidang kesehatan gigi

Promotif b. Memotivasi dan membimbing individu,


masyarakat untuk membiasakan pelihara diri
Kesgilut dalam bidang kesehatan gigi dan mulut bagi
diri sendiri dan keluarganya
Bertujuan c. Dapat menjalankan upaya pencegahan
penyakit gigi dan mulut bagi diri sendiri, dan
keluarganya
d. Dapat mengenal adanya kelainan dalam mulut
sedini mungkin kemudian mencari sarana
pengobatan yang tepat dan benar
Perawatan preventif :
a. Perawatan rutin , yaitu aktivitas pemeliharaan
Program dan perawatan yang dilakukan secara rutin
(setiap hari). Misalnya melakukan sikat gigi
Kesgilut secara teratur pada pagi hari sesudah sarapan
dan sebelum tidur malam.
Bertujuan b. Perawatan periodik, yaitu aktivitas
Preventif pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
dalam jangka waktu tertentu seperti rutin
melakukan pemeriksaan gigi dan mulut ke
pelayanan kesehatan (dokter gigi, puskesmas,
rumah sakit) setiap 6 bulan sekali. Perawatan
seperti ini dapat mendeteksi sedini mungkin
kerusakan–kerusakan, kelainan gigi dan mulut.
Melakukan pembersihan karang gigi, (scalling)
yang dapat menghindari terjadinya kerusakan
jaringan pendukung gigi.
Program v Sikat gigi masal
Kumur-kumur dengan larutan flour
Preventif v
v Pembersihan karang gigi
v Pengolesan flour
v Penumpatan pit dan fissure sealent
Objectives

• Reduce mortality from oral and craniofacial diseases


• Reduce morbidity from oral and craniofacial diseases and
thereby increase the quality of life
• Promote sustainable, priority-driven, policies a n d
programmes in oral health systems that have been derived
from systematic reviews of best practices (i.e. the policies
are evidence-based)
• Develop accessible cost-effective oral health systems for
the prevention and control of oral and craniofacial diseases
using the common risk factor approach
• Integrate oral health promotion and care with other sectors that
influence health
• Develop oral health programmes to improve general health
• Strengthen systems and methods for oral health surveillance, both
processes and outcomes
• Promote social responsibility and ethical practices of care givers
• Reduce disparities in oral health between different socio-economic
groups within countries and inequalities in oral health across
countries
• Increase the number of health care providers who are trained in
accurate epidemiological surveillance of oral diseases and disorders
Sasaran
Sasaran primer
primer
(primary
(primary target)
target)

SASARAN
Sasaran sekunder
Sasaran Promotif (secondary target)
adalah
kelompok orang sehat
agar tetap memiliki gigi
dan mulut
yang sehat
Sasaran tersier
(tertiary target)
Anak pra
Sasaran sekolah
primer
(primary target) Ibu hamil

SASARAN Perokok Traveller


Sasaran preventif adalah
kelompok orang resiko
tingg Homeless
Anak sekolah

Ekonomi
Orang tua
Disability rendah
• pain
• functional disorders
Sasaran primer
• infectious diseases

(primary target)
oro-pharyngeal cancer
• oral manifestations of HIV-infection
SASARAN • trauma
• cranio-facial anomalies
TARGET • dental caries
• developmental anomalies of teeth
• periodontal diseases
• oral mucosal diseases
• salivary gland disorders
• tooth loss
• health care services
• health care information systems
Perencanaan Program
Promotif dan Preventif
Kesehatan Gigi dan Mulut

C. ACTION PLANNING
MEKANISME PERENCANAAN
MANAJEMEN TINGKAT PUSKESMAS (P1)
Mengumpulkan dan Mengolah Data,

PUSKESMAS P1
Mengidentifikasi Masalah Kesehatan dan Prioritas
Pemecahannya, Menentukan Prioritas Masalah
Kesehatan, Membuat Rumusan Masalah, Mencari
Penyebab Masalah Kesehatan, Menetapkan Cara
Pemecahan Masalah, Memasukkan Pemecahan
Masalah ke Dalam Rencana Usulan Kegiatan
(RUK), Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK)
02
PENGUATAN PENGGERAKAN-
P2 PELAKSANAAN (P2)
• Pelaksanaan Kunjungan Rumah
• Pelaksanaan Program Kesehatan
• Penggerakan Melalui Lokakarya Mini

