18
Kelompok 5
drg. Gusti Muhammad Perdana Putra
Team Introduction
1. Prilly Sonya Putri 1811111120022
2. Norsaidah 1811111120018
3. Jailudin Muhammad Akbar 1811111310007
4. Alfina Putri Dianti 1811111320002
5. Rizki Risfiana Putri 1811111320022
6. Syafa Layyina Amalia 1811111220041
7. Rania Nur Faresa 1811111320021
8. Rafi Ahmad Wahyudin 1811111120019
9. Alifhia Riska N. R. Y 1811111120017
10. Indri Indah Tari 1811111120011
11. Maman Diki Wahyudi 1811111210033
12. Siti Raudah 1811111320011
2
TARIF TAMBAL GIGI
Dokter gigi berencana membuka praktek mandiri. Dokter gigi
tersebut menghitung besaran biaya yang akan dikeluarkan dan
perkiraan uang yang akan dia terima selama praktek.
Berdasarkan analisis keuangan maka dokter gigi tersebut bisa
memperhitungkan Fixed cost dan Variable cost sehingga bisa
menentukan Break Even Point biaya yang dikeluarkan. Dokter
gigi tersebut membuat simulasi unit cost apabila melakukan
pelayanan berupa tumpatan dengan bahan GIC dengan
menghitung semua rincian biaya yang diperlukan sehingga
didapatkan besaran tarif dalam pelayanan tumpatan GIC.
Analisis dan Klarifikasi Istilah Asing :
1. Break Even Point : Keadaan keseimbangan antara pengeluaran
dan pendapatan
2. Variable cost : biaya yang dapat berubah tergantung pemasukan
maupun kegiatan
3. Fixed cost : biaya yang pasti dikeluarkan
4. Unit cost : biaya yang dihitung untuk satuan produk pelayanan
yang diperoleh dengan cara membagi biaya total dengan jumlah
produk.
4
Identifikasi Masalah :
1. Apakah ada Standar penentuan tarif & aturan minimum biaya perawataan yang diberikan?
2. Syarat fix cost dan variable cost?
3. Kenapa dokter gigi perlu membuat rincian pembiayan, apa dampak apabila tidak membuat?
4. Bagaimana cara menetukan fixed cost dan variabel cost?
5. Apa saja contoh fixed cost dan variable cost?
6. Bagaimana Rumus penghitungan break even poin?
7. Faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan tarif agar tarif yang diberikan
seimbang?
8. Apa yang membedakan manajemen praktek mandiri dan praktek di RS?
5
Klarifikasi Masalah
1. Perhitungan dan pertimbangan dari diri sendiri. dari unit cost dan break even point,
ada standarisasi dari PDGI.
2. Biaya yang diberikan drg tidak merugikan px dan drg tetap mendapat keuntungan,
Melihat daya beli masyarakat dari daerah sekitar praktik.
3. Untuk mengetahui pembiayan pemasukan serta pengeluaran dari praktek gigi
tersebut agat tidak mengalami kerugian dan dapat membayai semuanya, Agar
dalam dokter menentukan tarif ke pasien sama rata/ obyektif, agar dapat membagi
keuntungan dan pembiayaan untuk gajih karyawan dan biaya sewa ruko.
4. TFC = TC – TVC
5. Gaji perawat sewa gedung, vc: bahan kg
6. BEP Per Unit = Fixed Cost / (Harga Per Unit - Variable Cost Per Unit)
7. Mempertimbangkan gedung tempat praktek, asisten, supplier bahan, tindakan yang
dilakukan drg, apakah pasien mumpuni.
8. Manajemen pribadi jika praktek sepi dokter langsung berdampak, manajemen
rumah sakit jika praktek sepi biasanya dokter tidak terlalu berdampak karena
biasanya rumah sakit menetapkan gajih..
6
Topic Tree
Perencanaan Biaya
Praktek Dokter Gigi
Faktor
Tujuan Komponen Aturan
Mempengaruhi
Cara
Perhitungan
7
Sasaran Belajar
1. Tujuan perencanaan biaya praktek dokter gigi
2. Komponen perencanaan biaya praktek dokter gigi
3. Fixed cost
4. Variabel cost
5. Unit cost
6. Break even point
7. Cara perhitungan
8. Aturan perencanan prakek dokter gigi
9. Faktor yg mempengaruhi perencanan biaya praktek
dokter gigi
8
Tujuan Perencanaan Biaya Praktek Dokter Gigi
Sulistyorini N, Moediarso B. Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda. Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia: 2012; 14(3).
9
Komponen Perencanaan Biaya Praktek Dokter Gigi
Bunga PT. ANALISIS BIAYA SATUAN (UNIT COST) PADA PELAYANAN KESEHATAN UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO DI KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI
TENGAH. Jurnal Katalogis. 2017; 5(5).
10
Fixed Cost
Fixed cost adalah biaya tetap juga diartikan sebagai biaya minimal yang harus
dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat melakukan proses produksi baik berupa
barang ataupun jasa.
Contoh Fixed Cost
╸ Asuransi (Asurance); Biaya berkala berdasarkan kontrak asuransi
╸ Beban bunga (Interest Expenses); Biaya dana yang dipinjamkan keperusahaan oleh
pemberi pinjaman
╸ Biaya Sewa; biaya berkala untuk penggunaan real estat (kantor,pabrik, gudang)
milik orang lain dalam menjalankan operasinya
╸ Gaji; jumlah kompensasi tetap yang dibayarkan kepada karyawan
╸ Utilitas (utility); Seperti biaya listrik, telepon. dll.
11
Biaya tetap (Fixed cost)dibagi lagi menjadi 3 kategori yaitu;
1. Biaya tetap per-satuan adalah biaya yang jumlahnya berubah berbanding terbalik dengan perubahan
volume kegiatan, yang artinyajika semakin tinggi volume kegiatan, maka semakin rendah biaya
satuannya, dan sebaliknya. Contoh biaya tetap per-satuan; biaya overhead, biaya pemasaran tetap,
dsb.
2. Biaya tetap discretionary merupakan biaya tetap yang besarnya ditentukan oleh kebijaksanaan
manajemen puncak, biaya ini ditetapkan setelah mempertimbangkan program dan cara-cara
pelaksanaan program terkait. Contoh biaya tetap discretionary misalnya : biaya penelitian dan
pengembangan, biaya pendidikan dan latihan karyawan, serta biaya promosi dan advertising.
3. Biaya tetap commited adalah serangkaian biaya yang muncul dalam rangka mempertahankan
kapasitas atau kemampuan perusahaan beroperasi baik dalam kegiatan produksi, pemasaran,
maupun administrasi. Contoh biaya tetap commited adalah biaya depresiasi, biaya asuransi, dan gaji
staf ahli
Assegaf AR. Pengaruh Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Terhadap Profitabilitas Pt. Pecel Lele Lela Internasional, Cabang 17, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Jurnal
Ekonomi dan Industri. 2019; 20(1).
12
Tujuan Fixed Cost
╸ Pemotongan mendadak anggaran biaya tetap ini diharapkan tidak sampai mengurangi kualitas
tujuan yang ingin dicapaui perusahaan.
╸ Biaya tetap yang telah ditentukan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga agar perusahaan
tetap mampu menjalankan kegiatannya dalam kapasitas minimal. Biaya ini tetap dikeluarkan
seandainya perusahaan berhenti beroperasi karena bangkrut.
13
Syarat Fixed Cost
╸ Untuk mengetahui biaya itu berperilaku sebagai fixed cost atau variable
cost, maka meletakkan sudut pandang kita pertama kali pada biaya yang
akan dikeluarkan terkait dengan level of activity or volume of product-
nya. Kemudian biaya dimanipulasi dan dilihat hasilnya berkaitan
dengan cost driver dalam beberapa variasi atau simulasi (bisa dinaikkan
atau diturunkan).
╸ Dari manipulasi dapat diketahui hasilnya, apabila total biayanya tidak
berubah, maka dikatakan biaya itu berperilaku sebagai fixed cost.
Namun apabila hasil manipulasi itu diketahui bahwa total biaya yang
dikeluarkan akan berubah seiring dengan perubahan jumlah produk
yang dihasilkan, maka dikatakan sebagai variable cost
(Kurniawan D. Analisis Perilaku Biaya: Suatu Studi Komparasi Konsep Teoretis Dan Praktik Pada Biaya Produksi (Manufacturing Cost). Jurnal Substansi. 2017; 1(1)). 14
Manfaat Fixed Cost
Biaya mampu memberikan masukan bagi manajemen dalam proses estimasi biaya produksi.
Analisis perilaku biaya dapat digunakan sebagai salah satu perangkat bagi manajemen untuk
memprediksi biaya yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang, menentukan besaran
skema biaya beserta pendapatan, serta melakukan analisis sensitivitas. Agar tercipta analisis
perilaku biaya yang andal, terlebih dahulu setiap biaya harus diidentifikasi, dipilah, dan
dikelompokkan kedalam unsur biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
Yuni S, Sartika D,Fionasari D. 2021. Oanalysis of cost behavior against fixed cost. Research In Accounting Journal. 1(2): 247-253.
15
Variabel Cost
Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan tingkat
perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung.
Biaya variabel dibagi menjadi:
a. Biaya variabel enjiner (engineered variable cost) Merupakan biaya variabel yang memiliki
hubungan fisik tertentu dengan jumlah volume yang dihasilkan dari produksi. contoh biaya bahan
baku yang dimasukkan ke proses produksi memiliki hubungan erat dengan output yang dihasilkan
b. Biaya variabel diskresioneri (discretionary variable cost) Merupakan biaya variabel yang
masukan dan keluarannya sebanding dan sifatnya sesuai dengan kebijakan manajemen,
perubahannya bertingkat jadi jika keluaran berubah maka masukan akan berubah sebanding
dengan perubahan keluaran tersebut, contoh biaya komisi bagi tenaga penjualan yang sudah
ditentukan sebesar prosentase tertentu dari penjualan dan jumlah akan berubah sesuai dengan
kebijakan manajemen.
16
Unit Cost
18
Tujuan Unit cost
• Untuk menyusun besarnya anggaran suatu program pelayanan
• Untuk mengetahui besarnya biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk baik
berupa barang atau jasa.
• Menilai efisiensi dalam anggaran
• Untuk mendapatkan informasi mengetahui perencanaan anggaran
• Pengendalian biaya
• Penetapan harga
• Penetapan subsidi
• Membantu pengambilan keputusan
• Efisiensi dan kinerja setiap instalasi, poli maupun komponen dalam proses pelayanan di institusi penyedia
pelayanan kesehatan dapat di monitor dengan baik
(Damayanti, 2017)
19
Break Event Point
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam
operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu
keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya
menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan
menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi
biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan
antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan
tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal
sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh
20
Kekurangan BEP
Kelemahan Analisis Break Event Point :
• Asumsi menyatakan harga jual konstan, kenyataannya harganya kadang harus
berubah sesuai dengan kekuatan permintaan pasar
• Asumsi terhadap penggolongan biaya tetap dan biaya variabel juga
mengandung kelemahan.
• Biaya tetap tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas
• Biaya variable tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume
2. Variable cost :
Biaya bahan : taksiran pemakaian = …..
Assegaf, 2019)
22
3. Break Event Point
23
(Assegaf, 2019)
Aturan Perencanaan Praktek Dokter Gigi
Tertulis dalam Konsil Kedokteran Indonesia Bab III Standar Kompetensi Dokter Gigi
Indonesia,
Domain I : Profesionalisme
1.3 “Memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum yang berkaitan dengan
praktik kedokteran gigi.”
(Sulistyorini, 2012)
25
Daftar Pustaka
Assegaf AR. Pengaruh Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Terhadap Profitabilitas Pt. Pecel Lele Lela Internasional, Cabang 17, Tanjung Barat, Jakarta
Selatan. Jurnal Ekonomi dan Industri. 2019; 20 (1).
Aziz .2012. Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga.Jakarta : Depkes. Hal. 9-18.
Bunga PT. ANALISIS BIAYA SATUAN (UNIT COST) PADA PELAYANAN KESEHATAN UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TORA BELO DI KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Jurnal Katalogis. 2017; 5(5).
Choiriyah VU, Dzulkirom M. AR, Hidayat RR. 2016. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Penjualan pada Tingkat Laba yang
Diharapkan. Jurnal Administrasi Bisnis. 35(1).
Damayanti, T. Analisis Unit Cost Sectio Caesaria dengan Metode Activity Based Costing di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta. Jurnal
Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit. 2017; 6(1): p. 16.
Konsil Kedokteran Indonesia. 2016. Pedoman Praktik Dokter dan Dokter Gigi di Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia
Kurniawan D. Analisis Perilaku Biaya: Suatu Studi Komparasi Konsep Teoretis Dan Praktik Pada Biaya Produksi (Manufacturing Cost). Jurnal
Substansi. 2017; 1(1)).
Sulistyorini N, Moediarso B. Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda. Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia. 2012;
14(3): 65
Sumiati, Witcahyo E, Ramani A. Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Metode Activity Based Costing (ABC) di Poliklinik Jantung RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia. 2019 ;4(2)
Yuni S, Sartika D,Fionasari D. 2021. Oanalysis of cost behavior against fixed cost. Research In Accounting Journal. 1(2): 247-253. 26