03 PENGAWASAN-PENGENDALIAN-
PENILAIAN (P3)
• Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Melalui
P3 Lokakarya Mini
• Penilaian Melalui Lokakarya Mini
• Penilaian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Kinerja
Puskesmas
Perencanaan Program
Promotif dan Preventif
Kesehatan Gigi dan Mulut

D. EVALUATION
PLANNING
EVALUASI
PROMOSI KESEHATAN

MENGAPA ORANG MELAKUKAN


EVALUASI?

Ingin mengetahui apa yang telah


dilakukan telah berjalan sesuai dengan
rencana, apakah semua masukan yang
diperkirakan sesuai dengan kebutuhan
dan apakah kegiatan yang dilakukan
memberi hasil dan dampak seperti yang
diharapkan
PROSES EVALUASI

MENENTUKAN MENGEMBANGKAN
APA YANG AKAN KERANGKA DAN MERANCANG
DIEVALUASI BATASAN DESAIN (METODE)

MEMBUAT
MELAKUKAN MENYUSUN
KESIMPULAN
PENGAMATAN,
DAN
PENGUKURAN,
RENCANA DAN
PELAPORAN INSTRUMEN
DAN ANALISIS
Stephen Isaac dan
William B.Michael (1981):
9 Bentuk Desain Evaluasi

1. Historikal, dengan merekonstruksi kejadian dimasa lalu


secara objektif dan tepat dikaitkan dengan hipotesis
atau asumsi.

2. Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis


suatu situasi atau hal yang menjadi perhatian secara
faktual dan tepat.

3. Studi perkembangan, menyelidiki pola dan urutan


perkembangan atau perubahan menurut waktu.
4. Studi kasus dan lapangan, meneliti secara intensif latar belakang status sekarang, dan
interaksi lingkungan dari suatu unit sosial, baik perorangan, kelompok, lembaga, atau
masyarakat.
5. Studi korelasional, meneliti sejauh mana variasi dari satu faktor berkaitan dengan
variasi dari satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefesien tertentu.
6. Studi sebab akibat, menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan
mengamati berbagai konsekwensi yang ada dan menggalinya kembali melalui data
untuk faktor menjelaskan penyebabnya.
7. Eksperimen murni, menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan
membuat satu kelompok percobaan atau lebih terpapar akan suatu perlakuan .
8. Eksperimen semu, merupakan cara mendekati eksperimen, tetapi dimana kontrol
tidak ada dan manipulasi tidak bisa dilakukan.
9. Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalaman baru melalui
aplikasi langsung diberbagai kesempatan.
PERTIMBANGAN DALAM
EVALUASI KESEHATAN,
GREEN (1986)

a. evaluasi yang relatif terlalu cepat, sehingga ketika evaluasi


dilakukan upaya atau kegiatan belum menghasilkan apa-apa,
namun setelah ditinggalkan baru tampak pengaruhnya.
b. Sebaliknya dapat juga terjadi ketika evaluasi dilakukan tanpa
hasil yang baik, namun setelah ditinggalkan keadaan kembali
seperti semula.
c. Ini sering terjadi pada kampanye dengan insentif materi, yang
kemudian perubahan menghilang ketika insentif tidak lagi
diberikan
PERTIMBANGAN DALAM
EVALUASI KESEHATAN,
GREEN (1986)

d. Atau kadang-kadang dalam waktu singkat memberi hasil


negatif, misalnya penolakan, tetapi kemudian mengikutinya
juga dengan sukarela.
e. Ada juga perubahan cepat terjadi, tetapi sebenarnya perubahan
itu akan terjadi juga, hanya intervensi yang dilakukan
merupakan penguat atau cambuknya.
f. Yang paling buruk ialah yang menyebabkan keadaan
bertambah buruk. Ini bila suatu kegiatan dihentikan secara
mendadak atau tidak berkelanjutan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai